Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga ujung tombak dan berhubungan langsung
dengan pasien selama 24 jam. Harus dapat mengaktualisasikan diri secara
fisik, emosional, dan spiritual untuk merawat orang yang mengalami
penyakit kritis. Menurut Hudak dan Gallon (2008), asuhan keperawatan
kritis membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan
kecepatan dan ketepatan yang tidak selalu dibutuhkan kepada situasi
keperawatan lain. Dalam asuhan keperawatan tersebut, mencakup
perubahan kesehatan fisik, psikis, dan social, termasuk intervensi dimana
perawat mampu berinisiatif secara mandiri untuk mencegah, mengurangi
atau mengatasi masalah.
Ventilator merupakan alat bantu pernafasan bertekanan negatif atau
positif yang menghasilkan udara terkontrol pada jalan nafas sehingga
pasien mampu mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam
jangka waktu lama. Tujuan dari penggunaan ventilator adalah untuk
mempertahankan ventilasi alveolar secara optimal agar memenuhi
kebutuhan metabolik pasien, memperbaiki hipoksemia dan
memaksimalkan transport oksigen (Purnawan,2010).
Ventilator memegang peranan penting dalam keperawatan kritis
yang berperan sebagai pengganti fungsi ventilasi pasien dengan gangguan
fungsi respiratorik. Namun pemasangan ventilator pada pasien seringkali
menyebabkan VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia). VAPadalah jenis
infeksi paru-paru yang terjadi pada pasien yang terpasang alat bantu nafas
(ventilator) di rumah sakit selama lebih dari 48 jam. VAP adalah infeksi
yang biasa ditemui dalam situasi perawatan kritis (Dorrie & Patricia,
2013).
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi VAP adalah
dengan VAP Bundle. VAPBundle adalah serangkaian intervensi yang
berhubungan dengan perawatan pada pasien dengan ventilator mekanik
yang ketika di implementasikan bersama-sama akan mencapai hasil yang
signifikan dibandingkan jika diterapkan secara individual, yang terdiri dari
5 elemen antara lain, elevasi tempat tidur (Head Of Bed) 30o -45o ,
penghentian secara berkala pemberian sedasi dan penilaian kesiapan
ektubasi,profilaksis thrombosis vena dalam,profilaksis ulkus peptikum,
dan Oral higiene secara berkala dengan chlorhexidine(Clinical Pulmonary
Infection Score, 2012 ). .
Tingginya risiko VAP pada pasien yang terpasang ventilasi
mekanik berdampak pada lama perawatan, biaya yang harus ditanggung
dan angka mortalitas pasien maka penerapan bundle VAP terbukti
mengurangi angka VAP, lama rawat dan mortalitas.Intervensi
keperawatan dan kolaborasi yang terintegrasi dalam bundle VAP yang
diterapkan oleh perawat ICU di berbagai negara terbukti sebagai unggulan
dan sangat berperan dalam keberhasilan penurunan insiden VAP secara
signifikan (Ban, 2011).
Kepatuhan perawat terhadap standar merupakan perilaku sebagai
petugas profesional kesehatan. Ketidakpatuhan atau tidak mengikuti
petunjuk merupakan suatu masalah yang serius dalam bidang kesehatan
(Stanley & Beare, 2007). Menurut Al-Assaf (2001) tujuan dari
dilakukannya penelitian terhadap kepatuhan untuk mengungkap
kompleksitas masalah dan mengidentifikasi antara tingkat pengetahuan
dan perilaku. 8 Pencegahan insiden VAP sangat diperlukan, terlebih upaya
penilaian atau audit terhadap kepatuhan bundle VAP pada perawat di
ruang perawatan intensif. Kurangnya kepatuhan terhadap pelaksanaan
bundle VAP di ruang PICU RSUD Koja membuat penulis tertarik untuk
mengetahui adakah hubungan antara kepatuhanperawat dalam pelaksanaan
bundle VAP dengan angka kejadian VAP.
Penerapan standar prosedur operasional (SPO) pemasangan
ventilator adalah salah satu upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pelaksanaan SPO bergantung pada kepatuhan perawat yang dapat
bervariasikarena dipengaruhi oleh seperti faktor internal (jenis kelamin,
pengetahuan, dan sikap) serta faktor eksternal (karakteristikkelompok dan
pekerjaan) (Ulfa&fikih,2015). Dengan seringnya intervensi keperawatan
yang dilakukan oleh petugas yang merawat, berakibat terjadinya
penyebaran organisme dari klien ke klien lainnya. Infeksi silang bisa
disebabkan oleh perawat, dokter dan staf lainnya yang menjadi medium
utama peyebaran infeksi nasokomomial. Tingginya angka infeksi
nasokomial ini tidak terlepas dari peranan tenaga kesehatan terutama
tenaga keperawatan sebagai tenaga mayoritas di rumah sakit (Saanin,
2006).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka yang menjadi pokok
permasalahannya adalah apakah hasil penelitian terkait dengan
pemasangan ventilator?
C. Tujuan
Berdasarkan dari Rumusan Masalah yang ada, maka tujuan nya adalah
untuk mengetahui hasil penelitian terkait dengan pemasangan ventilator.

Anda mungkin juga menyukai