PENDAHULUAN
kuantitatif yang ada antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Perhitungan
(biasanya logam) yang dikelilingi oleh molekul atau anion, yang biasanya disebut
sebagai ligan atau agen pengompleks. Reaksi pada senyawa kompleks melibatkan
beberapa macam seperti subtitusi nukleofilik. Salah satu keistimewaan dari reaksi
kompleks adalah reaksi pergantian ligan melalui efek trans. ligan zat netral atau
anionik tetapi kation, seperti kation tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti
amoniak (NH3), atau karbon monoksida (CO) dalam keadaan bebas pun
merupakan molekul yang stabil, sementara ligan anionik, distabilkan hanya jika
menurut unsur yang mengikatnya. Logam umum atau yang dengan rumus kimia
Tembaga termasuk dalam logam transisi, dan tembaga dapat membentuk ion
kompleks, ion tembaga (I) tidak stabil dalam air sehingga memiliki reaksi
disporposionasi. Ammin-tembaga (II) adalah salah satu contoh senyawa kompleks
ekstraksi pelarut, yaitu prinsip ini berlaku hukum distribusi yang menyatakan
apabila suatu sistem yang terdiri dari dua lapisan campuran (solvent) yang tidak
saling bercampur satu sama lain, ditambahkan senyawa ketiga (zat terlarut), maka
senyawa itu akan terdistribusi (terpartisi) kedalam dua lapisan tersebut, dengan
syarat Nerst bila zat terlarutnya tidak menghasilkan perubahan pada kedua pelarut
(solvent) atau zat yang terlarut yang terbagi (terpartisi) dalam dua pelarut tidak
organik-air.
2.1 Stoikiometri
dalam reaksi kimia. Reaksi kimia merupakan pusat perhatian dari ilmu kimia,
dapat dinyatakan bahwa reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru
yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.
reaksi kimia, tidak mendapat banyak perhatian. Bahkan saat perhatian telah
diberikan teknik dan alat percobaan tidak menghasilkan hasil yang benar.
dasar kimia. Semua hukum fundamental kimia, dari hukum kekekalan massa,
zat yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent).
Prinsip dasar dari ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan
dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut
asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa
terjadi dalam kolom isian, salah satu cairan didispersikan dalam bentuk tetesan ke
(Mirwan, 2008).
komponen campuran dari zat padat atau zat cair dengan menggunakan bantuan
pelarut. Ekstraksi dapat digolongkan menjadi dua katagori yaitu ekstraksi cair cair
dan ekstraksi padat cair (leaching). Ekstraksi cair cair digunakan untuk
memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan suatu
pelarut yang melarutkan salah satu zat dalam campuran itu. Ekstraksi padat cair
(leaching) digunakan untuk memisahkan campuran zat padat dan zat terlarut
dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan zat terlarut tetapi sangat
Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut
maka akan terjadi pembagian kelarutan. Dalam praktek solut akan terdistribusi
dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan
dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan
mengandung molekul atau ion negatif sebagai ligan. Beberapa molekul organik
Salah satu metode penentuan komposisi kompleks adalah dengan variasi kontinu
atau sering disebut metode Job. Ikatan antara inti dan ligan bersifat kovalen.
mengandung dua atom nitrogen dengan ikatan azo Gambar 1. Metil Orange
(-N=N-) dan tersubstitusi dengan elektron penstabil gugus azo. Umumnya
pewarna azo larut dalam air, mudah teradsorbsi dalam kulit, terhirup sehingga
berpotensi bersifat racun dan menyebabkan kanker. Pewarna azo juga merupakan
agen mutagenik pada manusia dan lingkungan. Metil orange (MO) merupakan
salah satu jenis pewarna azo yang banyak ditemukan dilimbah industri tekstil dan
merupakan senyawa beracun, serta memberikan dampak negatif pada lingkungan
(Mauliddawati, 2014).
posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot 63.456. Tembaga adalah
logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat, dan melebur pada suhu
1038°C. Logam tembaga juga dinamakan cupro untuk yang bervalensi +1 dan
Cu(I) maupun Cu(II) adalah spesies ion stabil dalam larutan netral dan
larutan alkali tanpa agen pengompleks NH3 atau CN-, denga penambahan
ammonia berlebih, tembaga dapat membentuk ion yang stabil sebagai Cu(NH3)2+
and Cu(NH3)42+. Bilangan oksidasi reduksi dari reaksi Cu(II)/Cu(I) dan Cu(I)/Cu.
dan industry logam (alloy). Keberadaan tembaga dalam jumlah kecil sangat
berguna bagi mahluk hidup karena merupakan logam berat essensial, tetapi dalam
jumlah besar (lebih dari 2,5 mg/kg berat tubuh orang dewasa dan 0,05 mg/kg
berat tubuh untuk anak-anak dan bayi, dapat mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan karena sifatnya yang toksik. Ion logam tembaga dapat terakumulasi di
(II)” dilaksanakan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul 13.00 WITA-
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah corong pisah 50 mL,
buret 50 mL, pipet gondok 50 mL, statif dan klem, pipet tetes, gelas ukur 5 mL
dan 10 mL, erlenmeyer 250 mL, botol semprot, gelas kimia 50 mL dan 100 mL,
serta filler.
tertraklorida ke dalam corong pisah dan dikocok kembali selama 5 menit. Larutan
berisi 10 mL air dan kemudian ditambahkan 2 tetes larutan metil orange. Larutan
distribusi ammonia.
larutan HCl standar 0,055 M sampai terbentuk warna merah. Titrasi dilakukan 2
Dihitung jumlah ammonia yang terdapat dalam air dan kloroform, kemudian
[HCl] × V HCl
[NH3]kloroform = [NH3]karbon 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎
[HCl] × V HCl
[NH3]kloroform = [NH3]karbon 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎
Tabel 4.1 Hasil Titrasi Penentuan Distribusi Amonia antara Air dan Kloroform
V NH3 (CCl4) V HCl Keterangan Nilai KD
10 mL 0,7 mL Merah bata
10 mL 0,6 mL Merah bata 0,004096
5,4 mL 0,5 mL Merah bata
terbentuk dua lapisan hal ini dikarenakan adanya perbedaan massa jenis pada air
dan kloroform, air memiliki massa jenis lebih rendah yaitu 0,98 kg/m3 dibanding
kloroform yang memiliki massa jenis sebesar 1,14 kg/m3, hal inilah yang
menyebabkan lapisan air berada pada lapisan atas dan kloroform berada pada
lapisan bawah. Saat ditambahkan senyawa ketiga yaitu NH3 senyawa ketiga ini
akan terdistribusi ke dalam dua lapisan. Berdasarkan hukum Nerst bila ke dalam
dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam
kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan (Purwani, 2008)
dengan HCl 0,055 M. Volume HCl yang terpakai berturut-turut saat dilakukan
triplo adalah 0,7 mL, 0,6 mL dan 0,5 mL dengan hasil titrasi larutan menjadi
warna merah. Perubahan warna ini menandakan bahwa larutan telah mencapai
titik akhir titrasi. Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya konsentrasi NH3
dalam karbon tetraklorida 0,00408 sehingga konsentrasi dalam air dapat diketahui
sebesar 0,99592. Dari kedua konsentrasi NH3 dalam masing-masing larutan maka
akan terbentuk dua lapisan hal ini dikarenakan adanya perbedaan massa jenis pada
Cu dan kloroform. Seperti halnya H2O, Cu juga memiliki massa jenis lebih rendah
ditandai dengan warna larutan bening dan pada lapisan atas adalah Cu dalam NH3
Cu dalam kloroform, pada tahap ini juga digunakan HCL 0,055 M. Volume HCl
yang digunakan berturut-turut adalah 2,0 mL, 0,7 mL,dan 0,2 mL. Pada akhir
titrasi warna larutan menjadi merah terang yang menendakan adanya kompleks
Cu. Dengan prosedur analisis data yang sama dengan air dan karbon tetraklorida
perbandingan mol Cu2+ dan mol NH3, dari hasil analisis data perbandingan mol
yang didapatkan adalah 1:10 maka rumus molekul ammin-tembaga (II) yaitu
[Cu(NH3)10]2+.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
0,00640.
adalah [Cu(NH3)10]2+.
5.2 Saran
Saran yang dapar saya ajukan dalam percobaaan ini sebaiknya praktikan
melaksanakan praktikum harus hati-hati dan teliti dalam pengukuran volume saat
memipet dan pada saat titrasi agar titik akhir titrasi sangat penting agar didapatkan
Handoko, Chanel Tri, Tri Budi Yanti, Halimatul Syadiyah dan Siti Marwati. 2013.
Penggunaan Metode Presipitasi untuk Menurunkan Kadar Cu dalam
Limbah Cair Industri Perak di Kotagede. Jurnal Penelitian Saintek. 18(2)
Haryono., Pertiwi, Dyah S., Susanto Dian I., dan Ismawaty, D. 2008.
Pengambilan Pekrim dari Ampas Wortel dengan Ekstraksi menggunakan
Pelarut HCl Encer. Jurnal Institut Teknologi Nasional.
Koyama, kazuya, Mikiya Tanaka, and Jae-Chun Lee. 2006. Copper Leaching
Behaviour from Waste Printed Circuit Board in Ammoniacal Alkaline
Solution. Environtmental Management Technology Journal. Vol.7, No.7.
Lestari, I., Afrida., dan Aulia S. 2014. Sintensis dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Logam Kadmium (II) dengan Ligan Kufperon. Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 16(1).
Mauliddawati, V.T., dan Adi S.P. 2014. Biodegradasi Metil Orange Oleh Jamur
Pelapuk Coklat Daedalea Dickinsii. Jurnal Seni dan Sains. 2(1).
Mirwan, Agus dan Doni Rahmat Wicakso. 2008. Pengaruh Isian Jenis Bola
terhadapr Dinamika Tetes dan Koefisien Massa Ekstraksi Cair-Cair dalam
Kolom Isian. Info Teknik. 9(2)
Winarni, Sri, Ade Ismayani dan Fitriani. 2013. Kesalahan Konsep Materi Stoikiometri
yang Dialami Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Didaktika. 16(1)
Takeuchi, Yasito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Muki Kagaku.
LAMPIRAN 3. ANALISIS DATA
[HCl] = 0,055 M
VHCl 1 = 0,7 mL
VHCl 2 = 0,6 mL
VHCl 3 = 0,5 mL
Vlapisankloroform 1 = 10 mL
Vlapisankloroform 2 = 10 mL
Vlapisankloroform 3 = 5,4 mL
0.055 M . 0,7 mL
[NH3]kloroform1 = = 0.00385 M
10 mL
0.055 M . 0,6 mL
[NH3]kloroform2 = = 0.0033 M
10 mL
0.055 M . 0,5 mL
[NH3]kloroform3 = = 0.00509 M
5,4 mL
(0.00385+0.0033+0.00509) M
[NH3]kloroformrata-rata = = 0,00408 M
3
[NH3]air = 1 M – 0.00408 M
[NH3]air = 0.99592 M
[NH3 ]Organik
KD=
[NH3 ]Air
0,00408 M
KD= = 0,004096
0.99592 M
[HCl] = 0,055 M
VHCl 1 = 2,0 mL
VHCl 2 = 0,7 mL
VHCl 3 = 0,2 mL
Vlapisankloroform 1 = 10 mL
Vlapisankloroform 2 = 10 mL
Vlapisankloroform 3 = 2,3 mL
[NH3]kloroform 1 . 10 mL = 0.055 M . 2 mL
0.055 M . 2 mL
[NH3]kloroform 1 = = 0.011 M
10 mL
0.055 M . 0,7 mL
[NH3]kloroform 2 = = 0.00385 M
10 mL
0.055 M . 0.2 mL
[NH3]kloroform3 = = 0.00478 M
2,3 mL
(0.011+0.00385+0.00478) M
[NH3]kloroform rata-rata = = 0.00654 M
3
[NH3]Cu = [NH3] awal - [NH3]kloroform rata-rata
[NH3]Cu = 1 M – 0.00654 M
[NH3]Cu = 0.99346 M
[NH3 ]Organik
KD=
[NH3 ]Air
0.00654 M
KD= = 0.006583
0.99346 M
= 0.99346 M x 10 mL
= 0,1 M x 10 mL
= 1 mmol
Cu2+ : NH3 = 1 : 10