Anda di halaman 1dari 2

A.

LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa yaitu adanya gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi,
pikiran, perilaku,perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik diri, dan persepsi
sehingga mengganggu dalam proses hidup di masyarakat dan timbulah perasaan
tertekan. Hal ini ditandai dengan menurunnya kondisi fisik akibat gagalnya
pencapaian sebuah keinginan. Perasaan tertekan atau depresi akibat gagalnya
seseorang dalam memenuhi sebuah tuntutan (Nasir & Muhith, 2011).
Halusinasi merupakan pengalaman pancaindera tanpa ada rangsangan (stimulus)
dari luar, gangguan sensori ini meliputi seluruh pancaindra, halusinasi merupakan
salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori serta
merasakan sensasi palsu berupa pengelihatan pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada (Yusuf, Rizky, & Nihayati, 2015).
Di Indonesia peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa cukup banyak hal ini
dikarenakan dari berbagai aspek misalnya keadaan ekonomi yang rendah, konflik
yang sering terjadi, atau bencana yang terjadi dimana-mana. Berbagai aspek masalah
tersebut muncul diperkirakan terjadi penderita gangguan jiwa sebanyak 2-3%. Dilihat
dari sejarah terdahulu penanganan pasien gangguan jiwa dengan cara dipasung,
dirantai atau di ikat kuat-kuat lalu ditempatkan tersendiri ditempat yang jauh bahkan
dihutan bila gangguan jiwanya berat. Apabila pasien gangguan jiwanya tidak
berbahaya dibiarkan berkeliaran di jalan mencari makan sendiri dan menjadi tontonan
serta gunjingan masyarakat umum (Direja, 2011).
Dampak yang dirasakan oleh keluarga dengan adanya anggota keluarga
mengalami halusinasi adalah tingginya beban ekonomi, beban emosi keluarga, stress
terhadap perilaku pasien yang terganggu, gangguan dalam melaksanakan kegiatan
rumah tangga sehari-hari dan keterbatasan melakukan aktifitas. Beban sosial ekonomi
diantaranya adalah gangguan dalam hubungan keluarga , keterbatasan melakukan
aktifitas sosial, pekerjaan, dan hobi , kesulitan finansial, dan dampak negatif terhadap
kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis seperti
perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat sekitar, stress
menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat perubahan pola interaksi dalam
keluarga (Ngadiran, 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut, kelompok kami tertarik untuk melakukan
pengelolaan kasus asuhan keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Tn. D dengan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan Di
Ruang Anggrek Rumah Sakit Jiwa Medistra ”.

DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hidayat, A. A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:


Salemba medika.

Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, “Buku Saku Keperawatan Jiwa”, Jakarta. EGC.1995

Ngandiran , Antonius, (2010) Analisis Fenomelogi tentang pengalam keluarga , beban dan sumber
dukungan keluarga dalam merawat klien dengan halusisnasi . Jakarta: Universitas Indonesi

Anda mungkin juga menyukai