Anda di halaman 1dari 12

MOTIVASI

(Keperawatan Manajemen)

Disusun Oleh

Kelompok 4

1. Fernando
2. Iga Nurmala
3. Oriza Sativa
4. Putri Indriani
5. Putri Rahmawati
6. Vetri Lusiana
7. Zulfirah Nurhalimah

Dosen Pembimbing

Ns. Vera Sesrianty,M.kep

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat dan KaruniaNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan waktu yang telah ditentukan .

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan teman–teman, disamping itu kelompok juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membantu dari pembaca untuk kesempurnaannya. Akhir kata penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat disajikan sebagai bahan bacaan, wassalam.

Bukittinggi,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu
hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri
kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu
juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita
mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan
dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya
“baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi
berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi
berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah
yang sangat umum di masyarakat.
Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang
lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat
membangkitkan semangat kita kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi
diri kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di
motivasi agar menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang. Tidak
ada seorang pun yang beraktivitas tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak
ada kegiatan. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi
tidak hanya untuk diketahui.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2. Motivasi kerja itu seperti apa?
3. Faktor-faktor dari motivasional itu ada apa saja?
4. Self motivation seperti apa yang dilakukan oleh manajer?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi motivasi
Motivasi adalah proses psikologis yang timbul dan mengarahkan individu
pada prilaku guna mencapai tujuan tertentu. Proses psikologis tersebut merupakan
proses yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan tindakan sukarela
yang mengarah pada tujuan tertentu (Marquis & Houston, 2010). Motivasi adalah
prilaku yang ditunjukan oleh seseorang guna memuaskan kebutuhannya. Karena
kebutuhan manusia bervariasi, motivasi juga memiliki rentangan yang sangat luas
(Kozier, 2004). Mills (2006) menyatakan bahwa, motivasi adalah dorongan dari
dalam individu yang dapat mempengaruhi kekuatan atau perilaku. Jadi, motivasi
merupakan proses psikologis yang memunculkan, mengarahkan, dan
mempertahankan tindakan sukarela yang ditunjukan dalam bentuk perilaku guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Motivasi sebagai konsep utama
dalam proses manajemen dan kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam layanan
keperawatan guna memotivasi perawat agar bekerja lebih efisien, efektif, dan
produktif (Huber, 2006).
Motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan manajemen pengarahan yaitu:
1. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan menyampaikan harapan tersebut
secara efektif
2. Bersikap adil dan konsisten terhadap semua staf
3. Membuat keputusan yang bijaksana
4. Mengembangkan konsep kerja kelompok
5. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf ke dalam kebutuhan dan tujuan
organisasi
6. Mengenal staf secara pribadi dan tunjukkan kepada mereka bahwa pemimpin
mengetahui keunikan dirinya
7. Menghilangkan blok tradisional antara staf dan pekerjaan yang telah dikerjakan
8. Memberi tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
9. Melibatkan staf dalam mengambil semua keputusan
10. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di balik semua keputusan dan tindakan
yang diambil
11. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
12. Membangun hubungan saling percaya dan saling tolong bersama staf
13. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
14. Menjadi model peran bagi staf, dan
15. Memberikan reinforcement sering mungkin (Marquis & Houston, 2010).

B. Motivasi Internal dan Eksternal


Menurut Gibson (1996) motivasi dilihat atas dasar pembentukannya terbagi
atas dua jenis, yaitu:
a) Motivasi bawaan
Motivasi bawaan merupakan motivasi yang dibawa sejak lahir,
motivasi ini juga disebut sebagai motivasi primer yang terjadi dengan
sendirinya tanpa harus dipelajari.
b) Motivasi yang dipelajari
Motivasi yang dipelajari adalah motivasi yang terjadi karena adanya
komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh
manusia (Gibson,1996).

C. Motivasi berdasarkan fungsinya


a) Motivasi Internal (Intrinsik)
Berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat di dalam
pribadi seseorang menyusun motivasi internal orang tersebut.
Kekuatan ini mempengaruhi pribadinya dengan menentukan berbagai
pandangan, yang menurut giliran untuk memimpin tingkah laku dalam
situasi yang khusus. Beberapa faktor yang berkaitan dengan motivasi
internal menurut Hicks & Gullet (2002) yaitu:
1. Kepentingan yang khusus bagi seseorang, menghendaki, dan
menginginkan adalah merupakan hal yang unik bagi.
2. Kepentingan, keinginan dan hasrat seseorang adalah juga unik
karena semuanya ditentukan oleh faktor yang membentuk
kepribadian, penampilan, biologis, psiologis dan psikologis.
b) Motivasi eksternal (ekstrinsik) Teori motivasi eksternal meliputi
kekuatan yang ada di luar diri individu seperti halnya faktor
pengendalian oleh manager juga meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan seperti komitmen pemimpin, gaji/upah, keadaan
kerja, kebijaksanaan dan pekerjaan yang mengandung penghargaan,
pengembangan dan tanggung jawab (Hicks & Gullet, 2002).

D. Teori Motivasi 2
a. Teori Motivasi Herzberg
Teori motivasi telah dibahas oleh beberapa pakar berdasarkan kebutuhan manusia
yang dikaitkan dengan berbagai cara pemuasannya. Teori motivasi dua faktor
dikemukakan oleh Herzberg, seorang psikolog pada tahun 1966 yang merupakan
pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow. Teori Herzberg
memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam memotivasi
karyawan. Untuk memahami motivasi karyawan dalam penelitian ini digunakan teori
motivasi dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Adapun pertimbangan peneliti
adalah:
1. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan di
tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow misalnya berlaku makro
yaitu untuk manusia pada umumnya,
2. Teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya
mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Menurut
Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang yaitu
motivasi intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing–masing
orang dan motivasi ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri
seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Menurut Hasibuan (2000),
ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain
sebagai berikut:
a) Hal–hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang
yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan,
dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas
semuanya.
b) Hal–hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang
bersifat embel–embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,
penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain–
lain.
c) Karyawan akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas.
Berikut teori motivasi dua faktor menurut Herzberg yang dapat dapat
dijadikan sebagai acuan guna mengukur motivasi adalah sebagai
berikut:
 Faktor Ekstrinsik;
1) Kebijaksanaan dan administrasi, 2) Supervisi, 3) Gaji/upah,
dan 4) Hubungan antar pribadi dan 5) Kondisi kerja.
 Faktor Intrinsik;
1) Keberhasilan, 2) Pengakuan/penghargaan, 3) Pekerjaan
itu sendiri, 4) Tanggung jawab, dan 5) Pengembangan.
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal
dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-
faktor ekstrinsik.

E. Faktor–faktor motivasional
a. Yang sifatnya intrinsik yaitu:
1. Keberhasilan
Agar seorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaannya, maka
pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil.
Pimpinan juga harus memberi semangat kepada bawahan agar bawahan dapat
mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila dia berhasil
melakukan hal tersebut, maka pimpinan harus menyatakan keberhasilannya. Hal
ini akan menimbulkan sikap positif dan keinginan selalu ingin melakukan
pekerjaan yang penuh tantangan.
2. Pengakuan
Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan. Pengakuan dapat
dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan keberhasilannya
langsung di tempat kerja, memberikan surat penghargaan, hadiah berupa uang
tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.
3. Pekerjaan itu sendiri
Pimpinan membuat usaha–usaha yang nyata dan meyakinkan sehingga bawahan
mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya, harus menciptakan
kondisi untuk menghindari kebosanan yang mungkin muncul dalam pekerjaan
serta menempatkan karyawan sesuai dengan bidangnya.
4. Tanggung Jawab Untuk dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap
bawahan, maka pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat, dengan
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang
pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi. Penerapan partisipasi
akan membuat bawahan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
5. Pengembangan Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan.
Pimpinan dapat memulainya dengan memberi bawahan suatu pekerjaan yang
lebih menantang, tidak hanya jenis pekerjaan yang berbeda tetapi juga posisi yang
lebih baik. Apabila sudah berhasil dilakukan, pimpinan dapat memberikan
rekomendasi tentang bawahan yang akan mendapat promosi/menaikkan
pangkatnya atau yang memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan lebih lanjut.

b. Yang sifatnya ekstrinsik yaitu:


1. Kebijaksanaan dan Administrasi
Pimpinan didalam menjalankan proses kegiatan kepemimpinannya
dalam organisasi menetapkan kebijaksanaan dalam membuat keputusan dan
seluruh kegiatan administrasi pimpinan berhak mengetahuinya, menetapkan
kebijakan sebagai pimpinan juga dilakukan supaya lebih terorganisir dalam
bekerja agar dipatuhi/dilaksanakan karyawan terhadap kegiatan administrasi
tersebut, kebijaksanaan tersebut juga wajib dimiliki pemimpin dalam
mengorganisir karyawan.
2. Hubungan Antar Pribadi
Pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam menciptakan
hubungan kerja yang menyenangkan, mengajak bawahan berkomunikasi
dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Didalam kegiatan saat
menyelesaikan suatu pekerjaan sesama karyawan harus saling menghargai
dalam bekerja, jika ada karyawan baru, tim yang telah ada wajib
membantu dalam beradaptasi agar kenyamanan dalam bekerja dapat
tercapai. Apabila ada anggota karyawan mengalami kemalangan/musibah
sesama karyawan harus saling menolong.
3. Kondisi Kerja
Kondisi lingkungan tempat kerja sangat mempengaruhi kinerja
karyawan, baik dari sisi kenyamanan dan kebersihan di ruangan.
R
W
A
K
g
y
ip
r
c
P
m
n
a
th
u
b
e
k
Y
jlN
d Hubungan yang harmonis antara karyawan dengan atasan. juga sangat
mempengaruhi harmonisasi dalam bekerja. Jika adanya hubungan yang
harmonis antara sesama karyawan maka akan terjadi saling memberikan
dukungan yang bersifat positif dalam bekerja. Peraturan, fasilitas dan
karyawan yang ada di dalam suatu kegiatan organisasi dalam bekerja ini
mendukung dalam terciptanya kegiatan yang positif bagi orang lain, juga
didukung harus adanya prosedur/aturan dalam bekerja yang jelas dalam
melaksanakan setiap pekerjaan oleh karyawan.

F. Siklus Motivasi

1.
2.
3.
PKencarian
ebutuhan
KARY
AWAN
untuk
yang
terpenuhi
jalan
tidak
memenuhi
Menurut bentuknya,motivasi terdiri atas :
Motivasi intrinsik,yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu
Motivasi ekstrinsik,yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu

kebutuhan
Motivasi terdesak,yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.

G. Motivasi Kerja
Suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan,mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (mangkunegara,2000:94).
1. Prinsip-prinsip dalam memotivasi kerja
-
-
-
Prinsip partisipasi
Prinsip komunikasi
Prinsip pengakuan
- Prinsip pendelegasian wewenang
- Prinsip perhatian
2. Peran manajer dalam menciptakan motivasi
- Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan mengomunikasikan
harapan tersbut kepada para staf.
- Bersikap adil dan konsisten terhadap semua staf dan karyawan
- Mengambil keputusan dengan tepat dan sesuai
- Mengembangkan konsep tim kerja
- Mengkomodasikan kebutuhan dan keinginan staf terhadap tujuan organisasi.

H. Self-motivation untuk manajer


Motivasi diri sendiri (Self-motivation)dari manajer merupakan variabel yang
menetukan motivasi pada semua tingkatan,khususnya kepuasan kerja bagi
staf,sehingga menimbulkan keinginan untuk tetap bertahan pada institusi tersebut.
Untuk mempertahankan “self Care” ini ada beberapa strategi (summer,1994) yaitu :
1. Mencari masukan dari kelompok pendukung yang memungkinkan manajer untuk
selalu memperhatikan dan mendengarkan keinginan staf
2. Mencari akrivitas yang membantu manajer untuk dapat merasa santai.
3. Menyadari bahwa bukan hanya dirinya sendiri yang dapat menyelesaikan semua
pekerjaa,tetapi berusaha dan belajar untuk menghargai kemampuan staf.
4. Berani mengatakan “tidak” kalau memang merasa tidak dapat melaksanakannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi adalah proses psikologis yang timbul dan mengarahkan individu pada
prilaku guna mencapai tujuan tertentu. Proses psikologis tersebut merupakan proses
yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan tindakan sukarela yang
mengarah pada tujuan tertentu (Marquis & Houston, 2010). Motivasi adalah prilaku
yang ditunjukan oleh seseorang guna memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan
manusia bervariasi, motivasi juga memiliki rentangan yang sangat luas (Kozier,
2004). Menurut bentuknya,motivasi terdiri atas :
1. Motivasi intrinsik,yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu
2. Motivasi ekstrinsik,yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu
3. Motivasi terdesak,yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.

B. Saran
Saran untuk para manajer setelah membaca makalah ini bahwa seorang manajer
mempunyai tujuannya sendiri untuk menciptakan suatu organisasi yang baik dan
harmonis di dalam ruangan tersebut tanpa adanya perbedaan,ketidakinginan terhadap
karyawan yang lainnya dan juga dapat memberikan suatu teladan ataupun role model
kepada rekan yang lainnya agar terciptannya suatu motivasi yang muncul di dalam
pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar yanyan,suarli s. 2005. Manajemen keperawatan. Jakarta : Penerbit Erlangga


Kreiner,angelo kinci. 2014. Perilaku organisasi,Edisi-9 Buku-1. Jakarta Selatan :Salemba
Empat
Motivasi USU.pdf

Anda mungkin juga menyukai