Anda di halaman 1dari 22

IDENTIFIKASI

RESIKO K3 DALAM ERECTION PCI GIRDER


PADA JEMBATAN OVERPASS TOLL

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Muslimin Abdulrahim, M.Sc.

Disusun oleh :
Didin Hendra Purnama
(1472100044)

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan


Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
beberapa pihak yang terus mendorong penulis untuk menyelesaikannya.
Terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Ir. Muslimin Abdulrahim,
M.Sc yang senantiasa membimbing penulis di dalam kelas dan penyusunan
makalah ini. Tanpa adanya bimbingan dari beliau, penulis kiranya tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih kepada semuanya yang selalu
memberikan dukungan serta referensi dan membantu penyelesaian makalah ini.
Berbagai bantuan dari kalian cukup membantu penyelesaian makalah ini.

penyusunan makalah yang berjudul “Identifikasi Resiko K3 Dalam Erection


Pci Girder Pada Jembatan Overpass Toll” memang tidaklah mudah. sebab, penulis
harus mengumpulkan data dan informasi dari internet serta beberapa evaluasi dan
kajian dari instansi terkait.

Besar harapan penulis, di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan
atau tolak ukur pembuatan makalah ilmiah mengenai dinamika sosial di lingkup
pasar tradisional. Adapun, penulis juga berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembacanya ataupun penelitian selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang

1
1.2 Rumusan Masalah

2
1.3 Tujuan Makalah

2
1.4 Manfaat

2
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………………..

iii
1.6 Metode dan Prosedur Penulisan…………………………………………..........

BAB 2 PEMBAHASAN
4
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4
2.2 Identifikasi Resiko Erection Girder

5
2.3.1 Metode Pelaksanaan Erection Girder

5
2.3.2 Data Kejadian Kegagalan Erection Girder

6
2.3.2 Analisis Kegagalan

9
2.3 Rekomendasi Dalam Menghindari Kegagalan Erection PCI Girder

10
2.4 Perencanaan K3 Dalam Erection PCI Girder

10

BAB 3 PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
15

iv
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA

16

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan sarana dan prasarana transportasi jalan merupakan bagian


yang sangat penting dalam pembangunan wilayah. Prasarana jalan merupakan
prasarana publik yang memiliki nilai ekonomis, nilai sosial, dan nilai strategis.
Fungsi jaringan jalan sebagai salah satu komponen transportasi sudah saatnya
diletakkan pada posisi yang setara dengan prasarana strategis lain dalam
perencanaan transportasi secara global. Dalam era desentralisasi, prasana jalan
bisa berfungsi sebagai perekat kutuhan bangsa dan negara dalam segala aspek.
Pembangunan jalan tol bermaksud untuk mewujudkan pemerataan
pembanguna dan hasil – hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan
wilayah. Adapun tujuan penyelenggaraan jalan tol adalah untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan
ekonomi terutama wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya, seperti
pantura jawa pada umumnya dan kota – kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
dan Semarang.
Dalam pembangunan jalan tol pasti ditemuai adanya kecelakaan
pekerjaan, salah satu penyebab karena SOP yang diabaikan. Pemasangan PCI
Girder bentang 50 m dalam pelaksanaannya banyak mengalami kegagalan
erection seperti yang terjadi pada tahun 2017 lalu. Kegagalan tersebut bahkan
sampai merenggut nyawa pekerja konstruksi. Belum semua perusahaan
menunaikan kewajiban untuk memenuhi standar peralatan K3 dan sistem
manajemen K3. Masih ada pengusaha yang melihat hal itu sebagai beban atau
biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan. Persoalan ini semakin pelik
karena petugas belum maksimal melakukan pengawasan K3 sektor konstruksi.
Disini penulis akan merangkum kejadian kegagalan erection PCI
bentang 50 yang terjadi pada 2 tahun yang lalu dibeberapa ruas jalan tol dan
memberikan penjelasan serta menganalisa tentang rangkaian kegagalan
tersebut dalam segi metode pelaksanaan yang berkaitan dengan K3, sehingga

1
dapat dihasilkan suatu rekomendasi agar kejadian kegagalan tidak terjadi
kembali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Potensi bahaya dalam erection PCI Girder?


1.2.2. Apa saja penyebab kegagalan erection PCI Girder?
1.2.3. Bagaimana cara untuk mengatasi kegagalan erection PCI Girder dalam
sudut pandang metode pelaksanaan dan K3?

1.3 TUJUAN MAKALAH


Tujuan pembuatan makalah ini adalah unuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah K3L serta mendapatkan wawasan dan ilmu tentang metode dan K3
dalam erection PCI Girder yang disyaratkan.

1.4 MANFAAT MAKALAH


Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca bisa lebih mengerti
tentang apa saja tentang keselamatan kerja dalam erection PCI Girder .

1.5 BATASAN MASALAH


Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus dan menghidari pembahasan
menjadi terlalu meluas, maka penulis perlu membatasinya, adapun batasan
dalam penelitian ini:

a) Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


b) Identifikasi Resiko Erection Girder
c) Penyebab kegagalan erection PCI Girder
d) Rekomendasi Dalam Menghindari Kegagalan Erection PCI Girder
e) Investasi K3 Dalam Erection PCI Girder

1.6 METODE DAN PROSEDUR PENULISAN

2
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini yaitu
dengan mengumpulkan informasi, dari berbagai sumber buku, browsing di
internet, Evaluasi dari pihak terkait.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih
tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk
maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan
yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang
pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan
menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah
peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan
dan perkembangan yang ada.

4
Dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, di
dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada
pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh
karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga
K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan
mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan
dengan baik.

2.2 Identifikasi Resiko Erection Girder

2.2.1 Metode Pelaksanaan Erection Girder

PCI Girder mempunyai fungsi sebagai pemikul beban bergerak


(kendaraan mobil, kereta api, dan manusia). Girder ini dapat dibuat dari beton,
baja, atau kayu. Tetapi dalam metode pelaksanaan ini membahas menggunakan
gelagar beton untuk Overpass TOL. Pekerjaan pemasangan gelagar
dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi jembatan selesai.
Sebelum melakukan pemasangan girder, harus dibuat tiang penyangga
atau abutment terlebih dahulu. Perletakan girder dapat menggunakan bantuan
crane untuk mengangkat dan di letakkan di atas abutment. Pemasangan girder
harus dilakukan secara hati-hati sesuai arahan dari Pengawas dan Kontraktor.
Kedua crane harus mengangkat girder secara bersamaan dan seimbang tidak
boleh melebihi dan saling mendahului karena dapat menyebabkan girder
menjadi tidak seimbang dan jatuh.

5
Setelah girder berhasil diletakan pada tumpuan yang telah ditentukan,
dilanjutkan pemasangan besi (stressing) untuk menambah tulangan dari balok
girder tersebut, pasangkan besi beserta auger dan wedges untuk menjadi
tulangan dari balok girder tersebut. Lalu pada sisi kanan dan kiri balok girder
yang terdapat tulangan disambung dan diberi tulangan lagi lalu dicor dengan
mutu terbaik agar balok girder saling mengikat dan tidak terlepas dari
dudukannya.

2.2.2 Data Kejadian Kegagalan Erection PCI Girder


a. Jembatan Overpass Caringin (Sta. 6+735) Ruas Jalan Tol BOCIMI
Hari/Tanggal : Sabtu/22 Sept. 2017 dengna kronologis sebagi berikut

13.00 WIB Persiapan erection


16.20 WIB Girder pertama pada JO Caringin mulai duduk
pada Rubber Bearing
17.20 WIB Setelah dilakukan pengamanan girder dengan
pengelasan besi, crane dilepas bersamaan dan
crawler crane sempet mundur menjauh 10 m
17.30 WIB 10 menit setelah sling dilepas dikedua ujungnya,
tiba-tiba girder terguling
18.20 WIB Evakuasi 1 orang pekerja yang tertimpa girder
langsung dibawa ke RS

Gambar 2.3.1 Kegagalan Overpass Caringin

b. Jembatan Overpass Sta. 4+556 Ruas Jalan Tol PASPRO


Hari/Tanggal : Minggu/29 Okt. 2017, Pukul 09.45 WIB, Korban Luka
2 orang dan Korban Meninggal 1 Orang. Kronologis sbb:

6
Sabtu, 28-10-2017 Pekerjaan erection girder jembatan
Pukul : 13.00 WIB overpass STA 4 + 556 dimulai
Sabtu, 28-10-2017 Telah selesai pekerjaan erection girder STA 4
Pukul : 17.44 WIB + 556 sebanyak 3 batang balok girder
(termasuk proses bracing)
Minggu, 29-10-2017 Pengecekan ulang terhadap bracing girder
Pukul : 08.20 WIB yang sudah terpasang
Minggu, 29-10-2017 Pekerjaan erection girder ke-4 mulai
Pukul : 09.09 WIB dilaksanakan. Pengangkatan girder dari
bogie ke pier
Minggu, 29-10-2017 Girder ke-4 sudah duduk di bearing pad.
Pukul : 09.45 WIB Girder masih ditahan oleh 2 unit crane dan
akan dilakukan pengelasan bracing.
Minggu, 29-10-2017 Girder ke-4 tiba-tiba terguling menyentuh
Pukul : 09.48 WIB girder ke-3, sehingga menyebabkan efek
domino terhadap girder 2 dan 1

Gambar 2.3.2 Kegagalan Overpass Caringin Jalan Tol PASPRO

c. Jembatan Ciputrapinggan KM.BDG. 206+950 Banjar - Pangandaran,


Jawa Barat
Hari/Tanggal : Sabtu/9 Des. 2017, Pukul : 13.40 WIB, Kronologis sbb:

7
Sabtu, 2-12-2017 Pengangkatan segmen, stressing kabel dan erection
Pukul : 16.00 girder ke 1 dengan cara digeser dengan jack hidraulik
WIB horizontal.
Selasa, 4-12- Pengangkatan segmen, stressing kabel dan erection
2017 girder ke 2 dengan cara digeser dengan jack hidraulik
Pukul : 08.00 horizontal.
WIB
Kamis, 6-12- PCI Girder ke 3 (tiga) telah dilakukan stressing.Pada
2017 saat Pekerjaan pengangkatan dengan jack hidraulic
Pukul : 11.00 untuk pengambilan papan luncuran pada girder ke-3
WIB tiba-tiba mengalami penurunan pada 1 jeck tetapi
langsung dilakukan penggantian jack dan pelurusan
kembali dan telah digeser berada di abutment kurang
lebih 1,5 m dari posisi pinggir.
Sabtu, 8-12- Pekerjaan stressing girder ke-4, proses full stressing
2017 tanggal
Pukul : 09.09 9 Desember 2017 jam 08.00 - 11.00
WIB
Sabtu, 9-12- PCI Girder ke 4 (empat) telah dilakukan stressing, tetapi
2017 masih berada di atas perancah dan sedang dilakukan
Pukul : 1.00 persiapan proses penggeseran ke badan abutment.Pada
WIB saat Girder ke-4 dijecking untuk mengambil papan
luncuran, pada saat proses jecking kemudian tiba-tiba
gelagar miring dan terguling.
Sabtu, 9-12-2017 Girder ke-4 tiba-tiba terguling menyentuh girder ke-3,
Pukul : 13.40 sehingga terjatuh ke sungai. Untuk gelagar 1 dan 2 aman
WIB tidak terkena dampak domino.

Gambar 2.3.3 Kegagalan Overpass Banjar – Pangandaran

d. Jembatan Rowobelong Sta. 368+200, Jalan Tol Pemalang Batang,


Jawa Tengah
Hari/Tanggal : Sabtu/30 Des. 2017, Pukul : 10.30 WIB Kronologis :

8
Sabtu, 29-12-2017 Pekerjaan persiapan pengangkatan gelagar ke-1
Pukul : 09.15 WIB
Sabtu, 29-12-2017 Gelagar di naikan ke Boogie
Pukul : 09.21 WIB
Minggu, 29-10- Gelagar diangkat ke abutment.
2017
Pukul : 10.02 WIB
Sabtu, 29-12-2017 Satu sisi girder telah duduk dengan baik di atas
Pukul : 10.30 WIB perletakan di abutment, tetapi pada saat akan
didudukan untuk sisi yang lain gelagar mengalami guling
dan jatuh

Gambar 2.3.3 Kegagalan Overpass Pemalang Batang

2.2.3 Analisis Kegagalan

9
Dari deretan kejadian di atas dapat dianalisis sbb:
a. Kondisi PCI Girder sebelum jatuh berada dalam kondisi tidak stabil
(unstable equilibrum)
b. Pada saat pemasangan pengaman gelagar dengan bracing tulangan dengan
pengelasan gantungan crane mengalami pelonggaran sehingga gelagar
tidak stabil
c. Vertikalitas gantungan tidak sempurna
d. Gelagar menumpu di atas landasan perletakan dengan lebar lebih kecil
dari lebar flen bawah gelagar
e. Pengamanan gelagar berupa bracing tidak cukup mampu menahan gaya
guling PCI Girder
f. Alat Jack Hidraulis yang tidak bekerja dengan baik ( Metode Perancah &
Geser)
g. Kegagalan alat berat

2.3 Rekomendasi Dalam Menghindari Kegagalan Erection PCI Girder


a. Sistem Girder dengan ujunG drappep end
b. Penggantung harus dijamin 100% vertikal dengan tambatan gapit sayap agar
tidak getar
c. Sistem bracing segera dipasang dan tidak boleh dilepas sebelum bracing
terpasang
d. Landasan harus dijamin tidak ada perbedaan settlement dan bearing
capacity
e. Kontraktor pelaksana harus memiliki sertifikat SIO dan SILO
f. Kapasitas Crane harus sama dan tidak berumur lebih dari 6 tahun

2.4 Perencanaan Biaya K3 Dalam Erection PCI Girder

Perencanaan biaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk proyek


konstruksi sangat penting untuk dilaksanakan agar nantinya pelaksanaan konstruksi
proyek berjalan dengan lancar dan tidak mengalami hambatan. Besaran biaya K3
bisa berbeda-beda antara tiap proyek tergantung pada besar kecilnya proyek yang
akan dilaksanakan, lokasi proyek, jenis proyek dan potensi bahaya yang mungkin

10
ditimbulkan (Ananti, 2019). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor
11/SE/M/2019 yang mengatur tentang petunjuk teknis biaya penyelenggaraaan
sistem manajemen keselamatan konstruksi. Adapun rincian kegiatan
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam erection girder diantaranya seperti
dalam tabel RAB sbb:

11
NO. URAIAN PEKERJAAN HARGA JUMLAH
SATUAN VOLUME
SATUAN HARGA
A Penyiapan RK3K terdiri atas:
1 Pembuatan Manual, Prosedur, Set 3 3.000.000,00 9.000.000,00
Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan
2 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja Lb 250 15.000,00 3.750.000,00
(KIP);
JUMLAH A 12.750.000,00
B Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri
atas:
1 Induksi K3 (Safety Induction ); Org 2100 1.000,00 2.100.000,00
2 Pengarahan K3 (safety briefing) : Org 2100 1.000,00 2.100.000,00
Pertemuan Keselamatan (Safety
Talk dan/atau Tool Box
Meeting) ;
3 Pelatihan K3; Org 2 5.000.000,00 10.000.000,00
4 Simulasi K3; Org 50 25.000,00 1.250.000,00
5 Spanduk (banner) ; Lb 5 250.000,00 1.250.000,00
6 Poster; Lb 15 100.000,00 1.500.000,00
7 Papan Informasi K3. Bh 2 1.000.000,00 2.000.000,00
JUMLAH B 16.000.000,00
C Alat Pelindung Kerja terdiri atas:
1 Pagar Pengaman (Guard Railling); Ls 1 10.000.000,00 10.000.000,00
2 Pembatas Area (Restricted Area ). Ls 1 4.500.000,00 4.500.000,00
JUMLAH C 14.500.000,00
D Alat Pelindung Diri terdiri atas:
1 Topi Pelindung (Safety Helmet) ;
Helm Proyek Kuning (Pekerja) Bh 150 15.000,00 2.250.000,00
Helm Proyek Merah (HSE) Bh 6 15.000,00 90.000,00

12
Helm Proyek Putih (Staff) Bh 30 15.000,00 450.000,00
Helm Proyek Orange (Tamu) Bh 15 15.000,00 225.000,00
2 Pelindung Mata (Goggles, Psg 10 15.000,00 150.000,00
Spectacles);
3 Rompi Keselamatan (Safety Vest);
Rompi Pekerja Bh 150 25.000,00 3.750.000,00
Masker Kain Bh 6 10.000,00 60.000,00
Rompi Staff Bh 30 35.000,00 1.050.000,00
Rompi Visitor Bh 15 35.000,00 525.000,00
4 Masker Selam (Breathing Bh 75 25.000,00 1.875.000,00
Apparatus);
5 Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Psg 50 70.000,00 3.500.000,00
Muff);
6 Pelindung Pernafasan Dan Mulut Bh 50 10.000,00 500.000,00
(Masker);
7 Sarung Tangan (Safety Gloves); Psg 15 10.000,00 150.000,00
8 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); Psg 50 150.000,00 7.500.000,00
9 Penunjang Seluruh Tubuh (Full Bh 5 1.000.000,00 5.000.000,00
Body Harness);
10 Pelindung Jatuh (Fall Arrester); Bh 10 250.000,00 2.500.000,00
JUMLAH D 26.410.000,00
E Asuransi Dan Perijinan terdiri atas :
1 BPJS Ketenagakerjaan Dan Ls 1 20.000.000,00 20.000.000,00
Kesehatan Kerja;
2 Surat Ijin Kelaikan Alat (SILO) Alat/Kend 5 5.000.000,00 25.000.000,00
3 Surat Ijin Operator Lb/Alat 3 2.500.000,00 7.500.000,00
4 Pemberi tugas mengasuransikan Ls 1 2.500.000,00 2.500.000,00
pekerjaan (CAR) sesuai Dokumen
Kontrak tetapi sesuai
nilai dalam dokumen kontrak .
ditanggung oleh kontraktor.

13
5 Pemberi tugas mengasuransikan Ls 1 2.500.000,00 2.500.000,00
pekerjaan terhadap pihak ketiga
(TPL) sesuai Dokumen
Kontrak tetapi sesuai nilai dalam
Dokumen kontrak ditanggung oleh
kontraktor.
6 Kontraktor bertanggung jawab Ls 1 5.000.000,00 5.000.000,00
untuk melindungi, memindahkan
atau mengambil tindakan
lain yang diperlukan untuk
menghindarkan dari kerusakan
ataupun gangguan terhadap
jaringan instalasi yang ada.
JUMLAH E 62.500.000,00
F Personil K3 terdiri atas :
1 Ahli K3 OB 2 1.500.000,00 3.000.000,00
2 Petugas K3 OB 6 500.000,00 3.000.000,00
3 Petugas Tanggap Darurat; OB 6 500.000,00 3.000.000,00
4 Petugas P3K; OB 6 500.000,00 3.000.000,00
5 Petugas Pengatur Lalu Lintas OB 6 500.000,00 3.000.000,00
(Flagman );
6 Petugas Medis. OB 6 500.000,00 3.000.000,00
JUMLAH F 18.000.000,00
G Fasilitas sarana kesehatan;
1 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Ls 1 1.000.000,00 1.000.000,00
Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban
2 Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Ls 1 1.000.000,00 1.000.000,00
Stetoskop, Timbangan Berat Badan,
3 Peralatan Pengasapan (Fogging) ; Bh 1 500.000,00 500.000,00
4 Obat Pengasapan. Ls 1 500.000,00 500.000,00
JUMLAH G 3.000.000,00

14
H Rambu- Rambu terdiri atas :
1 Rambu Petunjuk; Bh 10 75.000,00 750.000,00
2 Rambu Larangan; Bh 5 75.000,00 375.000,00
3 Rambu Peringatan; Bh 10 75.000,00 750.000,00
4 Rambu Kewajiban; Bh 5 75.000,00 375.000,00
5 Rambu Informasi; Bh 5 75.000,00 375.000,00
6 Rambu Pekerjaan Sementara; Bh 10 75.000,00 750.000,00
7 Tongkat Pengatur Lalu Lintas Bh 2 75.000,00 150.000,00
(Warning Lights Stick) ;
8 Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone) ; Bh 10 75.000,00 750.000,00
9 Lampu Putar (Rotary Lamp ); Bh 2 75.000,00 150.000,00
10 Lampu Selang Lalu Lintas. Ls 1 75.000,00 75.000,00
11 Safety Line roll 10 75.000,00 750.000,00
JUMLAH H 5.250.000,00
I Lain- Lain Terkait Pengendalian
Risiko K3
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR); Bh 4 3.000.000,00 12.000.000,00
2 Sirine; Bh 2 500.000,00 1.000.000,00
3 Bendera K3; Bh 2 50.000,00 100.000,00
4 Jalur Evakuasi (Escape Route ); Ls 1 100.000,00 100.000,00
5 Lampu Darurat (Emergency Lamp ); Bh 2 250.000,00 500.000,00
6 Program Inspeksi Dan Audit 1 500.000,00 500.000,00
Internal;
7 Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls 1 500.000,00 500.000,00
JUMLAH I 14.700.000,00
JUMLAH TOTAL 173.110.000,00

15
BAB 3
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam erection PCI girder yang
gagal masih kurang baik dan terdapat beberapa kesalahan dalam pelaksanaan
sehingga msh menyebabkan kegagalan dalam erection tersebut. Kegagalan
tersebut juga tidak luput dari kurangnya manajemen K3 yang belum
terlaksanan secara maksimal.

1.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
a. SOP pengangkatan PCI Girder bentang panjang perlu direvisi dengan
menganalisa dari kegagalan yang terjadi
b. Pihak Owner, Konsultan Pemgawas, Kontraktor pelaksana, dan K3
berperan penting dalam keberhasilan erection PCI girder tersebut

16
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian PUPR 2015, ”JUKLAK ERECTION I GIRDER”, Jakarta

Liputan6,“ https://www.liputan6.com/bisnis/read/3213410/kementerian-pupr-
catat-4-kegagalan-pemasangan-girder”, Diakses pada 01 November
2019 pukul 23.00 WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai