Anda di halaman 1dari 79

METODE PELKSANAAN PEKERJAAN/ JOB METHOD AND TECHNICAL REV

PROGRAM
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
TAHUN ANGGARAN

URAIAN PEKERJAAN
Kontraktor akan membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada
saat
selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-
gudang
penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan
proyek.

PENDAHULUAN
TUGAS DAN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan lokal sekunder tahap I (pertama) Kewajiban umum dan
tanggung
jawab dari kontraktor pelaksanan dapat kita uraikan sebagai berikut :
 Melaksanakan Kontrak / proyek
 Bertanggung jawab atas keselamatan lokasi pekerjaan
 Harus mengenal sebaik mungkin daerah lokasi proyek sebelum melaksanakan kontrak.
 Memberitahukan kepada Direksi bila menemui kesulitan yang tak terduga sebelumnya, yang
diperkirakan tidak mungkin akan terjadi dan hal ini akan menimbulkan biaya tambahan atau pengurangan..
 Bekerja menurut instruksi – instruksi yang dikeluarkan oleh direksi dan menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi kualitas yang telah ditetapkan dan dapat diterima dengan memuaskan oleh pemilik /
direksi.
 Mempersiapkan suatu rencana kerja dengan perincian tertulis tentang penyelenggaraan / pengaturan dalam
melaksanakan pekerjaan.
 Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan bila diminta oleh direksi, maka harus
merencanakan kembali rencana kerja, agar dapat tepat waktu penyelesaiannya.
 Hanya memperkerjakan tenaga ahli yang terampil dan staf pelaksana yang berpengalaman.
 Mengeluarkan tenaga yang dianggap tidak mampu oleh direksi dan tidak sesuai untuk pekerjaan
yang ditugaskan.
 Menetapkan lokasi pekerjaan, bekerja menurut arah dan patok ( Benc Mark ) yang telah dibuat.
 Bertanggung jawab sepenuhnya atas kecelakaan dan cidera yang dialami oleh pekerja dalam melaksanakan
tugasnya dan mengasuransikan pekerja terhadap kecelakaan serta cidera tertentu dengan perusahaan
asuransi atau Jamsostek.
 Mencegah kerusakan jalan yang digunakan untuk umum yang diakibatkan oleh mobilitas alat dan material.
 Menjaga lokasi proyek agar tetap bersih dan rapi serta membuang bekas – bekas pekerjaan persiapan
yang tidak digunakan lagi.
 Membersihakan lokasi proyek bilamana selesai mengerjakan.

JENIS PEKERJAAN
A REHAB HANGGAR SAYAP KANAN
I PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
BONGKARAN II PEKERJAAN TANAH DAN
PASIR
III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
V PEKERJAAN BETON
VI PEKERJAAN ATAP
VII PEKERJAAN PENGECATAN
1
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN

2
B REHAB KANTOR PENGELOLA TERMINAL
I PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN
II PEK. TANAH, PASIR, PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN
III PEKERJAAN BETON
IV PEKERJAAN ATAP
V PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
VI PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
VII PEKERJAAN KUSEN, DAUN DAN KACA
VIII PEKERJAAN ASESORIES PINTU DAN JENDELA
IX PEKERJAAN LISTRIK
X PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI
AIR XI PEKERJAAN PENGECATAN
XII PEKERJAAN LAIN-LAIN

MANAJEMEN
PROYEK
Secara garis besar Manajemen menurut para ahli manajemen dapat dikategorikan menjadi 4 bidang
yang
berkesinambungan yaitu : “ Planning”, “Organizing”, “Actuating” dan “Controling” atau disingkat
dengan
POAC.
A. Planning ( Perencanaan )
Perencanaan disini mengandung peranan yang sangat penting, karena dari sinilah semuanya akan dimulai.
Keberhasilan pelaksanaan proyek tergantung kepada kecermatan pembuatan dan kesinambungan
perencanaan. Semua kegiatan yang terkait dan sumber daya yang diperlukan haruslah diorgasir dengan
baik. Semua harus diprogram yang merupakan dasar dari rencana kerja. Kegiatan yang berurutan dari
pekerjaan ini haruslah ditetapkan dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan diperhitungkan dengan
cermat sehingga dapat dicapai efsiensi. Hal ini tentunya akan berkaitan dengan penggunaan cash flow –
nya.
1. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.
Dalam pekerjaan ini ada methode yang kami pergunakan, yaitu
:
 Time Schedule dengan Barchart dan curva
S
Time Schedule dengan Barchart dan curva
S
Barchart merupakan bentuk paling sederhana dari system rencana. Kegiatan yang akan
dilakukan
digambarkan dalam bentuk diagram balok pada skala waktu. Hal ini dapat dibaca lamanya waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Dalam pembuatan time schedule pertama–tama kita harus ketahui lebih dulu jenis – jenis kegiatan
yang ada pada pekerjaan tersebut, kemudian ditentukan urutan – urutan kegiatannya. Hal ini akan
memudahkan bila dibuatkan bagan kerjanya terlebih dahulu.
Selain itu kita harus menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
item pekerjaan, dengan mengetahui volume dari item pekerjaan tersebut dan kita tentukan methode
serta analisa yang kita pakai maka durasi pekerjaan tersebut dapat kita hitung.

B. Orgainizing (Pengorganisasian)
1. Ciri – ciri
Organisasi
Organisasi adalah merupakan suatu bentuk kerjasama. Kerja sama tersebut berlangsung dengan aturan
dan prinsip – prinsip tertentu, dengan demikian harus ada bentuk dan susunan sehingga merupakan
struktur. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat didalamnya telah memiliki suatu perjanjian untuk
terikat guna mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam masyarakat modern telah timbul system pengorganisasian yang modern pula hal ini dapat
dilihat dari cirinya, yaitu :
 Ketaatan dengan hal hal yang telah disepakati bersama, ketaatan tersebut disebut dengan
Disiplin, tanpa itu tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud.
 Bersikap dengan spesialis dalam interdependensi, seorang hanya bekerja sesuai dengan
tugas
tertentu yang dikuasainya, akan tetapi ia tetap harus berhubungan dengan orang lain dalam
organisasi dalam rangka keterkaitan tugas. Jadi terdapat keadaan saling ketergantungan satu sama
lain.
 Seseorang dalam organisasi ini menghargai prosedur, karena memahami kerancuan yang
akan
timbul bila ia tidak bersikap demikian dalam bekerja ( Fungsional ).
2. Type
Organisasi
Penyusunan Organisasi didasari agar didapatkan hasil kerja yang optimal. Harus dapat
dijamin
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan yang berarti bekerjanya setiap fungsi itu dengan baik. Type
sistim
organisasi Lini dan
Staff
merupakan type paling sempurna, dimana bagian – bagian yang merupakan organisasi lini yang
berhubungan satu sama lain menurut garis komando, secara vertical sejak dari menejer sampai tingkat
yang paling bawah merupakan garis komando sedangkan secara horizontal merupakan hubungan antar
lini.
Bagan lengkap Struktur Organisasi yang kami gunakan dalam pekerjaan ini, kami lampirkan
pada
Lampiran Struktur
Organisasi.

3. Tugas , tanggung jawab dan wewenang.


Setiap personil mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing. Kami akan
menjelaskan
uraian dan tugas masing - masing personil dalam menjalankan semua tugas dan fungsinya sesuai
dengan
jabatan masing - masing,
yaitu:

Jabatan Kepala Pelaksana Lapangan/Site Manager


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas pekerjaan secara Langsung di Lapangan
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan secara Langsung di Lapangan
3. Membuat Perhitungan Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan di Lapangan
4. Membuat laporan hasil dan pencapaian pelaksanaan pekerjaan secara Langsung di Lapangan
5. Malakukan evaluasi antara rencana kerja dan hasil pekerjaan secara Langsung di Lapangan
6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan ser nua aktiftas Pelaksanaan Pekerjaan
7. Bertanggung jawab penuh untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
8. Bertanggung jawab menghitung Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
9. Mengendalikan semua proses dan aktiftas Pelaksanaan Pekerjaan secara Langsung di Lapangan
10. Mengendalikan semua Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah dibuat secara Langsung di Lapangan
11. Mengendalikan semua penggunaan Tenaga Kerja, Bahan, dan Peralatan secara Langsung di Lapangan
12. Mendokumentasi semua laporan hasil pelaksanaan pekerjaan

Jabatan Pelaksana Lapangan


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Pelaksanaan Pekerjaan secara Langsung
2. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan secara Langsung
3. Malakukan evaluasi terutama terhadap Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja secara rutin
4. Melaporkan semua kegiatan kepada atasan langsung.
5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan ser nua aktiftas Pekerjaan
6. Bertanggung jawab penuh atas pencapaian target sesuai Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
7. Bertanggung jawab penuh penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
8. Bertanggung jawab penuh atas semua aktivitas Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
9. Bertanggung jawab penuh untuk membuat laporan hasil dan pencapaian target pelaksanaan pekerjaan
10. Mengendalikan semua proses; dan aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan
11. Mengendalikan semua penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
12. Mengendalikan semua aktivitas Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja

Jabatan Administrasi Dan Keuangan


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
2. Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek
3. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
4. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk di Proyek.
5. Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.
6. Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktiftas karyawan di Proyek
7. Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di Proyek.
8. Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi keungan di Proyek

Jabatan Pelaksana Administrasi Dan Teknik/Draftman


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Administrasi dan Teknik
2. Membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin
3. Membuat backup data hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai perintah dari Kepala Pelaksana
4. Melapor semua hasil aktivitas kepada Kepala Administrasi dan Teknik
5. Mendokumentasikan dan menyimpan semua laporan dan atau pekerjaan yang telah selesai
6. Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan pekerjaan dalam bidang Administrasi dan Teknik.
7. Bertanggung jawab atas laporan-laporan yang telah dibuat
8. Mengendalikan semua proses Administrasi dan Teknik.

Jabatan Juru Ukur (Surveyor)


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Pengukuran
2. Melaksanakan pencatatan atas sernua hasil pekerjaan dalam bidang Pengukuran
3. Meminta persetujuan hasil pekerjaan dalam bidang Pengukuran kepada Pejabat Yang Berwenang
4. Melapor semua hasil aktivitas dan pelaksanaan pengukuran kepada Kepala Administrasi dan Teknik
5. Mendokumentasikan dan menyimpan dengan baik semua hasil pengukuran yang telah dilaksanakan
6. Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan pekerjaan Pengukuran.
7. Bertanggung jawab atas laporan-laporan hasil Pengukuran.
8. Mengendalikan semua proses Pengukuran.
9. Mengendalikan dan mendokumentasi semua laporan-laporan hasil Pengukuran.

Jabatan Juru Tes Kualitas (Quality Control)


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Kontrol Kualitas
2. Melaksanakan Inspeksi dan Test sesuai rencana .
3. Membuat laporan hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
4. Membuat laporan hasil perbaikan dan kesesuaian produk
5. Bertanggung jawab atas semua laporan hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
6. Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
7. Bertanggung jawab atas hasil perbaikan dan kesesuaian produk

Jabatan Logistik
Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Gudang dan Logistik
2. Mencatat dan mendata semua bahan dan peralatan yang sudah , sedang dan yang akan digunakan.
3. Bertangung jawab penuh semua aktiftas gudang dan logistik
4. Bertangung jawab penuh terhadap pengadaan dan pemenuhan bahan dan peralatan
5. Bertangung jawab penuh terhadap keamanan bahan dan peralatan
6. Bertangung jawab penuh terhadap mutu bahan dan peralatan yang digunakan
7. Memonitor penggunaan bahan dan peralatan secara rutin

C. Actuating ( Pergerakan )
Pergerakan adalah aktivitas – aktivitas utama dari kepala proyek yang meliputi :
1. Directing ( Pengarahan )
Yaitu kegiatan kepala proyek memberikan pengarahan kepada bawahannya mengenai tujuan,
sasaran
yang hendak dicapai dan masalah – masalah yang mungkin akan dihadapi serta bagaimana kebijakan
(
Policy ) yang harus dipegang. Jadi directing erat sekali kaitannya dengan pelimpahan wewenang
dalam
rangka pengorganisasian dan berlangsung dalam prinsip kesatuan
komando
2. Communicating ( Kamunikasi )
Fungsi ini sangat menentukan karena manejemen pelaksanaan akan bisa berjalan melalui jalan
pikiran
dan kegiatan orang – orang. Dengan adanya komunikasi yang efektif akan terjadi hubungan
kerjasama.
3. Leadership ( Kepemimpinan )
Di tangan pemimpin inilah proyek dapat berjalan dengan effsien, efektif dan tepat. Disini dituntut
untuk
dapat mengambil keputusan – keputusan yang tepat baik menurut isi, bentuk dan
waktunya.
4. Motivating ( Motivasi )
Adalah merupakan penciptaan iklim dasar psikologi yang sepositif – positifnya bagi pekerja serta
personil proyek dengan mengingat factor dasar psikologis manusia pada umumnya. Pemberian motivasi
ini dapat berupa :
a. Perangsang kerjan yaitu pemberian nilai lebih, bonus dan lain
sebagainya
b. Penyediaan fasilitas dan ruang kerja yang nyaman serta perintah yang mudah
dimengerti.
c. Menghargai hasil kerja bawahan dengan jalan memberikan pujian dan lain
sebagainya.
5. Facilitating ( Penyedian Fasilitas )
Penyedian fasilitas ini sangat penting guna efisiensi dan effektifitas kerja selain juga meningkatkan
daya kerja bawahan. Bila hal ini dilalaikan biasanya akan berimbas kepada waktu dan biaya yang akan
banyak tebuang, karena pekerja harus mencari sendiri kebutuhannya.

D. Controlling ( Pengendalian )
Pengendalian pada dasarnya merupakan proses pengawasan dan evaluasi terhadap setiap aktivitas
yang dilaksanakan dilapangan dikaitkan dengan planning atau rencana yang telah ditetapkan.

E. Jaminan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


 Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna mencegah
dan
mengurangi kecelakaan.
 Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
 Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan
 Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap pekerja
 Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan seperti lampu penerangan,
ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.
 Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam bidang kesehatan.
 Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan tenaga kerja, peralatan
kerja dan proses dan metode kerja.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang sedang bekerja.
 Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
 Menyediakan obat-obatan di proyek.

Uraian / Penjelasan Umum Tentang Tata Tertib Pelaksanaan


a. Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan mempelajari dengan
seksama
gambar kerja dan RKS, pelaksanaan beserta Berita Acara penjelasan
pekerjaan.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan melaporkan kepada Direksi pekerjaan setiap ada perbedaa
n
ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara gambar kerja dan RKS untuk mendapat
keputusan.
Tidak dibenarkan bagi Kontraktor Pelaksana memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat-
akibat
dari kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor
Pelaksana.
c. Daerah kerja akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti
diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor Pelaksana mengetahui benar
mengenai :
1. Letak konstruksi jalan dan
saluran
2. Batas-batas
persil/kaveling.
3. Keadaan Kontur
tanah.
d. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan
lengkap yaitu membuat, memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan/material, alat-
alat kerja, pengangkutan dan membayar upah kerja serta lain-lain yang bersangkutan dengan
pelaksanaan.
e. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar dan
RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Direksi
pekerjaan.
f. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan, Kontraktor
Pelaksana diterlebih dahulu akan berhubungan dengan Direksi Pekerjaan, untuk ikut menyaksikan
sejauh
tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuannya.
g. Setiap usul perubahan dari Kontraktor Pelaksana ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi
pekerjaan
dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara
tertulis.
h. Atas perintah Direksi pekerjaan kepada Kontraktor Pelaksana dapat dimintakan membuat gambar-
gambar
penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus, semuanya atas beban Kontraktor Pelaksana.
Gambar tersebut setelah disetujui oleh Direksi pekerjaan secara tertulis menjadi gambar pelengkap dari
gambar- gambar pelaksanaan.
i. Semua bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek ini akan benar-benar baru
dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang disesuaikan standart/peraturan yang
dipergunakan di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas akan mendapat pengesahan/
persetujuan dari Direksi pekerjaan sebelum dimulai pekerjaannya.
j. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan akan dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan.
k. Pengawasan terus menerus terhadap penyelesaian / perapihan akan dilakukan oleh tenaga-tenaga
dari
pihak Kontraktor Pelaksana yang benar-benar
ahli.
l. Cara-cara menimbun bahan-bahan material dilapangan maupun di gudang akan memenuhi syarat
teknis
dan dapat dipertanggung
jawabkan.
KEGIATAN PRA PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting bagi suksesnya pelaksanaan konstruksi,
karena pada periode ini segala sesuatu yang berhubungan dengan evaluasi desain maupun persiapan
pelaksanaan berupa survey sumber material, tenaga kerja maupun penyiapan peralatan haruslah betul-betul
matang dipersipakan untuk menjamin tidak terhambatnya pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu diparhatikan dalam tahapan ini adalah
:
1. Pemberitahuan kepada instansi yang terkait, diharapkan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan
sehingga
terjalin kerjasama yang baik.
2. Mengadakan Pre Construction
Meeting.
3. Pengukuran pekerjaan untuk membuat Shop
Drawing
4. Pengambilan foto data 0
%
5. Mobilisasi tenaga kerja dan
peralatan
6. Pembuatan kantor Direksi dan Kontraktor beserta
fasilitasnya.
7. Penentuan Borrow Area material yang memenuhi standart
spesifkasi
8. Pengajuan material fabrikasi juga perlu diajukan untuk medapatkan
persetujuan.
9. Volume material pada quary apakah mencukupi untuk menyuplai selama masa
pelaksanaan.
10. Mutu material pada quary apakah sesuai dengan spesifasi yang telah ditentukan dan hal ini
harus dibuktikan dengan mengirim contoh material dari quary ke laboratorium untuk diuji
mutunya dan selanjutnya diakan Mix Desain.

Peil Dan
Pengukuran
a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memberitahukan kepada Direksi pekerjaan bagian
pekerjaan
yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketetapan-ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dalam tiap
pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan jika ada perselisihan/perbedaan-
perbedaan ukuran untuk diberi keputusan. Tidak dibenarkan Kontraktor Pelaksana membetulkan sendiri
kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya, maka ketetapan peil-
peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
d. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketetapan peil dan
ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan. Kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam hal ini akan ditolerir
dan Direksi pekerjaan berhak untuk membongkar pekerjaan atas biaya Kontraktor Pelaksana.

Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam
Rencana Kerja & Syarat-syarat serta gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
b. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi pekerjaan tentang setiap perbedaan yang ditemukan
didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana dapat
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakan pekerjaan setelah ada persetujuan secara tertulis
oleh Direksi.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun menjadi tanggung
jawab
Kontraktor Pelaksana.
Kantor Direksi, Kontraktor Pelaksana Dan
Gudang
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan yang dilengkapi dengan ruang
rapat,
ruang direksi lengkap, serta fasilitas kamar mandi/WC. Perlengkapan personil antara lain topi
pengaman dan alat-alat ukur lengkap.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan Kontraktor Pelaksana akan membuat
gudang.
c. Pembuatan kantor Kontraktor Pelaksana juga menyediakan perlengkapan seperti kantor Direksi
pekerjaan
serta fasilitas kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari.
d. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku harian untuk
catatan-
catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam pelaksanaan berupa buku tamu, buku direksi/pengawas.
Jenis laporan/catatan yang akan dibuat adalah :
1). Laporan Harian, yang terdiri dari :
a. Catatan kemajuan fsik setiap hari;
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari;
c. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh pengawas lapangan;
d. Catatan sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari;
e. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan pencatatan lebih
lanjut.
2). Laporan Mingguan;
3). Buku tamu/Direksi;
4). Buku pengawas lapangan.
Kebersihan Dan Ketertiban
a. Selama berlangsungnya pembangunan pekerjaan fisik di proyek, kebersihan halaman dan lingkungan
terutama jalan-jalan sekitar proyek, kantor, gudang los kerja tetap bersih dan material bangunan.
b. Penimbunan bahan-bahan material yang ada dalam gudang maupun berada di halaman bebas akan
diatur
sedemikian rupa agar tidak menganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan juga memudahkan jalannya
pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan membuat urinoir dan WC untuk pekerja.
Alat-Alat Kerja Dan Alat-Alat Pembantu
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efsien, misalnya : truk-truk, escavator, stemper, pompa
air, mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
b. Disamping akan menyediakan alat-alat yang diperlukan pada butir (a) dalam ini, Kontraktor Pelaksana
akan menyediakan tanda-tanda untuk bekerja pada waktu hujan/panas dan perlengkapan penerangan.

Alan Masuk Dan Jalan Keluar


a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor Pelaksana dengan
kebutuhan proyek tersebut.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan operasi pelaksanaan pekerjaan dan menjadi beban
Kontraktor Pelaksana.

Pengawasan
a. Kontraktor Pelaksana akan mengadakan fasilitas-fasilitas untuk menguji, memeriksa setiap bagian
pekerjaan dan bahan serta peralatan yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari Pengawasan Direksi pekerjaan, jika
diperlukan untuk dibuka sebagian/seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
c. Jika Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (lembur) hingga pengawasan,
maka akan meminta permohonan untuk pelaksanaan pekerjaan dan segala biaya ditanggung Kontraktor
Pelaksana.
d. Wewenang Direksi pekerjaan dalam memberikan keputusan terbatas dalam soal-soal yang jelas
tercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar, RKS dan risalah penjelasan, penyimpangan lainnya akan
ada seijin pemilik proyek.

Papan Nama Proyek


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memasang Papan Nama Proyek ditempat lokasi proyek dan
dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan Papan Nama Proyek dilakukan pada saat dimulainnya pelaksanaan proyek dan dicabut
kembali setelah proyek selesai dan mendapat persetujuan Direksi pekerjaan.
c. Bentuk, ukuran, isi tulisan ditentukan kemudian atau sesuai dengan dokumen lelang.

Direksi, Kantor Kontraktor Pelaksana Dan Gudang


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan tempat untuk para
2
staf Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal 36 M terdiri dari ruang rapat, ruang
Direksi, gudang dan KM/WC.
b. Perlengkapan kantor minimal :
 1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah kursi
 2 (dua) meja kerja dan kursi
 1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan kebutuhan untuk
menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
 1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk rapat
 1 (satu) buah lampu petromax
 1 (satu) buah flling cabinet 3 (tiga)
rak. c. Perlengkapan personil Direksi
pekerjaan.
 6 (enam) buah topi pengaman
 6 (enam) pasang sepatu lapangan
 1 (satu) unit alat water pass
 1 (satu) unit alat ukur theodolith
d. Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5 m. Kontraktor
Pelaksana
juga membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para kontraktor-kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaannya diluar lingkup pekerjaan Kontraktor Pelaksana.
e. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti pasir, koral, besi
beton dan lain-lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Kelembaban udara, minimal 30
cm diatas permukaan lantai plesteran.

Pengukuran Dan
Pematokan
a. Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pengukuran dan
pemasangan
patok-patok ukur/duga dilokasi yang sudah disepakati.
b. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memberikan laporan
tertulis kepada Direksi pekerjaan.
c. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan Direksi pekerjaan, dan hanya
hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
d. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana akan mengajukan 3 (tiga)
lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepada Direksi untuk dimintakan
tanda tangan persetujuan penyimpangan tersebut.
e. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi
pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksi.
Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan
gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.

Pengajuan Dan Pengujian


Material
Pengujian Laboraturium sangat penting, karena akan menyangkut mutu pekerjaan nantinya. Untuk itu
bahan-
bahan yang akan digunakan terutama bahan alam seperti ; Pasir, Batu, Kerikil Alam, Batu Pecah, Sirtu
dan
lainnya. Sebelum digunakan terlebih dahulu harus diuji atau ditest di Laboraturium untuk
mendapatkan
setandard mutu yang baik. Sedangkan untuk bahan pabrikasi seperti ; Semen, Besi Beton, Kawat Bendarat
dan lainnya harus dilengkapi dengan hasil test atau uji yang dilaksanakan oleh Pabrik tersebut serta
menunjukkan sertifikat SNI, SII atau sejenisnya. Untuk pengujian material alam bila diperlukan kami akan
membuat Mix Desigen yang akan kami lakukan di Balai Pengujian Material Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi Nusa Tenggara Barat, atau sesuai petunjuk direksi.

Pembuatan Shop Drawing (Gambar


Kerja)
Setiap kami akan melakukan setiap item pekerjaan terlebih dahulu kami akan membuat Shop
Drawing (Gambar Kerja) yang mengacu kepada Gambar Design yang telah ada dan berdasarkan keadaan di
lapangan dari hasil pengukuran dan pemmeriksaan yang telah dilakukan bersama antara Kontraktor dan
Pengawas Lapangan. Setelah Shop Drawing selesai kami buat kemudian diajukan kepada Direksi dan
Konsultan untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya kami perbanyak sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dan akan kami distribusikan kepada yang berhak dan yang berwenang selain itu juga kami
menyimpan satu berkas sebagi arsi. Dan selanjutnya Shop Drawing tersebut akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Mobilisasi
1. Mobilisasi Personil
2. Mobilisasi peralatan
3. Mobilisasi tenaga
Setelah Direksikeet termasuk perlengkapannya seperti meja setengah biru 1 set, kursi tamu, kotak obat
P3K,
buku direksikeet maupun Barak Kerja sudah siap, baru kami mengadakan mobilisasi : peralatan
yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas dan tenaga kerja sesuai kebutuhan
menurut
perhitungan kebutuhan tenaga kerja maupun kebutuhan bahan sesuai dengan perhitungan kebutuhan
bahan pekerjaan tersebut diatas yang kami memobilisasi sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan
(Time Scedhule).

Pengamanan Lalu
Lintas
1. Bila diperlukan sebelum dimulai dan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
akan
membuat dan memasang tanda-tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua papan-papan dan semua tanda-tanda perhatian harus dibuat dari papanyang cukup tebal
minimal 3 Cm dengan warna dasar kuning dan bertuliskan " HATI - HATI ADA KEGIATAN PROYEK "
dengan warna hitam dengan ukuran panjang 100 Cm dan lebar 30 Cm atau disebut dengan ukuran
lain yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diketahui Direksi.
b. Pada malam hari, ditempat - tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu
(rambu- rambu) yang cukup jelas dan terang agar tidak terjadi kecelakaan dan dipasang menurut
petunjuk Direksi.
c. Pada alat-alat dan tumpukan bahan-bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari harus diberi
rambu-rambu seperti tersebut di atas.
2. Penutupan jalur lalu lintas harus terlebih dahulu ada ijin dari Polisi Lalu Lintas setempat, dan diurus
oleh
Kontraktor.
3. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalu lintas jalan macet dimana bila diperlukan Kontraktor
harus
menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
4. Penempatan alat - alat dan bahan - bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu lalu lintas
dan
jika terpaksa bahan - bahan tersebut diangkat dari tepi jalan tersebut selambat - lambatnya dalam waktu
1 x 24 jam.
5. Setiap kecelakaan yang disebabkan kelalaian Kontraktor untuk pengamanan seperti tersebut
diatas
sepenuhnya adalah tanggungan Kontraktor.

PELAKSANAAN
PEKERJAAN
A. REHA B HANGGAR SA YAP KANAN
1 Pembongkaran kolom hanggar sayap kanan Ls 1,00
Unit
2 Pembongkaran relling ruang tunggu hanggar Ls 1,00
Unit
3 Pembongkaran atap hanggar lama Ls 1,00
Unit
4 Pembersihan lokasi awal dan akhir pekerjaan Ls 1,00
Unit
5 Pengukuran/ pemasangan bowplank Ls 1,00
Unit
Direksi, Kantor Kontraktor Pelaksana Dan
Gudang
Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan tempat untuk para staf
2
Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal 36 M terdiri dari ruang rapat, ruang Direksi, gudang dan
KM/WC. Perlengkapan kantor minimal :
 1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah
kursi
 2 (dua) meja kerja dan
kursi
 1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan kebutuhan
untuk
menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
 1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk
rapat
 1 (satu) buah lampu petromax
 1 (satu) buah flling cabinet 3 (tiga)
rak.
Perlengkapan personil Direksi
pekerjaan.
 6 (enam) buah topi
pengaman
 6 (enam) pasang sepatu
lapangan
 1 (satu) unit alat water
pass
 1 (satu) unit alat ukur
theodolith
Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5 m. Kontraktor Pelaksana
juga
membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para kontraktor-kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaannya
diluar lingkup pekerjaan Kontraktor
Pelaksana.
Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti pasir, koral, besi beton dan
lain-
lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan
lantai plesteran.

Pekerjaan Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing
yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton dan rangka atap lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding bata, dan rangka atap lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC, dinding keramik KM/WC,
kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan
di
dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan
ke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari
sampah-
sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak
menggangu
jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter
dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton
diperlakukan
dengan metode khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi cairan
penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk bongkaran KM/WC semua
aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukan
perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam
ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.

Pengukuran Dan
Pematokan
Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pengukuran dan pemasangan
patok-
patok ukur/duga dilokasi yang sudah disepakati. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana
terlebih
dahulu akan memberikan laporan tertulis kepada Direksi pekerjaan. Hasil pelaksanaan pekerjaan
pengukuran
dimintakan persetujuan Direksi pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan
sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor
Pelaksana akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan,
kepada Direksi untuk dimintakan tanda tangan persetujuan penyimpangan tersebut. Apabila terdapat revisi,
hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi pekerjaan, hasil persetujuan tersebut
dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar
serta ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar
lama.

Pembersihan/Stripin
g
Seluruh daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan Direksi akan dibersihkan dari
pohon-pohon, tanaman, kayu-kayu, akar-akar, semak belukar, sampah dan bahan yang tidak terpakai dari
daerah yang ditentukan oleh Direksi. Material yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar dan dibersihkan
sesuai dengan petunjuk dari Direksi. Pohon-pohon di luar daerah tersebut diatas, tidak boleh ditebang
tanpa persetujuan Direksi. Semua yang ditebang dan laku dijual tetap menjadi milik Pemilik. Semua material
yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan kalau memungkinkan dibakar sekaligus. Pembakarannya
harus atas persetujuan Direksi dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pembakaran harus dilaksanakan secara sempurna hingga semua menjadi abu. Kontraktor akan memperhatikan
dan berhati-hati sekali agar api tidak menjalar ke luar daerah penebangan dan perlengkapan
pemadam kebakaran harus tersedia setiap saat. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembersihan
meliputi seluruh daerah permukaan yang dibersihkan, sesuai petunjuk Direksi. Pembayaran untuk
pembersihan sudah termasuk pada harga galian tanah yang dibuat harga satuan per meter kubik sebagaimana
tercantum dalam Rencana Anggaran dan Biaya Pekerjaan (BOQ), yaitu termasuk harga tenaga/pekerja,
material dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Pengupasan dilaksanakan pada semua
permukaan yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini meliputi
menghilangkan top soil/tanah permukaan, batu-batuan, akar-akaran, dan material lain yang tidak
diperlukan sampai kedalaman tertentu seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
Material pekerjaan pengupasan akan dibuang pada tempat yang disetujui Direksi. Material akan ditumpuk
dengan rapi dan tingginya sesuai dengan petunjuk Direksi.

Pemasangan Profil Kayu Pembentuk Mal


Kerja.
Pada setiap pembuatan bagian dari bangunan saluran, Kontraktor pelaksana akan memasang bouwplank /
profl
dan mencantumkan elevasi serta dimensi di setiap bangunannya. Pemasangan bouwplank / profl akan
berpatokan
berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan arahan dari pihak direksi
pemasangannya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Bouwplank dibuat dari kayu
kelas III yang lurus dan rata atau dari bambu dengan terlebih dahulu disetujui oleh direksi, untuk
mendapatkan
/menyetel profl atau mal kerja digunakan tarikan benang dan ditimbang menggunakan selang berisi air yang
mengacu pada titik elevasi yang sudah diukur dengan alat dan disetujui Direksi, mal/profl dibuat sedemikian
rupa membentuk badan saluran dan saypnya sesuai gambar dan menjadi acuan untuk bidang tanah yang akan
digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan saluran profl dipasang setiap jarak 25 m
ataupun lebih
o o
rapat bila diperlukan untuk daerah galian untuk pondasi yang membentuk sudut 45 – 90 dibuat profil
dengan
10
10
o
jarak max 50cm dan untuk sudut saluran diatas 90 Jarak dibuat max 30cm sehingga terlihat penampang yang
harus digali ataupun yang harus ditimbun.

Penyediaan Air
Untuk memenuhi kebutuhan air dilokasi pekerjaan maupun di Barak kerja, fasilitas sementara penyediaan air
akan
diadakan dan tetap dipelihara berupa bak penampungan air dan di isi per periode tertentu. Kapasitas dan
kualitas
dari fasilitas tersebut akan diadakan secukupnya untuk memperlancar pelaksanaan dilapangan dan untuk
memenuhi kebutuhan di Barak Kerja, sumber pengambilan air dari PDAM setempat atau sumber-sumber air
bersih seperti air sumur atau air sungai yang dinyatakan layak untuk kebutuhan campuran konstruksi.

Pemasangan Papan Nama


Proyek.

11
11
Untuk identitas pekerjaan di lapangan Kontraktor akan membuat papan nama pekerjaan dari bahan triplek
tebal
1,2 cm dengan bagian tepi diberi lis 5 cm, tulisan-tulisan pada papan nama seperti gambar rencana, atau
menurut
petunjuk Direksi. Pembuatan papan nama proyek dibuat segera setelah keluar surat perintah kerja (SPK)
bentuk
dan dimensi papan nama proyek beserta jenis hurup yang digunakan disesuaikan dengan dokumen lelang,
papan
nama proyek dipasang pada area proyek yang mudah dilihat oleh umum tidak terhalang dilihat, ditancapkan
dan
diberi penguatan dan dudukan supaya tidak mudah
roboh.

II. PEKERJAAN TANAH DAN


PASIR
1 Galian tanah pondasi 41,184
M3
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam
gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud
dengan
"ketinggian tanah" dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over
excavation) dan akan menimbun dan memadatkan kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan
Direksi. Tahapan pekerjaan galian tanah baik untuk dinding penahan maupun tubuh bendung adalah sebagai
berikut :
 Dimulai pada ijin
Direksi
 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika diperkirakan sudah mendekati
target.
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka pekerjaan pasangan batu
atau
pekerjaan beton (instalasi) segera
dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas dan mengganggu
pelaksanaan
pekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan elevasi, dimensi dan ukuran
yang
telah
ditetapkan.
Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan sementara (stock pile)
yang
diatur sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam segi pengangkutannya tetapi tidak mengganggu
pekerjaan
sesuai dengan pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan harus dibuang ke
tempat
pembuangan spoil bank) yang telah
disepakati.

2 Mengurug kembali 13,728 M3


Pekerjaan Urugan Kembali adalah : Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada
lokasi
yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami
laksanakan
dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang
diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik.
Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan
urutan- urutan kerja sebagai berikut :
1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
akan
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan
kami
akan selalu mengacu kepada Spesifkasi Teknik yang
dipersyaratkan.
2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan dan dengan
melakukan
pemadatan dengan menggunakan alat yang telah
ditentukan.
3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan membentuk ukuran yang
sudah
ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem
pemadatan
dilakukan perlapis min per 10cm
urugan.
Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk
timbunan
mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.
Tahapan
pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut
:
 Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan (pasangan batu atau
beton)
sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan,
atas
persetujuan Direksi.
 Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20
m.
 Alat pemadat yang dipergunakan adalah hand tamper. Hand tamper dipergunakan pada bagian
perbatasan
antara bidang timbunan dan bidang
struktur.
 Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi
teknis.
Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari borrow area harus
memenuhi
syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar,
rerumputan,
akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan diameter
lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material
untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi baik. Bila kadar air
material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus dilakukan pembasahan
material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar
sebelum
dipadatkan.Pemadatan harus menggunakan hand tamping atau peralatan lain yang disetujui Direksi
sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli
harus rapat air, dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum. Apabila pekerjaan
pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai
garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.
Proses Pelaksanaan :
 Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga
manual.
 Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan digunakan dan disingkirkan
dari
lokasi timbunan
 Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20 cm tebal
lapisan
timbunan.
 Dilanjutkan dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan secara sporadis ke
area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan direksi.
 Setelah dinyatakan cukup kering/air sudah benar-benar meresap diadakan pemadatan menggunakan
hand tamper.
 Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal atau horizontal bidang
timbunan min 4x sistem roll back (bolak-balik)
 Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila hasil timbunan setiap
layernya terdapat penurunan timbunan yang menurut direksi kurang/cacat, maka akan ditimbun dan
dipadatkn kembali.
 Jumlah material timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun maka kontraktor pelaksana akan
mengadakan bahan timbunan yang sesuai spesifikasi teknis yang biayanya akan ditanggung oleh
kontraktor pelaksana.

3 Pasir urug bawah pondasi


4 Pasir urug bawah lantai
Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Kanstin adalah : Melaksnakan pengurugan dan penimbunan dibawah kanstin
:
Urugan pasir bawah pondasi, Urugan Pasir Bwh Pondasi + Bwh Rabat Lt. Jemur dan Urugan pasir bawah
pasangan dan lantai saluran sesuai dengan Gambar dengan menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug.
Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan
Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan
mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang akan
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami
siapkan kami akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin dipasang. Bahan yang
digunkana adalah pasir urug dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat pemadat
yang telah ditentukan.

III. PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN


ACIAN
1 Pas. Rollag 1 bata camp. 1 PC : 3 psr untuk pondasi 52,400
M2
2 Pas. Trasram bata 1/2 camp. 1 PC : 3 psr 90,480
M2
Uraian pelaksanaan :
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah
;
Penataan bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari
campuran
antara semen (Pc) dengan
Pasir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata Camp. 1Pc : 5Ps,
bentuk
dan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam menata
dan
membentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu dilakukan
Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari
pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu dilakukan
Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari
pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Batu - bata yang akan dipasang adalah batu bata yang berkualitas baik , utuh dan tidak cacat dan
memiliki
ukuran yang sama atau sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja ) dan antara bata yang satu
dengan batu yang lain akan diberi spesi, metode pemasangan bata dilakukan dengan arah memanjang
mengikuti arah rabat jalan dan dilaukan sistem perlapis.
 Pembuatan frofile pasangan/elevasi pasangan
 Penarikan benang mal kerja/pengukuran membentuk profile/pola pasangan tersebut.
 sebelum dipasang batu bata terlebih dahulu direndam kira-kira 2 - 5menit.
 penyiapan adukan berupa : lokasi pencampuran spesi, pengayakan pasir sampai pasir pasang bebas dari
material over size, debu, tanah atau bahan asing lainnya, penyiapan air, peralatan
dll...
 batu bata dipasang dengan arah horizontal, untuk pemasangan dengan arah vertikal (keatas) di usahakan
tinggi pemasangan tidak lebih dari 50 - 80cm dengan iterval kira-kira pasangan tersebut kering, barulah
dilanjutkan ditasnya, artinya prosedur pemasangan perlapis.
 untuk menjaga ketegakan dan kerataan pasangan, untuk setiap kenaikan satu bata baik arah vertikal dan
horizontal haruslah dikontrol dengan waterpas. khusus untuk spesi, volume pembuatan adonan disesuaikan
dengan kecepatan dan kebutuhan tukang batu hal ini bertujuan agar spesi tetap dalam keadaan baru
( mencegah pengerasan ) hal ini akan berpenga ruh dalam daya ikat spesi tersebut.
 Setelah ketinggian pasangan tembok transram tercapai akan dilanjutkan dengan pek. Pemasangan Bata Merah
untuk dinding tembok dengan campuran 1 pc : 5 Ps. Demikian pula halnya dlm pek. Ini, tukang batu akan
memasang bata merah sesuai dengan aturan. Setelah Pek. Pengecoran Sloof selesai dikerjakan dilanjutkan
dengan Pas. Bata Merah untuk dinding transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu sesuai
aturan, antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi sebagai perekat, pemberian spesi.
Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami laksanakan terlebih dahulu mengingat setelah pekerjaan ini akan
dilakukan pekerjaan timbunan tanah. Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang
telah ditentukan dengan campuran spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang.

3 Plesteran trasram camp. 1 PC : 3 psr


4 Plesteran kolom camp. 1 PC : 5 psr
5 Acian dinding dan kolom
Pekerjaan Plesteran 1pc : 3Ps untuk trasraam, 1pc : 5ps yang dimaksud disini adalah pekerjaan
pelapisan
permukaan atas yang telah selesai dengan campuran 1pc : 5psdan 1pc : 3Ps untuk trasraam. Pekerjaan
ini
dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan
akhir
maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan tukang
akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-betul baik dan memuaskan. Pekerjaan
plesteran menggunakan dua jenis material ; Semen dan Pasir. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak
sehingga gradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan dengan
mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air secukupnya sehingga
menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya
harus dibersihkan dan disiram air secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat
melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas.
Metode plaksanaan ditekankan pada mal kerja yakni penarikan benang ukur yang terlebih dahulu harus
ditimbang
menggunakan waterpass, setelah mendapatkan ukuran ketebalan yang sama di semua sisi bidang plester
baru
dilukukan plesteran yang dilakukan dari atas baru kebawah atau secara vertical. Untuk setiap hasil plesteran
dicek
kerataan dan ketebalan yang sesuai. Pekerjaan Acian (Ban-Banan) yang dimaksud disini adalah pekerjaan
pelapisan
permukaan plesteran yang telah selesai dengan Semen Portaland yang dicampur air. Pekerjaan ini
dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan akhir maka
harus
dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan tukang akan kami
seleksi
sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-betul baik dan memuaskan. Pekerjaan Acian menggunakan
material ; Semen Portland. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang
dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut,
yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik.
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram air
secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat melekat dengan baik dan tidak mudah
terkelupas. Pekerjaan Acian pada dinding dan kolom pada perinsipnya sama pada pekerjaan plesteran hal yang
membedakan pada bahan yang digunkan yaitu campuran PC dan Air, acian ini berguna meutupi bidang-bidang
yang berlubang dan mempertegas bentuk bidang-bidang kolom, proses pengacian ditebar/dituangkan pada
bidang dan langsung dibentuk/diseka dengan cepang secara merata dengan arah vertikal hingga menutupi
semua bidang acian.
IV. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN
DINDING
1 Keramik lantai ruang tunggu 30x30 cm 81,000
M2
2 Keramik lantai ruang cafetaria 30x30 cm 13,500
M2
Persyaratan Pelaksanaan
- pasta perekat keramik khusus, tidak menggunakan air semen untuk permukaan
lain
- keramk harus direndam sebelum pemasangan dengan lama rendaman min 5
menit.
- untuk pemasangan keramik menggunakan perekat menggunakan scraf khusus untuk meratakan pasta
perekat
ke lantai kemudian keramik dipasang /ditempelkan ke perekat di pukul secara merata menggunakan palu
karet.
- untuk seluruh rongga yang terdapat pada permukaan ubin belakang harus di isi padat dengan adukan
ubin waktu ubin di pasang.
- pola pemasangan ubin mengikuti gambar kerja/sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
- toleransi kecekungan 2,5 mm untuk setiap/ 2
m2
- garis tepi ubin dan siar diperjelas, dihaluskan dan harus lurus dengan lebar siar max 3 mm kedalaman 2
mm
- pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat berdasarkan sfesifkasi teknis/pabrik produk, lantai yang
harus dikasih dilatasi nat sealent sesuai dengan sfesifikasi pabrik
- durasi 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin keramik, harus bebas gangguan baik injakan atau pemberian
beban. Proses Pelaksanaan :
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan lebih mudah menempel
pada saat pemasangan. Perhatikan kualitas keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara
presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2–
0.5 mm sehingga tidak saling bertubrukan. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit
ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket. Bersihkan dari
kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan
membuat rongga di bawah keramik. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari.
Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan
selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang
belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2–3 hari.
Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani. Periksa kembali.
Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera
bongkar dan ulangi
pemasangannya.

V. PEKERJAAN BETON
1 Beton lantai kerja 3,744 M3
Proses pengecoran lantai kerja/rabat beton tanpa
tulangan
Pekerjaan Rabat Beton adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton sesuai dengan
Spesifikasi
Teknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini adalah pekerjaan beton tanpa penulangan
dan
untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau rabat dipermukaan lantai ata sesuai dengan dokumen
lelang.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan
material
pokok yaitu Semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga
kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu
Mollen (alat untuk membuat campuran beton).

PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI MUTU


K175
2 Beton pondasi 6,144 M3
3 Beton sloof 20/25 5,475 M3
4 Beton kolom 30/30 2,106 M3
5 Beton ring balok 13/20 pada dinding ruang tunggu 0,234
M3
Sfesifikasi teknis
1. Persyaratan
Semua pekerjaan beton akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan – persyaratan
:
 Peraturan – peraturan /standar setempat yang biasa
dipakai
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-
2
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-
8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah
Setempat
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan
Pengawas/Manajemen
Konstruksi
 American society For Testing and Material
(ASTM)
 American Concrete Institute
(ACI)
Persyaratan diatas adalah standar minimum dan akan disesuaikan dengan gambar-gambar dan persyaratannya.
Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar yang
lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured
finishing dan kualitas secara keseluruhan.

2. Mutu Beton
Mutu beton sturuktur adalah K-175 atau sesuai dokumen lelang, untuk beton praktis ( Kolom praktis , rink balk
dan lain-lain sebagai penopang tembok ) dalam pekerjaan ini dipakai campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dengan mutu
beton K225 atau sesuai dengan dokumen lelang, Untuk lantai rabat beton dan lantai kerja dalam pekerjaan ini
dipakai campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan mutu beton K175 atau sesuai dokumen lelang. dengan menggunakan
concrete mixer, dan mutu baja yang dipakai adalah BJTD-U24 Polos dan Ulir atau sesuai spesifikasi teknis. Untuk
pekerjaan plat beton dipakai beton dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr. Mutu karakteristik merupakan syarat
mengikat. Untuk menjamin kesaman mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan mix concrete untuk
pekerjaan Plat Beton.
a. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture), bilamana dianggap perlu tambahan untuk beton
dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut akan dengan persetujuan Ahli/Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
b. Pengadukan
Mix concrete semua pengandukan jenis beton akan dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas sesuai
spesifikasi yang dibutuhkan. Setiap kali membuat adukan pengadukan akan rata hingga warna dan
kekentalannya sama.
c. Takaran Perbandingan
Campuran
Semua bahan akan ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan
isi.
Pengecoran dan Pemadatan
Beton
a. Persiapan
 Kontraktor akan menyiapkan jadual pengecoran dan menyerahkan kepada Direksi Lapangan
untuk
disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan
pengecoran.
 Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan
kencangkan.
Sebelum pengecoran, semua cetakan,tulangan beton, dan benda – benda yang ditanamkan atau
dicor
akan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan akan diserahkan kepada Direksi Lapangan setidak-tidaknya 24
jam
sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda
asing
lain akan disingkiran dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk
serta
perlengkapan
pengangkutan.
 Galian akan dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling struktur dapat efektif
dan menerus dicor.
Seluruh galian akan dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik dititik
sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik
untuk pengadaan bagi maksud penyempur naan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun digalian manapun, kecuali bila galian tertentu telah
bebas
air dan lumpur.
 Penulangan akan sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam akan
bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat
mengurangi retakan, kereta pengangkut adukan beton yan beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke
pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama, masukan pantek baja, dan kemas cairan tanpa
adukan nonshrink.
 Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan
lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.
 Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton akan sesuai dengan persyaratan SKSNI
1991.
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan
akan
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu
beton yang akan
dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat terbentuk blok-blok persegi atau
gelang-
gelang yang akan dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-
penahan jarak tersebut akan tersebar
merata.

b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton akan sesuai dengan PBI-71, ACI Commite 304 dan ASTM C94-
98.
 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran akan dilakukan dengan
cara-
cara dengan mana dapat mencegah pemisahan dari kehilangan bahan-bahan
(segregasi).
 Cara pengangkutan adukan beton akan lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang
menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari
tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat
dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini Direksi Lapangan mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai
konstruksi. Kemiringan san panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maxsimum 1.50 m.
 Adukan beton pada umumnya sudah akan dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air
dimulai.
Jangka waktu ini akan diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka akan dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam 3.8 PBI 71.

c. Pengecoran
 Beton akan dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committe 304, ASTMC 94-98.
 Beton yang akan dituang akan ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan
Horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
 Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi
Lapangan.
 Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1.0 m. Bila diperlukan tinggi
jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui
akan diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari
ketebalan
30 cm dan jarak dari corong akanlah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi / pemisahan bahan-bahan.
 Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang
kedalam
struktur.
 Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali
tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.
 Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metode diluar ketentuan yang tercantum
didalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka ”
Kontraktor” akan membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi
Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.

d. Pemadatan Beton
 Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/ vibrator, untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
 Alat penggentar akan type electrik atau pneumatic power driven, type ”immersion”, beroperasi pada 7000
RPM untuk kepala penggentar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggentar
berdiameter 180 mm. Semua dengan amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai.
 Alat penggetar cadangan akan dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat dilapangan dan
dilokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
 Hal-hal lain dari alat penggetar yang akan diperhatikan adalah :
 Pada umumnya jarum penggetar akan dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam
0
keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 C.
 Selama pengggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
 Akan dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena
itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras,
juga akan diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum , agar tulangan tidak terlepas dari
betonnya dan getaran-getaran tidak merambat kebagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
 Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih
tebal dari 30 – 50 cm berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal akan dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap – tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
 Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air
semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik.
Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
 Jarak antara pemasukan jarum akan dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling
menutupi.

Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Pengehentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan. Penjagaan terhadap
terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan
untuk pekerjaan ini.

3. Perawatan Beton
 Secara umum akan memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6 dan ACI 301-89.
 Beton setelah dicor akan dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam
jangak waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
 Masa Perawatan dan Cara Perawatan
 Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan akan berlangsung terus
menerus
selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran
0
akan dipertahankan tidak melebihi 30 C.
 Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun akan tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan
dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses
lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi akan disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.
 Bahan Campuran Perawatan
Akan sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-
75

4. Pembesian
 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspection)
Setiap pengiriman akan berasal dari pemilihan yang disetujui dan akan disertai surat keterangan
percobaan
dari pabrik. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan akan diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik lengkung, akan dilakukan di laboratorium Lembaha Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan
SII -0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain
yang merugikan terhadap kekuatan rekatan akan dibersihkan. Tulangan akan ditempatkan dan di pasang
cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari lunak. Sambungan mekanis akan ditest dengan
percobaan tarik. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan
baja oleh Direksi Lapangan. Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja
tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor akan menyerahkan sertifkat resmi dari
Laboratorium, Khusus ditujukan untukn keperluan proyek ini.

 Bahan-bahan /Produk
 Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24,
sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur. Tulangan polos dengan
diameter lebih kecil 13 mm akan baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. Tulangan ulir dengan
diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm akan baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2.
 Tulangan Anyaman (Wire
mesh)
Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50/sesuai dengan dokumen lelang, mengikuti SII 0784-83.
 Penunjang /Dudukan Tulangan (Bar
Support)
Dudukan tulangan akanlah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau batang
kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs)
 Bolstren, kursi, spacer, dan perlengakapan – perlengakapan lain untuk mengatur jarak
:
 Pakai besi dudukan tulang menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.
 Jangan memakai kayu, bata, atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
 Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners dimana
bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
 Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan / mengenai
cetakan,
sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
 Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

 Jaminan Mutu
Bahan-bahan akan dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Sertifikat
dari
percobaan (percobaan giling atau lainnya) akan diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai.
Percobaan-
percobaan ini akan memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-sifat
fsik.
 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokan dan pembentukan Pemasangan tulangan dan pembengkokan akan sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971 Toleransi pembuatan
dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I 315.
 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan
ukuran batang, panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan akan hati-hati untuk menghidari
kerusakan.
Gudang di atas tanah akan kering, daerah yang bagus saluran-salurannya dan terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.

5. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


Persiapan
 Pembersihan
Tulangan akan bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mil steel) dan karat lepas, serta bahan – bahan lain
yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi
untuk menjamin rekatannya.
 Pemilihan/Seleksi
Tulangan yang berkarat tidak akan di gunakan di lapangan.
 Pemasangan Tulangan
Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian laindan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari keterlambatan. Adakan / berikam
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
Pemasangan
Tulangan akan dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama
pengecoran
tidak berubah tempatnya.
 Tulangan-tulangan yang langsung diatas tanah dan diatas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan
kedap air akan dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan
beton yang akan dicor.
 Perhatian khusus perlu di curahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan akan
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor. Penahan – penahan jarak dapet berbentuk blok – blok persegi atau gelang –
2
gelang yang akan dipasang sebanyak minimum 4 buah tiap m cetakan atau lantai kerja. Penahan -
penahan jarak ini akan tesebar merata.
 Pada pelat – pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas akan ditunjang pada tulangan bawah oleh
batang - batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok – blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan tarhadap ketapatan letak dari tulangan – tulangan
pelat yang dibengkokkan yang akan melintasi tulangan balok yang berbatasan.
 Toleransi pada Pemasangan Tulangan
a) Terhadap selimut beton ( selimut beton ) : ± 6 mm
b) Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c) Tulangan atas pada pelat
 Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200mm : ± 6mm
 Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm.
 Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm.
 Panjang batang : ± 50 mm.
d) Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI’71
 Pembengkokan Tulangan, Sesuai dengan PBI’71
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diproftkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
 Membengkok dan meluruskan batang tulangan akan dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diproflkan) dapat dipanaskan
o
sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 C.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pekerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata
o
mengalami pemanasan diatas 100 C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja akan diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan
air.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dan
bengkokan.
 Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan
 Batang tulangan akan dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar-gambar
rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan
oleh
perencana pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti
tercantum
dalam dokumen
lelang.
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm. Terhadap panjang
total yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar ± 50 mm dan 25 mm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak
60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
 Panjang Penjangkaran dan Panjang Penyaluran
 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang Penjangkaran = 40 diameter dengan
kait
Panjang Penyaluran = 40 diameter dengan
kait
 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang Penjangkaran = 40 diameter dengan
kait
Panjang Penyaluran = 40 diameter dengan
kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk
tulangan atas pada balok dan pelat beton akan diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah
pada
tumpuan. Sambungan akan ditunjang dimana
memungkinkan.
 ketidak lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
 Standar Pembengkokan
Semua standar pembengkokan akan sesuai dengan SKSNI-91 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk
Bangunan Gedung), kecuali ditentukan
lain,

6. Pekerjaan Cetakan Dan Perancah


1. Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini. Cetakan dan perancah untuk pekerjaan
beton akan memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2. ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan perhitungan – perhitungan serta gambar-gambar rancangan
cetakan dan perancah untuh mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut akan secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan.
Sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk
struktur yang aman. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah membuat acuan beton dengan permukaan terlihat
untuk struktur beton. Pembuatan acuan beton (bekisting) ini akan kami buat tetap kaku selama pelaksanaan
pengecora sampai dengan selesai. Papan bahan bekisting harus baik dan halus tidak retak atau pecah. Untuk
bagian bawah kami akan menggunakan papan acuan menerus tanpa sambungan sehingga betul-ebtul kuat
dan kokoh.
Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
 Cetakan dengan jenis ini (papan) akan terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8
cm dan tebal minimal 2.5 cm. Semua papan akan bebas dari mata kayu yang besar, takikan,
goncangan
kuat, lubang-lubang dan perlemahan – perlemahan lain yang
serupa.
 Denah dasar dari papan akanlah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
diusahakan
penuh dengan dimensi ukuran cor beton pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
 Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakann papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan akan dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi
akhir
dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku akan seragam dan tetap seperti disetujui oleh
Direksi
Lapangan. Cetakan untuk Pelat semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa counduit dan sebagainya. Puncak dari chamber (penunjang) akan
sesuai
dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan
lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun
pada waktu pengecoran dari beton.
 Lokasi tempat pemasangan perancah harus bersih rata dan betul-betul siap serta sudah
mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Mengecek elevasi atas (Top elevation) apakah sudah sesuai dengan gambar rencana yang telah
ditentukan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Menyiapkan bahan , tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan
terlebih dahulu harus diajukan kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan, apakah bahan-bahan tersebut sudaH sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknik yang
telah ditentukan. Adapun bahan-bahan yang dimaksud adalah : papan, kayu balok, usuk dan paku.

Proses Pengecoran Beton Bertulang 1Pc : 2Ps : 3 Kr mutu K-


175
Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, hendaknya dicek ulang terhadap kondisi dan atau keadaan
perancah
apakah sudah sesuai dengan gambar rencana dan sesuai spesfikasi teknik yang telah ditentukan sehingga
betul-
betul yakin mampu menopang beban. Beton kolom ini dipasang sebagai kolom struktur dengan ukuran
Sesuai
dokumen lelang, sebelum pengecoran sloof kami akan memasang besi tulangan kolom terelebih dahulu barulah
sloof di cor. Setelah pemasangan besi tulangan kami akan membungkus besi tersebut dengan
menggunakan bekesting kayu yang terbuat dari kayu papan kls III dan dikelam rapi serta diperkuat dengan
menggunakan stut kayu usuk agar pada saat pengecoran kolom tersebut tidak mengalami perubahan bentuk
serta ketegak lurusannya. Beton cor yang akan kami pergunakan adalah beton cor dengan campuran 1 Pc : 2 Ps :
3 Krl dan diaduk dengan menggunakan Concrete Mixer. Material yang akan kami pakai adalah material pasir
beton yang betul-betul bersih bebas lumpur, bebas kotoran organik dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
merusak Beton. sementara itu air yang akan kami gunakan adalah air yang betul-betul bersih, tawar dan bebas
dari bahan kimia, asam alkali serta bahan organik lainnya. Sebelum melakukan pengecoran kolom kami pastikan
bawha besi-besi kolom sudah dirakit dan stel dengan baik kemudian untuk mendapatkan hasil yang betul-betul
tegak lurus sebelum begesting dipasang maka kami terebih dahulu membuat Sepatu kolom yang terbuat dari
beton. Sepatu kolom yang kami pasang ini berfungsi untuk memastikan posisi kolom telah tepat dan pada
proses pengecoran dapat digunakan sebagi pengikat agar begesting yang kami pasang tidak dapat bergeser.
Pemasangan bekesting serta penyetelan bekesting ini betul-betul dilakukan dengan penuh ketelitian agar dalam
proses pengecoran tidak terjadi kesalahan. Untuk mendapatkan bekesting yang betul-betul tegak lurus dan
memiliki kekuatan penuh bekesting kolom diklam dengan menggunakan kayu usuk 4/6 serta di empat sisi
kolom kami akan setut dengan kayu usuk 4/6 pula sehingga pada saat pengecoran bekesting tidak terlepas
yang nantinya mengakibatkan perubahan pada struktur kolom. Adapun jarak klam usuk kayu 4/6 adalah 40 cm
sementara material bekesting menggunakan kayu kls III dan diperkuat dengan paku usuk 7-12 cm. setelah
pemasangan bekesting kolom udah selesai serta Direksi sudah melakukan pemeriksaan dan menyetuji untuk
melakukan pengecoran maka kami segera menyiapkan material, alat serta tenaga. Jenis kerikil dan pasir yang
akan kami pakai adalah kerikil dan pasir yang berkualitas baik serta sudah mendapat persetujuan dari pihak
Direksi. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai maka kami akan mengaduk campuran dengan menggunakan
Concrete Mixer. Untuk tahap pengecoran kami melakukan pengecoran lewat atas kolom dan dituangkan agar
material campuran jatuh kebawah serta kami akan padatkan dengan menggunakan kayu tumbuk yang akan
kami tusuk-tusuk lewat atas serta kami juga kan memukul-mukul bekesting dengan alat bantu berupa palu.
Kegiatan seperti ini juga akan kami lakukan pada pekerjaan kolom-kolom berikutnya.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan, sebelum alat- alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-
alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
Pada tiap-tiap kali mengaduk beton, Kontraktor Pelaksana akan melaksaanakan pengujian slump seperti yang
ditentukan dalam PBI 1971. Hasil pengujian slump tersebut terletak dalam batas-batas yang ditentukan
dalam PBI 1971 (max 12 cm) biaya seluruh rangkaian pengujian tersebut sepenuhnya di tanggung oleh
Pemborong. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan
air semen. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam
waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambung antara beton
lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti yang telah dijelaskan sebelumya. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus
dilakukan seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar. Beton harus secepat mungkin dicorkan
20
20
setelah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat
dan penggeseran posisi

21
21
tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu diantara siar pelaksanaan
( Construction joints) yang telah disetujui.

Pemadatan Beton
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pemborong harus menyediakan
vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa adanya penundaan. Penggunaan vibrator tidak boleh
tegak lurus terhadap bidang cor. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

Pembersihan Lokasi Bekas Cor-


Coran
Yang termasuk dalam pekerjaan ini ialah
:
1. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan kerja, bekas-bekas bongkaran begisting
dll.
2. Perbaikan / mengembalikan seperti semula segala kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian
kontraktor. Kerusakan jalan akibat berat kendaraan pengangkutan bahan bangunan tidak sesuai dengan klas
jalan yang dilewati. Rusaknya turap - turap saluran karena kendaraan pengangkutan bahan Kontraktor
Pelaksana tidak hati-hati. Rambu - rambu tanda lalu lintas yang rusak karena pekerjaan tersebut. Lain - lain
kerusakan kelalaian Kontraktor Pelaksana dimana seluruhnya ini menurut petunjuk Direksi.
Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada penyerahan kedua seluruh pekerjaan sudah dalam kondisi
sempurna dan rapi.

VI. PEKERJAAN ATAP


1 Kolom pipa black steel Ø 6" t = 3,8 mm
2 Kuda-kuda KD1 rangka pipa black steel Ø 2,5"
3 Kuda-kuda KD2 rangka pipa black steel Ø 2,5"
4 Pipa penyangga pada KD1 Ø 2,5"
5 Pipa penyangga pada KD2 Ø 2,5"
6 Gording chanall C 100,50,2,5mm
7 Pengelasan
8 Plat dudukan kolom pipa tebal 10 mm
9 Plat strip tebal 5 mm
10 Baut angker Ø 14 mm
11 Penyetelan dan erection
12 Atap dec tebal 0,35 mm

Pas. Kolom pipa black steel Ø 6" t = 3,8 mm


Kuda-kuda KD1 rangka pipa black steel Ø
2,5" Kuda-kuda KD2 rangka pipa black steel
Ø 2,5" Pipa penyangga pada KD1 Ø 2,5"
Pipa penyangga pada KD2 Ø
2,5" Gording chanall C
100,50,2,5mm
1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi seperti pelat-pelat, baut-baut. Angker-angker
menurut kebutuhan sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi Kuda-kuda rangka pipa black steel seperti sambungan
– sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana
serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi pipa black steel seperti pemasangan
semua elemen-elemen rangka baja gording chanall C dan lain-lain sesuai gambar rencana serta persyaratan
pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
2. Persyaratan Umum
Peraturan – peraturan :
Semua peraturan-peraturan/normalisasi – normalisasi yang dipakai akan yang berlaku di Indonesia seperti
PMI,
dan STANDART SNI 4096-2007 tentang
pas.
Semua pekerjaan baja pada bangunan ini akan memenuhi persyaratan dari AISC Specifcation for
Fabrication
anda Erection ; 12 februari
1969.
Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga akan memenuhi syarat dari AISC Sfecifcation
for
Structural Joint Bolts;
Semua pekerjaan las akan mengikuti ”American Welding Society Code for Arc Welding in Building
Construction
Section 4 ’.
3. Persyaratan Pelaksanaan
Shop Drawing
Shop Drawing yang buat akan memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi pelat, tebalan dan
jenis
sambungan l yang
dipergunakan.
Pada setiap shop drawing akan dilengkapi dengan daftar material yang gunakan beserta berat material
yang
dipakai
4. Teknis Pemasangan
Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar
Rencana.
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak tercantum dalam
Gambar
Rencana akan dilengkapi oleh Kontraktor Pelaksana dan akan dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untulk
itu
Kontraktor Pelaksana akan memintakan persetujuan dari pengawas sebelum memulai pekerjaan
tersebut.
Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasang tertentu yang berat dan dapat diterima
akan diajukan dan diusulkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan
dan Perencana. Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan perkerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Kontraktor Pelaksana akan memprtanggung jawabkan
terhadap semua kesalahan- kesalahan detailing. Fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua
bagian-bagian konstruksi.
Bahan struktur baja akan difabrikasi di Workshop. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun
dilapangan akan selalu memberikan kekuatan yang sebanarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah-daerah lainnya akan diukur
dengan theodolite oleh Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh Pengawas. Pekerjaan perubahan dan
pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian
Kontraktor Pelaksana akan dilaksanakan atas beban biaya Kontraktor Pelaksana. Kekurang tepatan
pemasangan karena kesalahan fabrikasi akan dibetulkan, diperbaiki dan bila perlu diganti dengan yang baru
kesemuanya atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Proses Perakitan/Pemasangan Kerangka Pipa Black
Steel
Gording Baja Chanal C
Pemasangan kerangka baja ringan terlebih dahulu harus diperhitungkan kesiapan beberapa aspek
yaitu :
1. Kesiapan Personil dan Tenaga
Ahli
2. Kesiapan Peralatan untuk
Erction
3. Kesiapan Bahan yang
digunkan
4. Kesiapan dudukan/tempat
pemasangan
5. Cuaca yang kondusif
Setelah semua kelangkapan terpenuhi proses erecton dapat dimulai, penentuan titik-titik
penempatan
kerangka baja ringan dan dudukannya harus pas dan benar, semua penyetelan menggunakan alat
ukur theodolith. Pada saat pengangkatan krangka menggunkan creen atau tripoot atau secara manual
harus terpukus pada satu titik guna mencegah terjadinya benturan, atau apa bila dilakukan secara
bersamaan harus dengan jarak yang cukup aman. Jika ada pekerjaan penyetelan yang membutuhkan las dan
proses penguncian dengan mur baut harus dilakukan setelah proses erection selesai dan kerangka-kerangka
baja harus sudah dinyatakan kokoh. Pada setiap shop drawing akan dicantumkan kualitas dari material baja
krangka pipa black steel dan gording baja chanal C dan bahan-bahan lain yang digunakan. Semua pekerjaan
pemotongan dan fabrikasi baja akan terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas yang dalam hal ini adalah
persetujuan shop drawing.
Teknis las (wealding) Proses perakitan dan penyetelan kerangka dengan las dan
fabrikasi.
Mechanical fastening adalah proses sambungan menggunakan fastener(pengikat). Jenis fastener(pengikat)
ini
bisa berupa nail(paku), Bolt(baut), Screw(skrup), rivet(keling), dll. Selanjutnya jenis dari baut berulir ini
akan
bervariasi. Adhesive bonding digunakan untuk mengikat dua permukaan biasanya menghasilkan ikatan
halus.
Teknik ini menggunakan glues, expovies, atau macam plastic agent yang dibentuk akibat penguapan
pelarut
atau dengan melepaskan ikatan dengan panas, tekanan dan waktu. Welding adalah proses
penyambungan
material dengan menggunakan energy panas sehingga menjadi satu dengan tanpa tekanan. Teknik
pengelasan yang dipakai adalah : Submerge Arc Welding (SAW) atau pengelasan busur rendam adalah
pengelasan yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelhkan kawat
pengisi lasan (fller wire). Dalam SAW cairan logam lasan terendam dalam fux yang melindunginya dari
kontaminant udara atau Gas Metal Arc Welding (GMAW) atau Metal Inert Gas (MIG) atau MAG adalah
proses pengelasan dimana sumber panas berasal dari busur listrik antara elektroda yang sekaligus berfungsi
sebagai logamm yang terumpan (filler) dan logam yang di las. Proses yang sangat cepat dan ekonomis,
mudah digunakan untuk mengelas ukuran ketebalan metal yang sangat tebal, high welding rate, dan
mengurangi pembersihan.
- Ketersediaan peralatan (tergantung dari jenis las apa yang ada)- tipe kapasitas, dan kondisi peralatan
yang
digunakan untuk pengelasan
- Pengulangan operasi- berapa banyak lasan yang akan diselesaikan dan kesamaan
lasan.
- Syarat kualitas – berbeda karena lasan untuk furniture, reapair peralatan dan pengelasan
pipa.
- Lokasi pekerjaan
lasan
- Material yang akan
digabung
- Bentuk dari hasil
produk
- Ukuran dari bagian yang akan
disambung
- Ketersediaan waktu untuk
pekerjaan
- Skill atau pengalaman kerja dari
pekerjanya
- Harga material
- Tergantung standard persyaratan yang akan digunakan. Metode dibawah ini digunakan untuk
welding,
cuting, atau brazing operation
- Manual, welder membutuhkan manipulasi untuk seluruh
prosesnya.
- Semiautomatic, filler metal ditambahkan secara otomatis, dan semua manipulasi dilakukan manual
oleh
welder.
- Machine, operasinya secara mekanik dengan observasi dan perbaikan oleh operator
weldnya

Memasang Atap Spandec


Memasang Bubungan Atap Spandec
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan berikut
pemasangan
penutup atap dan
perlengkapannya.
2. Standar/ Rujukan
a. Pas. Rangka Atap Baja Ringan (STANDART SNI 4096-2007) atau sesuai dengan dokumen
lelang b. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-1588-1989 atau seuai dengan dokumen
lelang.
3. Prosedur Umum
a. Contoh Bahan
Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini akan diserahkan lebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan-bahan ke lokasi
proyek.
b. Gambar Detail
Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor akan membuat dan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,
Gambar detail pelaksanaan yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan, dan detail lain yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pengiriman dan
Penyimpanan
Bahan-bahan akan dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak rusak serta dilengkapi
dengan tanda pengenal yang jelas. Bahan – bahan akan disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung
dari segala kerusaka.
4. Bahan – Bahan
Material yang digunakan adalah Spandex tebal 0,35 mm yang sudah dicat dan bubungan dari metal roof
tebal
0,35 yang sudah dicat. Semua bahan –bahan yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini akan seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui konsultan pengawas. Memasang Memasang Atap
Spandec Genteng yang dipakai Memasang Atap spandec dan bubungan Atap spandec. Genteng yang
direkomendasikan adalah produk dalam Pemasangan genteng sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh
pabrik sesuai dengan jenis yang di pilih, warna akan ditentukan kemudian Skrup fxer.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum pemasangan penutup akan dimulai, semua rangka baja ringan, seperti kuda-kuda, gording akan
sudah
terpasang dengan baik. Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, akan terlebih dahulu
disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja. Jarak antar penutup atap metal
akan
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng metal yang digunakan. Sebelum pemasangan
dilakukan, kontraktor akan mengajukan gambar shop drawing yang menggambarkan tentang metode dan
cara pemasangannya kepada konsultan pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan. Pemasangan
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatan dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua kerangka baja, seperti kuda-kuda, gording akan
sudah terpasang dengan baik.
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai petunjuk
pemasangan
dari pabrik pembuatannya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Penutup atap genteng berikut talang-talang (bila ditunjukan dalam Gambar Kerja) akan dipasang
dengan
baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukan dalam
Gambar
Kerja, tahapan-tahapan adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel genteng
3. Droping bahan dan
material
4. Ukur elevasi dan kedataran kuda-
kuda
5. Pemasangan rangka dan penyetelan dengan bantuan alat
ukur
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil
penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil
pekerjaan,
8. Setelah dinyatakan pemasagan rangka atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh direksi
dilanjutkan dengan pemasangan genteng,
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Pemasangan reng, dengan terlebih dahulu dipasang mal yaitu dengan penaraikan benang per jarak
reng sesuai dengan sfesifikasi teknis dan gambar kerja, sepanjang luas
atap.
3. Pemasangan genteng
4. Pemasangn nok genteng
5. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
6. Setelah dinyatakan pemasagan atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh direksi dilanjutkan
dengan pembersihan sisa/bekas material dan bahan.
7. Pelaporan hasil kerja.

VII. PEKERJAAN PENGECATAN


1 Cat tembok baru 192,180 M2
2 Cat kolom dan kuda-kuda pipa dengan cat besi 248,252 M2
syarat pelaksanaan
 pengendalian kerja ini menggunakan sistem pabrik dan standarisasi pada PUBI 1982 pada pasal 54 dan NI-4
 pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari debu, lemak, minyak dan
lainnya.
 proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan lain
 bidang pengecatan di plamur
 cat dasar
 setelah mendapatkan persetujuan dari direksi baru tahapan berikutnya
 bahan sampel pengecatan di ajukan sampel ke direksi, setelah mendapat persetujuan dilakukan ke
berikutnya
 test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas. Setelah acc tahapan
berikutnya.
 proses pengecatan dengan persyaratan hasil sesuai dengan dokumen lelang dan arahan dari
direksi/pengawas
 menggunakan tenaga terampil
 cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan lokasi
 Pekerjaan cat tembok
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin
besar
luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru selayaknya
kita
tidak langsung enggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus
memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga
tidak
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang paling baik,
anda
bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting anda bisa
memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh
jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang
gagang kuas. Teknik ini paling baik ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda
melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya anda perlu melakukan percobaan kekentalan cat untuk
mendapatkan komposisi campuran yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap.
Pencelupan cat yang baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember
tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda menarik kuas dari tempat
cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat berlebih
menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas
secara perlahan dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan. Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding, lakukan penyapuan
kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah
hor izontal atau arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan
tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah.
Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan, dimana akan akan kelihatan
apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat
kembali lapisan kedua atau seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil
pengectan yang diinginkan. Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat anda
lakukan sebagai berikut :
 Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan seluruh permukaan ujung
kuas arah orizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya saat penegectan anda membuat satu arah
yang beraturan.
 Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna bertemu, yang
disebut
“memotong,” gunakan ujung bulu kuas dengan miring
.
 Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil, sebaiknya anda
menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil. terlebih dahulu kita harus memastikan permukaan rol
benar benar rata dan tidak mempunyai serat yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya
hal yang dilakukan adalah membasahi kuas rol dengan air.
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu akan melakukan percobaan
komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan berapa lapisan akan melakukan pengectan.
Lakukan terlebih dahulu percobaan pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi kekentalan
cat , selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke tengah-
tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni sampai lereng ember,
kemudian berhenti beberapa waktu .Lakukan hal ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh
kuas roler. Lalu, celupkan roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung sampai ke lereng sampai kuas
jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa mengulung kuas dari lereng dan jika cat tidak
menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan siap untuk dicatkan ke dinding.
Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan dari ember cat, untuk menghindari tetesan, lakukan
penyapuan kedingding dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh anda. Metode yang paling efektif
pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan
dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding, seolah-olah kita
menulis huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding ,
selanjutnya adalah mengisi ruang kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu
daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain
dengan memastikan cat masih ada di kuas rol, jika tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda
yang sama lalu anda melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai anda
cat. Setelah pengecatan lapisan pertama sudah selesai dan kering anda bisa memperhatikan apakah hasil
pengectan sudah maksimal, jika belum lakukan pengecatan lapisan kedua. Sebelumnya lakukan
pengetestan pada suatu luasan tertentu untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan.
Cat Besi
Mengecat permukaan besi tidak bisa dilakukan dengan asal – asalan, pasalnya jika tidak dilakukan
dengna
benar, maka ketahanan cat yang melekat pada besi akan cepat hilang dan akhirnya menimbulkan karat
yang
tentunya mengurangi ketahanan rangka besi tersebut. Bersihkan permukaan yang akan dicat dari
kotoran
dan debu, Untuk logam gunakan Zinc Chromate atau Meni Besi agar cat tampak mengkilat
dengan
sempurna dan lebih tahan terhadap karat, Tunggu sampai kering sempurna bar u pengecatan bisa
dimulai.
Amplas permukaan samapi halus dan rata. Encerkan cat dengan thinner secukupnya, kemudian cat
dapat
langsung dipakai. Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai hasil yang
maksimum.
Pengenceran dengan 10-20% thinner akan membuat pengecatan cepat selesai karena
menghasilkan
permukaan yang tebal, tetapi kasar. Pengenceran dengan 30-50% thinner akan menghasilkan permukaan
yang halus dan rata namun pengecatan harus diulang paling sedikit tiga kali.
Jika Menggunakan Spray :
Encerkan cat dengan thinner sampai 50% pengenceran, Untuk hasil yang se,purna akan digunakan
Thinner
Super atau Thinner A Special atau sesuai petunjuk pihak
Direksi.

VIII. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1 Relling ruang tunggu dari besi hollow + pengecatan 3,600 M2
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di workshop bengkel
las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu diajukan spek
yang
digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah mendapatkan persetujuan di ajukan
sampel bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan ke work shop
tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi
baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang
digunakan dalam perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di work shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan yaitu
pemotongan,
penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri dengan proses pengemasan
bahan
dan difinish dengan proses pengecatan dengan air
kompresor.
 Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.
Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana lapangan setelah acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat pemindahan dari gudang ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih dahulu pada dasar bak truck
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan ujung pintu. Setelah itu
dibawa ke lokasi pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung di lapangan.
1. Bahan-Bahan dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam gambar.
2. Pemasangan Bahan-bahan ini harus betul-betul tegak sehingga pintu tidak berubah letaknya pada waktu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan Rangka besi hollow maupun pintunya yang menempel pada kolom-kolom beton,
maka
Pelaksanaan pemasangan di lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk
pemasangan baut atau kait besi untuk penyatuan.

B. REHAB KANTOR PENGELOLA TERMINAL


I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN
1 Pembongkaran penutup atap lama (genteng, listplank dll)
2 Pembongkaran kusen lama
3 Pembongkaran keramik lantai ruang lantai satu
4 Pembongkaran keramik tangga
5 Pembongkaran keramik KM/WC
6 Pembongkaran keramik dinding KM/WC lantai satu
7 Pembongkaran keramik lantai ruang lantai dua
8 Pembongkaran klosed+avour+instalasi air lantai satu

Pekerjaan Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton dan rangka atap
lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding bata, dan rangka atap
lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC, dinding keramik
KM/WC,
kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan di
dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus
disingkirkan
ke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari sampah-
sampah yang dapat merusak konstruksi
bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu
jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter
dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton
diperlakukan dengan metode khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi
cairan penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk bongkaran KM/WC
semua aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukan
perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam
ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.

II. PEK. TANAH, PASIR, PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN


1 Galian pondasi
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam
gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud
dengan
"ketinggian tanah" dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over
excavation) dan akan menimbun dan memadatkan kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan
Direksi. Tahapan pekerjaan galian tanah baik untuk dinding penahan maupun tubuh bendung adalah sebagai
berikut :
 Dimulai pada ijin
Direksi
 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika diperkirakan sudah mendekati
target.
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka pekerjaan pasangan batu
atau pekerjaan beton (instalasi) segera dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas dan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan elevasi, dimensi dan ukuran
yang telah ditetapkan.
Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan sementara (stock pile)
yang diatur sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam segi pengangkutannya tetapi tidak mengganggu
pekerjaan sesuai dengan pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan
harus dibuang ke tempat

2 Urugan Pasir bawah batu kosong SNI-07.6.6.11 2,000


M3
Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Kanstin adalah : Melaksnakan pengurugan dan penimbunan dibawah kanstin
:
Urugan pasir bawah pondasi, Urugan Pasir Bwh Pondasi + Bwh Rabat Lt. Jemur dan Urugan pasir bawah
pasangan dan lantai saluran sesuai dengan Gambar dengan menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug.
Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan
Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan
mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami
siapkan kami akan selalu mengacu kepada Spesifkasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin dipasang. Bahan yang digunkana
adalah pasir urug dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat pemadat yang telah
ditentukan.

3 Pasangan batu kosong SNI-07.7.6.9 8,800


M3
Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi
batu dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling mengunci. Karena volume pekerjaan tidak
terlalu besar dan teknis pelaksanaan tidak rumuit pelaksanaan pekerjaan ini dilkasanakan dalam minggu yang
sama dengan pasangan batu kali/batu pecah. Pasangan batu kosong adalah penataan batu kali/gunung tanpa
bahan pengikat (spesi), pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan pasangan batu kali. Sebelum dikerjakan
diberi urugan pasir dengan ketebalan sesuai spesifikasi teknis, batu-batu dipasang/ditata sesuai dengan
ketebalan yang ditentukan, untuk pemasangan batu-batu dipasang saling mengisi dan saling menguci satu sama
yang lain, apa bila terjadi rongga-rongga yang besar pada pasangan diberi batu kecil sebagai pengunci dan
pengisi supaya pasangan menjadi kaku.

4 Pasangan Pondasi batu kali SNI-07.7.6.3 4,000


M3
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan batu kali/batu pecah adalah campuran 1 PC : 5Ps. Atau sesusai
dengan
dokumen lelang. Ukuran minimal batu adalah
:
 Tebal minimum = 15 cm atau sesuai dengan dokumen
lelang
 Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm) atau sesuai dengan dokumen
lelang
 Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) atau sesuai dengan dokumen
lelang
Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi
batu
dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci.
Batu yang dipilih akan bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan akan memiliki satu daya tahan
(awet).
Batu-batu tersebut akan berbentuk datar, biji ataupun datar dan akan dapat dilapisi seperlunya untuk
menjamin
saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama. Semua galian akan selalu bebas air dan kontraktor
akan
melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan
air,
termasuk saluran-saluran sementara pengaliran lintasan
air.
Batu akan bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air Tebal
atas
adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 – 5 cm, tetapi
akan
dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga diantara batu yang
telah
dipasang telah diisi sepenuhnya. Batu akan diletakan dengan permukaan yang paling panjang mendatar
dan
permukaan menonjol masing-masing batu akan diatur sejajar dengan permukaan dinding yang
sedang.
Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pasangan Batu Kali/batu pecah Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah ; Penataan batu kali dan
diantara batu kali yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari campuran antara semen
(Pc) dengan Pasir. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali/batu pecah Camp. 1Pc : 4Ps, bentuk dan
mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam
menata dan
membentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :

1. Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan dilaksanakan kesiapan akan batu
kali, semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih dahulu dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih
baik baik dari segi waktu pelaksana.
2. Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang batu kali '( lening saluran )
hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar rencana.Bouwplank/profl
akan digunakan reng dan kayu gording dan dipasang.
3. Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan spesifikasi batu kali yang
ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah
hal ini untuk menjaga agar pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar.
4. Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 ) dimasukkan kedalam
mollen
setelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan semen tercampur secara merata
dan sewarna.
5. Setelah pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna dilanjutkan dengan menambahkan
air kedalam mollen dan diputar sampai dengan kedua bahan tersebut tercampu marata dan sewarna pula.
6. Spesi yang telah jadi dituang kedalam Bak penampung yang akan terbuat dari papan dan berbentuk
persegi yang mana spesi akan diangkut dengan ember.
7. Spesi - spesi yang telah tercampur lebih dari 30 menit tidak akan dipergunakan sebagai bahan
spesi.
8. Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja ) dan antara batu
yang satu dengan batu yang lain akan diberi spesi dan akan diusahakan setiap permukaan batu yang
diberi spesi kecil dari rongga-rongga. Bila dipandang perlu dalam pelaksanaan pasangan batu kali untuk
Lening talud ini.
9. akan dipasang drainase dari bambu atau pipa pvc. Demikian untuk seterusnya pemasangan batu kali
dipasang sampai dengan ketebalan, ketinggian dan ukuran lain terpenuhi. Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan pasangan batu sebagai pondasi dari bangunan.

Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang


ditentukan ( gambar kerja ) dan antara batu yang satu
dengan batu yang lain akan diberi spesi dan akan
diusahakan setiap permukaan batu yang diberi spesi kecil
dari rongga- rongga. Bila dipandang perlu dalam
pelaksanaan pasangan batu kali untuk Lening Saluran ini
akan dipasang drainase dari bambu atau pipa pvc.
Demikian untuk seterusnya pemasangan batu kali dipasang
sampai dengan ketebalan, ketinggian dan ukuran lain
terpenuhi.

Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan


baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan
urutan kerja sebagai berikut :
Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan
pekerjaan pasangan dilaksanakan kesiapan akan batu kali,
semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih dahulu
dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baik
dari segi waktu pelaksana.
Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang batu kali '( lening saluran ) hal
ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar rencana. Bouwplank/profl akan
digunakan reng dan kayu gording dan dipasang.
Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan spesifikasi batu kali yang
ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah
hal ini untuk menjaga agar pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar. Pasir dan
semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( per bandingan 1 : 5 ) dimasukkan kedalam mollen setelah itu
mollen diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna.
5 Pasangan bata teras depan (muka)
6 Pasangan bata teras depan (kolom samping)
7 Pasangan bata penebalan lantai dua
8 Plesteran dinding teras depan
9 Plesteran dinding penebalan lantai dua
10 Plesteran beton
11 Plesteran dinding (service-service +/- 20%)
12 Acian dinding

Bata yang dipakai pada bangunan ini, menggunakan bata


yang berkualitas baik, utuh dan tidak cacat serta bata yang
dipakai akan dengan ukuran yang sama.
Bata merah sebelum dipasang akan direndam dahulu
dalam bak atau drum air, sampai jenuh yang akan disiapkan
dilapangan.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai dengan
Gambar Kerja yang sudah ada dan untuk pasangan tembok
bata menggunakan pasangan setengah bata.
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan bata adalah
sebagai berikut :
a. Untuk pasangan tembok bata biasa menggunakan
campuraan 1 Pc : 5Ps
b. Untuk pasangan rollag bata / tembok trasram
menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps atau sesuai
dokumen lelang dipasang pada tempat-tempat yang
ditentukan yaitu dari atas sloof (± 20 cm dari atas
lantai) dan + 150 cm pada dinding sesuai dengan
Gambar Kerja dan Detail.
Hubungan kolom beton dengan pasangaan bata maupun
kusen diberi angker dari besi  8 mm dengan jarak
maksimal 80 cm. Bata yang mentah, retak/tidak memenuhi
syarat dan tetap terpasang agar dibongkar dan segera-
diganti dengan bata yang memenuhi syarat tersebut.
Uraian pelaksanaan :
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah ;
Penataan bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari campuran
antara semen (Pc) dengan Pasir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata Camp. 1Pc : 5Ps,
bentuk dan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam
menata dan membentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan
baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu dilakukan Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari
pasangan sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu dilakukan
Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari
pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Batu - bata yang akan dipasang adalah batu bata yang berkualitas baik , utuh dan tidak cacat dan memiliki
ukuran yang sama atau sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja ) dan antara bata yang satu
dengan batu yang lain akan diberi spesi, metode pemasangan bata dilakukan dengan arah memanjang
mengikuti arah rabat jalan dan dilaukan sistem perlapis.
 Pembuatan frofile pasangan/elevasi
pasangan
 Penarikan benang mal kerja/pengukuran membentuk profile/pola pasangan
tersebut.
 sebelum dipasang batu bata terlebih dahulu direndam kira-kira 2 -
5menit.
 penyiapan adukan berupa : lokasi pencampuran spesi, pengayakan pasir sampai pasir pasang bebas
dari material over size, debu, tanah atau bahan asing lainnya, penyiapan air, peralatan dll...
 batu bata dipasang dengan arah horizontal, untuk pemasangan dengan arah vertikal (keatas) di usahakan
tinggi pemasangan tidak lebih dari 50 - 80cm dengan iterval kira-kira pasangan tersebut kering, barulah
dilanjutkan ditasnya, artinya prosedur pemasangan perlapis.
 untuk menjaga ketegakan dan kerataan pasangan, untuk setiap kenaikan satu bata baik arah vertikal dan
horizontal haruslah dikontrol dengan waterpas. khusus untuk spesi, volume pembuatan adonan disesuaikan
dengan kecepatan dan kebutuhan tukang batu hal ini bertujuan agar spesi tetap dalam keadaan baru
( mencegah pengerasan ) hal ini akan berpenga ruh dalam daya ikat spesi tersebut.
 Setelah ketinggian pasangan tembok transram tercapai akan dilanjutkan dengan pek. Pemasangan Bata
Merah untuk dinding tembok dengan campuran 1 pc : 5 Ps. Demikian pula halnya dlm pek. Ini, tukang batu
akan memasang bata merah sesuai dengan aturan. Setelah Pek. Pengecoran Sloof selesai dikerjakan
dilanjutkan dengan Pas. Bata Merah untuk dinding transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu
sesuai aturan, antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi sebagai perekat, pemberian
spesi. Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami laksanakan terlebih dahulu mengingat setelah pekerjaan ini akan
dilakukan pekerjaan timbunan tanah. Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang
telah ditentukan dengan campuran spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang.
 Pekerjaan Plesteran 1pc : 3Ps untuk trasraam, 1pc : 5ps yang dimaksud disini adalah pekerjaan pelapisan
permukaan atas yang telah selesai dengan campuran 1pc : 5psdan 1pc : 3Ps untuk trasraam. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan
akhir maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifk dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan
tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-betul baik dan memuaskan.
Pekerjaan plesteran menggunakan dua jenis material ; Semen dan Pasir. Sebelum digunakan pasir terlebih
dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar
dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air
secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan terlebih
dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram air secukupnya agar bahan mortar yang digunakan
untuk plesteran dapat melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas.
 Metode plaksanaan ditekankan pada mal kerja yakni penarikan benang ukur yang terlebih dahulu
harus ditimbang menggunakan waterpass, setelah mendapatkan ukuran ketebalan yang sama di semua sisi
bidang plester baru dilukukan plesteran yang dilakukan dari atas baru kebawah atau secara vertical. Untuk
setiap hasil plesteran dicek kerataan dan ketebalan yang sesuai. Pekerjaan Acian (Ban-Banan) yang dimaksud
disini adalah pekerjaan pelapisan permukaan plesteran yang telah selesai dengan Semen Portaland yang
dicampur air. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini
adalah merupakan pekerjaan akhir maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifk dibidangya.
Untuk itu dalam pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-
betul baik dan memuaskan. Pekerjaan Acian menggunakan material ; Semen Portland. Sebelum
digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk
membuat mortar dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah
tercampur diberi air secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram air secukupnya agar bahan
mortar yang digunakan untuk plesteran dapat melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas. Pekerjaan
Acian pada dinding dan kolom pada perinsipnya sama pada pekerjaan plesteran hal yang membedakan pada
bahan yang digunkan yaitu campuran PC dan Air, acian ini berguna meutupi bidang-bidang yang berlubang
dan mempertegas bentuk bidang-bidang kolom, proses pengacian ditebar/dituangkan pada bidang dan
langsung dibentuk/diseka dengan cepang secara merata dengan arah vertikal hingga menutupi semua bidang
acian.

III. PEKERJAAN BETON


1 Beton sloof
2 Beton Kolom praktis
3 Beton balok gantung
4 Beton plat tebal 10cm
Proses Pengecoran
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Direksi Lapangan, sebelum alat- alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras. Pengecoran beton
tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan
Direksi Lapangan.
Pada tiap-tiap kali mengaduk beton, Kontraktor Pelaksana akan melaksaanakan pengujian slump seperti yang
ditentukan dalam PBI 1971. Hasil pengujian slump tersebut terletak dalam batas-batas yang ditentukan
dalam PBI 1971 (max 12 cm) biaya seluruh rangkaian pengujian tersebut sepenuhnya di tanggung oleh

30
30
Pemborong. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan
air semen. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam
waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambung antara beton
lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti yang telah dijelaskan sebelumya. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus
dilakukan seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar. Beton harus secepat mungkin dicorkan
setelah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat
dan penggeseran posisi tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu
diantara siar pelaksanaan ( Construction joints) yang telah disetujui.
Pemadatan
Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pemborong harus
menyediakan
vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa adanya penundaan. Penggunaan vibrator tidak boleh
tegak
lurus terhadap bidang cor. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus
dihindarkan.

IV. PEKERJAAN ATAP


1 Pas. Penutup atap Deck tebal 0,35mm
2 Pas. Bubungan
Sebelum pemasangan penutup akan dimulai, semua rangka baja ringan, seperti kuda-kuda, gording akan
sudah
terpasang dengan baik. Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, akan terlebih dahulu
disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja. Jarak antar penutup atap metal
akan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng metal yang digunakan. Sebelum pemasangan
dilakukan, kontraktor akan mengajukan gambar shop drawing yang menggambarkan tentang metode dan
cara pemasangannya kepada konsultan pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan. Pemasangan
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai petunjuk
pemasangan
dari pabrik pembuatan dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua kerangka baja, seperti kuda-kuda, gording akan
sudah terpasang dengan baik.
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuatannya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Penutup atap genteng berikut talang-talang (bila ditunjukan dalam Gambar Kerja) akan dipasang dengan
baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukan dalam
Gambar Kerja, tahapan-tahapan adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel genteng
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi dan kedataran kuda-kuda
5. Pemasangan rangka dan penyetelan dengan bantuan alat ukur
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
8. Setelah dinyatakan pemasagan rangka atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh direksi dilanjutkan
dengan pemasangan genteng,
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Pemasangan reng, dengan terlebih dahulu dipasang mal yaitu dengan penaraikan benang per jarak
reng sesuai dengan sfesifikasi teknis dan gambar kerja, sepanjang luas atap.
3. Pemasangan genteng
4. Pemasangn nok genteng
5. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
6. Setelah dinyatakan pemasagan atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh direksi dilanjutkan
dengan pembersihan sisa/bekas material dan bahan.
7. Pelaporan hasil kerja.

3 Pas. Papan Listplank 20,179 M2


List Plank 2x2/20 Kayu Klas II
Proses Pemasangan :
 Tahapan Pengadaan Bahan dan Material
 Tahapan Pemasangan
Pada saat pemasangan ada beberapa item yang perlu diperhatikan adalah pada saat penyetelan
dan
penempelan listplank pada gordong. Proses penyetelan diberi benang ukur yang ditarik dari ujung ujung
gording dengan membentuk pola pada bidang pemasangan, setelah mal kerja terpasang sebagai
acuan, ujung-ujung pada gording diberi semacam dudukan/kaitan untuk dudukan listplank yang akan
dipasang, selanjutanya pemasangan Listplank, listplank dipasangan secara horozontal mengikuti mal
kerja sampai meneutupi seluruh bidang pemasangan untuk setiap ujung sambungan pada listplank
harus rapat dan dihindari sambungan antar listplank tidak terlalau menganga. Untuk pertemuan susdut
pada Listplank diberi semacam perekat dan diberi pelamur untuk menutupi celah yang timbul.
 Tahapan Fhinising
Tahapan fhinishing berupa pemberian perekat pada titik-titik listplank yang agak menganga da pemberian
plamur pada setiap sambungan-sambungan pada ujung-ujung listplank

V. PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI


1 Rangka plafond lantai satu
2 Rangka plafond lantai dua
3 Rangka plafond tritisan
4 Penutup plafond lantai satu
5 Penutup plafond lantai dua
6 Penutup plafond tritisan
7 Partisi rangka kayu penutup papan gibsum
8 List plafond dalam ruang
9 List plafond tritisan
Pemasangan rangka plafon, Pemasangan plafond, Pemasangan list, Pekerjaan
fafond.
Cek elevasi dan kerataan, ketinggian pasanagan plafond dengan pengkuran water pasa dan penarikan benang
untuk mal kerja.
- Pembuatan bidang pengunci untuk disisi-sisi
tembok
- Pemasangan rangka berupa balok-balok kayu
pengantung.
- Pemasangan tulangan plafond dimulai dari sisi lebar terkecil ruangan, penarikan benang mal mem
bentuk model pasangan plafond, dimana berpatokan pada titik-titik patok/elevasi yang sudah
- di ukur menggunakan selang
timbangan.
- Setelah proses pemasangan tulangan flafond, benang mal dicabut. media plafond dipasang diatas
plafond, dipasangan dimulai dari sisi lebar terkecil sejajar menutupi luasan bidang.
ketentuan
Pemasangan
Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat k u da - k u d a . J i k a j ar a k a nt a r di n di
ng ya n g
m e n d u k u n g k u da - k u d a da l a m ruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda, maka batang-
batanggantung
plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masukda l a m p a s a n g a n di n di n g . N a m u n, j i
ka j a r ak
an t a r a k u da - k u d a k ur a n g da r i j ar a k a nt a r d i n di n g y a n g m e n d uk u n g k u d a - k u da ,
m ak a b a t a ng -
batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada balok ikat dari kuda-kuda. Pada prinsipnya
pemasangan
batang penggantung plafon adalah sama, tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon yang
digunakan. Pada bangunan perumahan dalam pemasangan plafond,ketentuan untuk tinggi ruang minimal
sekurang- kurangnya 2,40 mkecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luas ruang
mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya padatitik terendah tidak kurang dari 1,75 m. Pada
ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m atau sesuai dokumen
lelang, Dalam pemasangan penutup plafon diperlukan pemahaman teknikteknik pelaksanaannya karena
pemasangan penutup plafon antara
jenis yang satu dengan jenis yang lainnya kemungkinan caranya berbeda. pemasangan triplek 3mm sebagai
penutup pelafond, sebelum pemotongan triplek dilakukan
Pemasangan List
plafond
Sebelum list flafond dipasang semua bidang pemasangan harus dibersihkan dari tonjol-tonjolan pada
tembok,
pengukuran panjang pemasangan list plafond dan pemotongan dan pembentukan pemasangan, listpafond
dibersihkan dan di cat terlebih dahulu dengan warna yang disetujui oleh pihak direksi, untuk pertemuan bidang
o
pemasangan yang membentuk sudut listplafond harus dipotong 45 atau sesuai kontur pertemuan tembok dan
plafod, disiku terlebih dahulu agar sudut pertemuan pas dan tidak menganga. Listflafond dipasangan
memanjang
mengelilingi bidang pemasangan samapai menyentuh titik pemasangan
awal.

VI. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING


1 Pas. Keramik lantai ruang lantai satu
2 Pas. Keramik lantai ruang lantai dua
3 Pas. Keramik tangga
4 Pas. Keramik lantai KM/WC
5 Pas. Keramik dinding KM/WC uk. 20x25 cm
Persyaratan Pelaksanaan
- pasta perekat keramik khusus, tidak menggunakan air semen untuk permukaan
lain
- keramk harus direndam sebelum pemasangan dengan lama rendaman min 5
menit.
- untuk pemasangan keramik menggunakan perekat menggunakan scraf khusus untuk meratakan pasta
perekat
ke lantai kemudian keramik dipasang /ditempelkan ke perekat di pukul secara merata menggunakan palu
karet.
- untuk seluruh rongga yang terdapat pada permukaan ubin belakang harus di isi padat dengan adukan
ubin
waktu ubin di pasang.
- pola pemasangan ubin mengikuti gambar kerja/sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
- toleransi kecekungan 2,5 mm untuk setiap/ 2
m2
- garis tepi ubin dan siar diperjelas, dihaluskan dan harus lurus dengan lebar siar max 3 mm kedalaman 2
mm
- pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat berdasarkan sfesifkasi teknis/pabrik produk, lantai yang
harus dikasih dilatasi nat sealent sesuai dengan sfesifikasi pabrik
- durasi 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin keramik, harus bebas gangguan baik injakan atau pemberian
beban. Proses Pelaksanaan :
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan lebih mudah menempel
pada saat pemasangan. Perhatikan kualitas keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara
presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2–
0.5 mm sehingga tidak saling bertubrukan. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit
ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket. Bersihkan dari
kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan
membuat rongga di bawah keramik. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari.
Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan
selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang
belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2–3 hari.
Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani. Periksa kembali.
Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera
bongkar dan ulangi
pemasangannya.

VII. PEKERJAAN KUSEN, DAUN DAN KACA


Kusen
1 Kusen PJ1 kayu klas I = 1 buah
2 Kusen P1 kayu klas I = 4 buah
3 Kusen J2 kayu klas I = 4 buah
4 Kusen J3 kayu klas I = 2 buah
5 Kusen V1 kayu klas I = 5buah
6 Kusen VB1 kayu klas I = 3 buah
7 Kusen VB2 kayu klas I = 4 buah
8 Kusen PB kayu klas I = 1 buah
9 Kusen dan daun pintu Piber/PF = 5 buah
10 Kusen Alumunium
Daun Pintu dan Jendela
11 Daun pintu kaca kayu klas I
12 Daun pintu kayu klas I lapis teakwood
13 Daun jendela kayu klas I
14 Daun Pintu Alumunium
15 Daun jendela Alumunium
Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa tahapan pelaksanaan. Pekerjaan ini dapat
dikategorikan
dalam pekerjaan workshop untuk pekerjaan kayu, pengadaan dan pemasangan produk yang sudah jadi.
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di workshop bengkel las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu diajukan spek yang
digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah mendapatkan persetujuan di ajukan sampel
bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan ke work shop
tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi
baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang
digunakan dalam perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di work shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan yaitu pemotongan,
penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri dengan proses pengemasan
kusen, daun pintu alumunium jendela, daun pintu, jendela.
 Tahapan Pengemasan.
Kusen-kusen alumunium yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi dan bentuknya,
setelah
mendapatkan persetujuan barulah kusen-kusen tersebut di beripengaman dari busa disetip sudutnya
dan
diberi pelindung dan dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena benturan, jatuh,
proses penumpukan dan lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking dibawa kegudang penyimpanan untuk
menunggu proses pemasangan.
 Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.
Semua kusen-kusen yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana lapangan setelah
acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat pemindahan dari gudang
ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih dahulu pada dasar bak
truck
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan ujung pintu. Setelah
itu
dibawa ke lokasi
pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung di
lapangan.
1. Kusen pintu dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam
gambar.
2. Pemasangan kusen-kusen ini harus betul-betul tegak sehingga pintu tidak berubah letaknya pada
waktu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan kusen dalam kolom-kolom beton, maka pemborong akan menyiapkan lubang
atau
coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk pemasanga skrup piles dengan di bor untuk kusen-
kusen
alumunium, bila akan dipasang lubang-lubang tersebut minimal 10 cm dengan kedalaman 15 cm, atau
bila
terlebih dahulu pengerjaan kolom beton, maka skrup piles untuk menyatukan dengan tembok, kusen dapat
disambungkan dengan cara dibor. Proses Pembuatan kusen Pintu dan Jendela dibuat terlebih dahulu,
sehingga nanti tinggal dipasang saja. Kusen yang sudah jadi disimpan digudang sampai proses pemasangan
dimuali. Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka peletakan kusen
jendela akan dilaksanakan dan sama halnya dengan pemasangan kusen pintu ketegakan akan kusen jendela
baik vertikal maupun horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting
- unting dan waterpass. Untuk pekerjaan pintu panil kayu klas II dan Daun jendela kaca 3 mm, ram
kayu klas II, kami kerjakan setelah pekerjaan atap genteng maupun plesteran selesai dikerjakan.

KACA
16 Kaca polos t=5 mm daun pintu kaca SNI-02.12.6.17 1,700 M2
17 Kaca polos t=3 mm daun jendela SNI-02.12.6.16 3,165 M2
18 Kaca polos t=5 mm utk kusen J3 SNI-02.12.6.17 1,200 M2
19 Kaca polos t=5 mm utk kusen V1 dan VB1 SNI-02.12.6.17 2,640 M2
20 Kaca polos t=5 mm untuk daun pintu alumunium SNI-02.12.6.17 2,880 M2
21 Kaca polos t=5 mm untuk daun jendela alumunium SNI-02.12.6.17 5,035 M2
Pelaksanaan pekerjaan :
1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, fat glas, bening tidak bergelombang serta
dapat menahan angin 122
kg/m2.
2. Penggunaan kaca : 5 mm digunakan untuk Pintu kaca, jendela kaca, kaca silang (Bovenligt) 3mm sesuai
dengan
gambar kerja.
3. Pemasangan kaca akan tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan kaca akan diberi list didempul dan
difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila ditiup
angin.
4. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan kokoh, kaca yang telah terpasang
akan
dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak atau ada goresan akan
diganti.
Proses pemasangan.
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan rangka dan penyetelan
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
VIII. PEKERJAAN ASESORIES PINTU DAN
JENDELA
1 Kunci pintu SNI-02.12.6.1 6,000 Bh
2 Expanyolet SNI-02.12.6.11 1,000 Bh
3 Handle pintu Ls 4,000
Bh
4 Engsel pintu SNI-02.12.6.5 21,000 Bh
5 Engsel jendela SNI-02.10.6.6 16,000 Bh
6 Hak angin SNI-02.12.6.9 16,000 Bh
7 Grendel jendela SNI-02.12.6.7 8,000
Bh
8 Angker kusen Ls 138,000 Bh
a. Lingkup
pekerjaan
meliputi pengadaan bahan tenaga kerja dan perlengkapan2 serta alat-alatbantu lainnya. pengadaan,
pemasangan,
pengamanan, dan perawatan seluruh alat2 yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela, serta
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar kerja.
b. persyaratan
bahan
semua bahan/hardwere menggunakan mutu terbaik mekanisme kerja sesuai dengan gambar kerja semua
anak
kunci dilengkapai tanda pengenal terbuat dari aluminium yang tertera nomornya, pelat ini dihubungkan
dengan
anak kunci dengan cincin nikel, untuk anak2 kunci dibuatkan lemari dilengkapi dengan kaitan2 untuk
menaruh
kunci, dilengkapi dengan nomor pengenal dan lemari ini harus menggunakan engsel dan denah.
perlengkapan
daun pintu, sesuai dengan dokumen lelang. setiap kunci memiliki 4 buah anak kunci dan 1 kunsi master
kunci
tanam dipasng kuat pada rangka daun pintu. pembersihan hasil pemasangan yang menempel pada kunci
dan
bidang pasang.
c. Proses pelaksanaan
Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka peletakan kusen jendela
akan
dilaksanakan dan sama halnya dengan pemasangan kusen pintu ketegakan akan kusen jendela baik
vertikal
maupun horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan
waterpass.
penyerahan sampel bahan ke direksi / konsultan pengawas untuk memperoleh persetujuan. elevasi
pemasangan
engsel 28 cm dari sisi atas pintu ke bawah, engsel bawah dipasang max 32 cm (as) dari permukaan lantai
atas,
engsel tengah dipasang tengah2 antara kedua engsel tadi. untuk pintu toilet, memakai jarak tersebut.
penarik pintu handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
posisi lock harus di ajukan ke direksi untuk koordiansi dan mendapat persetujuan diaman posisinya.
Engsel menggunakan bahan stenliess steel (anti karat), untuk angker kusen akan dipasang pada saat proses
penyetelan di lapangan/bidang tembok.

IX. PEKERJAAN LISTRIK


1 Titik lampu
2 Panel
3 Stop kontak tanam
4 Saklar tunggal
5 Saklar ganda
6 Fiting lampu
7 Lampu SL 18 watt
Persyaratan Teknis
pekerjaan ini mencakup seluruh instalsi, pemasangan dan uji coba sistem listrik sehingga dapat beroprasi secara
optimal, Gambar-gambar kerja, penggunaan tenaga ahli rekomendasi dari instaler PLN, Sisitem instalasi
mengacu pada peraturan umum instalasi listrik indonesia/PLN dengan standarisasi yang di akui seperti VDE, DIN
dan lainnya. Penyedian dan pemsangan panel2 kontrol sesuai dalam dokumen lelang, Pengadaan dan instalasi
kabel tegangan rendah yang disyaratkan dalam dokumen lelang, Instalasi distribusi dari MDP k. panel2, Instalasi
penerangan luar, taman dan yang disyaratkan, Pengadaan and instaltion penerangan, Sistem pertahanan netral,
Testing dan Comisioning peralatan, Kalusul yang disebutkan dalam dokumen lelang dan Koordinasi pekerjaan.
Teknis Instalasi
Kabel/Wiring
sistem supply listrik, supply listrik utama diambil dari PLN Prinsip distribusi sesuai dengan dokumen lelang,
Prinsip
kontrol sesuai dengan dokumen lelang, Sistem proteksi sesuai dengan dokumen lelang, semua kabel
yang
dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK Pasang batang arde ke dalam
tanah.
Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang ground/arde dilakukan sedemikian rupa hanya
menggunakan
bantuan tangan saja Jika dalam penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan sebaiknya
penanaman
digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC terhadap letak kotak pengaman. Dari
sebab
inilah mengapa pada penanaman batang arde, karena dikawatirkan batang ground/arde menjadi bengkok
bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas. Perlu diingat
bahwa batang ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari besi/baja yang digalvanis alias dilapisi
tembaga dan lapisan tembaga inilah yang sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde
tersebut. Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah yang ditanami batang
ground/arde tersebut.
Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan untuk penanaman grounding tersebut dengan serbuk
arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki
hambatan dalam tanah. Ingat, dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat
penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap didalam lobang tempat batang
ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di atas permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk
arang/abu gosok tidak akan ada fungsinya.
1. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan tanah untuk
penyambungan dari kabel BC.
2. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, dan bisa bantu memperkuat
pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan ketika membeli batang ground/arde. Pastikan
pengikatan kabel BC ke batang ground/arde terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut
benar-benar baik. Jika dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan dengan
menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas isolasi dari kabel NYA tersebut.
3. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC, masukkan sisa batang
ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam tanah. Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde
tersebut atau anda juga bisa menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
4. Rapikan sisa kabel BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa menggunakan
peralon jikakabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda bisa tanam langsung didalam tembok
kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan lupa sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat
penyambungan ke kotak pengaman.
5. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara memasang box sekering jika
anda memilihnya sebagai kotak pengaman atau cara memasang box MCB jika dipilih sebagai kotak
pengamannya. Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada
baiknya kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok
sedikit lebih besar dari box sekering tersebut, dan bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai
ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga
jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama.
6. Untuk pemasangan kotak pengaman dan cara memasang box sekering
:
Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada baiknya kita
pasang
secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar
dari
box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian
gunakan
palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4
maupun jalur pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A (tampak depan)
dibawah ini.
Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan letak
pemasangan terlihat dari samping, begitu juga gambar C
dimana dibuat lobang tembus tembok untuk jalur kabel
NYM 3x4. Perlu diingat, nantinya apabila tembok
dirapikan maka pipa maupun kabel NYM 3x4-nya tidak
akan terlihat sehingga buatlah kedalaman jalur
tersebut sedemikian rupa agar tercapai maksud diatas.

Seperti halnya pada pemasangan box sekering,


pemasangan box MCB juga tak jauh berbeda. Hanya saja
ukuran kotak dudukan box MCB sedikit lebih besar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.

Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel


NYM terlebih dahulu dan perkuat dengan bantuan paku.
Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama
instalasi dari kotak pengaman ke titik percabangan
pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai
titik percabangan pertama.

Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas / api lilin seperti
disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut
untuk membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut.Usahakan jangan sampai pipa
tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi untuk
menutupnya. Untuk
yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan tersendiri untuk membuatnya. Masukkan kabel
saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm
kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kr
uis- doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
Kita sampai pada titik cabang petama dimana
terdapat jalur cabang menuju saklar 1, saklar 2 dan stop
kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena
lampu 2 berasal dari saklar 2 dimana saklar 2
tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk
lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang
tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1,


saklar
2, dan stop kontak 1 terlihat seperti bagan disamping ini
dan cara memasang saklar dapat dilihat.

Space/ pencabangan sesuai dengan dokumen lelang


Bahan insolasi sesuai dengan dokumen lelang
Penyambungan kabel sesuai dengan dokumen
lelang Penyambungan kabel fixture
lampu-lampu

INSTALASI / KONSTRUKSI PANEL


Instalasi/pemasangan dan test instalasi.
Ballast atau sesuai dokumen lelang, Starter atau sesuai dokumen lelang, Persyaratan Bahan mengacu pada
dokumen lelang, Matrial list mengacu pada dokumen lelang
Sedangkan pemasangan pipa maupun tempat dari saklar
1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti
gambar dibawah ini. Gambar A menjelaskan pembuatan
jalur hubungan antara tempat saklar 2 dengan tempat
saklar 1 didalam tembok dengan
memodifikasi(melobangi) masing- masing tempat dari
saklar tersebut, sedangkan gambar B menjelaskan
hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak 1
yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In
bow doos (tempat dari saklar maupun stop kontak)
dalam pemasangannya diusahakan agak dalam sehingga
nantinya ketika dipasang saklar maupun stop kontak akan
rapi tertata alias rapat dengan tembok. Untuk
penyambungan kabel-kabel diberi isolasi standar SNI
dililitkan menutupi sambungan kabel sampai benar-benar
menutupi. Untuk sambungan-sambungan kabel yang
berdekatan + dan – diberi isolasi ganda dan tidak sejajar
cara penyambungannya. Untuk titik cabang 5 sebenarnya
hanya buat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan
diperluas.

Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan


pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya
titik cabang 5 (jika ada titik sambung 5 maka jalur penyambungan stop
kontak 2 berasal dari titik sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5
dihilangkan maka penyambungan stop kontak 2 diambil dari titik
sambung 4. Untuk
pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun
stop kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan diatas.
Kemudian pada ttik cabang 4 seperti
terlihat pada gambar diata.

X. PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI SNI-02.10.6.7 1,000 Bh


AIR
1 Bak air fiber glass kap. 0.5 M3

Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk


Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses
pengujian material/bahan wastafel dan bak viberi di
workshop terlebih dahulu diajukan spek yang digunkan
berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah
mendapatkan persetujuan di ajukan sampel bahan yang
digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh
direksi.

Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali

Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan kelokasi
tempat pemsangan bak air dan wastafel.
Proses pemasangan
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis berupa
brosur-brosur dan ditunjukan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan dan penyetelan
6. Tes uji hasil instalasi

2 Klosed jongkok poselin SNI-02.10.6.2 5,000 Bh


Untuk memperkuat kedudukan kloset pada lantai, selain memakai adukan yang kuat juga memakai baut yang
ditanam kepalanya dibawah dasar kloset. Sebelum kloset dipasangkan, terlebih dahulu dibuatkan dudukan yang
dilengkapi dengan pemasangan pipa pembuangan yang menembus pondasi. Di samping kloset duduk tersedia bak
kecil yang letaknya disebelah kanan, agar tangan kanan mudah mengambil air. Kran air bersih diletakkan diatas
bak penampung air bersih, yang letaknya mudah dijangkau oleh tangan yang sedang buang air besar di atas kloset
jongkok tersebut.
Clos et jongkok

**Contoh ilustrasi gambar pemsangan


4. Langkah Kerja f. Meletakkan kloset pada
a. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dudukan yang telah disiapkan
b. Buat galian untuk pemasangan pipa pembuangan g. Memasang porselin disekeliling
c. Buat tempat dudukan untuk meletakkan kloset jongkok kloset h. Membuat bak penampung air
d. Menyelesaikan tiap sambungan dengan adukan kedap air bersih
e. Menutup lubang galian setelah pemasangan pipa galian i. Test instalasi
selesai
3 Kran air Ø 1/2inci SNI-02.10.6.35 5,000 Bh
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis berupa
brosur-brosur dan ditunjukan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan kran
6. Tes uji kran
Pada tes hasil pemasangan kran berupa pemberian tekanan air yang mengalir melalui kran apakah lancar
Tidak terdapat muncratan air/bocor pada sambungan pipa dengan kran, uji kelancaran buka tutup kran
Apakah kran dengan sempurna menutup aliran air pada kondisi off.

4 Pipa PVC Ø 4" (instalasi saluran air kotor)


5 Pipa PVC Ø 3" (instalasi buangan air sabun)
6 Pipa PVC Ø 3" (instalasi buangan air dari wastafel
7 Pipa PVC Ø 3/4" (instalasi air bersih)
8 Pipa PVC Ø 3/4" (instalasi air dari tower)
Pemasangan Pipa.
 Pada Pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis kotoran
umpamanya bekas puing-puing/batu, alat-alat bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat
mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air dalam pipa.
 Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam galian harus langsung dipasang dan disetel sambungannya
dan kemudian diurung dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Pengawas. Serta dipadatkan dengan
sempurna kecuali pengur ungan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya
berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara
penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Pengawas. Tikungan/belokkan
(Vertical/Horizontal) tanpa elbow/end dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara
dua pipa tidak boleh lebih dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan. Perubahan tanah
peletakkan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksankan dengan penyambungan bend/elow yang sesuai,
begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau tee eros (sesuai kebutuhannya). Peil dari peletakan
pipa serta dalamnya terhadap muka tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat
persetujuan Direksi Pengawas. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar pipa dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus
terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari. Pada waktu
pemasangan pipa, galian untuk peletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian
dalam. Semua pemasangan fiting penyambungan pipa seperti tee, Elbaw/bens dan sebagiannya harus
diberi blok-blok penahan dari beton dengan campuran 1 pc : 2 psr : 3 krl. Pada ujung-ujung pipa yang
terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masukkan kotoran/benda- benda asing/air kotor kedalam
pipa.
 Material yang gunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli,
ter/aspal atau bahan-bahan pelumas lainnya. Semua ujung pipa yang menuju septitack atau ujung kloset
yang ditinggalkan sementara akan ditutup (didop/pulg) dan diberi beton penahan sesuai arahan Direksi.
 Apabila benar-benar diperlukan, pemotong pipa dapat dilakukan Kontraktor Pelaksana dengan
persetujuan
Direksi Pengawas dan harus dilaksanakan dengan alat yang sesuai/ khusus untuk jenis atau bahan pipa yang
dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan. Ujung-ujung bekas pemotong harus dilakukan dengan
alat-alat yang sesuai misalnya gurinda.
Penyambungan Pipa
 Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik,
pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Direksi Pengawas.
 Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pipa GI (Galvanis Iron Pipe) dengan sambungan ulir.
b. Pipa Polyvinil Caporitide ( PVC) dengan sambungan cincin karet (rubber ring joint) atau dengan solvent
Cement sesuai dengan daftar volume pekerjaan.
Sambungan dengan Solvent Cemet
 Bersihkan bagian pipa yang akan disambung dari debu, kotoran dan air.
 Beri tanda pada pipa sepanjang dalamnya socket.
 Oleskan solvent dengan kwas yang tipis sampai merata pada bagian ujung luar pipa yang akan
disambung sepanjang sama dengan bagian socket. Kalau sudah diberi solvent cement, pipa segera
ditekan masuk ke dalam socket.
9 Ground Tank
10 Avour bahan plastik
11 Washtafel
12 Urinoir
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan kelokasi tempat
pemsangan bak air dan wastafel.
Proses pemasangan
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis berupa
brosur-brosur dan ditunjukan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan dan penyetelan
6. Tes uji hasil instalasi

13 Septicktank
14 Resapan kapasitas
Untuk pelaksanaan pembuatan septitank dilakukan rentan pertengahan pelaksanaan pekerjaan secara umum
guna
mendapatkan posisi dan ketepatan pelaksanaan dengan pekerjaan instalasi air kotor, tahapan-tahapan
pelaksanaan antara lain :
1. Pangukuran dan penyetelan mal kerja
2. Proses galian tanah untuk septitank
3. Pembuatan dinding dan lantai septitank baik pasangan bata atau cor-coran beton.
4. Pembuatan lubang dudukan untuk pipa instalasi air kotor 2”
5. Pembuatan cor-coran penutup septitank dan pemasangan pipa udara

XI. PEKERJAAN PENGECATAN


Cat Tembok dan Plafond
1 Cat tembok bagian luar
2 Cat tembok bagian dalam
3 Cat plafond dan partisi
4 Cat list plafond
Cat Kayu
5 Cat kusen
6 Cat daun pintu
7 Cat daun jendela
8 Cat papan listplank
1 Pengecatan Tembok
Volume Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan yang tersedia
Penyelesaian Pekerjaan Rata - Rata
a. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding bagian luar dan dalam pada detail sesuai gambar kerja.
b. persyaratan bahan
 cat dinding luar/exterior Sesuai dengan dokumen lelang
 cat akhir untuk exterior Sesuai dengan dokumen lelang
 cat dinding dalam/interior Sesuai dengan dokumen lelang
 cat akhir untuk interior Sesuai dengan dokumen lelang
 cat akhir gloss untuk interior Sesuai dengan dokumen lelang
c. syarat pelaksanaan
 pengendalian kerja ini menggunakan sistem pabrik dan standarisasi pada PUBI 1982 pada pasal 54 dan NI-4
 pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari debu, lemak, minyak dan
lainnya.
 proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan lain
 bidang pengecatan di plamur
 cat dasar
 setelah mendapatkan persetujuan dari direksi baru tahapan berikutnya
 bahan sampel pengecatan di ajukan sampel ke direksi, setelah mendapat persetujuan dilakukan ke
berikutnya

40
40
 test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas. Setelah acc
tahapan berikutnya.
 proses pengecatan dengan persyaratan hasil sesuai dengan dokumen lelang dan arahan
dari direksi/pengawas
 menggunakan tenaga terampil
 cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan lokasi
 Pekerjaan cat tembok dan plafond
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin
besar
luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru selayaknya
kita
tidak langsung enggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus
memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga
tidak
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang paling baik,
anda bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting anda bisa
memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh
jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang
gagang kuas. Teknik ini paling baik ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda
melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya anda perlu melakukan percobaan kekentalan cat untuk
mendapatkan komposisi campuran yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap.
Pencelupan cat yang baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember
tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda menarik kuas dari tempat
cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat berlebih
menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas
secara perlahan dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan. Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding, lakukan penyapuan
kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah
hor izontal atau arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan
tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah.
Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan, dimana akan akan kelihatan
apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat
kembali lapisan kedua atau seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil
pengectan yang diinginkan. Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat anda
lakukan sebagai berikut :
 Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan seluruh permukaan ujung
kuas arah orizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya saat penegectan anda membuat satu arah yang
beraturan.
 Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna bertemu, yang
disebut
“memotong,” gunakan ujung bulu kuas dengan miring
.
 Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil, sebaiknya anda
menggunakan
ukuran bulu kuas yang kecil. terlebih dahulu kita harus memastikan permukaan rol benar benar rata
dan
tidak mempunyai serat yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya hal yang
dilakukan
adalah membasahi kuas rol dengan
air.
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu akan melakukan
percobaan
komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan berapa lapisan akan melakukan
pengectan.
Lakukan terlebih dahulu percobaan pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi
kekentalan cat , selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke
tengah-tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni sampai
lereng ember, kemudian ber henti beberapa waktu .Lakukan hal ini dua atau tiga kali untuk
memastikan cat terserap oleh kuas roler. Lalu, celupkan roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung
sampai ke lereng sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa mengulung kuas
dari lereng dan jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan
siap untuk dicatkan ke dinding. Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan dari ember cat,
untuk menghindari tetesan, lakukan penyapuan kedingding dengan mendorong kuas menjauh dari
tubuh anda. Metode yang paling efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter
persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa
mengangkat roller dari dinding, seolah- olah kita menulis huruf M besar, W, atau mundur N.
Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi ruang kosongan dari
huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol
dengan perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di kuas rol, jika
tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang sama lalu anda melakukan pengecatan ke
daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai anda cat. Setelah pengecatan lapisan pertama
sudah selesai dan kering anda bisa memperhatikan apakah hasil pengectan sudah maksimal, jika
belum lakukan pengecatan lapisan kedua. Sebelumnya lakukan pengetestan pada suatu luasan
tertentu untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan.
Pekerjaan Cat Kayu Dan
Politur
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan sesuai kebutuhan,
semakin
besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru
selayaknya
kita tidak langsung menggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita
harus
memeriksa bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar
dan juga tidak terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang
paling baik, anda bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting
anda bisa memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas
dengan seluruh jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan
untuk memegang gagang kuas seperti yang anda akan memegang raket tenis. Teknik ini paling baik
ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda melakuan pengecatan sebenarnya,
sebelumnya diperlukan melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi campuran
yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap. Pencelupan cat yang baik adalah
mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember tempat cat. Anda harus bisa
mengatur sampai kuas menyerap cat.
 pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari debu, lemak, minyak
dan lainnya.
 Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan adalah semua kusen-kusen, list kaca, list plafond, kisi-kisi ,
daun jendela, listplank dan seluruh permukaan kayu yang di expose.
 Cat kayu yang digunakan adalah kwalitas baik, bahan cat yang digunakan terlebih dahulu
mengajukan contoh untuk disetujui direksi, warna cat ditentukan kemudian diajukan contoh warna
cat untuk disetuji direksi.
 Pekerjaan dempulan, meni, plamir, dan penghalusan (amplas) harus dilaksanakan hingga rapi dan
halus sebelum pengecatan dilaksanakan.
 Polituran dilaksanakan untuk semua daun pintu Panil diulang-ulang sampai halus. Sedangkan
pekerjaan pengecatan kayu dan dilaksanakan minimal 2 kali cat utama, 1 kali cat dasar, 1 kali meni.
 proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan
lain
 Pengadukan hingga
jenuh.
 test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas. Setelah acc
tahapan
berikutnya.
 laspisan pertama woodfiller, dioles merata keseluruh bidang cat kayu, dihaluskan dahulu
dengan amplas.
 lapisan kedua wood stain gunakan alat spry gun dilakukan setelah kondisi 75-90 % kering, dan diulang
3 kali dengan sistem cat perlapis
 laspisan ketiga: cat dasar jenis seading sealer gunakan sepry gun disemprot tipis untuk
semprotan
pertama & dibiarkan kering./ perlapis
 menggunakan pengencer jenis thiner dengan perbandingan 1 : 1, sistem perlapis dan
dikeringkan/lapis.
 lapisan 4,5, dan 6 cat akhir top coat melamic clear, menggunakan spry gun pengencer dengan
thiner
super, bila musim hujan ditambahkan 5 % reather RD 02 pada thiner A spesial, rentang waktu pelapisan
12 jam.
 cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan
lokasi

XII. PEKERJAAN LAIN-


LAIN
1 Relling tangga dari besi hollow Ls 6,600
M2
Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa tahapan pelaksanaan. Pekerjaan ini dapat
dikategorikan
dalam pekerjaan workshop las dan fabrikasi logam, pengadaan dan pemasangan produk yang sudah jadi
di
wrokshop. Proses Pembuatan rangka besi hollow dibuat terlebih dahulu dirakit diworkshop, sehingga nanti
tinggal
dipasang saja. Bahan yang sudah jadi disimpan digudang sampai proses pemasangan dimulai. Pada dinding
bata dibuat lubang-lubang untuk tempat dudukan bahan dan untuk tata letak dari pemasangan bahan dibuat
sedemikian rupa dengan ukuran sesuai gambar kerja , untuk penyetelan ketegakan bahan baik vertikal
maupun horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan
waterpass (benangan).
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji
produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di workshop bengkel
las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu diajukan spek
yang digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah mendapatkan persetujuan di ajukan
sampel bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan
kembali
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan ke work shop
tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi
baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang
digunakan dalam perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di work
shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan yaitu pemotongan,
penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri dengan proses pengemasan
bahan dan difinish dengan proses pengecatan dengan air kompresor.
 Tahapan
Pengemasan.
Bahan yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi dan bentuknya, setelah
mendapatkan
persetujuan barulah bahan jadi tersebut di beripengaman dari busa disetip sudutnya dan diberi pelindung
dan
dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena benturan, jatuh, proses penumpukan dan
lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking dibawa kegudang penyimpanan untuk menunggu proses
pemasangan.
 Tahapan Pengangkutan dan
Pemasangan.
Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana lapangan setelah
acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat pemindahan dari gudang
ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih dahulu pada dasar bak
truck
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan ujung pintu. Setelah
itu
dibawa ke lokasi
pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung di
lapangan.
1. Bahan-Bahan dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam
gambar.
2. Pemasangan Bahan-bahan ini harus betul-betul tegak sehingga pasangan tidak berubah letaknya
pada
waktu pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan Rangka besi hollow maupun bahan yang menempel pada kolom-kolom beton,
maka
Pelaksanaan pemasangan di lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk pemasangan
baut atau kait besi untuk penyatuan pegangan.

PEKERJA AN FINISHING DAN ASBUILT DRA WING


1. Pembuatan Gambar Asbuilt
Drawing
Pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan
Pekerjaan
Pembuatan Asbuilt Drawing Dokumentasi
Kegiatan 0% - 100 % Pembuatan Laporan
Penyelesaian Pekerjaan Administrasi
kegiatan masa pemeliharaan PHO & FHO
Pekerjaan

2. Demobilisasi
Peralatan
Demobilisasi yang dimaksud disini adalah penarikaan alat utama dari proyek hal ini dilaksanakan apabila
semua
pekerjaan fsik oleh direksi dinyatakan selesai, untuk masa pemeliharaan akan disediakan 1 set alat yang
tetap
disiapkan selama masa pemeliharaan, dan untuk tenaga akan ditunjuk dan disiapkan stand bay dilokasi
minimal
2 orang selama masa pemeliharaan dan untuk kontrol dari pihak kontraktor akan menyiapkan
dan
menjadwalkan minimal 2x per minggu guna mengecek kondisi fisik pasca
PHO.
Selama masa pemeliharaan kami berupaya untuk mengontrol fisik bangunan, melakukan perbaikan,
perawatan
& pelaporan setiap minggunya, bila mana terjadi kerusakan yang sifat teknis dan non teknis kami
tetap
melakukan perbaikan dan penjagaan, item-item masa pemeliharaan antara lain
:
 Perawatan Fisik
Bangunan
 Cek dan Service
 Pengukuran
kembali
 Dokumentasi selama masa
pemeliharaan
 Penempatan & Penjadwalan kontrol personil
perusahaan
 Penyediaan tenaga siap saat selama masa
pemeliharaan
 Penyediaan set peralatan untuk
service

Finishing Pekerjaan/Tahpa Akhir


Pelaksanaan
Pekerjaan fnishing yang dimaksud disini adalah melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap
semua
hasil pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Selain itu juga pekerjaan finishing yang dimaksud disini adalah
melakukan pembersihan-pembersihan diseluruh area atau lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan yang sudah
tidak terpakai. Pekerjaan finishing ini menjadi sangat penting karena akan mencerminkan hasil akhir yang baik
sehingga semua kekurangan-kekurangan yang ada sudah disempurnakan.
Setelah itu juga sebagai akhir dari proses pelaksanaan pekerjaan adalah melakukan pengecekan bersama antara
; Pemilik Proyek dan Kontraktor dalam rangka melakukan dan melaksanakan Penyerahan Pekerjaan Tingkat
Pertama (PHO). Setelah dilakukan pengecekan, semua kekurangan dan kerusakan yang terjadi harus segera
diperbaiki sampai dengan pelaksanaan Penyerahan Pekerjaan Tingkat Kedua (FHO). Semua biaya-biaya yang
timbul sebelum penyerahan kedua dilakukan adalah mer upakan tanggung jawab Kontraktor.

Masa Pemeliharaan dan Jaminan Kondisifisik Pasca


Pelaksanaan.
Masa Pemeliharaan merupakan bagian dari tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap peyedia jasa
atau
Direksi pemilik proyek, masa pemeliharaan ditentukan 180 hari kalender atau sesuai dokumen lelang,
segala
kerusakan yang timbul selama masa pemeliharaan akan diadakan pemeliharaan sesuai dokumen lelang untuk
hal
itu perusahaan akan meyediakan fasilitas-fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk menunjang

hal

tersebut, bentuk-bentuk peyediaan sumber daya akan diadakan dan selalu berkoordinasi dengan pihak direksi

hal- hal tersebut antara lain :
Penyediaan sumberdaya manusia :
 Pengawas kontroling per
minggu

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan untuk
:
PROGRAM : PROGRAM REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS
LLAJ
KEGIATAN : REHABILITASI/ PEMELIHARAAN TERMINAL/
PELABUHAN
PEKERJAAN : REHABILITASI TERMINAL GINTE
DOMPU
LOKASI : KABUPATEN DOMPU - NUSA TENGGARA
BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2012
Metode pelaksanaan ini kami buat sebagai salah satu persyaratan dalam penawaran pekerjaan ini dan
tentunya
dapat menjadi panduan dalam rangka melaksanakan selanjutnya jika kami ditunjuk sebagai pemenang
dan
pelaksana pekerjaan ini. Dan tentunya kami menyadari bahwa dalam penyampaian Metode Pelaksanaan ini
masih
banyak kekurangannya sehingga kami masih membutuhkan bimbingan dari Direksi atau Pengawas Pekerjaan
dan Konsultan untuk mendapatkan metode pelaksanaan pekerjaan yang lebih sempurna sehingga kami dapat
melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. metode ini kami buat dengan penuh tanggung jawab,
yang bedasarkan speksifikasi teknis yang diminta dalam dokumen lelang, dengan menggunakan sistem metode
kerja, take object preview and owner coordination semua pekerjaan dapat kami selesaikan tepat waktu

MUHAMAD SUBAHAN,
SE Direktur

44

Anda mungkin juga menyukai