Anda di halaman 1dari 8

A.

Pendahuluan
Manusia adalah mahkluk yang sempurna lagi mempunyai akal yang berbeda-
beda, hidup-kehidupan manusia yang di tempa dari berbagai suku dan bangsa baik
dar suku jawa, madura, kalimantan dan yang lainnya. Dari suku inilah muncul
berbagai macam adat istiadat baik yang besar-besaran maupun yang sederhana,
berbagai macam adat yang dikeluarkan oleh suatu suku menjadikan ciri yang
khusus bagi suku tersebut, dan ciri itulah yang akan menjadi pelengkap bagi sosial
kehidupan manusia, baik dari bahasa, warna kulit dan yang lainnya.
Faktor rasa keingintahuan manusia antara satu dengan yang lainnya muncul
baik dari faktor internal atauupun faktor eksternalnya, rasa keingintahuan ini yang
menjdai dasar pondasi yang kokoh dalam menjadikan tali persaudaraan antara
manusia tetap terjalin dan semakin banyak pengetahuan antara manusia semakkin
terbuka pulalah jendela sosialisai yang akurat dalam kehidupan sosial, akan tetapi
di antara berbagai macam suku tersebut ada satu suku atau bangsa yang tidak bisa
di tembus dengan indra, baik mengunakan teloskop maupun kaca mata, bangsa itu
adalah bangsa atau suku gaib (Tidak terlihat).
Berangkat dari sinilah banyak suku-suku yang mencari tahu apa sebenarnya
rahsia di balik kegaiban tersebut, apa sebenarnya yang ada di dalam tiray suku
tersebut, dari sinilah banyak sekali suku-suku yang mendapatkan jawaban atas rasa
dasar keingin tahuan tersebut hingga akhirnya para suku-suku tersebut mengetahui
khususnya suku Banjarmasin, warga Kalimantan selatan yang bermukin di daerah
perkampungan hampir mayoritasnya sangat yakin bahkan mejadikan orang-orang
gaib tersebut sebagai sahabat atau gampiran atau dalam bahasa arabnya Khadām.
Kepercayaan masyarakat kalimantan terhadap hal mistis tersebut sangat di
tentangkan oleh minoritas penduduk sendiri, di karenakan bahwa ketidak adanya
pengalaman atau hal-hal yang terjadi kepada individu tentang hal yang berkaitaan
denngan kegaiban tersebut, akan tetapi gaib merupakan fenomena yang sangat
mayshur (terkenal) di kalangan masyarkat kalimantan khususnya, dengan
berdasarkan pengalaman maupun kepercayaan keturunan yang telah diwariskan
dari nenek moyang baik perindividu maupun secara global dam satu tempat.
Dari kepercayaan inilah muncul beberapa pertanyaan yang sangat menarik
untuk di jadikan bahan pembahahsan dan sekaligus untuk mengungkap rahasia hal
yang gaib. Pertama: Apa sebenarnya yang dinamakan orang gaib? Dua: apa yang
di maksut dengan bergampiran atau bersahabat dengan orang gaib? Tiga: Siapa-
siapa saja orang gaib yang bisa dijadikan gampiran tau sahabat?
B. Orang gaib
Orang gaib adalah orang tidak kasaf dari mata, hanya orang-orang tertentu saja
yang mampu melihatnya, kan tetapi orang gaib ini mempunyai hal yang mistis yang
kadang-kadang bisa dibutukan oleh orang yang nyata. Orang gaib atau orang halus
bukanlah orang yang mmempunyai tubuh kecil (halus) akan tetapi maksut dari
halus disini dalah orang yang tidak kasaf oleh mata, orang gaib tersebut merupakan
bentuk dari hal yang tidak semua orang mempercayainya.
Mengenai makluk gaib banyak sekali orang yang tidak mempercayainya
mereka mengatakan bahwa itu hanya tahayyul (cerita) belaka, akan tetapi seorang
mu’min yang telah menerima Al-Qur’an wajib mempercayai yang gaib-gaib
tersebut, sperti jin. Ar-Ragib al-Ashfahani mengataakan “sebagian ruh yang
tertutup dalam panca indra di antara mereka ada yang baik dan ada yang
jahat, dan ia mengatakan pula, “Ruh-ruh itu terbagi menjadi tiga bagian, golongan
baik adalah para malaikat, sedangkan golongan yang ajahat adallah para setan,
dan golongan yang pertengahan tterdapat di antara mereka yang baik dan yang
jahat adalah para jin[1].
Orang gaib sangat banyak, seperti: malaikat, jin, iblis, setan, dan hal yang tidak
kasaf dari mata adalah orang gaib. Akan tetapi mayoritas dari penduduk kalimantan
mengartikan orang halus sebagai seseorang yang dsangat di takuti, karena hal mistis
yang terkandung dan dimiliki oleh orang halus tersebut.
C. Bagampiran
Bagampiran adalah kata yang di petik dari bahasa banjarmasin dan berdiri dari
awalan BA dan ahkiran AN. Masyarakat kalimantan selatan mengartikan
bagampiran sebagai seseorang yang mempunyai sahabat atau saudara kembar, akan
tetapi sahabat atau saudara kembar tersebut berada di alam gaib, atau alau yang
tidak kasaf oleh dua biji mata. Saudara atau sahabat ini biasa memang bawaan dari
lahir, ketika sang ibu melahirkan memang yang keluar di saat bidan mengeluarkan
si bayi berjumlah dua orang di yakini bahwa kembar, akan tetapi ketika lengah
sekejab saja bayi yang satunya hilang, maka diyakinilah bayi yang hilang ini
sebagai gampiran dari bayi yang nampak di dunia itu.
Ada yang lebih aneh dari yang demikin, ketika sang ibu melahirkan sang anak,
maka yang pertama keluar tersebut adalah binatang entah bintang apa, baik setelah
itu baru sang bayi, dan seketika saja anak tersebut hilang, maka di yakinilah bahwa
si bayi tersebut punya gampiran saudar gaib. Adalagi dalam bahasa Banjar yang
namanya kesurupan, dalam hal kesurupan inin sangat berbeda dengan hal
bagampiran, kesurupan sangan mengandung hal kemudhān sedangkah bagampiran
banyak mendatangkan hal kebaikan dan keuntungan.
Akan tetaapi dalam agama Tionghoa dan pengikut Dalai lama di Tibet,
bagampiran juga mengingtkan mereka terhadap
proses ittihat atau hulul (penyatuan dengan tuhan) dalam dunia sufi. Dalam
kebiasaan banjar mengartiak bagampiran adalah sesuatu yang bersifat personal dan
magis, di akui dan di percayai oleh masyarakat Banjar karean sudah di alami oleh
masyarakat terteentu, walaupun secara ilmiyah sulit ubntuk di buktikan.
Dalam kebiasan masyrakat banjarmasin hkususnya para Ulama atau para Tabib
ada mempunyai yang namanya sahabat, baik dari malaikat atau jin atau mahkluk
halus yang lainnya, bersahabat dengan hala demikin bisa di lakukan dengan ritul
seperti balampah[5], dan ada baca,an-bacaan tertentu yang di baca, dengan
menggunkan dupa atau perapen yang di campur denga kayu garu.
Dengan balampah maka akan mendapatkan sahabat atau khadam akan apa yang
dia baca, dan hal inilah yang bnayak dilakukan oleh orang-orang terkemuda di
dunia ini, seperti, Preseden Soehartoyang balampah di sebuah gunung, dan banyak
lagi ulama-ulama bahkan wali-wali yang hasil dari lampahan di karenakkan
malaikat sudah menjadi khadam bagi dirinya, jiak seseorang balampah dengan
bacaan-bacaan yang bukan dari Al-Qur’an, maka kemungkinan besar hkadam yang
di dapatnya adalah orang halus, atau jin, aakan tetaapi sebaliknya, jiak balampah
dengan bacaan-bacaan tertentu seperti ayat-ayat Al-Qur’an dan disertai dengan
pengawasan dari Syekh Mursyid maka kemungkinan besar hasil dari lampaha
tersebut adalah malaikat yang terkandung di ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.
D. Hal yang bisa menjadi gampiran atau sahabat
a. Bagampiran dengan saudara yang gaib
Orang tua adalah dua orang yang paling berharga diantara segalanya, kasih
sayang orang tua merupakan halyang di idam-idamkan oleh sang anak. Anak adalah
sesuatu yang dinanti sejak pernikahan di laksanakan, oleh sebab itulah di saat waktu
sudah mulai menemukan keberadaannya, tibalah sang ibu mengandung, dan di saat
inilah waktu yang ditunggu tidak akan di biarkan berlalu dengan satu kelengahan
apapun, disaat sang balita berumur dua bulan di dalam perut, maka, muncullah rasa
keingin tahuan akan rasa yang menggugah untuk di rasakan,
Mengidam, hala inilah yang di rasakan oleh dsang orang tua (Ibu) di saat sang
balita sudaah mencapai dua bulan, rambutan, duriyan, asam, jeruk, nanas, dan yang
lainnya, bahkan ada yang lain lebih aneh dari yang lain, seperti mengidam hendak
sekali mencium ketiak laki. Akan tetapi inilah tanda-tanda yang di nampakkan oleh
sang ibu disaat dsang balita sudah menunjukann keberadaannya di dalam perut sang
ibu.
Ketika sudah mencapai tujuh bulan, maka di adakan lagi mandi (bamandi-
mandi) agar anak yang di kandungnya di nyatakan bersih dari yang namanya zinah,
kebiasaan di Binuang ketika ada di suatu tempat (Rumah) sebuah keluarga yang
mengadakan bamandi-mandi maka mayoritas ibu-ibu bertanya “berapa bulan
garang hudah ikam nih kawin” maka jawab ibu yang bamandi-mandi “jalan
sembilan bulan pang nah hudah” maka fitnah zinah akan terlepas, akan tetapi jika
di jawab “Lima bulan” akan tetapi bayi yang dikandung sudah mencapai tujuh
bulan, maka di nyatakanlah bahwa anak itu “gawi badahulu hanyar nikah” agar
tidak terjadi fitnah seperti itu maka di adakanlah bamandi-mandi.
Pada saat kelahiran sudah tiba maka inilah waktu yang di nanti-nanti dan waktu
yang paling mendebarkan di antara segala waktu, akan tetapi yang berbeda dalam
kelahiran ini adalah sang anak mempunyai saudara kembar, akan tetapi ketika di
lahirkan sang anak mengilang, yang ada hanya satu saja, maka dinyatakanlah bahwa
anak ini mempunyai saudara kembar (bagampiran) yang berada di alam gaib. Oleh
karena itulah ada upacara-upara yang perlu di lakukan agra saang saudar kembar
yang dii miliki oleh sang anak tersebut jangan berpisah atau menjauh dari
saudaranya yang berada di alam nyata. Yang perlu di sediakan adalah[6]:
1. Sajian yang perlu di sediakan.
Ø Wajik anum
Ø Empat puluh satu maacam wadai
Ø Kopi manis, kopi pahit, air putih
Setelah benda-benda ini lengakap semuanya maka ada beberapa hal lagi yang
harus di sediyak untuk melengkapi persyaratannya:
2. Benda yang perlu di sediakan
Ø Keris kecil
Ø Bunga melati
Ø Dua buah bendera yang terbuat dari uang kertas
Ø Kain kaambu kuning
Ø Kalambu kuning yang ranjangnya berlapis emas kuning dan emas putih di tambah
intan.
3. Cara dan tujuan atas di sediakannya sesajen tersebut
Ø Semuanya di sajikan dengan serentak.
Ø Keris kecil tersebuat sebagai tanda bahawa anak yang gaib tersebuat adalah anak
bangsawan.
Ø Bedera yang terbuat dari uang tersebut sebagai tebusan bagi alam gaib agar saudara
gaib tersebut bisa terus bersama saudaranya yang ada di alam nyata.
Ø Kain kuning dan kain puti tersebut di isyratkan sebgai tanda kesucian.
Ø Bunga melati sebagai pengharum ruangan.
Ø Dan kelaambu kuning tersebut sebagai tempat istirahat dari saudara gaib atau
gampiran dari saudara yang di alam yang nampak.
Ø Taburkan melati di atas kain puti yang di hampar di lantai, dan di serubungi dengan
kain kunig mulai depan pintu hingga dalam kamar yang berada kelambu kuning
yang berlapis emas kuning dan emas putih ditambah juga dengan intan dan di
percayai yang datang tersebut adalah Raja ratu Kartania dari Kerajaan bawah banyu
dan setelah semuanya siap maka acara batasmiyahpun di mulai.
4. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan upacara tersebut di tentukan pada saat adanya batasmiah
(mangarani ana) maka disaat itu pulalah waktu upacar itu di adakan atau bisa di
katakan dengan pegkultusan, pada hari senin atau malam jum,at.
5. Tata cara tasmiah
Ø Pembukaan dengan membaca Basmallah
Ø Membaca ayat-ayat Al-qur’an
Ø Salawatan dan memberikan nama terhadap anak, baik yang di dunia nyata maupun
yang ada di alam gaib.
6. Bahan yang di sediakan untuk gampiran sesudah tasmiah selesai
Ø Kopo manis
Ø Kopi pahit
Ø Air putih
Ø Bunga yang di letakkan di dalam cangkir
Ø Dupa atau kemenyan jika perlu
Ø Hal ini harus di sediakan tiap malam jum,at dan malam senin
7. Rahasia di balik gampiran saudara
Ø Agar masalah (musibah) tidak datang dan jika datang tidak terlalau sulit
mengahdapinya di kareankan ada gampiran yang membantunya.
Ø Dia selalu datang dan memabantu jika memang itu sangat di perlukan[7].
b. Bagampiran atau bersahabat dengan buaya
Bagampiran dengan binatang buaya adalah hal yang menakutkan di kalangan
masyrakat awam, yang mana bintang tersebut berstatuskan bintanag yang
memakan daging dan sangat buas, oleh kkarean itulah moyoritas maasyarakat
sangat takut dengan bintang tersebut, akan tetapi sebaliknya ada bebarapa suku
yang justru menjadikan buaya sebagai teman (gampiran) akan tetapi buaya yang
di maksut bukanlah buaya yang ada di sungai-sungai pada umumnya yang hidup di
rawa-rawa, buaya yang di jadikan gampiran ini adalah buaya gaib yang di jadiakn
dengan ilmu-ilmu yang berbau mistis, baik dengan cara-cara tertentu atau adad-ada
tertentu, dengan demuikian buaya yang bisa di jadikan gampiran atau memang dari
keturunan yang di wariskan dari nisbah keturunan ini adalah buaya yang tingggal
di alam gaib (tidak kasaf mata), di kalimantan selatan ini yang palking masyhur di
kalangan masyrarakat adallah dari suklu kalua. Berangkat darai keturunan suku
inilah buaya yang bergampiran dengan manusia itu pencetusnya adalah datu-datu
dari kalua.
Buaya yang bagampiran tersebut ada beberapa macam warna, putih, kuning,
dari warna inilah yang membedakan buaya tinggkatan kesaktian luar bisa, buaya
kuning ini adalah tingkatan biasa, akan tetapi buaya putih adalah tinggkatan yang
sangat tinggi dalam nisbah tingkatak ilmu mistisnya[8]. Tidak sembaraang oraang
yang bisa mempunyai gampiran-gampiran seperti buaya ini, harus ada silsilah
terttentu dan acara-acara tertentu untuk mempunyai gampiran tersebuat, dan bagin
oramng yang sudah punyai gampiran tersebut ada beberapa persyaratan yang harus
di penuhi untu memanggil buaya gaib terseut, di antara sayratnya adalah:
1. Sesajen yang harus di sediyakan di sekitar sungai atau tempat pemanggilan
Ø Nasi kuning
Ø Ppisang mahuli atau pisang ambon
Ø Inti
Ø Hintalu
2. Bahan-bahan yang dis sediakan di dalam rumah
Ø Kopi manis
Ø Kopi pahit
Ø Air putih
3. Waktunya acara pemberiannya
Ø Pada waktu azan magrib (sanja)
Ø Hari senin, kamis, jum,at
Ø Pada bulan Muhārrām dan sāafār
Ø Pemberiyan hanya di lakukan satu tahun sekali
Biasanya hanya orang-orang yang menjalin gampiran tau persahabatan dengan
buaya saja yang memberikan sesajen tersebut di pinggir sungai, dengan cara
mmanggil nama dari buaya tersebut, dan nama buaya tersebut adalahMandam
Kaca yang berperan sebagai seorang ibu dan Putri junjung buih sebagai anak, akan
tetapi ada bacaan-bacaan tertentu untuk memanggil buaya tersebut Ulun mambari
makan lawan datu jangan di ganggu (diharu biru anak cucu pian) .
4. Tujuan bersahabat atau bagampiran dengan buaya
Ø Supaya jangan di tumpahkan suatu penyakit kepada keluarga
Ø Ketika aada sesuatu yang tidak di inginkan maka buaya tersebut bisa di mintai
pertolongan
Ø Menjaga dari hal yang tidak di kehendaki
5. Efek jiaka lalai dalam memberi sesajen terhadap buaya
Ø Buaya akansering muncul ke permukaan sungai
Ø Pihak kelauraga akan sering tterkena penyakit sakit kepala
Ø Dan sering karasukan bahkan merayap-rayap seperti buaya
Oleh karena itulah mempunyai gampiraan bkanlah hal yang mudah, harus tetap
memperhatikan atas apa yang menjadi gampiran ttersebut, dan oleh karena itulah
bagampitran atau bersahabat dengan buaya tersebut wajib menjaga:
Ø Wajib memberikan sesajen
Ø Sesajen harus lengkap
Ø Jangan sampai buaya marah
Kepercayaan terhadap yang gaib adalah hal yang sangat menarik bagi jiwa yang
mempunyai keinginan tingkat tinggi untuk menjelajah lebih jauh. Gampiran
bukanlah hal yang asing di mata masyarakat, \gampiran bukanlah hanya saudara
yang menemani disaat lahir, dan bukanlah saudar kembar yang berbeda alam, akan
tetapi gampiran atau bersahabta atau mempunyai khadam bisa di gapai dengan cara
berlampah atau berkhalwat.

Anda mungkin juga menyukai