Anda di halaman 1dari 9

JOB SHEET

Nama kegiatan : Pencegahan infeksi


Unit : Keterampilan Dasar Klinik

Sumber
1. Hidayat, azis. 2006. Keterampilan dasar praktik klinik kebidanan. Jakarta: salemba medika
2. Buku panduan praktik pelayanan ksehatan maternal dan neonatal 2002, jakarta; YBPSP dan
JNPKKR/POGI, bagian I bab 44 hal U-14

Objektif Perilaku Siswa


Setelah dilakukan demonstrasi, diharapkan mahasiswa dapat melakukan cara pencegahan infeksi
dengan baik sesuai dengan job sheet.

Dasar Teori

Proses pertama pada peralatan/instrument yang telah digunakan adalah dekontaminasi.


Dekontaminasi dilakukan untuk mengamankan instrument dari bahan-bahan yang mungkin
mengandung mikroorganisme yang membahayakan kesehatan. Proses ini dilakukan dengan
merendam instrument dalam larutan klorin 0,5%. Setelah ini instrument baru dianggap aman
untuk disentuh. Petugas yang melaksanakan harus memakai sarung tangan tebal/rumah tangga
(sebagai pengaman ganda). Proses selanjutnya adalah pencucian, dimana instrument dibersihkan
dengan sabun, sikat dan air hingga bersih (termasuk bagian engsel, bergigi atau permukaan
kasar). Kemudian instrument dikeringkan dengan kain bersih, disusun dan diseleksi ulang.
Sebelum dimasukkan ke dalam wadah untuk proses sterilisasi dilakukan pembungkusan untuk
instrument tertentu, sedangkan instrument lain dibiarkan terbuka.

Instrumen yang diproses dengan DTT (direbus), umumnya tidak dilakukan


pembungkusan, hanya dilakukan pembungkusan dengan kain apabila prosesnya dilakukan
dengan uap air panas (pengukusan). Setelah semua proses selesai, letakkan instrument pada
tempat yang telah disediakan (steril dan DTT) dan biarkan hingga dingin. Ambil dan susun
kembali pada tempat penyimpanan instrument (bila tidak segera dipakai) atau dapat segera
digunakan apabila memang diperlukan.

Apabila terjadi kebocoran tempat instrument, tutup penyimpanan terbuka atau terjadi
gangguan saat terjadi proses cuci hama (aliran listrik putus, uap air kurang, volume air kurang
mencukupi atau tertumpah, dll) maka proses sterilisasi dan DTT harus diulang dari awal.

Gambar Skema Prosedur Pemrosesan Alat

1
Kerangka Gambar Posedur Pemrosesan Alat:

–     Otoklaf tanpa terbungkus 20 menit, terbungkus 30 menit. 106 Kpa 1210 C (2500 F)
–     Oven 1700 C (3400 F) selama 60 menit, 1600 C (3200 F) selama 120 menit
–     Instrumen yang terbungkus dalam keadaan steril dapat disimpan dalam wadah steril atau
DTT dengan tutup rapat selama 2 minggu, atau segera dipakai.

Tabel: Jumlah Mikroorganisme yang dapat Dihilangkan pada Setiap Tahapan Proses Eradikasi

Keterangan Dekontaminasi Pembilasan Pencucian DTT Sterilisasi


Tingkat Terutama virus 50% 80% 95% 100%
Eradikasi pathogen
Mikroorganism (Hepatitis B
e dan
HIV/AIDS)
Proses Rendam dalam Siram dengan Pakai sabun Rebus/ Panas 1700C &
larutan klorin air larutan kukus 20 panas 1210 C,
0,5% antiseptic menit uap 106 Kpa 60
dan air menit dan 20-
30 menit
Hasil Inaktivasi dan Hilangkan Pembersiha Sisa Menghilangkan
membunuh mikroorganism n kuman semua
virus pathogen e secara fisik dengan mikroorganism
dan beberapa dengan endospor e
mikroorganism pembersihan a
e

Petunjuk Pembuatan Larutan Klorin


Bagian air (H2O) =  % konsentrat / sediaan           – 1

                           % pengenceran / diinginkan

Rumus untuk membuat larutan yang diencerkan dari larutan KONSENTRAT/SEDIAAN

 Contoh :

Membuat larutan klorin 0,5% dari klorin 5,25%


Hitung :  Jumlah bagian air = 5,25%   – 1 = 10 – 1 = 9

                                           0,5%

Ambil 1 bagian larutan sediaan (5,25%), dan tambahkan dengan 9 bagian air

  Membuat larutan klorin 0,1 % dari konsentrat 5 %

Hitung :  Jumlah bagian air = 5%   – 1 = 50 – 1 = 49

                                          0,1%

Ambil 1 bagian larutan sediaan (5%), dan tambahkan dengan 49 bagian air

Bila digunakan air matang, larutan klorin 0,1 % cukup baik. Bila dilarutkan dalam air bersih
tetapi belum matang atau difiltrasi dibutuhkan konsentrasi 0,5%. Hal ini disebabkan sebagian
klorin yang ada diinaktivasi oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam air mentah.

Bubuk (g/l) = % pengenceran/diinginkan   x 1000

                        % konsentrat/sediaan

2
Rumus untuk membuat larutan yang mengandung klorin dari BUBUK KERING

 Contoh:

Membuat larutan yang mengandung klorin 0,5 % dari bubuk kaporit dengan konsentrat 35 %
Hitung :         Bubuk (g/l) = 0,5 %   x 1000

                                          35 %

Tambahkan 14,2 g ( dibulatkan 14 gram ) dalam 1 liter air

Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembar kerja yang tersedia
2. Siapkan bahan, alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan DTT dengan cara
merebus/kukus, kimia dan sterilisasi (otoklaf & pemanasan/oven)
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

Keselamatan kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Letakkan pada tempat yang terjangkau
3. Sarung tangan, celemek, masker dan kacamata harus selalu dipakai selama melakukan proses
4. Gunakan wadah dari plastik untuk merendam

Peralatan dan Perlengkapan


1. Celemek
2. Kaca mata gogle
3. Masker
4. Sarung tangan rumah tangga
5. Sepatu tertutup
6. Alat yang akan di DTT
7. Lap kering
8. Larutan klorin
9. Gelas ukur
10. Baskom plastik 2
11. Korentang + Jar
12. Wadah yang telah di DTT
13. Panci 3 tingkat
14. Kompor
15. Otoklaf
16. Oven
17. Brush/sikat
18. Deterjen
19. Stopwatch
20. Bak instrumen

PROSEDUR PELAKSANAAN
Mengucapkan Basmallah
Mempersiapkan alat secara ergonomis
1. Dekontaminasi

3
NO LANGKAH KERJA GAMBAR
1 Mencuci tangan

2 Gunakan sarung tangan

3 Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat (plastic,


email atau porselen) dengan ukuran yang memadai bagi
sejumlah peralatan instrument, Jumlah cairan harus
cukup untuk merendam seluruh instrument

4 Rendam selama 10 menit


5 Gunakan larutan yang baru, ganti larutan bila sudah
digunakan berulangkali atau menjadi keruh, kondisi
larutan yang baik menjamin daya kerja yang efektif

6 Setelah semua instrument direndam, bersihkan sarung


tangan di dalam larutan klorin tersebut, lepaskan secara
terbalik, kemudian rendam dalam larutan yang sama
7 Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic, bilas dengan
air bersih hingga bersih
8 Permukaan yang luas seperti meja periksa atau meja
tindakan yang terkena darah atau cairan tubuh pasien
harus dilakukan dekontaminasi dengan jalan menyeka
permukaan atau benda-benda yang tercemar dengan
klorin 0,5%.
2. Pencucian dan pembilasan
NO LANGKAH KERJA GAMBAR
9 Pencucian tidak dianjurkan menggunakan air panas
karena akan mengkoagulasi protein (termasuk darah)
sehingga menyulitkan pembersihkan. (Sabun atau
detergen sangat membantu membersihkan bagian-bagian
yang mengandung lemak dan protein juga tidak
diperkenankan menggunakan sabun tangan karena
meninggalkan residu yang sulit dibersihkan)
10 Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga jangan yang
mudah robek atau sudah bocor. Dianjurkan menggunakan
kaca mata pelindung untuk melindungi mukosa mata dari
percikan.

4
11 Buka semua instrument yang mempunyai engsel dari
kunci. Lepaskan bagian yang dapat dilepas atau
dibongkar pasang. Bersihkan bagian dalam dan luar dari
sarung tangan.

12 Masukkan instrument dari wadah dekontaminasi ke


dalam wadah yang berisi air dan sabun
13 Bersihkan bagian-bagian instrument yang kotor atau
dicemari darah/cairan tubuh
14 Lakukan penyikatan di dalam air rendaman untuk
mengurangi percikan bahan-bahan yang terlepas akibat
penyikatan atau cairan pencuci
15 Untuk membersihkan darah atau jaringan dari ujung
kanula : menghisap dan mengeluarkan cairan sabun atau
detergen berkali-kali hingga kotoran hilang. Apabila belum
bersih, pegang dan masukkan kanula ke dalam air kocok
maju mundur kuat-kuat (hati-hati jangan sampai terkena
percikan). Jangan menggunakan sikat untuk membersihkan
kotoran dalam kanula karena akan menggores dinding
dalam kanula dan menjadi tempat berlindung
mikroorganisme.
16 Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih
17 Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa
bahan/kotoran dan cairan pencuci/busa sabun, karena
beberapa detergen dapat menghambat kerja desinfektan
kimiawi
18 Letakkan instrument di atas kain bersih, instrument yang
akan diproses lebih lanjut (DTT) dengan jalan perebusan,
dapat langsung dimasukkan ke dalam panci perebus.

19 Untuk mencuci kateter :

a)Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk


kateter penghisap lendir).

b) Gunakan tabung suntik untuk mencuci tangan


bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali atau lebih
jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen.

20 c) Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air


bersih.

d) Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan


biarkan kering sebelum dilakukan proses DTT.

3. DTT dengan cara merebus


NO LANGKAH KERJA GAMBAR

5
21 Gunakan panci dengan penutup yang rapat

22 Gunakan setiap kali mendesinfeksi peralatan. Rendam


peralatan sehingga semuanya terendam di dalam air

23 Mulai panaskan air.

24 Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih

25 Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih


setelah penghitungan waktu dimulai.
26 Rebus selama 20 menit dan catat lama waktu perebusan
peralatan di dalam buku khusus

27 Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan


sebelum digunakan atau disimpan, jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfeksi
tingkat tinggi tidak terjaga.

28 Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan


dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi secara tertutup.
Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka .

4. DTT dengan uap panas (kukus)


29 Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka
sarung tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talk.

30 Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun nampan


pengukus.

31 Gunakan bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT


selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat
kontaminasi baru.

32 Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus


yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan
dari bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan
dengan bagian jarinya ke arah tengah panci. Jangan
menumpuk sarung tangan lima sampai sepuluh pasang
sarung tangan bisa diletakkan di panci pengukus
tergantung dari diameter panci.

33 Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus


terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas
panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci
perebus kosong di sebelah kompor.

34 Letakkan penutup di atas panci pengukus paling atas dan


panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih
perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan
suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh

6
mikroorganisme.

35 Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan


capat dan bahan bakar akan terbuang.

36 Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci


pengukus, mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya
pengukusan sarung tangan dalam buku khusus.

37 Kukus sarung tangan selama 20 menit.

38 Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung


tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang
tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar.

39 Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang


kosong di sebelah kompor.

40 Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus


yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus
yang kosong. Letakkan penutup di atasnya hingga sarung
tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi.
41 Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan
sampai kering di dalam panci selama 4-6 jam. Jika
diperlukan segera biarkan sarung tangan menjadi dingin
selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu
30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30
menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan
membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan).

42 Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah


kering, gunakan cunam penjepit atau pinset desinfeksi
tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan.
Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah desinfeksi
tingkat tinggi lalu tutup rapat sarung tangan bisa disimpan
di dalam panci pengkus yang berpenutup rapat. Sarung
tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
5. DTT dengan cara kimiawi
43 Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dengan
menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir

44 Gunakan alat pelindung diri (celemek, kacamata gogle,


masker, sarung tangan rumah tangga dan sepatu tertutup)

45 Buat larutan klorin 0,1 %. Buatkan larutan klorin 0,1 %


dengan perbandingan 1:49 dengan menggunakan gelas
ukur.

46 Siapkan alat-alat yang telah didekontaminasi, cuci dan


bilas hingga bersih, kemudian keringkan

47 Rendam alat dalam larutan klorin 0,1 %

7
Pastikan semua alat terendam dalam larutan klorin 0,1 %
selama 20 menit
48 Bilas alat yang telah direndam dengan menggunakan
DTT dan keringkan dengan dianginkan
49 Simpan alat dalam wadah yang kering dan tertutup yang
telah di DTT€
50 Cuci tangan setelah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir

51 Catat tanggal, Beri label tanggal pada wadah untuk


mengingatkan masa berlakunya ( 1 minggu )
6. Sterilisasi dengan menggunakan Otoklaf
52 Instrument harus sudah diproses dekontaminasi dan
pencucian sebelum sterilisasi
53 Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan
disusun sedemikian rupa sehingga panas dan uap
bertekanan, dapat mencapai semua bagian secara efektif.
Periksa persiapan otoklaf ( listrik, jumlah air, alat penera
suhu dan tekanan, kunci penutup )

54 Setelah penyusunan selesai, tutup penutupnya dan lakukan


penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas, atur suhu
hingga 1210 C (2500 F) dan tekanan 106 Kpa

55 Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan


penghitungan atau pengaturan waktu 20 menit ( untuk
instrument yang tidak dibungkus ) dan 30 menit ( untuk
instrument terbungkus )
56 Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa
tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang diinginkan.
Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat.
Setelah dingin, instrument siap dipergunakan, apabila tidak
langsung dipakai, simpan di tempat/tromol kecil.
7. Sterilisasi dengan menggunakan Oven
57 Sebelum dilakukan proses ini, instrument sudah melalui
proses dekontaminasi dan pencucian
58 Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai
seluruh permukaan instrument secara efektif. Jangan
mengisi terlalu penuh, karena akan mempengaruhi
penyaluran panas dan menambah waktu yang diperlukan

8
59 Tutup oven, atur temperature pada suhu 1700 C

60 Setelah mencapai temperatur tersebut, mulai dilakukan


pengaturan atau perhitungan waktu untuk 60 menit ke
depan.
61 Untuk alat-alat tajam ( gunting, jarum ), sterilisasi
dilakukan dengan suhu 1600 C, selama 2 jam tidak lebih
dari 162,80 C (3250 F), bila tidak bagian tajam akan rusak
62 Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan
63 Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses
selesai, buka penutup oven, ambil instrument ( pakai
penjepit ), dinginkan, langsung pakai/simpan di tempat
steril
64 Alat yang sudah steril sebaiknya segera digunakan atau
dibungkus 2 lapis dengan kain kassa, kertas atau lainnya
sebelum disterilkan. Pembungkus harus cukup berpori
sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat untuk
melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme
lainnya tidak dapat masuk. Alat-alat steril yang dibungkus
dapat disimpan lebih dari 1 minggu asal tetap kering dan
pembungkusnya utuh (Perkins, 1983). Penyimpanan dalam
plastic yang disegel dapat bertahan 1 bulan. Seluruh
bungkusan diberi label dan batas kedaluarsa.
Mengucapkan alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai