Disusun oleh :
KELOMPOK 9
Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Hal yang terpenting, sistem
limfatik dapat mengakut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari
jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi langsung ke
dalam kapiler darah. Pengembalian protein ke dalam darah dari ruang
interstitial ini merupakan fungsi yang penting dan tanpa adanya fungsi
tersebut, kita akan meninggal dalam waktu 24 jam. Pada dasarnya seluruh
pembuluh limfe dari bagian bawah tubuh pada akhirnya akan bermuara ke
duktus torasikus, yang selanjutnya bermuara ke dalam sistem darah vena pada
pertemuan antara vena jugularis interna kiri dan vena subklavia kiri.
Cairan limfe berasal dari cairan interstisial yang mengalir ke dalam sistem
limfatik. Oleh karena itu, cairan limfe yang memasuki pembuluh limfe
terminal mempunyai komposisi yang hampir sama dengan komposisi cairan
intertisial. Sistem juga merupakan salah satu jalur utama untuk absorbsi zat
nutrisi dari saluran cerna, terutama untuk absorpsi hampir semua lemak tubuh.
Stelah menyantap makanan berlemak, cairan limfe di dalam duktus torasikus
kadang kadang mengadung 1-2% lemak.
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen
( misalnya bakteri, virus, fungi, protozoa, dan parasit ) yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal
umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini
disebabkan tubuh manusia memiliki suatu ruang sistem yang disebut sistem
imun yang dilindungi tubuh.
Salah satu organ yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh yaitu
limpa. Limpa merupakan organ terbesar dalam tubuh. Fungsi pertahanan yang
dilakukan limpa adalah melalui pembersihan darah yang difasilitasi makrofag
yang terdapat pada sinusoid. Selain itu, limpa juga merupakan tempat pertama
terjadinya respon imun humoral terhadap patogen yang menular melalui
darah. Apabila terjadi kelainan pada limpa akan menyebabkan gangguan pada
sistem pertahanan tubuh salah satunya dapat timbul suatu penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Gangguan apa saja yang terjadi pada sistem limfatik ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit pada sistem limfatik ?
3. Apa saja asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan
gangguan sistem limfatik ?
PEMBAHASAN
1.1 Sistem Limfa
Sistem Limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat dimana cairan
dapat mengalir dari ruang interstisial kedalam darah. Sistem limfatik dapat
mengangkut protein dan zat-zat yang berpartikel besar keluar dari ruang
jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorbsi langsung
kedalam kapiler darah.
Hampir diseluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfe yang
mengalirkan cairan secara langsung dari ruang interstisial kecuali bagian
permukaan kulit, sitem saraf pusat, endomysium otot, dan tulang tetapi
jaringan tersebut mempunyai pembuluh interstisial kecil yang disebut saluran
paralimpatik yang dapat dialiri oleh cairan interstisial yang pada akhirnya
cairan ini mengalir kedalam pembuluh limfe atau pada otak, mengalir pada
cairan cerebrospinal dan kemudian langsung kembali kedalam darah.
Seluruh pembuluh limfe dari bagian bawah tubuh pada akhirnya akan
bermuara ke ductus torasikus, yang selanjutnya bermuara kedalam sistem darah
vena pada pertemuan antara vena jugularis interna kiri dan subklavia kiri
[CITATION Guy07 \p 199 \l 1033 ].
Pembuluh limfatik membawa getah bening ke dan melalui kelenjar getah
bening, kelompok struktur berukuran kacang yang terletak terutama di leher,
aksila, dada, perut, panggul, dan selangkangan. Kelenjar getah bening
mengandung limfosit dan makrofag, sel pertahanan imun khusus, yang
menjebak, menghancurkan, dan menghilangkan mikroorganisme menular,
puing-puing seluler, dan sel kanker. Amandel, kelenjar thymus, dan limpa
adalah struktur limfatik aksesori.
Sebagian besar cairan limfatik bersirkulasi dengan bantuan kontraksi otot
skeletal dan dikembalikan ke sirkulasi vena melalui salah satu dari dua saluran.
Duktus toraks, terletak di rongga perut posterior, mengumpulkan getah bening
dari seluruh area tubuh kecuali yang bersirkulasi di atas diafragma kanan dan
menyimpan cairan ke vena subklavia kiri. Saluran limfatik kanan
mengembalikan getah bening dari sisi kanan kepala, leher, dada, dan lengan
kanan dan mengosongkannya ke vena subklavia kanan. [CITATION Int \p
448 \l 1057 ]
1.2 Gangguan Sistem Limfa
A. Limfoma
1) Definisi Limfoma
Limfoma adalah neoplasma ganas atau tumor yang berada
dijaringan limfoid primer (timus dan sumsum tulang) atau jaringan
sekunder (nodus limpa, tonsil, dan jaringan limfoid usus) yang bersifat
padat atau solid yang dapat menyebar secara sistemik [CITATION
Bla145 \p 956 \l 1033 ]. Limfoma di klasifikasikan menjadi 2 kategori
besar, yaitu penyakit Hodgkin (Hodgkin disease-HD) dan limfoma non-
Hodgkin (LNH) atau non-Hodgkin lymphomas (NHL) [CITATION
Bak061 \p 192 \l 1033 ].
Limfoma adalah istilah yang digunakan untuk berbagai macam tipe
kanker darah dalam sistem limfatik yang menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjar getah bening. Limfoma disebabkan oleh limfosit B
atau T yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal menjaga daya
tahan tubuh untuk menangkal infeksi bakteri, jamur, parasite dan virus
menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau
hidup lebih lama dari biasanya [CITATION Kem15 \p 1 \l 1033 ].
Jadi dapat disimpulkan bahwa limfoma merupakan neoplasma
ganas sebagai akibat dari berproliferasinya limfosit B atau T (yaitu
leukosit yang melindungi tubuh dari berbagai bakteri, jamur, parasite
dan virus) yang berada dijaringan limfoid primer atau jaringan
sekunder.
2) Klasifikasi Limfoma
a. Penyakit Hodgkin (Hodgkin disease-HD)
Etiologi
Meskipun penyebab limfoma Hodgkin masih belum diketahui
jelas, tetapi bukti tidak langsung mengindikasikan virus
merupakan penyebab dari penyakit ini.
- Epstein-Barr virus (EBV) merupakan virus yang
dipercaya menjadi penyebab penyakit Hodgkin. Hasil
dokumentasi menunjukkan bahwa EBV sering menyerang
pada klien yang telah menerima transplantasi organ serta
klien dengan penyakit defisiensi imun.
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa predisposisi
genetic dapat menyebabkan penyakit Hodgkin.
[CITATION Bla145 \p 957 \l 1033 ]
- Insiden penyakit Hodkin meningkat diantara pasien yang
terinfeksi HIV [CITATION Lew14 \p 669 \l 1033 ].
Manifestasi klinis
Klasifikasi Stadium
Stadium I Keterlibatan area nodus limfe tunggal atau struktur
limfoid (misalnya limpa, timus, dan cincin
Waldeyer). Maksudnya, penyakit terbatas dalam
satu nodus dan struktur disekitarnya.
Stadium II Keterlibatan dua atau lebih area nodus limfe pada
sisi diafragma yang sama (misalnya mediastinum
adalah tempat tunggal, nodus limfe hilar adalah
lateral). Maksudnya penyakit melibatkan lebih dari
dari satu nodus atau kelompok nodus tetapi masih
Gambar 5. Stadium pada penyakit Non Hodgkin sumber Lewis
2014 terbatas pada satu diafragma saja.
Stadium Keterlibatan area nodus limfe atau struktur pada
III kedua sisi diafragma. Penyakit ada dikedua sisi
diatas dan dibawah diafragma dan bisa hanya
melibatkan limfa, satu tempat diluar sistem limfatik
atau keduanya.
III1 dengan atau tanpa keterlibatan nodus splenik
atau limfa, hilar, seliak, atau nodus portal
III2 dengan keterlibatan nodus para-aortic, iliak,
atau mesentrika
Stadium Keterlibatan tempat ekstranodus diluar yang
IV dirancang sebagai E
Tabel 2. Klasifikasi stadium Cotswold untuk penyakit Non-
Hodgkin
Pemeriksaan Diagnostik
a) Laboratorium :
- Rutin
o Hematologi :
- darah periver lengkap (DPL)
- gambaran dara tepi (GDT)
o Urinalasis :
- urin lengkap
o Kimia klinik :
- SGOT, SGPT, LDH, protein total, albumin, asam
urat
- Alkali fosfatase
- Gula darah puasa dan 2 jam pp
- Elektrolit : Na , K, Cl, Ca, P
o Khusus
- Gamma GT
- Kolinesterse (CHE)
- LDH / fraksi
- Serum protein elektro foresis (SPE)
- Imuno elektroforese (IEP)
- Tes coombs
- B2 Mikroroglobulin
b) Biopsi
o Biopsi KGB dilakukan hanya satu kelenjar yang
paling represntatif, superfisial, dan perifer. Jika
terdapat kelenjar perifer / superfisial yang
refresentatif, maka tidak perlu biopsi intra abdominal
atau intra torakal. Spesimen kelenjar diperiksa:
- Rutin
- Histopatologi: RIL-WHO dan working
formulation
- Khusus
- Imunoglobulin prmukaan
- Histo/ sitokimia
o Diagnosis ditegakkan berdasarkan histopatologi dan
sitologi FNAB dilakukan atas indikasi tertentu
o Tidak diperlukan penetuan stadium laporatomi
c) Haspirasi sumsum tulang (BMP) dan biopsi sumsum
tulang dari dua sisi spina iliaka dengan hasil spesimen
panjang 2 cm.
d) Radiologi
- Rutin:
Foto toraks PA dan lateral
CT scan seluruh abdomen (atas dan bawah)
[CITATION Sud091 \p 1255 \l 1033 ]
3) Patofisiologi Limfoma
4) Asuhan Keperawatan Limfoma
B. Limfangitis
1) Definisi Limfangitis
Limfangitis merupakan suatu keadaan dimana terjadi inflamasi
pada pembuluh limfe yang mengenai area tubuh yang terinfeksi, dapat
ditandai dengan adanya garis merah disepanjang pembuluh yang
terkena, nyeri, hangat, dan bengkak serta dapat juga terjadi demam dan
kedinginan [CITATION LeM16 \p 1319 \l 1033 ].
2) Etiologi
Limfangitis merupakan peradangan akut pada pembuluh limfa,
yang disebabkan oleh Streptococcus Hemoliticus (Brunner & Suddarth
hal. 922 ). Ketika peradangan akut pada pembuluh limfa
mempengaruhi kelenjar getah bening dekat limfatik makan kondisi
tersebut dinamakan limfadenitis [CITATION Int \p 451 \l 1057 ].
3) Manifestasi klinik
a. Adanya tanda khas yaitu adanya garis merah sepanjang tungkai atau
lengan mulai dari luka infeksi berjalan disepanjang aliran pembuluh
limfa.
b. Pembesaran nodus limfa (yang sering terjadi di selangkangan,
aksila atau leher), yang ditandai dengan merah dan nyeri jika
ditekan yang dapat (limfadenitis akut) mengalami nekrotik dan
membentuk abses (limfadenitis supurativa).
4) Patofisiologi
PATOOOO
5) Asuhan Keperawatan Limfangitis
No Diagnosa
NOC NIC
. Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
cedera biologis Kriteria Hasil : Lakukan pengkajian
Nyeri yang komprehensif yang meliputi
dilaporkan tidak ada lokasi, karakteristik,
Panjangnya episode onset/durasi, frekuensi,
nyeri ringan kualitas, intensitas atau
Ekspresi nyeri wajah beratnya nyeri dan faktor
tidak ada pencetus
Mengeluarkan Tentukan akibat dari
keringat tidak ada pengalaman nyeri terhadap
Tidak Kehilangan kualitas hidup pasien
Nafsu makan ( misalnya, tidur, nafsu
3. Kerusakan integritas
kulit b.d
Imunodefisiensi
C. Limfedema
1) Definisi Limfedema
Limfedema merupakan terakumulasinya cairan limfatik yang
mengakibatkan pembengkakan jaringan yang terjadi sebagai akibat
peningkatan kualitas limfa karena adanya gangguan sirkulasi getah
bening (obstruksi limfa)[CITATION Int \p 448 \l 1057 ]. Obstruksi
pada limfedema disebabkan oleh adanya parasit (filaria) yang banyak
terdapat didaerah tropis dan juga bisa disebabkan karena terjadinya
limfangitis kronis. Limfadema diklasifikasikan sebagai primer
(malformasi kongenital) atau sekunder (obstruksi yang didapat).
[CITATION Bru131 \p 922 \l 1033 ].
2) Etiologi
a. Limfedema primer biasanya didapat secara kongenital, namun
manifestasinya biasanya tidak muncul sampai masa remaja atau
awal masa dewasa. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita
dibanding dengan pria.
b. Limfedema sekunder dapat terjadi sebagai akibat:
- komplikasi gangguan lain, seperti flebitis dan infeksi
streptokokus, luka bakar, atau gigitan serangga yang berulang
- sebagai konsekuensi dari perawatan, seperti pengangkatan
beberapa kelenjar getah bening pada saat mastektomi atau
radiasi untuk kanker.
- Lymphedema mempengaruhi lebih dari seperempat wanita
yang telah menerima pengobatan untuk kanker payudara.
- Di seluruh dunia, yang paling umum penyebab lymphedema
adalah cacing parasit; nyamuk mengirimkan parasit,
menghasilkan kondisi yang dikenal sebagai elephantiasis.
[CITATION Int \p 449 \l 1057 ]
3) Manifestasi klinik
a. Daerah disekitar kulit yang terkena membengkak.
Keparahan tingkat limfedema, dinilai dengan:
6) Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
.
1. Hambatan mobilitas Toleransi terhadap aktivitas Terapi Aktivitas
fisik b.d intolensi Kriteria Hasil : Monitor respon emosi, fisik,
aktivitas Warna kulit tidak sosial, dan spritual terhadap
terganggu aktivitas
Kekuatan tubuh bagian Bantu klien untuk
bawah tidak terganggu meningkatkan motivasi diri
Kemudahan dalam dan penguatan
melakukan aktivitas Sarankan metode-metode
hidup harian tidak untuk meningkatkan
terganggu aktivitas fisik yang tepat
Berkolaborasi dengan ahli
terapis fisik, okupasi dan
terapis rekreasional dalam
dalam perencanaan dan
pemantauan program
aktivitas, jika memang
diperlukan
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sistem limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Hampir diseluruh jaringan
tubuh mempunyai saluran limfe yang mengalirkan cairan secara langsung dari
ruang interstisial kecuali bagian permukaan kulit, sitem saraf pusat,
endomysium otot, dan tulang tetapi jaringan tersebut mempunyai pembuluh
interstisial kecil yang disebut saluran paralimpatik. Sistem limfatik dapat
mengangkut protein dan zat-zat yang berpartikel besar keluar dari ruang
jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorbsi langsung
kedalam kapiler darah.
Salah satu organ yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh yaitu
limpa. Limpa merupakan tempat pertama terjadinya respon imun humoral
terhadap patogen yang menular melalui darah. Apabila terjadi kelainan pada
limpa akan menyebabkan gangguan pada sistem limfa seperti limfoma
Hodgkin dan non Hodgkin, limfangitis dan limfedema.
1.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran agar kita dapat
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan gangguan yang
terjadipada sistem limfa . Makalah ini masih meiliki beberapa kekurangan
karena masih banyak hal-hal yang perlu ditambahkan lagi dalam makalah ini.
Maka dari itu kelompok sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
dapat membangun, agar makalah kami kedepannya dapat lebih baik. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA