Anda di halaman 1dari 18

K3 SECARA UMUM, KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN, SMK3

DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA

PEMBINAAN AHLI K3 UMUM


BATCH 16
KELOMPOK 1 :

Agusto Randan
Feni Herawati M. Nur
Irpan Biu’ Saranga’
Obed
Syaidul Bahri Pawae
Asrial J. Herlin
A. Liling
Noris Saputra
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan PKL tentang kelembagaan dan Keahlian
K3 secara umum, serta penerapan SMK3.

Laporan PKL ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini tentang, kelembagaan dan
Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3, ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Kelompok I
DAFTAR ISI

Halaman
Sampul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 2
D. Dasar Hukum 3

BAB II Kondisi Fakta Tempat Kerja 4

A. Gambaran Umum Tempat Kerja 4


B. Temuan 5
i. Temuan Positif 5
ii. Temuan Positif 6

BAB III Analisa dan Rekomendasi 7

A. Analisis Temuan Positif 7


B. Analisa Temuan Negatif 11

BAB IV Kesimpulan dan Saran 14

A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

iii
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya
dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan
untuk menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak
dan gas, pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah
kesemua jenis perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja
memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3,
tidaklah wajib hanya bagi karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah
satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja
agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah
selesai melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas tercapai.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan
dan keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada
kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena berkaitan
erat dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerja

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan pelaksanaan PKL ini adalah :
1. Membekali pengetahuan sebagai calon ahli K3, serta penerapan persyaratan dan
pembinaan K3.
2. Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) pada PT. Industri Kapal Indonesia dan
menjadi bahan seminar dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan calon ahli K3
Umum untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman pada calon ahli
K3 Umum.

1
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :
- P2K3, PJK3
- Organisasi
- Pengesahan P2K3
- Program kerja
- Ahli K3
2. Penerapan SMK3 :
- Kebijakan dan komitmen K3
- Tingkat penerapan SMK3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
- dll.

D. Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelembagaan dan keahlian K3, serta
penerapan K3.
Dasar Hukum yang digunakan :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :
- Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1)
dan (2)
- Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981 tentang Kewajiban melapor penyakit
akibat kerja (PAK).
- Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :


Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
- Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD)

2. Penerapan SMK3 :
- Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

3
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


Dimulai sebagai Makassar Proyek Shipyard pada tahun 1963, adalah 100% dimiliki
oleh pemerintah Indonesia, yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1977. Dikenal sebagai
PT IKI dan berkantor pusat di Makassar, Sulawesi Selatan. PT IKI adalah galangan kapal
terbesar di Indonesia timur dengan meter di Makassar dan Bitung, Sulawesi Utara.
Pemerintah telah menunjuk PT IKI sebagai Pusat Industri Maritim untuk
Indonesia timur terutama untuk Kapal Perikanan, Kapal Penumpang, Ferry (Ro- Ro),
Cargo dan setiap industri proyek industri terkait dalam program kerja Tol Laut yang
menyamaratakan harga barang di semua daerah.
Yard Makassar untuk mendukung Pelabuhan Makassar, salah satu dari empat
Harbours utama di Indonesia. Sementara halaman Bitung adalah untuk mendukung
pengembangan sektor perikanan di bagian utara kepulauan Indonesia Timur (KTI). Dua
meter dari PT IKI berperan aktif dalam mempromosikan pembangunan nasional negara
itu.
Kebijakan QHSE PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) berkomitmen untuk
selalu konsisten dalam memberikan layanan produk yang bermutu, menjaga keselamatan
manusia dan peralatan serta menjaga kelestarian lingkungan dalam operasionalnya dan
senantiasa melakukan langkah-langkah :
1. Mematuhi dan memenuhi peraturan perundang-undangan serta persyaratan yang
relevan.
2. Meningkatkan dan memelihara infrastruktur organisasi
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
4. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan
Visi : menjadi perusahaan galangan kapal dan teknik yang kuat dan berdaya saing
tinggi.

Misi : selalu meningkatkan kwalitas yang terbaik berdasar pada pelayanan yang
tepat waktu, tepat mutu dan tepat mencakup biaya serta mengutamakan kepuasan
pelanggan untuk peningkatan nilai perusahaan

4
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

B. Temuan
Metode pencarian data untuk mengumpulkan informasi K3 Kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3 di PT. Industri Kapal Indonesia Makassar adalah :
- Briefing / Induction oleh pihak perusahaan.
- Survey ke lokasi secara langsung sehingga bisa didapatkan data secara visual.
- Tanya jawab dengan pihak terkait sekaligus yang menangani K3 dan ikut
mendampingi selama kunjungan.
Dengan waktu yang sangat terbatas pengumpulan data kurang maksimal pada
masing - masing proses dalam pengamatan secara visual dan tanya jawab. Namun team
berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menangkap gambaran proses dan pengamatan
temuan-temuan baik yang bersifat positif maupun negatif, dalam rangka memberikan
proses pembelajaran dan feedback pada perusahaan yang dikunjungi.

1. Temuan Positif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
- P2K3 dn PJK3 : Ada dan telah berjalan dengan baik sesuai dengan regulasi
dan amanat Undang-undang serta adanya kantor K3LH dan Logistik.
- Organisasi : adanya Emergency Organization.
- Program Kerja : Adanya prosedur lanjutan pertolongan kecelakaan dan
Adanya program kerja seperti edukasi mengenai kesadaran ber- K3 kepada
para pekerja pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
- Ahli K3 : Ahli K3 ada di lokasi pekerjaan dan merupakan Lulusan Ahli K3
Umum PT. Kasiromua Batch 8.

b. Penerapan K3
- Kebijakan dan Komitmen K3 : Ada Kebijakan dan Komitmen K3 yang
terpajang
- Tingkat penerapan K3 : Adanya Sistem Manajemen K3, Adanya Spanduk dan
Banner Safety Sign, Diadakannya Safety Induction sebelum melaksanakan
kegiatan

5
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

- Penghargaan K3 : PT. IKI telah mendapatkan penghargaan K3 Zero Accident


tahun 2016,
- Penghargaan K3 : PT. IKI telah mendapatkan penghargaan P2K3 tingkat
provinsi tahun 2019,

2. Temuan Negatif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
- Program Kerja : Penggunaan APD yang tidak maksimal

b. Penerapan SMK3
- Tingkat penerapan K3: Tingkat penerapan SMK3 pada PT. IKI tidak berjalan
100% dibuktikan dengan kurangnya pengawasan kepada pekerja sehingga
masih banyak pekerja yang tidak melaksanakan kewajiban K3 di tempat kerja.

6
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

BAB III ANALISA


A. Analisa Temuan Positif
Sesuai Regulasi
No Temuan Dokumentasi Manfaat Saran/Rekomendasi Peraturan Perundangan
Ya Tidak
1 Kelembagaan dan Keahlian K3
a. P2K3 dan PJK3 Meningkatkan kualitas - Penyebaran Undang – Undang No. 1 tahun V
Adanya kerjasama dari pekerja yang struktur 1970 tentang
antara pihak dimiliki oleh organisasi Keselamatan Kerja pasal 10
perusahaan perusahaan dengan disetiap ayat (1) & (2)
dengan pihak memberikan pelatihan- bagian/kantor (1) Menteri Tenaga Kerja berwenang
PJK3. pelatihan K3, yang membentuk Panitia Keselamatan dan
dan gudang Kesehatan Kerja guna memperkembang- kan
dilaksanakan oleh - Struktur kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
PJK3. Organisasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
dibuat dalam tenaga kerja dalam tempat- tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di
bentuk bidang keselamatan dan kesehatan kerja,
banner/spandu dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
PERATURAN MENTERI TENAGA
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan
V
k. KERJA
KesehatanKerja, tugas dan lain-lainnya
ditetapkan
NOMORoleh : Menteri Tenaga Kerja.
PER.04/MEN/1995 Tentang
Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pasal 2
(1) PJK3 dalam melaksanakan kegiatan
jasa K3
harus terlebih dahulu memperoleh
keputusan penunjukan dari Menteri
Tenaga Kerja c.q. Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
(2) Untuk memperoleh keputusan
penunjukan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus memenuhi
7
persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Bab II.
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

b. Organisasi Sebagai informasi - Emergency PERATURAN MENTERI V


Adanya kepada pekerja Organization TENAGA KERJA REPUBLIK
Emergency tentang apa yang dibuat dan di INDONESIA NOMOR :
Organization akan mereka lakukan tandatangani PER.04/MEN/1987
dan bidang mana oleh Direktur Tentang Panitia Pembina
yang akan segera PT. IKI Keselamatan Dan Kesehatan
mereka hubungi bila - Emergency Kerja SertaTata Cara Penunjukan
terjadi kecelakaan Organization Ahli Keselamatan Kerja Pasal 3
dalam bekerja. dibuat dalam (1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja yang susunannya
bentuk banner terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
dan Anggota.
disebarluaskan (2) Sekretaris P2K3 ialah ahli
kebeberapa Keselamatan Kerja dari perusahaan
yang bersangkutan.
tempat strategis (3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat
- Emergency yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha
atau pengurus yang bersangkutan.
Organization
dicantumkan
nomor telpon
personil
c. Program Kerja Dalam hal ini - Sebaiknya di PERATURAN MENTERI TENAGA V
Adanya prosedur program kerja cantumkan KERJA REPUBLIK INDONESIA
lanjutan penanganan K3 yang nomor telpon NOMOR : PER.04/MEN/1987
Pertolongan teridiri dari prosedur penting seperti Tentang Panitia Pembina Keselamatan
Kecelakaan pertolongan Rumah sakit Dan Kesehatan Kerja SertaTata Cara
kecelakaan akan terdekat, Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
memberikan jaminan Puskesmas Pasal 3
kepada para pekerja terdekat, kantor (1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja yang susunannya
tentang kesehatan polisi terdekat terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
mereka selama Anggota.
menjadi perkeja di PP RI No 50 Tahun 2012 Pasal 7 (3) V
perusahaan. d. Kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional

8
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

d. Ahli K3 Untuk memberikan - Penambahkan Undang – Undang No. 1 tahun V


Ahli K3 ada saran dan personil 1970 tentang
dalam struktur pertimbangan tentang dengan Keselamatan Kerja pasal 1
organisasi P2K3 hal-hal yang berkaitan sertifikat (7) “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga
dengan K3 kepada tehnis yang berkeahlian khusus dari luar
ahli K3 Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk
pihak perusahaan. - Sebaiknya oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ahli k3 ditaatinya Undangundang ini.
diikutkan
untuk
mendapatka
n sertifikat
spesialis
2 Penerapan SMK3
a. Kebijakan dan Sebagai informasi - Penempatan PP RI No 50 Tahun 2012 V
komitmen K3 apakah dalam visi misi kebijakan Pasal 6
Terdapat perusahaan tersebut K3 termasuk (1) SMK3 sebagaimana yang dimaksud
Kebijakan K3 dan telah visi dan misi dalam pasal 3 ayat (1) meliputi :
a. Penetapan Kebijakan K3
Visi Misi mempertimbangkan mesti ada di
Pasal 7
perusahaan tentang aspek beberapa (3) Kebijakan K3 sebagaimana yang
keselamatan dan tempat dimaksud pada ayat
kesehatan kerja. - Media Kebijakan (1) paling sedikit memuat :
dan visi misi a. Visi
agar di buat b. Tujuan perusahaan
c. Komitmen dan tekad
dapat dilihat melaksanakan kebijakan d.
oleh siapa saja Kerangka dan program kerja yang
dan mencakup
kegiatan perusahaan secara
kapan saja menyeluruh yang
bersifat umum dan/atau operasional
b. Tingkat Memberikan informasi - Tahapan sistem Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang
penerapan K3 kepada pekerja manajemen K3 Ketenagakerjaan Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
Adanya Sistem tentang hal-hal yang tidak detil sistem manajemen keselamatan dan
Manajemen K3 mungkin kesehatan kerja yang terintegrasi
manual dan menimbulkan dengan sistem manajemen
Adanya safety kecelakaan perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
sign dan spanduk manajemen keselamatan dan kesehatan
K3 kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

9
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

PP RI No 50 Tahun 2012
Pasal 4
(1) Kebijakan Nasional tentang SMK3
sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 3 sebagai pedoman perusahaan
dalam menerapkan SMK3

Penghargaan K3 Menjadi pemicu - Peningkatan Lampiran Peraturan Menteri V


kepada perusahaan penerapan K3 Tenaga Kerja
PT. IKI telah untuk selalu diharapkan Dan Transmigrasi Republik
mendapatkan meningkatkan perbaikan Indonesia Nomor
Penghargaan K3 penerapan K3 dalam yang : Per-01/Men/I/2007 Tentang
untuk Kategori setiap pekerjaan yang berkesinambu Pedoman Pemberian
Zero Accident mereka lakukan. ngan Penghargaan Keselamatan Dan
pada tahun 2016
Kesehatan Kerja (K3)
Bab II Penghargaan
1. Jenis Penghargaan
2. Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Safety Briefing

10
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

B. Analisa Temuan Negatif


No Temuan Dokumentasi Analisa Potensi Saran/Rekomendasi Peraturan Perundangan Ket.
Bahaya
1 Kelembagaan dan Keahlian K3
Program Kerja - Terjatuh di - Penggunaan Undang-undang No.1 tahun
Pengadaan APD ketinggian APD dan APK 1970
tidak maksimal tanpa harus  Pasal 3 ayat (1) butir f :
Memberikan alat-alat perlindungan
Contoh : menggunakan disesuaikan diri pada para pekerja
Pemakaian Body Body Harnest dengan jenis  Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus
Harnest dan - Gangguan pekerjaan yang diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja
Kacamata/Topeng pada mata akan dilakukan baru tentang APD bagi tenaga kerja
Las akibat cahaya yang bersangkutan
dari  Pasal 12 butir b : Dengan peraturan
perundangan diatur kewajiban dan
pengelasan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD yang diwajibkan
 Pasal 14 butir c : Pengurus
diwajibkan menyedikan secara
cuma-cuma Alat Perlindungan Diri
yang diwajibkan pada pekerja dan
orang lain yang memasuki tempat
kerja.
Permenakertrans No. Per:
01/Men/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan
kewajiban pengurus menyediakan
secara cuma-cuma Alat Perlindungan
Diri yang diwajibkan penggunaanya
oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK)
Permenakertrans No. Per.
03/Men/1982
Pasal 2 menyebutkan memberikan
nasehat mengenai perencanaan dan

11
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

pembuatan tempmat kerja, pemilihan


alat pelindung diri yang diperlukan dan
gizi serta penyelanggaraan makanan
ditempat kerja.
Permenakertrans No.
Per.08/Men/VII/2010
- Pasal 2 ayat (1) menyebutkan
pengusaha wajib menyediakan
Alat Perlindungan Diri bagi
pekerja/buruh ditempat kerja
- Pasal 5 menyebutkan pengusaha
atau pemgurus wajib
mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan
Alat Perlindungan Diri ditempat
kerja.
- Pasal 6 ayat (1) menyebutkan
pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD
sesyai dengan potensi bahaya dan
risiko
- Pasal 7 ayat (1) menyebutkan
pengusaha atau pengurus wajib
melaksanakan manajemen Alat
Perlindungan Diri di tempat kerja

2 Penerapan SMK3
Tingkat Beberapa alat Perlu peremajaan Undang-undang No.13
sosialisasi sudah bahan/alat Tahun 2012 tentang
penerapan SMK3 perlu diganti sosialisasi dengan Ketenagakerjaan Pasal 87
belum memadai ukuran yang (3) Setiap perusahaan wajib
memadai menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

12
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

Arah Evakuasi Memperjelas dan (4) Ketentuan mengenai penerapan


sistem manajemen keselamatan
tidak jelas memperbanyak dan kesehatan kerja sebagaimana
arah evakuasi dimaksud dalam ayat (1) diatur
sampai pada titik dengan Peraturan Pemerintah.
kumpul PP RI No 50 Tahun 2012
Denah Arah Pasal 2
evakuasi di buat Penerapan SMK3 bertujuan untuk :
a. Meningkatkan efektifitas
untuk mengetahui perlindungan keselamatan dan
tempat keberadaan kesehatan kerja yang terencana,
kita saat ini dan terukur, terstruktur, dan terintegrasi
arah ke titik kumpul b. Mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh serta
c. Menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktifitas
Pasal 3
(1) Penerapan SMK3 dilakukan
berdasarkan kebijakan nasional
tentang SMK3
(2) Kebijakan Nasional Tentang SMK3
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tentang dalam lampiran 1
Pasal 4
(1) Kebijakan Nasional tentang SMK3
sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 3 sebagai pedoman
perusahaan dalam menerapkan
SMK3

13
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. PT. Industri Kapal Indonesia (persero) merupakan perusahaan BUMN
yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1977, dalam hal Sistem
Manajemen, PT. Industri Kapal Indonesia (persero) telah memiliki sistem
manajemen berupa ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001.
2. PT. Industri Kapal Indonesia (persero) telah memiliki kebijakan QHSE serta
memiliki Visi dan Misi dalam penerapan sistem manajemennya.

B. Saran
1. Disadari bahwa dalam menjalankan tugas pemerintahan banyak
keterbatasan yang dihadapi pemerintah. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan K3 diperlukan keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam
hal ini perusahaan jasa K3, P2K3 dan ahli K3 untuk membantu pelaksanaan
tugas K3, namun keputusan lebih lanjut tetap menjadi wewenang
pemerintah.
2. Dengan demikian dituntut kinerja lembaga K3 tersebut lebih baik agar
kemandirian pelaksanaan K3 dapat diwujudkan sehingga diharapkan visi
dan misi K3 yaitu menjadikan K3 menjadi kebutuhan dan budaya
masyarakat industri dan dapat dicapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

o Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


pasal 10 ayat (1) & (2)
o Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981 tentang Kewajiban
melapor penyakit akibat kerja
o Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang
Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata
Cara Penunjukan Kewajiban Dan W ewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Nomor : Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
o Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri
(APD)
o Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal
87.
o PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
o Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Anda mungkin juga menyukai