Anda di halaman 1dari 5

2.2.

Pengertian Jamban Keluarga


Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang
dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan
(Kusnoputranto, 1997).
Sementara itu menurut Josep Soemardi (1999) pengertian jamban adalah
pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit
penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.
Universitas Sumatera Utara
Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya berbagai
penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang itdak
dikelola dengan baik.
Ditinjau dari kesehatan lingkungan membuang kotoran ke sembarang tempat
menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara yang menimbulkan bau. Dalam
peningkatan sanitasi jamban, kita harus mengetahui persyaratan pembuangan tinja.
Adapun bagian-bagian dari sanitasi pembuangan tinja adalah sebagai berikut
(Kumoro, 1998)
1. Rumah Kakus
Rumah kakus mempunyai fungsi untuk tempat berlindung pemakainya dari
pengaruh sekitarnya aman. Baik ditinjau dari segi kenyamanan maupun
estetika. Konstruksinya disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah
tangga.
2. Lantai Kakus
Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus
baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya
juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.
3. Tempat Duduk Kakus
Melihat fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat penampungan tinja
yang kuat dan mudah dibersihkan juga bisa mengisolir rumah kakus jaddi
tempat pembuangan tinja, serta berbentuk leher angsa atau memakai tutup
yang mudah diangkat (Simanjuntak P, 1999)
Universitas Sumatera Utara
4. Kecukupan Air Bersih
Untuk menjaga keindahan jamban dari pandangan estetika, jamban hendaklah
disiram minimal 4-5 gaayung sampai kotoran tidak mengapung di lubang
jamban atau closet.Tujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga
kondisi jamban tetap bersih selain itu kotoran tidak dihinggapi serangga
sehingga mencegah penyakit menular.
5. Tersedia Alat Pembersih
Alat pembersih adalah bahan yang ada di rumah kakuss didekat jamban. Jenis
alat pembersih ini yaitu sikat, bros, sapu, tissu dan lainnya. Tujuan alat
pembersih ini agar jamban tetap bersih setelah jamban disiram air.
Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi kebersihan lantai
agar tidak berlumut dan licin.
6. Tempat Penampungan Tinja
Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang fungsinya sebagai
tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksinya dapat berbentuk
sederhan berupa lobang tanah saja.
7. Saluran Peresapan
Adalah sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan tinja yang lengkap
untuk mengalirkan dan meresapkan cairan yang bercampur kotoran/tinja.
2.2.1. Jenis Jamban Keluarga
Jamban keluarga yang didirikan mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang
terbaik ialah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang
Universitas Sumatera Utara
tercukupi dan berada di dalam rumah. Jamban/kakus dapat dibedakan atas beberapa
macam (Azwar,1990) :
1. Jamban cubluk (Pit Privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Fungsi
dari lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak
dimungkinkan penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru.
Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam
karena akan menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri,
1994).
2. Jamban Empang (Overhung Latrine)
Adalah jamban yang dibangun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban
model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai
untuk makanan ikan, ayam.
3. Jamban Kimia (Chemical Toilet)
Jamban model ini biasanya dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada
transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja
disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya
dipakai kertas tissue (toilet paper).
Jamban kimia ada dua macam, yaitu :
a. Tipe lemari (commode type)
b. Tipe tangki (tank type)
Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah terkumpul perlu
di buang lagi.
Universitas Sumatera Utara
4. Jamban Leher Angsa (Angsa Trine)
Jamban leher angsa adalah jamban leher lubaang closet berbentuk
lengkungan, dengan demikian akan terisi air gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil.
Jamban model ini adalah model yang terbaik yang dianjurkan dalam
kesehatan lingkungan (Warsito, 1996).
2.2.2. Syarat Jamban Sehat
Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : (Depkes RI, 2004).
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air minum.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih.
2.2.3. Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang
baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
2.2.4. Pemeliharaan Jamban
Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara
pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut:
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
3. Tidak ada sampah berserakanan
4. Rumah jamban dalam keadaan baik
5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
7. Tersedia alat pembersih
8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki
Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban keluarga dapt dilakukan dengan :
1. air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember
2. sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersiih agar tidak
bau dan mengundang lalat.
3. lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak
membahayakan pemakai.
4. tidak memasukkan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban.
5. tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja
Universitas Sumatera Utara
2.3. Transmisi penyakit dari tinja
Penyakit menular seperti polio, kholera, hepatitis A dan lainnya merupakan
penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar seperti penyediaan jamban.
Bakteri E.Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui
bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja yang dikeluarkan manusia
sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain
air , tangan, seranggaa, tanah, makanan, susu serta sayuran. Menurut Anderson dan
arnstein (dalam Wagner & Lanoix, 1958) dalam buku M. Soeparman dan suparmin
2002, terjadinya proses penularan penyakit diperlukan faktor sebagai berikut :
1. kuman penyebab penyakit;
2. sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab;
3. cara keluar dari sumber;
4. cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial;
5. cara masuk ke inang yang baru;
6. inang yang peka (susceptible)
2.4.1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu :
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi
Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap statu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003).
2.4.2. Sikap
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk berespons
(secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap
mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih), disamping itu
komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif
(kecendrungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi
atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
(Notoatmodjo, 2003)
2.4.3. Tindakan atau Praktek
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt behaviour).
Untuk mewujudkannya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Tingkatan tindakan, yaitu :
1. Persepsi
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respons terpimpin
Universitas Sumatera Utara
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme
apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi tindakan tersebut.
2.5. Kerangka Konsep
Baik
Sedang
Rendah
Intervensi STBM
Tidak di Intervensi
STBM
Prilaku masyarakat
tentang BAB
sembarangan :
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Karakteristik
responden :
- Pendidikan
- Penghasilan
- Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
2.6. Hipotesa Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan pengetahuan masyarakat tentang buang air besar
sembarangan pada desa yang di intervensi dan tidak di intervensi.
Ha : Ada perbedaan pengetahuan masyarakat tentang buang air besar
sembarangan pada desa yang di intervensi dan tidak di intervensi
Ho : Tidak ada perbedaan sikap masyarakat tentang buang air besar sembarangan
pada desa yang di intervensi dan tidak di intervensi.
Ha : Ada perbedaan sikap masyarakat tentang buang air besar sembarangan pada
desa yang di intervensi dan tidak di intervensi.
Ho : Tidak ada perbedaan tindakan masyarakat tentang buang air besar
sembarangan pada desa yang di intervensi dan tidak di intervensi.
Ha : Ada perbedaan tindakan masyarakat tentang buang air besar sembarangan
pada desa yang di intervensi dan tidak di intervensi
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai