PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
2
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
4
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
5
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
7
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
8
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
10
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
11
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
13
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
MAKALAH
MATEMATIKA KEUANGAN
Tentang
Kelompok 5
Disusun Oleh :
14
Muhammad Fauzi 1917010012
Dosen pengampu :
2021M / 1442H
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga Saya bisa melaksanakan Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan yakni dalam
membuat dan menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Analisis Konsep Risk and
Return” Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan dan Untuk menambah pengetahuan kita tentang salah satu
permasalahan yang terjadi dalam manajemen keuangan. Saya memohon maaf sebesar-besarnya
jika di dalam makalah ini ada kesalahan dan kata-kata yang kurang mendukung. Saya akan
menerima dengan terbuka segala sesuatu kritik dan saran dari para pihak pembaca.
Terimakasih
15
Padang, 10 Juni 2022
Penullis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………………….3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1. Pengembalian Nominal dan Riil.......................................................................................................6
2. Imbal Hasil dalam Pasar Uang.........................................................................................................6
3. Pengembalian berdasarkan Uang (Money-Weighted Return) dan berdasarkan Waktu (Time-
Weighted Return)...................................................................................................................................8
4. Pengembalian Aritmetik dan Geometrik (Arithmetic And Geometric Return)...............................9
5. Aplikasi Pemilihan Ukuran Pengembalian....................................................................................11
16
6. Indeks Pasar Saham.......................................................................................................................11
7. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI..............................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................................18
DAFTAR ISI............................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
17
hasil, misalnya, jugasangat sering digunakan untuk obligasi seperti istilah yield to call (imbal
hasil hingga tanggal penebusan) dan yield to maturity (imbal hasil hingga jatuh tempo).Semua
ukuran yang digunakan, baik imbal hasil maupun pengembalian adalah berdasarkan ukuran
nominal dan bukan real serta sebelum pajak. Untuk mendapatkan imbal hasil dan pengembalian
real, kita harus mengurangi hasil nominal dengan faktor inflasi. Begitu juga untuk mendapatkan
ukuran setelah pajak; kita harus mengurangi besaran pajak dari hasil yang didapat. Besaran pajak
sangat bervariasi antara satu institusi dengan institusi lain atau antara satu investordengan
investor lain. Sama seperti tingkat bunga yang implisit per tahun, imbal hasil dan pengembalian
juga selalu dinyatakan dalam p.a. atau per annum, kecuali jika dinyatakan lain.
Istilah-istilah yang sering dipakai dalam pasar uang selain tingkat diskon dan tingkat
bunga adalah imbal hasil diskon bank (bank discount yield), imbal hasil periode (holding period
yield), imbal hasil pasar uang (money market yield) atau biasa disebut imbal hasil yang
ekuivalen dengan sertifikat deposito – CD (CD equivalent yield), dan imbal hasil tahunan efektif
(effective annual yield). Pasar uang yang dimaksud disini adalah pasar untuk instrumen utang
jangka pendek yaitu yang berjangka waktu satu tahun atau kurang seperti Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau T-bill di Amerika dan Sertifikat Deposito (SD) atau Nonnegotible
Certificate of Deposit (NCD) di Amerika.Berbeda dengan produk-produk keuangan pasar modal,
instrumen-instrumen keuangan jangka pendek di pasar uang biasanya dijual dengan harga di
bawah par atau di bawah nilai nominalnya atau dijual dengan harga diskon sehingga sering juga
disebut produk keuangan berdiskon. Besar diskon adalah selisih antara nilai jatuh tempo (nilai
nominalnya) dengan harga pembelian.
18
1.2.2 Berdasarkan apa saja
pengembalian tertimbang?
1.2.3 Metode apa saja yang
digunakan untuk pembobotan
saham dalam
menghitung indeks suatu bursa
atau industri tertentu?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui istilah-
istilah yang digunakan dalam
pasar uang
yang sering dipakai selain
tingkat diskon dan tingkat
bunga.
1.3.2 Untuk mengetahui
berdasarkan pengembalian
tertimbang.
19
1.3.3 Untuk mengetahui metode
yang digunakan untuk
pembobotan saham
dalam menghitung indeks suatu
bursa atau industri tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian imbal hasil dan pengembalian
2. Apa tujuan imbal hasil dan pengembalian?
3. Istilah-istilah apa saja yang digunakan dalam pasar uang yang sering dipakai selain
tingkat diskon dan tingkat bunga?
4. Berdasarkan apa saja pengembalian tertimbang?
5. Metode apa saja yang digunakan untuk pembobotan saham dalam menghitung indeks
suatu bursa atau industri tertentu?
B. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui pengertian imbal hasil dan pengembalian.
2. Untuk mengetahui tujuan imbal hasil dan pengembalian.
3. Untuk mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam pasar uang yang sering dipakai
selain tingkat diskon dan tingkat bunga.
4. Untuk mengetahui berdasarkan pengembalian tertimbang.
5. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk pembobotan saham dalam menghitung
indeks suatu bursa atau industri tertentu.
20
BAB II
PEMBAHASAN
21
produk keuangan berdiskon. Besar diskon adalah selisih antara nilai jatuh tempo (nilai
nominalnya) dengan harga pembelian.
Untuk menghitung imbal hasil diskon bank per annum (per tahun), pasar biasanya
menggunakan asumsi 360 hari dalam satu tahun sehingga persamaannya menjadi :
D 360
r BD=¿ x (1)
F t
dengan :
rBD = imbal hasil diskon bank
D = besar diskon, yaitu selisih nilai nominal dengan harga pembelian
F = nilai nominal SBI atau SD
T = jumlah hari hingga tanggal jatuh tempo
Imbal hasil diskon bank mempunyai tiga kelemahan. Pertama, imbal hasil
didasarkan pada nilai nominal SBI, bukan pada harga pembeliannya. Kedua, asumsi 360
hari dari 365 hari yang semestinya. Ketiga, untuk mendapat imbal hasil tahunan, digunakan
konsep bunga sederhana, yang mengabaikan kesempatan mendapatkan bunga atas bunga.
Karena kelemahan-kelemahan di atas, diperkenalkan ukuran-ukuran imbal hasil
yang lain. Pertama adalah yang disebut imbal hasil selama periode investasi atau selama
periode memegang produk keuangan itu atau disingkat imbal hasil periode yaitu :
P1 −P 0
HPY = (2)
P0
dengan :
HPY = imbal hasil periode (holding period yield)
P0 = harga pembelian
P1 = harga atau nilai jatuh tempo
Perhatikan bahwa imbal hasil periode tidak disetahunkan atau tidak dinyatakan
dalam p.a., sehingga sebaiknya dituliskan periodenya secara eksplisit dibelakang imbal
hasil untuk menghindari salah interpretasi.
Jika imbal hasil periode disetahunkan dengan menggunakan konsep bunga
majemuk, kita akan mendapatkan apa yang dinamakan imbal hasil tahunan efektif
(effective annual yield).
365/t
EAY =( 1+ HPY ) −1 (3)
dengan :
EAY = imbal hasil tahunan efektif
HPY = imbal hasil periode (holding period yield)
t = periode SBI atau sertifikat deposito
Ukuran imbal hasil terakhir untuk produk keuangan jangka pendek adalah imbal
hasil pasar uang (money market yield), juga dikenal dengan CD equivalent yield. Imbal
hasil ini berdasarkan asumsi setahun 360 hari dan bunga sederhana, sama seperti imbal
22
hasil diskon bank. Perbedaannya adalah imbal hasil diskon bank menggunakan nilai
nominal sebagai pembaginya, sedangkan dalam imbal hasil pasar uang, pembaginya adalah
harga pembelian.
D 360
r MM = x (4 )
P0 t
F
r MM =r BD x (5)
P0
360
r MM =HPY x (6)
t
Contoh 1
Sebuah SBI dengan nilai pari Rp2.000.000.000 berjangka waktu 90 hari, ditawarkan pada harga
97%. Hitunglah:
a. Imbal hasil diskon bank
b. Imbal hasil pasar uang
c. Imbal hasil periode
d. Imbal hasil tahunan efektif
Jawab :
T = 90 hari
F = Rp2.000.000.000
𝑃0 = 97% (Rp2.000.000.000) = Rp1.940.000.000
D = 3% (Rp2.000.000.000) = Rp60.000.000
𝑃1 = F = Rp2.000.000.000
D 360 𝐻PY =
a. r BD= ×
F t Rp 2.000 .000 .000−Rp 1.940 .000 .000
Rp 60.000 .000 360 Rp 1.940 .000 .000
r BD= ×
Rp2.000 .000 .000 90 Rp 60.000 .000
𝐻PY =
¿ 0 , 03 × 4=0 ,12 atau 12% Rp 1.940 .000 .000
𝐻PY = 0,030927835 atau 3,093%
23
3. Pengembalian berdasarkan Uang (Money-Weighted Return) dan berdasarkan
Waktu (Time-Weighted Return)
Berbeda dengan imbal hasil jangka pendek, untuk jangka panjang biasanya
digunakan ukuran-ukuran lain yaitu pengembalian tertimbang berdasarkan uang (money-
weighted return) dan pengembalian tertimbang berdasarkan waktu (time-weighted return).
Dalam aplikasinya, mencari tingkat pengembalian tertimbang berdasarkan uang adalah
seperti mencari internal rate of return (IRR) dalam penganggaran modal (capital
budgeting) yang dipelajari dalam kuliah manajemen keuangan. Untuk pembahasan
selanjutnya dalam buku ini, pengembalian tertimbang berdasarkan uang akan disingkat
menjadi pengembalian berdasarkan uang, dan pengembalian tertimbang berdasarkan waktu
disingkat pengembalian berdasarkan waktu.
Dalam mencari tingkat pengembalian berdasarkan uang, besar penerimaan atau
pengeluaran uang dalam setiap periode sangat penting dan diperhitungkan. Ini berbeda
dengan pencarian tingkat pengembalian berdasarkan waktu. Dalam pengembalian
berdasarkan waktu, besaran uang dalam setiap periode tidak dipertimbangkan karena
penekanannya adalah pada pengembalian tiap periode. Bahwa tingkat pengembalian pada
periode 1 sebesar r1 adalah dari Rp 1.000.000 dan tingkat pengembalian pada
periode 2 sebesar r2 adalah dari Rp 1.000.000.000, misalnya, tidak diperhitungkan
dalam menghitung pengembalian berdasarkan waktu, r1 dan r2 dianggap berbobot
sama dan kita ingin mencari rata-ratanya.
r 1+ r 2+ …+r n
r A= (7)
n
r G =√ ( 1+r 1 ) ( 1+r 2 ) … ( 1+r n )−1(8)
n
dengan
rA = pengembalian aritmatik
24
rB = pengembalian geometrik
r1 = pengembalian (return) periode 1
r2 = pengembalian (return) periode 2
rn = pengembalian (return) periode n
n = jumlah periode
rG =
√
n V1 V2 V
. … n −1 (9)
V 0 V 1 V n−1
atau
rG =
√
n Vn
V0
−1(10)
dengan
Vn = nilai portofolio pada periode n (nilai portofolio akhir)
V0 = nilai periode awal
n = jumlah periode
Dalam semua keadaan, pengembalian geometrik akan sama atau lebih rendah
daripada pengembalian aritmetik. Pengembalian geometrik akan sama dengan
pengembalian aritmetik jika dan hanya jika besar pengembalian untuk setiap periode adalah
sama misalkan x%, artinya tidak ada standar deviasi dari tingkat pengembalian antar
periode karena semuanya sama yaitu x%. Kenyataannya, sangat kecil kemungkinan ini bisa
terjadi, sehingga pengembalian geometrik hampir dapat dipastikan lebih rendah daripada
pengembalian aritmetik. Karena itu, pengembalian geometrik sering disebut sebagai ukuran
yang konservatif. Semakin besar standar deviasi dari distribusi pengembalian tiap periode,
semakin besar perbedaan pengembalian geometrik dan pengembalian aritmetik. Hubungan
keduanya dinyatakan dengan persamaan:
2 2 2
( 1+r G ) ≈ ( 1+r A ) −( S . D ) (1 1)
Contoh 2
Suatu portofolio saham dibentuk dengan modal awal Rp 500.000.000 C pada awal 2004.
Portofolio itu kemudian berkembang menjadi Rp600.000.000 pada akhir 2004 dan Rp
25
750.000.000 pada akhir 2005. Berapa tingkat pengembalian aritmetik dan geometrik?
Jawab:
n=2
Rp 600.000.000−Rp 500.000.000
r 1= =20 %
Rp 500.000.000
Rp 750.000.000−Rp 600.000.000
r 2= =25 %
Rp 600.000.000
r 1+ r 2 20 % +25 %
r A= = =22, 5 %
2 2
Cara lain:
rG =
√ Rp 750.000 .000
Rp 500.000 .000
−1=22,474 %
26
2. Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar (tertimbang berdasarkan nilai-value weighted)
3. Tak tertimbang atau berbobot sama (unweighted atau equal weights)
4. Berdasarkan saham beredar (free float)
Di Indonesia digunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG
merepresentasikan rata-rata dari seluruh saham di BEI (633 Perusahaan per tanggal 19 Juni 2019.
∑ Pt Q t
Indekst = i=1
n
x Indeks Awal (12)
∑ P 0 Q0
i=1
∑ Pt Q t
Indekst = i=1
n
x 100(1 3)
∑ P 0 Q0
i=1
dengan :
P0 = harga saham i pada periode dasar
Q0 = jumlah saham i yang beredar pada periode dasar
Pt = harga saham i pada periode t
27
Qt = jumlah saham i yang beredar pada periode t
n = jumlah saham individual dalam sampel
Indekst = indeks pada periode t
Indeks pasar saham berdasarkan nilai adalah yang paling banyak digunakan. Indeks ini
diguanakan di BEI untuk menghitung IHSG, Indeks LQ 45, JII, dan sekitar 10 indeks sektoral di
BEI. Indeks ini juga digunakan untuk indeks S&P 500, Indeks New York Stock Exchange,
Nasdaq Series, AMEX Market Value Index, dan lain-lain.
Berikut sepuluh saham berkapitalisasi tinggi (di luar HMSP dan EXCL) sebagai berikut :
Tabel 1 Saham-Saham Berkapitalisasi Tertinggi
Harga Total Nilai Kapasitas Pasar
NO Kode Emiten Nilai Kapasitas Pasar (Rp)
(Rp) (Rp)
28
1. TLKM Telekomunikasi 5.500 111.887.996.004.000 15,60%
2. BBCA Bank BCA 3.350 40.874.197.751.000 5,70%
Astra
3. ASII 9.550 38.661.793.248.700 5,39%
Internasional
4. BBRI Bank BRI 2.975 35.187.260.088.750 4,91%
Unilever
5 UNVR 4.450 33.953.500.000.000 4,73%
Indonesia
6 PGAS Perusahaan Gas 6.900 30.934.299.454.500 4,31%
7 ISAT Indosat 5.600 29.917.630.400.000 4,17%
8 BMRI Bank Mandiri 1.380 27.646.703.845.080 3,84%
9 GGRM Gudang Garam 11.000 21.164.968.000.000 2,95%
10 BDMN Bank Danamon 4.050 19.727.158.284.000 2,75%
Jumlah 389.955.507.076.030 54,35%
Saham berbobot terendah dalamI HSG adalah MAMIP, yaitu 0,00050% sehingga setiap
perubahan 1% harga MAMIP hanya memberikan perubahan IHSG sebesar 0,000005%.
Jika pada tanggal 5 Des 2005 di asumsikan harga saham MAMIP naik 100% menjadi
Rp1.200, IHSG hanya akan naik 0,0005%.
29
Pada praktiknya, setiap hari tidak hanya ada satu saham yang naik dan turun tetapi
beberapa saham mengalami kenaikan dan beberapa mengalami penurunan sementara
sebagian besar tetap. Jika demikian, perubahan IHSG adalah jumlah persentase
perubahan harga saham dikalikan dengan bobotnya.
Contoh 3
Pada 5 Desember 2005 hanya ada dua saham yang naik dan dua saham yang turun, yaitu :
Harga (Rp) Perubahan
Saham % Bobot % x Bobot
2 Des 05 5 Des 05 (Rp)
TLKM 5,550 5.650 100 1,80% 15,60% 0,2808%
ASII 9,550 9.400 -100 -1,57% 5,39% -0,0846%
PGAS 6,900 6.950 50 0,72% 4,31% 0,0310%
GGRM 11,000 10.850 -150 -1,36% 2,95% -0,0401%
Jumlah 0,1871%
Maka IHSG akan ditutup naik sebesar 0,1817%, yaitu dari 1.119,417 (indeks tanggal 2
Desember 2005) menjadi 1.121,51.
Kenyataannya, berdasarkan data aktual seluruh pedagang saham tanggal 5 Desember
2005 ternyata IHSG naik 0,104% dari 1.119.417 menjadi 1.120.417; harga 50 saham
naik, 59 saham turun (termasuk EXCL) dan 228 tetap.
Perbandingan pembobotan berdasarkan harga, nilai, dan tak tertimbang untuk 10 saham
berkapitalisasi tertinggi di BEI adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Perbandingan Pembobotan dengan 3 Metode
30
8. INDEKS BERDASARKAN SAHAM BEREDAR
Indeks berdasarkan saham beredar (free float) adalah metode perhitungan indeks yang
berusaha untuk mengoreksi indeks berdasarkann nilai.Jika indeks berdasarkan nilai
menggunakan nilai kapitalisasi seluruh saham tercatat sebagai pembobotan, indeks ini hanya
mempertimbangkan jumlah saham yang beredarsaja untuk menghitung nilai kapitalisasinya.
Menurut pakar, metode ini lebih fair. Metode ini banyak diusulkan para praktisi dan sebagian
pejabat di Departemen Keuangan juga mendukung. Akan tetapi, otoritas BEI tidak bersedia
menggunakannya karena akan berakibat semakin rendahnya nilai kapitalisasi bursa kita.
Sebagai perbandingan, misalkan sebuah bursa saham yang terdiri atas 4 saham, yaitu A, B, C,
dan D dengan harga, jumlah saham tercatat, dan saham beredar sebagai berikut :
Kapasitas
Saham
Harga Saham Tercatat Nilai Kapasitas Saham
Saham Beredar di
(Rp) (juta) Pasar (juta Rp) Beredar (juta
publik
Rp)
A 50 8 400 10% 40
B 100 2 200 30% 60
C 150 2 300 100% 300
D 200 0,5 100 100% 100
Dalam contoh ini, bobot masing-masing saham untuk setiap metode perhitungan indeks adalah
sebagai berikut :
31
9. FRAKSI HARGA SAHAM DAN IHSG
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ukuran-ukuran performansi dalam pasar uang adalah imbal hasil diskon bank,
imbal hasil pasar uang, imbal hasil periode, dan imbal hasil tahunan efektif. Sedangkan
untuk ukuran performansi investasi dalam pasar modal, kita biasanya menggunakan
ukuran pengembalian berdasarkan uang dan pengembalian berdasarkan waktu.
Pengembalian berdasarkan waktu lebih lanjut dibagi dalam pengembalian aritmetik dan
pengembalian geometrik. Penghitungan pengembalian aritmetik dan geometrik sama
seperti menghitung rata-rata aritmetik dan rata-rata geometrik dalam statistik.
Pengembalian geometrik selalu lebih kecil atau sama dengan pengembalian aritmetik
sehingga sering disebut ukuran yang konservatif. Pengembalian berdasarkan uang
digunakan untuk menilai performansi seorang investor individu sementara pengembalian
berdasarkan waktu dapat digunakan untuk evaluasi performansi seorang manajer
investasi. Pengembalian berdasarkan uang memperhitungkan besaran uang yang
diinvestasikan dalam masing-masing periode sementara pengembalian berdasarkan waktu
tidak memperhitungkan besaran uang itu. Dengan kata lain, pengembalian berdasarkan
waktu mengasumsikan besar uang dalam tiap periode investasi adalah sama.
B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu pemakalah mengharap kepada para
pembaca saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
32
DAFTAR ISI
33