Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).
A. PEKERJAAN RUANG KELAS BARU (3 Kelas)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Pekerjaan Pengukuran Dan Bouwplank
Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan
ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnya maksimal 2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus
disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk
mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan
bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur
seperti waterpass dan theodolite.
2. Pembersihan Lokasi Proyek
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan
seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari
pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek
ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang
ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan
semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
PillingKegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu
pada jarak jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus
searah dengan angin yang berhembus.
Burning
Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang dengan tidak
melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran diharuskan untuk
mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan dari
tanah disketiranya.
Bahan untuk bangunan los kerja lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Pondasi Batu Kali Dan Foot Plate
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
III. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Pekerjaan Janggutan dan listplank
- Lisplank yang dipilih adalah listplank yang lurus dan memiliki serat yang bagus.
- Pemsangan dilakukan secara hati-hati dengan posisi yang benar-benar tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan.
V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Pemasangan Kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
II. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
III. PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Dinding Bata Ad. 1:4
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
- Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
- Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc :
3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
- Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
- Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
- Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
Pekerjaan Plesteran Dinding Ad. 1:4
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar
rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.
Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
Kelas Z 22.
kadar 220 g/m2.
2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).
1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
e. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
f. Benang Aksesoris
g. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.
a. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
b. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
c. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
d. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
5. Benang Aksesoris
b. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
VI. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN SANITARY
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh
konsultan pengawas.
Pekerjaan Sanitasi
- Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian
tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari
timpaan benda-benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam
dalam dinding bata.
- Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø 3”
yang tebal dan elastis , sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC Ø 1/2”.
- Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem
dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem
pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air.
- Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain)
supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus
supaya tidak terjadi kebocoran.
- Septick tank dibuat pada tempat yang telah ditentukan dengan kapasitas 3 m3,
konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang dengan penutup dari plat
beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding dipasang pipa
pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan pasang
ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh.
Penyambungan Pipa
- Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
- Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
- Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
- Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
- Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
- Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran air yang
dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower double.
Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu digunakan
serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel berukuran standar ialah
diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar mandi dan berdekatan dengan
ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan peralatan
serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long elbow, tee
90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang digunakan untuk sakura
air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah 1 inchi. Pemasangan luruh Pipa
PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai supaya tak terlihat serta tak akan
mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90 cm
serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output saluran air kotor.
Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian wastafel standar ialah
90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda inginkan. Apabila faucet socket
sudah terpasang, maka periksalah seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu
paket, harap diingat bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang
berbeda-beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang
sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi sekrup
Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata bor tembok
sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada lubang
tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver ataupun screw
driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu membelinya. Semua pipa
tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah seluruh bagian wastafel sudah
dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara mengetesnya, apabila masih terdapat
bagian yang bocor maka langkah yang mesti dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan
pipa stainlessnya.
VII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen
Pemasangan Kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Keramik Dinding
Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
- Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan.
1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.
Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
Kelas Z 22.
kadar 220 g/m2.
2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).
1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
h. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
i. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
j. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
k. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
l. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
m. Benang Aksesoris
n. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.
e. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
f. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
g. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
h. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
5. Benang Aksesoris
e. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.
V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Pekerjaan Plafond Gypsum 9 mm
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 &
4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Pemasangan Kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
III. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
Pekerjaan Urugan Pasir Dibawah Pondasi
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.
Sloof Beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya. Penuangan spesi beton ke balok sloof
beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran,
dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
- Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
- Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
- Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.
Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
- Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Keramik Dinding
Persiapan
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
- Pemasangan ubin menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci
pintu/jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan
- Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin direndam air terlebih dahulu.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 4 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang
sesuai dengan direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan ubin pada lantai ditempatkan di atas lapisan pasir padat,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai
KM/WC, permukaannya dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
- Ubin yang menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
- Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah, dibongkar dan diganti.
- Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Adukan rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan.
1. C.75.100 untuk Top Chorddan Bottom (tebal : 1mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
2. C 75.75 untuk Web ( tebal : 0.75 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
3. TCT 0.6 untuk Reng (tebal : 0.6 mm) ; (atau sesuai hasil Analisa)
4. BX untuk Buildex Serew.
Bahan mutu tinggi ( light Gauge Higgt Tenseel Steel) Tipe G. 550 dengan criteria :
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa (minimum).
Teganagan Maksimum 550 Mpa ( minimum).
Modolus elastisitas 200.000 Mpa ( minimum).
Modulus geser 80.000 Mpa (minimum).
Lapisan anti karat – Hot Deep Galvanizeg. Dengan criteria :
Kelas Z 22.
kadar 220 g/m2.
2. Konektor lain.
o Multigrip Nail (MGN) sebagai conector kuda-kuda dengan Top Plate.
o Dynabolt sebagai connector Top Plate dengan ring kuda.
o Strapbrace sebagai pita baja pengikat antar kuda-kuda bagian atas (Semacam
trekstang).
1. Cara Pelaksanaan :
Perakitan rangka atap dilaksanakan dilokasi proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran
jarak bentangan kuda-kuda dan luasnya pasangan rangka atap baja, dan disesuaikan dengan
Hasil Analisa dari Truss Analysis Software, Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya .
Berikut Contoh File dan Gambar yang dihasilkan oleh Software Analisa Baja Ringan (Truss
Analysis Software) :
o. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
p. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
q. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
r. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
Alat Bantu Instalasi dan Ereksi
s. Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
- Bor untuk memasang self drilling screw
- Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
- Kunci 10 untuk memasang dynabolt
t. Benang Aksesoris
u. Aksesoris yang harus di pasang pada sistem rangka atap UNIONTRUSS adalah sebagai
berikut:
- Foot Plate, sebagai dudukan kuda di kedua ujungnya pada bagian batang tarik (bottom
chord). Foot plate di pasang ke ring balok menggunakan dynabolt diameter 8 panjang
4 cm pada kedua sisi foot plate.
- Diafragma Plate, di pasangan pada semua batang kuda-kuda dengan jarak maksimum
60 cm. Difragma Plate berfungsi untuk memperkaku sistem kuda-kuda keseluruhan.
- Punch Straping dan Tensioner, di pasang menyilang pada dua kuda-kuda yang
berdekatan berfungsi sebagai ikatan angin, tensioner untuk mengencangkan punch
straping
- Roof Baten atau reng sebagai ikatan batang tengah dan batang bawah. Ikatan batang
tengah di pasang per 3 kuda-kuda, ikatan batang bawah di pasang antara jarak
maksimum 3m.
i. Menggambarkan sistem struktur (truss, wall framing, dan floor framing) dengan skala 1:1
(sesuai dengan ukuran yang sebenarnya). Untuk pengerjaannya di lapangan, harus
disediakan sarana yang memungkinkan penggambaran dengan akurat dan presisi.
j. Meletakkan batang-batang profil/ member sesuai dengan desain dan mengukur serta
memberi tanda pada ujung-ujung batang yang akan dipotong/ digunting sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan dalam desain.
k. Setelah proses tersebut di atas selesai, aksesoris yang diperlukan , sebagai contoh pelat
diagframa pada sistem truss, ditentukan sesuai dengan desain dan pemasangannya
langsung dikerjakan.
l. Perakitan member struktur. Ereksi Proses ereksi sebagai tahap akhir memerlukan
penanganan yang baik untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasang, juga dari segi
keselamatan pekerjanya. Elemen struktur harus diereksi dengan bidang vertikal dan
sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada tempatnya sesuai jarak pada saat desain.
Untuk elemen struktur yang dipasang di atas harus disediakan alat pengangkat yang
sesuai dengan ukuran dan tipe struktur yang digunakan. Pemasangan alat pengangkat
sebaiknya pada titik pengangkatan yang direkomendasi oleh fabricator. Setelah struktur
terpasang pada tempatnya sediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya
struktur, bracing sementara harus tetap terpasang hingga keseluruhan struktur terakit dan
terpasang dengan kokoh secara permanen. Selanjutnya angkurlah truss pada titik
perletakkannya dengan baik sesuai dengan desain dan toleransi yang maksimum.
5. Benang Aksesoris
h. Pasang Genteng
- Pemasangan genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas dan
sebelum dipasang harus ditarik benang bagian samping kiri dan kanan, serta bagian
bawah supaya hasil pemasangan lurus, rata dan siku. Atap genteng dipaku terhadap reng
yang sudah dipasang, disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
- Genteng Metal dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
- Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
- Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan atap pada bagian bawahnya.
i. Pasang Nok Genteng
Pasang Karpusan dikerjakan setelah selesai pemasangan atap genteng, sebelum dipasang
ditarik benang pada nok supaya lurus dan rata, Nok dipasang saling menutup ujung sejauh
kaitannya, kemudiaan di dipaku terhadap reng/nok yang sudah dipasang, disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
V. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Rangka Besi Hollow Plafond
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan
menggunakan sekrup gypsum.
Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Pemasangan plafond gypsum dan GRC
Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Penyambungan Pipa
- Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa
- Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu
dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera
masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
- Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
- Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
- Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
- Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Pas. Kran
Untuk mengalirkan air yang dapat membuka dan menutup, dipasang kran air. Kran air yang
dipasang berupa kran air uk. ½” yang terbuat dari stainless serta Kran shower double.
Pasangan Wastafel
Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu digunakan
serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel berukuran standar ialah
diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar mandi dan berdekatan dengan
ruang makan.
Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan peralatan
serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long elbow, tee
90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang digunakan untuk sakura
air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah 1 inchi. Pemasangan luruh Pipa
PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai supaya tak terlihat serta tak akan
mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90 cm
serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output saluran air kotor.
Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian wastafel standar ialah
90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda inginkan. Apabila faucet socket
sudah terpasang, maka periksalah seluruh perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu
paket, harap diingat bahwa setiap merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang
berbeda-beda. Biasanya perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk
output air kotor serta input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang
sudah disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi sekrup
Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata bor tembok
sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada lubang
tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver ataupun screw
driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu membelinya. Semua pipa
tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah seluruh bagian wastafel sudah
dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara mengetesnya, apabila masih terdapat
bagian yang bocor maka langkah yang mesti dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan
pipa stainlessnya.
VIII. PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA, DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen
Pemasangan Kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
X. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Pekerjaan Pengecatan Plafond
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat plafond gypsum dan
GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : cat setara Vinilex, sealer dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schafolding, roll, bak rool, kuas dan ampelas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan plafond gypsum dan GRC
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir
beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
- Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan
bersifat gembur;
- Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm;
untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar
kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ;
selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
- Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi;
- Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
- Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
- Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
- Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
- Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai
menumpuk bahan;
- Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
- Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir
paving blok;
- Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
- volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap
100m2 paving blok.
Tetapi ketebalan jalan beton dan pembesian tulangannya sangat tergantung dari beban yang
melintasinya, maka harus diperhitungkan sesuai kebutuhan masing-masing proyek.
Secara garis besar pekerjaan jalan beton baru terbagi menjadi beberapa bagian besar :
- Pekerjaan pemadatan tanah dasar
- Pekerjaan urugan makadam / sirdam (jika diperlukan)
- Pekerjaan urugan pasir urug.
- Pekerjaan bekisting beton.
- Pekerjaan gelar plastik cor.
- Pekerjaan pembesian wiremesh serta besi dowel dan tie bar.
- Pekerjaan Pengecoran beton
- Pekerjaan finish hairline permukaan beton (finish garis-garis).
- Pekerjaan curing beton.
- Pekerjaan cutting dan delatasi.
Pekerjaan Pasangan Saluran
Bahan
- Bata/Batako
- Besi
- Semen
- Pasir
- Air
Cara pengerjaan :
- Tentukan titik mana yang akan dibuatkan bak kontrol
- Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih kuat dan tahan lama,
setalah pondasi besi sudah terpasang lanjut ke pemasangan.
- Bisa Pakai Bata Merah / Batako untuk menjadi dinding pada bak kontrol, panjang, lebar, &
tinggi sesuai dengan saluran yang akan terhubung ke bak kontrol. tetapi posisi bak kontrol
harus lebih besar dari saluran air.
- Setelah dinding terpasang maka lakukan lah perapihan pada dinding bak kontrol agar
terlihat lebih rapi dan buat tutup bak kontrol nya juga jika suatu saat bermasalah
pada saluran air sangat lah mudah untuk mengecek nya
- sangat efektif bak kontrol dibersihkan 2bulan sekali agar tidak ada penyumbatan pada
saluran.
PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah
preventif guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja
pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal
prevensi / pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas
K3 berupa pelatihan yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun
swasta. Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan
baik medis maupun non medis yang sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun.
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
Pemasangan rambu-rambu
Gunakan operator bepengalaman
Menjaga jarak dengan alat berat
Menjaga jarak dengan alat pemotong
Memakai kaos tangan
Memakai helm kerja
Memakai rompi berpemantul
Memakai sepatu kerja
Menghindari berada di daerah tebing / curam
Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
Memperhatikan area swing alat berat
Memperhitungan potensi kejatuhan material
Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab
Fathurrohman