Anda di halaman 1dari 4

Lisde, 2008

DERMATITIS IRITAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dermatitis merupkan salah satu penyakit yang timbul gangguan pada sistem imun,
dermatitis kontak merupakan suatu berntuk penyakit yang disebabkan hipersensivitas IV,
dan diawali oleh kontak langsung antara bahan allergik dan lain-lain.
Ada banyak faktor pencetus penyakit tersebut, dan perlu untuk diketahui oleh semua
kalangan masyarakat, demi mewujudkan hal tersebut maka penulis membuat sebuah
makalah yang berisikan tentang materi dermatitis.
Di Era globalisasi saat ini, Perawat seharusnya mampu menguasai tentang konsep medis
sehingga perawat dapat mengantisipasi secara dini mengenai dermatitis kontak iritan.
B.    Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.    Memberikan pengetahuan mengenai defenisi dari Dermatitis kontak iritan.
b.    Memberikan pengetahuan mengenai etiologi dari Dermatitis kontak iritan.
c.    Memberikan pengetahuan mengenai patofisiologi Dermatitis kontak iritan.
d.    Memberikan pengetahuan mengenai manifestasi klinis dari Dermatitis kontak iritan.
e.    Memberikan pengetahuan mengenai pemeriksaan diagnostik pada penyakit
Dermatitis kontak iritan.
f.    Memberikan pengetahuan mengenai penatalaksanaan Dermatitis dan kontak iritan
jika dipandang dari segi medis dan keperawatan.
g.    Memberikan pengetahuan mengenai  upaya pencegahan Dermatitis kontak iritan.

BAB II
ISI

A.    Konsep Medis


1.    Definisi
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel
epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena
adalah tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan
kulit adalah bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa
diketahui oleh sensitisasi. Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui,
tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada membran lipid keratisonit.
Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan setempat yang non-imunologik
pada kulit sesudah mendapat paparan iritan baik satu kali maupun berulang. Paparan
sekali (tidak disengaja atau kecelakaan) biasanya dari iritan asam, basa dan sebagainya.
Sedangkan paparan berulang yang merusak kulit secara kumulatif misalnya iritan yang
lebih kecil dosisnya.
Menurut kelompok kami, dermatitis kotak iritan adalah reaksi peradangan yang timbul
akibat terpapar suatu zat kimia yang dapat menimbulkan lesi.
2.    Etiologi
Penyebab timbulnya dermatitis kontak iritan cukup rumit dan biasanya melibatkan
gabungan berbagai iritan. Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada
setiap orang jika terpapar pada kulit dalam konsentrasi, waktu dan frekuensi yang cukup.
Iritasi pada kulit merupakan sebab terbanyak dari dermatitis kontak. Beberapa contoh
iritan akibat kerja yang lazim dijumpai adalah sebagai berikut :
a.    Sabun, detergen, dan pembersih lainnya.
b.    Bahan-bahan  industri, seperti petroleum, klorinat hidrokarbon, etil, eter, dan lain-
lain.
Faktor predisposisinya mencakup keadaan panas dan dingin yang ekstrim, kontak yang
frekuen dengan sabun serta air, dan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya.
Penggunaan berulang dari sabun basa kuat dan produk industri dapat merusak struktur
lunak pada sel. Asam dapat larut pada air dan menyebabkan dehidrasi pada kulit. Ketika
kulit telah mengalami gangguan, pajanan dari bahan iritan lemah pun dapat menyebabkan
inflamasi pada kulit. Besar intensitas dari inflamasi bergantung pada konsentrasi dari
iritan dan lamanya terpajan dari bahan iritan tersebut. Iritan yang lembut dapat
menyebabkan kulit kering, fissura, dan eritema. A mild eczematous reaction dapat timbul
pada eksposure yang berkelanjutan. Pajanan yang berkelanjutan pada daerah seperti
tangan, area diaper, atau pada sekeliling kulit yang terkadang menyebabkan eczematous
inflamatour. Zat kimia kuat dapat menyebabkan reaksi yang berat.
Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan,
tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah
kecenderungan untuk menginduksi dermatitis. Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak
baik dengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (oklusi, suhu dan kelembaban
tinggi, bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban
rendah). Tidak semua pekerja di area yang sama akan terkena. Siapa yang terkena
tergantung pada predisposisi individu (riwayat atopi misalnya), personal higiene dan luas
dari paparan. Iritan biasanya mengenai tangan atau lengan.
3.    Patofisiologi
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan
tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan
berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-
komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan
diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan
leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor
sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta
mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin.
PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil
gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan
terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga perbedaan
mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis. Kontak iritan
tidak melalui fase sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang
iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-
ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. (Hetharia, Rospa. Halaman 95-96)
4.    Manifestasi Klinis
Dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis
kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut.
Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas,
eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena,
berbatas tegas.
Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah bahan
kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam
fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru
terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh
bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru
merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah
menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
Dermatitis kontak iritan kronis atau dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak
dengan iritan lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma
mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun,
pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh
karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat
menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu.
Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-
tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting.
Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering
ditemukan.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung
akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci
yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya
berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita.
Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan
yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif,
misalnya : mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel
dan berkebun.
5.    Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian pasien gangguan alergik umumnya mencakup pemeriksaan darah, sediaan
apus sekresi tubuh test kkulit dan RASt (Radioallergosorbent test)  hasil pemeriksaan
darah akan memberikan data-data yang suportif untuk pelbagai kemungkinan diagnostik,
kendati demikian tes darah hasil laboratorium bukan Kriteria utama dalam pemeriksaan
gangguan alergik. Pemeriksaan awal dapat mencakup pemeriksaan ini :
Hitung darah lengkap dan hitung jeniseosinofil dalam keadaan normal merupakan 1%
sampai 4% dari jumlah total sel darah putih. Tingkat antara 5% sampai 15% adalah
nonspesifik tetapi benar-benar menunjukkan reaksi alergik.
Eosinofilia sedang 15%hingga 40% leukosit dalam darah sebagai eosinofel ditemukan
pada pasien  gangguan alerik disamping pasien gangguan malignitas, immunodefisiensi,
infeksi parasit, penyakit jantung congenital, dan pada pasien yang mengalamidialisis
peritoneal.
Kadar  total  serum Ig E, kadar total serum IgE, yang tinggi mendukung diagnosis
penyakit atopik ; kendati demikian, kadar IGE yang normal tidak menyingkirkan
kemungkinan diagnosisi gangguan alergik. Kadar IgE tidak sesensitif pemeriksaan
PRIST (paper radio immunosorbent test) dan ELISA (Enzyme-linked immunosrbent
assay).
Tes kulit. Tes kulit mencakup penyuntikan intra dermal atau aplikasi superficial yang
dilakukan secara bersamaan waktunya pada tempat-tempat terpisah dengan menggunakan
beberapa jenis larutan. Larutan ini masing-masing mengandung antigen yang mewakili
suatu jenis alergen, termasuk tepung sari.
Tes provokasi, tes provokasi meliputi pemberian allergen secara langsung pada mukosa
respiratorius dengan mengamati respon target tersebut. Tipe pengujian ini sangat
membantu dalam mengena allergen yang bermakna secara klinis pada pasien-pasien
dengan hasil positif, kekurangan yang utama pada tipe pengujian ini adalah keterbatasan
satu antigen persesi dan risike timbulnya gejala yang berat, khususnya bronkhospasme
pada pasien asma.
“Tes radioallergosorbent, merupakan test pemeriksaan kadar IgE. Spesifik allergen.
Sample serum pasien dikenakan dalam jumlah kompleks allergen yang dicurigai. Jika
terdapat antibody, kompleks ini akan berikatan dengan allergen yang berlabel-radio aktif”
(Smeltzer, Suzanne C, halaman 1760-1763)
6.    Penatalaksanaan
a.    Penatalaksanaan Medis.
1)    Kortikosteroid
2)    Antihistamin
3)    Krim hidrofilik atau vaselin
4)    Kortikosteroid topical
5)    Antibiotik
b.    Penatalaksanaan Keperawatan.
1)    Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pemberian jenis  obat-obatan
seperti Kortikosteroid, Radiasi ultraviolet, Imunosupresif topical, Siklosporin A,
Antibiotika dan antimikotika, Pengobatan sistemik sesuai dengan medik.
2)    berikan pendidikan kesehatan kepada klien bahwa gejala gatal berhubungan dengan
penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-
garuk-gatal-garuk. Rasionalisasi dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan
prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif
3)    hindarkan binatang peliharaan. Rasionalisasi jika alergi terhadap bulu binatang
sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area
rumah. dan lain-lain.
7.    Pencegahan
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari kontak dengan zat seperti poison ivy
atau sabun keras yang dapat menyebabkan hal itu. Strategi pencegahan meliputi:
a.    Bilas kulit dengan air dan gunakan sabun ringan jika dermatitis karena kontak
dengan suatu zat. Usahakan mencuci untuk menghapus banyak iritan atau alergen dari
kulit Anda. Pastikan untuk membilas sabun sepenuhnya dari tubuh Anda.
b.    Kenakan kapas atau sarung tangan plastik ketika melakukan pekerjaan rumah tangga
untuk menghindari kontak dengan pembersih atau larutan.
c.    Jika di tempat kerja, memakai pakaian pelindung atau sarung tangan untuk
melindungi kulit Anda terhadap senyawa berbahaya.
d.    Oleskan krim atau gel penghalang untuk kulit Anda untuk memberikan lapisan
pelindung. Juga, gunakan pelembab untuk mengembalikan lapisan terluar kulit dan untuk
mencegah penguapan kelembaban.
e.    Gunakan deterjen ringan, tanpa wewangian saat mencuci pakaian, handuk dan
selimut. Coba lakukan siklus bilas tambahan pada mesin cuci.

(http://medicastore.com/penyakit/74/Dermatitis_Kontak.html).
http://sailormanyahya.wordpress.com/2008/08/03/makalah-dermatitis-kontak-iritan/

Anda mungkin juga menyukai