Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini sudah memasuki tahun ke 74 kemerdekaan, Jika teringat pada zaman
dahulu saat Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang,Banyak rakyat Indonesia yang dipaksa
untuk kerja rodi, Saat itu keadaan Indonesia sangatlah runyam, kacau, bahkan sengsara
penduduknya. Namun setelah Indonesia merdeka, Nusantara bangkit dari keterpurukan seperti
memajukan Pendidikan, Teknologi, Infrastruktur, Dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai Infrastruktur, Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya
membangun, Seperti membangun Jalan Tol, Jalan Raya, Jembatan, Gedung, Sarana
Masyarakat, Dan lainnya. Pemilihan kualitas bahan bangunan perlu diperhatikan, Tidak
sembarang memilih bahan bangunan, Karena fungsi dari bangunan tersebut adalah aman dan
tahan lama. Pemilihan bahan bangunan seperti Pasir, Beton, Dan Semen.
Sifat fisik semen memiliki daya ikat yang sangatlah kuat, apabila sudah teecampur dengan
air dan pasir, Adukan itu harus sesegera mungkin dipakai agar tidak mengeras, Perbandingan Commented [A1]: Paragraf rata-rata kanan-kiri (justify)
antara semen,pasir dan air juga harus seimbang agar adonan tersebut menjadi pondasi yang
kokoh. Sifat semen yang mudah mengikat harus diperhatikan, Ada dua jenis pengikatan yaitu
waktu ikat awal (Setting Time), Setting Time adalah waktu ikat awal yang dibutuhkan untuk
mencampur semen, air, dan pasir. Sedangkan waktu ikat ahir (Final Time) adalah lama waktu
yang dibutuhkan adonan semen menjadi keras.
Industri pembangunan pasti memerlukan material semen, Maka dari itu praktikum kali ini
membahas tentang Setting Time, yaitu untuk menentukan waktu peningkatan Semen Hidrolis
tersebut. Pada infrastruktur pembangunan, semen dapat digunakan untuk bahan perekat
pondasi, batu bata, beton yang berfungsi memperkuat bangunan tersebut. Agar bangunan bias
kuat bertahan bertahun taun dan resiko kerusakan bangunan berkurang.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang diatas saya selaku peneliti memutuskan sebagai berikiut.

Bagaimana metode uji yang digunakan untuk menentukan waktu peningkatan dari semen Commented [A2]: Karena rumusan masalah hanya satu buah
maka dibuat paragraph
hidrolis?.

1.3 Tujuan
Pada penelitian yang berjudul Setting Time ini. Maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut.
Untuk mengetahui metode uji yang digunakan untuk menentukan waktu pengikatan dari
semen hidrolis. Commented [A3]: Karena tujuan hanya satu buah maka dibuat
paragraph
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Semen


Semen adalah bahan perekat yang digunakan untuk merakit permukaan yang tidak
tersambung, Berbentuk seperti serbuk halus yang merupakan campuran dari almunium
dengan kalsium silikat yang diolah dengan suhu tinggi diatas 1350 derajat Celsius. Dan
jika ditambahkan degan H2O akan membentuk reaksi dimana reaksi tersebut
dinamakan reaksi hidrolis. Semen diartikan sebagai bahan pengikat yang mempunyai
sifat yang mampu mengikat bahan bahan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Commented [A4]: Rata kanan kiri
(Barnawi ,dkk,2016)
Commented [A5]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
2.2 Raw Material Semen kanan

Dalam pembuatan semen ada dua macam bahan baku yaitu bahan baku utama dan
bahan baku penunjang. Bahan baku utama dalam pembuatan semen terdiri dari batu kapur
dan tanah liat. Dan bahan baku penunjang dalam pembuatan semen terdiri dari pasir silika,
pasir besi, dan trass. Semen tersusun dari empat oksida utama yaitu oksida kapur (CaO),
Oksida silika (SiO2), oksida besi (Fe2O3) , dan oksida alumunia (Al2O3). Kandungan dari
keempat oksida utama tersebut kurang lebih 90%.
(Reski,dkk,2018) Commented [A6]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.

2.3 Macam macam Semen


Beraneka ragam semen disesuaikan dengan permintaan konsumsi pasar, Perbedaan
macam semen tergantung pada unsur unsur yang digunakan dalam pembuatan
semen, Adapun macam macam semen sebagai berikut :

A. Semen Portland OPC Commented [A7]: Tidak perlu enter


Semen jenis ini merupakan sebuah produk dari penggilingan clinker,semen
ini terdiri dari kalsium silikat, yang mana tidak ditambah apa apa kecuali
air dan kalsium sulfate. Semen ini cocok digunakan untuk kontruksi umum,
seperti kontruksi pembangunan perumahan, jalan raya, gedung dan lain
lain.
(Pratiwi,dkk,2013). Commented [A8]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.

B. Semen Pozzolan PPC


Semen pozzoland merupakan suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat
dengan cara menggiling semua bahan bersama terak semen Portland Commented [A9]: Jangan enter

dengan bahan yang mempunyai sifat pozzoland dan mencampur semua


bahan secara merata. Semen ini mempunyai sifat tahan sulfat dan panas
hidrasi sedang sehingga cocok untuk kontruksi pembangunan seperti
jembatan, dermaga, bendungan dan lain sebagainya.
(Irjiansya,2014) Commented [A10]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.

C. Semen campuran PCC


Bahan dari semen campuran ini berasal dari penggilingan terak, gypsum,
dan beberapa bahan anorganik. Semen jenis ini biasanya digunakan untuk
Commented [A11]: Tidak perlu enter
kontruksi beton, batu bata,selokan dan lain lain.
(Irjiansya,2014) Commented [A12]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.

2.4 Sifat Fisika Semen


Sifat fisika semen sangat mempengaruhi kualitas semen itu sendiri, sifat sifat fisika
semen antara lain:
a) Kehalusan. Commented [A13]: Terlalu menjorok ke dalam
Kehalusan sangat mempengaruhui kecepatan hidrasi dari
semen,hidrasi adalah reaksi yang terjadi antara komponen semen
dengan air. Alat yang digunakan untuk mengukur kehalusan adalah
ayakan.
(Utomo,2013). Commented [A14]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.
b) Pengembangan volume
Sifat ini mempengaruhi pengembangan dan kemampuan semen
setelah bereaksi dengan air,alat yang digunakan untuk mengukur
pengembangan volume adalah mikrometer komperator
(Utomo,2013). Commented [A15]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
c) Waktu pengeringan. kanan atau ditaruh dikahir kalimat.

Waktu pengeringan atau Setting Time adalah waktu yang


diperlukan semen untuk mengeras, pengujian ini dilakukan agar
menunjukkan normal tidaknya pasta semen. Alat yang digunakan
untuk menukur waktu pengeringan adalah vicat.
(Utomo,2013). Commented [A16]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.
d) Kekuatan komperesif
Kekuatan kompersif ini sangat dipengaruhi oleh jenis, komposisi
mineral, kandungan CaO bebas dan MgO serta gypsum, temperatur
air, dan kehalusan semen. Alat yang digunakan untuk mengukur
kekuatan komperesif adalah mesin kuat tekanan.
(Utomo,2013). Commented [A17]: Sitasi (sumber referensi) ditaruh paling
kanan atau ditaruh dikahir kalimat.
e) Panas hidrasi
Panas hidrasi merupakan panas yang ditimbulkan melalui reaksi
semen dengan air. Besarnya panas dipengaruhi oleh kehalusan dan
komposisi semen, serta temperatur semen. Alat yang digunakan
untuk mengukur panas hidrasi adalah kalirometer.
(Utomo,2013).
f) Pengikat semu
Pengikat semu ini terjadi karena semen kehilangan salah satu sifat
plastiknya. Setalah semen dicampur dengan air. Hal ini bias
dihindari dengan menambahkan zat ilmiah tertentu.
(Utomo,2013).
2.5 Sifat Kimia Semen
Sifat kimia semen merupakan zat yang berada pada semen, reaksi kimia dan
pembentukan perubahan terak. Komponen – komponen yang terdapat dalam senyawa
semen yaitu SiO2, Al2O3, CaO, MgO, SO3, Kapur bebas, dan material tak larut. Dan
dimana kekempat komponen utama yang terdapat pada senyawa C3S, C2S, C3A,
C4AF. Reaksi pembentukan senyawa pada suhu (600℃-800℃) adalah sebagai berikut. Commented [A18]: Rata kanan kiri

C + A CA

2C + F C2F

C3S = 4,071 CaO -7,6 SiO2 – 6,781 Al2O3- FeO3

C2A = 2,867 SiO2 – 0,754 C3S Commented [A19]: Rumus kimia rata tengah

C2A = 2,65 AAO3 – 1,692 FeO3

C4AF = 3,043 FeO3

Salah satu sifat kimia semen adalah pengukuran jumplah material yang hilang akibat
pemijaran. Pengukuran jumplah material ini dilakukan dengan cara menimbang contoh,
dan memanaskan contoh, pada suhu 900℃-100℃. Kemudian contoh itu diambil dan
ditimbang sehingga diketahui berat awal dan berat akhir. Nilai yang terlalu tinggi
diakibatkan oleh kesalahan saat penggilingan semen atau penyimpanan semen yang
terlalu lama.
(Utomo, 2013).

2.6 Waktu Pengikatan


Waktu pengikatan pada semen sangatlah penting, Tujuan dari waktu pengikatan adalah
untuk mengetahui waktu yang diperlukan semen sejak menjadi pasta semen hingga
mengeras atau kaku. Untuk melakukan uji waktu pengikatan bias mengunakan alat
vicat. Ada dua tipe waktu pengikatan yaitu :
1. Waktu awal adalah waktu yang diperlukan hingga semen tidak bias
dibentuk lagi (pasta semen).
2. Waktu akhir adalah waktu yang diperlukan hingga semen tidak dapat
dihancurkan lagi (mengeras).
(Utomo,2103)

2.7 Prinsip kerja Alat Vicat.


Bahan
a. semen
b. aquades
c. minyak pelumas

1. Letakkan benda uji didalam ruang lembab (Moist Cabinet) selama 30 menit setelah
pencetakan
2. Lakukan penetrasi dengan jarum dinameter 1 mm pada menit tersebut dengan jarak
penetrasi minimal 9,5 mm dari tepi cetakan dan jarak antara titik penetrasi minimal 6,4
mm
3. lakukan penetrasi pada 15 menit berikutnya untuk semen tipe III setiap10 menit
sampai mencapai 25 mm dengan cara sebagai berikut :
Turunkan jarum D tepat menempel pada permukaan pasta semen.
Kencangkan sekrup E dan atur indikator F pada ujung skala, tepat pada posisi nol.
Bebaskan batang torak dengan membuka sekrup E secara cepat dan biarkn jarum
turun menembus pastaselama 30 detik (bila pasta kelihatan encer, batang B dapat
diperlambat untuk mencegah bengkoknya jarum).
Baca dan catat skala penunjukan untuk menentukan waktu pengikatan awal
(dengan interpolasi tentukan waktu dimana penetrasi diperoleh 25 mm dan ini adalah Commented [A20]: SALAH!
Prinsip kerja alat vicat adalah bagaimana cara menggunkanan alat
waktu pengikat awal). vicat tersebut
Waktu penbgikat akhir adalah apabila jarum tidak Nampak terbenam pada
permukaan pasta semen.

BAB III

METOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan

3.1 1. Alat yang digunakan untuk praktikum Setting Time adalah: Commented [A21]: Setiap pergantian BAB ditaruh pada
halaman yang berbeda
a) Vicat (1)
b) Baskom (1)
c) Pengaduk (3)
d) Penggaris (1)
e) Gelas ukur 100 ml (1)
f) Baker glas 250 ml (1)
g) Sendok (1)

3.1 2. Bahan yang digunakan pada uji coba praktikum Setting Time adalah:

a) Semen
b) Aquades
c) Minyak pelumas

3.2 Cara Kerja

Cara kerja pada uji coba praktikum Setting Time adalah :

3.2.1 Suhu Dan Kelembaban

1. Suhu dalam ruangan harus dijaga, pada temperature 20 s/d 27,5 ℃ dan
kelembaban ruang tidak kurang dari 50%

2. Ruang lembab harus dijaga dengan suhu 23 ± 2,0℃, kelembapan ≥ 95%

3.2.2 Penyiapan Pasta Semen

1. Lakukan penyimpanan contoh sampai pencetakan benda uji

2. Contoh dari hasil pengujian kosentrasi normal dilanjutkan untuk pengujian


waktu pengikat

3.2.3 Penentu Waktu Pengikatan

1. Letakkan benda uji didalam ruang lembab (Moist Cabinet) selama 30 menit
setelah pencetakan

2. Lakukan penetrasi dengan jarum dinameter 1 mm pada menit tersebut dengan


jarak penetrasi minimal 9,5 mm dari tepi cetakan dan jarak antara titik penetrasi
minimal 6,4 mm

3. lakukan penetrasi pada 15 menit berikutnya untuk semen tipe III setiap10 menit
sampai mencapai 25 mm dengan cara sebagai berikut :

 Turunkan jarum D tepat menempel pada permukaan pasta semen.


 Kencangkan sekrup E dan atur indikator F pada ujung skala, tepat
pada posisi nol. Commented [A22]: Spasi steiap langkah kreja diperhatikan lagi
 Bebaskan batang torak dengan membuka sekrup E secara cepat dan
biarkn jarum turun menembus pastaselama 30 detik (bila pasta
kelihatan encer, batang B dapat diperlambat untuk mencegah
bengkoknya jarum).
 Baca dan catat skala penunjukan untuk menentukan waktu
pengikatan awal (dengan interpolasi tentukan waktu dimana
penetrasi diperoleh 25 mm dan ini adalah waktu pengikat awal).
 Waktu penbgikat akhir adalah apabila jarum tidak Nampak
terbenam pada permukaan pasta semen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

4. 2 Perhitungan

4.3 Pembahasan

BAB V

5.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

TIME SCHEDULE

Anda mungkin juga menyukai