PROGRAM
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
TAHUN ANGGARAN
URAIAN PEKERJAAN
Kontraktor akan membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada
saat
selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-
gudang
penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan
proyek.
PENDAHULUAN
TUGAS DAN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan lokal sekunder tahap I (pertama) Kewajiban umum dan
tanggung
jawab dari kontraktor pelaksanan dapat kita uraikan sebagai berikut :
Melaksanakan Kontrak / proyek
Bertanggung jawab atas keselamatan lokasi pekerjaan
Harus mengenal sebaik mungkin daerah lokasi proyek sebelum melaksanakan kontrak.
Memberitahukan kepada Direksi bila menemui kesulitan yang tak terduga sebelumnya, yang
diperkirakan tidak mungkin akan terjadi dan hal ini akan menimbulkan biaya tambahan atau pengurangan..
Bekerja menurut instruksi – instruksi yang dikeluarkan oleh direksi dan menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi kualitas yang telah ditetapkan dan dapat diterima dengan memuaskan oleh pemilik /
direksi.
Mempersiapkan suatu rencana kerja dengan perincian tertulis tentang penyelenggaraan / pengaturan dalam
melaksanakan pekerjaan.
Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan bila diminta oleh direksi, maka harus
merencanakan kembali rencana kerja, agar dapat tepat waktu penyelesaiannya.
Hanya memperkerjakan tenaga ahli yang terampil dan staf pelaksana yang berpengalaman.
Mengeluarkan tenaga yang dianggap tidak mampu oleh direksi dan tidak sesuai untuk pekerjaan
yang ditugaskan.
Menetapkan lokasi pekerjaan, bekerja menurut arah dan patok ( Benc Mark ) yang telah dibuat.
Bertanggung jawab sepenuhnya atas kecelakaan dan cidera yang dialami oleh pekerja dalam melaksanakan
tugasnya dan mengasuransikan pekerja terhadap kecelakaan serta cidera tertentu dengan perusahaan
asuransi atau Jamsostek.
Mencegah kerusakan jalan yang digunakan untuk umum yang diakibatkan oleh mobilitas alat dan material.
Menjaga lokasi proyek agar tetap bersih dan rapi serta membuang bekas – bekas pekerjaan persiapan
yang tidak digunakan lagi.
Membersihakan lokasi proyek bilamana selesai mengerjakan.
JENIS PEKERJAAN
A REHAB HANGGAR SAYAP KANAN
I PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
BONGKARAN II PEKERJAAN TANAH DAN
PASIR
III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
V PEKERJAAN BETON
VI PEKERJAAN ATAP
VII PEKERJAAN PENGECATAN
1
VIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
2
B REHAB KANTOR PENGELOLA TERMINAL
I PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN
II PEK. TANAH, PASIR, PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN
III PEKERJAAN BETON
IV PEKERJAAN ATAP
V PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
VI PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
VII PEKERJAAN KUSEN, DAUN DAN KACA
VIII PEKERJAAN ASESORIES PINTU DAN JENDELA
IX PEKERJAAN LISTRIK
X PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI
AIR XI PEKERJAAN PENGECATAN
XII PEKERJAAN LAIN-LAIN
MANAJEMEN
PROYEK
Secara garis besar Manajemen menurut para ahli manajemen dapat dikategorikan menjadi 4 bidang
yang
berkesinambungan yaitu : “ Planning”, “Organizing”, “Actuating” dan “Controling” atau disingkat
dengan
POAC.
A. Planning ( Perencanaan )
Perencanaan disini mengandung peranan yang sangat penting, karena dari sinilah semuanya akan dimulai.
Keberhasilan pelaksanaan proyek tergantung kepada kecermatan pembuatan dan kesinambungan
perencanaan. Semua kegiatan yang terkait dan sumber daya yang diperlukan haruslah diorgasir dengan
baik. Semua harus diprogram yang merupakan dasar dari rencana kerja. Kegiatan yang berurutan dari
pekerjaan ini haruslah ditetapkan dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan diperhitungkan dengan
cermat sehingga dapat dicapai efsiensi. Hal ini tentunya akan berkaitan dengan penggunaan cash flow –
nya.
1. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.
Dalam pekerjaan ini ada methode yang kami pergunakan, yaitu
:
Time Schedule dengan Barchart dan curva
S
Time Schedule dengan Barchart dan curva
S
Barchart merupakan bentuk paling sederhana dari system rencana. Kegiatan yang akan
dilakukan
digambarkan dalam bentuk diagram balok pada skala waktu. Hal ini dapat dibaca lamanya waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Dalam pembuatan time schedule pertama–tama kita harus ketahui lebih dulu jenis – jenis kegiatan
yang ada pada pekerjaan tersebut, kemudian ditentukan urutan – urutan kegiatannya. Hal ini akan
memudahkan bila dibuatkan bagan kerjanya terlebih dahulu.
Selain itu kita harus menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
item pekerjaan, dengan mengetahui volume dari item pekerjaan tersebut dan kita tentukan methode
serta analisa yang kita pakai maka durasi pekerjaan tersebut dapat kita hitung.
B. Orgainizing (Pengorganisasian)
1. Ciri – ciri
Organisasi
Organisasi adalah merupakan suatu bentuk kerjasama. Kerja sama tersebut berlangsung dengan aturan
dan prinsip – prinsip tertentu, dengan demikian harus ada bentuk dan susunan sehingga merupakan
struktur. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat didalamnya telah memiliki suatu perjanjian untuk
terikat guna mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam masyarakat modern telah timbul system pengorganisasian yang modern pula hal ini dapat
dilihat dari cirinya, yaitu :
Ketaatan dengan hal hal yang telah disepakati bersama, ketaatan tersebut disebut dengan
Disiplin, tanpa itu tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud.
Bersikap dengan spesialis dalam interdependensi, seorang hanya bekerja sesuai dengan
tugas
tertentu yang dikuasainya, akan tetapi ia tetap harus berhubungan dengan orang lain dalam
organisasi dalam rangka keterkaitan tugas. Jadi terdapat keadaan saling ketergantungan satu sama
lain.
Seseorang dalam organisasi ini menghargai prosedur, karena memahami kerancuan yang
akan
timbul bila ia tidak bersikap demikian dalam bekerja ( Fungsional ).
2. Type
Organisasi
Penyusunan Organisasi didasari agar didapatkan hasil kerja yang optimal. Harus dapat
dijamin
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan yang berarti bekerjanya setiap fungsi itu dengan baik. Type
sistim
organisasi Lini dan
Staff
merupakan type paling sempurna, dimana bagian – bagian yang merupakan organisasi lini yang
berhubungan satu sama lain menurut garis komando, secara vertical sejak dari menejer sampai tingkat
yang paling bawah merupakan garis komando sedangkan secara horizontal merupakan hubungan antar
lini.
Bagan lengkap Struktur Organisasi yang kami gunakan dalam pekerjaan ini, kami lampirkan
pada
Lampiran Struktur
Organisasi.
Jabatan Logistik
Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Gudang dan Logistik
2. Mencatat dan mendata semua bahan dan peralatan yang sudah , sedang dan yang akan digunakan.
3. Bertangung jawab penuh semua aktiftas gudang dan logistik
4. Bertangung jawab penuh terhadap pengadaan dan pemenuhan bahan dan peralatan
5. Bertangung jawab penuh terhadap keamanan bahan dan peralatan
6. Bertangung jawab penuh terhadap mutu bahan dan peralatan yang digunakan
7. Memonitor penggunaan bahan dan peralatan secara rutin
C. Actuating ( Pergerakan )
Pergerakan adalah aktivitas – aktivitas utama dari kepala proyek yang meliputi :
1. Directing ( Pengarahan )
Yaitu kegiatan kepala proyek memberikan pengarahan kepada bawahannya mengenai tujuan,
sasaran
yang hendak dicapai dan masalah – masalah yang mungkin akan dihadapi serta bagaimana kebijakan
(
Policy ) yang harus dipegang. Jadi directing erat sekali kaitannya dengan pelimpahan wewenang
dalam
rangka pengorganisasian dan berlangsung dalam prinsip kesatuan
komando
2. Communicating ( Kamunikasi )
Fungsi ini sangat menentukan karena manejemen pelaksanaan akan bisa berjalan melalui jalan
pikiran
dan kegiatan orang – orang. Dengan adanya komunikasi yang efektif akan terjadi hubungan
kerjasama.
3. Leadership ( Kepemimpinan )
Di tangan pemimpin inilah proyek dapat berjalan dengan effsien, efektif dan tepat. Disini dituntut
untuk
dapat mengambil keputusan – keputusan yang tepat baik menurut isi, bentuk dan
waktunya.
4. Motivating ( Motivasi )
Adalah merupakan penciptaan iklim dasar psikologi yang sepositif – positifnya bagi pekerja serta
personil proyek dengan mengingat factor dasar psikologis manusia pada umumnya. Pemberian motivasi
ini dapat berupa :
a. Perangsang kerjan yaitu pemberian nilai lebih, bonus dan lain
sebagainya
b. Penyediaan fasilitas dan ruang kerja yang nyaman serta perintah yang mudah
dimengerti.
c. Menghargai hasil kerja bawahan dengan jalan memberikan pujian dan lain
sebagainya.
5. Facilitating ( Penyedian Fasilitas )
Penyedian fasilitas ini sangat penting guna efisiensi dan effektifitas kerja selain juga meningkatkan
daya kerja bawahan. Bila hal ini dilalaikan biasanya akan berimbas kepada waktu dan biaya yang akan
banyak tebuang, karena pekerja harus mencari sendiri kebutuhannya.
D. Controlling ( Pengendalian )
Pengendalian pada dasarnya merupakan proses pengawasan dan evaluasi terhadap setiap aktivitas
yang dilaksanakan dilapangan dikaitkan dengan planning atau rencana yang telah ditetapkan.
Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting bagi suksesnya pelaksanaan konstruksi,
karena pada periode ini segala sesuatu yang berhubungan dengan evaluasi desain maupun persiapan
pelaksanaan berupa survey sumber material, tenaga kerja maupun penyiapan peralatan haruslah betul-betul
matang dipersipakan untuk menjamin tidak terhambatnya pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu diparhatikan dalam tahapan ini adalah
:
1. Pemberitahuan kepada instansi yang terkait, diharapkan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan
sehingga
terjalin kerjasama yang baik.
2. Mengadakan Pre Construction
Meeting.
3. Pengukuran pekerjaan untuk membuat Shop
Drawing
4. Pengambilan foto data 0
%
5. Mobilisasi tenaga kerja dan
peralatan
6. Pembuatan kantor Direksi dan Kontraktor beserta
fasilitasnya.
7. Penentuan Borrow Area material yang memenuhi standart
spesifkasi
8. Pengajuan material fabrikasi juga perlu diajukan untuk medapatkan
persetujuan.
9. Volume material pada quary apakah mencukupi untuk menyuplai selama masa
pelaksanaan.
10. Mutu material pada quary apakah sesuai dengan spesifasi yang telah ditentukan dan hal ini
harus dibuktikan dengan mengirim contoh material dari quary ke laboratorium untuk diuji
mutunya dan selanjutnya diakan Mix Desain.
Peil Dan
Pengukuran
a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memberitahukan kepada Direksi pekerjaan bagian
pekerjaan
yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketetapan-ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dalam tiap
pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan jika ada perselisihan/perbedaan-
perbedaan ukuran untuk diberi keputusan. Tidak dibenarkan Kontraktor Pelaksana membetulkan sendiri
kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya, maka ketetapan peil-
peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
d. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketetapan peil dan
ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan. Kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam hal ini akan ditolerir
dan Direksi pekerjaan berhak untuk membongkar pekerjaan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam
Rencana Kerja & Syarat-syarat serta gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
b. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi pekerjaan tentang setiap perbedaan yang ditemukan
didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana dapat
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakan pekerjaan setelah ada persetujuan secara tertulis
oleh Direksi.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun menjadi tanggung
jawab
Kontraktor Pelaksana.
Kantor Direksi, Kontraktor Pelaksana Dan
Gudang
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan yang dilengkapi dengan ruang
rapat,
ruang direksi lengkap, serta fasilitas kamar mandi/WC. Perlengkapan personil antara lain topi
pengaman dan alat-alat ukur lengkap.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan Kontraktor Pelaksana akan membuat
gudang.
c. Pembuatan kantor Kontraktor Pelaksana juga menyediakan perlengkapan seperti kantor Direksi
pekerjaan
serta fasilitas kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari.
d. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku harian untuk
catatan-
catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam pelaksanaan berupa buku tamu, buku direksi/pengawas.
Jenis laporan/catatan yang akan dibuat adalah :
1). Laporan Harian, yang terdiri dari :
a. Catatan kemajuan fsik setiap hari;
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari;
c. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh pengawas lapangan;
d. Catatan sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari;
e. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan pencatatan lebih
lanjut.
2). Laporan Mingguan;
3). Buku tamu/Direksi;
4). Buku pengawas lapangan.
Kebersihan Dan Ketertiban
a. Selama berlangsungnya pembangunan pekerjaan fisik di proyek, kebersihan halaman dan lingkungan
terutama jalan-jalan sekitar proyek, kantor, gudang los kerja tetap bersih dan material bangunan.
b. Penimbunan bahan-bahan material yang ada dalam gudang maupun berada di halaman bebas akan
diatur
sedemikian rupa agar tidak menganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan juga memudahkan jalannya
pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan membuat urinoir dan WC untuk pekerja.
Alat-Alat Kerja Dan Alat-Alat Pembantu
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efsien, misalnya : truk-truk, escavator, stemper, pompa
air, mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
b. Disamping akan menyediakan alat-alat yang diperlukan pada butir (a) dalam ini, Kontraktor Pelaksana
akan menyediakan tanda-tanda untuk bekerja pada waktu hujan/panas dan perlengkapan penerangan.
Pengawasan
a. Kontraktor Pelaksana akan mengadakan fasilitas-fasilitas untuk menguji, memeriksa setiap bagian
pekerjaan dan bahan serta peralatan yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari Pengawasan Direksi pekerjaan, jika
diperlukan untuk dibuka sebagian/seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
c. Jika Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (lembur) hingga pengawasan,
maka akan meminta permohonan untuk pelaksanaan pekerjaan dan segala biaya ditanggung Kontraktor
Pelaksana.
d. Wewenang Direksi pekerjaan dalam memberikan keputusan terbatas dalam soal-soal yang jelas
tercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar, RKS dan risalah penjelasan, penyimpangan lainnya akan
ada seijin pemilik proyek.
Pengukuran Dan
Pematokan
a. Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pengukuran dan
pemasangan
patok-patok ukur/duga dilokasi yang sudah disepakati.
b. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memberikan laporan
tertulis kepada Direksi pekerjaan.
c. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan Direksi pekerjaan, dan hanya
hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
d. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana akan mengajukan 3 (tiga)
lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepada Direksi untuk dimintakan
tanda tangan persetujuan penyimpangan tersebut.
e. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi
pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksi.
Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan
gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
Mobilisasi
1. Mobilisasi Personil
2. Mobilisasi peralatan
3. Mobilisasi tenaga
Setelah Direksikeet termasuk perlengkapannya seperti meja setengah biru 1 set, kursi tamu, kotak obat
P3K,
buku direksikeet maupun Barak Kerja sudah siap, baru kami mengadakan mobilisasi : peralatan
yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas dan tenaga kerja sesuai kebutuhan
menurut
perhitungan kebutuhan tenaga kerja maupun kebutuhan bahan sesuai dengan perhitungan kebutuhan
bahan pekerjaan tersebut diatas yang kami memobilisasi sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan
(Time Scedhule).
Pengamanan Lalu
Lintas
1. Bila diperlukan sebelum dimulai dan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
akan
membuat dan memasang tanda-tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua papan-papan dan semua tanda-tanda perhatian harus dibuat dari papanyang cukup tebal
minimal 3 Cm dengan warna dasar kuning dan bertuliskan " HATI - HATI ADA KEGIATAN PROYEK "
dengan warna hitam dengan ukuran panjang 100 Cm dan lebar 30 Cm atau disebut dengan ukuran
lain yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diketahui Direksi.
b. Pada malam hari, ditempat - tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu
(rambu- rambu) yang cukup jelas dan terang agar tidak terjadi kecelakaan dan dipasang menurut
petunjuk Direksi.
c. Pada alat-alat dan tumpukan bahan-bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari harus diberi
rambu-rambu seperti tersebut di atas.
2. Penutupan jalur lalu lintas harus terlebih dahulu ada ijin dari Polisi Lalu Lintas setempat, dan diurus
oleh
Kontraktor.
3. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalu lintas jalan macet dimana bila diperlukan Kontraktor
harus
menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
4. Penempatan alat - alat dan bahan - bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu lalu lintas
dan
jika terpaksa bahan - bahan tersebut diangkat dari tepi jalan tersebut selambat - lambatnya dalam waktu
1 x 24 jam.
5. Setiap kecelakaan yang disebabkan kelalaian Kontraktor untuk pengamanan seperti tersebut
diatas
sepenuhnya adalah tanggungan Kontraktor.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
A. REHA B HANGGAR SA YAP KANAN
1 Pembongkaran kolom hanggar sayap kanan Ls 1,00
Unit
2 Pembongkaran relling ruang tunggu hanggar Ls 1,00
Unit
3 Pembongkaran atap hanggar lama Ls 1,00
Unit
4 Pembersihan lokasi awal dan akhir pekerjaan Ls 1,00
Unit
5 Pengukuran/ pemasangan bowplank Ls 1,00
Unit
Direksi, Kantor Kontraktor Pelaksana Dan
Gudang
Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan tempat untuk para staf
2
Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal 36 M terdiri dari ruang rapat, ruang Direksi, gudang dan
KM/WC. Perlengkapan kantor minimal :
1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah
kursi
2 (dua) meja kerja dan
kursi
1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan kebutuhan
untuk
menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk
rapat
1 (satu) buah lampu petromax
1 (satu) buah flling cabinet 3 (tiga)
rak.
Perlengkapan personil Direksi
pekerjaan.
6 (enam) buah topi
pengaman
6 (enam) pasang sepatu
lapangan
1 (satu) unit alat water
pass
1 (satu) unit alat ukur
theodolith
Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5 m. Kontraktor Pelaksana
juga
membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para kontraktor-kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaannya
diluar lingkup pekerjaan Kontraktor
Pelaksana.
Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti pasir, koral, besi beton dan
lain-
lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan
lantai plesteran.
Pekerjaan Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing
yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton dan rangka atap lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding bata, dan rangka atap lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC, dinding keramik KM/WC,
kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan
di
dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan
ke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari
sampah-
sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak
menggangu
jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter
dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton
diperlakukan
dengan metode khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi cairan
penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk bongkaran KM/WC semua
aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukan
perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam
ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.
Pengukuran Dan
Pematokan
Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pengukuran dan pemasangan
patok-
patok ukur/duga dilokasi yang sudah disepakati. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana
terlebih
dahulu akan memberikan laporan tertulis kepada Direksi pekerjaan. Hasil pelaksanaan pekerjaan
pengukuran
dimintakan persetujuan Direksi pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan
sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor
Pelaksana akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan,
kepada Direksi untuk dimintakan tanda tangan persetujuan penyimpangan tersebut. Apabila terdapat revisi,
hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi pekerjaan, hasil persetujuan tersebut
dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar
serta ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar
lama.
Pembersihan/Stripin
g
Seluruh daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan Direksi akan dibersihkan dari
pohon-pohon, tanaman, kayu-kayu, akar-akar, semak belukar, sampah dan bahan yang tidak terpakai dari
daerah yang ditentukan oleh Direksi. Material yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar dan dibersihkan
sesuai dengan petunjuk dari Direksi. Pohon-pohon di luar daerah tersebut diatas, tidak boleh ditebang
tanpa persetujuan Direksi. Semua yang ditebang dan laku dijual tetap menjadi milik Pemilik. Semua material
yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan kalau memungkinkan dibakar sekaligus. Pembakarannya
harus atas persetujuan Direksi dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pembakaran harus dilaksanakan secara sempurna hingga semua menjadi abu. Kontraktor akan memperhatikan
dan berhati-hati sekali agar api tidak menjalar ke luar daerah penebangan dan perlengkapan
pemadam kebakaran harus tersedia setiap saat. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembersihan
meliputi seluruh daerah permukaan yang dibersihkan, sesuai petunjuk Direksi. Pembayaran untuk
pembersihan sudah termasuk pada harga galian tanah yang dibuat harga satuan per meter kubik sebagaimana
tercantum dalam Rencana Anggaran dan Biaya Pekerjaan (BOQ), yaitu termasuk harga tenaga/pekerja,
material dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Pengupasan dilaksanakan pada semua
permukaan yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini meliputi
menghilangkan top soil/tanah permukaan, batu-batuan, akar-akaran, dan material lain yang tidak
diperlukan sampai kedalaman tertentu seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
Material pekerjaan pengupasan akan dibuang pada tempat yang disetujui Direksi. Material akan ditumpuk
dengan rapi dan tingginya sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penyediaan Air
Untuk memenuhi kebutuhan air dilokasi pekerjaan maupun di Barak kerja, fasilitas sementara penyediaan air
akan
diadakan dan tetap dipelihara berupa bak penampungan air dan di isi per periode tertentu. Kapasitas dan
kualitas
dari fasilitas tersebut akan diadakan secukupnya untuk memperlancar pelaksanaan dilapangan dan untuk
memenuhi kebutuhan di Barak Kerja, sumber pengambilan air dari PDAM setempat atau sumber-sumber air
bersih seperti air sumur atau air sungai yang dinyatakan layak untuk kebutuhan campuran konstruksi.
11
11
Untuk identitas pekerjaan di lapangan Kontraktor akan membuat papan nama pekerjaan dari bahan triplek
tebal
1,2 cm dengan bagian tepi diberi lis 5 cm, tulisan-tulisan pada papan nama seperti gambar rencana, atau
menurut
petunjuk Direksi. Pembuatan papan nama proyek dibuat segera setelah keluar surat perintah kerja (SPK)
bentuk
dan dimensi papan nama proyek beserta jenis hurup yang digunakan disesuaikan dengan dokumen lelang,
papan
nama proyek dipasang pada area proyek yang mudah dilihat oleh umum tidak terhalang dilihat, ditancapkan
dan
diberi penguatan dan dudukan supaya tidak mudah
roboh.
V. PEKERJAAN BETON
1 Beton lantai kerja 3,744 M3
Proses pengecoran lantai kerja/rabat beton tanpa
tulangan
Pekerjaan Rabat Beton adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton sesuai dengan
Spesifikasi
Teknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini adalah pekerjaan beton tanpa penulangan
dan
untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau rabat dipermukaan lantai ata sesuai dengan dokumen
lelang.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan
material
pokok yaitu Semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga
kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu
Mollen (alat untuk membuat campuran beton).
2. Mutu Beton
Mutu beton sturuktur adalah K-175 atau sesuai dokumen lelang, untuk beton praktis ( Kolom praktis , rink balk
dan lain-lain sebagai penopang tembok ) dalam pekerjaan ini dipakai campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dengan mutu
beton K225 atau sesuai dengan dokumen lelang, Untuk lantai rabat beton dan lantai kerja dalam pekerjaan ini
dipakai campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan mutu beton K175 atau sesuai dokumen lelang. dengan menggunakan
concrete mixer, dan mutu baja yang dipakai adalah BJTD-U24 Polos dan Ulir atau sesuai spesifikasi teknis. Untuk
pekerjaan plat beton dipakai beton dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr. Mutu karakteristik merupakan syarat
mengikat. Untuk menjamin kesaman mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan mix concrete untuk
pekerjaan Plat Beton.
a. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture), bilamana dianggap perlu tambahan untuk beton
dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut akan dengan persetujuan Ahli/Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
b. Pengadukan
Mix concrete semua pengandukan jenis beton akan dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas sesuai
spesifikasi yang dibutuhkan. Setiap kali membuat adukan pengadukan akan rata hingga warna dan
kekentalannya sama.
c. Takaran Perbandingan
Campuran
Semua bahan akan ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan
isi.
Pengecoran dan Pemadatan
Beton
a. Persiapan
Kontraktor akan menyiapkan jadual pengecoran dan menyerahkan kepada Direksi Lapangan
untuk
disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan
pengecoran.
Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan
kencangkan.
Sebelum pengecoran, semua cetakan,tulangan beton, dan benda – benda yang ditanamkan atau
dicor
akan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan akan diserahkan kepada Direksi Lapangan setidak-tidaknya 24
jam
sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda
asing
lain akan disingkiran dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk
serta
perlengkapan
pengangkutan.
Galian akan dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling struktur dapat efektif
dan menerus dicor.
Seluruh galian akan dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik dititik
sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik
untuk pengadaan bagi maksud penyempur naan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun digalian manapun, kecuali bila galian tertentu telah
bebas
air dan lumpur.
Penulangan akan sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam akan
bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat
mengurangi retakan, kereta pengangkut adukan beton yan beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke
pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama, masukan pantek baja, dan kemas cairan tanpa
adukan nonshrink.
Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan
lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.
Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton akan sesuai dengan persyaratan SKSNI
1991.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan
akan
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu
beton yang akan
dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat terbentuk blok-blok persegi atau
gelang-
gelang yang akan dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-
penahan jarak tersebut akan tersebar
merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton akan sesuai dengan PBI-71, ACI Commite 304 dan ASTM C94-
98.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran akan dilakukan dengan
cara-
cara dengan mana dapat mencegah pemisahan dari kehilangan bahan-bahan
(segregasi).
Cara pengangkutan adukan beton akan lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang
menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari
tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat
dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini Direksi Lapangan mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai
konstruksi. Kemiringan san panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maxsimum 1.50 m.
Adukan beton pada umumnya sudah akan dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air
dimulai.
Jangka waktu ini akan diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka akan dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam 3.8 PBI 71.
c. Pengecoran
Beton akan dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committe 304, ASTMC 94-98.
Beton yang akan dituang akan ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan
Horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi
Lapangan.
Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1.0 m. Bila diperlukan tinggi
jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui
akan diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari
ketebalan
30 cm dan jarak dari corong akanlah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi / pemisahan bahan-bahan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang
kedalam
struktur.
Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali
tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.
Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metode diluar ketentuan yang tercantum
didalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka ”
Kontraktor” akan membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi
Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.
d. Pemadatan Beton
Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/ vibrator, untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
Alat penggentar akan type electrik atau pneumatic power driven, type ”immersion”, beroperasi pada 7000
RPM untuk kepala penggentar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggentar
berdiameter 180 mm. Semua dengan amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai.
Alat penggetar cadangan akan dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat dilapangan dan
dilokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
Hal-hal lain dari alat penggetar yang akan diperhatikan adalah :
Pada umumnya jarum penggetar akan dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam
0
keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 C.
Selama pengggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
Akan dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena
itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras,
juga akan diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum , agar tulangan tidak terlepas dari
betonnya dan getaran-getaran tidak merambat kebagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih
tebal dari 30 – 50 cm berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal akan dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap – tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air
semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik.
Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum akan dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling
menutupi.
Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Pengehentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan. Penjagaan terhadap
terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan
untuk pekerjaan ini.
3. Perawatan Beton
Secara umum akan memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6 dan ACI 301-89.
Beton setelah dicor akan dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam
jangak waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
Masa Perawatan dan Cara Perawatan
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan akan berlangsung terus
menerus
selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran
0
akan dipertahankan tidak melebihi 30 C.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun akan tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan
dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses
lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi akan disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.
Bahan Campuran Perawatan
Akan sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-
75
4. Pembesian
Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspection)
Setiap pengiriman akan berasal dari pemilihan yang disetujui dan akan disertai surat keterangan
percobaan
dari pabrik. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan akan diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik lengkung, akan dilakukan di laboratorium Lembaha Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan
SII -0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain
yang merugikan terhadap kekuatan rekatan akan dibersihkan. Tulangan akan ditempatkan dan di pasang
cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari lunak. Sambungan mekanis akan ditest dengan
percobaan tarik. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan
baja oleh Direksi Lapangan. Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja
tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor akan menyerahkan sertifkat resmi dari
Laboratorium, Khusus ditujukan untukn keperluan proyek ini.
Bahan-bahan /Produk
Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24,
sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur. Tulangan polos dengan
diameter lebih kecil 13 mm akan baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. Tulangan ulir dengan
diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm akan baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2.
Tulangan Anyaman (Wire
mesh)
Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50/sesuai dengan dokumen lelang, mengikuti SII 0784-83.
Penunjang /Dudukan Tulangan (Bar
Support)
Dudukan tulangan akanlah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau batang
kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs)
Bolstren, kursi, spacer, dan perlengakapan – perlengakapan lain untuk mengatur jarak
:
Pakai besi dudukan tulang menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.
Jangan memakai kayu, bata, atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners dimana
bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan / mengenai
cetakan,
sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Jaminan Mutu
Bahan-bahan akan dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Sertifikat
dari
percobaan (percobaan giling atau lainnya) akan diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai.
Percobaan-
percobaan ini akan memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-sifat
fsik.
Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokan dan pembentukan Pemasangan tulangan dan pembengkokan akan sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971 Toleransi pembuatan
dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I 315.
Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan
ukuran batang, panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan akan hati-hati untuk menghidari
kerusakan.
Gudang di atas tanah akan kering, daerah yang bagus saluran-salurannya dan terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.
21
21
tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu diantara siar pelaksanaan
( Construction joints) yang telah disetujui.
Pemadatan Beton
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pemborong harus menyediakan
vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa adanya penundaan. Penggunaan vibrator tidak boleh
tegak lurus terhadap bidang cor. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
Pekerjaan Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton dan rangka atap
lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding bata, dan rangka atap
lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC, dinding keramik
KM/WC,
kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan di
dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus
disingkirkan
ke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari sampah-
sampah yang dapat merusak konstruksi
bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu
jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter
dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton
diperlakukan dengan metode khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi
cairan penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk bongkaran KM/WC
semua aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukan
perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam
ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.
1. Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan dilaksanakan kesiapan akan batu
kali, semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih dahulu dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih
baik baik dari segi waktu pelaksana.
2. Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang batu kali '( lening saluran )
hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar rencana.Bouwplank/profl
akan digunakan reng dan kayu gording dan dipasang.
3. Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan spesifikasi batu kali yang
ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah
hal ini untuk menjaga agar pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar.
4. Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 ) dimasukkan kedalam
mollen
setelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan semen tercampur secara merata
dan sewarna.
5. Setelah pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna dilanjutkan dengan menambahkan
air kedalam mollen dan diputar sampai dengan kedua bahan tersebut tercampu marata dan sewarna pula.
6. Spesi yang telah jadi dituang kedalam Bak penampung yang akan terbuat dari papan dan berbentuk
persegi yang mana spesi akan diangkut dengan ember.
7. Spesi - spesi yang telah tercampur lebih dari 30 menit tidak akan dipergunakan sebagai bahan
spesi.
8. Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja ) dan antara batu
yang satu dengan batu yang lain akan diberi spesi dan akan diusahakan setiap permukaan batu yang
diberi spesi kecil dari rongga-rongga. Bila dipandang perlu dalam pelaksanaan pasangan batu kali untuk
Lening talud ini.
9. akan dipasang drainase dari bambu atau pipa pvc. Demikian untuk seterusnya pemasangan batu kali
dipasang sampai dengan ketebalan, ketinggian dan ukuran lain terpenuhi. Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan pasangan batu sebagai pondasi dari bangunan.
30
30
Pemborong. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan
air semen. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam
waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambung antara beton
lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti yang telah dijelaskan sebelumya. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus
dilakukan seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar. Beton harus secepat mungkin dicorkan
setelah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat
dan penggeseran posisi tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu
diantara siar pelaksanaan ( Construction joints) yang telah disetujui.
Pemadatan
Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pemborong harus
menyediakan
vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa adanya penundaan. Penggunaan vibrator tidak boleh
tegak
lurus terhadap bidang cor. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus
dihindarkan.
KACA
16 Kaca polos t=5 mm daun pintu kaca SNI-02.12.6.17 1,700 M2
17 Kaca polos t=3 mm daun jendela SNI-02.12.6.16 3,165 M2
18 Kaca polos t=5 mm utk kusen J3 SNI-02.12.6.17 1,200 M2
19 Kaca polos t=5 mm utk kusen V1 dan VB1 SNI-02.12.6.17 2,640 M2
20 Kaca polos t=5 mm untuk daun pintu alumunium SNI-02.12.6.17 2,880 M2
21 Kaca polos t=5 mm untuk daun jendela alumunium SNI-02.12.6.17 5,035 M2
Pelaksanaan pekerjaan :
1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, fat glas, bening tidak bergelombang serta
dapat menahan angin 122
kg/m2.
2. Penggunaan kaca : 5 mm digunakan untuk Pintu kaca, jendela kaca, kaca silang (Bovenligt) 3mm sesuai
dengan
gambar kerja.
3. Pemasangan kaca akan tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan kaca akan diberi list didempul dan
difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila ditiup
angin.
4. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan kokoh, kaca yang telah terpasang
akan
dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak atau ada goresan akan
diganti.
Proses pemasangan.
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan rangka dan penyetelan
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
VIII. PEKERJAAN ASESORIES PINTU DAN
JENDELA
1 Kunci pintu SNI-02.12.6.1 6,000 Bh
2 Expanyolet SNI-02.12.6.11 1,000 Bh
3 Handle pintu Ls 4,000
Bh
4 Engsel pintu SNI-02.12.6.5 21,000 Bh
5 Engsel jendela SNI-02.10.6.6 16,000 Bh
6 Hak angin SNI-02.12.6.9 16,000 Bh
7 Grendel jendela SNI-02.12.6.7 8,000
Bh
8 Angker kusen Ls 138,000 Bh
a. Lingkup
pekerjaan
meliputi pengadaan bahan tenaga kerja dan perlengkapan2 serta alat-alatbantu lainnya. pengadaan,
pemasangan,
pengamanan, dan perawatan seluruh alat2 yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela, serta
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar kerja.
b. persyaratan
bahan
semua bahan/hardwere menggunakan mutu terbaik mekanisme kerja sesuai dengan gambar kerja semua
anak
kunci dilengkapai tanda pengenal terbuat dari aluminium yang tertera nomornya, pelat ini dihubungkan
dengan
anak kunci dengan cincin nikel, untuk anak2 kunci dibuatkan lemari dilengkapi dengan kaitan2 untuk
menaruh
kunci, dilengkapi dengan nomor pengenal dan lemari ini harus menggunakan engsel dan denah.
perlengkapan
daun pintu, sesuai dengan dokumen lelang. setiap kunci memiliki 4 buah anak kunci dan 1 kunsi master
kunci
tanam dipasng kuat pada rangka daun pintu. pembersihan hasil pemasangan yang menempel pada kunci
dan
bidang pasang.
c. Proses pelaksanaan
Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka peletakan kusen jendela
akan
dilaksanakan dan sama halnya dengan pemasangan kusen pintu ketegakan akan kusen jendela baik
vertikal
maupun horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan
waterpass.
penyerahan sampel bahan ke direksi / konsultan pengawas untuk memperoleh persetujuan. elevasi
pemasangan
engsel 28 cm dari sisi atas pintu ke bawah, engsel bawah dipasang max 32 cm (as) dari permukaan lantai
atas,
engsel tengah dipasang tengah2 antara kedua engsel tadi. untuk pintu toilet, memakai jarak tersebut.
penarik pintu handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
posisi lock harus di ajukan ke direksi untuk koordiansi dan mendapat persetujuan diaman posisinya.
Engsel menggunakan bahan stenliess steel (anti karat), untuk angker kusen akan dipasang pada saat proses
penyetelan di lapangan/bidang tembok.
Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas / api lilin seperti
disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut
untuk membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut.Usahakan jangan sampai pipa
tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi untuk
menutupnya. Untuk
yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan tersendiri untuk membuatnya. Masukkan kabel
saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm
kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kr
uis- doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
Kita sampai pada titik cabang petama dimana
terdapat jalur cabang menuju saklar 1, saklar 2 dan stop
kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena
lampu 2 berasal dari saklar 2 dimana saklar 2
tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk
lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang
tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan kelokasi
tempat pemsangan bak air dan wastafel.
Proses pemasangan
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan sfesifikasi teknis berupa
brosur-brosur dan ditunjukan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan dan penyetelan
6. Tes uji hasil instalasi
13 Septicktank
14 Resapan kapasitas
Untuk pelaksanaan pembuatan septitank dilakukan rentan pertengahan pelaksanaan pekerjaan secara umum
guna
mendapatkan posisi dan ketepatan pelaksanaan dengan pekerjaan instalasi air kotor, tahapan-tahapan
pelaksanaan antara lain :
1. Pangukuran dan penyetelan mal kerja
2. Proses galian tanah untuk septitank
3. Pembuatan dinding dan lantai septitank baik pasangan bata atau cor-coran beton.
4. Pembuatan lubang dudukan untuk pipa instalasi air kotor 2”
5. Pembuatan cor-coran penutup septitank dan pemasangan pipa udara
40
40
test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas. Setelah acc
tahapan berikutnya.
proses pengecatan dengan persyaratan hasil sesuai dengan dokumen lelang dan arahan
dari direksi/pengawas
menggunakan tenaga terampil
cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan lokasi
Pekerjaan cat tembok dan plafond
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin
besar
luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru selayaknya
kita
tidak langsung enggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus
memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga
tidak
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang paling baik,
anda bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting anda bisa
memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh
jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang
gagang kuas. Teknik ini paling baik ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda
melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya anda perlu melakukan percobaan kekentalan cat untuk
mendapatkan komposisi campuran yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap.
Pencelupan cat yang baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember
tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda menarik kuas dari tempat
cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat berlebih
menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas
secara perlahan dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan. Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding, lakukan penyapuan
kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah
hor izontal atau arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan
tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah.
Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan, dimana akan akan kelihatan
apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat
kembali lapisan kedua atau seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil
pengectan yang diinginkan. Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat anda
lakukan sebagai berikut :
Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan seluruh permukaan ujung
kuas arah orizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya saat penegectan anda membuat satu arah yang
beraturan.
Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna bertemu, yang
disebut
“memotong,” gunakan ujung bulu kuas dengan miring
.
Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil, sebaiknya anda
menggunakan
ukuran bulu kuas yang kecil. terlebih dahulu kita harus memastikan permukaan rol benar benar rata
dan
tidak mempunyai serat yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya hal yang
dilakukan
adalah membasahi kuas rol dengan
air.
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu akan melakukan
percobaan
komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan berapa lapisan akan melakukan
pengectan.
Lakukan terlebih dahulu percobaan pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi
kekentalan cat , selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke
tengah-tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni sampai
lereng ember, kemudian ber henti beberapa waktu .Lakukan hal ini dua atau tiga kali untuk
memastikan cat terserap oleh kuas roler. Lalu, celupkan roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung
sampai ke lereng sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa mengulung kuas
dari lereng dan jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan
siap untuk dicatkan ke dinding. Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan dari ember cat,
untuk menghindari tetesan, lakukan penyapuan kedingding dengan mendorong kuas menjauh dari
tubuh anda. Metode yang paling efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter
persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa
mengangkat roller dari dinding, seolah- olah kita menulis huruf M besar, W, atau mundur N.
Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi ruang kosongan dari
huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol
dengan perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di kuas rol, jika
tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang sama lalu anda melakukan pengecatan ke
daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai anda cat. Setelah pengecatan lapisan pertama
sudah selesai dan kering anda bisa memperhatikan apakah hasil pengectan sudah maksimal, jika
belum lakukan pengecatan lapisan kedua. Sebelumnya lakukan pengetestan pada suatu luasan
tertentu untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan.
Pekerjaan Cat Kayu Dan
Politur
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan sesuai kebutuhan,
semakin
besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru
selayaknya
kita tidak langsung menggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita
harus
memeriksa bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar
dan juga tidak terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang
paling baik, anda bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting
anda bisa memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas
dengan seluruh jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan
untuk memegang gagang kuas seperti yang anda akan memegang raket tenis. Teknik ini paling baik
ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda melakuan pengecatan sebenarnya,
sebelumnya diperlukan melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi campuran
yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap. Pencelupan cat yang baik adalah
mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember tempat cat. Anda harus bisa
mengatur sampai kuas menyerap cat.
pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari debu, lemak, minyak
dan lainnya.
Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan adalah semua kusen-kusen, list kaca, list plafond, kisi-kisi ,
daun jendela, listplank dan seluruh permukaan kayu yang di expose.
Cat kayu yang digunakan adalah kwalitas baik, bahan cat yang digunakan terlebih dahulu
mengajukan contoh untuk disetujui direksi, warna cat ditentukan kemudian diajukan contoh warna
cat untuk disetuji direksi.
Pekerjaan dempulan, meni, plamir, dan penghalusan (amplas) harus dilaksanakan hingga rapi dan
halus sebelum pengecatan dilaksanakan.
Polituran dilaksanakan untuk semua daun pintu Panil diulang-ulang sampai halus. Sedangkan
pekerjaan pengecatan kayu dan dilaksanakan minimal 2 kali cat utama, 1 kali cat dasar, 1 kali meni.
proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan
lain
Pengadukan hingga
jenuh.
test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas. Setelah acc
tahapan
berikutnya.
laspisan pertama woodfiller, dioles merata keseluruh bidang cat kayu, dihaluskan dahulu
dengan amplas.
lapisan kedua wood stain gunakan alat spry gun dilakukan setelah kondisi 75-90 % kering, dan diulang
3 kali dengan sistem cat perlapis
laspisan ketiga: cat dasar jenis seading sealer gunakan sepry gun disemprot tipis untuk
semprotan
pertama & dibiarkan kering./ perlapis
menggunakan pengencer jenis thiner dengan perbandingan 1 : 1, sistem perlapis dan
dikeringkan/lapis.
lapisan 4,5, dan 6 cat akhir top coat melamic clear, menggunakan spry gun pengencer dengan
thiner
super, bila musim hujan ditambahkan 5 % reather RD 02 pada thiner A spesial, rentang waktu pelapisan
12 jam.
cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan
lokasi
2. Demobilisasi
Peralatan
Demobilisasi yang dimaksud disini adalah penarikaan alat utama dari proyek hal ini dilaksanakan apabila
semua
pekerjaan fsik oleh direksi dinyatakan selesai, untuk masa pemeliharaan akan disediakan 1 set alat yang
tetap
disiapkan selama masa pemeliharaan, dan untuk tenaga akan ditunjuk dan disiapkan stand bay dilokasi
minimal
2 orang selama masa pemeliharaan dan untuk kontrol dari pihak kontraktor akan menyiapkan
dan
menjadwalkan minimal 2x per minggu guna mengecek kondisi fisik pasca
PHO.
Selama masa pemeliharaan kami berupaya untuk mengontrol fisik bangunan, melakukan perbaikan,
perawatan
& pelaporan setiap minggunya, bila mana terjadi kerusakan yang sifat teknis dan non teknis kami
tetap
melakukan perbaikan dan penjagaan, item-item masa pemeliharaan antara lain
:
Perawatan Fisik
Bangunan
Cek dan Service
Pengukuran
kembali
Dokumentasi selama masa
pemeliharaan
Penempatan & Penjadwalan kontrol personil
perusahaan
Penyediaan tenaga siap saat selama masa
pemeliharaan
Penyediaan set peralatan untuk
service
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan untuk
:
PROGRAM : PROGRAM REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS
LLAJ
KEGIATAN : REHABILITASI/ PEMELIHARAAN TERMINAL/
PELABUHAN
PEKERJAAN : REHABILITASI TERMINAL GINTE
DOMPU
LOKASI : KABUPATEN DOMPU - NUSA TENGGARA
BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2012
Metode pelaksanaan ini kami buat sebagai salah satu persyaratan dalam penawaran pekerjaan ini dan
tentunya
dapat menjadi panduan dalam rangka melaksanakan selanjutnya jika kami ditunjuk sebagai pemenang
dan
pelaksana pekerjaan ini. Dan tentunya kami menyadari bahwa dalam penyampaian Metode Pelaksanaan ini
masih
banyak kekurangannya sehingga kami masih membutuhkan bimbingan dari Direksi atau Pengawas Pekerjaan
dan Konsultan untuk mendapatkan metode pelaksanaan pekerjaan yang lebih sempurna sehingga kami dapat
melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. metode ini kami buat dengan penuh tanggung jawab,
yang bedasarkan speksifikasi teknis yang diminta dalam dokumen lelang, dengan menggunakan sistem metode
kerja, take object preview and owner coordination semua pekerjaan dapat kami selesaikan tepat waktu
MUHAMAD SUBAHAN,
SE Direktur
44