Anda di halaman 1dari 3

Nama: Bagas Septian K.

Kelas: XII MIPA 6 (06)

Kerangka Teks Editorial


Tema: Wisata
Judul: Pemerintah Banyuwangi Berani Membuka Gerbang Pariwisata Dikala Pandemi
1. Tesis (Pengenalan Isu)
Akhir-akhir ini kasus virus corona di Indonesia mulai menurun. Oleh karena itu,
Pemerintah Banyuwani berani membuka pintu pariwisata di saat pandemi virus corona ini
masih berlanjut. Namun, para pelaku wisata masih mengalami kesulitan dalam hal
ekonomi.
2. Argumentasi
- Kapasitas pengunjung destinasi wisata ketentuannya hanya 25 persen, dan para
wisatawan harus sudah divaksin 2 kali.
- Di masa pandemi ini, Pariwisata Banyuwangi mengandalkan pariwisata berkualitas,
bukan pariwisata massal.
- Tidak semua destinasi wisata di Banyuwangi akan dibuka.
3. Alternatif Penyelesaian
Dibukanya kembali destinasi wisata, masyarakat tetap diminta berhati-hati dan waspada
serta menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian tidak muncul klaster baru
penyebaran Covid-19. Sehingga, pandemi ini akan segera berakhir dan ekonomi para
pelaku wisata dapat pulih kembali.
4. Penegasan Ulang
Usaha Pemerintah Banyuwangi untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata tergolong
baik. Karena di masa pandemi ini, sebelumnya gerbang pariwisata ditutup dan para pelaku
wisata menjadi dampaknya. Namun meski gerbang pariwisata telah dibuka, banyak para
pelaku wisata yang bekerja di sektor pariwisata masih mengalami kesusahan dalam hal
ekonomi mereka. Dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat pemerintah, diharap
pariwisata Banyuwangi dapat bangkit kembali dan kesulitan ekonomi para pelaku wisata
dapat teratasi.
Pemerintah Banyuwangi Berani Membuka Gerbang
Pariwisata Dikala Pandemi

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadwalkan siap membuka destinasi


wisata di kawasan setempat mulai 10 September 2021 seiring turunnya situasi Covid-19.
Pemerintah Banyuwangi ingin memberikan kelonggaran bagi para pelaku wisata yang
terdampak. Karena banyak para pelaku wisata yang bekerja di sektor pariwisata telah
mengalami penurunan pada ekonomi mereka. Saat ini, Dinas Pariwisata Banyuwangi telah
merancang semacam aplikasi mirip PeduliLindungi. Adapun, aplikasi yang dikembangkan
pemerintah pusat itu menjadi salah satu syarat perjalanan seluruh modal transportasi di masa
pandemi Covid-19. "Kita semua bersyukur, tapi jangan lengah. Kalau nanti kembali
melonjak, semua yang susah karena berpotensi ditutup lagi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani Azwar Anas saat rapat koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi,
Rabu (8/9). Namun, meskipun gerbang pariwisata di Banyuwangi telah dibuka, para pelaku
wisata masih mengalami kesulitan dalam hal ekonomi mereka.

Pariwisata Banyuwangi segera dibuka namun tetap dikendalikan dengan berbagai


ketentuan. Salah satu syarat utamanya adalah pelaku dan pengunjung destinasi wisata harus
sudah vaksin, dengan menjadikan aplikasi PeduliLindungi sebagai basis penataan
pengunjung. Aplikasi PeduliLindungi juga syarat bagi wisatawan yang hendak ke tempat
wisata. Wisatawan yang boleh datang ke tempat wisata wajib sudah divaksin dua kali.
Kapasitas pengunjung destinasi wisata ketentuannya hanya 25 persen, dan para pelaku wisata
harus sudah divaksin. "Setiap destinasi wisata harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi
atau memakai barcode/menunjukan sertifikat vaksin bagi para pengunjung sabagai syarat
masuk destinasi wisata," ucap Bupati Ipuk.

Menurut Bupati Ipuk, pariwisata Banyuwangi di masa pandemi ini mengandalkan


pariwisata berkualitas, bukan pariwisata massal. "Kami minta kepada teman-teman pelaku
wisata agar destinasi mengutamakan quality tourism dengan mengejar kualitas wisata, bukan
pada kuantitas pengunjung," katanya. Destinasi wisata nantinya akan ditingkatkan
kualitasnya dan tidak terlalu bergantung pada jumlah pengunjung. Ia menambahkan, selama
pandemi utamanya ketika masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),
industri wisata sangat terpukul karena harus ditutup sementara. "Dibukanya pariwisata ini
membutuhkan komitmen dan kesadaran bersama. Mari patuhi dan jalankan semua
persyaratan yang telah ditentukan," tuturnya.

Sementara itu, Dandim 0825/Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko Purwanto menambahkan
dibukanya pariwisata Banyuwangi bukan berarti dilonggarkan, tapi dikendalikan. Destinasi
wisata nantinya akan dikendalikan agar para wisatawan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Jangan sampai lupa diri sehingga membuat kasus Covid-19 naik lagi. Mari jaga bersama dan
taati aturan, sebab apabila melanggar akan kami tindak," katanya. Sementara itu, Kapolresta
Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan bahwa TNI dan Polri akan melakukan
pengawasan di destinasi wisata. "Kami akan tempatkan personel dari TNI dan Polri sesuai
kawasan, untuk memantau destinasi wisata," katanya.

Namun tidak semua destinasi akan dibuka. Mereka yang boleh hanya yang benar-benar
sudah siap menjalankan Prokes. Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda
mengatakan, wisata saat pandemi memang harus dengan basis destinasi yang sehat. Artinya
tak hanya pelaku pariwisatanya saja yang menjalankan prokes, tapi yang datang juga. "Ini
mendorong masyarakat untuk divaksin, jika dia sudah vaksin pertama dan kedua bisa gerak
dan herd imunity muncul. Dan akan minim terpapar dan memaparkan ke orang lain," kata
dia. Dengan dibukanya destinasi, perekonomian di sektor wisata seperti hotel dan restoran
juga diharap bisa bergeliat.

Dibukanya kembali destinasi wisata, masyarakat tetap diminta berhati-hati dan waspada
serta menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian tidak muncul klaster baru penyebaran
Covid-19. vaksinasi itu menjadi kunci pemerintah untuk membangkitkan kepariwisataan juga
sisi pentingnya menjaga kesehatan. Sehingga orang itu bisa berjalan ke mana-mana sehat dan
tidak saling mempengaruhi dalam kondisi sakit. Disbudpar Jatim mengatakan “kami sangat
berharap vaksinasi sukses kalau persentase vaksinasi nya itu bagus masyarakat sudah bisa
sedikit lega, bergerak kemana-mana termasuk ke tempat wisata. Tetapi tetap pada pikiran serius
konsisten menjaga protokol kesehatan karena varian itu selalu ada ketika terjadi transmission
itu biasanya akan muncul varian-varian baru.”

Usaha Pemerintah Banyuwangi untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata tergolong


baik. Karena di masa pandemi ini, sebelumnya gerbang pariwisata ditutup dan para pelaku
wisata menjadi dampaknya. Banyak para pelaku wisata yang bekerja di sektor pariwisata
mengalami kesusahan dalam hal ekonomi mereka. Dengan ketentuan-ketentuan yang telah
dibuat pemerintah, diharap pariwisata Banyuwangi dapat bangkit kembali. Namun, para
pengunjung diharap juga cukup sadar untuk tetap mentaati prokes ketika mengunjungi destinasi
wisata. Agar nantinya tidak akan mucul klaster baru penyebaran Covid-19. Sehingga ekonomi
para pelaku wisata dapat pulih kembali.

Anda mungkin juga menyukai