Agusto Randan
Feni Herawati M. Nur
Irpan Biu’ Saranga’
Obed
Syaidul Bahri Pawae
Asrial J. Herlin
A. Liling
Noris Saputra
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan PKL tentang kelembagaan dan Keahlian
K3 secara umum, serta penerapan SMK3.
Laporan PKL ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini tentang, kelembagaan dan
Keahlian K3 secara umum, serta penerapan SMK3, ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul i
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 2
D. Dasar Hukum 3
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
iii
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya
dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan
untuk menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak
dan gas, pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah
kesemua jenis perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja
memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3,
tidaklah wajib hanya bagi karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah
satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja
agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah
selesai melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas tercapai.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan
dan keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada
kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena berkaitan
erat dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerja
1
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :
- P2K3, PJK3
- Organisasi
- Pengesahan P2K3
- Program kerja
- Ahli K3
2. Penerapan SMK3 :
- Kebijakan dan komitmen K3
- Tingkat penerapan SMK3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
- dll.
D. Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelembagaan dan keahlian K3, serta
penerapan K3.
Dasar Hukum yang digunakan :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :
- Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1)
dan (2)
- Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981 tentang Kewajiban melapor penyakit
akibat kerja (PAK).
- Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
2. Penerapan SMK3 :
- Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
3
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
Misi : selalu meningkatkan kwalitas yang terbaik berdasar pada pelayanan yang
tepat waktu, tepat mutu dan tepat mencakup biaya serta mengutamakan kepuasan
pelanggan untuk peningkatan nilai perusahaan
4
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
B. Temuan
Metode pencarian data untuk mengumpulkan informasi K3 Kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3 di PT. Industri Kapal Indonesia Makassar adalah :
- Briefing / Induction oleh pihak perusahaan.
- Survey ke lokasi secara langsung sehingga bisa didapatkan data secara visual.
- Tanya jawab dengan pihak terkait sekaligus yang menangani K3 dan ikut
mendampingi selama kunjungan.
Dengan waktu yang sangat terbatas pengumpulan data kurang maksimal pada
masing - masing proses dalam pengamatan secara visual dan tanya jawab. Namun team
berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menangkap gambaran proses dan pengamatan
temuan-temuan baik yang bersifat positif maupun negatif, dalam rangka memberikan
proses pembelajaran dan feedback pada perusahaan yang dikunjungi.
1. Temuan Positif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
- P2K3 dn PJK3 : Ada dan telah berjalan dengan baik sesuai dengan regulasi
dan amanat Undang-undang serta adanya kantor K3LH dan Logistik.
- Organisasi : adanya Emergency Organization.
- Program Kerja : Adanya prosedur lanjutan pertolongan kecelakaan dan
Adanya program kerja seperti edukasi mengenai kesadaran ber- K3 kepada
para pekerja pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
- Ahli K3 : Ahli K3 ada di lokasi pekerjaan dan merupakan Lulusan Ahli K3
Umum PT. Kasiromua Batch 8.
b. Penerapan K3
- Kebijakan dan Komitmen K3 : Ada Kebijakan dan Komitmen K3 yang
terpajang
- Tingkat penerapan K3 : Adanya Sistem Manajemen K3, Adanya Spanduk dan
Banner Safety Sign, Diadakannya Safety Induction sebelum melaksanakan
kegiatan
5
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
2. Temuan Negatif
a. Kelembagaan dan keahlian K3
- Program Kerja : Penggunaan APD yang tidak maksimal
b. Penerapan SMK3
- Tingkat penerapan K3: Tingkat penerapan SMK3 pada PT. IKI tidak berjalan
100% dibuktikan dengan kurangnya pengawasan kepada pekerja sehingga
masih banyak pekerja yang tidak melaksanakan kewajiban K3 di tempat kerja.
6
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
8
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
9
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
PP RI No 50 Tahun 2012
Pasal 4
(1) Kebijakan Nasional tentang SMK3
sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 3 sebagai pedoman perusahaan
dalam menerapkan SMK3
Safety Briefing
10
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
11
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
2 Penerapan SMK3
Tingkat Beberapa alat Perlu peremajaan Undang-undang No.13
sosialisasi sudah bahan/alat Tahun 2012 tentang
penerapan SMK3 perlu diganti sosialisasi dengan Ketenagakerjaan Pasal 87
belum memadai ukuran yang (3) Setiap perusahaan wajib
memadai menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
12
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
13
Kelompok I : K3 Secara Umum, Keahlian Dan Kelembagaan, SMK3
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT. Industri Kapal Indonesia (persero) merupakan perusahaan BUMN
yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1977, dalam hal Sistem
Manajemen, PT. Industri Kapal Indonesia (persero) telah memiliki sistem
manajemen berupa ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001.
2. PT. Industri Kapal Indonesia (persero) telah memiliki kebijakan QHSE serta
memiliki Visi dan Misi dalam penerapan sistem manajemennya.
B. Saran
1. Disadari bahwa dalam menjalankan tugas pemerintahan banyak
keterbatasan yang dihadapi pemerintah. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan K3 diperlukan keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam
hal ini perusahaan jasa K3, P2K3 dan ahli K3 untuk membantu pelaksanaan
tugas K3, namun keputusan lebih lanjut tetap menjadi wewenang
pemerintah.
2. Dengan demikian dituntut kinerja lembaga K3 tersebut lebih baik agar
kemandirian pelaksanaan K3 dapat diwujudkan sehingga diharapkan visi
dan misi K3 yaitu menjadikan K3 menjadi kebutuhan dan budaya
masyarakat industri dan dapat dicapai.
14
DAFTAR PUSTAKA