Anda di halaman 1dari 150

METODE PELAKSANAAN

Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan


Bangunan Gedung Tempat Pendidikan (Pembangunan Unit
Sekolah Baru SMA Kab. Pandeglang)
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan


Bangunan Gedung Tempat Pendidikan (Pembangunan Unit
Sekolah Baru SMA Kab. Pandeglang)
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2018

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).
A. PEKERJAAN RUANG KELAS BARU (3 Kelas)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mengadakan/mendatangkan/mempersiapkan peralatan-peralatan, tenaga kerja,
serta alat berat yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.

5. Pekerjaan Land Clearing


Pada pengerjaan proses land clearing hal yang umumnya dilakukan adalah meliputi
pekerjaan sebagai berikut :

UnderbrushingUnderbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus


kepada kegiatan pembabatan pohon yang berdiameter maksimum 30 cm dengan
tujuan mempermudah pelakasanaan penumbangan peophonan yang lebih besar.

Felling/CuttingAdalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter


besar dari 30 cm , dalam sepefikasi kegiatan yang tersedia , biasanya disebutkan
kegiatan kegiatan .tertentu, seperti pohon yang ditumbangakan sampai ke
bonggolnya tanpa merusak top soil sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus
dipotong menjadi dua atau empat bagian yang nantinya dapat diperlukan untuk
kegiatan transmogran dan sebagainya.

PillingKegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu
pada jarak jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus
searah dengan angin yang berhembus.
Burning
Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang dengan tidak
melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran diharuskan untuk
mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan dari
tanah disketiranya.

6. Pengadaan los kerja dan gudang


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk
dapat mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas
proyek dan kontraktor yang berupa los kerja, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara
pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan los kerja lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Pondasi Batu Kali Dan Foot Plate
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Pekerjaan Urugan Tanah


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
III. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON

Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Pondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pasangan Pondasi Batu Kosong/Aanstamping


- Setelah Batu kosong Pondasi di tempatkan sesuai dengan ukuran yang diisyaratkan,
kemudian di pasang bowplank untuk pasangan batu kosong sesuai gambar rencana.
- Setelah Mendapat Persetujuan dari Direksi dan Konsultan terhadap Bowplank,
maka dilakukan pemasangan Geoteksile secara simultan dengan pasangan batu
kosong dan timbunan
- Dalam Pemasangan Geoteksile dilakukan pemasangan secara benar, terutama
pada sambungan agar sesuai dengan gambar rencana.

Pasangan Pondasi Batu Kali


mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
- Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
- Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
- Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.


Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
- Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
- selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
- Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
- Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
- Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
- Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
- Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
- Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
- Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Pekerjaan Janggutan dan listplank

- Lisplank yang dipilih adalah listplank yang lurus dan memiliki serat yang bagus.
- Pemsangan dilakukan secara hati-hati dengan posisi yang benar-benar tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan.

IV. PEKERJAAN PASANGAN


Pekerjaan Dinding Bata Ad. 1:4
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

Pekerjaan Plesteran Dinding Ad. 1:4


 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai


Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Pasangan Saluran

- Galian Tanah dan Buis Beton


Tanah yang telah ditentukan untuk tempat saluran akan digali oleh tenaga tukang gali
sesuai dimensi yang ada dalam gambar bestek dan persetujuan direksi teknik, tanah
yang yang telah digali dengan dimensi dan kedalaman yang telah sesuai akan dipasang
pasangan bius beton saluran. Setelah dipasang buis kemudian disampingnya ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian, dipadatkan dengan stamper atau ditumbuk dengan
alat sambil dibasahi dengan air sampai padat.
- Urugan Pasir
Sebelum dipasang rabat beton atau beton alas, terlebih dahulu dipasang pasir urug
dibawahnya termasuk rabat keliling bangunan, pasir urug yang dipasang harus bersih,
bebas dari kotoran dan zat kimia atau zat garam yang dapat merusak kualitas pekerjaan,
pasir urug yang dilaksanakan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper pemadat
sambil disiram dan diulang beberapa kali sampai benar-benar padat.

- Dinding Batu Bata


Pemasangan bata sebagai dinding bangunan merupakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus
diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil
maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual dapat dilihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. dipastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.

- Pekerjaan Plesteran dan Acian


- basahi pasangan batu bata (secara merata), dipasang tarikan benang vertikal dan
horizontal, untuk caplakan dan kepalaan, kemudian cek tarikan benang.
- setelah kepalaan selesai dibuat dan telah kering selama 3 hari maka dilakukan plesteran,
campuran sesuai spesifikasi teknis.
- siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (dicuring),
- adukan dibuat dengan perbandingan yang ditentukan dispesifikasi teknis
- pada bidang-bidang yang telah ada kepalaan dilakukan plesteran.
- lakukan kamprotan pada bidang-bidang yang telah dicuring dengan jarak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
- gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai kepalaan.
- Saat plesteran mulai setengah kering, gunakan raskom untuk menggosok permukaan
sampai halus dan rata.
- Lanjutkan curing selama 7 hari (pagi, siang, dan sore) pada permukaan plesteran sampai
permukaan benar-benar basah.
- Setelah sampai umur plesteran 7 hari, lakukan pengeringan selama 1 hari.
Pekerjaan Waterproffing

Pekerjaan Tiang Bendera


- Melakukan pemetaan dan test untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi
panjang tiang bendera sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
- Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran.
- Melakukan perakitan tulangan pondasi yang sudah di desain.
- Melakukan pengecoran di lubang yang sudah terdapat tulangan pondasi.

V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
VII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA, DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.

Pemasangan Kunci dan Grendel


 Siapkan rumah kunci dan alat bor
 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja
VIII. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai
Urugan pasir ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-
pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas
urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh
perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
Pekerjaan Lantai keramik
- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih

Pekerjaan Rabat Beton Selasar


Untuk membuat rabat keliling, terlebih dahulu melakukan Urugan tanah dibawah lantai. Bahan
yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan memenuhi syarat
teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan,
pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram
sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
Setelah itu dilanjutkan dengan Urugan Pasir dibawah lantai. Urugan pasir harus disiram
dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat, Pasir laut tidak boleh digunakan
untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir lainnya. Pasir pasang dari jenis
yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug. Setelah dilakukan pengurugan dengan pasir
urug, kemudian membuat beton cor tumbuk.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

Pekerjaan Pengecatan Plafond


Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

B. PEKERJAAN RUANG KEPALA SEKOLAH, WAKIL KEP.SEK, RUANG GURU DAN


ADMINISTRASI
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana

II. PEKERJAAN TANAH


Galian Tanah Pondasi Batu Kali Dan Foot Plate
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
II. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON

Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Pondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pasangan Pondasi Batu Kosong/Aanstamping


- Setelah Batu kosong Pondasi di tempatkan sesuai dengan ukuran yang diisyaratkan,
kemudian di pasang bowplank untuk pasangan batu kosong sesuai gambar rencana.
- Setelah Mendapat Persetujuan dari Direksi dan Konsultan terhadap Bowplank,
maka dilakukan pemasangan Geoteksile secara simultan dengan pasangan batu
kosong dan timbunan
- Dalam Pemasangan Geoteksile dilakukan pemasangan secara benar, terutama
pada sambungan agar sesuai dengan gambar rencana.

Pasangan Pondasi Batu Kali


mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
- Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
- Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
- Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.


Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
- Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
- selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
- Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
- Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
- Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
- Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
- Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
- Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
- Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
III. PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Dinding Bata Ad. 1:4
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
Pekerjaan Plesteran Dinding Ad. 1:4
 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Pekerjaan Keramik Dinding


Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
- Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan.
-
Pekerjaan Pasangan Saluran

- Galian Tanah dan Buis Beton


Tanah yang telah ditentukan untuk tempat saluran akan digali oleh tenaga tukang gali
sesuai dimensi yang ada dalam gambar bestek dan persetujuan direksi teknik, tanah
yang yang telah digali dengan dimensi dan kedalaman yang telah sesuai akan dipasang
pasangan bius beton saluran. Setelah dipasang buis kemudian disampingnya ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian, dipadatkan dengan stamper atau ditumbuk dengan
alat sambil dibasahi dengan air sampai padat.
- Urugan Pasir
Sebelum dipasang rabat beton atau beton alas, terlebih dahulu dipasang pasir urug
dibawahnya termasuk rabat keliling bangunan, pasir urug yang dipasang harus bersih,
bebas dari kotoran dan zat kimia atau zat garam yang dapat merusak kualitas pekerjaan,
pasir urug yang dilaksanakan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper pemadat
sambil disiram dan diulang beberapa kali sampai benar-benar padat.

- Dinding Batu Bata


Pemasangan bata sebagai dinding bangunan merupakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus
diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil
maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual dapat dilihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. dipastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.

- Pekerjaan Plesteran dan Acian


- basahi pasangan batu bata (secara merata), dipasang tarikan benang vertikal dan
horizontal, untuk caplakan dan kepalaan, kemudian cek tarikan benang.
- setelah kepalaan selesai dibuat dan telah kering selama 3 hari maka dilakukan plesteran,
campuran sesuai spesifikasi teknis.
- siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (dicuring),
- adukan dibuat dengan perbandingan yang ditentukan dispesifikasi teknis
- pada bidang-bidang yang telah ada kepalaan dilakukan plesteran.
- lakukan kamprotan pada bidang-bidang yang telah dicuring dengan jarak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
- gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai kepalaan.
- Saat plesteran mulai setengah kering, gunakan raskom untuk menggosok permukaan
sampai halus dan rata.
- Lanjutkan curing selama 7 hari (pagi, siang, dan sore) pada permukaan plesteran sampai
permukaan benar-benar basah.
- Setelah sampai umur plesteran 7 hari, lakukan pengeringan selama 1 hari.
Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
Spesifikasi bahan :
(ditentukan sesuai dengan ANALISA dengan software Truss Analysis yang sudah dilakukan
Kontraktor Pelaksana)

1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.

Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
 Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
 Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
 Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
 Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
 Kelas Z 22.
 kadar 220 g/m2.

Bentuk bahan dengan criteria :


- Frofil C, tebal 0,8 mm tinggi profil 65 mm, lebar flens 26 mm, digunakan untuk batang
pengisi (Webs).
- Frofil W, tebal 1 mm, tinggi frofil 75 mm, lebar flens 40 mm, digunakan untuk Top Plate,
- Walling Plate (dudukan kuda-kuda sekeliling ring balok).
- Frofil Ω (Omega),tebal 0,5 mm, tinggi profil 45 mm, lebar flens 27 mm, digunakan untuk
- Battens Reng, Botton Chord Bracing, Diagonal Web Bracing Lateral Tie.

1. Self drilling Screw by Steelfix ex ITW, dengan criteria :


 Panjang ( termasuk baut ) 16 mm.
 Kepadatan alur 16 mm.
 Diameter badan dengan alur 4,8 mm.
 Diameter badan tanpa alur 3,8 mm.
 Kekuatan mekanikal, dengan criteria :
- Gaya geser 1 baut 5,1 KN.
- Gaya aksial 8,6 KN.
- Gaya torsi 6,9 KN.

2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).

1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
e. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
f. Benang Aksesoris
g. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.

a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.

Alat Bantu Instalasi dan Ereksi


1. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain

2. Bor untuk memasang self drilling screw

3. Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok


4. Kunci 10 untuk memasang dynabolt

5. Benang Aksesoris

Pekerjaan List Plank dan Penutup Atap


a. Pasang Lisplank GRC
Pasang lisplank GRC dikerjakan setelah selesai pemasangan kaso dan reng. Pemasangan
lisplank harus lurus dan siku terhadap permukaan rangka atap yang akan dipasang.

b. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.

c. Pasang Nok Genteng


Pasang Karpusan dikerjakan setelah selesai pemasangan atap genteng, sebelum dipasang
ditarik benang pada nok supaya lurus dan rata, Nok dipasang saling menutup ujung sejauh
kaitannya, kemudiaan di dipaku terhadap reng/nok yang sudah dipasang, disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

IV. PEKERJAAN PLAFOND


Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
VI. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN SANITARY
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh
konsultan pengawas.
Pekerjaan Sanitasi
- Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam
dalam dinding bata.
- Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø 3”
yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC Ø 1/2”.
- Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem
pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air.
- Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain)
supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus
supaya tidak terjadi kebocoran.
- Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari plat
beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding dipasang pipa
pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan pasang
ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh.

Instalasi Air bersih (PVC ½”, ¾”, 1”, 2”)


- Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
- Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
- Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
- plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
- takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
- Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
- setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
- Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
- atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
- Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
- mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
- Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
- Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
- Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
- Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
 Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
 Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor (PVC 4” dan 3”)


- Hal yang perlu diketahui :
- Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
- Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
- Sambungan harus betul-betul rapat.
- Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
- Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
- Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
- (diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm), bagian atas supaya ditekuk atau
- digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
- Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
- Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out.
- Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
- Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
- Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan (PVC 3” dan 2”)


- Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
- Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna-
- klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
- Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
- Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
- harus benar-benar kuat.
Saluran Pipa Wc ke Septictank (PVC 4”)
- Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
- Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
- Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
- Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

Penyambungan Pipa
- Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
- Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
- Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
- Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
- Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
- Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran air yang
dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower double.

Pasangan Kloset Duduk


Kloset Duduk dipasang pada tempat yang telah disediakan yang dibawahnya terdapat pipa
pembuangan air koto (PVC 4”/atau 3”) yang dihubungkan ke septicktank.

Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu digunakan
serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel berukuran standar ialah
diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar mandi dan berdekatan dengan
ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan peralatan
serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long elbow, tee
90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang digunakan untuk sakura
air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah 1 inchi. Pemasangan luruh Pipa
PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai supaya tak terlihat serta tak akan
mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90 cm
serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output saluran air kotor.
Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian wastafel standar ialah
90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda inginkan. Apabila faucet socket
sudah terpasang, maka periksalah seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu
paket, harap diingat bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang
berbeda-beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang
sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi sekrup
Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata bor tembok
sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada lubang
tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver ataupun screw
driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu membelinya. Semua pipa
tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah seluruh bagian wastafel sudah
dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara mengetesnya, apabila masih terdapat
bagian yang bocor maka langkah yang mesti dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan
pipa stainlessnya.

VII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.
Pemasangan Kunci dan Grendel
 Siapkan rumah kunci dan alat bor
 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja

VIII. PEKERJAAN LANTAI


Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai
Urugan pasir ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-
pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas
urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh
perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

Pekerjaan Lantai keramik


- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih

Pekerjaan Rabat Beton Selasar


Untuk membuat rabat keliling, terlebih dahulu melakukan Urugan tanah dibawah lantai. Bahan
yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan memenuhi syarat
teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan,
pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram
sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
Setelah itu dilanjutkan dengan Urugan Pasir dibawah lantai. Urugan pasir harus disiram
dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat, Pasir laut tidak boleh digunakan
untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir lainnya. Pasir pasang dari jenis
yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug. Setelah dilakukan pengurugan dengan pasir
urug, kemudian membuat beton cor tumbuk.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Pekerjaan Pengecatan Plafond
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

C. PEKERJAAN RUANG PERPUSTAKAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.

2. Pembersihan Lokasi Proyek


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Pondasi Batu Kali Dan Foot Plate
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

III. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON

Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Pondasi


Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.
Pasangan Pondasi Batu Kosong/Aanstamping
- Setelah Batu kosong Pondasi di tempatkan sesuai dengan ukuran yang diisyaratkan,
kemudian di pasang bowplank untuk pasangan batu kosong sesuai gambar rencana.
- Setelah Mendapat Persetujuan dari Direksi dan Konsultan terhadap Bowplank,
maka dilakukan pemasangan Geoteksile secara simultan dengan pasangan batu
kosong dan timbunan
- Dalam Pemasangan Geoteksile dilakukan pemasangan secara benar, terutama
pada sambungan agar sesuai dengan gambar rencana.

Pasangan Pondasi Batu Kali


mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
- Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
- Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
- Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.


Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
- Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
- selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
- Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
- Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
- Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
- Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
- Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
- Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
- Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok


Proses Pelaksanaan Pekerjaan Canopy Beton

IV. PEKERJAAN PASANGAN


Pekerjaan Dinding Bata Ad. 1:4
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
-

Pekerjaan Plesteran Dinding Ad. 1:4


 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Keramik Dinding
Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
- Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan.

Pekerjaan Pasangan Saluran

- Galian Tanah dan Buis Beton


Tanah yang telah ditentukan untuk tempat saluran akan digali oleh tenaga tukang gali
sesuai dimensi yang ada dalam gambar bestek dan persetujuan direksi teknik, tanah
yang yang telah digali dengan dimensi dan kedalaman yang telah sesuai akan dipasang
pasangan bius beton saluran. Setelah dipasang buis kemudian disampingnya ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian, dipadatkan dengan stamper atau ditumbuk dengan
alat sambil dibasahi dengan air sampai padat.
- Urugan Pasir
Sebelum dipasang rabat beton atau beton alas, terlebih dahulu dipasang pasir urug
dibawahnya termasuk rabat keliling bangunan, pasir urug yang dipasang harus bersih,
bebas dari kotoran dan zat kimia atau zat garam yang dapat merusak kualitas pekerjaan,
pasir urug yang dilaksanakan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper pemadat
sambil disiram dan diulang beberapa kali sampai benar-benar padat.

- Dinding Batu Bata


Pemasangan bata sebagai dinding bangunan merupakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus
diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil
maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual dapat dilihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. dipastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.

- Pekerjaan Plesteran dan Acian


- basahi pasangan batu bata (secara merata), dipasang tarikan benang vertikal dan
horizontal, untuk caplakan dan kepalaan, kemudian cek tarikan benang.
- setelah kepalaan selesai dibuat dan telah kering selama 3 hari maka dilakukan
plesteran, campuran sesuai spesifikasi teknis.
- siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (dicuring),
- adukan dibuat dengan perbandingan yang ditentukan dispesifikasi teknis
- pada bidang-bidang yang telah ada kepalaan dilakukan plesteran.
- lakukan kamprotan pada bidang-bidang yang telah dicuring dengan jarak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
- gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai kepalaan.
- Saat plesteran mulai setengah kering, gunakan raskom untuk menggosok permukaan
sampai halus dan rata.
- Lanjutkan curing selama 7 hari (pagi, siang, dan sore) pada permukaan plesteran
sampai permukaan benar-benar basah.
- Setelah sampai umur plesteran 7 hari, lakukan pengeringan selama 1 hari.

Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan


Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
Spesifikasi bahan :
(ditentukan sesuai dengan ANALISA dengan software Truss Analysis yang sudah dilakukan
Kontraktor Pelaksana)

1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.

Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
 Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
 Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
 Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
 Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
 Kelas Z 22.
 kadar 220 g/m2.

Bentuk bahan dengan criteria :


- Frofil C, tebal 0,8 mm tinggi profil 65 mm, lebar flens 26 mm, digunakan untuk batang
pengisi (Webs).
- Frofil W, tebal 1 mm, tinggi frofil 75 mm, lebar flens 40 mm, digunakan untuk Top Plate,
- Walling Plate (dudukan kuda-kuda sekeliling ring balok).
- Frofil Ω (Omega),tebal 0,5 mm, tinggi profil 45 mm, lebar flens 27 mm, digunakan untuk
- Battens Reng, Botton Chord Bracing, Diagonal Web Bracing Lateral Tie.

1. Self drilling Screw by Steelfix ex ITW, dengan criteria :


 Panjang ( termasuk baut ) 16 mm.
 Kepadatan alur 16 mm.
 Diameter badan dengan alur 4,8 mm.
 Diameter badan tanpa alur 3,8 mm.
 Kekuatan mekanikal, dengan criteria :
- Gaya geser 1 baut 5,1 KN.
- Gaya aksial 8,6 KN.
- Gaya torsi 6,9 KN.

2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).

1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
h. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
i. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
j. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
k. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
l. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
m. Benang Aksesoris
n. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.
e. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
f. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
g. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
h. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.

Alat Bantu Instalasi dan Ereksi


1. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
2. Bor untuk memasang self drilling screw

3. Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok

4. Kunci 10 untuk memasang dynabolt

5. Benang Aksesoris

Pekerjaan List Plank dan Penutup Atap


d. Pasang Lisplank GRC
Pasang lisplank GRC dikerjakan setelah selesai pemasangan kaso dan reng. Pemasangan
lisplank harus lurus dan siku terhadap permukaan rangka atap yang akan dipasang.

e. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.

f. Pasang Nok Genteng


Pasang Karpusan dikerjakan setelah selesai pemasangan atap genteng, sebelum dipasang
ditarik benang pada nok supaya lurus dan rata, Nok dipasang saling menutup ujung sejauh
kaitannya, kemudiaan di dipaku terhadap reng/nok yang sudah dipasang, disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
VII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.

Pemasangan Kunci dan Grendel


 Siapkan rumah kunci dan alat bor
 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja
VIII. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai
Urugan pasir ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-
pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas
urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh
perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

Pekerjaan Lantai keramik


- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih

Pekerjaan Rabat Beton Selasar


Untuk membuat rabat keliling, terlebih dahulu melakukan Urugan tanah dibawah lantai. Bahan
yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan memenuhi syarat
teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan,
pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram
sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
Setelah itu dilanjutkan dengan Urugan Pasir dibawah lantai. Urugan pasir harus disiram
dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat, Pasir laut tidak boleh digunakan
untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir lainnya. Pasir pasang dari jenis
yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug. Setelah dilakukan pengurugan dengan pasir
urug, kemudian membuat beton cor tumbuk.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Pekerjaan Pengecatan Plafond
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

D. PEKERJAAN TOILET SISWA


I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Pondasi Batu Kali Dan Foot Plate
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
III. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Pondasi
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.

Pasangan Pondasi Batu Kosong/Aanstamping


- Setelah Batu kosong Pondasi di tempatkan sesuai dengan ukuran yang diisyaratkan,
kemudian di pasang bowplank untuk pasangan batu kosong sesuai gambar rencana.
- Setelah Mendapat Persetujuan dari Direksi dan Konsultan terhadap Bowplank,
maka dilakukan pemasangan Geoteksile secara simultan dengan pasangan batu
kosong dan timbunan
- Dalam Pemasangan Geoteksile dilakukan pemasangan secara benar, terutama
pada sambungan agar sesuai dengan gambar rencana.

Pasangan Pondasi Batu Kali


mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
- Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
- Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
- Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
- Hamparkan pasir urug dan ratakan.
- Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
- Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
- Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
- Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.

Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.


Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang
terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
- Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
- selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


Administrasi pengecoran
- Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
- Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
- Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
- Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
- Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh
pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari Batching Plant
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
- Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
- Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok


Proses Pelaksanaan Pekerjaan Canopy Beton

IV. PEKERJAAN PASANGAN


Pekerjaan Dinding Bata Ad. 1:4
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
Pekerjaan Plesteran Dinding Ad. 1:4
 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Keramik Dinding
Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
- Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan.

Pekerjaan Pasangan Saluran

- Galian Tanah dan Buis Beton


Tanah yang telah ditentukan untuk tempat saluran akan digali oleh tenaga tukang gali
sesuai dimensi yang ada dalam gambar bestek dan persetujuan direksi teknik, tanah
yang yang telah digali dengan dimensi dan kedalaman yang telah sesuai akan dipasang
pasangan bius beton saluran. Setelah dipasang buis kemudian disampingnya ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian, dipadatkan dengan stamper atau ditumbuk dengan
alat sambil dibasahi dengan air sampai padat.
- Urugan Pasir
Sebelum dipasang rabat beton atau beton alas, terlebih dahulu dipasang pasir urug
dibawahnya termasuk rabat keliling bangunan, pasir urug yang dipasang harus bersih,
bebas dari kotoran dan zat kimia atau zat garam yang dapat merusak kualitas pekerjaan,
pasir urug yang dilaksanakan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper pemadat
sambil disiram dan diulang beberapa kali sampai benar-benar padat.

- Dinding Batu Bata


Pemasangan bata sebagai dinding bangunan merupakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus
diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil
maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual dapat dilihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. dipastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.

- Pekerjaan Plesteran dan Acian


- basahi pasangan batu bata (secara merata), dipasang tarikan benang vertikal dan
horizontal, untuk caplakan dan kepalaan, kemudian cek tarikan benang.
- setelah kepalaan selesai dibuat dan telah kering selama 3 hari maka dilakukan plesteran,
campuran sesuai spesifikasi teknis.
- siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (dicuring),
- adukan dibuat dengan perbandingan yang ditentukan dispesifikasi teknis
- pada bidang-bidang yang telah ada kepalaan dilakukan plesteran.
- lakukan kamprotan pada bidang-bidang yang telah dicuring dengan jarak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
- gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai kepalaan.
- Saat plesteran mulai setengah kering, gunakan raskom untuk menggosok permukaan
sampai halus dan rata.
- Lanjutkan curing selama 7 hari (pagi, siang, dan sore) pada permukaan plesteran sampai
permukaan benar-benar basah.
- Setelah sampai umur plesteran 7 hari, lakukan pengeringan selama 1 hari.
Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
Spesifikasi bahan :
(ditentukan sesuai dengan ANALISA dengan software Truss Analysis yang sudah dilakukan
Kontraktor Pelaksana)

1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.

Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
 Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
 Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
 Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
 Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
 Kelas Z 22.
 kadar 220 g/m2.

Bentuk bahan dengan criteria :


- Frofil C, tebal 0,8 mm tinggi profil 65 mm, lebar flens 26 mm, digunakan untuk batang
pengisi (Webs).
- Frofil W, tebal 1 mm, tinggi frofil 75 mm, lebar flens 40 mm, digunakan untuk Top Plate,
- Walling Plate (dudukan kuda-kuda sekeliling ring balok).
- Frofil Ω (Omega),tebal 0,5 mm, tinggi profil 45 mm, lebar flens 27 mm, digunakan untuk
- Battens Reng, Botton Chord Bracing, Diagonal Web Bracing Lateral Tie.

1. Self drilling Screw by Steelfix ex ITW, dengan criteria :


 Panjang ( termasuk baut ) 16 mm.
 Kepadatan alur 16 mm.
 Diameter badan dengan alur 4,8 mm.
 Diameter badan tanpa alur 3,8 mm.
 Kekuatan mekanikal, dengan criteria :
- Gaya geser 1 baut 5,1 KN.
- Gaya aksial 8,6 KN.
- Gaya torsi 6,9 KN.

2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).

1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
o. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
p. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
q. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
r. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
s. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
t. Benang Aksesoris
u. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.
i. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
j. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
k. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
l. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.

Alat Bantu Instalasi dan Ereksi


1. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain

2. Bor untuk memasang self drilling screw


3. Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok

4. Kunci 10 untuk memasang dynabolt

5. Benang Aksesoris

Pekerjaan List Plank dan Penutup Atap


g. Pasang Lisplank GRC
Pasang lisplank GRC dikerjakan setelah selesai pemasangan kaso dan reng. Pemasangan
lisplank harus lurus dan siku terhadap permukaan rangka atap yang akan dipasang.

h. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.
i. Pasang Nok Genteng
Pasang Karpusan dikerjakan setelah selesai pemasangan atap genteng, sebelum dipasang
ditarik benang pada nok supaya lurus dan rata, Nok dipasang saling menutup ujung sejauh
kaitannya, kemudiaan di dipaku terhadap reng/nok yang sudah dipasang, disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pekerjaan List Plafond Profil Gypsum


Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi,
maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan
persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi
dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah
kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

VII. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN SANITARY


Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh
konsultan pengawas.
Pekerjaan Sanitasi
- Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam
dalam dinding bata.
- Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø 3”
yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC Ø 1/2”.
- Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem
pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air.
- Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain)
supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus
supaya tidak terjadi kebocoran.
- Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari plat
beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding dipasang pipa
pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan pasang
ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh.

Instalasi Air bersih (PVC ½”, ¾”, 1”, 2”)


- Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
- Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
- Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
- plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
- takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
- Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
- setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
- Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
- atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
- Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
- mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
- Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
- Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
- Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
- Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
 Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
 Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor (PVC 4” dan 3”)


- Hal yang perlu diketahui :
- Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
- Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
- Sambungan harus betul-betul rapat.
- Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
- Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
- Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
- (diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm), bagian atas supaya ditekuk atau
- digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
- Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
- Jika saniter belum ditentukan, dipakai sistem Block Out.
- Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
- Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
- Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan (PVC 3” dan 2”)


- Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
- Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna-
- klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
- Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
- Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
- harus benar-benar kuat.
Saluran Pipa Wc ke Septictank (PVC 4”)
- Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
- Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
- Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
- Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

Penyambungan Pipa
- Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
- Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
- Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
- Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
- Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
- Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran air yang
dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower double.

Pasangan Kloset Duduk


Kloset Duduk dipasang pada tempat yang telah disediakan yang dibawahnya terdapat pipa
pembuangan air koto (PVC 4”/atau 3”) yang dihubungkan ke septicktank.

Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu digunakan
serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel berukuran standar ialah
diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar mandi dan berdekatan dengan
ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan peralatan
serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long elbow, tee
90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang digunakan untuk sakura
air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah 1 inchi. Pemasangan luruh Pipa
PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai supaya tak terlihat serta tak akan
mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90 cm
serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output saluran air kotor.
Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian wastafel standar ialah
90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda inginkan. Apabila faucet socket
sudah terpasang, maka periksalah seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu
paket, harap diingat bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang
berbeda-beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang
sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi sekrup
Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata bor tembok
sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada lubang
tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver ataupun screw
driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu membelinya. Semua pipa
tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah seluruh bagian wastafel sudah
dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara mengetesnya, apabila masih terdapat
bagian yang bocor maka langkah yang mesti dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan
pipa stainlessnya.

VIII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.

 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.


 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.
Pemasangan Kunci dan Grendel
 Siapkan rumah kunci dan alat bor
 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja

IX. PEKERJAAN LANTAI


Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Lantai
Urugan pasir ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-
pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas
urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh
perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

Pekerjaan Lantai keramik


- Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan
- Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4 dan
kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
- Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass

- Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


- Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda
- Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan air lalu
tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan dengan dengan
karet agar naat terlihat lebih rapih

Pekerjaan Rabat Beton Selasar


Untuk membuat rabat keliling, terlebih dahulu melakukan Urugan tanah dibawah lantai. Bahan
yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan memenuhi syarat
teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan,
pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram
sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
Setelah itu dilanjutkan dengan Urugan Pasir dibawah lantai. Urugan pasir harus disiram
dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat, Pasir laut tidak boleh digunakan
untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir lainnya. Pasir pasang dari jenis
yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug. Setelah dilakukan pengurugan dengan pasir
urug, kemudian membuat beton cor tumbuk.

X. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Pekerjaan Pengecatan Plafond
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

E. PEKERJAAN LAPANGAN DAN JALAN UTAMA


I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pemasangan Papan Nama Proyek


Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format
yang telah ditentukan oleh direksi. Dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta
kontraktor pelaksana
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Badan Jalan Dan Lapangan
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi


- Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
- Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
- Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
- Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
- Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
- Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
- Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
- Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Pekerjaan Urugan Sirtu


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan urugan sirtu, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan sirtu ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan
tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Sirtu dipadatkan perlapis hingga mencapai
ketebalan Urugan Sirtu yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada
yaitu sekitar 15 cm.

Pekerjaan Perataan Tanah Dan Pemadatan


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

III. PEKERJAAN PASANGAN


Pemasangan Paving Blok
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik,
unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton
pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari
dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan,
terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau
perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.PolaPemasangan
Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola
yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar (basket wave ), tulang
ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena
mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
Pasang Kansteen
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka- ragam
ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat
slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan
jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari
beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan
yang baik antara beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
dilakukan hal sebagai berikut :

- tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 10 cm;


- pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam
keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan
benang pembantu;
- tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
- setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan
tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
- beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran
untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok
tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan. Penebaran Pasir Alas Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu
sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir
beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
- Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan
bersifat gembur;
- Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm;
untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar
kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ;
selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
- Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi;
- Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
- Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
- Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
- Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
- Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai
menumpuk bahan;
- Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
- Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir
paving blok;
- Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
- volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap
100m2 paving blok.

Pekerjaan Jalan Beton


Umumnya jalan beton dibuat dengan tebal minimal 20 cm menggunakan beton readymix
dengan mutu minimal K-300. Pengecoran dilakukan secara bertahap dengan sistem modular.
Biasanya menggunakan tulangan wiremesh M 8 satu lapis sedangkan untuk jalan yang
menanjak / ramp menggunakan tulangan wiremesh M 8 dua lapis.

Tetapi ketebalan jalan beton dan pembesian tulangannya sangat tergantung dari beban yang
melintasinya, maka harus diperhitungkan sesuai kebutuhan masing-masing proyek.

Secara garis besar pekerjaan jalan beton baru terbagi menjadi beberapa bagian besar :
- Pekerjaan pemadatan tanah dasar
- Pekerjaan urugan makadam / sirdam (jika diperlukan)
- Pekerjaan urugan pasir urug.
- Pekerjaan bekisting beton.
- Pekerjaan gelar plastik cor.
- Pekerjaan pembesian wiremesh serta besi dowel dan tie bar.
- Pekerjaan Pengecoran beton
- Pekerjaan finish hairline permukaan beton (finish garis-garis).
- Pekerjaan curing beton.
- Pekerjaan cutting dan delatasi.
Pekerjaan Pasangan Saluran

- Galian Tanah dan Buis Beton


Tanah yang telah ditentukan untuk tempat saluran akan digali oleh tenaga tukang gali
sesuai dimensi yang ada dalam gambar bestek dan persetujuan direksi teknik, tanah
yang yang telah digali dengan dimensi dan kedalaman yang telah sesuai akan dipasang
pasangan bius beton saluran. Setelah dipasang buis kemudian disampingnya ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian, dipadatkan dengan stamper atau ditumbuk dengan
alat sambil dibasahi dengan air sampai padat.
- Urugan Pasir
Sebelum dipasang rabat beton atau beton alas, terlebih dahulu dipasang pasir urug
dibawahnya termasuk rabat keliling bangunan, pasir urug yang dipasang harus bersih,
bebas dari kotoran dan zat kimia atau zat garam yang dapat merusak kualitas pekerjaan,
pasir urug yang dilaksanakan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper pemadat
sambil disiram dan diulang beberapa kali sampai benar-benar padat.

- Dinding Batu Bata


Pemasangan bata sebagai dinding bangunan merupakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus
diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan
terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu
pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk mendapatkan hasil
maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual dapat dilihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. dipastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar
sehingga ikatan akan kurang baik.

- Pekerjaan Plesteran dan Acian


- basahi pasangan batu bata (secara merata), dipasang tarikan benang vertikal dan
horizontal, untuk caplakan dan kepalaan, kemudian cek tarikan benang.
- setelah kepalaan selesai dibuat dan telah kering selama 3 hari maka dilakukan plesteran,
campuran sesuai spesifikasi teknis.
- siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (dicuring),
- adukan dibuat dengan perbandingan yang ditentukan dispesifikasi teknis
- pada bidang-bidang yang telah ada kepalaan dilakukan plesteran.
- lakukan kamprotan pada bidang-bidang yang telah dicuring dengan jarak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
- gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai kepalaan.
- Saat plesteran mulai setengah kering, gunakan raskom untuk menggosok permukaan
sampai halus dan rata.
- Lanjutkan curing selama 7 hari (pagi, siang, dan sore) pada permukaan plesteran sampai
permukaan benar-benar basah.
- Setelah sampai umur plesteran 7 hari, lakukan pengeringan selama 1 hari.
Pekerjaan Bak Kontrol
Pembuatan Bak Kontrol sangat lah penting dalam pembangunan proyek apapun, karena
bak kontrol berfungsi untuk mengetahui jalan nya saluran air dan mencegah terjadi nya
sumbatan pada saluran air. Jika tidak ada bak kontrol sangat berefek yang sangat
menyedihkan seperti banjir karena tidak pernah tau saluran akan tersumbat di bagian mana
dan tidak bisa di bersihkan. Cara Pembuatannya adalah sebagai berikut :

Bahan
- Bata/Batako
- Besi
- Semen
- Pasir
- Air

Cara pengerjaan :
- Tentukan titik mana yang akan dibuatkan bak kontrol
- Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih kuat dan tahan lama,
setalah pondasi besi sudah terpasang lanjut ke pemasangan.
- Bisa Pakai Bata Merah / Batako untuk menjadi dinding pada bak kontrol, panjang, lebar, &
tinggi sesuai dengan saluran yang akan terhubung ke bak kontrol. tetapi posisi bak kontrol
harus lebih besar dari saluran air.
- Setelah dinding terpasang maka lakukan lah perapihan pada dinding bak kontrol agar
terlihat lebih rapi dan buat tutup bak kontrol nya juga jika suatu saat bermasalah
pada saluran air sangat lah mudah untuk mengecek nya
- sangat efektif bak kontrol dibersihkan 2bulan sekali agar tidak ada penyumbatan pada
saluran.

Pekerjaan Drain Lapangan


- Mengetahui ukuran luas lapangan yang akan dibuat.
- Lakukan pengukuran dengan selang Waterpass untuk mengetahui tingkat kerataan tanah
yang akan dijadikan lapangan.
- Tentukan sisi sebelah mana yang akan dijadikan pembuangan air dari drainase lapangan.
- Merencanakan model saluran drainase lapangan, disarankan untuk menggunakan
model SIRIP IKAN.
- Merencakan jarak antara pipa induk satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan luas
lapangan.
- Disarankan jarak antar pipa induk adalah 10 m.
- Menyiapkan pipa paralon kemudian membuat lubang-lubang di setengah bagian
permukaan paralon.
- Menggali tanah sebagai drainase yang nantinya akan diletakkan pipa yang telah
dilubangi. (gambar 1)
- Dalam penggalian parit harus diperkirakan kedalamannya agar air dapat mengalir dengan
lancar.
- penyambungan pipa sirip dengan pipa induk dilakukan di lapangan dengan
menggunakan pisau gerinda listrik.
- Diatas paralon yang telah diletakkan di parit, ditimbun ijuk sampai rata dengan tanah.
- Menyiapkan penimbunan di atas permukaan tanah setebal 15 cm dengan rincian : 10 cm
diisi dengan sisa ayakan (brangkal) ; 5 cm diisi dengan dengan hasil ayakan pasir.
Ayakan dibuat dari kawat ram berukuran 1 cm.
- Disarankan menggunakan pasir dari pasir limbah batubara sebagai timbunan agar air
tidak menggenang.
- Menanam rumput.
- Disarankan menggunakan rumput Golf, karena rumput jenis ini mudah cara
penanamannya dan cocok tumbuh di atas pasir.
- Cara penanaman rumputnya cukup ditabur/dihampar merata diatas pasir / pasir
batubara, kemudian diatasnya ditaburi pasir ayakan halus yang diayak menggunakan
kawat ram 0,5 cm.
- Beri pupuk dan siram rumput secara teratur, pagi, siang dan sore.
Rumput akan mulai terlihat hijau dalam beberapa hari.

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
V. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan
- Pastikan penandaan marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan
penempatan yang presisi.
- Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata
dan seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
- Taburkan segera Butiran kaca (glass bead) diatas permukaan cat, kadar 450 gram/m2.
- Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa
untuk dilalui.
Pekerjaan Pengecatan Kansteen
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat Kansteen.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : roll, bak rool, dan kuas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan Kansteen
- Pastikan permukaan Kansteen sudah dalam keadaan bersih dari debu.
- Proteksi area kerja dengan terpal .
- Permukaan kansteen dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan kansteeb diberi lapisan dasar (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan dasar, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan kansteen
minimal 2 (dua) lapis.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja
yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan sekitaqrnya.
Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat
seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah
preventif guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja
pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal
prevensi / pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas
K3 berupa pelatihan yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun
swasta. Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan
baik medis maupun non medis yang sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun.
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab


Kegiatan SMK3

Organisasi K3 :
Penanggung Jawab
Fathurrohman

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran


Lala Yuli Ade

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja


dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur
organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai
pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung
keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal
penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat melanggar
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang dianjurkan
olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar
keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya
dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui, dimengerti,
dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis
gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan
baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan
dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal yang
tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif maupun
industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat pada
waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus
selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah
lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor
telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan
didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja
sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan
seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat resiko kerja yang dihadapi
dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan, dilakukan
sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan,
akibat dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan
kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga
mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana,
seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung jawab semua orang dan
harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan
hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus tersedia untuk konsultasi mengenai
masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan kesehatan. OSHA juga mensyaratkan
bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk diberikan pelatihan dalam
prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan
pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban,
pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban dalam
kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban
untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat dari
kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus
dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan
pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus
menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap bahaya spesifik lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan
darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.
SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan
bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.

Pandeglang, 09 Juli 2018


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. MEGA PRIMA

WAHYU SETIA BUDI, SE


Direktur

Anda mungkin juga menyukai