BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi perubahan baik ilmu pengetahuan,
tehnologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan
profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin meningkat. Keperawatan sebagai
profesi dan perawat sebagai tenaga professional juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara
mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam
mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan
back bone untuk mencapai target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan
karena perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama
24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis terdepan dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme
perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Perawat profesional yang
saat ini diakui di Indonesia dimulaui dari lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat.
Sehingga pada tahun 2010 diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah
lulusan S-1 keperawatan dan jenjang lebih tinggi.
Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS beranjak dari
kepentingan profesi untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat mempunyai kompetensi tertentu dalam
memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang bemutu mengingat
perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama mendampingi pasien. Dengan dijaminnya
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki, maka akan berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan
ditetapkannya kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen,
seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Penetapan
dan
penyelenggaraan
jenjang
karir
perawat
untuk
menjamin
pemberian
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengembangan Sistem
dapat berarti
untuk
menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yg telah ada.
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensinya. Salah satu
upayanya adalah pengembangan standard kompetensi, jenjang karir, dan sistem reward. Karir
diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan di RS adalah :
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana dirubah dengan UU
No. 49 tahun 1999;
2. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. UU RI No. 22 tahun 2000, tentang Otonomi Daerah.
4. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
5. PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan.
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya.
Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat, maka tiap perawat dapat
fokus memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan kompetensinya, hubungan kerja
disesuaikan dengan jenjang karirnya, pengembangan dan peningkatan karir serta sistem
penghargaan sesuai kinerja berdasakan jenjang karir.
dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-IV, atau Ners Spesialis
Konsultan dengan pengalaman kerja 0 tahun.
5. Perawat Klinik V (PK V) Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan
pengalaman kerja 4 tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun,
dan memiliki sertifikat PK-V.
Bagan I.
Integrasi Penjenjangan antara Perawat Klinik, Manajer, Pendidik dan Riset
L. V
L. IV
L. III
L. II
L. I
PK. V
PK. IV
PK. III
PK. II
PK I
PM. IV
PM. III
PM. II
PM. I
PP. III
PP. II
PP. I
PR. II
PR. I
Keterangan ;
L = Level
PP = Perawat Pendidik
PK = Perawat Klinik
PR = Perawat Riset
PM = Perawat Manajerial
Untuk Level I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi perawatan dasar.
Sedangkan Level II termasuk perawatan dasar dengan kompetensi lanjutan yang merupakan
dasar spesialistik sesuai lingkup area. Mulai Level III termasuk perawat spesialistik dengan
kompetensi meliputi :
1. Perawat Medikal
2. Perawat Bedah
3. Perawat Anak
4. Perawat Maternitas
5. Perawat ICU/CCU
6. Perawat Gawat Darurat
7. Perawat Gerontik
8. Perawat Kesehatan
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
difokuskan untuk perawat klinik. Proses pelaksanaannya dibagi dalam empat tahap, sebagai
berikut :
1. Tahap 1 : Pendaftaran
Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar pada pusat
pengembangan SDM Keperawatan RS.
Persyaratan pendaftaran :
a. Surat keterangan lulus masa orientasi.
b. Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar.
c. Mengisi formulir pendaftaran
Setelah mendaftar akan menerima kartu pengenal peserta jenjang karir dan penetapan
pembimbing klinik. Kemudian pembimbing klinik akan memberikan berkas yang berisi kegiatan
yang harus diikuti dan penilaian-penilaian yang harus dicapai.
2. Tahap 2 : Proses Pemenuhan Kompetensi
Perawat peserta jenjang karir harus memenuhi hal-hal berikut :
a. Pendidikan Formal Keperawatan
Pendidikan formal keperawatan yang diakui sebagai perawat profesional minimal NersSarjana Keperawatan (Ns-Skep) pada tahun 2010. Perawat lulusan D III Keperawatan dapat
mencapai jenjang PK III. Perawat lulusan Sarjana Keperawatan dapat mencapai jenjang PK IV.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan dapat mencapai jenjang PK V.
b. Lama Bekerja di klinik
Perawat lulusan D III Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa
orientasi 1 tahun. Setelah 4 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang ke PK II,
jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan. Setelah 4 tahun sebagai PK II, jika memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan dapat naik menjadi PK III. Selanjutnya untuk naik ke PK IV
tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal NersSarjana Keperawatan (Ns Skep).
Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana Keperawatan dapat ditetapkan
sebagai PK I setelah lulus masa orientasi selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat
mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan.
Setelah 2 tahun sebagai PK II dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK III, dan demikian
pula ke PK IV, jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya untuk naik ke PK V,
tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal
Magister/S2/Sp. Keperawatan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki pengalaman klinik
maka dapat menjadi PK I setelah lulus masa orientasi selama 3 bulan. Setelah 1 tahun
menjadiPK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V,
jika memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki pengalaman klinik, maka
pengalaman klinik dan kemampuan kompetensi yang dimiliki akan diperhitungkan untuk
menetapkan jenjang karirnya.
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus mendapatkan rekomendasi
dari :
1) Atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang memenuhi syarat untuk uji
kenaikan jenjang karir minimal B.
2) Teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat dengan tim kerja dalam
penyelenggaraan asuhan keperawatan (sesuai dengan formulir yang ditetapkan).
3) Pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi tentang aktifitas yang harus
dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan jenjang karir.
4) Klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji kompetensinya diharapakan
tidak ada komplain dari klien atau keluarga.
d. Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus memenuhi sejumlah SKP
(Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang
Keperawatan bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.
Bidang keperawatan dan Diklat RS menelaah dan menilai keabsahan dan kelengkapan dokumen.
Kemudian menetapkan jenjang karir yang akan diuji
b. Ujian tertulis
ujian tertulis diselenggarakan untuk semua jenjang. Materi yang akan diuji sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai
c. Ujian praktek
Ujian praktik diselenggarakan jika telah terpenuhi kelengkapan dokumen dan lulus ujian tertulis.
langkah-langkah ujian praktik adalah sebagai berikut :
1) Persiapan uji kompetensi
2) Pelaksanaan uji kompetensi
3) Penetapan hasil uji kompetensi
4. Tahap 4 : Penetapan Jenjang Karir Yang Baru
Bidang keperawatan dan Diklat RS mengirimkan berkas-berkas ke bagian personalia.
Selanjutnya disiapkan surat keputusan, Surat Keputusan untuk PK I III ditandatangani oleh
Direktur. Selanjutnya dilaksanakan penyesuaian pekerjaaan dan sistem penghargaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensinya. Salah satu
upayanya adalah pengembangan standard kompetensi, jenjang karir, dann sistem reward. Karir
diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.
B. Saran
Agar kompetensi tenaga perawat bisa meningkat perlu upaya pengembangan mutu sumber daya
manusia (SDM) perawat melalui pendidikan, pelatihan, dll.
1. A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan di rumah sakit dan merupakan
komponen yang menentukan kualitas baik buruknya pelayanan suatu rumah sakit.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah sakit ditentukan oleh 3 komponen utama
yaitu : jens pelayanan keperawatan yang diberikan, sumber daya manusia perawat sebagai
pemberi pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberi pelayanan. Jenis pelayanan
keperawatan di rumah sakit terdiri dari pelayanan keperawatan umum atau dasar serta pelayanan
spesialis atau lanjut. Untuk penyelenggaraannya diperlukan standar pelayanan, pendekatan
proses keperawatan serta indikator mutu pelayanan sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Pelayanan bermutu memerlukan tenaga professional yang didukung oleh factor internal antara
lain motivasi untuk mengembangkan karir professional dan tutjuan pribadinya maupun factor
ekternal, anatara lain kebijakan organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, sistem penugasan
dan pembinaan.
Proporsi tenaga perawat di RSUD Ungaran mencapai 50-60% dari jumlah tenaga kesehatan yang
ada. Dari kualifikasi pendidikan terdapat beberapa kategori tenaga perawat yaitu terdiri dari :
SPK,DIII, S1/Ners.
Pada saat ini, system pengembangan jenjang karier dalam konteks system penghargaan bagi
perawat sudah dikembangkan untuk PNS di RSUD Ungaran melalui jabatan fugsional perawat
yang ditetapkan berdasarkan SK MENPAN No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsinal perawat dan angka kreditnya, walaupun belum sepenuhnya berbasis kompetensi.
Dengan adanya system jenjang karier professional perawat diharapkan kinerja perawat semakin
meningkat sehingga mutu pelayanan keperawatan juga meningkat. Akan tetapi pengembangan
karier perawat yang ada sekarang lebih menekankan pada posisi / jabatan baik structural maupun
fungsinal (job career) sedangkan jenjang karier professional berfokus pada pengembangan
jenjang karier professional yang sifatnya individual. Untuk itu perlu dikembangkan jenjang
karier professional bagi perawat yang bekerja di RSUD Ungaran dan buku pedomanya. Pedoman
ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan Komite Keperawatan dalam upaya
mengembangkan jenjang karier dalam konteks system penghargaan bagi perawat RSUD
Ungaran .
1. B. TUJUAN
1. 1. Tujuan Umum
Meningkatkan professionalisme dan akuntabilitas perawat klinik yang bekerja di RSUD Ungaran
terhadap masyarakat
1. 2. Tujuan Khusus
a) Adanya persamaan persepsi berbagai pihak tentang system pengembangan karir professional
perawat klinik di RSUD Ungaran.
b) Adanya system jenjang karir professional perawat dalam konteks system penghargaan bagi
perawat klinik di RSUD Ungaran.
c) Sebagai pedoman Komite Keperawatan dalam mengengembangan pola karir professional
perawat klinik di RSUD Ungaran.
1. C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup system jenjang karier professional perawat di RSUD Ungaran adalah
yaitu :
1. Perawat Klinik (PK) yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung pada
klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan keperawatan disarana
kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah, tingkat menengah maupun tingkat atas.
1. Prinsip Pengembangan
1. Kualifikasi
Kualifikasi dimulai dari perawat dengan Pendidikan DIII Keperawatan.
1. Penjenjangan
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.yang akuntabel dan etis sesuai dengan batasan kewenangan praktik dan
kompleksitas masalah klien.
1. Penerapan asuhan keperawatan.
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatanlangsung sesuai standar
praktik dank ode etik.
1. Kesempatan yang sama
Setiap perawat klinik yang bekerja di RSUD Ungaran mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan karir sampai jenjang karir professional tertinggi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
1. Standar profesi.
Perawat yang bekerja di RSUD Ungaran dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada
standart praktek dank ode etik keperawatan.
Perawat lulusan Ners dengan pengalaman keja 9 tahun atau Ners Specialis dengan pengalaman
kerja 2 tahun dan memiliki sertifikat PK IV. UNTUK Ners Konsultan dengan pengalaman kerja
0 tahun.
1. Perawat Klinik V (expert)
Perawat klinik V adalah ners specialis dengan pengalaman kerja 4 tahun atau ners specialis
konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun dan memiliki sertivikat PK V.
1. Penjenjangan Karir Professional Perawat Manajer
1. Perawat Manajer I
2. Perawat Manajer II
3. Perawat Manajer III
4. Perawat Manajer IV
5. Perawat Manajer V
1. E.
1. F. SERTIFIKASI
Program sertifikasi dilaksanakan oleh organisasi PPNI. Dalam masa transisi sebelum terbentuk
konsil keperawatan Indonesia, uji sertifikasi dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) yang terdiri dari unsure PPNI dan stakeholders terkait.
1. G. REMUNERASI
Agar jenjang karir dapat dilaksanakansecara optimal harus didukung oleh system remunerasi.
Setiap kenaikan dari satu jenjang karir ke jenjag karir lebih tinggi perlu dikuti dengan pemberian
remunerasi sesuai dengan kinerja pada setiap jenjang.
1. I.
MASA PERALIHAN
8. Pendidikan formal bagi yang mau dan mampu sesuai dengan persiapan jenjang karir PK
yang lebih tinggi.
1. J.
PENUTUP
Hal hal yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja ini akan diatur kemudian.
dalam kelas minimal 6 jam dalam satu minggu di samping menjalankan tugas sebagai seorang
manajer sekolah. Begitu juga ketika masa tugas tambahan berakhir maka statusnya kembali
menjadi guru murni dan kembali mengajar di sekolah.
Bila gambaran ini diterapkan di rumah sakit kepada perawat, maka setiap perawat memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi ketua team, kepala ruang atau supervisor. Cukup seorang
kepala ruang memiliki masa kerja empat tahun, bisa diperpanjang satu periode di ruang yang
sama, setelah dua periode tapi kompetensinya tetap baik, bisa dipindah ke ruang lain tapi tetap
sebagai kepala ruang. Atau bahkan menjadi supervisor, atau menjadi ketua team atau menjadi
perawat pelaksana biasa.
Ini mungkin hanyalah wacana yang memunculkan pro dan kontra. Penentangan pertama jelas
dari mereka yang merasa senior. Karena mereka merasa tidak pantas lagi kalau harus masuk shift
sore dan shift malam ketika menjadi perawat pelaksana.
Kondisi ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan cara atmosfer pembelajaran tetap diciptakan,
kesadaran sebagai perawat dipertahankan. Orang yang memiliki kompetensi manajerial baik dan
diakui betul oleh komunitasnya, mengapa tidak dipertahankan sebagai kepala ruang dan mungkin
hanya dipindahkan ke ruang lain. Dan kalau toh dengan terpaksa harus menjadi perawat
pelaksana lagi, itupun harus disadari betul, karena memang pasien kita membutuhkan waktu 24
jam mendapatkan perawatan. Tidak senior tidak yunior, kalau kita menyadari posisi kita sebagai
perawat, konsekuensi itu musti harus diterima.
Dengan wacana Jenjang Karir Perawat yang dicanangkan PPNI (PK1, PK2, PK3, PK4) bila
diterapkan betul, niscaya akan mampu membawa kualitas perawat menuju kepada arah yang
ideal, membawa kompetisi ke arah yang baik dan membangkitkan semangat perawat untuk
selalu berpacu meningkatkan kompetensinya.
TEORI JENJANG KARIR PERAWAT
Patricia Benner (1984)
Teori From Novice To Expert yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi
dari Model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori
From
Novice
to
Expert
menjelaskan
tingkat/tahap
akuisisi
peran
dan
perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent,
(4) proficient, dan (5) expert. Penjelasan dari kelima tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Novice
Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang tanpa
latar belakang pengalaman pada situasinya. Perintah yang jelas dan atribut yang
obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. Di sini sulit untuk melihat
situasi yang relevan dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan untuk
mahasiswa keperawatan.
b.
Advance Beginner
Advance Beginner dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang menunjukkan
penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata. Advance
beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi.
Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada
penyelesaian tugas. Advance beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar
untuk melakukan manajemen asuhan pada pasien. Benner menempatkan perawat
yang baru lulus pada tahap ini.
c.
Competent
Advance beginner akan menjadi competent setelah menyelesaikan pembelajaran
praktik dalam situasi yang nyata. Tahap competent dari Model Dreyfus ditandai
dengan
kemampuan
mempertimbangkan
dan
membuat
perencanaan
yang
diperlukan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan. Tahap competent
ditandai dengan konsisten dan kemampuan memprediksi serta manajemen waktu.
Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon
pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.
d.
Proficient
Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan
yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon
keterampilan
dari
situasi
yang
dikembangkan.
Proficient
akan
menunjukan
Expert
b.
c.
d.
b.
c.
d.
e.
3.
Benner (84) dan Swansburg (2000), yang menetapkan empat jalur karir, meliputi
perawat klinik, manajemen, pendidik dan peneliti. Namun demikian, konsep
pengembangan karir selanjutnya diarahkan pada lima career pathways yang
meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.