Anda di halaman 1dari 7

Pujian → innal hamdalillah

Shalawat →
Wasiat taqwa →
Ayat Al Qur’an →

ٍِ ‫َللا َو َخي ٍُْر ْال ُه َدى هُ َدى ُم َح َّمدٍ َوشَرٍ األ ُ ُم‬
َ ‫ور ُم ْح َدثَات ُ َها َو ُكلٍ بِ ْد‬
ٍ‫عة‬ ٍَِّ ‫َاب‬ ٍِ ‫ن َخي ٍَْر ْال َحدِي‬
ٍُ ‫ث ِكت‬ ٍَّ ِ‫أ َ َّما بَ ْع ٍُد فَإ‬
‫ضالَلَ ٍة‬
َ

JAHILIYYAH

1. Ali ‘Imran (3): 154 → sangkaan jahiliyah

"mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah.
Orang-orang yang tidak tau ilmu tentang Allah, mengatakan tentang Allah dengan menduga-duga.
Contoh: “Allah itu jumlahnya berapa?”
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬menyampaikan

"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa."


(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1)
Masyarakat Arab bingung, tuhan yang 360 masalah tidak selesai-selesai. Apalagi tuhan cuma 1?!
Ini sebenarnya bicara masalah keyakinan (aqidah).
Masyarakat yang jahiliyah keyakinannya, salah satu tanda paling mudah dibaca adalah merebaknya
perdukunan.
Perdukunan itu menjadi tempat bertanya masyarakat yang paling hebat.
Di negeri ini, kita sering tertipu dengan kalimat/penampilan.
Asal dukun sudah diubah menjadi ‘paranormal’ → masyarakat mengatakan itu sebagai paranormal
PUTIH, HITAM, KUNING, BIRU, dsb.
Terlebih lagi jika kalimatnya diubah menjadi ‘ustadz’ atau ‘kyai’ atau ‘syekh’ yang mana ‘oh, ini punya
pesantren’
➔ lihat penampilannya, lihat dzikir yang dibacanya
• masalah penampilan, kita ke pasar/toko pakaian, dapat pakaian muslim + sorban2nya
• masalah dzikir, kita semua bisa dzikir, baca laa ilaaha illallaah sambil manggut2 sudah terlihat
seperti ustadz
• masalah pesantren, jika kita punya banyak uang, kita bisa bikin pesantren
➔ kita sering tertipu oleh itu semua
➔ kita tidak pernah bertanya kepada syariat, apa itu DUKUN
Akhirnya kita terjebak lagi, terjebak lagi, “Yaaahh, dukun ternyata.”
Mau sampai kapan kita terjatuh pada lubang yang sama?
Para ulama telah memberikan definisi apa itu dukun.
Dukun adalah siapapun yang mengaku mengetahui hal ghaib, baik yang telah terjadi, maupun yang akan
datang.

Contoh: Ada teman/’ustadz’ datang ke rumah kita, lalu berkata, “Tempat kamu ini angker. Sepuluh
tahun yang lalu pernah ada yang bunuh diri di pojokan situ.”
Kita patut curiga, “Dari mana dia tau?”
Jika dia baca dari internet, tidak aneh. Berarti dia bukan dukun.
“Dari mana dia tau?” → “Ini mata batin saya yang melihat.” → DUKUN
Mau dia bilang hafal Al Qur’an, hafal ribuan hadits, punya pesantren ribuan hektar → dia tetap DUKUN
Kenapa? Karena dia mengaku telah mengetahui hal ghaib yang telah lewat.
Sesuatu yang telah lewat, tidak akan pernah kita ketahui kecuali diberitahukan lewat wahyu atau
kabar/berita.
Jika ada yang bilang “Ooo dia orang suci.” Orang suci justru bersih dari itu semua.
Rasul ‫ ﷺ‬tidak tau apa yang terjadi jika tidak diberi tau. Rasul ‫ ﷺ‬adalah orang paling suci di muka bumi.
Kita ini, jika ada orang mengaku hal-hal seperti itu malah mengatakan “Wah, itu orang pinter, sakti, itu
orang suci.” → itu bukan orang suci, orang kotor itu. Itu dukun kotor. Lihatlah bagaimana mudahnya
masyarakat kita tertipu.

Atau contoh lain: kita punya masalah, misalnya harta yang kecurian. Datang ke orang yang ditunjukkan
oleh teman kita. “Ayo ke ustadz, dia orang pinter. Dia tau siapa yang nyuri harta kamu.”
Begitu duduk di depan ‘ustadz’, ustadz itu bilang “Aku tau masalahmu. Kamu kecurian kan?” → sontak
kita tambah yakin, “Wah bener ini orang sakti.”
Seharusnya kita langsung pergi karena itu dukun.
Dari mana dia tau kalo kita kecurian? Itu peristiwa yang telah lalu.
- Asal tebak
- Dikasih tau temen kita
- Dia malingnya
- Dia sekongkol sama malingnya
- Dia dukun
Dari sekian kemungkinan, tidak ada yang enak.

Rasul ‫ﷺ‬, orang yang paling mulia, tidak tau peristiwa yang telah lalu kecuali diberi tau oleh Allah.

Dukun juga mengaku mengetahui peristiwa yang akan datang.


Yang ini lebih mudah dipahami.
Asal ada diantara kita yang ingin mengetahui jodoh, kesehatan, rizqi, sebagaimana yang dilakukan
ketika membaca zodiak, atau datang ke seorang peramal, maka kita telah bermain-main dengan
perdukunan.
Si peramal saja tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya.
Sesuatu yang akan terjadi tidak akan diketahui oleh manusia.
Ini adalah tipuan iblis - Jika ada orang seperti itu, kita lalu menganggapnya sebagai orang sakti, dekat
dengan Allah.
Orang yang paling dekat dengan Allah yaitu Rasul tidak tau yang akan terjadi.
Nabi tidak akan tau apa yang akan terjadi diperang Uhud.
Nabi tidak tau tuduhan yang terjadi kepada ‘Aisyah r.ha sebagaimana yang dikisahkan dalam QS An
Nur (24) → Nabi sedih, berubah sikapnya terhadap ‘Aisyah r.ha

ََ َ‫صف‬
Contoh: ‫ر‬ َ َ‫َل‬

"Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak benar adanya tiyarah (mengkaitkan nasib
buruk dengan apa yang dilihat atau didengar), tidak benar adanya burung yang menunjukkan akan ada
anggota keluarga yang mati, dan tidak benar beranggapan adanya nasib sial di bulan safar".
(HR Bukhari no. 5757)
- Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa
sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah.
- Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung. Dalam
masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan
burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang. Sementara bila
melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya
pulang.
- Sedangkan hamah adalah semacam anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas
rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut.
- Tak beda jauh dengan Shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan
malapetaka.

Dahulu masyarakat Arab yakin bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Sehingga tidak ada yang nikah pada
bulan itu, tidak ada yang punya gawe, tidak ada yang melakukan perjalanan, tidak ada yang membuka
bisnis → “Ini pasti tidak hoki.”

Di Indonesia, adakah keyakinan seperti itu?


Gampang cara ceknya → silakan tanya ke gedung-gedung pernikahan, bulan apa kosongnya? Itu bulan
yang diyakini bulan sial oleh masyarakat Indonesia.
Tanya ke gedung-gedung tinggi → kenapa tidak ada lantai 13, kenapa tidak ada kamar no. 13?

Kepercayaan bahwa hari tertentu, tempat tertentu, bulan tertentu, tahun tertentu, arah tertentu, punya
kesialan atau keberuntungan → itu jahiliyah keyakinan
KECUALI itu ditunjukkan oleh wahyu: Makkah tanah suci, Madinah, Palestina, air zam-zam, hari Jum’at
→ wahyu sumbernya
Contoh: Jika kakeknya meninggal pada hari Selasa Kliwon, maka dia ga berani buka usaha pada bulan itu
karena bulan itu merupakan bulan kematian kakeknya → jika nekad, akan terjadi kesialan

Contoh: at tathayyur → thayr (burung)


Thiyarah adalah keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung. Dalam masyarakat
jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan burung terbang di
sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang. Sementara bila melihat burung terbang di sebelah
kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya pulang.
➔ Di sebagian masyarakat kita masih ada keyakinan seperti itu
Burung ini bawa hoki
Suara ayam jago berkokok malam hari, akan ada yang meninggal → sejak kapan burung diperintah
Allah untuk membawa kabar orang akan mati

Akhirnya kita bisa terjatuh dalam kemusyrikan-kemusyrikan

Contoh: air entah sumbernya dari mana, “Ini air berkah.” → sampai-sampai orang rebutan mengambil air
tersebut. Padahal itu air biasa.

NIPU orang Indonesia sepertinya mudah.

Tinggal ngomong: “Ini makam wali.”


Kisah di Bali. Banyak kunjungan masyarakat Jawa ke makam wali pitu. Yang sebenarnya tidak ada makam,
yang ada hanya gundukan tanah, dibuat ceritanya, dst.

Kalau mau kaya di Indonesia gampang, tinggal bersemedi di gunung → lulusan dukun
“Keperluan apa saja, tinggal bilang ke saya, saya bantu.”

INI PERSIS dengan kondisi masyarakat jahiliyah dulu, ketika dukun menjadi tempat bertanya, dimuliakan.
Mau nikahkan anak nanya ke dukun → “bawa sini tanggal lahirnya,” “siapa nama ibu bapaknya,” “bin-nya bin
siapa” → SAMA dengan Arab jahiliyah zaman dahulu

2. Al Maidah (5): 50

"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum)
Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"

Hukum jahilliyah: hukum agama, sosial, negara, dsb.


Contoh: Hukum beragama → Makkah ada Ka’bah
Masyarakat Arab yakin bahwa Ka’bah adalah rumah tuhan, dan ini adalah peninggalan ajaran Nabi
Ibrahim → hal ini benar → maka mereka setiap tahun kumpul haji (QS Al Hajj)
Hukum diotak-atik terserah mereka.
Orang Arab Makkah → perkumpulan orang haji menguntungkan secara bisnis. Kemudian mereka
membuat aturan: Siapapun yang ingin haji/umrah, saat thawaf, tidak boleh menggunakan pakaian yang
dibawa dari luar Makkah, karena tidak sah thawafnya. Bagaimana caranya: HARUS BELI di Makkah.
Padahal Quraysy bukan produsen pakaian.
Maka, ketika kita mau ibadah: shalat, puasa, shadaqah, TANYA DULU
“Pak, kalo saya shalat ini, dalam Islam ada ga ilmunya, dalilnya.”
“Pak, kalo saya mau wirid ini, ada ga dalilnya.”
Tidak bisa kita asal bilang, “Ah itu kan bagus.”
Bagus menurut kepala Anda. Kalo setiap kita, misalnya 50 orang masing-masing mengatakan,
“Ini bagus, ini bagus, itu bagus.” Maka aturan Islam rusak, karena setiap kepala 1 pendapat.
Maka, tanyakan pada syariat, “Ini ada dalilnya atau tidak.”
Karena Rasul ‫ ﷺ‬mengatakan,

َ ‫ث فِي أَم ِرنَا َهذَا َما لَي‬


‫س فِي ِه فَ ُه َو َرد‬ َ َ‫َمن أَحد‬
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya,
maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Kenapa? Karena jika pintu ini dibuka, maka orang akan mengotak-atik.
“Ini bagus, Pak, masa ga boleh? Ini kan shalawat, ini kan wirid.”

Contoh: Kejadian betul terjadi,


Ketika menjelang pemilu, banyak calon pejabat yang mengunjungi makam keramat.
Apakah negeri ini, ada sebagian pemimpinnya manut sama dukun?
“Nhah, jika ada berarti pemimpin kita ini dukun.”
Bahkan dulu ada majalah terbitan Kuwait, majalah Mustama’ memuat judul berita dengan headline,
“Indonesia negeri syirik.”
Inilah kondisinya ketika hukum agama diotak-atik.

Contoh: Pernah Ust. Budi diminta datang ke rumah temannya (yang juga seorang ustadz di Jakarta)
Si teman mengaku sering diganggu jin. Ust. Budi pun bingung, kok ustadz diganggu jin?
Ketika datang ke rumahnya untuk diskusi, ditanya bagaimana bisa.
Ketika ditanya wirid/dzikir apa yang biasa diamalkan.
Ada buku/kitab kumpulan dzikir/wirid.
Isinya: Ayat Kursi, Al Ikhlash, Al Falaq, An Nas, Al Fatihah → semua bagus
Ini pintarnya setan nyelip. Tanpa ilmu kita ga tau.
Tapi “Ini kan bagus. Ini shalawat, ini dzikir.”
➔ Tanyakan ini dalilnya mana.
Karena kita beribadah bukan karena ide kita, tapi karena petunjuk Allah. Jika tidak, maka kita termasuk
orang yang mengotak-atik hukum agama.
➔ Buku wirid itu mengandung beberapa masalah:
- Ada syaratnya: diwiridkan setelah shalat sekian hari, setelah itu puasa sekian hari, setelah itu
amal tertentu sekian hari
“Lho kan ini bagus Pak.” → iya, tapi ini adalah rangkaian yang tidak pernah ada dalam syariat
- Disuruh baca ini 7000x, 1500x → dari mana dalilnya
Andaikata Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan “bacalah sebanyak-banyaknya”, itu artinya tidak ada
pembatasan. Jangan Anda batasi 1500x, keutamaannya ini itu.

Hukum sosial:
- RIBA ini sistem yang merusak sistem perekonomian dunia.
- WANITA → di sebagian masyarakat Arab, wanita dianggap bukan manusia
Gereja: Bahkan sampai ada yang menganggap wanita itu setan
Bapaknya meninggal, dia tidak dapat warisan. Bahkan dia termasuk yang diwariskan.
Lihat Islam bagaimana memperlakukan ibu kita.
Di masyarakat lain, wanita dianggap sebagai titisan dewi/tuhan. Maka tidak ada yang berani
mendekati/menikahi → menikahi tuhan
Tidak boleh ada penindasan kepada wanita. Maka dari itu kita setarakan.

3. Al Ahzab (33): 33 → tabarruj jahiliyyah

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-
orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 33)

Tabarruj → penampilan
Ada aturan penampilan bagi laki-laki dan perempuan.
Nabi ‫ ﷺ‬melarang cukur rambut qaza’
Laki-laki dilarang pakai emas
Kita tanpa sadar melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat.
Maka dari itu pentingnya belajar syariat.
4. Al Fath (48): 26 → fanatisme jahiliyyah

"Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan
jahiliah, maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin, dan
(Allah) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa, dan mereka lebih berhak dengan
itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Masyarakat Arab bisa bertengkar hanya karena kalah taruhan balapan kuda.
Saling caci, berkelahi, bahkan bunuh, hanya karena membela sekolah, klub bola, presiden, dsb.

Anda mungkin juga menyukai