Anda di halaman 1dari 6

Bagaimana menjadi dokter muslim di tengah majunya ilmu kedokteran?

BAB I Pendahuluan

Ilmu pengetahuan selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Ilmu pengetahuan
yang sifatnya tidak terbatas ini selalu mengalami ekspansi dengan ragam dinamika yang terus
membuka wawasan-wawasan baru, salah satunya adalah ilmu kedokteran. Kedokteran telah ada
selama ribuan tahun, dan sering memiliki hubungan dengan keyakinan agama dan filsafat budaya
lokal. Misalnya seorang dukun akan menggunakan tanamana obat dan berdoa untuk kesembuhan,
atau filsuf dokter akan mengeluarkan darah menurut teori humoralisme. (MASUKIN REF WIKIPEDIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran )

Di dalam Islam, ilmu kedokteran mempunyai kedudukan yang tinggi setelah ilmu haram dan
halal. Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata, Saya tidak mengetahui sebuah ilmu -setelah ilmu halal
dan haram- yang lebih berharga yaitu ilmu kedokteran, akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita
(https://muslimafiyah.com/perhatian-ulama-terhadap-ilmu-kedokteran-semangatlah-belajar-ilmu-
kedokteran.html) Profesi yang sangat dekat dengan ilmu kedokteran adalah profesi dokter.

Menjadi seorang dokter muslim di tengah liberalisme ilmu kedokteran merupakan tantangan
tersendiri. Selain mengikuti perkembangan kemajuan ilmu kedokteran, seorang dokter muslim harus
tetap bisa berpegang kepada nilai-nilai Islam sehingga dapat menjalankan profesi dokter yang tidak
hanya mencari keuntungan duniawi namun sekaligus sebagai ladang pahala. Dalam lingkaran ajaran
Islam, seorang tenaga medis muslim mengsusung tugas besar untuk menjadi tipikal percontohan
bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan yang harmonsi dengan petunjuk petunjuk Allah.
(BUKU KEDOKTERAN NABI)

Apa yang membedakan dokter muslim dengan dokter lainnya?

Apa saja akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang dokter Muslim?

BAB II Pembahasan

A. Peran Dokter Muslim


Hubungan dokter muslim dengan pasiennya, terutama dengan pasien yang juga seorang
Muslim, yaitu dapat mempunyai ikatan kepercayaan kepada Allah Swt. dan takdirNya serta
keyakinan bahwa ada obat untuk setiap penyakit, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah dari Nabi Saw. bersabda : Allah tidak menurunkan sakit, kecuali juga
menurunkan obatnya. (HR. Bukhari No:5246 dan Ahmad No:3397) (REFERENSI BUKU
JADILAN DOKTER MUSLIM SEJATI). Namun, selain keyakinan itu sendiri, seorang dokter juga
harus bisa menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat untuk pasien. Dokter juga
harus sadar bahwa misinya adalah sebagai agen penyembuh sedangkan kesembuhan itu
sendiri bukan berasal dari dirinya namun berasal dari Sang Penyembuh yaitu Allah Swt.
Imam Muslim merekam sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu,
dari Rasulullah , bahwasannya beliau bersabda, Setiap penyakit ada obatnya.
Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin
Allah Azza wa Jalla. Sumber: https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-
yang-menyembuhkanku.html
Dalam praktiknya, seorang dokter muslim menyadari bahwa dirinya tidak hanya terikat oleh
etika profesi dokter namun juga nilai-nilai Islam yang turut dijalankan dalam profesinya
sebagai seorang dokter. Beberapa peran dokter muslim adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa tanggung Jawab terhadap komunitas
Dokter muslim harus merasa bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas Muslim dan
mempunyai rasa solidaritas terhadap komunitas tersebut. Allah Taala berfirman, Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali
Imran:103) Sumber: https://muslim.or.id/6884-bersatu-dan-jangan-berpecah-
belah.html
Dokter mempunyai peranan yang besar terhadap pasiennya dan memberikan
orientasi yang benar terhadpa pasiern. Selain itu, dokter juga harus ikut dalam
mempropagasikan Islam baik di kalangan Muslim maupun non Muslim.
2. Mengikutkan keyakinan dalam proses kesembuhan pasien
Dengan menerima fakta bahwa Allah adalah Sang Penyembuh dan dokter hanyalah agen
penyembuh, maka dokter dan pasien dapat bersama berjuang terhadap penyakit yang
diderita tanpa rasa ketegangan dan kesengsaraan yang berlebihan. Keyakinan seperti ini
dapat meningkatkan kondisi psikologis pasien yang kemudian juga berpengaruh terhadap
proses penyembuhan penyakit. Ada banyak kasus di mana keyakinan dapat
membuahkan keajaiban pada proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu seorang
dokter muslim tidak boleh meninggalkan keyakinan dalam proses penyembuhan pasien.
3. Mengetahui Tindakan yang Diperbolehkan dan Dilarang
Di zaman sekarang ini, tidak sedikit tindakan dalam dunia kedokteran yang terus menjadi
kontroversi sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang baik dan benar. Sebagai
dokter muslim tindakan seperti aborsi, program keluarga berencana (penggunaan alat-
alat kontrasepsi), vaksinasi, imunisasi serta tindakan-tindakan lainnya tidak hanya dilihat
dari kacamata hukum negara tetapi dokter muslim juga harus mengetahuinya dari
kacamata hukum Islam. Oleh karena itu, sebagai dokter muslim seharusnya tau mana
tindakan yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam sehingga memberikan keputusan
yang memang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

B. Akhlak Dokter Muslim


Kemuliaan manusia terletak pada kemuliaan akhlak dan keluhuran budinya. Kahar Masyhur
menyebutkan bahwa ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana seharusnya seseorang
bersikap terhadap penciptaannya, terhadap sesama manusia seperti dirinya sendiri,
terhadap keluarganya, serta terhadap masyarakatnya. Disamping itu juga meliputi bagaimana
seharusnya bersikap terhadap makhluk lain seperti terhadap malaikat, jin, iblis, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan. (Masyhur, 1985: 16)
Akhlak yang baik yang dimiliki seorang dokter tentu akan membuat dokter disenangi baik
oleh pasien, teman sejawat ataupun tenaga medis lainnya. Oleh karena itu akhlak yang mulia
haruslah dimiliki oleh seorang dokter muslim. Berikut ini beberapa teladan akhlak mulia yang
semestinya dimiliki oleh seorang dokter muslim:
1. Ikhlas
Seorang dokter muslim harus menanyakan kepada dirinya tentang niatnya menjadi
dokter. Karena niat adalah pondasi dari amal serta merupakan parameter yang
membedakan nilai dan hasil dari amal yang dilakukan. Niat yang ikhlas karena Allah akan
mengubah pekerjaan duniawi yang diperbolehkan menjadi bernilai ibadah berpahala.

2. Menata Keyakinan
Dalam memberikan informasi kepada pasien, dokter sebaiknya tidak bisa langsung
memvonis bahwa pasien pasti akan sembuh atau pasien tidak mungkin sembuh. Dokter
harus bisa tetap menjaga keyakinan dirinya bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu
dan menjaga keyakinan pasien agar tidak terlalu bergantung dengan prediksi ilmu medis.

3. Muraqabah
Muraqabah adalah merasa selalu diawasi oleh Allah, yaitu merasa bahawa Allah
senantiasa mengawasi sehingga sebagai hamba harus selalu berupaya dalam setiap
aktifitasnya bertujuan untuk menggapai ridhoNya serta merasa mal dan takut kalau
sampai dilihat oleh Allah Rabbul alamin dalm keadaan bermaksiat. Dengan
bermuraqabah maka dapat menjaga kita untuk tetap menjalankan profesi dokter sebaik
mungkin.

4. Amanah dan Tekun


Seorang dokter tentulah harus dapat dipercaya dan tekun. Ketelitian dan ketekukan
seorang dokter, tidak bermalas-malasan/setengah hati, tidak menyia-nyiakan waktu,
memenuhi hak oasien dan bekerja penuh dedikasi untuk menjaga mereka merupakan
implementasi amanah dalam menjalani profesi sebagai seorang dokter.

5. Tawadhu (rendah Hati)


Meskipun profesi dokter di mata masyarakat sanga terpandang, hendaknya hal ini
tidakmenumbuhkan sikap sombong. Wujud kesombongan yang paling nyata adalah
ketika kita tidak berkenan menerima nasihat, meskiun isinya benar dari orang yang kita
anggap lebih rendah dari kita.

6. Tidak Sombong
HR Muslim No. 131 Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat
seberat biji sawi dari kesombongan. Seorang laki-laki bertanya, Sesungguhnya laki-laki
menyukai baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)? Beliau
menjawab: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu
adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. HR. Muslim 131
Q.S 7 Al Araf ayat 36 36 ) Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.

7. Shiddiq (Jujur)
Kejujuran akan menghantarkan pada kebaikan dan kebaikan itu akan menghantarkan ke
surag ........ lengkapin hadinsya....... hingga ia dicatat di sisi Alah sebagai pendusta (HR.
Bukhari No 5269, Muslim No 4719 dan Ahmad No 3456)

8. Lemah lembut dan Penyanyang


Q.S Ali Imran ayat 159 ( 159 ) Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

9. Adil
Q.S An Nahl 16 ayat 90 ( 90 ) Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.

10. Santun dan Tidak Tergesa-gesa


Q. S 41 Fushilat ayat 34-35 ( 35 ) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.

11. Memakai Jilbab bagi Pada Dokter dan Para Medis Wanita
Jilbab bagi muslimah hukumnya wajib maka tentu profesi dokter tidak boleh menjadi
alasan untuk parah muslimah tidak menggunakan jilbab.

12. Menghindari Ikhtilath


Ik adalha campur baur antara pria dan wanita yang belrbihan karena padangan mata
pada saat campur baur laki laki dan perempuan dapat menyebabkan fitnah. Oleh karena
itu hendakanya para dokter dan tenaga medis memperhatkan batasa batasan pergaulan
anatara lelaki dan winta. Semu saling menjaga diri agar tidak terjerumus kepada hal-hal
yang diharamkan.

13. Menghormati dan Mendokan Pasien


Seorang dotker muslim akan senantiasa menghormati pasiennya dan memenuhi segala
haknya. Misalnya berusah dengan sungguh sungguh dalam memeahami penyakit yang
diderita pasien danmemberik pengobatan yang sesuai, mengharagia keingigna pasien
dan menunjukkn sikap perhatian kepadanyanya. Kalau dunia medis mengenal istilah
placeb sebuah unsur netral yang bukan obat tetapi secara sugestif sering digunakan
mengobati penyakit atau setidaknya mengurangi rasa sakit, di alam absolut, ada yang
disebut doa dan tawakal. Sudah pasti palcebo religius ini jauh lebih bernilai dan
bermanfaat, bukan hanya berisi manipulasi dan permainan sugesti belaka, tetapi betul-
betul mengandng kekuatan dan obat yang mampu membawa kesembuhan,d engan izin
Allah. (BUKU KEDOKTERSAN NABI)

14. Belajar dan belajar


Ilmu kedokteran adlaah ilmu yag bergantung pada hasil peneliatian dan penemunan
ilmiah yang terus berkembah. Oleha karena itu seorang dokter harus terus belaara
meskipun ia sudah sampai pada tingakata atau gelar keilmuya oaling tinggi. Dengan
demikan profesi benar benar dia jalani berdasarkan pihakan ilmiah yang benar.
15. Bertindak Proporsional
Keseimbangan dalam menjalani profesi, kehiudapan berkeluarga dan masyakarta adalah
unsru penting ntuk mendapatkan ketengang jiwa danmengakat deraja dan nilai seorang
doter. Dan Islaam adalah agama yang sempurna emgatur seala aspek kehiudapan
manusia.
Kempauan menempatkan segala seruatu pada tempatnya, kejelian memntuak skala
prioritas memanfaatkan waktu dengan baik dan memenej setiap pekerajaan adalah kunci
agar dokter bisa menjalani kehidupan yang seimbang.

16. Menjaga Kebershian Juwa dan Muhasabah


Seorang dokter muslim seharusnya emperhatikan kebersihan hati dan melakukan
muhasabah terhdapat dirinya. Hal ini akan memberi pengaruh postifi tidak saja kepada
akhlak dan sikapnya, tetapi juga terhdapa pasien dan paramedis lainnya. Sarananya
adalah dengan memperkuat iman dan memperbanyak amal sahlih.

17. Segera Mendatanagi Seruan Adzan


Ibadah mana yang lebih agung darpada shalat? Perintah shalat diturunkan di momen
yang sangat istimewa yakni ketika Nabi dimirajkan ke langit. Shalat menajdi wasiat
terakhir sebelum Nabi wafat dan menjadi barometer kebaikan seseorang.
Umar bin Khathab r.a mengatakan Barangsiapa meremehkan shalat makan dalam
urusan selainnya pasti lebih meremehkan.

BAB III Penutupan

Dunia kedokteran memang akan selalu berkembang dan semakin maju. Meski begitu, Islam tetap
menjadi agama yang relevan di setiap zaman dan tempat. Sehingga, dalam menghadapi kemajuan
dunia kedokteran seorang dokter muslim tetap harus selalu membawa nilai-nilai Islam dalam dirinya.
Menjadi seorang dokter muslim di tengah dunia yang semakin modern dan semakin bebas memang
merupakan tantangan tersendiri. Namun, tantangan tersebut bukan berarti tidak bisa diatasi. Dokter
Muslim harus memahami peran-perannya di lingkungan. Selain itu, dokter muslim juga harus
memiliki akhlak mulia yang bisa diteladani dari Rasulullah Saw. Dengan memiliki akhlak yang baik
serta memahami peran-peran sebagai dokter muslim, maka diharapkan seorang dokter muslim juga
mendapatkan kesuksesan tidak hanya di dunia namun juga di akhirat nanti.

Jadilah Dokter Muslim Sejati. Djoko Kuswanto. Wafa Press. 2011. Klaten.

Buku PAI FK UGM

Abu Umar Basyier. Kedokteran Nabi Antara Realitas & Kebohongan

Penerbit : Shafa Publika. Surabaya. 2013.

https://muslimafiyah.com/perhatian-ulama-terhadap-ilmu-kedokteran-semangatlah-belajar-ilmu-
kedokteran.html dr. Raehanul Bahraen (7 Maret 2013) diakses 21 Agustus 2016

Muslim Atsary 21 September 2011

Sumber: https://muslim.or.id/6884-bersatu-dan-jangan-berpecah-belah.html

y Firman Hidayat 11 December 2012

Sumber: https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-menyembuhkanku.html
http://www.islam-usa.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=269&Itemid=236 The Role Of A Muslim Doctor Written
by Prof. Mahmoud Abu - Saud

Bila dalam kondisi sakit umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt. berupa penghapusan dosa
apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah
hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Tidaklah seorang muslim tertimpa derita
daripenyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut)
kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagiamana pohon menggugurkan daunnya (HR.
Muslim 4/1992 No:5573) (REF LAGI)

Anda mungkin juga menyukai