Anda di halaman 1dari 15

Mitos-Mitos Yang Dipercaya

Menurut Budaya Jawa

Courtesy Gwoeii / Shutterstock.com

Masyarakat Jawa percaya bahwa kejadian-kejadian di alam sekitar berhubungan


dengan pertanda yang berusaha mengingatkan makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya, termasuk manusia. Terutama apabila ada kejadian yang berlangsung secara
konstan (terus-menerus), kondisi tersebut tak bisa hanya diabaikan saja, karena sudah
banyak kejadian yang ternyata membawa dampak yang besar.

Sebagian orang percaya bahwa mitos ini hanyalah sesuatu yang dianggap
berhubungan dengan magis dan musyrik, namun, kami tidak membahas apakah mitos
Jawa ini benar atau tidak, musyrik atau tidak. Bahasan kali ini adalah sekedar informasi,
bahwa ada mitos yang berkembang di kehidupan kita sehari-hari.
Diambil dari berbagai sumber, inilah beberapa mitos yang berkembang di Jawa.

Mitos 1: burung pipit yang berkicau terus menerus

Burung pipit atau disebut juga burung prenjak, adalah cara unik untuk mengetahui
kehadiran tamu. Saat tamu akan datang, si burung akan terus menerus berkicau di
rumah. Namun, ada beberapa arti yang hendak disampaikan si burung.

Apabila si burung bertengger di depan atau sisi kanan, tandanya si tamu akan
membawa berita baik dan kebaikan.

Apabila si burung bertengger di belakang atau sisi kiri rumah, tandanya si tamu akan
membawa kabar buruk atau malapetaka.

Mitos 2: Kupu-kupu di dalam rumah

Hampir sama seperti burung pipit, apabila kupu-kupu masuk ke dalam rumah dan
berputar-putar bahkan hinggap, tandanya rumah tersebut akan kedatangan tamu.

Bila si kupu hinggap di badan salah satu anggota keluarga, maka yang datang adalah
orang dekat.

Mitos 3: Burung gagak berputar-putar di atas rumah

Dipercaya burung gagak adalah burung yang selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Apabila ia terbang berputar-putar di atas rumah seseorang, konon akan ada penghuni
rumah yang meninggal.

Mitos 4: Ayam jantan berkokok sore hari atau tengah malam


Para orang tua dahulu percaya, bahwa apabila ada ayam jantan yang berkokok sore
hari atau tengah malam, maka akan datang wabah penyakit atau gangguan makhluk
halus.

Mitos 5: Celaka bila menabrak kucing

Apabila saat sedang berkendara maka Anda menabrak kucing, maka ini adalah sebuah
peringatan supaya berhati-hati karena Anda bisa celaka.

Mitos 6: Anak gadis dilarang duduk di pintu

Konon, menurut budaya Jawa, apabila ada anak gadis duduk di pintu (di bawah palang
pintu), maka ia akan jauh dari jodoh.

Mitos 7: Dilarang foto bertiga

Pernah mendengar larangan foto bertiga? Ya, kabarnya apabila mitos ini dilanggar,
maka orang yang berfoto di tengah akan meninggal.

Mitos 8: Tidak boleh sering menangis saat hamil

Konon, apabila sering menangis atau bersedih saat hamil, maka anak yang dilahirkan
akan cengeng dan seringkali menangis. Untuk itu, para orang tua selalu mengingatkan
agar saat hamil, seorang ibu tidak boleh cengeng.

Mitos 9: Jangan menggigit bibir bagian bawah

Menggigit bibir bagian bawah adalah kebiasaan yang buruk dan dilarang oleh para
tetua. Menurut mitos Jawa, apabila sering menggigit bibir bagian bawah, maka akan
bernasib buruk atau rejeki akan seret.
Mitos 10: Jangan bersiul di sore atau malam hari

Pernah dengar larangan nenek saat Anda sering bersiul di waktu anak-anak dulu?
Konon, apabila sering bersiul saat sore atau malam hari, maka tandanya mengundang
makhluk halus. Nah, apabila sudah datang, maka ia akan membalas siulan Anda.

Percaya atau tidak, semua mitos tersebut kembali lagi pada Anda yang pernah
mendengar dan menjalaninya.
Kedatangan Ruh Setelah Keluar Dari Jasad Ke Rumah & Kuburnya/Kitab-
Daqoiqul Akhbar
15 Oktober 2010 pukul 00.38

Nabi Saw. bersabda: Ketika ruh keluar dari tubuh anak cucu Adam dan telah lewat 3 hari, ruh berkata: "Wahai
Tuhanku, Ijinkanlah aku berjalan-jalan dan melihat jasad tempatku berada." Allah pun mengijinkannya, maka
ruh pergi mendatangi kuburannya dan memandanginya dari kejauhan, dan sungguh mengalir darah dari hidung
dan mulutnya, maka menangislah ruh dengan tangisan yang berkepanjangan dan berkata: "Wahai jasadku yang
miskin, hai kekasihku, apakah engkau ingat hari-hari kehidupanmu (didunia), ini adalah rumah tempatnya
kesunyian, bala', kepayahan, kesusahan dan penyesalan."

Setelah lewat 5 hari dari kematiannya dia berkata lagi: "Wahai Tuhanku,...

Setelah lewat 5 hari dari kematiannya dia berkata lagi: "Wahai Tuhanku, ijinkanlah aku untuk melihat
jasadku." Maka Allah pun mengijinkannya, ruh lalu pergi mendatangi kuburnya dan melihat dari kejauhan, dia
melihat dari lubang hidung dan mulutnya mengalir air nanah, maka menangislah dia dan berkata: "Hai jasadku
yang miskin, apakah engkau ingat hari-hari kehidupanmu ?, ini adalah tempatnya prihatin, kesusahan cobaan,
ulat dan kalajengking. Sungguh ulat-ulat itu akan memakan dagingmu, merobek-robek kulit dan anggota
tubuhmu."

Setelah lewat 7 hari, ruh berkata lagi: "Wahai Tuhanku, ijinkanlah aku untuk melihat jasadku." Maka Allah
pun mengijinkannya, ruh lalu mendatangi kuburnya dan melihat dari kejauhan, dan ternyata jasadnya telah
dipenuhi dengan ulat, maka ruh pun menangis dengan keras dan berkata: "Hai jasadku, apakah engkau ingat
hari-hari kehidupanmu, dimana anak-anakmu, dimana kerabatmu, dimana istrimu, dimana saudara-saudaramu,
dimana teman-teman dan tetangga-tetanggamu yang merelakan bertetangga denganmu, hari ini mereka
menangisi kamu dan menangisi aku."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Ketika seorang mukmin meninggal dunia, ruhnya berputar mengelilingi
rumahnya selama 1 bulan, dia melihat harta yang ditinggalkannya, bagaimana pembagian dan pembayaran
hutang-hutangnya. Setelah genap 1 bulan dia kembali pada kuburnya dan berputar-putar selama 1 tahun, maka
dilihatnya orang-orang yang mendoakannya dan orang-orang yang bersusah hati atas kepergiannya. Setelah
genap satu tahun ruhnya diangkat dan dikumpulkan dengan ruh-ruh yang lain sampai hari kiamat, yaitu hari
ditiupnya sangkalala.

Dikalatan bahwa maknanya ruh adalah anak cucu Adam, ada yang mengatakan bahwa ruh adalah malaikat
Jibril, dan ada yang mengatakan bahwa ruh adalah ruh Nabi Muhammad Saw. yang berada dibawah Arasy dan
memohon ijin kepada Allah pada malam Lailatul Qadar untuk turun memberi salam keraf kaum mukmin laki-
laki dan perempuan.

Ada juga yang mengatakan bahwa ruh adalah para kerabat orang-orang yang mati dan berkata: "Ya Tuhan
kami, ijinkanlah kami turun kerumah-rumah kami sehingga kami bisa melihat anak-anak kami dan keluarga
kami." Maka turunlah ruh pada malam Lailatul Qadar sebagaimana kata Ibnu Abbas ra.: Ketika datang hari
raya (Idul Fitri dan Idul Qurban), hari Asyura (10 Muharram), hari Jumat yang pertama pada bulan Rajab,
malam Nishfu Sya'ban, malam Lailatul Qadar dan malam Jumat ruh-ruh orang mati keluar dari kuburnya dan
berhenti didepan pintu rumah-rumah mereka dan mereka berkata kepada kerabat-kerabatnya: "Berbelas
kasihanlah kalian pada malam yang penuh barokah ini dengan sedekah dan sesuap makanan (pada orang-orang
yang mematuhkan), maka sesungguhnya kami sangat membutuhkannya, jika kamu bakhil dan tidak mampu
bersedekah, maka ingatlah kami dengan membaca surat Al Fatihah pada malam yang barokah ini. Apakah ada
seseorang yang mengasihi kami, apakah ada orang yang ingat pengembaraan kami. Wahai orang-orang yang
mendiami rumah, wahai orang-orang yang menikahi perempuan (istri) kami, wahai orang yang menempati
gedung kami yang luas dan sekarang kami dalam kubur yang sempit, wahai orang yang membagi harta kami,
wahai orang-orang yang mensia-siakan anak yatim kami, apakah salah seorang dari kalian tidak ingat akan
pengembaraan kami, shahifah (buku catatan) kami yang telah ditutup dan buku-buku kalian yang masih
terbuka, dan tidak ada bagi mayit secarik kainpun dalam liang lahad, maka janganlah kalian lupa secuil dari
roti kalian dan doa kalian, sesungguhnya kami membutuhkan kalian selamanya."

Jika si mayit menemukan Shadaqoh dan doa dari mereka, maka kembalilah dia dengang rasa senang dan
gembira dan jika tidak mendapatkannya, maka kembalilah dia dengan kesusahan dan rasa kecewa dan dia
merasa telah dilupakan.
Doa Benteng Pertahanan Diri, Keluarga Dan Harta Benda
26 Januari 2011 pukul 16.17

BENTENG PERTAHANAN DIRI, KELUARGA DAN HARTA BENDA

Ada lima jenis benteng pertahanan diri, keluarga dan harta benda yang boleh diamalkan seperti berikut;

i. Al-Muawwizat
ii. Ayatul Kursi
iii. Ayat 1 hingga 9 Surah Yaasin
iv. Ayat Berkubu
v. Ayat Penggerak

1.0 AL-MUAWWIZAT (PELINDUNG-PELINDUNG)

BACAAN

Al-Muawwizat iaitu;
1. Surah Al-Ikhlas
2. Surah Al-Falaq
3. Surah An-Naas

Keberkatan surah al-ikhlas Ketika Memulakan Kerja Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan

syaitan yang berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama cacing kepanasan. Sebelum Masuk Ke Rumah Sebelum anda

masuk rumah, bacalah surah Al-Ikhlas (sebanyak 3 kali. Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah

dan sekiranya tiada orang di rumah berilah salam kerana malaikat rumah akan menyahut. Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan

pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab salam tersebut.

Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat itu. Ketika Sakit Sabda

Rasulullah S.A.W yang bermaksud: Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam

kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke

syurga. Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby). Khatam al-Quran Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya: Siapakah antara

kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangka masa dua-tiga minit? Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan

bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu cepat. Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina

Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah

SAW menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu

dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 jus Al-Quran. Pahala Membacanya Berkata Ibnu Abbas

r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara

satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang Sahara itu

seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai

membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-

Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan. Sabda Rasulullah SAW lagi: Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu tertulis di

sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu

kufuwan ahadu tertulis pada sayap malaikat Israfil a..s. Nota Jika sekiranya kawan-kawan ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini kepada kawan2
yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW: 'Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat'. Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3

perkara yang akan dibawanya bersama: (1) Sedekah/amal jariahnya, (2) Doa anak-anaknya yang soleh dan (3) Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada

orang lain. …Wallahu a’lam Thanks & Best Rgds. Ash4610

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Saat ini kita masuk dalam pembahasan

tafsir surat Al Falaq. Semoga bermanfaat. Allah Ta’ala berfirman, ‫( قُلْ أَعُوذ ُ ب َرب ْالفَلَق‬1) ‫) َومنْ شَر‬4( ‫) َومنْ شَر النَّفَّاثَات في ْالعُقَد‬3( ‫ب‬
َ َ‫) َومنْ شَر غَاسق إذَا َوق‬2( َ‫منْ شَر َما َخلَق‬

َ ‫( َحاسد إذَا َح‬5) (yang artinya) : 1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, 2. dari kejahatan makhluk-Nya, 3. dan dari kejahatan malam
َ ‫سد‬

apabila telah gelap gulita, 4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , 5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.

Pengenalan Surat ini dan surat sesudahnya (surat An Naas) diturunkan secara bersamaan sebagaimana dikatakan oleh Al Baihaqi dalam Dalailin Nubuwwah. Oleh

karena itu, kedua surat ini dinamakan Al Maw’izatain. Surat ini merupakan surat Makkiyyah (turun sebelum hijrah) dan ada juga yang mengatakan bahwa surat ini

adalah surat Madaniyyah. Surat ini turun sesudah surat Al Fiil. (Aysarut Tafasir, hal. 1503; At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim) Asbabun Nuzul Tatkala Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam disihir oleh orang Yahudi yang bernama Labid bin Al A’shom di Madinah, Allah Ta’ala menurunkan Al Maw’izatain (surat Al Falaq dan

An Naas). Lalu Jibril ’alaihis salam meruqyah (membaca kedua ayat tersebut) kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Berkat izin Allah, Nabi shallallahu ’alaihi wa

sallam sembuh. (Aysarut Tafasir, hal. 1503( [Namun, riwayat sabab nuzul untuk surat Al falaq dan An Naaas dinilai dhaif oleh Syaikh Muqbil dalam as Shahih al

Musnad min Asbab anNuzul, lihat juga penjelasan Ibnu Katsir] Tafsir Ayat Pertama ‫( قُلْ أَعُوذ ُ ب َرب ْالفَلَق‬1) 1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang

Menguasai subuh, Yang dimaksud dengan ‘Robbil Falaq’ adalah Allah. Al Falaq berasal dari kata ‘falaqo’ yang berarti membelah. Dalam ilmu shorof ‘Al Falaq’

bermakna isim maf’ul sifat musyabbahah yang berarti terbelah. Lebih khusus ‘Al Falaq’ bisa bermakna Al Ishbah (pagi/shubuh) karena Allah membelah malam

menjadi pagi. Secara umum ‘Al Falaq’ bermakna segala sesuatu yang muncul/keluar dari yang lainnya. Seperti mata air yang keluar dari gunung, hujan dari awan,

tumbuhan dari tanah, anak dari rahim ibunya. Ini semua dinamakan ‘Al Falaq’. Perhatikan ayat-ayat berikut. Allah Ta’ala berfirman, ‫إنَّ للاَ فَالقُ ْال َحب َوالن ََّوى‬

ْ ‫“ فَالقُ اإل‬Dia
“Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan.” (QS. Al An’am [6] : 95(. Allah juga berfirman, ‫صبَاح‬

menyingsingkan pagi.” (QS. Al An’am [6] : 95) (Tafsir Juz ‘Amma, 294; Ruhul Ma’ani( Pengertian Ta’awudz Ta’awudz )isti’adzah( adalah meminta perlindungan

kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar terhindar dari marabahaya. )I’anatul Mustafid; Mutiara Faedah Kitab Tauhid, 95) Meminta Perlindungan (Isti'adzah) adalah

Ibadah Meminta perlindungan )isti’adzah( merupakan ibadah. Karena menghilangkan marabahaya dan kejelekan tidak ada yang mampu melakukannya selain Allah

subhanahu wa ta’ala. Segala sesuatu yang tidak ada yang mampu melakukannya kecuali Allah, maka hal yang demikian tidaklah boleh dilakukan (ditujukan) kecuali

pada Allah semata. Apabila hal semacam ini diminta kepada selain Allah, termasuk perbuatan syirik. Ayat yang menunjukkan bahwa meminta perlindungan hanya

boleh kepada Allah )karena Dia-lah yang mampu( dan bukan pada selain-Nya adalah firman Allah Ta’ala, ‫اّلل إنَّهُ ه َُو السَّمي ُع ْالعَلي ُم‬
َّ ‫طان ن َْزغ فَا ْست َعذْ ب‬
َ ‫ش ْي‬ َ َ‫“ َوإ َّما يَ ْنز‬Dan jika
َّ ‫غنَّكَ منَ ال‬

syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Fushshilat [41] : 36) Allah juga memerintahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan kepada-Nya sebagaimana pada awal

surat Al Falaq dan An Naas. Dan perintah untuk Rasulullah berarti juga perintah untuk umatnya karena umatnya memiliki kewajiban untuk meneladani beliau. Allah

juga menyatakan bahwa meminta perlindungan kepada selain Allah termasuk kesyirikan sebagaimana pada ayat, ‫َوأَنَّهُ كَانَ ر َجال منَ ْاْل ْنس يَعُوذُونَ بر َجال منَ ْالجن فَزَ اد ُوهُ ْم َرهَقا‬

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi

mereka rasa takut.” (QS. Al Jin [72] : 6) Maksudnya adalah Allah akan menambahkan kepada manusia rasa takut. Oleh karena itu, ini adalah hukuman dari perbuatan

mereka sendiri yang meminta perlindungan pada jin. Dan hukuman pasti diakibatkan karena dosa. Maka ayat ini menunjukkan celaan bagi manusia semacam ini

karena telah meminta perlindungan kepada selain Allah. Qotadah dan ulama salaf lainnya mengatakan bahwa makna ’rohaqo’ dalam ayat ini adalah ’itsman’ )dosa(.

Oleh karena isti’adzah berakibat dosa, maka isti’adzah termasuk ibadah dan bernilai syirik jika ditujukan kepada selain Allah yang mati dan ghoib. )I’anatul Mustafid;

At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid( Tafsir Ayat Kedua َ‫( منْ شَر َما َخلَق‬2) 2. dari kejahatan makhluk-Nya, Ayat ini mencakup seluruh yang Allah ciptakan baik

manusia, jin, hewan, benda-benda mati yang dapat menimbulkan bahaya dan dari kejelekan seluruh makhluk. (Taysir Al Karimir Rahman; Aysarut Tafasir). Ibnu

Katsir mengatakan bahwa ayat ini berarti berlindung dari kejelekan seluruh makhluk. Tsabit Al Bunani dan Al Hasan Al Bashri menafsirkan berlindung dari jahannam

dan iblis serta keturunannya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim( Ayat ini juga mencakup meminta perlindungan pada diri sendiri. Ingatlah, nafsu selalu memerintahkan

َ ‫س َْل َ َّم‬
pada kejelekan. Allah Ta’ala berfirman, ‫ارة بالسُّوء إ َّّل َما َرح َم َربي‬ َ ‫“ إنَّ النَّ ْف‬Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf [12] : 53). Maka setiap kali seseorang mengucapkan ayat ini, maka yang pertama kali tercakup dalam ayat tersebut adalah dirinya

sendiri. Jadi dia berlindung dari kejelekan dirinya sendiri, yang mungkin sering ujub )berbangga diri( atau yang lainnya. Sebagaimana yang terdapat dalam khutbatul

hajjah: ‫“ نَعُ ْوذ ُ بالل منْ ش ُُر ْور أ َ ْنفُسنَا‬Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan diriku sendiri.” (HR. At Tirmidzi. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih

َ َ‫( َومنْ شَر غَاسق إذَا َوق‬3) 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
wa Dho’if Sunan At Tirmidzi no. 1105( )Tafsir Juz ‘Amma, 294-295( Tafsir Ayat Ketiga ‫ب‬
gulita, Ghosiq dalam ayat ini adalah Al Lail (malam) dan juga ada yang mengatakan Al Qomar (bulan). Sedangkan Idza Waqob bermakna apabila masuk (Tafsir Juz

‘Amma, 295; Adhwaul Bayan). Mujahid mengatakan bahwa ‘ghosiq’ adalah Al Lail (malam) ketika matahari telah tenggelam sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari

dan Ibnu Abi Najih. Demikianlah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad bin Ka’ab Al Qurtubhy, Adh Dhohak, Khushoif, dan Al Hasan. Qotadah mengatakan

bahwa maksudnya adalah malam apabila telah gelap gulita. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim( Syaikh Asy Syinqithi mengatakan bahwa pendapat yang kuat adalah tafsiran

yang pertama )ghosiq adalah malam( sebagaimana didukung dengan tafsiran Al Qur’an. ‫سق الليل‬ َ ‫“ أَقم الصالة لدُلُوك الشمس إلى‬Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
َ ‫غ‬

tergelincir sampai gelap malam.” (QS. Al Israa’ [17] : 78) Sedangkan bulan merupakan bagian dari malam. Dan di malam harilah setan serta manusia dan hewan yang

suka berbuat kerusakan bergentayangan ke mana-mana (Adhwaul Bayan). Kepada Allah-lah kita meminta perlindungan dari kejahatan dan kejelekan seperti ini. Tafsir

Ayat Keempat ‫( َومنْ شَر النَّفَّاثَات في ْالعُقَد‬4) 4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, Mujahid, Ikrimah, Al Hasan, dan

Qotadah mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah sihir. Mujahid mengatakan, ”Apabila membaca mantera-mantera dan meniupkan (menyihir) di ikatan tali”

(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim(. Dalam ayat ini disebut dengan ’An Nafatsaat’ yaitu tukang sihir wanita. Karena umumnya yang menjadi tukang sihir adalah wanita.

Namun ayat ini juga dapat mencakup tukang sihir laki-laki dan wanita, jika yang dimaksudkan adalah sifat dari nufus (jiwa atau ruh) (Ruhul Ma’ani; Tafsir Juz

’Amma, 295) Namun perlu diingat bahwa dalam syari’at ini terdapat pula penyembuhan penyakit dengan do’a-do’a yang disyari’atkan yang dikenal dengan ruqyah.

Dari Abu Sa’id, beliau menceritakan bahwa Jibril pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu mengatakan,”Ya Muhammad, apakah engkau

merasa sakit?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan,”Iya”. Kemudian Jibril meruqyah Nabi dengan mengatakan, ‫ىء يُؤْ ذيكَ منْ شَر كُل نَ ْفس‬ َ ‫للا أَرْ قيكَ منْ كُل‬
ْ ‫ش‬ َّ ‫باسْم‬

َ‫للا أَرْ قيك‬


َّ ‫للا ُ يَ ْشفيكَ باسْم‬ َ ‫” أ َ ْو‬Bismillah arqika min kulli sya-in yu’dzika, min syarri kulli nafsin aw ’aini hasidin. Allahu yasyfika. Bismillah arqika [Dengan
َّ ‫عيْن َحاسد‬

menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejelekan (kejahatan) setiap jiwa atau ’ain orang yang hasad (dengki). Semoga

Allah menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu].” )HR. Muslim no. 2186. Ada yang berpendapat bahwa kejelekan nafs )jiwa( adalah ’ain,

َ ‫( َومنْ شَر َحاسد إذَا َح‬5) 5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. Hasad adalah berangan-angan hilangnya nikmat
yakni pandangan hasad(. Tafsir Ayat Kelima َ ‫سد‬

yang ada pada orang lain baik agar pindah kepada diri kita ataupun tidak (Aysarut Tafasir). Allah menutup surat ini dengan hasad, sebagai peringatan bahayanya

perkara ini. Hasad adalah memusuhi nikmat Allah. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri : Pertama, membenci suatu nikmat

yang nampak pada orang lain; Kedua, murka dengan pembagian nikmat Allah; Ketiga, bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan bagi siapa

saja yang dikehendaki-Nya; Keempat, tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan menginginkan hilangnya nikmat dari mereka; Kelima, menolong

musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an( Salah satu dari bentuk hasad adalah ’ain (pandangan hasad). Apabila seseorang melihat pada orang lain

kenikmatan kemudian hatinya merasa tidak suka, dia menimpakan ’ain (pandangan mata dengan penuh rasa dengki) pada orang lain. ’Ain ini dapat menyebabkan

seseorang mati, sakit atau gila. ’Ain ini benar adanya dengan izin Allah Ta’ala. Allah memerintahkan kepada kita untuk berlindung kepada-Nya dari malam apabila

gelap gulita, dari sihir yang ditiupkan pada buhul-buhul, dan dari orang yang hasad apabila dia hasad, karena ketiga hal ini adalah perkara yang samar. Banyak

kejadian pada malam hari yang samar yang dapat memberikan bahaya kepada kita. Begitu juga sihir adalah suatu hal yang samar, jarang kita ketahui. Dan begitu juga

hasad dari orang lain, itu adalah hal yang samar. Dan ketiga kejelekan (kejahatan) ini masuk pada keumuman ayat kedua, َ‫( منْ شَر َما َخلَق‬2) “dari kejahatan makhluk-

Nya.” (Tafsir Juz ’Amma, 296) Lalu bagaimana jalan keluar agar terbebas dari tiga kejelekan (kejahatan) ini? Pertama, dengan bertawakkal pada Allah, yaitu

menyerahkan segala urusan kepada Allah Ta’ala. Kedua, membaca wirid-wirid (dzikir-dzikir) yang dapat membentengi dan menjaga dari segala macam kejelekan.

Perlu diingat bahwasanya kebanyakan manusia dapat terkena sihir, ’ain, dan berbagai kejelekan lainnya dikarenakan lalai dari dzikir-dzikir. Ingatlah bahwa bacaan

dzikir merupakan benteng yang paling kokoh dan lebih kuat daripada benteng ’Ya’juj dan Ma’juj’. Namun, banyak dari manusia yang melupakan hal ini. Banyak di

antara mereka yang melalaikan dzikir pagi dan petang, begitu juga dzikir ketika hendak tidur. Padahal dzikir-dzikir tersebut mudah untuk dihafalkan dan dibaca.

(Tafsir Juz ’Amma, 296) Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Mbali, Panggang, Gunung Kidul, 23 Dzulqo’dah 1428 Sumber Rujukan 1.Adhwaul Bayan,

Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy, Maktabah Syamilah 2.Al Jaami’ liahkamil Qur’an (Tafsir Qurtubhy), Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Anshory Al

Qurtubhy, Jami’ Mawsu’ah Al Quranil Karim, www.omelketab.net 3.At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid, Syaikh Sholih Alu Syaikh, www.islamspirit.com 4.At Ta’rif

bi Suratil Qur’anil Karim, Jami’ Mawsu’ah Al Quranil Karim, www.omelketab.net 5.Aysarut Tafasir likalamil ‘Aliyyil Karim, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi,

Maktabah Adhwail Manar 6.I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan, www.islamspirit.com 7.Mutiara Faedah Kitab Tauhid

(edisi revisi), Abu Isa Abdullah bin Salam, Pustaka Muslim 8.Ruhul Ma’ani fi Tafsiril Qur’anil Azhim was Sab’il Matsani, Syihabuddin Mahmud bin Abdillah Al

Husaini Al Alusi, Mawqi’ut Tafaasir-Maktabah Syamilah 9.Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Syamilah

10.Shohih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj ABul Husain Al Qusyairiy An Naisabuiy, Pentahqiq : Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobiy

Beirut-Maktabah Syamilah 11.Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fada’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurasyi Ad Dimasyqi, Maktabah Syamilah 5. 12.Tafsir Juz
‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah 13.Taysir Al Karimir Rahman fi Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdur Rahman bin

Nashir As Sa’di, Muassasah Ar Risalah-Maktabah Syamilah

Tasir Surah An-Nas # A'udzu berarti meminta perlindungan, Rabbinnaas berarti pencipta manusia, malikinnaas berarti raja manusia. # Seorang raja itu mempunyai

hak untuk menyuruh dan melarang. Karena Allah adalah raja manusia, maka Allah berhak untuk menyuruh dan melarang manusia, dan perintah maupun larangan ini

bersifat mutlak. # Sesuatu yang dilarang Allah, pastilah sesuatu itu adalah jelek atau mengandung keburukan yang banyak dan sesuatu yang diperintahkan Allah

pastilah sesuatu yang baik dan banyak manfaatnya. # Manusia itu sering sekali melihat kebaikan pada keburukan, yang nyata-nyata sudah dilarang Allah. Misalnya

alkohol. Memang alkohol itu ada kebaikannya (sedikit) tapi didalamnya itu terdapat keburukan yang sangat banyak sehingga Allah mengharamkannya. Allah lah yang

maha tau yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. # Pangkal kekufuran dan kefasikan adalah was-was # Orang yag didzolimi itu makbul doanya meskipun dia adalah

orang yang fasik. Iblis saja doanya dikabulkan oleh Allah yaitu pada saat iblis meminta pada Allah untuk dihidupkan sampai hari kiamat dan akan menggoda manusia.

Iblis saja doanya dikabulkan, apalagi manusia walaupun dia fasik. # Salah satu sifat iblis adalah dia tidak mau tersesat sendirian. Setelah menyesatkan manusia pun

dia tidak akan mau bertanggungjawab terhadap perbuatannya dan iblis bersumpah akan melakukan apapun demi menjalankan tipuannya itu, demi menyesatkan

manusia. # Ketika Iblis menyesatkan manusia. Manusia akan disesatkan dengan 100 alasan kebaikan. Contohnya adalah tahlilan. Tahlilan (yang biasanya dikhususkan

untuk dibacakan pada saat ada orang meninggal- ini berarti ada pengkhususan waktu dalam menjalankan ibadah) itu tidak ada contohnya dari Rasulullah. Tapi

manusia selalu disesatkan dengan banyak fikiran kebaikan. Mereka mengatakan: - yang dibaca di dalam tahlilan kan dzikir? - apa jeleknya membaca dzikir? -

kemudian mereka memberikan dalil-dalil tentang keumuman dzikir yang tidak mengkhususkan kebolehan perbuatan pengkhususan mereka (dzikir pada saat orang

meninggal di 7hari, 14 hari atau 40 hari). # Sebenernya dzikir itu adalah ibadah yang sangat baik dan dianjurkan oleh Allah. Tetapi agama Islam ini telah lengkap

semua aturannya, tidak butuh penambahan dan pengurangan terlebih lagi jika didasarkan pada akal kita. Agama itu bukan akal. Untuk pengkhususan waktu dzikir

(saat ada orang meninggal) dan pengkhususan bacan-bacaan dzikir semua itu tidak pernah Rasulullah contohkan sedikitpun. Jika kita bilang pengkhususan dzikir pada

tahlilan itu baik, maka dengan kata lain kita telah menghina Rasulullah bahwa ada perbuatan baik yang belum beliau lakukan atau ada perintah Allah yang belum

Rasulullah kerjakan seperti tahlilan ini. Na'udzubillah mindzalik atas semua tuduhan-tuduhan itu. Marilah kita beribadah dengan semau ibadah yang sesuai dengan

yang Rasulullah ajarkan. Tentang kaidah penting dalam islam yang harus kita mengerti pernah diposting di sini. # Tujuan Allah menciptakan matahari adalah salah

satunya untuk menentukan waktu shalat. Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.

CARA

1. Lunjurkan kaki ke arah Qiblat


2. Mengangkat dua tangan seperti berdoa
3. Baca ayat-ayat Muawwizat sehingga selesai (tidak termasuk membaca Surah Al-Fatihah)
4. Tarik nafas kemudian tiup pada tapak tangan sehingga habis nafas
5. Tarik sikit nafas kemudian tahan nafas sambil menyapu tapak tangan keseluruh anggota badan yang boleh
dicapai kecuali anggota sulit.
6. Lakukan sekali sebelum tidur & selepas solat subuh setiap hari

2.0 AYATUL KURSI

BACAAN

CARA

1. Baca Ayatul Kursi dengan 9 wakaf


2. Untuk melindungi diri sendiri: selepas baca ayatul kursi tiup disekeliling mengikut pergerakan tawaf
kaabah, dengan niat melindung diri.
3. Untuk melindungi rumah: baca ayatul kursi sambil berjalan mengelilingi rumah (mengikut pergerakan
seperti tawaf kaabah). Berjalan sama ada didalam atau diluar rumah.

3.0 AYAT 1 HINGGA 9 DALAM SURAH YAASIN

BACAAN

[1] Yaa, Siin. [2] Demi Al-Quran yang mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh, [3] Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad adalah seorang

Rasul) dari Rasul-rasul yang telah diutus, [4] Yang tetap di atas jalan yang lurus (ugama Islam). [5] Al-Quran itu, diturunkan oleh Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha

Mengasihani, [6] Supaya engkau memberi peringatan dan amaran kepada kaum yang datuk neneknya telah lama tidak diberikan peringatan dan amaran; sebab itulah

mereka lalai. [7] Demi sesungguhnya, telah tetap hukuman seksa atas kebanyakan mereka, kerana mereka tidak mahu beriman. [8] Sesungguhnya Kami jadikan

(kesombongan dan keengganan mereka tunduk kepada kebenaran sebagai) belenggu yang memberkas kedua tangan mereka ke batang leher mereka; (lebarnya

belenggu itu) sampai (menongkatkan) dagu mereka lalu menjadilah mereka terdongak. [9] Dan Kami jadikan (sifat tamak dan gila mereka kepada harta benda dan

pangkat itu sebagai) sekatan (yang menghalang mereka daripada memandang kepada keburukan dan kesingkatan masa dunia yang ada) di hadapan mereka, dan

sekatan (yang menghalang mereka daripada memikirkan azab yang ada) di belakang mereka (pada hari kiamat). lalu Kami tutup pandangan mereka; maka dengan itu,

mereka tidak dapat melihat (jalan yang benar)

CARA

1. Untuk memagar diri, keluarga dan harta benda


2. Berdiri disatu penjuru rumah (katakan dihadapan rumah sebelah kanan) sambil menghadap penjuru rumah
satu lagi iaitu dikiri rumah. Baca surah Al-fatihah diikuti Surah Yaasin ayat 1~9. Sambil baca, sambil berjalan
menuju kepenjuru rumah satu lagi. (Ikut arah Tawaf Kaabah). Baca kombinasi ini di setiap penjuru iaitu
sampai bertemu penjuru yang mula-mula. Jumlahnya 4 kali. Akhir sekali baca kombinasi ini sambil
mengisyarat mendinding keseluruhan bumbung rumah.

4.0 AYAT BERKUBU

BACAAN

Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam. Aku berkubu dengan kubu Tiada Tuhan yang
disembah melainkan Allah dan nabi Muhamad RasululLah.

CARA

1. Berdiri menghadap kiblat (ke arah barat). Baca ayat ini kemudian tiup sehingga habis nafas ke hadapan
sambil menoleh kanan ke kiri.
2. Pusing ke arah kiri (sekarang berdiri ke arah selatan), Baca ayat ini kemudian tiup sehingga habis nafas ke
hadapan sambil menoleh kanan ke kiri.
3. Lakukan perkara yang sama untuk arah timur dan utara
4. Berpaling semula ke arah kiblat, baca lagi kemudian tiup kebawah sehingga habis nafas. Baca lagi kemudian
tiup kearah atas sehingga habis nafas
5. Akhir sekali (bacaan yang ke-7), baca ayat ini kemudian tarik nafas dan tahan nafas seberapa lama yang
boleh kemudian hembus.

5.0 AYAT PENGERAK

BACAAN

Dengan nama Allah, yang tidak memberikan mudarat sesuatu dibumi juga dilangit dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui. CARA 1. Bila hendak pergi

kesesuatu tempat yang berisiko atau merbahaya, atau bermusafir atau balik kampung atau hendak membuat sesuatu perkerjaan yang berisiko atau pulang kerumah

daripada melakukan sesuatu perkerjaan yang berisiko, maka baca ayat ini tujuh kali. 2. Jika bacaan tersekat-sekat atau ada gangguan ketika membaca ayat ini,berehat

dahulu. Setelah berehat baca lagi sehingga tujuh kali bacaan lancar baru teruskan perjalanan atau perkerjaan tersebut.

Dengan nama Allah, yang tidak memberikan mudarat sesuatu dibumi juga dilangit dan Dia maha mendengar
lagi maha mengetahui.

CARA

1. Bila hendak pergi kesesuatu tempat yang berisiko atau merbahaya, atau bermusafir atau balik kampung atau
hendak membuat sesuatu perkerjaan yang berisiko atau pulang kerumah daripada melakukan sesuatu
perkerjaan yang berisiko, maka baca ayat ini tujuh kali.
2. Jika bacaan tersekat-sekat atau ada gangguan ketika membaca ayat ini, berehat dahulu. Setelah berehat baca
lagi sehingga tujuh kali bacaan lancar baru teruskan perjalanan atau perkerjaan tersebut.
Baru Pindah ke Rumah Baru? Lantunkan
Doa-doa Ini
Rumah baru biasanya cukup lama tak berpenghuni. Bukan tidak mungkin ada makhluk lain yang
'tinggal' di dalamnya.

Dream - Memiliki hunian baru setelah sekian lama menabung dan membangunnya
tentu jadi kepuasan tersendiri. Anda dan pasangan pun ingin buru-buru tinggal di
dalamnya dengan membawa serta anak-anak.

Rasa syukur tentunya wajib dipanjatkan. Lalu hal yang tak kalah penting adalah
melantunkan doa-doa khusus saat menempati rumah baru. Seperti kita tahu, rumah
baru biasanya cukup lama tak berpenghuni. Bukan tidak mungkin ada makhluk lain
yang 'tinggal' di dalamnya.

Untuk itu, para orangtua sering menyarankan untuk melakukan 'selamatan' rumah baru.
Mengundang kerabat dan tetangga sekitar untuk memanjatkan doa.

Apa saja doa yang penting diucapkan saat menempati rumah baru? Seperti dikutip dari
NU Online, ada tiga hal yang bisa dilakukan agar mendapat keberkahan di rumah baru.

1. Membaca Surat Al-Fatihah 3 kali

2. Membaca Surat Al-Mu’minun ayat 28-29 sebagai berikut:

Artinya, “ Bila kau dan pengikutmu sudah di atas kapal, maka katakanlah, ‘Segala puji
bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum aniaya.’ Katakanlah, ‘Tuhanku,
tempatkan aku di tempat yang berkah karena Engkau sebaik-baik pemberi tempat.’

Amalan Menempati Rumah Baru Jumat 15 September 2017 06:04 WIB Share: Foto:
Ilustrasi Kita patut bersyukur menempati rumah baru karena itu adalah nikmat Allah yang
patut disyukuri. Agar rumah atau tempat yang baru dihuni mendapatkan keberkahan dan
aman dari gangguan jin, sebagian ulama menganjurkan kita untuk melakukan amalan
sebagai berikut. 1. Membaca Surat Al-Fatihah 3 kali 2. Kemudian membaca Surat Al-
Mu’minun ayat 28-29 sebagai berikut:

‫ت َف ِإ َذا‬ََ ‫اس َت َو ْي‬ ََ َ‫ك َومَن أ‬


ْ ‫نت‬ ََ ‫ك َعلَى َّم َع‬ َِ ‫ل ْال ُف ْل‬
َِ ‫د َف ُق‬
َُ ‫َم‬ َِ ِ ‫جانَا الَّذِي‬
ْ ‫ِل ْالح‬ َِ ‫َّربَِ و َُقل * الظَّالِمِينََ ْال َق ْو‬
َّ َ‫م مِنََ ن‬

‫نز ْلنِي‬ َ َ ‫نت مَبَار اَكا ُمنز‬


ََ َ‫خ ْي َُر وَأ‬ ُ ‫* ْال‬
ِ ‫َل ا أ‬ َ ََ‫نزلِين‬
ِ ‫م‬

Artinya, “Bila kau dan pengikutmu sudah di atas kapal, maka katakanlah, ‘Segala puji bagi
Allah yang menyelamatkan kami dari kaum aniaya.’ Katakanlah, ‘Tuhanku, tempatkan aku
di tempat yang berkah karena Engkau sebaik-baik pemberi tempat.’” 3. Kemudian
membaca doa sebagai berikut sebanyak 3 kali:

‫سى ْال َب ْح َر فَ َلقَ َم ْن َيا اَللهم‬ َ ‫س َونَ َّجى ع ْم َرانَ بْن ل ُم ْو‬ َ ُ‫طن م ْن يُ ْون‬ ْ ‫سي ََّر ْال ُح ْوت َب‬َ ‫َو‬
‫ت شَا َء ل َم ْن ْالفُ ْل َك‬ َ ‫طر بعَدَد ْالعَال ُم أ َ ْن‬ ْ َ‫صنَاف خاَلقَ يَا الر َمال َوذَ َّرات ْالب َحار ق‬ ْ َ‫أ‬
‫ي يَا ْالكفَايَةَ أ َ ْسأَلُ َك ْال َم ُخلُ ْوقَات َع َجائب‬ َ ‫ْب يَا ا ْست َ ْكفَاهُ َم ْن َكاف‬
َ ‫َم ْن ُمق ْي َل يَا دَ َعاهُ َم ْن ُمجي‬
ُ‫ت َر َجاه‬َ ‫ي َّل ْال َكاف ْي أ َ ْن‬ َ ‫ت إ َّّل َكاف‬ َ ‫ف ش ََّر َما ا ْكفن ْي أ َ ْن‬ُ َ ‫َخيْرا َهذَا َم ْنزل ْي َو ْام َلْ َوأ َ ْحذَ ُر أَخا‬
‫صل َوبَ َر َكة‬ َ ‫س ْول َك نَبي َك َعلَى َو‬ ُ ‫سيدنَا َو َر‬ َ ‫ص ْحبه َوآله ُم َح َّمد‬ َ ‫سل ْم َو‬ َ ‫و‬.َ

َ ‫اَللهم يَا َم ْن فَلَقَ ْالبَ ْح َر ل ُم ْو‬


َ‫سى بْن ع ْم َران‬

Allâhumma yâ man falaqal bahra li Mûsâ bin ‘Imrân, wa najjâ Yûnusa min bathnil hût, wa
sayyaral fulka li man syâ’a, antal ‘âlimu bi ‘adadi qathril bihâri, wa dzarrâtir rimal. Yâ Khâliqa
ashnâfi ‘ajâ’ibil makhlûqât. As’alukal kifâyah, yâ kâfiya man istakfâh, yâ Mujîba man da‘âh,
yâ muqîla man rajâh. Antal kâfi, lâ kâfiya illa anta. Ikfinî syarra ma akhâfu wa ahdzar.
Wamla’ manzilî hâdzâ khairan wa barakah. Washalli ‘ala nabiyyika wa rasûlika sayyidina
Muhammadin wa âlihi wa shahbih wa sallim.

Artinya, “Ya Allah yang membelah lautan untuk Musa bin ‘Imran, dan menyelamatkan
Yunus dari perut ikan besar, yang menjalankan perahu kepada siapapun yang dikehendaki.
Engkau mengetahui jumlah tetesan air laut dan satuan-satuan kerikil. Wahai zat yang
menciptakan beberapa macam keajaiban makhluk-makhluk. Aku memohon kepada-Mu
kecukupan, wahai zat yang mencukupi hamba yang memintakan kecukupan kepada-Nya.
Wahai zat yang mengabulkan hamba yang berdoa kepada-Nya, yang mengampuni hamba
yang mengharap rahmat-Nya, Engkau maha mencukupi. Tiada yang mencukupi selain-Mu.
Cukupilah aku dari keburukan sesuatu yang kukhawatirkan, penuhilah tempatku ini dengan
kebaikan dan keberkahan. Shalawat salam semoga tercurah kepada nabi dan utusan-Mu,
junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan kepada para keluarga serta sahabatnya.”
Amalan di atas dibaca setiap pagi dan sore selama tiga hari berturut-turut. Amalan ini
dikutip dari Kitab Al-Wasa’ilis Syafi’ah karya Syekh Al-Habib Muhammad bin Ali Khirid Al-
Alawi Al-Husaini At-Tarimi, Beirut, Darul Hawi, cetakan kedua, 1999 M, halalaman 512.
Wallahu a‘lam. (M Mubasysyarum Bih)

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/81231/amalan-menempati-rumah-baru
Konten adalah milik dan hak cipta www.islam.nu.or.id

Anda mungkin juga menyukai