DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN
Sheli Hermila
P031914472021
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada lansia ”. Dalam penyusunan
makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan namun dengan
bimbingan serta pengarahan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasi
kepada :
1. Bapak Ns. Yulianto, S. Kep., M.pd., MPH selaku dosen pembimbing mata
ajar keperawatan Keluarga
2. Kedua orangtua kami yang telah membantu motil maupun materi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
3. Rekan-rekanmahasiswa yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam rangka penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca sebelumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.2.5. Tujuan Umum
Untuk mendukung kegiatan dalam proses pengetahuan dan
pembelajaran pada mata kuliah keperawatan komunitas I.
1.2.6. tujuan khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui semua konsep dasar dan
perkembangan serta tugas-tugas askep keluarga pada tahap usia
lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Lansia
Lansia adalah individu yang berusia diatas 60tahun, pada
umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-
fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi.
Menurut Santrock. 2002, ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang
tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan
pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur
lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai
tampaknya ciri-ciri ketuaan.
B. Proses Penuaan
Proses menua adalah proses alamiah yang dialami oleh
semua manusia dan tidak dapat dihindari dan suatu proses
menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/ memperganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan perubahan-perubahan struktur dan fungsiologi sel, jaringan,
organ dll sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(Mubarak, 2012).
Ada dua proses penuaan yaitu:
a. Primer, yaitu penuaan yang terjadi bila terdapat
perubahan pada tingkat sel
b. Sekunder, yaitu proses penuaan akibat faktor lingkungan
fisik dan sosial, stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan
diet dapat mempercepat proses menjadi menua.
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Jawa
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa Sayang
Kec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng
b. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis Hub. Dg Umu Pendidikan Pekerjaan
kelamin keluarga r
1 Tn. T L KK 67 th SD Pensiunan
2 Tn. M L Menantu 30 th SMA Buruh Pabrik
3 Ny. S P Anak 25 th SMP IRT
4 An. A L Cucu 5 th TK Pelajar
c. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak,
menantu, serta cucu ( The extended family). Terkadang Tn. T merasa
istirahatnya terganggu karena aktivitas bermain yang dilakukan cucu beserta
teman-temannya.
d. Suku Bangsa
Tn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di
lingkungan orang-orang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan
bahasa Jawa dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun
kelurga sekitar.
e. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama
keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat
jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-
bapak dan ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
penghasilan keluarga ± Rp. 1.150.000 perbulan di, yang diperoleh dari hasil
pensiunan Tn. T sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh
pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena
hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T memelihara ternak berupa
ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan
sekitar Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti
membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-
sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka
berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang
bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung
mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang
dimulai pada masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal.
Semua anak Tn. T sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-
sendiri, hanya anak yang terakhir yang tinggal serumah dengannya dan
mempunyai seorang anak yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja
sebagai buruh pabrik.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
- Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T mengatakan
beberapa minggu ini sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku
untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan
berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya
merasa tidak kuat menopang badannya.
a. Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
b. Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
dan tidak memiliki masalah kesehatan
c. Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. T mengatakan istrinya (Ny . S) meninggal dunia karena penyakit
kanker payudara, Ny. S (anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya
memiliki riwayat diabetes. Keluarga dari pihak Tn. M saat ini
hubungannya baik, minimal setiap minggu bersilaturahmi, tidak ada
konflik dengan keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter
dan lebar 7 meter. Di rumah tersebut terdapat :
- Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di depan samping
ruang tamu, 2 kamar tidur berada di samping ruang keluarga ).
-Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah
jaman dahulu yang banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan
biasanya kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang yang tidak
terpakai).
-Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat
perabotan
- Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang
menonton TV.
- Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa
tanah, Lantai dapur tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting.
Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang keluarga, di
2 kamar tidur dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit,
< 10 m luas lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang
keluarga terdapat bola lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur
terdapat lampu pijar 10 watt.
Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa
air, kualitas air tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh
kekuning-kuningan, pada musin kemarau warna air agak bening, kadang-
kadang air agak berbau. Sumber air minum keluarga menggunakan air sumur
yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan sumur ±
8 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke
kolam dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam
penampungan. Untuk pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di
ember sampah kemudian di pindah dan di bakar di dalam lubang di samping
rumah. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. T menggunakan listrik
semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam penampungan limbah keluarga
beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang ayam.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk sekitarnya
adalah petani. Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di
lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn. T ± 7 meter
terdapat masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya memiliki sifat
kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap
malam jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya
diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh.
Kegiatan rutin Tn. T adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah
tersebut tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton
TV dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat tinggal keluarga juga tidak
berpindah – pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat
tinggalnya (masih satu desa).
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn.
T berkumpul di rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah
sering datang berkunjung. Tn. T dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan,
seperti pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-
waktu dapat dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya
keluarga Tn. T dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang
berjarak 5 meter dari rumah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa
Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam
keluarga. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam
ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal
yang terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah
karena Tn. T dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala
keluarga. Untuk anak-anak yang telah berkeluarga keputusan diserahkan
kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-anaknya juga sering meminta
pendapat Tn. T. keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T,
apabila Tn. T sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya
juga mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
- Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T
juga sering mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
- Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak.
- Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu.
- An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan
perannya karena masih kecil.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Tn. T mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat-
menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga
Tn. T menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian menggunakan
keyakinan sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut norma atau adat yang
ada di lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang
sakit. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut
juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang
bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. T mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota
keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat
harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau
sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
keluarga Tn. T menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk
tetap memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan
menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di
masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik
dengan para tetangga atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya
sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa
saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.
- Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T
merupakan sakit yang biasa diderita oleh orang tua. Keluarga terus
mengingatkan kepada Tn. T untuk tidak banyak melakukan aktivitas dan
beristirahat saja.
- Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya
dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
- Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya
(menyapu, mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke
saluran kolam di belakang rumah, pembuangan sampah ditampung sementara
di ember sampah kemudian di bakar di lubang pembakaran setiap dua hari
sekali.
- Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke
Bidan, dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali
tidak mau dibawa ke pelayanan kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A
memiliki satu orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil
untuk mengatur jarak anak selanjutnya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari
penghasilan keluarga tiap bulannya sekitar Rp.1.150.000/perbulan. Keluarga
Tn. T dapat memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun
dengan kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,
Tn.A menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin
makan lauk-pauk, Tn. T biasa memancing ikan bersama kawan-kawannya di
sungai dekat rumah.
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
- Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn.
T) meninggal dunia karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak
berlangsung lama karena keluarga sudah mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang
menimbulkan stress dalam keluarga segera dapat diatasi.
- Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu
stes jangka panjang ( > 6 bulan ).
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah
antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan
pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil
keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut.
Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn T
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Kekuatan otot : 5 5
4 3
Skala nyeri :6
b. Tn A
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 59 kg
Tinggi Badan : 163 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,3° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
c. Ny. S
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
d. An. A
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam
keluarga dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.
DO :
- Tn. T berumur 67 tahun
- TD 130/100 mmHg
2 DS :
- Keluarga mengatakan Kurang Kurang
mengetahui penyakit di pengetahuan, informasi dan
keluarganya tetapi tidak ketidak tahuan keterbatasan
mengetahui sama sekali apa tentang penyakit kemampuan
penyebabnya. Keluarga Tn. mencapai
T mengatakan hanya sedikit informasi,
mengetahui tentang tanda ketidakmampuan
dan gejala, serta tidak keluarga
mengetahui apa-apa saja mengenal
yang harus dihindari untuk masalah
mencegah terjadinya kesehatan
penyakit pada Tn. T. Tn.
- Jika ada keluarga yang
sakit, hal pertama yang
dilakukan adalah
mengerokinnya dan jika
sakitnya berlarut segera
dibawa ke Bidan atau ke
Puskesmas terdekat
- Tn. T mengatakan tidak ada
pantangan makanan
DO :
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
tentang pengertian penyakit,
pencegahan, perawatan dan
pengobatannya
- Tn. T bertanya apa saja
makanan yang harus
dihindari agar tidak sakit,
Tn. T tampak bingung
3 DS :
- Tn. T mengatakan sering Hambatan Nyeri, gangguan
merasa linu di persendian mobilitas fisik muskulus
kakinya sehingga kaku skeletal,kaku
untuk berjalan sendi (AR).
- Tn. T mengatakan ketika
bangun pagi kakinya merasa
senut-senut (nyeri) dan berat
untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah
hampir jatuh karena kakinya
merasa tidak kuat menopang
badannya
DO:
- Skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-
lahan saat berjalan karena
menahan nyeri.
- Klien tampak lambat dalam
berjalan.
- Tingkat funsional klien 0,
namun kadang-kadang 1
4 DS :
- Tn. T mengatakan sering Nyeri Agen cedera
merasa linu di persendian fisik ( rematik)
kakinya sehingga kaku
untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika
bangun pagi kakinya merasa
senut-senut (nyeri) dan berat
untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah
hampir jatuh karena kakinya
merasa tidak kuat menopang
badannya
DO:
- skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-
lahan saat berjalan karena
menahan nyeri
3. Prioritas Masalah
a. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah Tn. T dan keluarga
(bobot 1) 2/3 x 1 = 2/3 mengetahui bahwa Tn.
Skala : T memiliki penyakit
3 : Aktual linu pada kakinya dan
2 : Resiko pernah hampir jatuh.
1 : Sejahtera
Kemungkinan masalah Keluarga mengatakan
dapat diubah (bobot 2) 1/2 x 2 = 1 Tn. T sering tidak mau
Skala : diajak ke tempat
2 : Mudah pelayanan kesehatan,
1 : Sebagian kecuali benar-benar
0 : Tidak dapat parah. Tn. T merasa
masih dapat
beraktivitas sehingga
sering tidak mau
dibantu dalam
beraktivitas.
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan
dicegah (bobot 1) jika Tn. T tidak banyak
3 : Tinggi melakukan aktivitas
2 : Cukup dan banyak beristirahat
1 : Rendah maka penyakit Tn. T
dapat terminimalisir.
Menonjolnya masalah Keluarga mengatakan
(bobot 1) 0/2 x 1 = 0 hanya satu kali Tn. T
2 : Berat, segera pernah hampir jatuh
ditangani dan Tn. T sudah bisa
1 : Tidak perlu segera mengimbangkan
ditangani tubuhnya untuk
0 : tidak dirasakan berjalan walaupun
lambat.
Total 2 2/3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,
2004). Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut usia dan
logos berarti ilmu. Jadi, Gerontologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari proses menua dan masaalah yang terjadi pada lanjut usia (miller,
1990).
Proses menua adalah proses alamiah yang dialami oleh semua manusia
dan tidak dapat dihindari dan suatu proses menghilangnya secara perlahan-
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ memperganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan perubahan-perubahan struktur dan fungsiologi sel, jaringan, organ
dll sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan (wahit iqbal mubarak,
2012).
B. SARAN
Agar semua tim kesehatan dapat memberi pelayanan yang layak untuk
lansia dan pihak keluarga mampu merawat keluarganya yang lansia. Lansi
pun mampu mandiri dan tidak menarik diri dari sosial dan masyarakat dan
mampu merawat dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, siti. 2009. Lanjut usia dan keperawatan Gerontik. Yogjakarta: medical
book.
Iqbal, wahit Mubarak. 2012. Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi.
Jakarta: selemba medika.
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta. EGC.
Jhonson R. dan Leny R 2010. keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medik.