Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )


PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICE (PLTU NII TANASA)
K3 LINGKUNGAN KERJA, BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


M. ABIZAR WIRA ANUGRAH
IMRAN
HISMI ASHAR HARUDDIN
MUHAMMAD ASHAR
KHAIRUN NISA
SINTHA LIAWATY
MUHAMMAD RAIN
AIDIL MUSTA’IN ABDI NEGARA

PELATIHAN DAN PEMBINAAN AHLI K3 UMUM


PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA
KOTA KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu
menyertai dan atas perkenaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) mengenai K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan Kimia Berbahaya dan K3
Kesehatan Kerja yang selanjutnya kami susun dalam laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyusun berdasarkan kondisi yang telah kami
temui di lapangan dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) NII TANASA
Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penyusunan laporan ini kami laksanakan dengan penuh semangat dan kerja sama
yang baik antar kelompok serta bantuan berbagai pihak yang mendukung kami dalam
melaksanakan PKL.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan baik secara konsep, susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dalam bentuk apapun yang membangun kami dalam memperbaiki laporan ini.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang K3 Konstruksi Bangunan, K3
Penanggulangan Kebakaran,K3 Instalasi Listrik, K3 Instalasi Listrik K3 lingkungan kerja,
yang kami susun ini, dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk
para pembaca.

Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................................2
1. Maksud........................................................................................................................................2
2. Tujuan..........................................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.................................................................................................................................3
D. Dasar Hukum...................................................................................................................................3
BAB II FAKTA DAN MASALAH.......................................................................................................................5
A. Gambaran Umum Perusahaan.........................................................................................................5
B. Kondisi di Lapangan.........................................................................................................................6
C. Temuan............................................................................................................................................6
1. Temuan Positif.............................................................................................................................6
3. Temuan Negatif...........................................................................................................................8
BAB III ANALISA DAN REKOMENDASI........................................................................................................10
A. Analisa Temuan K3........................................................................................................................10
1. Temuan Positif...............................................................................................................................10
2. Temuan Negatif.............................................................................................................................18
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK). Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan seseorang atau lingkungan kerja. Hal ini diakibatkan
karena di tempat kerja terdapat faktor-faktor yang dapat mengancam
keselamatan pekerja seperti faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi serta psikologi.
Dengan adanya K3 diharapkan pekerjaan dapat dilakukan secara aman, selamat
dan sehat. Pekerjaan dapat dikatakan aman apabila segala sesuatu yang
dilakukan telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga dapat
meminimalisir dan terhindar dari kemungkinan munculnya risiko.
Kegiatan PKL ini berupa kunjungan peserta ke perusahaan yang di
tentukan, untuk melakukan pengamatan langsung mengenai penerapan K3 di
tempat kerja dan melakukan identifikasi bahaya, sumber bahaya dan
permasalahannya. Kegiatan ini dilakukan pengumpulan data dan informasi
melalui pengamatan langsung dan wawancara. Semua data dan informasi yang
diperoleh menjadi bahan dalam pembuatan laporan kegiatan PKL untuk di
seminarkan pada akhir kegiatan pelatihan.
Batu bara menjadi sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dengan
penggunaannya yang disisi lain dapat memberikan dampak buruk terhadap
kehidupan manusia dalam jangka waktu tertentu. Batu bara merupakan salah
satu bahan bakar fosil yang banyak dimanfaatkan dalam dunia industri
khususnya PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Industri berkaitan erat
dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang menjadi salah satu faktor
terpenting dalam suatu kegiatan.
Laporan ini membahas secara khusus mengenai K3 Lingkungan Kerja, K3
Bahan Kimia Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja di PT. Pembangkitan Jawa
Bali Service (PLTU NII Tanasa). Laporan ini disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian Ketenagakerjaan dan
peraturan lain sebagai salah satu pedoman agar pelaksanaan K3 di tempat kerja
dapat terlaksana dengan baik. Harapannya bahwa dari hasil identifikasi temuan-
temuan yang dituliskan dalam laporan ini, dapat menjadi bahan rekomendasi
bagi PT. Pembangkitan Jawa Bali Service PLTU NII Tanasa dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja, serta sebagai pembelajaran bagi Calon Ahli
K3 dalam menerapkan K3 di kemudian hari.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Pembangkitan Jawa Bali Service PLTU
NII Tanasa dimaksudkan, agar peserta pelatihan Calon Ahli K3 umum memahami
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang K3, dalam hal ini
yang menjadi fokus kelompok 1 (satu) adalah K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan
Kimia Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja.

2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ke PT Pembangkitan Jawa
Bali Service PLTU NII Tanasa adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT Pembangkitan Jawa
Bali Service PLTU NII Tanasa.
b. Untuk mengetahui gambaran umum terkait bidang K3 Lingkungan Kerja, K3
Bahan Kimia Berbahaya dan K3 Kesehatan Kerja.
c. Untuk mempelajari terkait temuan positif dan negatif yang ada di PT
Pembangkitan Jawa Bali Service PLTU NII Tanasa.

2
C. Ruang Lingkup
1. K3 lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah aspek higiene di tempat kerja yang di dalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja (Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No, Per-05/MEN/2018
tentang Keselamatan dan Kesahatan Kerja Lingkungan Kerja).
2. K3 bahan kimia
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia fisika dan toksikologi berbahaya bagi
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan (Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Kep-187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja).
3. K3 kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang
yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan (Peraturan
Pemerintah nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja).

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 pengelolaan Limbah B3
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 05 Tahun 2018
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per. 04/MEN/1980
tentang Syarat–Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api
Ringan
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per.
08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 1 Tahun 1976
tentang Kewajiban Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
3
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER–15/MEN/VII/2018 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Pemakean Asbes
10. Peraturan Menteri No 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia berbahaya di Tempat Kerja.

12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI NO. KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
13. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 2/M/BW/BK/1984 tentang pengesahan
alat pelindung diri
14. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.
01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
15. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. KEP.113/DJPP/IX/2006.
16. Keputusan DIrektur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.22 Tahun 2008

4
BAB II

FAKTA DAN MASALAH

A. Gambaran Umum Perusahaan


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) NII Tanasa 3 x 10 MW adalah
pembangkit yang beroperasi dibawah naungan Perusahaan Listrik Negara (PT.
PLN persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Kota Kendari yang saat
ini dioperasikan oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali Service. PLTU NII Tanasa
memiliki karyawan sebanyak 245 orang pada periode November 2022 dengan
dengan rincian kariawan tetap (PJBS dan MKP) berjumlah 74 orang, kariawan tetap
(shift) PJBS dan MKP berjumlah 119 orang, kariawan tidak tetap CS dan PHL
berjumlah 31 orang, kariawan tidak tetap security berjumlah 21 orang. PLTU NII
Tanasa terletak di Jl. Poros PLTU NII Tanasa, Desa NII Tanasa, Kecamatan
Lalosungganomeeto, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
PLTU NII Tanasa yang merupakan pusat listrik kota kendari ini beroperasi
berdasarkan nomor kontrak 105.PJ/041/DIR/2008 pada tanggal 14 Januari 2008
dan akan menyalurkan listrik dengan daya 3 x 10 megawatt. Dalam melaksanakan
operasinya, PLTU NII Tanasa dilaksanakan oleh 4 perusahaan yaitu PT.
Pembangkitan Jawa & Bali (PJB), PT. Mitra Karya Prima (MKP) yang merupakan
anak perusahaan PT. PJB, PT. Nawakara.
Dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3), PLTU Kendari berkoordinasi dengan Kantor Pusat PJB Services
menetapkan kebijakan manajemen K3 yang tertuang dalam Surat Keputusan
Direksi Nomor: 013.K/020/DIRPJBS/2018 tentang Tentang Kebijakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) PT Pembangkitan Jawa Bali Services, melakukan
pengendalian risiko dan bahaya pada setiap kegiatan operasi dan pemeliharaan,
menerapkan standar K3 secara konsisten dan berkelanjutan yang mengacu pada

5
perundangan dan persyaratan yang berlaku serta menerapkan budaya K3 dalam
setiap aktivitas pekerjaan.

B. Kondisi di Lapangan
Lingkungan kerja merupakan aspek hygiene (kebersihan) ditempat kerja yang
didalamnya mencakup factor fisika, kimia, biologi, ergonomic dan psikologi yang
keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja. Berdasarkan hasil observasi dilapangan bahwa pemenuhan
lingkungan kerja sudah cukup baik dengan pemenuhan fasilitas kebersihan, papan
informasi, serta larangan larangan area berbahaya. Selain itu juga terdapat temuan-
temuan lain yang bersifat positif dan negative yang akan dijelaskan pada poin
pembahasan selanjutnya.
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia fisika dan toksikologi berbahaya bagi
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan (Pasal 1 Kepmenaker NO. 187 tahun 1999).
Berdasarkan hasil observasi dilapangan bahwa dalam mendinginkan batu bara PT.
Pembangkitan Jawa Bali Service PLTU NII Tanasa menggunakan bahan kimia
seperti NaCl dan Cool coolant.
Kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang
yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan. Berdasarkan
hasil observasi dilapangan pelayanan kesehatan pekerja di PT. Pembangkitan
Jawa Bali Service PLTU NII Tanasa benar-benar diperhatikan sebagaimana
dengan penyediaan sarana olahraga, alat pelindung diri, dan kotak P3K serta
penyediaan klinik kesehatan.

C. Temuan

1. Temuan Positif
a. Lingkungan Kerja
1) Terdapat banyak rambu-rambu peringatan
6
2) Terdapat tempat sampah sesuai dengan jenisnya
3) Terdapat denah lokasi PLTU NII Tanasa lengkap dengan keterangan
bahayanya
4) Terdapat titik kumpul di area terbuka
5) Terdapat Hydrant yang terintegrasi pada bangunan
6) Sebagian besar karyawan PLTU NII Tanasa telah memiliki sertifikasi K3
7) Peralatan yang digunakan telah dilakukan maintanance secara berkala
8) Petugas di area confined spaces telah tersertifikasi

b. Bahan Kimia Berbahaya


1) Terdapat TPS limbah B3 Industri yang telah memiliki izin
2) Terdapat pengolahan air payau sisa produksi sebelum dibuang kembali ke
laut
3) Pengelolaan limbah B3 telah bekerja sama dengan pihak ketiga yang
berizin
4) PLTU NII Tanasa rutin melakukan pengelolaan lingkungan
5) PLTU NII Tanasa telah mendapatkan penghargaan bendera emas dari
Kemnaker dan Proper biru dari KLHK
6) PLTU NII Tanasa telah memiliki berkas perizinan lingkungan sesuai
aturan yang berlaku
7) Pengolahan limbah sebelum di buang ke laut
c. Kesehatan Kerja
1) PLTU NII Tanasa telah memiliki klinik dengan peralatan yang cukup
lengkap
2) PLTU NII Tanasa telah memiliki dokter perusahaan yang tersertifikasi
hyperkes
3) Terdapat lemari obat-obatan di dalam klinik
4) Terdapat kotak P3K diarea yang mudah dijangkau
5) MCU pada karyawan PLTU NII Tanasa dilakukan secara rutin

7
3. Temuan Negatif
a. Lingkungan Kerja
1) Toilet dalam kondisi kotor
2) Tanyaknya peralatan kerja yang tidak tersusun dengan baik
3) Terdapat genangan yang cukup besar di area lalu lintas kendaraan
4) Terdapat tumpahan air di area unit 3
5) Adanya petugas yang tidak menggunakan APD di area yang sangat bising
6) Terdapat kendaraan yang terparkir di tempat yang tidak semestinya dan
adanya hydrant yang berkarat

b. Bahan Kimia Berbahaya


1) Terdapat tumpahan solar pada sekitar area produksi unit 3
2) Belum tersedia ruang khusus untuk penyimpanan limbah non B3

c. Kesehatan Kerja
1. Tidak terdapat kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja
2. Petugas P3K belum sesuai dengan jumlah pekerja

8
9
BAB III

ANALISA DAN REKOMENDASI

A. Analisa Temuan K3

1. Temuan Positif
a. Lingkungan kerja
N DOKUMENTASI TEMUAN SARAN PERATURAN
O
1. PLTU Nii Tanasa sudah Melakuakan Undang-Undang No 1 tahun
memiliki rambu keselamatan pengecekan untuk 1970 tentang keselamatan
yang tersebar dihampir setia beberapa rambu yang kerja pasal 14 huruf b
area sesuai sesuai dangan sudah mulai kusam agar
potensi bahaya tetap jelas terbaca.

2. Fasilitas kebersihan berupa Diharapkan setiap Peraturan Menteri


tempat sampah yang tempat sampah Ketenagakerjaan nomor 5
dipisah berdasarkan diberikan kantong Tahun 2018 tentang
jenisnya yaitu sampah sampah untuk lingkungan kerja, pasal 33
organik, anorganik dan B3 memudahkan dalam ayat 2 huruf c. Tempat
pengangkutan sampah sampah
menuju TPS.
10
3. Terdapat denah lokasi Diharapkan denah PERMENAKERTRANS NO.
lengkap dengan keterangan dapat pasang di lokasi 5 Tahun 2018 Tentang
yang mudah dipahami PLTU agar visitor yang Keselamatan dan Kesehatan
beraktivitas di area itu Kerja Lingkungan Kerja
dapat mengetahui
denah lokasi sekitar.

4. Terdapat titik di area Diharapkan titik bebas Undang-Undang No 1 tahun


terbuka yang mudah dari kontruksi yang 1970 tentang keselamatan
diakses mudah rubuh apabila kerja
terjadi gempa ataupun
bencana lainnya.

11
5. Terdapat sistem proteksi Tetap dilakukan Keputusan Menteri Tenaga
kebakaran dia area PLTU pengecekan hydrant Kerja RI NO.
dimana hydrant tersebar secara berkala agar KEP-186/MEN/1999 Tentang
diluar dan dalam ruang unit hydrant terus terjaga Unit Penanggulangan
produksi. dalam kondisi baik dan Kebakaran di Tempat Kerja
siap digunakan

6. Petugas yang bekerja di Pertahankan UU No.1 Tahun 1970 tentang


PLTU utamanya yang pencapaian serta keselamatan kerja, UU No.23
beraktivitas dilapangan 96% melakukan sertifikasi Tahun 1992 tentang
telah tersertifikasi K3, kapada setiap karyawan kesehatan, UU No.13 Tahun
pelatihan sesuai bidang, dll. 2003 tentang
ketenagakerjaan.

12
7. Dilakukan maintence secara Pertahankan Undang-Undang No 1 tahun
berkala untuk alat yang pencapaian serta terus 1970 tentang keselamatan
digunakan dilakukan peningkatan kerja

8. Tidak diperlihatkan Adanya Petugas K3 Petugas K3 Confined Keputusan Direktur Jenderal


dokumentasi sertifikat Confined Spaces yaitu Spaces Ahli Madya Pembinaan Pengawasan
ahli K3 Confined Petugas Madya dan tetap mengawasi dan Ketenagakerjaan No.
Spaces Petugas Utama memastikan aktivitas Kep.113/DJPPK/IX/2006
didalam dan diluar tentang Pedoman dan
ruangan aman bagi Pembinaan Teknis Petugas
petugas utama dan Keselamatan dan Kesehatan
Petugas Utama tetap Kerja Ruang Terbatas
berkoordinasi dengan
Petugas Madya apabila
terdapat tanda atau
gejala bahaya di area
confined spaces.

13
b. Bahan kimia
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum

Terdapat TPS B3 Industri Diharapkan untuk selalu


yang memiliki izin tertata menjaga kebersihan area
TPS dan melakukan
dengan baik dan lengkap Kepmenaker No. 187 Tahun
pengangkutan sampah
1. dengan rambu & secara berkala 1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di
disesuaikan dengan jenis
Tempat Kerja
limbahnya.

Pengolahan limbah air Diharapkan maintenance


payau yang digunakan dilakukan secara berkala peraturan pemerintah republik
2 dalam proses pendinginan untuk memastikan Indonesia No. 18 tahun 1999
mesin sebelum di buang ke kualitas buangan air ke pasal 3
laut laut tetap terjaga

14
Pengolahan limbah B3 yang
dihasilkan PLTU telah
bekerjasama dengan
transporter yang memiliki Pengelolaan
3 izin dipertahankan sesuai Undang-Undang No 1 tahun 1970
dengan peraturan yang tentang keselamatan kerja
berlaku

PLTU Nii Tanasa rutin


melakukan pelaporan
pengelolaan limbah sampai Pengelolaan Undang-Undang No 1 tahun 1970
ke Kementrian Lingkungan dipertahankan sesuai
4 tentang keselamatan kerja
Hidup dan Kehutanan dengan peraturan yang
berlaku

PLTU Nii Tanasa telah


mendapatkan penghargaan
Bendara Emas dari
Pengelolaan
Kemenaker terkait K3 dan
5 dipertahankan sesuai Undang-Undang No 1 tahun 1970
proper biru dibidang
dengan peraturan yang tentang keselamatan kerja
lingkungan dari KLHK
berlaku

15
PLTU Nii Tanasa sudah
memiliki berkas perizinan Pengelolaan
lingkungan yang lengkap dipertahankan sesuai
sesuai aturan yang berlaku. dengan peraturan yang Undang-Undang No 1 tahun 1970
6
berlaku dan dilakukan tentang keselamatan kerja
perubahan sesuai
ketentuan

c. Kesehatan kerja
No
Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
.

1) Klinik PLTU Nii Tanasa memiliki Diharapakan fasilitas Keputusan Direktur Jendral
klinik yang memiliki peralatan medis dapat terus Pembinaan dan Pengawasan
kesehatan dasar yang cukup ditingkatkan baik daya Ketenegakerjaan No. KEP/
memadai tampung maupun 22/DJPPK/V/2008 Tentang
peralatan penunjangan Petunjuk Teknis
P3K Penyelengaaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja.

16
2) Memiliki dokter perusahaan Diharapkan ada Dokter PERMENAKERTRANS No. 01
yang telah tersertifikasi perusahaan tetap di tahun 1976 pasal 1 tentang Wajib
PLTU Nii Tanasa Latih Hiperkes bagi Dokter
Perusahaan.

3) Lemari Obat-obatan Tersedia obat-obatan dasar Di harapkan di dalam Keputusan Menteri Kesehatan
pada PLTU Nii Tanasa lemari obat obatan Republik Indonesia
tersebut rapih dan tidak No.312/MENKES/SK/IX/2013
berhamburan agar tentang Daftar Obat Esensial
mudah apabila ada obat Nasional 2013
yang di butuhkan dengan
segera Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.
1121/MENKES/SK/XII/2008
tentang Pedoman Teknis
Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar

17
Terdapat Kotak P3K pada Diharapkan agar Permenakertrans No.
area yang mudah dijangkau dilengkapi obat-obatan PER.15/MEN/VII/2008 Tentang
sesuai perundangan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja

4) MCU MCU dilakukan secara rutin diharapkan MCU Surat Edaran Menteri
untuk seluruh karyawan dilakukan 1 kali setahun Ketenagakerjaan No. :Per.
PLTU Nii Tanasa untuk mendeteksi potensi 02/Men/1980 tentang
masalah kesehatan yang Pemeriksaan Kesehatan tenaga
mungkin muncul kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja

18
2. Temuan Negatif
a. Lingkungan kerja
No Dokumentasi Analisa Saran Potensi Bahaya Dasar hukum
1. 1) Fasilitas 1) Melakukan 1) Menimbulkan 1) Peraturan Menteri
kebersihan pembersihan toilet gangguan Ketenagakerjaan RI No. 5
berupa toilet dan area kesehatan akibat Tahun 2018 Tentang
untuk petugas sekitarnya secara bakteri. Keselamatan dan
ditemukan berkala. 2) Lingkungan kerja Kesehatan Kerja
dalam 2) Menggunakan tidak aman, sehat Lingkungan Kerja, Pasal 4,
keadaan kotor APD sesuai dan nyaman. Pasal 33 ayat 2 huruf a.
dan kurang dengan fungsinya. dan Pasal 34
terawat. APD yang rusak, 2) Permenaker No. Per.
2) Penggunaan retak atau tidak 08/Men/VII/2010 tentang
APD berupa berfungsi dengan Alat Pelindung Diri pasal 3
safety helmet baik harus dan Pasal 8 ayat 1
yang tidak dibuang.
sesuai dengan
fungsinya
2. Banyaknya Dilakukan Area kerja yang tidak Peraturan Menteri
peralatan yang penyusunan dengan rapih secara tidak Ketenagakerjaan RI No. 5
tidak tertata baik di tempat khusus langsung dapat Tahun 2018 Tentang
dengan baik agar perlatan yang berpengaruh kepada Keselamatan dan Kesehatan
19
No Dokumentasi Analisa Saran Potensi Bahaya Dasar hukum
sehingga terlihat tidak digunakan bisa pekerja serta Kerja Lingkungan Kerja Pasal
kurang rapi/kumuh lebih ditata dengan berpotensi menjadi 27 Ayat 1 huruf a.
baik serta mencegah tempat
adanya binatang pengembangbiakan
pembawa penyakit vektor penyakit
(Vektor)

3. Saluran drainase Drainase yang Aliran air yang tidak Peraturan Menteri
tersumbat akibat tersumbat dapat mengalir (tersumbat) Ketenagakerjaan RI No. 5
timbunan tanah dibersihkan dari pada saluran drainase Tahun 2018 Tentang
tanah yang tersebut dapat Keselamatan dan Kesehatan
menimbun sehingga menyebabkan air naik Kerja
dapat mengalirkan air ke permukaan jalan Lingkungan Kerja Pasal 27
sesuai dengan sehingga dapat Ayat 2.
peruntukannya berbahaya bagi
petugas yang

20
No Dokumentasi Analisa Saran Potensi Bahaya Dasar hukum
berkendara di jalur
tersebut dikareakan
dapat menimbulkan
genangan serta
penurunan kepadatan
tanah pengerasan di
area tersebut
4. Tumpahan air di Melakukan bahaya bagi karyawan Undang-Undang No 1 tahun
dalam area pemeriksaan secara 1970 tentang keselamatan
produksi PLTU NII berkala terhadap kerja
TONASA setiap peralatan
untuk meminimalisir
kondisi sebagai mana
dokumentasi yang
tertera
5. Petugas yang Petugas yang bekerja Petugas yang tidak UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
berada diarea unit di area tersebut wajib menggunakan APD Keselamatan Kerja, UU RI. No.
3 dimana diarea memakai APD beresiko 13 Tahun 2003 Tentang
tersebut sangat terkemenurunkan Ketenagakeraan,
bising kualitas pendengar Permenakertrans RI No. Per-
atau tergolong PAK 08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
21
No Dokumentasi Analisa Saran Potensi Bahaya Dasar hukum
dikarnakan tingkat Pelindung Diri
kebisingan yang tinggi
diarea tersebut
6. Terdapat motor Penempatan kendaraan yang Undang-Undang No 1 tahun
yang Parkir kendaraan disimpan disimpan di area yang 1970 tentang keselamatan
ditempat yang ditempat yang sudah berbahaya bisa saja kerja
tidak semestinya disediakan agar lebih mudah terbakar
serta adanya terlihat lebih tertib dalam kondisi tertentu
hydrant yang serta dilakukan serta terlihat tidak
hampir diseluruh pengecekan dan tertib. untuk hydrant
bagiannya sudah maintenance untuk yang berkarat dapat
berkarat hydrant yang sudah mengganggu
berkarat agar dapat fungsinya pada saat
digunakan dengan ada kondisi darurat
normal dalam konsidi kebakaran.
darurat
7. 1) Tumpahan 1) Memisahkan jalur 1) Pencemaran Undang-Undang No 1 tahun
solar pada mobilisasi lingkungan akibat 1970 tentang keselamatan
jalur mobilisasi kendaraan dan tumpahan solar kerja
pekerja, alat berat dengan 2) Berpotensi
kendaraan dan jalur pejalan kaki kebakaran
22
No Dokumentasi Analisa Saran Potensi Bahaya Dasar hukum
alat berat. pekerja. 3) Jalan licin yang
2) Tidak terdapat 2) Melakukan menyebabkan
rambu-rambu pemeriksaan alat terpeleset dan
K3 untuk berat sebelum terjatuh
berhati-hati digunakan.

8. Tidak terdapat Pengurus wajib Apabila tidak terbatas Keputusan Direktur Jenderal
tanda bahaya di mengimplementasika tanda bahaya di area Pembinaan Pengawasan
area Confined n program tertulis confined spaces untuk Ketenagakerjaan nomor:
Spaces agar diketahui oleh mencegah masuknya Kep./DJPPK/IX/2006 tentang
pekerja pihak yang tidak Pedoman dan Kesehatan
berwenang Kerja di Ruang Terbatas
(Confined Spaces)

b. Bahan kimia
No Potensi Bahaya
Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
.

23
Adanya tumpahan
Membersihkan area Peraturan Menteri
material solar
Membahayakan yang dijatuhi material Ketenagakerjaan Republik
pada sekitar area
orang yang melintas dan melakukan Indonesia nomor 05 tahun
1. produksi unit 3
(risiko tergelincir) pengecekkan terhadap 2018 pasal 28 ayat 1 huruf (c)
yang
sumber jatuhnya dan pasal 30 tentang kondisi
mengakibatkan
material solar tersebut lantai tempat kerja
licinnya jalan

Disediakan tempat Penyimpanan limbah


belum tersedia penampungan Non B3 diarea terbuka
ruangan khusus khusus untuk limbah yang berupa besi-besi
Peraturan Menteri No 6 Tahun
untuk menyimpan non B3 sehingga mesin yang tidak
2021 Tentang Tata Cara dan
limbah non B3 bahan atau alat yang digunakan dapat
2. Persyaratan Pengelolaan
berupa besi tersimpan ditempat menimbulkan korosif
Limbah Bahan Berbahaya
maupaun tersebut ditata lebih serta berpotensi
Beracun
sperapart bekas rapih dan menjadi sarang
diarea terbuka menghindari korosif perindukan binatang
pembawa penyakit

24
c. Kesehatan kerja
No Dokumentasi/ Potensi Bahaya
Analisa Saran Dasar Hukum
. Lokasi
1. Kantin Belum tersedian Mempengaruhi perusahaan Surat Edaran Menteri Tenaga
ruang makan kondisi kesehatan sebaiknya Kerja dan Transmigrasi No.
atau kantin di pekerja secara menyediakan ruang SE.01/MEN/1979 Tentang
lingkungan kerja langsung, sehingga makan atau kantin Pengadaan Kantin dan Ruang
dalam jangka waktu bagi tenaga kerja Makan
tertentu dapat untuk mengarur
menyebabkan makanan dan gizi
terjadinya penurunan pekerja sehingga
kondisi kesehatan dapat menghindari
pekerja secara atau meminimalisir
signifikan PAK dan
meningkatkan
produktifitas pekerja.
2 Belum ada Gambar Petugas P3K Dilakukan Kurangnya petugas Permenkertrans No. 15 Tahun
hanya terdapat 2 penambahan P3K P3K dapat 2008 tentang PK3
orang sesuai peraturan menyebabkan proses
yang berlaku. tanggap darurat pada
kecelakaan tidak
maksimal
25
26
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja PLTU NII Tanasa dapat dikategorikan cukup baik dengan
adanya rambu-rambu pemberitahuan, klinik kesehatan dengan dokter
bersertifikat hiperkes. selain itu juga terdapat beberapa hal yang perlu untuk
diperbaiki seperti adanya genangan air yang tidak memiliki pagar pengaman dan
kurangnya papan nama ruangan atau petunjuk arah. Jika mengacu pada
Permenaker nomor 05 tahun 2018 tetang K3 lingkungan kerja tepatnya pada
pasal 2 masih belum memenuhi syarat-syarat lingkungan kerja.
2. Bahan Kimia Berbahaya
Pelaksanaan terkait Bahan Kimia Berbahaya di PLTU NII Tanasa kami tidak
mengetahui secara keseluruhan dikarenakan pada kunjungan observasi yang
kami lakukan bertepatan dengan pemeliharaan unit.
3. Kesehatan Kerja
Pelaksanaan kesehatan di PLTU NII Tanasa sudah berjalan cukup baik
dapat di buktikan dengan adanya klinik perusahaan dengan dokter bersertifikat
hiperkes, namun masih ada beberapa hal yang perlu di perbaiki masih
terdapatnya tenaga kerja yang tidak menggunakan ear plug pada tempat kerja
dengan tingkat kebisingan yang tinggi

B. Saran
1. Lingkungan Kerja
Untuk lingkungan kerja PLTU NII Tanasa perlu :
a. Mengendalikan Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB
seperti kebisingan.

27
b. Menempatkan apar sesuai dengan aturannya, membuat papan nama ruangan
dan petunjuk arah.
2. Bahan Kimia Berbahaya menempatkan bahan bakar seperti solar pada
tempatnya sehingga tidak terjadi penumpahan dijalan.
a. Menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk limbah non B3 yang
terlindung dari panas dan hujan agar tidak menjadi tempat
pengembangbiakan vektor pebawa penyakit.
b. Masa simpan limbah B3 terus dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Kesehatan Kerja oleh pihak perusahaan diharapkan dapat menyediakan dan
menunjukan fasilitas Kesehatan seperti P3K dengan alat-alat yang lengkap dan
penyediaan obat-obatan yang diperlukan dalam peraturan perundang-undangan

28

Anda mungkin juga menyukai