Anda di halaman 1dari 71

METODE PELAKSANAAN

PENATAAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN


DI KAWASAN STRATEGIS SAWARNA, TANJUNG LAYAR,
SAWARNA KAB. LEBAK , TANJUNG LAYAR, SAWARNA KAB.
LEBAK

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN 2019


METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Penataan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman di


Kawasan Strategis Sawarna, Tanjung Layar, Sawarna Kab.
Lebak
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2019

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).

I. PENDAHULUAN
a. Umum
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten pada Tahun Anggaran
2019 akan melaksanakan pekerjaan Penataan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman
di Kawasan Strategis Sawarna, Tanjung Layar, Sawarna Kab. Lebak yang berlokasi di
Kabupaten Pandeglang. Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 120 (Seratus Dua Puluh) Hari
Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Penataan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman di
Kawasan Strategis Sawarna, Tanjung Layar, Sawarna Kab. Lebak mencakup hal-hal
berikut.
1. Papan Nama Pekerjaan
Membuat dan memasang serta memelihara papan nama kegiatan, pemasangan papan
nama kegiatan harus dilakukan setelah diterbitkannya surat keputusan pemenang
pelelangan. Jumlah papan nama proyek 1 buah dengan ketentuan sebagai berikut :
Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum
akan mengetahui aktivitas proyek dan jauh dari kecurigaan.papan nama dipasang
dipancang dengan kokoh ke tanah dengan pondasi beton sehingga tidak mudah roboh.
papan nama proyek dibuat berdasarkan spesikasi teknis atau menurut petunjuk dari
direksi. isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun
anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan nama kegiatan
dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telahdi sepakati sebelumnya.

Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :


 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


 Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
 Buat Tulisan yang sudah di sepakati
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-
tiang penyangga.

Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam


mengidentifikasi suatu proyek.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Pekerja  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada tertimpa (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 1 material yg Safety,  Gergaji  Pelaksana
dan selesai Sarung kayu Lapangan
akan
Tangan,  Sekop  Juru Ukur
pada minggu dipasang
Masker, dan  Cangkul  Mandor,
ke 1 sesuai  Tangan / Kaca Mata
dengan  Peralatan Tukang
kaki terluka  Mentaati
rencana jadwal tukang
saat Peraturan
pelaksanaan lainnya
pemasangan Lalulintas
 Mengikuti SOP
Pengopersian
Alat Berat

2. Foto Dokumentasi
Pelaksanaan pekerjaan dokumentasi dilakukan sejak awal akan dimulai pelaksanaan
pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada pelaksaan pekerjaan.
Pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi pekerjaan
tersebut harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai
kegiatan pelaksanaan sejak dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga
secara kronologi bisa menjadi satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan
tersebut. Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang
berbeda atau sesuai dengan pengarahan Direksi pekerjaan dan harus bisa memberikan
gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Pelaksanaan
pengambilan photo dokumentasi tersebut dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing).

Tahapan pelaksanaan kegiatan dokumentasi pekerjaan :

 Saat awal / sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan 0%;


 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan selesai atau telah mencapai prestasi 100%

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
119 (Seratus  Tertabrak  Memakai APD  Kamera  Site
Sembilan Kendaraan (Helm, Sepatu SLR Manager
Belas) Hari  Tangan / Safety,  Pelaksana
Kalender Pada Sarung Lapangan
kaki terluka
Tangan,  Tukang
Minggu Ke 1 saat bekerja
Masker, dan Foto
dan selesai
Kaca Mata
pada minggu  Mentaati
ke 17 sesuai Peraturan
dengan Lalulintas
rencana jadwal  Mengikuti SOP
pelaksanaan Pengopersian
Alat Berat
3. Pengukuran Kembali/Uitzet
 Kontraktor pelaksana mengajukan permohonan izin Uitzet dan Bouwplank kepada
direksi dinas sebagai persetujuan pelaksana pekerjaan
 Uitzet dilaksanakan menggunakan peralatan standar yang disetujui direksi dinas.
Pengukuran dilakukan dengan rencana gambar kerja dan petunjuk dari tenaga yang
bersangkutan
 Apabila terjadi perbedaan ukuran, kontraktor pelaksana dapat melaporkan kepada
konsultan supervisi dan direksi dinas agar dapat dilakukan arahan selanjutnya
 Bouwplank dipasang dengan menggunakan material papan dan kayu. Dipastikan
bouwplank dipasang dengan kuat dan mudah dilihat
 Selama pekerjaan pengukuran belum selesai, bouwplank dipastikan tetap dan baik
dalam posisinya dan harus selalu dilakukan pengecekan

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Pekerja  Memakai APD  Meteran  Pihak Dinas
Kalender Pada tertimpa (Helm, Sepatu  Palu  Konsultan
Minggu Ke 1 material yg Safety,  Gergaji Perencana
dan selesai Sarung kayu  Konsultan
akan
Tangan,  Sekop Pengawas
pada minggu dipasang
Masker, dan  Cangkul  Site
ke 1 sesuai  Tangan / Kaca Mata
dengan  Peralatan Manager
kaki terluka  Mentaati
rencana jadwal tukang  Pelaksana
saat Peraturan
pelaksanaan lainnya Lapangan
pemasangan Lalulintas
 Juru Ukur
 Mengikuti SOP  Mandor,
Pengopersian Tukang
Alat Berat

4. Dokumen Pelaporan
Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang dipakai sebagai Acuan
dalam pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S.
Tahapan pelaksanaan kegiatan dokumentasi pekerjaan :

 Saat awal / sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan 0%;


 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
 Saat pelaksanaan pekerjaan selesai atau telah mencapai prestasi 100%

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
119 (Seratus  Tangan /  Memakai APD  Komputer  Site
Sembilan kaki terluka (Helm, Sepatu  Laptop Manager
Belas) Hari saat bekerja Safety,  Printer  Pelaksana
Kalender Pada Sarung Lapangan
Tangan,  Administrasi
Minggu Ke 1
Masker, dan
dan selesai
Kaca Mata
pada minggu  Mentaati
ke 17 sesuai Peraturan
dengan Lalulintas
rencana jadwal
pelaksanaan
 Mengikuti SOP
Pengopersian
Alat Berat

5. As Built Drawing
 As Built Drawing adalah gambar koreksi, perbaikan, revisi, dari gambar
pelaksanaan yang ada, dikarenakan adanya permasalahan di proyek pada saat
bangunan dikerjakan. Juga menerangkan pihak mana saja yang ikut
mengerjakan proyek yang dibangun, seperti : sub kontraktor-sub kontraktor,
supplier-supplier, dll yang andil dalam pembangunan proyek.
 Waktu yang dibutuhkan, sama dengan waktu pengerjaan / pelaksanaan (umur)
proyek.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Seratus  Tangan /  Memakai APD  Komputer  Site
Sembilan kaki terluka (Helm, Sepatu  Laptop Manager
Belas) Hari saat bekerja Safety,  Printer  Pelaksana
Kalender Pada Sarung  Scanner Lapangan
Tangan,  Kertas  Drafter
Minggu Ke 17
Masker, dan Print A3 CAD
dan selesai
Kaca Mata
pada minggu  Desain
 Mentaati
ke 17 sesuai Engineering
Peraturan
dengan Lalulintas
rencana jadwal  Mengikuti SOP
pelaksanaan Pengopersian
Alat Berat

6. Sewa Gudang
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat
mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan
kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
 Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.
 Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel,
alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang
didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Seratus  Tangan /  Memakai APD  Pelaratan  Site
Sembilan kaki terluka (Helm, Sepatu Tukang Manager
Belas) Hari saat bekerja Safety,  Pelaksana
Kalender Pada Sarung Lapangan
 Kebakaran
Tangan,
Minggu Ke 1
Masker, dan
dan selesai
Kaca Mata
pada minggu  Mentaati
ke 1 sesuai Peraturan
dengan Lalulintas
rencana jadwal  Mengikuti SOP
pelaksanaan Pengopersian
Alat Berat

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Pada awal pelaksanaan dipersiapkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan Penataan Infrastruktur
Perumahan dan Permukiman di Kawasan Strategis Sawarna, Tanjung Layar,
Sawarna Kab. Lebak secara bertahap peralatan-peralatan yang dibutuhkan sebagai
berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Mobil Pick Up - 1 Unit
2 Concrete Mixer 0.43 m3 3 Unit
3 Bar Cutter 1 Unit
4 Bar Bender 25 mm 1 Unit
5 Gerobak Dorong 5 Unit

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan
segera mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

b. Lingkup Pekerjaan

I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pondasi (Agregat)
III. Pekerjaan Beton
IV. Pekerjaan Pavingblock
V. Pekerjaan Plat Duiker
VI. Pekerjaan TPT
VII. Pekerjaan Lampu PJU Solar Cell
VIII. Pekerjaan Penyelesaian

1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan dalam hal
waktu dan hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain.
Dalam perencanaan ini sudah diketahui material-material apa yang harus dipasang
pada waktu tertentu, material harus tiba di lapangan, peralatan yang dipakai dan
tenaga ahli yang akan ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal waktu pengadaan barang
 Jadwal waktu pengadaan peralatan
 Jadwal waktu pengadaan tenaga kerja/tenaga ahli

Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara


bertahap sesuai jadwal. Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di dalam
gudang / los kerja dan siap dioperasikan

Sebelum pelaksanaan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran-


pengukuran di lapangan secara detail. Bersama-sama dengan Direksi Setelah itu
dibuatkan gambar kerja berdasarkan gambar dan spesifikasi dari konsultan. Dalam
proses pengukuran, pembuatan gambar kerja dan cara kerja diperlukan konsultasi
dan koordinasi dengan konsultan atau pengawas sehingga menghasilakan gambar
kerja dan cara kerja yang tepat sasaran.

Hal-hal yang tercakup dalam Persiapan Pelaksanaan meliputi :


 Material/bahan yang akan dipasang
 Waktu kedatangan dan pemasangan material
 Peralatan yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja
 Tenaga ahli yang diperlukan
 Waktu yang direncanakan untuk setiap item pekerjaan
 Mengurus semua perijinan, baik ijin lokasi, maupun dengan Perusahaan terkait.

c. Pekerjaan Fisik Lapangan


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan mengikuti tahapan-tahapan
atau urutan-urutan yang sesuai dengan peraturan konstruksi yang berlaku. System
pelaksanaan pekerjaan akan dikerjakan secara simultan kecuali pada item-ite
pekerjaan yang saling ketergantungan.
III. PROSEDUR PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan item pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat antara lain :

USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN


PENUNJANG LAINNYA

PERJAAN PONDASI (AGREGAT)


Pekerjaan Lapis Pondasi dengan Agregat A
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai
lapis pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang dilebarkan dan di
atas permukaan lapis pondasi bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Persiapan :
Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL
Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh
semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir,
pengambilan contoh material (batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama
dengan Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di
Laboratorium Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan
batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk
penyediaan pasir.
Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material
(mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang
disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan
pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis. Hasil
percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji
kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan
(atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

Bahan :
 Agregat Kelas A

Peralatan :
 Dump Truck
 Tandem Roller
Cara Pelaksanaan :
Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan
komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan
dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen,
digunakan peralatan excavator dan Wheel Loader.
Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan
wheel Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor
gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat
dilaksanakan efektif dan efisien.
Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan
dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses
penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air
optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari
bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah
lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika
diyakini tercapai kepadatan yang disyaratkan.

Pengujian dan pengukuran :


Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual),
kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan
permukaan (menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan
dilaksanakan sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan
dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap
sesuai spesifikasi teknis.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
35 (Tiga Puluh  Pekerja  Memakai APD  Pelaratan  Site
Lima) Hari tertimpa (Helm, Sepatu Tukang Manager
Kalender Pada material yg Safety,  Dump  Pelaksana
Minggu Ke 3 dan Trcuk Lapangan
akan dipasang Sarung
selesai pada  Tandem  Juru Ukur
 Pekerja Tangan,
minggu ke 7 Roller  Mandor
sesuai dengan terjatuh Masker, dan
 Mobil  Tukang
rencana jadwal dariketinggian Kaca Mata
Pick Up
pelaksanaan  Tangan / kaki  Mentaati
terluka saat Peraturan
pemasangan Lalulintas
 Terluka  Mengikuti
akibat SOP
terkena Pengopersian
Alat Berat
peralatan

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Bekisting Papan
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pembongkaran
bekisting untuk pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan


Peralatan
- Meteran
- Palu
- Gergaji kayu
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Kayu Kelas III
- Paku
- Minyak Bekisting

Pelaksanaan pekerjaan
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
- Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana
- Bekisting digunakan untuk 3 kali penggunaan.
- Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
- Bekisting dipasang per segmen dengan panjang maksimal per segmen adalah 5 meter.
- Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan minyak
bekisting
- agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
- Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari
- Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah
dicor.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
 42(Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Hari saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Sarung kayu Lapangan
Kalender pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
Pada  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
Minggu Ke kaki Kaca Mata
 Gerobak Tukang
4 dan terluka  Mentaati
sorong
selesai kena alat Peraturan
 Sekop
pada bantu Lalulintas
 Cangkul
minggu ke 9  Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
sesuai tertimpa  Peralatan
Alat Berat
dengan material yg tukang
rencana akan lainnya
jadwal dipasang
pelaksanaan  Anggota
badan
terkena
serpihan saat
pemotongan
material
Pekerjaan Beton K-175 (Menggunakan Molen)
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Concrete mixer
- Gerobak sorong
- Sekop
- Cangkul
- rushkam
- Peralatan tukang lainnya
Bahan
- Semen
- Pasir
- Kerikil
- Air
- Bahan-bahan lain yang dianggap perlu

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Membuat adukan beton K175 menggunakan concrete mixer
- Adukan beton yang telah jadi dibawa ke area pengecoran dengan menggunakan
gerobak sorong
- Beton dihamparkan pada area yang telah dipasang bekisting, plastik alas dan besi
beton.
- Permukaan pengecoran diratakan dengan menggunakan rushkam dan dibuat miring
sekitar 2% terhadap lebar jalan agar tidak terjadi genangan air hujan.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
 42(Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Hari saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Sarung kayu Lapangan
Kalender pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
Pada  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
Minggu Ke kaki Kaca Mata
 Gerobak Tukang
5 dan terluka  Mentaati
sorong
selesai kena alat Peraturan
 Sekop
pada bantu Lalulintas
 Cangkul
minggu ke  Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
10 sesuai tertimpa  Gunting
Alat Berat
dengan material yg Besi
rencana akan  Bending
jadwal dipasang besi
pelaksanaan  Anggota  Peralatan
badan tukang
terkena lainnya
serpihan saat
pemotongan
material
Pembesian
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi untuk pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Meteran
- Gunting Besi
- Bending besi
- Bar Cutter
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Besi polos
- Kawat ikat
- Beton tahu

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Besi dipotong sesuai ukuran pemasangan di lapangan
- Besi dibengkokkan menggunakan bending sesuai dengan pola pada gambar rencana
- Besi yang telah dibentuk, dirakit dengan menggunakan kawat ikat
- Besi diletakkan diatas permukaan plastik alas yang telah terpasang dengan
menggunakan penjaga jarak (beton tahu) dengan ketebalan kurang lebih 5 cm untuk
menjaga jarak besi terhadap dasar tanah ketika dicor nanti.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42(Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Hari Kalender saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Pada Minggu Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
Ke 4 dan  Tangan / kaki
Masker, dan mixer  Mandor,
selesai pada terluka kena Kaca Mata
minggu ke 9  Gerobak Tukang
alat bantu  Mentaati
sesuai dengan sorong
 Pekerja Peraturan
rencana  Sekop
tertimpa Lalulintas
jadwal  Cangkul
material yg  Mengikuti SOP
pelaksanaan Pengopersian  rushkam
akan  Gunting
Alat Berat
dipasang Besi
 Anggota  Bending
badan besi
terkena  Peralatan
serpihan saat tukang
pemotongan lainnya
material

Pekerjaan Pemasangan Plastik Coran


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan plastik hitam.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan plastik Coran/plastik alas dan alat bantu kerja pemasangan
plastik Coran.

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam
ini agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
- Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang
tidak ditutupi plastik hitam ini
- Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan
pemberat berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku
yang ditempelkan ke dinding bekisting.
- Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42(EmpatPuluh  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Dua) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Kalender Pada saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Minggu Ke 4 Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
pada minggu kaki Kaca Mata
ke 9 sesuai  Gerobak Tukang
terluka  Mentaati
dengan sorong
kena alat Peraturan
rencana jadwal  Sekop
bantu Lalulintas
pelaksanaan  Cangkul
 Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
tertimpa  Gunting
Alat Berat
material yg Besi
akan  Bending
dipasang besi
 Anggota  Peralatan
badan tukang
terkena lainnya
serpihan saat
pemotongan
material

Pekerjaan Cutting Beton dan Joint Sealent


Persiapan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan Cutting Beton dan Joins
Sealent.
Peralatan dan bahan yang akan digunakan :
Pekerjaan ini menggunakan Cutting Beton dan Joins Sealent dan alat bantu kerja
pemasangan Cutting Beton dan Joins Sealent

Pelaksanaan Pekerjaan
Dilaksanakan dengan mesin pemotong khusus (Cutter Beton). Pemotongan beton
dilaksanakan saat beton masih cukup lunak, Kira – kira jam ke 12 – 18 setelah
pengecoran.

Pekerjaan Joint Sealent


Persiapan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan Cutting Beton dan Joins
Sealent.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan Cutting Beton dan Joins Sealent dan alat bantu kerja
pemasangan Cutting Beton dan Joins Sealent

Tahap Pelaksanaan :
- Pasanglah sealant dengan teknik yang tepat dimana sealant akan kontak langsung
dan secara penuh dalam kondisi basah. Pemasangan sealant secara bersamaan
dengan sealant backing.
- segera setelah pemasangan sealant dan sebelum pemasangan permukaan dimulai,
dilakukan tool sealants agar menjadi halus, rata, untuk menghindari kantung-
kantung air dan untuk menjamin hubungan sealant dengan permukaan sekitar.
- Cleaning / pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas noda yang
masih lengket dan metode maupun bahan sesuai petunjuk dari pabrik.
- Selama pemasangan, sealant harus dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan
operasi konstruksi.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42(EmpatPuluh  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Dua) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Kalender Pada saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Minggu Ke 5 Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
pada minggu kaki Kaca Mata
ke 10 sesuai  Gerobak Tukang
terluka  Mentaati
dengan sorong
kena alat Peraturan
rencana jadwal  Sekop
bantu Lalulintas
pelaksanaan  Cangkul
 Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
tertimpa  Gunting
Alat Berat
material yg Besi
akan  Bending
dipasang besi
 Anggota  Peralatan
badan tukang
terkena lainnya
serpihan saat
pemotongan
material

Pekerjaan Core Drill dan Uji Lab Beton


Persiapan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan Core Drill dan Uji Lab Beton.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan Core Drill dan Uji Lab Beton.dan alat bantu kerja
pemasangan Core Drill dan Uji Lab Beton.

Cara Pelaksanaan
- Umur beton minimal 14 hari.
- Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan,
biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur,
atau dari hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT
(Ultrasonic Pulse Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan
contoh. Pengambilan contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core
drill dilakukan pada bagian-bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat
tekannya
- Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat
yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen
maksimum, dan tulangan utama.
- Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat
kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh
digunakan untuk
- Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
- Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana
L = panjang dan D =diameter benda uji;
- Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
- Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
- Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak
lurus terhadap sumbu benda uji;
- Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2
batang;
- Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang,
benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi
ketentuan dan bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji
kuat tekan
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh)  Terjatuh /  Memakai APD  Alat uji  Site
Hari terpeleset (Helm, Sepatu tekan Manager
Kalender saat Safety, beton  Petugas Lab
Pada Minggu Sarung Uji
pelaksanaan
Tangan,
Ke 11 dan  Tangan /
Masker, dan
selesai pada kaki terluka Kaca Mata
minggu ke 11 kena alat  Mentaati
sesuai bantu Peraturan
dengan Lalulintas
 Pekerja
rencana  Mengikuti SOP
tertimpa
jadwal Pengopersian
material yg
pelaksanaan Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan saat
pemotongan
material

Angkut Langsiran
Persiapan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan angkut langsiran.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


alat bantu pekerjaan angkut langsiran

Cara Pelaksanaan
- Langsiran Sangat diperlukan karena medan atau lokasi yang sulit terjangkau dan
mobilisasi sangat tidak memungkinkan seperti tanah, lumpur, lebar jalan sempit.
Langsiran difungsikan untuk mendekatkan material kelokasi pekerjaan. Sehingga
pekerja bisa berjalan lancar dengan kebutuhan material terpenuhi meskipun dengan
cara manual.
- siapkan terlebih dahulu lokasi yang akan ditempatkan bahan/material Tempat terlebih
dahulu dibersihkan dari material
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
35 (Tiga Puluh  Terjatuh /  Memakai APD  Gerobak  Site
Lima) Hari terpeleset (Helm, Sepatu sorong Manager
Kalender Pada saat Safety,  Sekop  Pelaksana
Minggu Ke 2 dan Sarung  Cangkul Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Peralatan  Juru Ukur
selesai pada  Tangan /
Masker, dan tukang  Mandor,
minggu ke 6 kaki Kaca Mata
sesuai dengan lainnya Tukang
terluka  Mentaati
rencana jadwal kena alat Peraturan
pelaksanaan Lalulintas
bantu
 Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian
tertimpa
Alat Berat
material yg
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan saat
pemotongan
material

PEKERJAAN PAVING BLOCK


Pekerjaan Bongkaran Paving Eksisting
Persiapan :
- Persiapankan lahan dan alat untuk melaksanakan bongkaran

Bahan :
- Paving Block Natural

Peralatan :
- Linggis
- Palu
- Gerobak Dorong
- Cangkul

Cara Pelaksanaan :
- Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati – hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan
- Semua material bekas bongkaran diangkut keluar proyek
- Bongkaran pasangan lama sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membongkar
pasangan paving dan saluran yang tidak sesuai lagi dengan gambar yang baru, hasil
bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai terganggu pekerjaan yang
dilaksanakan. Sebelum memulai bongkaran pasangan lama kontraktor harus konsultasi
dengan konsultan pengawas dan direksi teknis dari dinas terkait

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
14 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Belas) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Gerobak Manager
Kalender Pada saat Safety, Sarung sorong  Pelaksana
Minggu Ke 2 Tangan,  Cangkul Lapangan
pelaksanaan
Masker, dan  Linggis  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Kaca Mata  Peralatan  Mandor,
pada minggu kaki terluka  Mentaati
ke 3 sesuai tukang Tukang
kena alat Peraturan
dengan lainnya
bantu Lalulintas
rencana jadwal  Mengikuti SOP
 Pekerja
pelaksanaan Pengopersian
tertimpa
Alat Berat
material yg
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material
Pekerjaan Pasir Urug t = 5 cm
Persiapan :
- Siapakan lahan urugan dan peralatan urugan

Bahan :
- Pasir Urug

Peralatan :
- Cankul
- Alat Garuk Pasir

Cara Pelaksanaan :
- Urugan pasir dilakukan setelah galian dan bongkaran paving, urugan pasir sesuai dengan
ketebalan seperti dalam RKS
- Siapkan terlebih dahulu lokasi yang akan diurug
- Area yang akan diurug terlebih dahulu dibersihkan dari material yang bukan merupakan
bahan urugan

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Gerobak  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu sorong Manager
Hari Kalender saat Safety, Sarung  Cangkul  Pelaksana
Pada Minggu Tangan,  Linggis Lapangan
pelaksanaan
Masker, dan  Peralatan  Juru Ukur
Ke 3 dan  Tangan /
Kaca Mata tukang  Mandor,
selesai pada kaki terluka  Mentaati
minggu ke 9 lainnya Tukang
kena alat Peraturan
sesuai dengan bantu Lalulintas
rencana jadwal  Mengikuti SOP
 Pekerja
pelaksanaan Pengopersian
tertimpa
Alat Berat
material yg
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material
Pekerjaan Paving Block Natural t = 8 cm
Secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton terkunci ( paving blok ) adalah
pemasangan paving baru, bongkaran paving lama, perataan / leveling tanah dasar bawah
lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang
perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving block).

Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman unit–unit
paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir,
dan bersih.

Persiapan :
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan
ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

- Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pekerjaan;
- Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran
sementara;
- Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum
sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan dan Bahan


Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan blok beton
terkunci ( paving block ) adalah :
- Benang kasur atau benang Plastik ;
- Sapu lidi;
- Sikat ijuk;
- Gerobak sorong seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
- Lori dengan bangku kayu;
- Alat potong block mekanis atau hidrolis;
- Waterpass atau selang plastik transparan;
- Palu kayu;
- Pemadat pengetar ( vibro compactor );
- Tamper
- Stamper
- Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk
membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
- Jidar kayu panjang 2-3 m.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti
dibawah ini :

Pekerjaan Persiapan
a. Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-
sempurnaan pondasi.
- Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5% untuk
trotoar 2%
- Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong

b. Lokasi Titik Awal


Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah miring, pemasangan ini
harus berawal dari titik terendah agar paving block yang telah terpasang tidak bergeser.
Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan pemasangan
secara acak.

c. Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu
yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi
lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat
dipertahankan.

Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang
baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat
terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila
pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut
pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.PolaPemasangan Paving Block Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan
tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman
tikar (basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan
penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Gerobak  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu sorong Manager
Hari Kalender saat Safety, Sarung  Cangkul  Pelaksana
Pada Minggu Tangan,  Linggis Lapangan
pelaksanaan
Masker, dan  Palu  Juru Ukur
Ke 3 dan  Tangan /
Kaca Mata  Peralatan  Mandor,
selesai pada kaki terluka  Mentaati
minggu ke 9 Pemasangan Tukang
kena alat Peraturan
sesuai dengan Paving dan
bantu Lalulintas
rencana Kansten
 Pekerja  Mengikuti SOP
jadwal  Peralatan
tertimpa Pengopersian
pelaksanaan Alat Berat tukang
material yg lainnya
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan kansteen 10x20x40 cm


kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya
menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima
beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum
penebaran pasir alas.

Persiapan :
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka- ragam
ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat
slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan
jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas
dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar
terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah
tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
Bahan :
 Kansteen Natural 10x20x40
 Semen
 Abu Batu

Peralatan :
 Benang kasur atau benang Plastik ;
 Sapu lidi;
 Sikat ijuk;
 Gerobak sorong seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
 Lori dengan bangku kayu;
 Alat potong block mekanis atau hidrolis;
 Waterpass atau selang plastik transparan;
 Palu kayu;
 Pemadat pengetar ( vibro compactor
 Tamper
 Stamper
 Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk
membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
 Jidar kayu

Cara Pelaksanaan :
- tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 10 cm;
- pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam
keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan
benang pembantu;
- tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
- setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan
tanah.
- beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran
untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok
tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.
Penebaran Pasir Alas Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai
alas perletakan paving blok.

Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


- Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti
pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
- Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan
bersifat gembur;
- Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5
cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu
jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
- Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi;
- Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
- Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
- Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
- Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
- Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
- Setiap tahap, luas maksimum adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
- Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok;
- Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;

- volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap

100m2 paving blok.


WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
42 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Gerobak  Site
Puluh Dua) terpeleset (Helm, Sepatu sorong Manager
Hari Kalender saat Safety, Sarung  Cangkul  Pelaksana
Pada Minggu Tangan,  Linggis Lapangan
pelaksanaan
Masker, dan  Palu  Juru Ukur
Ke 3 dan  Tangan /
Kaca Mata  Peralatan  Mandor,
selesai pada kaki terluka  Mentaati
minggu ke 9 Pemasangan Tukang
kena alat Peraturan
sesuai dengan Paving dan
bantu Lalulintas
rencana Kansten
 Pekerja  Mengikuti SOP
jadwal  Peralatan
tertimpa Pengopersian
pelaksanaan Alat Berat tukang
material yg lainnya
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Biaya Uji Lab Paving Block


Persiapan :
 Siapkan benda yang akan di uji

Bahan ;
 Paving Block 8 cm Natural

Peralatan :
 Alat Uji Tekan

Cara Pelaksanaan :
- Bawa sample benda uji paving ke lab pengujian sesuai arahan direksi
- Beri tekanan menggunakan mesin uji tekan
- Tambah beban sedikit demi sedikit hingga benda uji hancur
- Perhatikan reaksi yang ditimbul selama pengujian
- Lakukan uji tekan beberapa kali dengan benda uji yang berbeda agar memperoleh hasil
yang akurat
- Nilai kuat tekan akan diperoleh ini setara dengan beban tekan dibagi dengan luasan
penampang benda uji
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Alat uji  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu tekan Manager
Minggu Ke 11 dan saat Safety, beton  Petugas Lab
selesai pada Sarung Uji
pelaksanaan
Tangan,
minggu ke 11  Tangan / kaki
Masker, dan
sesuai dengan terluka kena Kaca Mata
rencana jadwal alat bantu  Mentaati
pelaksanaan  Pekerja Peraturan
tertimpa Lalulintas
material yg  Mengikuti SOP
Pengopersian
akan
Alat Berat
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan saat
pemotongan
material

PEKERJAAN PLAT DUIKER


Pekerjaan Bouwplank
Persiapan :
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi pekerjaan
pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan
(Bench Mark).

Bahan :
 Kayu kelas II
 Paku
 Minyak Bekisting
Peralatan :
 Gergaji
 Palu
 Alat bantu tukang

Cara Pelaksanaan:
Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini sangat
penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah
horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir
yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah
pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank.

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m
di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat
penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 6 saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
dan selesai Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
6 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Gerobak Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal sorong
bantu Peraturan
pelaksanaan  Sekop
 Pekerja Lalulintas
 Cangkul
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
material yg  Gunting
Alat Berat
akan Besi
dipasang  Bending
 Anggota besi
badan  Peralatan
terkena tukang
serpihan lainnya
saat
pemotongan
material
Galian Tanah
Persiapan :
 Siapkan Lahan yang akan di gali dan peralatan galian

Bahan :
 Tanah

Peralatan :
 Cangkul
 Alat galian tanah
 Gerobak Dorong
 Mobil Pick Up

Cara Pelaksanaan :
Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk melakukan
penggalian. Cara pelaksanaan :
- Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih dahulu
di lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk mengangkut
tanah dan P3K.
- Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
- Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang
selanjutnya diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak melenceng dari
gambar.
- Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau batu besar
harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
- Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta dorong/pick up ke
tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh direksi.
- Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
direksi.
- Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah
di bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka kami
akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur
tanah tidak longsor.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 7 saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
dan selesai Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
7 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Gerobak Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal sorong
bantu Peraturan
pelaksanaan  Sekop
 Pekerja Lalulintas
 Cangkul
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
material yg  Gunting
Alat Berat
akan Besi
dipasang  Bending
 Anggota besi
badan  Peralatan
terkena tukang
serpihan lainnya
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Batu Belah 1:3


Persiapan :
 Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
 Pembersihan lokasi pekerjaan
 Pengadaan bahan material pekerjaan pasangan batu seperti batu, pasir, dan semen
ke lokasi pekerjaan. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan.
 Bahan material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi pekerjaan.
 Jika diperlukan perlu disiapkan tempat penyimpanan khusus untuk bahan tau
material, terutama untuk bahan semen agar penyimpanan semen dapat dilakukan
dengan benar.

Bahan :
 Batu Belah
 Semen
 Pasir Pasang
 Air
Perlatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong
 Alat Bantu Tukang

Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan pada daerah yang
sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi Pekerjaan
sesuai spesifikasi dan gambar rencana, cara pelaksanaan :
- Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang memenuhi
persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
- Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana
pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3pp dan kemudian diplester kasar
, bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal sesuai dengan gambar
dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan ditumbuk hingga
padat dan rata.
- Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hinga rapat.
- Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
14 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Belas) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Kalender Pada saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
Minggu Ke 8 Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Sekop  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Masker, dan  Cangkul  Mandor,
pada minggu ke kaki terluka Kaca Mata
9 sesuai  rushkam Tukang
kena alat  Mentaati
dengan  Peralatan
bantu Peraturan
rencana jadwal tukang
 Pekerja Lalulintas
pelaksanaan lainnya
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Bekisting Papan


Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pembongkaran
bekisting untuk pengecoran Plat Duiker.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan


Peralatan
- Meteran
- Palu
- Gergaji kayu
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Kayu Kelas III
- Paku
- Minyak Bekisting
Pelaksanaan pekerjaan
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
- Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana
- Bekisting digunakan untuk 3 kali penggunaan.
- Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
- Bekisting dipasang per segmen.
- Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan minyak
bekisting
- agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
- Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari
- Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah
dicor.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 10 saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
dan selesai Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Sekop  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan  Cangkul  Mandor,
10 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Gunting Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal Besi
bantu Peraturan
pelaksanaan  Peralatan
 Pekerja Lalulintas
tukang
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian lainnya
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Beton K-175 (Menggunakan Molen)


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran Plat Duiker.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Concrete mixer
- Gerobak sorong
- Sekop
- Cangkul
- rushkam
- Peralatan tukang lainnya
Bahan
- Semen
- Pasir
- Kerikil
- Air
- Bahan-bahan lain yang dianggap perlu

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Membuat adukan beton K175 menggunakan concrete mixer
- Adukan beton yang telah jadi dibawa ke area pengecoran dengan menggunakan
gerobak sorong
- Beton dihamparkan pada area yang telah dipasang bekisting, plastik alas dan besi
beton.
- Permukaan pengecoran diratakan dengan menggunakan rushkam dan dibuat miring
sekitar 2% terhadap lebar jalan agar tidak terjadi genangan air hujan.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
14 (Empat Belas)  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Hari Kalender terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Pada Minggu Ke saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
11 dan selesai Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
12 sesuai dengan kaki Kaca Mata
rencana jadwal  Gerobak Tukang
terluka  Mentaati
pelaksanaan sorong
kena alat Peraturan
 Sekop
bantu Lalulintas
 Cangkul
 Pekerja  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
tertimpa  Gunting
Alat Berat
material yg Besi
akan  Bending
dipasang besi
 Anggota  Peralatan
badan tukang
terkena lainnya
serpihan saat
pemotongan
material

Pekerjaan Pemasangan Plastik Coran


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan plastik hitam.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan plastik Coran/plastik alas dan alat bantu kerja pemasangan
plastik Coran.

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam
ini agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
- Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang
tidak ditutupi plastik hitam ini
- Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan
pemberat berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku
yang ditempelkan ke dinding bekisting.
- Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh)  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Hari Kalender terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Pada Minggu saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Ke 10 dan Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
selesai pada  Tangan / kaki
Masker, dan mixer  Mandor,
minggu ke 10 terluka kena Kaca Mata
sesuai dengan  Gerobak Tukang
alat bantu  Mentaati
rencana sorong
 Pekerja Peraturan
jadwal  Sekop
tertimpa Lalulintas
pelaksanaan  Cangkul
material yg  Mengikuti SOP
Pengopersian  rushkam
akan  Gunting
Alat Berat
dipasang Besi
 Anggota  Bending
badan besi
terkena  Peralatan
serpihan saat tukang
pemotongan lainnya
material

Pembesian
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi untuk pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
- Meteran
- Gunting Besi
- Bending besi
- Bar Cutter
- Peralatan tukang lainnya

Bahan
- Besi polos
- Kawat ikat
- Beton tahu

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Besi dipotong sesuai ukuran pemasangan di lapangan
- Besi dibengkokkan menggunakan bending sesuai dengan pola pada gambar rencana
- Besi yang telah dibentuk, dirakit dengan menggunakan kawat ikat
- Besi diletakkan diatas permukaan plastik alas yang telah terpasang dengan
menggunakan penjaga jarak (beton tahu) dengan ketebalan kurang lebih 5 cm untuk
menjaga jarak besi terhadap dasar tanah ketika dicor nanti.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
14 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Belas) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Kalender Pada saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
Minggu Ke 10 Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Concrete  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Masker, dan mixer  Mandor,
pada minggu kaki Kaca Mata
ke 11 sesuai  Gerobak Tukang
terluka  Mentaati
dengan sorong
kena alat Peraturan
rencana  Sekop
bantu Lalulintas
jadwal  Cangkul
 Pekerja  Mengikuti SOP
pelaksanaan Pengopersian  rushkam
tertimpa  Gunting
Alat Berat
material yg Besi
akan  Bending
dipasang besi
 Anggota  Peralatan
badan tukang
terkena lainnya
serpihan saat
pemotongan
material

PEKERJAAN TPT
Pekerjaan Bouwplank
Persiapan :
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi pekerjaan
pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan
(Bench Mark).

Bahan :
 Kayu kelas II
 Paku
 Minyak Bekisting
Peralatan :
 Gergaji
 Palu
 Alat bantu tukang

Cara Pelaksanaan:
Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini sangat
penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah
horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir
yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah
pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank.

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m
di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat
penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Pekerja  Memakai APD  Meteran  Pihak Dinas
Kalender Pada tertimpa (Helm, Sepatu  Palu  Konsultan
Minggu Ke 3 material yg Safety,  Gergaji Perencana
dan selesai Sarung kayu  Konsultan
akan
Tangan,  Sekop Pengawas
pada minggu dipasang
Masker, dan  Cangkul  Site
ke 3 sesuai  Tangan / Kaca Mata
dengan  Peralatan Manager
kaki terluka  Mentaati
rencana jadwal tukang  Pelaksana
saat Peraturan
pelaksanaan lainnya Lapangan
pemasangan Lalulintas
 Mobil  Juru Ukur
 Mengikuti SOP
Pengopersian Pick Up  Mandor,
Alat Berat Tukang

Galian Tanah
Persiapan :
 Siapkan Lahan yang akan di gali dan peralatan galian

Bahan :
 Tanah

Peralatan :
 Cangkul
 Alat galian tanah
 Gerobak Dorong
 Mobil Pick Up

Cara Pelaksaan :
Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk melakukan
penggalian. Cara pelaksanaan :
- Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih dahulu
di lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk mengangkut
tanah dan P3K.
- Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
- Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang
selanjutnya diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak melenceng dari
gambar.
- Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau batu besar
harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
- Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta dorong/pick up ke
tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh direksi.
- Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
direksi.
- Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah
di bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka kami
akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur
tanah tidak longsor.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 6 saat Safety,  Gergaji  Pelaksana
dan selesai Sarung kayu Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Gerobak  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan sorong  Mandor,
6 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Sekop Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal  Cangkul
bantu Peraturan
pelaksanaan  Peralatan
 Pekerja Lalulintas
tukang
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian lainnya
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Timbunan Tanah


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang
didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
- Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
- Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Bahan :
 Tanah

Peralatan :
 Cangkul
 Alat galian tanah
 Gerobak Dorong

Mobil Pick Up
Pelaksanaan Pengurungan dan pemadatan :
- Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
- Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
- Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
- Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
- Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
- Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
- Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
- Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 10 saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
dan selesai Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Sekop  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan  Cangkul  Mandor,
10 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Peralatan Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal tukang
bantu Peraturan
pelaksanaan lainnya
 Pekerja Lalulintas
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Batu Belah 1:3


Persiapan :
 Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
 Pembersihan lokasi pekerjaan
 Pengadaan bahan material pekerjaan pasangan batu seperti batu, pasir, dan semen
ke lokasi pekerjaan. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan.
 Bahan material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi pekerjaan.
 Jika diperlukan perlu disiapkan tempat penyimpanan khusus untuk bahan tau
material, terutama untuk bahan semen agar penyimpanan semen dapat dilakukan
dengan benar.

Bahan :
 Batu Belah
 Semen
 Pasir Pasang
 Air

Perlatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong

Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan pada daerah yang
sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi Pekerjaan
sesuai spesifikasi dan gambar rencana, cara pelaksanaan :
- Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang memenuhi
persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
- Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana
pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3pp dan kemudian diplester kasar
, bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal sesuai dengan gambar
dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan ditumbuk hingga
padat dan rata.
- Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hinga rapat.
- Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
14 (Empat  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Belas) Hari terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Kalender Pada saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
Minggu Ke 7 Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Alat  Juru Ukur
dan selesai  Tangan /
Masker, dan pasang  Mandor,
pada minggu ke kaki terluka Kaca Mata
8 sesuai batu belah Tukang
kena alat  Mentaati
dengan  Peralatan
bantu Peraturan
rencana jadwal tukang
 Pekerja Lalulintas
pelaksanaan lainnya
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Plesteran
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.

Bahan dan Peralatan


- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

Cara Pelaksanaan
- Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
- Menyiram permukaan pasangan batu dengan air sampai basah secara merata
(curing)
- Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
- Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15-20 mm. Setelah bidang yang
dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
- Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
- Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
- Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
- Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
- Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
- Memasang plesteran pada bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
- Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
- Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
- Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
- Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul,
dan cetok.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 9 saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
dan selesai Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Alat  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan plesteran  Mandor,
9 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan  Peralatan Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal tukang
bantu Peraturan
pelaksanaan lainnya
 Pekerja Lalulintas
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Acian
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan acian.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.

Bahan dan Peralatan


- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

Cara Pelaksanaan
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Dinding yang telah selesai kemudian
diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 9 saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
dan selesai Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Alat  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan plesteran  Mandor,
9 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan & Acian Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal  Peralatan
bantu Peraturan
pelaksanaan tukang
 Pekerja Lalulintas
lainnya
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

Pekerjaan Urugan Pasir


Persiapan :
- Siapakan lahan urugan dan peralatan urugan

Bahan :
- Pasir Urug

Peralatan :
- Cankul
- Alat Garuk Pasir

Cara Pelaksanaan :
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan
pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai.
Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan
perhitungan urugan pasir adalah m3.
WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
7 (Tujuh) Hari  Terjatuh /  Memakai APD  Meteran  Site
Kalender Pada terpeleset (Helm, Sepatu  Palu Manager
Minggu Ke 7 saat Safety,  Gerobak  Pelaksana
dan selesai Sarung sorong Lapangan
pelaksanaan
Tangan,  Cangkul  Juru Ukur
pada minggu ke  Tangan /
Masker, dan  Peralatan  Mandor,
7 sesuai kaki terluka Kaca Mata
dengan tukang Tukang
kena alat  Mentaati
rencana jadwal lainnya
bantu Peraturan
pelaksanaan Lalulintas
 Pekerja
tertimpa  Mengikuti SOP
Pengopersian
material yg
Alat Berat
akan
dipasang
 Anggota
badan
terkena
serpihan
saat
pemotongan
material

PEKERJAAN LAMPU SOLAR CELL


Pekerjaan persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan tenaga,
bahan, alat-alat kerja kebutuhan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Gambar dan Dokumen Lelang
Gambar-gambar teknis instalasi adalah menunjukkan secara teknis
pemasangan maupun ukuran yang harus dilaksanakan.
Memeriksa gambar teknis bila terdap at ketidaksesuaian dalam hal pabrikasi
maupun pemasangan
Membuat gambar kerja (Shop Drawing ) dan gambar pelaksanaan ( As Built
Drawing ) mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja.
Membuat jadwal waktu pelaksanaan (time schedule).
Melaksanakan pengukuran dan pematokan untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan.
Membuat foto dokumentasi sebelum pelaksanaan pekerjaan (fisik 0 %), pada waktu
tahap pelaksanaan pekerjaan (fisik 50%), dan akhir pekerjaan (fisik 100 %).
Pengambilan foto sebanyak 2 kali pada per 3 tahapan (fisik 0%,50%,100%) pada
lokasi yang berbeda.
Menyediakan Buku Laporan dimana pengawas memberi petunjuk-petunjuk,
peringatan-peringatan maupun perintahperintah dan lain-lain mengenai jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Menyampaikan contoh material dan kunjungan Pabrikan apabila diperlukan.

Bahan dan Peralatan


- Lampu PJU Solar Cell 60 Watt lengkap Battery + Solar Panel dan
Aksesorisnya
- Perlatan Pemasangan PJU Solar Cell

Pekerjaan Pemasangan Panel


Panel lampu PJU terbuat dari box plat baja, yang didalamnya berisi peralatan /
perangkat keras untuk aliran listrik dan pengaturan waktu penyalaan PJU. Panel
tersebut dipasang pada salah satu tiang PLN atau PJU yang harus dapat melayani
seluruh kebutuhan pengaturan ( untuk menyalakan dan mematikan ).
Panel harus terbuat dari plat Baja tebal 2 mm dan diberi cat dasar dengan
zincromate tahan karat serta difinish dengan cat bakar. Dalam box harus
disediakan terminal sebagai sarana pendukung kabel yang
ditanahkan ( grounding ).
Panel mempunyai ground plat bagian dalam untuk perakitan komponen panel dan
tempat meter PLN ( kontruksi sesuai dengan gambar ).
Pintu panel box dilengkapi dengan kunci gembok anti karat dan kaca pembacaan
meter.
Pemasangan dan pengaturan terhadap beban disesuaikan dengan gambar
layout pemasangan PJU atau menurut petunjuk pengawas pelaksana pada
waktu pelaksanaan.

Komponen panel terdiri dari Magnetic Contactor, Time Switch , MCB dan
komponen lain yang mendukung seluruh system panel
Magnetic Contactor, Time Switch , MCB sesuai dengan SNI/LMK.
Pemasangan Grounding.
Memasang Arde ( grounding ) pada setiap panel lampu penerangan yang dipasang
secara vertical kedalam tanah dengan kedalaman minimal 1,5 meter. Hal ini untuk
pengamanan arus lebih. Kabel Grounding yang terlihat supaya diamankan dengan
menggunakan pipa PVC.

Pekerjaan Pondasi Tiang


Pekerjaan pondasi tiang ini ukurannya harus disesuakan dengan gambar dan
dilakukan dengan spesi 1PC : 2kr : 3ps pengadukan menggunakan molen dan
pengecoran disertai alat penggetar agar menghasilkan cetakan beton yang baik.
Pondasi tiang PJU dengan umpak. Bidang pondasi yang terlihat dipermukaan tanah
diplester halus dan rapi.

1. Pekerjaan Pondasi dilakukan dengan metode Pondasi setempat dimana pondasi


dikerjakan langsung pada tempat yang direncanakan. Pondasi yang dibuat adalah
Pondasi Footplate.
2. Sebelum pekerjaan pondasi dilaksanakan, dibuat galian pondasi sesuai dengan
perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik
dimana tiang PJU akan ditempatkan.

Galian Pondasi
3. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
4. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
5. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
atau sesuai dengan gambar rencana.
6. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
7. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
8. Penulangan beserta angkur dirakit diluar dari tempat pengecoran, kemudian
setelah selesai dirakit tulangan diangkut kedalam galian tanah. Bekisting dipasang
sesuai dengan kebutuhan pengecoran dan ukuran pondasi yang dibuat.

Penulangan Pondasi dengan

9. Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya


mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka
cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat dituangkan kedalam galian pondasi
dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok
agar semua material bahan pengecoran dapat masuk ketempat pengecoran yang
sudah diletakkan tulangan dan tidak ada celah yang kosong dan lebih padat. Di
bagian atas pondasi yang muncul dibuat ornamen timbul bertemakan kearifan lokal
yang kemudian di cat.
Pengecoran Pondasi.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah
yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan.
2. Panel Surya kemudian dipasang pada Penyangga/Bracket Panel Surya, kemudian
Bracket beserta Panel Surya dipasang pada tiang lampu beserta Aksesoris
pendukung. Lalu atur arah dan kemiringan Panel Surya, apabila arah dan kemiringan
sudah benar maka bracket dikencangkan pada tiang lampu. Dari Panel Modul Panel
Surya dipasang kabel NYYHY (hitam) yang nantinya untuk menghubungkan Modul
dengan Solar Charge Controller (SCC)

Pemasangan Panel Surya


3. Pasang bagian lengan lampu beserta Besi plat sayap pada tiang sesuai pada gambar
rencana. Kemudian pasang bagian lampu LED beserta housing diaman lampu LED
yang digunakan adalah single LED 50 watt 24V. Lalu pasang kabel NYYHY (hitam)
untuk menghubungkan lampu ke Solar Charge Controller (SCC).
Contoh Lampu LED PJU

Contoh Solar Controller Charge

4. Pasang Kotak Battery Outdoor pada tiang dengan letak sesuai rencana, yang
didalamnya terinstall Solar Charge Conductor dan Battery dengan kapasitas sesuai
yang telah direncanakan, dalam hal ini Battery 150 Ah, 12 VDC sebanyak 2 buah.
Dari SCC ke Battery dihubungkan oleh kabel NYAF.

Contoh Perletakan Komponen


5. Setelah pemasangan kabel penghubung Modul–SCC–Battery dan Lampu LED–SCC–
Battery sudah terpasang semua, dilakukan ujicoba untuk mengetahui apakah alat
dan perangkatnya bekerja dengan baik. Bila tidak, dilakukan pengecekan apakah
kendala pada perangkat, kabel dan lain lain.

1. Panel Surya
2. Load/Keluaran (Lampu)
3. Battery

Diagram Perangkat SCC


6. Besi Proteksi Anti Panjat kemudian dipasang sesuai gambar rencana, beserta
Ornamen Kearifan Lokal terbuat dari besi plat yang dicat dengan cat anti karat.

Besi Proteksi Anti Panjat


7. Setelah semua terpasang dan telah diuji coba serta pengecekan terakhir untuk
antisipasi masalah yang akan muncul, Tiang kemudian dipasang diatas pondasi
dengan besi plat sayap atau stiffener plat. Pastikan tiang terpasang dengan baik
dan kuat.

Pemasangan Tiang Lampu Pada


WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN PENANGGUNG
PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO YG JAWAB
DIGUNAKAN
 63 (Enam  Terkena  Memakai APD  Peralatan  Site
Puluh Tiga) Setrum/korsleting (Helm, Sepatu Pemasangan Manager
Hari saat pemasangan Safety, PJU Solar  Pelaksana
Sarung Cell Lapangan
Kalender PJU
Tangan,  Peralatan  Juru Ukur
Pada  Terjatuh /
Masker, dan tukang  Teknisi PJU
Minggu Ke terpeleset saat Kaca Mata
lainnya  Mandor,
8 dan pelaksanaan  Mentaati
Tukang
selesai  Tangan / kaki Peraturan
pada terluka kena alat Lalulintas
minggu ke bantu  Mengikuti SOP
Pengopersian
16sesuai  Pekerja tertimpa
Alat Berat
dengan material yg akan
rencana dipasang
jadwal  Anggota badan
pelaksanaan terkena serpihan
saat pemotongan
material

PEKERJAAN PENYELESAIAN
Pembersihan sisa-sisa pekerjaan
Persiapan :
- Survey Lokasi
- Persiapan Lokasi
- Mobilisasi

Peralatan
- Mobil Pick Up
- Gerobak Dorong

Cara Pelaksanaan :
Sisa-sisa puing atau material bekas di packaging kemudian dibuang keluar lokasi proyek
dengan menggunakan mobil pengangkut, dan hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab
kontraktor pelaksana.

WAKTU IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PERALATAN YG PENANGGUNG


PELAKSANAAN BAHAYA RESIKO DIGUNAKAN JAWAB
 14 (Empat  Pekerja  Memakai APD  Peralatan  Site
Belas) Hari Tertimpa (Helm, Sepatu Pembersihan Manager
Kalender Pada material Safety, Sarung Sisa  Pelaksana
Tangan, Pekerjaan Lapangan
Minggu Ke 16 konstruksi
Masker, dan  Peralatan  Juru Ukur
dan selesai  Tangan / kaki
Kaca Mata tukang  Mandor,
pada minggu terluka saat  Mentaati
lainnya Tukang
ke 17 sesuai pelaksanaan Peraturan
 Mobil Pick Up
dengan  Terjatuh saat Lalulintas
rencana pemasangan  Mengikuti SOP
jadwal material Pengopersian
Alat Berat
pelaksanaan

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja
yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan
sekitaqrnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat
seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah
preventif guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja
pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal
prevensi / pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3
berupa pelatihan yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta.
Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik medis
maupun non medis yang sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian
operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab


Kegiatan SMK3
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran

Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja


dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur
organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai
pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung
keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal
penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat
melanggar keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang
dianjurkan olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar
keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya
dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui,
dimengerti, dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis
gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan
baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan
dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal
yang tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif
maupun industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat
pada waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus
selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang
dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah
lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor
telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan
didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja
sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan
seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat resiko kerja yang
dihadapi dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan,
dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap
kecelakaan, akibat dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk
itu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja
f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang
diberikan kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan
pertama juga mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana,
seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung jawab semua orang dan
harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan
hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health
Administration) yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga
Kerja Amerika Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus tersedia untuk
konsultasi mengenai masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan kesehatan.
OSHA juga mensyaratkan bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk
diberikan pelatihan dalam prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa
perlengkapan untuk pertolongan pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban,
pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban
dalam kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme
mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban
untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat
dari kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus
dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan
pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus
menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap bahaya spesifik
lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan
darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai
dengan kondisi di tempat kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.
IV. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG DIRENCANAKAN

Jangka waktu pelaksanaan pada Penataan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman di


Kawasan Strategis Sawarna, Tanjung Layar, Sawarna Kab. Lebak sampai dengan selesai
adalah 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender.

Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
Penataan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman di Kawasan Strategis Sawarna,
Tanjung Layar, Sawarna Kab. Lebak .

Pandeglang, 13 Agustus 2019


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. ADHI CIPTA SEJAHTERA

ttd

YUDI HERYANA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai