Sejarah
Pada mulanya KH. Nizam As-Shafa menciptakan syiir ini karena melihat fenomena
maraknya golongan Islam yang berada dalam jalur garis keras yang membawa atau
mengatasnamakan Islam dan fenomena maraknya kondisi umat Islam yang sudah
tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad, Sahabat, Walisongo, dan para ulama'
terdahulu, hal tersebut tak lain adalah karena berkembangnya zaman dan dunia
teknologi yang memalingkan hubungan manusia dengan Tuhannya.
Syiir ini diciptakan oleh Kiai Nizam pada tahun 2004 dan berawal saat ia
melakukan khalwat (menyendiri dan merenung). Pada mulanya syiir ini memiliki 17
bait namun kemudian diringkas menjadi 13 bait. Sejak terciptanya syair itu, Kiai
Nizam bersama dengan jamaah pengajiannya yang dinamakan "Reboan Agung"
selalu melantunkan seusai acara pengajian selesai, hingga kini rekaman syiir itu
telah tersebar luas baik dalam bentuk kaset, di media sosial, hingga di Radio. Awal
mula syiir ini bisa terkenal adalah karena siaran yang direlay dari Radio Yasmara
AM Surabaya dan diedarkannya rekaman suara Kiai Nizam dalam bentuk kaset.
Bait 1
Ngawiti ingsun nglaras syi'iran Kuawali dengan melantunkan syiir, dengan memuji
kelawan muji maring Pengeran kepada Tuhan
Kang paring rohmat lan kenikmatan Yang memberi rahmat dan kenikmatan siang dan
rino wengine tanpo pitungan malam tanpa perhitungan
Bait 2
Duh bolo konco prio wanito ojo mung Duhai sahabat, pria dan wanita jangan hanya belajar
ngaji syare'at bloko syariat saja
Gur pinter ndongeng nulis lan moco, Hanya pandai berdongeng (berbicara), menulis, dan
tembe mburine bakal sangsoro membaca, pada akhirnya akan sengsara
Bait 3
Akeh kang apal Qur'an Hadits-e, Banyak yang hafal Al Quran dan Hadits, suka
seneng ngafirke marang liyane mengafirkan orang lain
Kafire dhewe dak digatekke, yen isih Kekafirannya sendiri tak dihiraukan, jikalau masih
kotor ati akale kotor hati dan akalnya
Bait 4
Gampang kabujuk nafsu angkoro ing Mudah tertipu nafsu angkara terhadap gemerlapnya
pepahese gebyare dunyo keindahan duniawi
Iri lan meri sugihe tonggo, mulo atine Iri dan dengki terhadap kekayaan tetangga, oleh
peteng lan nisto sebab itu hatinya gelap dan nista
Bait 5
2
Ayo sedulur jo nglaleake wajibe ngaji Marilah saudara jangan melupakan kewajiban belajar
sak pranatane beserta aturannya
Nggo ngandelake iman tauhide, Guna mempertebal iman dan tauhidnya, alangkah
baguse sangu mulyo matine bagusnya bekal dan mulia kematiannya
Bait 6
Kang aran sholeh bagus atine kerono Yang disebut shaleh itu baik hatinya sebab mapan
mapan seri ngelmune keilmuannya
Laku thoreqot lan ma'rifate, ugo Menjalankan thariqat dan ma'rifat, juga haqiqat dirasa
hakekot manjing rasane meresap
Bait 7
Al Quran qodim wahyu minulyo, Al Quran qadim wahyu yang mulia, tanpa ditulis dapat
tanpo tinulis biso diwoco dibaca
Iku wejangan guru waskito, den Itulah petuah guru budi pekerti, ditancapkan di dalam
tancepake ing njero dhodho dada (hati)
Bait 8
Kumanthil ati lan pikiran mrasuk ing Terletak di hati dan pikiran, meresap ke jasmani dan
badan kabeh jeroan rohani
Mu'jizat Rasul dadi pedhoman, Mu'jizat Rasul menjadi pedoman, sebagai sarana
minongko dalan manjinge iman masuknya keimanan
Bab 9
Kelawan Allah Kang Moho Suci, kudu Terhadap Allah Yang Maha Suci, harus mendekatkan
rangkulan rino lan wengi diri siang dan malam
3
Ditirakati diriyadhohi, dzikir lan suluk Menjalani tirakat dan riyadhah, dzikir dan suluk jangan
jo nganti lali sampai terlupakan
Bait 10
Uripe ayem rumongso aman Hidupnya tentram serasa aman, pertanda jelas bahwa
dununge roso tondho yen iman beriman
Bait 11
Kelawan konco, dulur, lan tonggo Kepada teman, saudara, dan tetangga haruslah saling
kang podho rukun ojo daksiyo rukun jangan bertikai
Iku sunnahe Rasul kang mulyo, Nabi Itu sunnahnnya Rasul yang mulia, Nabi Muhammad
Muhammad panutan kito suri tauladan kita
Bait 12
Kang anglakoni sekabehane, Allah Yang menjalankan semuanya, Allah yang akan
kang bakal ngangkat drajate mengangkat derajatnya
Senajan asor toto dhzohire, ananging Walaupun rendah tingkatan zhahirnya, namun mulia
mulyo maqom drajate dan luhur derajatnya
Bait 13
Lamun palastro ing pungkasane ora Tatkala meninggal pada akhirnya hayatnya, tidak
kesasar roh lan sukmane tersesat roh dan sukmanya
Den gadhang Allah swargo Dinjanjikan oleh Allah surga tempatnya, utuh jasadnya
manggone, utuh mayite ugo ulese dan kain kafannya
4
Makna terkandung
Di dalam syiir ini terkandung pesan moral yang sangat mendalam, yakni bahwa
seseorang haruslah benar-benar mentauhidkan Allah, menyatukan jasmani dan
rohani untuk senantiasa ingat kepada Allah. Selain itu setiap manusia haruslah
belajar agar tidak mencari-cari kejelekan dan kekurangan sesama manusia. Jadi
sesama manusia haruslah kita mengupas tuntas dan memperbaiki aib dan kejelekan
diri sendiri tanpa ingin mengetahui bahkan mencari-cari kejelekan dan aib orang lain.
Di dalam syiir ini tidak ada kalimat memerintah bahkan memaksa, melainkan
sebatas mengingatkan untuk bersama-sama agar masing-masing dari kita
melakukan pembersihan hati alias introspeksi diri, baik mengenai hubungan kita
kepada Allah (hablun minallah) ataupun kepada sesama manusia (hablun
minannas). Dalam syair ini juga sarat akan wejangan-wejangan dan petuah
mengenai tingkah laku manusia yang kental akan ilmu tashawwuf, sebab Kiai Nizam
sendiri adalah seorang ulama yang memiliki ilmu tashawwuf yang mendalam.
5
Pencipta KH. Mohammad Nizam As-Shofa
Sidoarjo