Anda di halaman 1dari 25

NAMA: NI WAYAN ERVIANI

NIM: 349STYC22

MATA KULIAH: AL ISLAM

UAS ESSAY AL ISLAM

1. Bagaimana pandangan Islam tentang pengobatan


thibbun Nabawi?

Jawaban:

Istilah thibbun nabawi sebenarnya tak dikenal pada masa kerasulan.


Penggunaan istilah tersebut baru familiar pada abad ke-13 oleh Ibnul
Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma'ad. Dalam bahasa Arab, thibb
berasal dari thabba - yathubbu - thabban yang bermakna kemahiran,
memperbaiki, mengobati.

Dari akar kata yang sama, thabbib berarti pelaku yang mengobati
atau dokter. Sehingga, thibb-an-nabawi secara bahasa berarti
pengobatan nabi. Adapun Ibnul Qayyim memaknai secara istilah
thibb bermakna ilmu untuk mengetahui kondisi tubuh manusia dari
aspek kesehatan, baik untuk memelihara kesehatan maupun
mengobatinya. Metode pengobatannya tidak seperti pengobatan yang
dilakukan dokter.

1
Thibbun nabawi bersifat qath'i dan ilahi yang bersumber dari wahyu
kenabian dan kesempurnaan akal. Adapun pengobatan lain secara
umum hanya berlandaskan perkiraan, dugaan, dan percobaan.

Ibnul Qayyim pun mengatakan, kemujaraban thibbun nabawi akan


dirasakan manfaatnya jika menerima dan meyakini Allah akan
memberikan kesembuhan baginya. Sehingga, pengobatan thibbun
nabawi hanya cocok bagi jiwa yang baik sebagaimana pengobatan
dengan Alquran yang tak cocok kecuali bagi jiwa yang baik dan hati
yang hidup.

“Hal-hal tersebut bukanlah disebabkan kekurangan pada obat,


namun lebih disebabkan buruknya karakter, rusaknya tempat, dan
tidak adanya penerimaan,” demikian penjelasan Ibnul Qayyim dalam
thibbun nabawi.

Dalam sirah Rasul, banyak sekali Rasulullah memberikan anjuran


obat bagi sahabat yang sakit. Dalam kehidupan sehari-hari
Rasulullah pun mengandung tuntutan hidup sehat yang patut
menjadi uswah. Beberapa jenis obat-obatan yang pernah dianjurkan
Rasul di antaranya habatussauda atau jintan hitam, madu, minyak
zaitun, kurma, air zam-zam, bawang putih, ismid, dan kam'ah.

Rasul juga mengajarkan pengobatan seberti bekam (hijamah),


khitan, wudhu, dan gurah. Selain itu, ayat-ayat Alquran juga sering
kali digunakan untuk pengobatan. Dikenal juga pengobatan dengan
rukiah.

Secara garis besar, Ibnul Qayyim membagi tiga jenis pengobatan


nabi, yakni pengobatan dengan menggunakan obat-obatan alami
(natural), pengobatan dengan menggunakan obat-obatan ilahiah
(petunjuk ketuhanan), serta pengobatan dengan menggabungkan
kedua unsur tersebut.

2
2. Jelaskan ciri perawat yang islami berdasarkan Al Qur'an
dan hadist?

Jawaban:

Pengertian Keperawatan Islami

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk


pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu Manifestasi dari ibadah yang


berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amal
serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang
kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

2.1 Karakteristik Keperawatan Islami

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,
dengan karakteristik: Profesional, Ramah, Amanah, Istiqomah, Sabar, dan
Ikhlas.

3
Menurut Widarti (2010), implementasi nilai Islami dalam
pelayanan kesehatan mencangkup beberapa karakteristik.

a. Profesional

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan


kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan
professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik
profesi.

Keperawatan Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas


dan dilandasi ilmu sesuai dengan Al Quran surat Al
Mujadalah:11

‫ َل‬2‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي‬ ِ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
ٍ ‫ ا‬2‫وا ْال ِع ْل َم د ََر َج‬22ُ‫وا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوت‬22ُ‫ع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمن‬2
‫ا‬22‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َم‬ ِ 2َ‫ ُزوا يَرْ ف‬2 ‫ ُزوا فَا ْن ُش‬2 ‫ا ْن ُش‬
‫تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬

Artinya :

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 Nilai - Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat


Profesional :

4
a) Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau
tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.

1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi


kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam
mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan
apa yang klien kita rasakan.

Ibarat orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi


dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika
salah satu angggota tubuhnya sakit maka selruh tubuh
akan merasa sakit.( HR.Muttafaq Alaih)

2. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada


kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar
hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya,
kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk
menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan
atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak
boleh membuka aib sausara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara

5
kita yang mati sebagaimana dalam surah Al- Hujurat
ayat 12 yang artinya:

‫ْض الظَّنِّ ِإ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسسُوا‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ ِإ َّن بَع‬
ۚ ُ‫وه‬22‫ا فَ َك ِر ْهتُ ُم‬22ً‫ ِه َم ْيت‬2 ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا ۚ َأيُ ِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي‬
ُ ‫َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬
‫َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan


dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang
lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seseorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima lagi Maha Penyayang.”

3. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat


bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai
pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat
dalam islam harus memberikan dukungan.

4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan


pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ
atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.

b) Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)

6
Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat). Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran ayat 148

َ‫ب اآْل ِخ َر ِة ۗ َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬ َ ‫فَآتَاهُ ُم هَّللا ُ ثَ َو‬
ِ ‫اب ال ُّد ْنيَا َو ُح ْسنَ ثَ َوا‬

yang artinya:

“ Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di


dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai
orang-orang yang yang berbuat kebaikan.
Dan Q.S Al-Mujadilah ayat 11

‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا‬ ِ ِ‫ ال‬2‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َج‬
ِ 2‫حُوا يَ ْف َس‬2‫س فَا ْف َس‬
ٍ ‫ ا‬2‫وا ْال ِع ْل َم َد َر َج‬22ُ‫قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوت‬
ُ ‫ت ۚ َوهَّللا‬
‫بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila


dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

c) Peran Sebagai Pengelola

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung


jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan

7
keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola
perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas
asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. sesuai yang
termaktub dalam Q.S Al- Baqarah ayat 11 yang artinya:

ِ ْ‫َوِإ َذا قِي َل لَهُ ْم اَل تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر‬


َ‫ض قَالُوا ِإنَّ َما نَحْ نُ ُمصْ لِحُون‬

Artinya : “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah


kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka
menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan”.

d) Peran Sebagai Peneliti

Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan


mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk
menghasilkan :

1. Jawaban terhadap pertanyaan.


2. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk
teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.
3. Penemuan dan penafsiran fakta baru.
4. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
5. Perumusan teori baru.

Quran Surah Al-Qashash ayat 77, yang berbunyi:

8
‫ا‬22‫ ْن َك َم‬2‫ ُّد ْنيَا ۖ َوَأحْ ِس‬2‫ك ِمنَ ال‬ َ َ‫يب‬2‫َص‬
ِ ‫سن‬ َ ‫ َّد‬2‫اكَ هَّللا ُ ال‬22َ‫ا آت‬22‫َوا ْبت َِغ فِي َم‬
َ ‫ َرةَ ۖ َواَل تَ ْن‬2‫ار اآْل ِخ‬
َ‫ض ۖ ِإ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬ِ ْ‫ك ۖ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اَأْلر‬
َ ‫َأحْ َسنَ هَّللا ُ ِإلَ ْي‬

Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat
kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”

 Nilai – nilai Islami dalam Fungsi Perawat Profesional

a) Fungsi Dependen

Perawat yang memerlukan kolaborasi dengan tim / anggota


kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit atau Institusi
seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya. Dalam
pandangan islam kita diajarkan untuk bersilaturahim antar
sesama manusia dalam hal ini hablumminannas atau
hubungan manusia dengan manusia seperti termaktub
dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13

‫ا َرفُوا ۚ ِإ َّن‬22‫عُوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َع‬2‫ا ُك ْم ُش‬22َ‫ر َوُأ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلن‬2ٍ 2‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك‬
‫َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

Artinya:

” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

9
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

b) Fungsi Independen

Perawat yang mandiri. Dalam hal ini seorang perawat


bertanggung jawab penuh atas kenyamanan, kesehatan dan
keselamatan pasien. Seorang perawat melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri pada pasien. Islam sangat
menjunjung tinggi sebuah tanggung jawab dan tanggung
jawab ini adalah sebuah amanah yang harus dipertanggung
jawabkan baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana dalam hadist yang berbunyi: “setiap kalian


itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa
yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih).

c) Fungsi Interdependen

Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya


perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang
menginstruksikan kepada anggota tim lainnya. Dalam
islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai
satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi
profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda
“Serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu
diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya’, artinya yang dituntut adalah
profesionalisme.

b. Ramah

10
Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,
senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan.

“ Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak


dengan hartamu, maka (dapat juga) kamu menolong mereka
dengan muka berseri dan perekerti yang baik (HR. Abu Ya’la)

Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan


dan dimana ia berada, terutama terhadap pasien dan orang-
orang yang dho’if (lemah/miskin) (HR. Bukhori Muslim dan
Turmudzi). Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang
yang sedang menderita sakit adalah merupakan sebagian dari
pada pengobatan.

Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan


orang sakit, bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang
berseri-seri dan budi perkerti yang baik. (HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.)

Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak


membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-
muslim. Hadist riwayat Al-Tarmidzi :

“Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu


kebajikan”.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan


adalah wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang
cerah ceria selalu tampak menyenagkan, sebaliknya wajah yang
cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak
menyenangkan. Rasulullah SAW bahkan bersabda :

11
“Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati.
Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab,
bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang
berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).

Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa


dengan orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-
cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah SAW senantiasa
tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan
hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan
membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang
melihat kita. QS.Al-Imran, 159

ُ‫اعْف‬22َ‫كَ ۖ ف‬22ِ‫وا ِم ْن َحوْ ل‬2‫ض‬ ُّ َ‫ب اَل ْنف‬ِ ‫ظَ ْالقَ ْل‬2‫ا َغلِي‬22ًّ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظ‬
ِ 2‫اورْ هُ ْم فِي اَأْل ْم‬
ُّ‫ َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ يُ ِحب‬2‫ِإ َذا َع‬2 َ‫ر ۖ ف‬2 ِ 2 ‫تَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬2 ‫اس‬ْ ‫َع ْنهُ ْم َو‬
َ‫ْال ُمت ََو ِّكلِين‬

Artinya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Kata-Kata Yang Santun Dan Lembut Pilihlah kata-kata


yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam
berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta
disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap seperti inilah
yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara dihadapan

12
para sahabatnya sehingga menimbulkan suasana
menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu Menyapa Dan
Senang Mengucapkan Salam Upayakan diri kita agar menjadi
orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan
salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama dan
cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan.
Hati-hati jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian
lepaslah tangan kita ketika tangan pasien mulai melepaskannya.

c. Amanah

Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:


jujur, bertangung jawab, terpercaya

Menyimpan rahasia Sabda Nabi Muhammad SAW : Bila


seorang menutup rahasia/keaiban orang lain di dunia, pasti
Allah menutup pula rahasia keaibannya di hari kiamat

‫وا‬2‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُم‬


ِ َّ‫ا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬2َ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِه‬ ِ ‫ا‬2َ‫َؤ ُّدوا اَأْل َمان‬22ُ‫ْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن ت‬2َ‫ِإ َّن هَّللا َ ي‬
ِ َ‫( بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب‬QS. An Nisa :58)
‫صيرًا‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Bertanggung jawab “Dan janganlah engkau menurut saja apa-


apa yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, hati itu masing-masingnya adalah bertanggung
jawab”

13
d. Istiqomah

Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh-


sunguh, konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak
mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah
SAW.

ٌ ْ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا فَاَل خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون‬

َ ‫( ُأو ٰلَِئ‬Qs Al ahqaf 13-14)


َ‫ك َأصْ َحابُ ْال َجنَّ ِة َخالِ ِدينَ فِيهَا َجزَ ا ًء بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami


ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia)”

e. Sabar

Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang,


tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus
berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban,
Innallaaha ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai
orang yang sabar ).

Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan


sifat terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara
manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan
ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari
segala kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber
segala ketenangan.

14
Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya,
maka akan mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh
cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.

Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,


“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat
dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap
tidak terges-gesa.”

Sabar dan Tak Lekas Marah Bila seorang perawat sedang kesal,
waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji,
yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien
merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita
harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari
budi pekerti yang luhur, yang sangat penting dipelihara.

QS.Asy-Syura, : 43

‫ُأْل‬ َ ِ‫صبَ َر َو َغفَ َر ِإ َّن ٰ َذل‬


ِ ‫ك لَ ِم ْن ع َْز ِم ا ُم‬
‫ور‬ َ ‫َولَ َم ْن‬

Yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,


sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.”

Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih


sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih
sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru yang
menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali.
Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang
terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu Huraira

15
Al-Baqarah :153)

َ‫صاَل ِة ۚ ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬ َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan


shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-
orang yang sabar”.

f. Ikhlas

Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata


demi memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa, Al
‘amalu bin niyah ( Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya).
Bekerja dengan niat ikhlas akan mendapatkkan pahala dan bila
tidak ikhlas tidak berpahala. Allah menerangkan dalam QS Al
Bayyinah :5

ۚ َ‫اة‬22‫وا ال َّز َك‬22ُ‫اَل ةَ َويُْؤ ت‬2‫الص‬ ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫وا‬22‫ا َء َويُقِي ُم‬22َ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَف‬
َ ِ‫َو ٰ َذل‬
‫ك ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬

Artinya : “ Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya


menyembah Allah dengan mengiklhaskan ketaatan kepadaNya
dalam menjalankan Agama dengan lurus

Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal Tidak


mengharapkan balasan atau pujian. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR.
Abu Dawud & Nasa’idari abi umamah. Ikhlas disini dapat
dilakukan dengan cara : Selalu Menolong Dengan Segala Cara
Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap
kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-
tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan

16
keluh kesahnya. Setiap kali kita menolong seseorang dengan
ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat pertolongan
Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain
hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan
kepada kita. Andaikata kemampuan menolong secara fisik
sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah,
tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan
dibalas dengan sempurna oleh Allah SWT.

Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sedikitpun jangan pernah


sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita
miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya,
pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah
dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya
untuk membantu orang lain.

Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang


bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk
apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya,
keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita lakukan kalau kita
sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul
perasaan sakit hati atau sampai bisa mendendam. Tolonglah
pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia adalah
sama.

17
2.2 Ciri Khas Perawat Islami yang Profesional

Perawat sebagai profesional yang Islami direfleksikan melalui :


penampilan fisik, sikap yang agamis, psikomotor, pengetahuan,
kemampuan berkomunikasi, pengambilan keputusan, kesejawatan yang
dapat bekerja sama dengan harmonis.

Prinsip keperawatan dalam Islam : Melayanu itu ibadah, memberi


dahulu dan kita akan menerima, mengerti orang lain lebih dulu,
membahagiakan orang lain dahulu, melakukan sikap empati dan
menumbuhkan sinergi, membiasakan dengan ucapan: salam, basmalah,
hamdalah dan berdo’a (Widarti, 2010).

Berikut adalah ciri khas dari seorang perawat, yaitu :

1. Berpakaian bagi wanita

a) Seragam menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua


telapak tangan
b) Tidak ketat sehingga masih menampakan bentuk tubuh yang
ditutupinya
c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat
d) Tidak menyerupai laki-laki
e) Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang
f) Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya

2. Berinteraksi dengan sesama muslim

a) Memberi bantuan memenuhi kebutuhan dasarnya


b) Menyebarkan salam
c) Menjenguknya jika ia sakit
d) Menjawabnya jika ia bersin
e) Mengunjunginya karena Allah

18
f) Memenuhi undangannya
g) Tidak menyebut aib dan mengunjingnya, secara terang atau
sembunyi
h) Berbaik sangka kepadanya
i) Tidak boleh memata-matai dan mengawasnya, baik dengan
mata maupun telinga
j) Tidak membocorkan rahasianya
k) Menampakan perhatian dan kasih sayang kepadanya
l) Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada seseorang
yang menghibahnya
m) Memaafkan kesalahannya
n) Mendo’akannya dari tempat yang jauh

3. Berinteraksi dengan non muslim

a) Berbuat adil dan baik pada orang non muslim


b) Boleh membantu orang non muslim yang menderita
c) Jangan menghina orang non muslim
d) Wanita Islam dilarang menikah dengan laki-laki non muslim
e) Tidak boleh memberi salam kepada orang non muslim
f) Apabila orang non muslim itu memberi salam maka
jawablah hanya dengan ucapan Wa’alaikum

4. Hijab

a) Perawat wanita memberikan asuhan keperawatan secara


langsung pada pasien wanita
b) Perawat wanita boleh memberikan asuhan keparawatan secara
langsung pada pasien laki-laki dalam konsisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawta laki-laki yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan

19
c) Perawat laki-laki memberikan asuhan keparawatan secara
lagsung kepada pasien laki-laki
d) Perawat laki-laki memberikan asuhan keperawatan secara
langsung pada pasien wanita dalam kondisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawat wanita yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan
e) Perawat memisahkan penempatan ruang perawatan antara
pasien wanita dengan pasien laki-laki dewasa, kecuali pasien
anak-anak usia 0-7 tahun

3. Apa faktor dan penyebab terjadinya kemerosotan akhlak di


zaman modern ini?

Jawaban:

Penyebab kemerosotan akhlak itu sendiri disebabkan oleh orientasi bangsa yang
terlalu berlebihan terhadap adanya materi. Pendapat ini dikuatkan dengan
pandangan yang menunjukkan bahwa agama bukan merupakan unsur utama,
seperti contoh seringnya anak remaja sekarang yang melupakan kewajibannya
dalam islam, dengan menomor satukan ponsel ataupun alat elektronik lainnya dan
menomor duakan kewajibannya.

Seperti halnya menunda sholat ataupun melupakan adab akhlak dalam


berperilaku. Kemudian model dan cara berpakaian yang tidak islami seperti
memperlihatkan aurat. Saat ini pengaruh pergaulan bebas pada remaja seakan
tidak mengenal tatakrama, semakin terkikisnya nilai-nilai keimanan adalah salah
satu penyebab dari globalisasi

Di era globalisasi ini, munculnya alat-alat canggih juga sangat berpengaruh


terhadap perubahan akhlak pada generasi muda islam. Pada saat ini perilaku
mereka justru banyak terfokus terhadap ponselnya di bandingkan peduli dengan

20
keaadaan di sekitar, maupun kewajibannya. Dari sinilah otak manusia khususnya
generasi muda islam di desain dengan sedemikian rupa oleh bangsa barat dengan
tujuan sedikit demi sedikit untuk merusak atau menghancurkan generasi islam
yaitu dengan cara memunculkan alat-alat elektronik yang canggih, yang di sebut
dengan penjajahan akhlak terutama di zaman modern ini. Hal tersebutlah yang
menjadi penyebaba utama terkikisnya akhlak generasi muda saat ini jika di salah
gunakan.

Memang tidak semua teknologi yang canggih membawa dampak negatif, tetapi
semua itu di kembalikan kepada penggunanya, ketika seseorang bisa
membentengi dirinya maka ia akan bisa membedakan budaya-budaya yang tidak
semestinya ditiru. Tatapi kebanyakan generasi muda islam zaman sekarang
terbawa oleh aliran barat misalnya saja dapat di lihat dari mode pakaian yang
mereka kenakan

Merosotnya akhlak generasi saat ini selain di sebabkan oleh globalisasi, tetapi
juga di sebabkan kurangnya pendidikan yang menekankan pendidikan akhlak dan
adab terutama pada sekolah umum yang dalam proses pembelajaran kurangnya
penekanan pada pendidikan akhlak.

Hal ini kembali ke point awal yaitu adanya ketidakseimbangan ilmu pengetahuan
dan ilmu agama menjadikan dunia sebagai target dan tujuan bukan sebuah sarana .
Jadi, adanya kegoyahan ketika melihat nikmatnya duniawi.

Saya pernah mendengar hadist yang berbunyi "Orang yang tinggi akhlaknya
meskipun rendah ilmunya maka lebih mulia daripada orang yang tinggi ilmunya
tapi kurang akhlaknya."

4. Sebutkan dan jelaskan pengobatan yang halal dan haram


menurut Islam?

21
Jawaban:

*Halal*

Madu

Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 68-69 menyebutkan, “Dan Tuhanmu mewahyukan


kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
ditempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang dimudahkan bagimu. Dari perut lebah
itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”

Madu dapat digunakan untuk mengobati beraneka ragam penyakit seperti thypus,
penurunan fungsi usus dan lambung yang disertai muntaber, lever kronis,
impotensi umum, keracunan karena tertahannya air kencing, atau karena zat
eksternal seperti zirnikh.

Kurma

Kurma sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini karena kurma kaya
akan zat besi untuk mencegah anemia, kalsium untuk memperkuat tulang dan gigi
janin, serta fosfor untuk menutrisi sel otak dan sel reproduksi bagi wanita hamil.

Dalam hadits Riwayat Muslim, Rasulullah saw. Bersabda, “Barang siapa yang
sarapan dengan tujuh butir kurma Ajwa setiap pagi akan terhindar dari bahaya
racun dan sihir.”

Minyak Zaitun

“… Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,

22
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula
di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api…” (QS. An-Nur, 35)

Imam Al-Qurtubi mengatakan zaitun memiliki banyak manfaat terutama dalam


bentuk ekstrak minyak. Beberapa manfaat minyak zaitun, di antaranya mencegah
penyakit kulit dan kanker payudara, kanker rahim, kanker perut dan usus besar
apabila dikonsumsi satu sendok setiap hari. Kemudian juga dapat menurunkan
kadar kolesterol dan mengurangi tekanan darah tinggi.

Habatussauda (Jintan Hitam)

Habbatussauda atau jintan hitam memiliki banyak manfaat, seperti menguatkan


sistem kekebalan tubuh, menetralisir racun hingga anti stres. Keistimewaan jintan
hitam ini juga tertulis di dalam salah satu riwayat hadist, Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya di dalam Habbatussauda (jintan hitam)
terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian.” (HR
Bukhori dan Muslim)

Jahe

Jahe sejenis tanaman rumput-rumputan aromatik yang berumur panjang. Tanaman


ini disebutkan dalam Al-Qur’an, surat Al Insan ayat 17. “Di dalam surga itu
mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.”

Jahe memiliki banyak khasiat, khususnya dalam mengobati organ pernapasan


seperti asma, batuk, dan meluruhkan dahak. Selain itu, tanaman ini juga dipercaya
dapat mengobati radang gusi, dan mencegah karies, meredakan radang sendi
akibat cuaca dingin, mengatasi impotensi, lemah syahwat, mengatasi radang anus
akibat sembelit akut, memperkuat otot jantung, mencegah terjadinya
penggumpalan darah, serta mencegah penyumbatan jantung dan otak.

*Haram*

23
haram bagi muslim dan muslimah menggunakan sesuatu yang haram untuk
pengobatan, baik itu air kencing, kotoran, darah, dan segala hal yang najis.
Pengobatan boleh dilakukan dengan sesuatu yang mubah dan suci. Siapa saja
yang tertimpa penyakit, hendaknya bertanya kepada orang yang berpengalaman,
baik dokter atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam masalah ini.

5. Bagaimana cara seorang perawat muslim menghadapi pasien


yang trauma, depresi dan stres dengan penyakit yang dideritanya

Jawaban:

Telaah sistematis yang telah dilakukan menemukan bahwa pemenuhan kebutuhan


spiritual tidak hanya terbatas pada ritual peribadatan saja. Komunikasi adalah
komponen yang penting untuk dilakukan. Intervensi sederhana seperti komunikasi
bersama pasien, mendengarkan keluh kesah pasien, dan melakukan tanya jawab
seputar keyakinan pasien dapat dilakukan. Bersama dengan pasien, perawat dapat
mengetahui pasien dalam mengekspresikan pengalaman rasa sakit,
ketidaknyamanan, dan mendengarkan ekspresi emosi dan kecemasan, seperti
depresi, kesedihan, ketakutan atau kesepian, yang bisa menghambat kesehatan
mereka secara fisik, emosional dan spiritual. Hal ini dapat meningkatkan
pemahaman perawat tentang kebutuhan spiritual pasien.

Perawat juga dapat memfasilitasi pasien untuk melakukan doa atau membacakan
kitab. Doa adalah metode utama dimana pasien dapat berhubungan dengan
kondisi spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada psikologis dan kesejahteraan
fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati, berbicara dan mendengarkan,
dan berdoa adalah aspek-aspek penting dari perawatan spiritual mereka. Berdoa
bersama atau berdoa untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan
meyakinkan pasien, mendengarkan pasien secara verbal tentang ketakutan dan
kecemasan mereka, menunjukkan rasa hormat terhadap martabat dan keyakinan
spiritual agama mereka, menunjukkan kebaikan dan peduli, mengatur kunjungan

24
pemimpin spiritual/agama dan menawarkan harapan adalah hal-hal yang penting
dan sederhana yang dapat dilakukan untuk pasien.

Perawat juga dapat melakukan kolaborasi dengan pemuka agama dan keluarga
untuk melakukan pembimbingan kepada pasien dan memnuhi kebutuhan spiritual
pasien. Keluarga memiliki peran penting dalam mendukung dan meningkatkan
kondisi kesehatan pasien. Perawat dapat berkolaborasi pemimpin agama untuk
memberikan perawatan spiritual bagipasien dan keluarga mereka. Kolaborasi
yang efektif diperlukan (terutama mengingatperubahan saat ini dalam sistem
perawatan kesehatan) untuk menyediakan perawatan spiritual yang
memadai.Keperawatan spritual tidak hanya terbatas pada ritual peribadatan saja.
Intervensi sederhana seperti komunikasi terbuka, membantu pasien untuk berdoa
dan berkolaborasi dengan keluarga dan pemimpin agama dapat
diimplementasikan dalam perawatan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan
spiritual mereka khususnya pasien yang dilakukan perawatan intensif. Dengan
demikian, perawat dapat dengan mudah untuk melakukan intervensi keperawatan
spiritual sehingga pasien tidak mengalami distres spiritual, memiliki motivasi dan
keyakinan untu sembuh atau meningkatkan kondisi kesehatannya. Perawatan
spiritual juga dapat membuat pasien menerima kondisinya, merasa nyaman, dan
dapat menjadi fasilitas untuk mengantarkan pasien pada kematian yang damai.

25

Anda mungkin juga menyukai