Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan
tingkat gangguan, seperti fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomic dan genu pectoral.
1. Posisi fowler
A. Definisi :
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
B. Indikasi :
1. Pada saat pasien meminum obat dan makan
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.
d. Untuk posisi semifowler (30-45) dan untuk fowler (90).
e. Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.
2. Posisi sim
A. Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
B. Indikasi :
a. Untuk pasien yang akan di huknah
b. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengan
telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
c. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.
d. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan
paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
e. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.
3. Posisi trendelenburg
A. Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
C. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur
pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
c. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan
meninggikan bagian kaki pasien.
B. Indikasi :
a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b. Untuk persalinan
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka
c. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua
kaki
d. Pasang selimut.
5. Posisi Litotomi
A. Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi
ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
B. Indikasi :
a. Untuk ibu hamil
b. Untuk persalinan
c. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
D. Cara kerja:
a. Pasien dalam kcadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
b. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
c. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
d. Pasang selimut
B. Indikasi :
a. Untuk pasien yang mengalami gangguan pada daerah rectum dam sigmoid
D. Cara kerja :
a. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada mencmpel pada
kasur tempat tidur.
b. Pasang selimut pada pasien.
Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan
tingkat gangguan, seperti fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomic dan genu pectoral.
1. Posisi fowler
A. Definisi :
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
B. Indikasi :
1. Pada saat pasien meminum obat dan makan
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.
d. Untuk posisi semifowler (30-45) dan untuk fowler (90).
e. Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.
2. Posisi sim
A. Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
B. Indikasi :
a. Untuk pasien yang akan di huknah
b. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengan
telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
c. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.
d. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan
paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
e. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.
3. Posisi trendelenburg
A. Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
C. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur
pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
c. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan
meninggikan bagian kaki pasien.
B. Indikasi :
a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b. Untuk persalinan
D. Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka
c. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua
kaki
d. Pasang selimut.
5. Posisi Litotomi
A. Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi
ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
B. Indikasi :
a. Untuk ibu hamil
b. Untuk persalinan
c. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
D. Cara kerja:
a. Pasien dalam kcadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
b. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
c. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
d. Pasang selimut
B. Indikasi :
a. Untuk pasien yang mengalami gangguan pada daerah rectum dam sigmoid
D. Cara kerja :
a. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada mencmpel pada
kasur tempat tidur.
b. Pasang selimut pada pasien
MEMINDAHKAN PASIEN
KDM II (MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI RODA)
PERSIAPAN ALAT :
PENATALAKSANAANr :
-5 Melipat/menyampingkan kaki kursi rida agar kaki pasien tidak terhalang waktu berdiri.
-6 Perawat berdiri didepan pasien , jika diperlukan keluarga dilibatkan dalam proses pemindahan pasien dari kursi roda
ke tempat tidur
-7 Kedua tangan perawat memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang bahu perawat
-9 Memagang pinggang pasien dengan tangan kanan dan tangan kiri pasien memeluk bahu perawat.
-11 Menahan punggung pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain membantu mengangkat kedua kaki pasien
C. EVALUASI
1. dokumentasikan hasil tindakan
2. pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman
3. mencuci tangan
Mandi dilakukan ketika pasien/klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya sendiri, nah pada saat itulah perawat membantu
klienya untuk melakukan perawatan diri pada klien. Tetapi jika pasiennya mampu, contohnya si pasien dapat berjalan sendiri ke kamar
mandi walau dengan di papah, ya kita sebagai perawat harus bisa memandirikan klien kita, jangan dimanjain ! inget tu, ntar malah
keterusan manjanya..
hmm,, dari berbagai sumber yang saya peroleh, memandikan pasien di tempat tidur itu sendiri adalah suatu tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikannya di tempat tidur.
Salah satu fungsi perawat yaitu melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal. Nah, memandikan ini
merupakan salahsatu tindakan dari fungsi perawat tersebut. Kebayangkan gimana tugasnya perawat itu ? kata dosen saya, dulu pada
masa penjajahan Belanda di Indonesia, perawat yang dinas di Rumah Sakit tidak ada yang duduk, semua sibuk mengurus kliennya
masing-masing, mpe lupa makan ama tidur mereka mah. Busyeett, tapi kalo dilihat sekarang. wadouhh, jauuuhhhhhh banget.. huft,
Mudah-mudahan waktu generasi saya mendatang bisa keg jamannya Belanda dulu, kalo bisa mah lebih kritis dari ono, coz kalo lupa
makan kan bahaya juga bagi kita sebagai perawatnya,, iy kan...
Memandikan pasien di tempat tidur ini ada tujuannya plend,, nah, tujuannya antara lain :
Sebagai perawat, kita juga harus tau prinsip memandikan klien kita, adapun prinsipnya ada 2 (ini yang saya tahu ya,,) yaitu Bersih dan
juga Menjaga Privasi Klien.
nah, Kapan saja kita lakukan tindakan memandikan pasien ini ??? yang pertama, pada pasien baru terutama bila kotor sekali
dan keadaan umumnya memungkinkan, kemudian pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali
sehari dengan kondisinya.
Yang terpenting kita sebagai perawat harus tahu bagaimana kondisi si pasien tersebut sebelum dilakukan tindakan keperawatan. Hmm,
bagaimana kalau kondisi keadaan klien kita sedang sesak nafas, misalnya pernafasanya 30 x/i , apakah akan tetap kita lakukan tindakan
memandikan pasien ini ??? (hayooo....)
atau kondisi pasien kita sedang fraktur seperti gambar dibawah ini, apa harus kita lakukan tindakan kita tersebut ??
Sebelum kita melakukan tindakan kepada klien, kita terlebih dahulu mempersiapkan alat beserta bahan yang dibutuhkan untuk
tindakan keperawatan kita tersebut. Adapun peralatan dan bahan yang kita butuhkan, antara lain :
a. Baskom mandi dua buah, masing-masing terdiri dari air dingin dan air hangat
b. Pakaian pengganti
c. Kain penutup / selimut
d. Handuk (2 buah)
e. Sarung tangan pengusap badan/Washcloth/waslap (2 buah)
f. Tempat untuk pakaian kotor
g. Pispot
h. Sampiran
i. Sabun
j. Kamper spritus/baby oil/talcum/bedak
k. Sisir (perawatan rambut)
l. Sikat gigi, pasta gigi (perawatan mulut dan gigi)
Setelah itu baru kita lakukan tindakan kita, dan jangan lupa kita sebagai perawat harus tahu prosedurnya dan
tetap menggunakan komunikasi yang terapeutik kepada klien kita. Prosedur kerjanya antara lain :
c. Muka, telinga, dan leher dibersihkan dengan waslap lembab lalu dikeringkan dengan handuk
a. Letakan handuk diatas dada, lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat
diletakan diatas handuk
b. Cuci lengan terjauh memakai sabun, lap dengan waslap sampai bersih kemudian keringkan dengan
handuk
b. Ubah letak handuk sehingga leher, dada, dan perut dapat di cuci
c. Cuci leher, dada, dan perut pakai sabun dan bersihkan dengan waslap bersih dan keringkan
a. Pakaian bawah dibuka, miringkan pasien kekiri letakan handuk memanjang dibawah punggung
b. Cuci punggung dan bokong dengan sabun, bersihkan dengan waslap lembab lalau keringkan
c. Berikan kamper spritus/baby oil/talcum pada punggung dengan sedikit massage/urutan kemudian
berikan bedak tipis-tipis
13. Mencuci paha dan kaki, dengan cara menekukan
kaki terjauh, bentangkan handuk dibawah kaki, cuci kaki
mulai dari pangkal paha pakai sabun sampai ke ujung jari kaki, kemudian bersihkan dengan waslap
lembab dan keringkan
14. Mencuci kemaluan
a. Pasang handuk dibawah bokong pasien dan jika memungkinkan anjurkan pasien membersihkan
sendiri dengan waslap lembab ke lengan pasien
b. Keringkan handuk
40 Votes
PENGERTIAN
Adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur
dengan menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan antiseptik.
TUJUAN
1. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
4. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
5. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan dirinya.
CATATAN
1. Jika kondisi memungkinkan, libatkan pasien untuk melakukan tindakan
2. Dalam melakukan tindakan perawat harus memperhatikan keamanan dirinya sendiri dengan
memakai schort, handschoen ataupun masker.
PROSEDUR
I. Persiapan:
a. Satu waskom mandi berisi air hangat 2/3 bagian dengan suhu kurang lebih 42 43 derajat celcius.
3. Lingkungan
1. Tenaga keperawatan.
1) Identitas pasien
2) Tanda tanda vital dan keadaan umum pasien
3) Pengetahuan pasien.
4) Kemampuan mobilisasi
II. Pelaksanaan:
1. Pakaian bagian atas dibuka dan bagian tubuh yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain
penutup.
2. Pakaian yang kotor dimasukkan ke dalam ember yang bertutup/tempat pakaian kotor.
3. Membersihkan wajah :
1. Handuk dibentangkan di atas bantal di bawah kepala pasien.
2. Dengan waslap lembab membersihkan mata mulai dari sudut mata dekat hidung ke
arah keluar sampai bersih.
3. Dengan waslap lembab tanpa sabun membersihkan wajah pasien.
4. Menawarkan penggunaan sabun untuk daerah wajah.
5. Membersihkan wajah, telinga, leher dengan menggunakan waslap lembab yang diberi
sabun dan dibilas sampai bersih.
6. Mengeringkan dengan handuk.
7. Mengangkat handuk pindahkan ke bawah lengan
8. Membersihkan daerah ekstremitas lengan
1. Lengan sebelah kiri diangkat, kemudian bentangkan handuk secara
memanjang sehingga seluruh lengan dapat diletakkan di atas handuk.
2. Membasahi lengan pasien dengan was lap sabun dari arah proximal ke
distal dengan satu arah, kemudian dibilas dengan waslap basah sampai
bersih. Mulai dari lengan yang lebih jauh dari perawat.
3. Mengeringkan lengan dengan handuk sampai kering.
4. Membersihkan lengan yang lebih dekat dengan perawat sama dengan
membersihkan lengan sebelumnya.
5. Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut
1. Kedua lengan diangkat ke atas dan diletakkan di samping kepala
pasien.
2. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan dan dilipat sampai
daerah os. pubis.
3. Handuk dibentangkan pada bagian sisi pasien.
4. Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut dengan waslap
bersabun dengan cara memutar.
5. Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
6. Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
7. Memberi bedak / talk tipis pada daerah dada, ketiak dan perut
8. Menutup tubuh pasien bagian depan dengan selimut atau kain
penutup yang bersih.
6. Membersihkan daerah punggung
1. Pasien dimiringkan ke kiri atau kanan sesuai kebutuhan pasien.
2. Membentangkan handuk di sisi bawah pasien sampai ke bokong.
3. Membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari tengkuk, bahu,
punggung sampai bokong dengan cara memutar.
4. Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
5. Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
6. Menggosok sambil message dengan zalf / kamper spiritus sampai
kering kemudian diberi bedak tipis. Pasien dimiringkan ke kanan,
handuk dibentangkan di bawah punggung kemudian punggung kiri
dibersihkan seperti punggung kanan.
7. Posisi pasien kembali ditelentangkan.
7. Mengenakan pakaian bagian atas.
8. Mengganti air dengan air bersih dan hangat.
9. Washlap dicuci bersih.
10. Membersihkan daerah extremitas bawah:
1. Menanggalkan pakaian bagian bawah kemudian memasukkan ke dalam ember bertutup / tempat
pakaian kotor.
2. Membentangkan handuk sepanjang extremitas bawah sebelah kiri, extremitas kanan ditutup
dengan selimut atau kain penutup.
3. Lutut ditekuk kemudian membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari arah proximal ke
distal satu arah.
4. Membersihkan dengan waslap lembab sampai bersih.
5. Mengeringkan dengan handuk sampai kering.
f. Membersihkan extremitas bawah sebelah kanan sama dengan membersihkan extremitas sebelah kiri
pasien.
2) Pada pria yang tidak disunat, tariklah kulit kepala zakarnya ke belakang, lalu kepala kemaluannya
dan kulit penutup kepala kemaluannya dibersihkan dengan hati-hati.
14. Merapikan tempat tidur dan mengganti sarung bantal pasien bila diperlukan.
15. Membuka pintu dan jendela serta gordyn dan atau sampiran.
16. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan mandi yang dipakai dibereskan.
Tujuannya
1. Untuk mengurangi pergerakan pasien
2. Untuk menolong pasien yang tidak dapat/ tidak boleh bergerak ke WC
3. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelaianan feces/urine secara langsung.
Indikasi
Menggunakan jumlah energy yang di gunakan
Dapat mengurangi kelelahan pada klien
Pada klien selesai operasi agar luka bekas operasi tidak infeksi karena kebanyakan bergerak.
Agar klien tidak susah BAB ke kamar mandi.
Agar klien tidak susah turun naik dari tempat tidur.
Kontra Indikasi.
Mengkomunikasikan tindakan terlebih dahulu kepada klien.
Mengajar pasien/keluarga untuk bekerja sama terlebih dahulu.
Tidak boleh menyampaikan sikap yang akan membuat hati pasien tidak enak.
Jangan sampai membuka aib klien/privasi klien.
Persiapan Alat
1. Pispot
2. Kertas kloset berisi air bersih
3. Botol cebok berisi air bersih
4. Pengalas bokong
5. Scree/sampiran/penghalang
6. Selimut ekstra
7. Handsccon
Prosedur Tindakan
Menjaga privasi klien dengan menutup pintu,jendela /memasang screen
Pasang pengalas bokong
Pasang selimut ekstra
Buka pakaian bawah klien
Ajar klien melekukan lutut dan membuka daerah paha
Sorongkan pispot pertama di bawah bokong
Beritahukan klien untuk BAB dengan tenang dan apabila sudah selesai,agar klien memberitahukan kepada
perawat
Bila telah selesai pasang handscon,lalu perawat mengangkat pispot yang pertama yang telah berisi feses
dan langsung menutupnya dan letaka di bawah tempat tidur
Pasang kembali pispot yang kedua/ yang baru pada bawah bokong pasien
Siram daerah vulva dan anus dengan air,cebok perlahan sehingga airnya tertampung pada pispot
Letakan kertas kloset pada telapak kiri perawat sampai rapat,usapkan pada vulva dan bokong mulai dari
atas kebawah usapi,kemudian kertas yang sudah kotor di buang pada pispot,usap berulang2 sampai vulva
dan anus bersih
Angkat pispot yang kedua ,letaka dibawah tempat tidur,pakaikan kembali pakaian bawah dan rapikan
Angkat pengalas bokong
Angkat selimut ekstra dan pasangkan selimut klien
Atur posisi klien agar nyaman
Observasi bila ada keluhan klien
Rapikan kembali alat2,bersihkan feses dan pispot
Perawat cuci tangan.
Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAB / BAK ) di atas tempat
tidur
Tujuan
Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebituhan eliminasi
Mengurangi pergerakan pasien
Mengetahui adanya kelainan feses / urine secara langsung
Menjaga kebersihan pasien dan alas tidur pasien
Persiapan Alat :
1. Pispot dan tutupnya atau urinal
2. Sampiran
3. Alas bokong ( perlak dan alasnya)
4. Bell ( bila ada )
5. Bangku kecil untuk pispot / trolly
6. Tissue
7. Selimut mandi
8. 2 baskom berisi air ( satu untuk bilas sabun ) bila ada
9. 2 wash lap
10. Handuk
11. Botol berisi air untuk cebok, kapas cebok dalam baskom
12. Pinset
13. Sarung tangan bersih
14. Korentang
15. Kotak steril
16. Bengkok
Pelaksanaan
1. Menutup jendela dan memasang sampiran
2. Mencuci tangan, memakai sarung tangan bersih dan berdiri di sisi klien
3. Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan kemudian bagian badan yang terbuka ditutup dengan
selimut atau kain penutup yang tersedia
4. Meminta klien untuk mengangkat bokongnya atau miring ( bila perlu dibantu perawat ) lalu
bentangkan perlak dan alasnya
5. Anjurkan klien untuk berpegangan di bawah / bagian belakang tempat tidur sampai menekuk
lutut sambil diikuti dengan mengangkat bokong kemudian pasang pispot perlahan-lahan
6. Menanyakan kenyamanan pasien
7. Tinggalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bell jika selesai memberi tahu perawat
8. Bila klien sudah selesai, tanyakan apakah klien ingin membersihkan sendiri, perawat
membantu menyiram
9. Angkat pispot dan tutup kembali
10. Anus dan daerah genetalia dibersihkan dengan kapas cebok ( tangan kanan menyiram, tangan
kiri membersihkan ). Untuk pasien wanita bersihkan mulai dari uretra sampai dengan anus untuk
mencegah perpindahan mikroorganisme dari rectal ke saluran urinaria. Kapas cebok dibuang ke
dalam bengkok ( Arah membersihkan anus dari dalam ke luar )
11. Keringkan bokong dengan tissue
12. Pasien dimiringkan kemudian alas bokong diangkat
13. Memasang celana dalam dan pakaian bawah klien
14. Melepas sarung tangan kemudian diletakkan di bengkok
15. Memasang selimut klien dan merapikan selimut mandi
16. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
17. Sampiran dibuka kembali dan bila perlu diberi pengharum ruangan.
18. Perawat mencuci tangan
Hasil Evaluasi
1. Pasien tidak merasa lelah dengan pergerakan yang minimal
2. Pasien merasa nyaman
3. Melaksanakan dokumentasi :
a. Mencatat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan pasien
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda
tangan / paraf pada lembar catatan pasien.
A. DEFINISI
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil (BAB atau BAK) diatas
tempat tidur.
B. TUJUAN
C. PERSIAPAN
2. Sampiran
3. Alas bokong
4. Troly
6. Tissue
8. Sabun
9. Dua waslap
11. Handuk
D. PROSEDUR
3. Memasang sampiran
6. Tinggikan tepi tempat tidur untuk mencegah pasien jatuh (bila ada)
12. Tinggalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bel jika sudah selesai beritahu
perawat/bidan
13. Kalau sudah selesai tarik pispot dan letakkan lengkap dengan tutupnya
14. Bersihkan daerah perianal dengan tissu (untuk pasien wanita bersihkan mulai dari
uretra sampai dengan anus untuk mencegah perpindahan mikroorganisme dari
rectal ke saluran urinaria) kemudian tissu buang ke dalam pispot
15. Gunakan waslap untuk membersihkan daerah perianal dengan air sabun
21. Mengangkat selimut mandi dan sekaligus menarik selimut pasien keatas.
27. Dokumentasikan