Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan

2
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan

4
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan

5
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan

7
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan

8
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam

9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan

10
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan

11
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam

12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi secara garis besar
dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu investasi
dalam real assets dan investasi
dalam financial assets.
Karakteristik, ukuran, dan
kriteria untuk investasi dalam
real assts diberikan secara
khusus dalam kuliah
capital budgeting, evaluasi
proyek atau manajemen
keuangan. Mahasiswa yang
pernah mengambil kuliah kuliah
itu dapat dipastikan sangat
terbiasa dengan

13
istilah-istilah payback period,
discounted payback period, net
present value
(NPV), internal rate of return
(IRR), dan profitability ratio.
Sedangkan ukuran-
ukuran evaluasi untuk investasi
dalam financial assets sebagian
dibahas dalam
MAKALAH

MATEMATIKA KEUANGAN

Tentang

IMBAL HASIL DAN PENGEMBALIAN

Kelompok 5

Disusun Oleh :

Rahma Yulia 1917010019

Annisa Rizki Sari 1917010011

14
Muhammad Fauzi 1917010012

Dosen pengampu :

Miftahul Jannah M.Si

PRODI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2021M / 1442H

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga Saya bisa melaksanakan Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan yakni dalam
membuat dan menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Analisis Konsep Risk and
Return” Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan dan Untuk menambah pengetahuan kita tentang salah satu
permasalahan yang terjadi dalam manajemen keuangan. Saya memohon maaf sebesar-besarnya
jika di dalam makalah ini ada kesalahan dan kata-kata yang kurang mendukung. Saya akan
menerima dengan terbuka segala sesuatu kritik dan saran dari para pihak pembaca.
Terimakasih

15
Padang, 10 Juni 2022

Penullis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………………….3

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1. Pengembalian Nominal dan Riil.......................................................................................................6
2. Imbal Hasil dalam Pasar Uang.........................................................................................................6
3. Pengembalian berdasarkan Uang (Money-Weighted Return) dan berdasarkan Waktu (Time-
Weighted Return)...................................................................................................................................8
4. Pengembalian Aritmetik dan Geometrik (Arithmetic And Geometric Return)...............................9
5. Aplikasi Pemilihan Ukuran Pengembalian....................................................................................11

16
6. Indeks Pasar Saham.......................................................................................................................11
7. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI..............................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................................18
DAFTAR ISI............................................................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu investasi dalam real
assets dan investasi dalam financial assets. Karakteristik, ukuran, dan kriteria untuk investasi
dalam real assts diberikan secara khusus dalam kuliah capital budgeting, evaluasi proyek atau
manajemen keuangan. Mahasiswa yang pernah mengambil kuliah kuliah itu dapat dipastikan
sangat terbiasa dengan istilah-istilah payback period, discounted payback period, net present
value. (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitability ratio. Sedangkan ukuran-ukuran
evaluasi untuk investasi dalam financial assets sebagian dibahas dalam manajemen investasi dan
sebagian dalam matematika keuangan. Tulisan ini akan berusaha untuk menjelaskan ukuran-
ukuran yang biasa digunakan untuk mengevaluasi investasi dalam financial assets yang
ditawarkan melalui pasar uang(jangka pendek), dan pasar modal (jangka panjang). Pembahasan
akan diawali dengan imbal hasil dalam pasar uang dan dilanjutkan dengan pengembalian (return)
atau tingkat pengembalian (rate of return) dari suatu investasi saham/obligasi atau portofolio.
Walaupun dalam tulisan ini, karena kebiasaan, imbal hasil digunakan untuk pasar uang dan
tingkat pengembalian untuk pasar modal; kedua istilah ini, pada praktiknya, berarti sama. Imbal

17
hasil, misalnya, jugasangat sering digunakan untuk obligasi seperti istilah yield to call (imbal
hasil hingga tanggal penebusan) dan yield to maturity (imbal hasil hingga jatuh tempo).Semua
ukuran yang digunakan, baik imbal hasil maupun pengembalian adalah berdasarkan ukuran
nominal dan bukan real serta sebelum pajak. Untuk mendapatkan imbal hasil dan pengembalian
real, kita harus mengurangi hasil nominal dengan faktor inflasi. Begitu juga untuk mendapatkan
ukuran setelah pajak; kita harus mengurangi besaran pajak dari hasil yang didapat. Besaran pajak
sangat bervariasi antara satu institusi dengan institusi lain atau antara satu investordengan
investor lain. Sama seperti tingkat bunga yang implisit per tahun, imbal hasil dan pengembalian
juga selalu dinyatakan dalam p.a. atau per annum, kecuali jika dinyatakan lain.
Istilah-istilah yang sering dipakai dalam pasar uang selain tingkat diskon dan tingkat
bunga adalah imbal hasil diskon bank (bank discount yield), imbal hasil periode (holding period
yield), imbal hasil pasar uang (money market yield) atau biasa disebut imbal hasil yang
ekuivalen dengan sertifikat deposito – CD (CD equivalent yield), dan imbal hasil tahunan efektif
(effective annual yield). Pasar uang yang dimaksud disini adalah pasar untuk instrumen utang
jangka pendek yaitu yang berjangka waktu satu tahun atau kurang seperti Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau T-bill di Amerika dan Sertifikat Deposito (SD) atau Nonnegotible
Certificate of Deposit (NCD) di Amerika.Berbeda dengan produk-produk keuangan pasar modal,
instrumen-instrumen keuangan jangka pendek di pasar uang biasanya dijual dengan harga di
bawah par atau di bawah nilai nominalnya atau dijual dengan harga diskon sehingga sering juga
disebut produk keuangan berdiskon. Besar diskon adalah selisih antara nilai jatuh tempo (nilai
nominalnya) dengan harga pembelian.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Istilah-istilah apa saja
yang digunakan dalam pasar
uang yang sering
dipakai selain tingkat diskon
dan tingkat bunga?

18
1.2.2 Berdasarkan apa saja
pengembalian tertimbang?
1.2.3 Metode apa saja yang
digunakan untuk pembobotan
saham dalam
menghitung indeks suatu bursa
atau industri tertentu?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui istilah-
istilah yang digunakan dalam
pasar uang
yang sering dipakai selain
tingkat diskon dan tingkat
bunga.
1.3.2 Untuk mengetahui
berdasarkan pengembalian
tertimbang.

19
1.3.3 Untuk mengetahui metode
yang digunakan untuk
pembobotan saham
dalam menghitung indeks suatu
bursa atau industri tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian imbal hasil dan pengembalian
2. Apa tujuan imbal hasil dan pengembalian?
3. Istilah-istilah apa saja yang digunakan dalam pasar uang yang sering dipakai selain
tingkat diskon dan tingkat bunga?
4. Berdasarkan apa saja pengembalian tertimbang?
5. Metode apa saja yang digunakan untuk pembobotan saham dalam menghitung indeks
suatu bursa atau industri tertentu?

B. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui pengertian imbal hasil dan pengembalian.
2. Untuk mengetahui tujuan imbal hasil dan pengembalian.
3. Untuk mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam pasar uang yang sering dipakai
selain tingkat diskon dan tingkat bunga.
4. Untuk mengetahui berdasarkan pengembalian tertimbang.
5. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk pembobotan saham dalam menghitung
indeks suatu bursa atau industri tertentu.

20
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengembalian Nominal dan Riil


Tujuan utama semua investasi adalah mendapatkan pengembalian (return). Investor
umumnya menginginkan return positif dan setinggi mungkin. Return investasi yang negatif
mengakibatkan total kekayaan seorang investor berkurang. Return yang positif juga belum tentu
memuaskan karena tidak selalu meningkatkan kekayaan riil investor.
Return investasi yang positif tetapi lebih kecil dari inflasi periodik akan mengakibatkan
total kekayaan investor bertambah secara nominal namun berkurang secara riil. Return riil adalah
return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar daya beli tidak berkurang, return nominal sebuah
investasi harus melebihi tingkat inflasi. Menghitung return untuk periode satu tahun tanpa
setoran tambahan atau pengambilan uang relatif mudah, karena kita cukup mengurangi investasi
akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal. Penghitungan return
menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode, jika ada penambahan atau
pengambilan uang selama periode investasi, atau jika risiko diperhitungkan.

2. Imbal Hasil dalam Pasar Uang


Istilah-istilah yang sering dipakai dalam pasar uang selain tingkat diskon dan tingkat
bunga adalah imbal hasil diskon bank (bank discount yield), imbal hasil periode (holding
period yield), imbal hasil pasar uang (money market yield) atau biasa disebut imbal hasil
yang ekuivalen dengan sertifikat deposito–CD(CD equivalent yield), dan imbal hasil
tahunan efektif (effective annual yield). Pasar uang yang dimaksud disini adalah pasar
untuk instrumen utang jangka pendek yaitu yang berjangka waktu satu tahun atau kurang
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau T-bill di Amerika dan Sertifikat Deposito (SD)
atau Nonnegotible Certificate of Deposit (NCD) di Amerika.
Berbeda dengan produk-produk keuangan pasar modal, instrumen-instrumen
keuangan jangka pendek di pasar uang biasanya dijual dengan harga di bawah par atau di
bawah nilai nominalnya atau dijual dengan harga diskon sehingga sering juga disebut

21
produk keuangan berdiskon. Besar diskon adalah selisih antara nilai jatuh tempo (nilai
nominalnya) dengan harga pembelian.
Untuk menghitung imbal hasil diskon bank per annum (per tahun), pasar biasanya
menggunakan asumsi 360 hari dalam satu tahun sehingga persamaannya menjadi :
D 360
r BD=¿ x (1)
F t
dengan :
rBD = imbal hasil diskon bank
D = besar diskon, yaitu selisih nilai nominal dengan harga pembelian
F = nilai nominal SBI atau SD
T = jumlah hari hingga tanggal jatuh tempo
Imbal hasil diskon bank mempunyai tiga kelemahan. Pertama, imbal hasil
didasarkan pada nilai nominal SBI, bukan pada harga pembeliannya. Kedua, asumsi 360
hari dari 365 hari yang semestinya. Ketiga, untuk mendapat imbal hasil tahunan, digunakan
konsep bunga sederhana, yang mengabaikan kesempatan mendapatkan bunga atas bunga.
Karena kelemahan-kelemahan di atas, diperkenalkan ukuran-ukuran imbal hasil
yang lain. Pertama adalah yang disebut imbal hasil selama periode investasi atau selama
periode memegang produk keuangan itu atau disingkat imbal hasil periode yaitu :
P1 −P 0
HPY = (2)
P0
dengan :
HPY = imbal hasil periode (holding period yield)
P0 = harga pembelian
P1 = harga atau nilai jatuh tempo
Perhatikan bahwa imbal hasil periode tidak disetahunkan atau tidak dinyatakan
dalam p.a., sehingga sebaiknya dituliskan periodenya secara eksplisit dibelakang imbal
hasil untuk menghindari salah interpretasi.
Jika imbal hasil periode disetahunkan dengan menggunakan konsep bunga
majemuk, kita akan mendapatkan apa yang dinamakan imbal hasil tahunan efektif
(effective annual yield).
365/t
EAY =( 1+ HPY ) −1 (3)
dengan :
EAY = imbal hasil tahunan efektif
HPY = imbal hasil periode (holding period yield)
t = periode SBI atau sertifikat deposito
Ukuran imbal hasil terakhir untuk produk keuangan jangka pendek adalah imbal
hasil pasar uang (money market yield), juga dikenal dengan CD equivalent yield. Imbal
hasil ini berdasarkan asumsi setahun 360 hari dan bunga sederhana, sama seperti imbal

22
hasil diskon bank. Perbedaannya adalah imbal hasil diskon bank menggunakan nilai
nominal sebagai pembaginya, sedangkan dalam imbal hasil pasar uang, pembaginya adalah
harga pembelian.

D 360
r MM = x (4 )
P0 t
F
r MM =r BD x (5)
P0
360
r MM =HPY x (6)
t

Contoh 1
Sebuah SBI dengan nilai pari Rp2.000.000.000 berjangka waktu 90 hari, ditawarkan pada harga
97%. Hitunglah:
a. Imbal hasil diskon bank
b. Imbal hasil pasar uang
c. Imbal hasil periode
d. Imbal hasil tahunan efektif
Jawab :
T = 90 hari
F = Rp2.000.000.000
𝑃0 = 97% (Rp2.000.000.000) = Rp1.940.000.000
D = 3% (Rp2.000.000.000) = Rp60.000.000
𝑃1 = F = Rp2.000.000.000
D 360 𝐻PY =
a. r BD= ×
F t Rp 2.000 .000 .000−Rp 1.940 .000 .000
Rp 60.000 .000 360 Rp 1.940 .000 .000
r BD= ×
Rp2.000 .000 .000 90 Rp 60.000 .000
𝐻PY =
¿ 0 , 03 × 4=0 ,12 atau 12% Rp 1.940 .000 .000
𝐻PY = 0,030927835 atau 3,093%

D 360 untuk 90 hari


b. r MM = ×
Po t
365
Rp 60.000 .000 360 d. t
r MM = × EAY =( 1−HPY ) −1
Rp 1.940 .000 .000 90
365
¿ 0,030937835 × 4=¿0,12375135 EAY =( 1−0,030927835 )
90
−1
atau 12,37% EAY =(1,030927835)
4,055555556
–1
EAY =1,131482826 – 1
P 1−Po EAY = 0,131482826 atau 13,15 %
c. 𝐻PY =
P0

23
3. Pengembalian berdasarkan Uang (Money-Weighted Return) dan berdasarkan
Waktu (Time-Weighted Return)
Berbeda dengan imbal hasil jangka pendek, untuk jangka panjang biasanya
digunakan ukuran-ukuran lain yaitu pengembalian tertimbang berdasarkan uang (money-
weighted return) dan pengembalian tertimbang berdasarkan waktu (time-weighted return).
Dalam aplikasinya, mencari tingkat pengembalian tertimbang berdasarkan uang adalah
seperti mencari internal rate of return (IRR) dalam penganggaran modal (capital
budgeting) yang dipelajari dalam kuliah manajemen keuangan. Untuk pembahasan
selanjutnya dalam buku ini, pengembalian tertimbang berdasarkan uang akan disingkat
menjadi pengembalian berdasarkan uang, dan pengembalian tertimbang berdasarkan waktu
disingkat pengembalian berdasarkan waktu.
Dalam mencari tingkat pengembalian berdasarkan uang, besar penerimaan atau
pengeluaran uang dalam setiap periode sangat penting dan diperhitungkan. Ini berbeda
dengan pencarian tingkat pengembalian berdasarkan waktu. Dalam pengembalian
berdasarkan waktu, besaran uang dalam setiap periode tidak dipertimbangkan karena
penekanannya adalah pada pengembalian tiap periode. Bahwa tingkat pengembalian pada
periode 1 sebesar r1 adalah dari Rp 1.000.000 dan tingkat pengembalian pada
periode 2 sebesar r2 adalah dari Rp 1.000.000.000, misalnya, tidak diperhitungkan
dalam menghitung pengembalian berdasarkan waktu, r1 dan r2 dianggap berbobot
sama dan kita ingin mencari rata-ratanya.

4. Pengembalian Aritmetik dan Geometrik (Arithmetic And Geometric Return)


Ada dua konsep pengembalian berdasarkan waktu yaitu pengembalian aritmetik
dan pengembalian geometrik. Pengembalian aritmetik biasanya digunakan untuk periode
tunggal seperti 1 tahun, 15 bulan atau 18 bulan. Atau untuk data cross-section.
Sedangkan pengembalian geometrik biasanya digunakan untuk beberapa periode seperti
2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau lebih atau untuk data time-series. Perbedaan
antara pengembalian aritmetik dan pengembalian geometrik adalah sama dengan
perbedaan antara rata-rata aritmetik dan rata-rata geometrik dalam statistik.

r 1+ r 2+ …+r n
r A= (7)
n
r G =√ ( 1+r 1 ) ( 1+r 2 ) … ( 1+r n )−1(8)
n

dengan
rA = pengembalian aritmatik

24
rB = pengembalian geometrik
r1 = pengembalian (return) periode 1
r2 = pengembalian (return) periode 2
rn = pengembalian (return) periode n
n = jumlah periode

Khusus untuk pengembalian geometrik, kita bisa mendapatkannya tanpa harus


mencari tingkat pengembalian setiap periode selama n periode yaitu hanya dengan
menggunakan nilai investasi atau portofolio awal dan akhir serta n. Persamaan untuk
mencari pengembalian geometrik dapat digunakan untuk mencari tingkat pertumbuhan
seperti pertumbuhan gaji, pertumbuhan kekayaan dan lain- lain.

rG =

n V1 V2 V
. … n −1 (9)
V 0 V 1 V n−1
atau

rG =

n Vn
V0
−1(10)

dengan
Vn = nilai portofolio pada periode n (nilai portofolio akhir)
V0 = nilai periode awal
n = jumlah periode

Dalam semua keadaan, pengembalian geometrik akan sama atau lebih rendah
daripada pengembalian aritmetik. Pengembalian geometrik akan sama dengan
pengembalian aritmetik jika dan hanya jika besar pengembalian untuk setiap periode adalah
sama misalkan x%, artinya tidak ada standar deviasi dari tingkat pengembalian antar
periode karena semuanya sama yaitu x%. Kenyataannya, sangat kecil kemungkinan ini bisa
terjadi, sehingga pengembalian geometrik hampir dapat dipastikan lebih rendah daripada
pengembalian aritmetik. Karena itu, pengembalian geometrik sering disebut sebagai ukuran
yang konservatif. Semakin besar standar deviasi dari distribusi pengembalian tiap periode,
semakin besar perbedaan pengembalian geometrik dan pengembalian aritmetik. Hubungan
keduanya dinyatakan dengan persamaan:
2 2 2
( 1+r G ) ≈ ( 1+r A ) −( S . D ) (1 1)

Contoh 2
Suatu portofolio saham dibentuk dengan modal awal Rp 500.000.000 C pada awal 2004.
Portofolio itu kemudian berkembang menjadi Rp600.000.000 pada akhir 2004 dan Rp

25
750.000.000 pada akhir 2005. Berapa tingkat pengembalian aritmetik dan geometrik?
Jawab:

n=2
Rp 600.000.000−Rp 500.000.000
r 1= =20 %
Rp 500.000.000
Rp 750.000.000−Rp 600.000.000
r 2= =25 %
Rp 600.000.000
r 1+ r 2 20 % +25 %
r A= = =22, 5 %
2 2

Cara lain:
rG =
√ Rp 750.000 .000
Rp 500.000 .000
−1=22,474 %

r G =√ (1+20 %)(1+ 25 %)−1


r G =√ (1 , 2)(1 , 25 %)−1
r G =22,474

5. Aplikasi Pemilihan Ukuran Pengembalian


Return aritmatika untuk mengukur kinerja beberapa periode, digunakan untuk proyeksi
ke depan. Untuk tujuan mrngukur kinerja portofolia investasi.
Jika investasi dilakukan oleh seorang investor pribadi yang mempunyai wewenang
menentukan kapan menambbah atau mengurangi besar investasinya, return yang digunakan
seharusnya adalah return berdasarkan uang.
Berbeda dengan investor individu, untuk investor yang dilakukan manajer investasi
sebuah reksa dana atau manajer keuangan sebuah perusahaan. Menurut Jones dalam bukunya
Investments(2007), return yang harus digunakan untuk mengukur kinerjanya adalah return
giometrik.
Semua ukuran return mempunya satu kelemahan yang sama yaitu, belum
mempertimbangkan risiko. Jika return dipertimbangkan akan memperoleh risk-adjusted return.
6. Indeks Pasar Saham
Indeks pasar saham dibentuk dengan tujuan untuk menggambarkan pergerakan seluruh
saham (total populasi) di satu bursa tertentu atau di satus ektor atau industri tertentu dalam suatu
bursa. Untuk mencapai tujuan itu, sampel yang diambil harus representatif, meskipun tidak harus
besar (banyak). Jika sampel representatif itu telah terpilih, pertanyaan berikutnya adalah berapa
bobot untuk masing-masing saham di dalam sampel itu untuk digunakan menghitung indeks
suatu bursa atau industri tertentu. Ada empat cara pembobotan yaitu :
1. Berdasarkan harga (tertimbang berdasarkan harga-price weighted)

26
2. Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar (tertimbang berdasarkan nilai-value weighted)
3. Tak tertimbang atau berbobot sama (unweighted atau equal weights)
4. Berdasarkan saham beredar (free float)
Di Indonesia digunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG
merepresentasikan rata-rata dari seluruh saham di BEI (633 Perusahaan per tanggal 19 Juni 2019.

a. Indeks Berdasarkan Harga


Contoh indeks harga pasar saham berdasarkan harga :
a. Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang merupakan harga rata-rata dari 30 saham
industri besar dan terkenal (saham blue chips), umumnya adalah pemimpin dalam
industrinya.
b. Nikkei Stock Average Index yang merupakan harga rata-rata 225 saham di bursa saham
Tokyo (Tokyo Stock Exchange)
Penghitungan indeks berdasarkan harga menyebabkan saham yang berharga tinggi
mempunyai bobot yang lebih besar dibandingkan saham berharga rendah.

b. Indeks Berdasarkan Nilai


Berbeda dengan indeks berdasarkan harga, indeks berdasarkan nilai memberikan bobot
yang lebih besar pada saham yang berkapitalisasi pasar besar dan bukan pada saham berharga
tinggi. Yang dimaksud dengan kapitalisasi pasar adalah jumlah saham beredar dikali dengan
harga pasar saham. Indeks awal ditetapkan bebas tetapi yang paling populer adalah 100. Setelah
mendapatkan kapitalisasi pasar, kita menjumlahkannya untuk mendapatkan total kapitalisasi
pasar pada perode dasar t=0, yang indeksnya ditetapkan 100. Kemudian, pada periode t, total
kapitalisasi pasar kembali dihitung dan hasilnya dibagi dengan total kapitalisasi pasar periode
dasar dan dikalikan dengan indeks awal 100 untuk mendapatkan indeks pada periode t.
n

∑ Pt Q t
Indekst = i=1
n
x Indeks Awal (12)
∑ P 0 Q0
i=1

∑ Pt Q t
Indekst = i=1
n
x 100(1 3)
∑ P 0 Q0
i=1

dengan :
P0 = harga saham i pada periode dasar
Q0 = jumlah saham i yang beredar pada periode dasar
Pt = harga saham i pada periode t

27
Qt = jumlah saham i yang beredar pada periode t
n = jumlah saham individual dalam sampel
Indekst = indeks pada periode t

Indeks pasar saham berdasarkan nilai adalah yang paling banyak digunakan. Indeks ini
diguanakan di BEI untuk menghitung IHSG, Indeks LQ 45, JII, dan sekitar 10 indeks sektoral di
BEI. Indeks ini juga digunakan untuk indeks S&P 500, Indeks New York Stock Exchange,
Nasdaq Series, AMEX Market Value Index, dan lain-lain.

c. Indeks Tak Tertimbang (Unweighted)


Yaitu indeks yang memberikan bobot sama (equal weight) kepada semua saham dalam
sampelnya tanpa melihat harga atau kapitalisasi pasar saham itu. Saham berharga Rp. 200 per
lembar sama pentingnya dengan saham berharga Rp. 5.000 karena berbobot sama. Saham
berkapitalisasi besar juga diberi bobot sama dengan saham berkapitalisasi kecil.
Indeks tak tertimbang ini jarang digunakan dan dapat digunakan investor yang memilih
saham secara acak (random) dan menginvestasikan jumlah uang yang sama besar untuk masing-
masing saham dalam portofolionya. Indeks ini mengukur perubahan rata-rata (biasanya
aritmetik) harga saham dalam sampel. Contoh penggunaan indeks tak terimbang ini adalah
Singapore Straits Times Industrial Index, Milan Stock Exchange Index, dan Value Line Average.

d. Indeks berdasarkan Saham Beredar (Free Float)


Metode penghitungan indeks ini berusaha untuk mengoreksi indeks berdasarkan nilai.
Jika indeks berdasarkan nilai menggunakan nilai kapitalisasi seluruh saham tercatat sebagai
pembobotan, indeks terakhir ini hanya mempertimbangkan jumlah saham yang beredar saja
untuk menghitung nilai kapitalisasinya. Menurut beberapa pakar, metode ini lebih fair.

7. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI


IHSG adalah indikator gabungan berdasarkan nilai dari seluruh saham yag tercatat di BEI
baik saham biasa maupun saham preferen.
 Harga dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100.
 Total kapitalisasi pasar BEI per 2 Des 2005 adalah Rp773.042.917.524.265 (337 saham
tercatat di luar HMSP dan EXCL).

Berikut sepuluh saham berkapitalisasi tinggi (di luar HMSP dan EXCL) sebagai berikut :
Tabel 1 Saham-Saham Berkapitalisasi Tertinggi
Harga Total Nilai Kapasitas Pasar
NO Kode Emiten Nilai Kapasitas Pasar (Rp)
(Rp) (Rp)

28
1. TLKM Telekomunikasi 5.500 111.887.996.004.000 15,60%
2. BBCA Bank BCA 3.350 40.874.197.751.000 5,70%
Astra
3. ASII 9.550 38.661.793.248.700 5,39%
Internasional
4. BBRI Bank BRI 2.975 35.187.260.088.750 4,91%
Unilever
5 UNVR 4.450 33.953.500.000.000 4,73%
Indonesia
6 PGAS Perusahaan Gas 6.900 30.934.299.454.500 4,31%
7 ISAT Indosat 5.600 29.917.630.400.000 4,17%
8 BMRI Bank Mandiri 1.380 27.646.703.845.080 3,84%
9 GGRM Gudang Garam 11.000 21.164.968.000.000 2,95%
10 BDMN Bank Danamon 4.050 19.727.158.284.000 2,75%
Jumlah 389.955.507.076.030 54,35%

Sedangkan 10 saham berkapitalisasi terendah per 2 Desember 2005 adalah :


Tabel 2 Saham-Saham Berkapitalisasi Terendah
Harga Nilai Kapasitas Total Nilai Kapasitas Pasar
NO Kode Emiten
(Rp) Pasar (Rp) (Rp)
Mas Murni
1. MAMIP 600 3.600.000.000 0,00050%
Preferen
Indo Citra
2. INCF 140 4.704.000.000 0,00066%
Finance
3. INTD Inter Delta 160 4.826.416.000 0,00067%
Kasogi
4. GDWU 25 6.300.000.000 0,00088%
Internasional
Panca
5. PWSI 115 9.487.500.000 0,00132%
Wiratama
6. CKRA Ciptojaya 55 9.702.000.000 0,00135%
Jakarta Kyoei
7. JKSW 65 9.750.000.000 0,00136%
Steel
8. UNIT United Capital 130 9.804.000.000 0,00137%
9. ERTX Eratex Djaja 100 9.823.600.000 0,00137%
Perdana
10. KONI 130 9.880.000.000 0,00138%
Bangunan
Jumlah 77.879.516.000 0,0186%

 Saham berbobot terendah dalamI HSG adalah MAMIP, yaitu 0,00050% sehingga setiap
perubahan 1% harga MAMIP hanya memberikan perubahan IHSG sebesar 0,000005%.
 Jika pada tanggal 5 Des 2005 di asumsikan harga saham MAMIP naik 100% menjadi
Rp1.200, IHSG hanya akan naik 0,0005%.

29
 Pada praktiknya, setiap hari tidak hanya ada satu saham yang naik dan turun tetapi
beberapa saham mengalami kenaikan dan beberapa mengalami penurunan sementara
sebagian besar tetap. Jika demikian, perubahan IHSG adalah jumlah persentase
perubahan harga saham dikalikan dengan bobotnya.
Contoh 3
Pada 5 Desember 2005 hanya ada dua saham yang naik dan dua saham yang turun, yaitu :
Harga (Rp) Perubahan
Saham % Bobot % x Bobot
2 Des 05 5 Des 05 (Rp)
TLKM 5,550 5.650 100 1,80% 15,60% 0,2808%
ASII 9,550 9.400 -100 -1,57% 5,39% -0,0846%
PGAS 6,900 6.950 50 0,72% 4,31% 0,0310%
GGRM 11,000 10.850 -150 -1,36% 2,95% -0,0401%
Jumlah 0,1871%

 Maka IHSG akan ditutup naik sebesar 0,1817%, yaitu dari 1.119,417 (indeks tanggal 2
Desember 2005) menjadi 1.121,51.
 Kenyataannya, berdasarkan data aktual seluruh pedagang saham tanggal 5 Desember
2005 ternyata IHSG naik 0,104% dari 1.119.417 menjadi 1.120.417; harga 50 saham
naik, 59 saham turun (termasuk EXCL) dan 228 tetap.

Perbandingan pembobotan berdasarkan harga, nilai, dan tak tertimbang untuk 10 saham
berkapitalisasi tertinggi di BEI adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Perbandingan Pembobotan dengan 3 Metode

No Kode Harga Nilai Tak tertimbang

1. TLKM 0,98% 15,60% 0,297%

2. BBCA 0,59% 5,70% 0,297%

3. ASII 1,69% 5,39% 0,297%

4. BBRI 0,53% 4,91% 0,297%

5. UNVR 0,79% 4,73% 0,297%

6. PGAS 1,22% 4,31% 0,297%

7. ISAT 0,99% 4,17% 0,297%

8. BMRI 0,24% 3,84% 0,297%

9. GGRM 1,94% 2,95% 0,297%

10. BDMN 0,72% 2,75% 0,297%

Jumlah 9,68% 54,35% 2970%

30
8. INDEKS BERDASARKAN SAHAM BEREDAR

Indeks berdasarkan saham beredar (free float) adalah metode perhitungan indeks yang
berusaha untuk mengoreksi indeks berdasarkann nilai.Jika indeks berdasarkan nilai
menggunakan nilai kapitalisasi seluruh saham tercatat sebagai pembobotan, indeks ini hanya
mempertimbangkan jumlah saham yang beredarsaja untuk menghitung nilai kapitalisasinya.
Menurut pakar, metode ini lebih fair. Metode ini banyak diusulkan para praktisi dan sebagian
pejabat di Departemen Keuangan juga mendukung. Akan tetapi, otoritas BEI tidak bersedia
menggunakannya karena akan berakibat semakin rendahnya nilai kapitalisasi bursa kita.

Sebagai perbandingan, misalkan sebuah bursa saham yang terdiri atas 4 saham, yaitu A, B, C,
dan D dengan harga, jumlah saham tercatat, dan saham beredar sebagai berikut :
Kapasitas
Saham
Harga Saham Tercatat Nilai Kapasitas Saham
Saham Beredar di
(Rp) (juta) Pasar (juta Rp) Beredar (juta
publik
Rp)
A 50 8 400 10% 40
B 100 2 200 30% 60
C 150 2 300 100% 300
D 200 0,5 100 100% 100

Jumlah 500 12,5 1 - 500

Dalam contoh ini, bobot masing-masing saham untuk setiap metode perhitungan indeks adalah
sebagai berikut :

Bobot Saham dalam Indeks Berdasarkan


Saham
Harga Nilai Tak Tertimbang Saham Beredar
A 10% 40% 25% 8%
B 20% 30% 25% 12%
C 30% 20% 25% 60%
D 40% 10% 25% 20%

31
9. FRAKSI HARGA SAHAM DAN IHSG

Untuk perubahan IHSG, tidak mempertimbangkan besar kenaikan/penurunan poin tetapi


persentasenya. Fraksi harga boleh saja diubah oleh otoritas bursa (PT BEI) untuk tujuan
likuiditas perdagangan namun hal itu tidak berpengaruh pada IHSG

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ukuran-ukuran performansi dalam pasar uang adalah imbal hasil diskon bank,
imbal hasil pasar uang, imbal hasil periode, dan imbal hasil tahunan efektif. Sedangkan
untuk ukuran performansi investasi dalam pasar modal, kita biasanya menggunakan
ukuran pengembalian berdasarkan uang dan pengembalian berdasarkan waktu.
Pengembalian berdasarkan waktu lebih lanjut dibagi dalam pengembalian aritmetik dan
pengembalian geometrik. Penghitungan pengembalian aritmetik dan geometrik sama
seperti menghitung rata-rata aritmetik dan rata-rata geometrik dalam statistik.
Pengembalian geometrik selalu lebih kecil atau sama dengan pengembalian aritmetik
sehingga sering disebut ukuran yang konservatif. Pengembalian berdasarkan uang
digunakan untuk menilai performansi seorang investor individu sementara pengembalian
berdasarkan waktu dapat digunakan untuk evaluasi performansi seorang manajer
investasi. Pengembalian berdasarkan uang memperhitungkan besaran uang yang
diinvestasikan dalam masing-masing periode sementara pengembalian berdasarkan waktu
tidak memperhitungkan besaran uang itu. Dengan kata lain, pengembalian berdasarkan
waktu mengasumsikan besar uang dalam tiap periode investasi adalah sama.

B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu pemakalah mengharap kepada para
pembaca saran dan kritikan yang sifatnya membangun.

32
DAFTAR ISI

Aseervatham, Al. 1996. Help in Business Mathematics, A Workbook.


Prentice-Hall.
Ayres, Frank Jr. 1963. Schaum’s Outline of Mathematics of Finance.
McGraw-Hill.
Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J.Marcus. 2005. Investments, 6th edition.
McGraw-Hill.
DeFusco, Richard A., Dennis W. McLeavey, Jerald E. Pinto, and David E.
Runkle. 2004. Quantitative Methods for Investment Analysis, 2nd
edition. CFA Institute.
Frensidy, Budi. 2010. Matematika Keuangan, edisi 3. Salemba Empat.

33

Anda mungkin juga menyukai