OLEH
NANDA NURHALIFA
NSTB : 21801065
PROPOSAL
OLEH:
NANDA NURHALIFA
NSTB : 21801065
08 Juli 2022
Sumarlin, S.Pd., M.Sc. ………………… …………………
NIDN. 0903098103
iii
DAFTAR ISI
iv
1.Data Primer..............................................................................................15
2. Data Sekunder.........................................................................................15
E. Cara Pengumpulan Data..........................................................................16
1. Pengumpulan Data Sekunder...................................................................16
2. Observasi.................................................................................................16
3. Pengambilan Sampel Udara Ambien.......................................................16
4. Dokumentasi.......................................................................................... 17
F. Teknik Analisa Data.................................................................................17
G. Prosedur Kerja..........................................................................................17
H. Diagram Alur Penelitian...........................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................21
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berdampak buruk bagi kehidupan makhluk hidup. Udara yang tercemar akan
(indoor) maupun di luar ruang (outdoor). Pencemaran udara luar ruang berasal
dari sumber bergerak yaitu asap pembakaran kendaraan bermotor seperti mobil,
motor, truk, dan bus maupun berasal dari sumber tidak bergerak seperti industri,
Kasus pencemaran udara, baik di luar maupun dalam ruangan (indoor and
outdoor pollution), debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang
akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-
pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi
debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran
dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda.
Berdasarkan penelitian dari konsentrasi total partikulat pada musim kemarau lebih
tinggi, pada ketika musim hujan, hal ini karena pada musim hujan zat pencemar
yang ada di atmosfer mengalami karena pada musim hujan zat pencemar yang ada
1
2
pencucian udara oleh hujan, sehingga polutan akan terlihat lebih jelas (Puspitasari
2011).
Particulate Matter (PM10) merupakan salah satu bahan pencemar udara yang
udara yang semakin tinggi akibat adanya pembakaran mesin kendaraaan bermotor
(Ismayanti,et al 2014).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang terjadi pada setiap tahunnya. Pada
tahun 2019 terdapat 476 pasien penyakit ISPA. Tahun 2020 terdapat 359 pasien,
tahun 2021 mencapai 700 kasus. Dengan naiknya jumlah pasien ISPA setiap
Morosi. Untuk memelihara udara sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan,
udara PM10.
3
B. Rumusan Masalah
Kecamatan Morosi.
C. Tujuan Penelitian
Kecamatan Morosi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Kepada Masyarakat
Morosi tentang tingkat pencemaran udara akibat kendaraan lalu lintas dari
PM10.
4
3. Bagi Pemerintah
terkena dampak.
F. Definisi Operasional
1. Pencemar PM10 adalah partikel padat atau cair di udara dengan ukuran
Udara merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan tiap makhluk
respirasi/pernafasan. Bisa kalian bayangkan bagaimana jika di dunia ini tidak ada
sedikit saja maka akan mati karena tidak bisa bernafas. Dalam Peraturan
pencemaran udara, yang dimaksud udara ambien adalah udara bebas dipermukaan
bumi pada lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik
baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi dan/atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Udara yang melebihi baku mutu
masyarakat sekitarnya.
B. Pencemaran Udara
5
6
yang berasal daribuangan kendaraan bermotor yaitu berupa gas beracun seperti
setara dengan peningkatan konsumsi atau pembakaran bahan bakar fosil (minyak
dan batu bara). Beberapa industri seperti industri kimia, industri kertas, industri
semen, industri makanan dan lainnya juga termasuk dalam sumber pencemar
udara ambien merupakan udara bebas yang terdapat di permukaan bumi pada
bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara ambien dapat
Sumber pencemar udara yaitu bersifat alami dan buatan manusia. Sumber
itu parameter pencemaran udara seperti CO, NO, HC, Pb, SO, dan ada zat
bernama Tetraethyl lead yang ditambahkan ke dalam bensin kualitas rendah agar
kegiatan transportasi.
a. Sumber Bergerak
Sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang
berasal dari pesawat terbang , kereta api, kapal laut dan kendaraan berat
lainnya.
Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat
e. Sumber Gangguan
udara atau padat untuk penyebarannya, sumber ini berupa dari kebisingan,
proses tranformasi dan transportasi polutan di atmosfer. Suhu udara vertikal dapat
menentukan stabilitas atmosfer dan lapisan inversi suhu yang berpengaruh pada
1. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah jumlah uap air di udara atau tekanan uap jenuh
pada suhu yang diamati, dan dinyatakan sebagai persentase (Neiburger, 1995).
banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada waktu tertentu,
relatif.
karena banyaknya uap air di udara. Hal ini menyebabkan aliran udara menjadi
lebih lambat daripada vertikal dan horizontal. Konsentrat polutan yang tinggi
9
pada waktu bersamaan Kelembaban rendah berarti udara mengandung uap air
dalam jumlah yang cukup. Saat ini, udara berdifusi lebih cepat karena udara
2. Suhu Udara
adalah elemen iklim yang sangat penting di atmosfer karena berubah dengan
tempat dan waktu. Variasi suhu terganggu ketika turbulensi udara atau
pergerakan massa udara menjadi sangat aktif, misalnya pada kecepatan angin
3. Kecepatan Angin
udara. Karena polutan ini terbawa oleh angin dari area pengukuran, semakin
Baku mutu udara ambien adalah nilai pencemar udara yang ditenggang
(PP RI No. 22 Tahun 2021). Baku mutu udara ambien diatur dalam PP RI No. 22
10
Tahun
2021 tentang
Waktu Sitem
No Parameter Baku Mutu
Pengukuran Pengukuran
Aktif Kontinu
24 jam 75 µg/m3
PM10 (partikel < 10 Aktif Manual
1. 1 tahun 40 µg/m 3
Aktif Kontinu
mm)
PM2.5 (partikel < 2.5 Aktif Kontinu
24 jam 55 µg/m3
mm) Aktif Manual
3
1 tahun 15 µg/m Aktif Kontinu
Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021.
PM10 adalah partikulat padat dan cair yang melayang di udara dengan nilai
beberapa nama lain, yaitu PM10 sebagai inhalable particles, respirable particulate,
respirable dust, dan inhalable dust. PM10 merupakan kelompok partikulat yang
partikulat yang respirable dan predictor kesehatan yang baik (Koren, 2003).
11
Partikulat merupakan campuran partikel padat, cair atau padat dan cair yang
lebih dari 2,5 µm. Partikulat ini terbentuk dari pecahan partikulat yang
lebih besar.
kurang dari 2,5 µm. Sebagian besar partikel ini terbentuk dari gas.
PM10 secara alami berasal dari tanah, bakteri, virus, jamur, ragi, serbuk sari
serta partikulat garam dan evaporasi air laut. Sedangkan dari aktifitas manusia,
proses industri dan tenaga listrik. PM 10 dihasilkan secara langsung dari emisi
melibatkan polutan.
a. Partikulat sangat halus (diameter ≤ 0,1 μm), berasal dari hasil pembakaran
hasil transformasi SO2 dan campuran organik di atmosfir serta hasil proses
hasil pembakaran batubara, minyak, bensin, solar dan kayu bakar, hasil
transformasi NOx, SO2 dan campuran organik, serta hasil proses pada
jejak tanah di atas jalan raya, suspensi 12 dari kegiatan yang mempengaruhi
brongkial dan kanker paru (Linna, 2011). Sekitar 50% dari partikel berukuran
dan gangguan saluran pernapasan lainnya, bahkan pada ukuran yang paling kecil
dapat masuk ke dalam jaringan tubuh yang paling dalam seperti paru-paru dan
menjadi kotor dan tidak enak dipandang serta menyebabkan warna bangunan
luntur.
pernapasan.
Volume kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu
dalam suatu ruang tertentu pada interval waktu tertentu . Semakin banyak jumlah
kendaraan yang melalui suatu titik tertentu dalam suatu ruang tertentu pada
interval waktu tertentu berarti semakin besar volume lalulintas pada titik tersebut.
namun masalah akan timbul seandainya kapasitas ruas jalan tidak mapu
masing tipe kendaraan berbeda serta berpengaruh terhadap geometrik jalan, oleh
karena itu digunakaan suatu satuan untuk perencanaan lalulintas yaitu Sataun
Mobil Penumpang (SPM) (Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota,1999).
BAB III
METODE PENELITIAN
Konawe. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini di pilih sebagai lokasi pengamatan
karena merupakan jalan arteri primer bagi para pekerja yang bekerja di beberapa
industri yang berlokasi di Kecamatan Morosi, juga merupakan salah satu jalan
Populasi dalam penelitian ini adalah udara ambien di sekitar Desa Puuruy,
pada penelitian ini adalah udara dengan konsentrasi PM 10, yang dihasilkan dari
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
14
15
Adapun jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari analisa lapangan secara langsung
PM10.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang serta relevan yang bersumber dari
berbagai literatur seperti buku, jurnal ilmiah dan sumber lain yang berkaitan
Konawe.
16
menganalisis masalah serta memberikan sebuah data dalam penelitian ini. Adapun
sebelumnya atau dokumen yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan
dikaji sebagai langkah studi literatur. Mengumpulkan data dari BMKG berupa
data arah dan kecepatan angin, kelembaban serta suhu udara. Serta
2. Observasi
Tu juan dari penelitian untuk melihat secara langsung kondisi eksisting yang
dimana adalah salah satu tahap awal yang dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan lokasi yang cocok dan sesuai dengan lokasi yang direncanakan.
4. Dokumentasi
Kadar Particulate Matter (PM10) yang telah diperoleh dari hasil sampling dan
G. Prosedur Kerja
sampel kadar particulate metter (PM10) di ambil pada 1 titik lokasi dan
d. Daerah proyeksi.
menggunakan alat High Volume Air Sampler (HVAS) di titik yang sudah di
tentukan dengan rincian jam 06.00-07.00 WITA untuk mewakili pagi, jam
menggunakan alat alat High Volume Air Sampler (HVAS) menurut Keputusan
a. Persiapan alat, letakkan alat pada ruangan dengan menggunakan meja atau
tripod.
e. Setelah pengukuran selesai , ambil kertas filter, lipat dan masukan dalam
amplop.
Mulai
Studi Literatur
Survey Awal
Pegumpulan Data
Analisis dan
Pembahasan
Barmpadimos, I., Hueglin, C., Keller, J., Henne, S., dan Prévôt, A. (2011).
Influence of meteorology on PM10 trends and variability in Switzerland
from 1991 to 2008. Atmospheric Chemistry and Physics, 11(4), 1813.
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota. 1999. Rekayasa lalulintas
: pedoman perencanaan dan pengoprasian lalu lintas di wilayah perkotaan
perhubungan RI. Jakarta
Epa. 2004. Air Quality Criteria for Particulate Matter. Center for Environmental
Research Information Office of Research and Development.
http://ofmpub.epa.gov. Unduh pada 18 agustus 2021
Hobbs. 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Ismayanti., Marlita, D., dan Saidah, D. (2014). Pencemaran Udara Akibat Emisi
Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi dan
Logistik Volume 1 Nomor 3 November 2014: 241-248. Diakses dari:
http://digilib.mercubuana.ac.id (Disitasi tanggal 4 Juni 2017).
Istikharotun, Titik dkk. 2016. Kontribusi Parameter Meteorologi dan Kondisi Lalu
Lintas Terhadap Konsentrasi Pencemar NO2 di Kota Semarang. Jurnal
Presipitasi Vol 12 (2) H: 48-56.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1335/MENKES/SK/X/2002. Tentang Standar Oprasional Pengambilan
Sampel Dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/Men-KLH/I/1988
Koren. 2003. Handbook of Environmental Health Volume 2: Pollutant
Interactions in Air, Soil and Water. Dalam: Huboyo, H. S., dan
Budihardjo, M. A. Semarang: Universitas Diponegoro.
Linna, S S. dkk. 2011. Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan
Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro. Jurnal Ilmiah Media
Engineering Vol1(2)
Neiburger. 1995. Memahami Lingkungan Sekitar Kita. Penerbit ITB : Bandung.
Nuraina. 2015. “Pengaruh Kepadatan Arus Lalu Lintas Terhadap Kualitas Udara
Pada Ruas Jalan Tertentu Di Kota Lhokseumawe.” http://aina-
kesling.blogspot.com.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 Tentang pengendalian pencemaran
Udara. Jakarta
22