Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PEMAHAMAN TENTANG KONSEP SAKIT DAN PENYAKIT MENURUT AGAMA”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. SITI FADILAH RAHMAH (2348012)


2. UMI SOFIA (2348010)
3. PUTRI NIRMALA (2348026)
4. QUEEN AZZAHRA AS ILYAS (2348032)
5. NUR ASLAM HIDAYAT (2348034)
6. M ANUGRAH (2348005)

POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR


TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupansehari-
hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 27 Agustus

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .……..…………………..…………………………..……………….. i

Daftar isi ……………………………………………………………………………… ii

BAB 1 Pendahuluan …………………………………………………………………... iii

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan................................................................................................................... 1

BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………….... 2

2.1Konsep Sakit Menurut Islam……………………………………………......... 2

2.2 Manajemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit…….………………… 3

2.3 Pandangan Islam Terhadap Penyakit…………………………………………. 4

2.4 Konsistensi Beribadah Dalam Berbagai Kondisi Sakit………………………. 5

BAB 3 Penutup…………………………………………………………………………... 7

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 8

3.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mengatur
kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian
tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih
baik kepada Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Dalam perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga
keadaan penting: sehat, sakit atau mati.

Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang saling berganti
mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang
selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan
sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna.
Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali.
Orang yang beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu
menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran
dibalik itu semua. (Q.S. Shaad: 27)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan sakit dan penyakit secara medis?

2. Bagaimana konsep sakit dan penyakit menurut islam?

1.3 TUJUAN

1. Mengkaji tentang konsep sakit dan penyakit secara medis

2. Mengkaji tentang konsep sakit dan penyakit berdasarakan agama islam

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Sakit Menurut Islam

Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi
yakni sehat, sakit atau mati. Sebagian manusia memandang sehat dan sakit secara berbeda. Pada kondisi
sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah Allah Swt, sebaliknya pada
kondisi sakit dianggapnya sebuah beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah Swt
kepadanya. Padahal Allah SWT dalam Q.S. Shaad : 27 selalu menciptakan sesuatu atau memberikan
suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah/pelajaran dibalik itu semua.

Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Sang Pencipta
Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya "Dan
sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang
ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak
ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT" (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi).

Sakit juga dapat dipandang sebagai peringatan dari Allah SWT untuk mengingatkan segala dosa-
dosa akibat perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada kondisi sakit, kebanyakan manusia
baru mengingat dosa-dosa dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi sakit itulah, kebanyakan
manusia baru melakukan taubat dengan cara memohon ampunan kepada Allah SWT dan berjanji tidak
akan mengulangi perbuatan jahatnya di kemudian hari. Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi
yang senantiasa dialami oleh setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila
tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi
saw bersabda :

‫َم ا َأْنَز َل ُهَّللا َداًء ِإاَّل َأْنَز َل َلُه ِش َفاًء‬

Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).

Dengan demikian, kedudukan orang yang menderita sakit bukanlah orang yang hina, malah
memiliki kedudukan yang mulia. Simak hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari “Tidak ada yang yang
menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan,
penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus
dosanya.”

Menurut Aswadi Syuhadak dalam sebuah tulisannya berjudul "Sakit versus Kesembuhan Dalam
Islam", kata marad (Sakit) dan syifa' (Sembuh) dalam QS. Al-Syu`ara' [26/47]: 80

‫َوِإَذ ا َم ِرْض ُت َفُهَو َيْش ِفيِن‬

yang artinya, "apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku", dikaitkan dengan manusia,
sedangkan syifa' (kesembuhan) diberikan pada manusia dengan disandarkan pada Allah swt. Kandungan
makna demikian ini juga mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada
obatnya, dan apabila obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga memperoleh kesembuhan, maka
kesembuhannya itu adalah atas ijin dari Allah swt. sebagaimana diisyaratkan dalam hadis Nabi yang
diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi saw bersabda:

‫ِلُك ِّل َداٍء َد َو اٌء َفِإَذ ا ُأِص يَب َد َو اُء الَّد اِء َبَر َأ ِبِإْذ ِن ِهَّللا َع َّز َو َج َّل‬.

Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat
memperoleh kesembuhan atas ijin Allah swt (HR. Muslim).

Berikut Klasifikasi Penyakit menurut Islam :

1.Penyakit Hati atau Rohani

Penyakit hati atau rohani ialah sifat dan sikap burukdan merusak rohani, yang akan
mengganggukebahagiaan manusia, merintanginya untukmemperoleh keridhaan Allah dan mendorongnya
untukberbuat buruk dan merusak.Macam-macam penyakit hati-Nifak atau Munafik-Al-Bukhtan-Hasad
atau Iri Hati-Takkabur-Tabzir atau Mubadzir-Riya-Anniyah

2.Penyakit Jasmani

Penyakit jasmani ialah penyakit badan, penyakit yangtampak dan dapat kita rasakan.

2.2 Manajemen Menghadapi Respon Sakit dan Penyakit

A. Pengertian Empati

Empati dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan jiwa yang merasa melihat suatu penderitaan orang lain
dan terdorong dengan kemauan sendiriuntuk menolong tanpa mempersoalkan perbedaan latar belakang
agama, budaya,bahasa, kebangsaan, etnik, golongan darah dan sebaginya

B. Pengertian Simpati
Simpati adalah kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran dankeinginan orang lain. Namun
kerena melibatkan perasaan, seringkalipenilainnya menjadi subyektif

C. Perbedaan Empati dan Simpati

Simpati Empat iMemberikan perhatian terhadap perasaan sedih sajaMemberikan perhatian yang samater
hadap perasaan duka dan suka Larut dalam berbagai perasaan duka Tidak terlalu larut dalam perasaan
dukanya Cenderung memberikan pendapat Memberikan pendapat dan lebih memahami keluhan yang
berduka Bersifat subjektif Bersifat objektif

2.3 Pandangan islam tentang sakit

Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunyaseseorang dalam proses tumbuh kembang
fungsi tubuhsecara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya prosespenyesuaian diri manusia

Sakit yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sakit fisik. Yaitu suatu keadaan di mana
metabolisme dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun, walaupun sakit merupakan satu
kondisi yang tidak mengenakkan, sebagai seorang muslim kita tidak perlu banyak mengeluh, karena
terlalu banyak mengeluh merupakan bagian dari godaan syaithan.

Saat Allah menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi penyebab itu
semua. Tidak mungkin Allah subhanahu wa ta’ala melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya
atau tanpa hikmah di balik semua itu. Allah pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yang kita alami.
Karenanya, tidak layak bagi kita untuk banyak mengeluh, menggerutu, apalagi su’udzhan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala. Lebih parah lagi, kita sampai mengutuk taqdir. Na’udzu billah…

Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam pernah menemui Ummu As-Saa’ib, beliau bertanya :
”Kenapa engkau menggigil seperti ini wahai Ummu As-Saa’ib?” Wanita itu menjawab : “Karena demam
wahai Rasulullah, sungguh tidak ada barakahnya sama sekali.” Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam
bersabda : ”Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena penyakit itu bisa menghapuskan dosa-
dosa manusia seperti proses pembakaran menghilangkan noda pada besi”. (HR. Muslim)

Pandangan islam tentang sakit adalah sebagai berikut :


1.Sakit Sebagai Ujian

2.Sakit Sebagai Isyarat atau Hikmah

3.Sakit Sebagai Penebus Dosa

4.Sakit Sebagai Barokah

5.Sakit Sebagai Azab

6.Sakit Adalah Cinta

2.4 Konsistensi Beribadah dalam Berbagai Kondisi Sakit

A. Pengertian Konsistensi Beribadah dalam Berbagai KondisiSakit

Seorang Muslim mempunyai kepribadian konsisten, denganberlandaskan akidah yang benar, ia


tak mudah goyah karena bencana dankejadian apa pun. Akidahnya tetap, karena kekuatan konsistensi,
sertakeyakinannya yang tidak goyah.Selain ketaatan serta ibadahnya yang tetap, ruang batinnya pun
takberbeda dengan apa yang dinyatakannya. Ia beribadah bukan agar dilihatmanusia. Di antaranya adalah
ibadah hati berupa kesabaran dan menerimatakdir. Serta ibadah zhahir seperti shalat dalam keadaan sakit,
membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.

B. Tata Cara Ibadah dalam Kondisi Sakit

1.Diperbolehkan Tayamum

2.Sholat Semampunya

3.Dihitung pahala seperti ketika sehat.

Do’a obat mujarab bagi orang sakit

‫الَّلُهَّم َر َّب الَّن اِس َأْذ ِهِب اْلَب ْأَس اْش ِف َأْن َت الَّش اِفى َال ِش َفاَء ِإَّال ِش َفاُؤ َك ِش َفاًء َال ُيَغاِدُر َس َقًما‬

Latin: Allahumma rabban-nasi adzhibil-ba’sa isyfi antas-syafii laa syifaa-a illa syifaa-uka
syifaa-an laa yughaadiru saqama.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, Engkau lah
yang menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, yaitu kesembuhan
yang tidak meninggalkan penyakit.”

Beberapa contoh pengobatan Nabawi (pengobatan dalam islam pada zaman Rasullulah SAW)
1. Pengobatan dengan meminum madu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut lebah:

"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia." (An-Nahl:69) Madu dapat digunakan untuk mengobati
berbagai jenis penyakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antaranya untuk mengobati sakit
perut, seperti ditunjukkan dalam hadits berikut ini:

"Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: 'Saudaraku mengeluhkan sakit
pada perutnya. Nabi berkata: "Minumkan ia madu. Kemudian orang itu menghilangkan masuk angin dan
sejenisnya. Namun saat ini, biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil. Imam Ibnu Qayyim al
Jauziyah berkata, "Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, 'obat dari segala jenis
penyakit', seperti firman Allah. Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya", yakni segala
sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat
mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena
faktor temporal" (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal. 365)

BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Mengikuti jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat

Islam. Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Pengobatan
yang dilakukan Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do'a atau pengobatan dengan
menggunakan wahyu-wahyu Ilahi yang lebih dikenal dengan istilah do'a- do'a ma-tsur yang datang dari
Al Qur'an dan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Kedua menggunakan obat-obat tradisional baik dari
tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut.

Allah berfirman:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan orang-orang…

DAFTAR PUSTAKA
http://azzamherbal.wordpress.com/2011/12/07/konsep-sehat-dan-sakit-menurut-islam/

http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/05/konsep-sehat-perspektif-islam-

222status.html#ixzz2DfZx0g00

http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/12/tata-cara-pengobatan-rasulullah- shallallahu-
%E2%80%98alaihi-wassalam/

http://www.elitha-eri.net/2007/11/21/petunjuk-al-quran-tentang-pengobatan/
http://fuadamsyari.wordpress.com/2010/06/08/hidup-sehat-cara-nabi-vs-pengobatan-ala-nabi- thibbun-
nabawi-sebagai-muslim-jangan-lupa-hidup-sehat/ http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam

Anda mungkin juga menyukai