Anda di halaman 1dari 60

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

Nomor Percobaan : I

Tanggal Percobaan: 19 Oktober 2018

I. Tujuan praktikum:
Untuk menentukan berat molekul zat yang tidak mudah menguap atau non
volatile dengan method kenaikan titik didih

II. Dasar teori

Anion adalah ion negative yang berbentuk ketika atom non logam
memperoleh satu atau lebih electron, anion dinamakan demikian karena mereka
tertarik keanoda (bidang positif) dalam bidang listrik. Atom biasanya
mendapatkan electron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi electron seperti
gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh
Electron valensi karena konfigurasielektron seperti gas mulia. Semua unsure
dalam kelompok 17 memiliki tujuh electron valensi karena konfigurasi NS2 NP5
dibagian terlarutnya. Oleh karena itu setiap unsure atom mendapatkan suatu
electron dan menjadi Anion dengan muatan -1. Demikian juga, kelompok 16
unsur membentuk ion dengan muatan-3.Penamaan anion sedikit berbeda dari
penemuan katin akhir dari nama unsure tersebut dihilangkan dan diganti dengan
akhiran misalnya, f- adalah ion fluoride, sedangkan O2-adalah ion oksida seperti
halnya dengan katian Muatan anion ditandai dengan superscript mengikuti
symbol. Anion yang umumnya tercantum dalam, table dibawah ini.Penggunaan
anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu mencegah
kerusakan gigi, klorida merupakan komponen penting dalam keseimbangan ion
dalam darah.Ion ionida yang dibutuhkan oleh kelenjer tiroid untuk membuat
hormon tiroksin. Anion secara biologis sangat penting karena sebagai berikut :
Anion lolida terbentuk dari unsure yodium.lolida digunakan untuk produksi
tiroksin dan triodotironin, yang adalah hormone yang diproduksi dikelenjar

1
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

tiroid.Anion klorida terbentuk dari klorin. Ion klorida penting untuk


keseimbangan garam dalam darah dan berkontribusi terhadap berfungsinya sel-sel
saraf.

Tabel 3.3 Kb untuk beberapa berikut :

Pelarut Titik didihoc Kb percobaan Kb ( hitungan )


Aseton 56,5 1,72 1,73
CCl4 76,8 5,0 5,02
Benzena 80,1 2,57 2,61
CHCl3 61,2 3,88 3,85
C2H5OH 78,4 1,20 1,19
Etil eter 34,6 2,11 2,16
Metil alkohol 64,7 0,80 0,23
Air 100 0,52 0,51

Penggunaan anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu
mencegah kerusakan gigi, klorida merupakan komponen penting dalam
keseimbangan ion dalam darah.Ion ionida yang dibutuhkan oleh kelenjer tiroid
untuk membuat hormon tiroksin.

Anion Fosfat poliatronik, yang berarti mengandung lebih dari satu atom. Ion
ini penting dalam pembentukan admosin trifosfat (ATP)yang dugunakan untuk
energi ini juga merupakan bagian dari DNA dan bertanggung jawab untuk DNA
yang memiliki muatan negative secara keseluruhan. Anion yang sering
dikombinasikan dengan kation untuk membuat yang penting dalam tubh manusia.
Berikut ini beberapa rumus kimia yang terbentukdari anion yaitu:

Na+ +SO42- NO4 SO4


Al2+ +O2- Al2 O3
Al2+ + PO43- AlPO4
Cu2+ + PO43- Cu2(PO4)2
NH4++ NO2- NH4 NO3

2
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Demikian beberapa jenis anion dan penjelasannya beberapa anion umumnya


yang dikenal adalah asetat, karbonat, hidroksida, klorat, nitridaa, nitrat, kroruat,
sianida, sulfit, oksida dan fosfat bagian besar kali atom tertentu untuk aturan
umum ini.

Sifat anion dalam anion poliatonik muatan negative dibagi ssekitar seluruh
ion bukannya didominasi oleh inti tunggal. Anion menunjukan fungsi fisik yang
pasti seperti polarisasi awan electron dan molekul dan kepemilikan kerapatan
electron terikat lemah. Sifat tertentu ini membuat mereka lebih mampu polarisasi
dan dengan demikian membuat mereka berinteraksi kuat dengan kation dan
molekul lain didekatnya.Anion tidak biasanya terjadi dalam keadaan interaksitasi,
juga dalam anion, electron terluar terikat lebih kuat dari pada kation dan atom
netral dan dengan demikian tidak dibuat dalam jumlah besar. Stabilitas ada
tergantung pada kemampuan mereka untuk tetap utuh dan dengan demikian
mereka cenderung mengikuti electron ekstra dalam orbital mereka.

Dengan metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi


golongan dan pereaksi sfesifik kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion suatu larutan.

Kalium Iodida(KI)
Merupakan nama lain dari garam, kalium merupakan salah satu unsure kimia
dalam sebuah table periodik, dan memiliki lambang K serta nomor atom 19.
Kalium termasuk dalam golongan alkali tanah, dan terbentuk mempunyai logam
yang lunakdan berwarna putih perak-perakan. Jika dilihat dari senyawanya,
kalium secara alami berada atau lebih cepatnya bercampur dengan senyawa
lainnya didalam air laut, itu sebebnya kalium iodide termasuk dalam kategori
garam dengan naria atau rumus kimia KI.Kalium jika terkena udara sangat cepat
teroksidasi begitu pula, jika dimasukkan dengan air. Kalium akan sangat relative
dan kalium memiliki sifat kimiawi senyawa engan natrium.

3
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

III. Alat dan Bahan yang digunakan :

• Alat :

1. Kortel
2. Beacker glass
3. Pipet tetes
4. Thermometer
5. Batu didih
6. Pinometer
7. Spatula
 Bahan :
1. Nafthalen ( C10H8 )
2. Methanol ( CH3OH )
3. Zat x
4. Aquadest

IV. Prosedur Percobaan:


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Tentukan berat jenis methanol dengan alat piknometer
3. Ambil 50 ml methanol sebagai solvent ( pelarut ) diukur menggunakan
gelas ukur
4. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer lalu
dipanaskan menggunakan hotplate
5. Ambil air sebanyak 100 ml kemudian masukkan methanol kedalam labu
erlenmeyer yang berisi air sebanyak 100 ml
6. Selanjutnya masukkan 0,25 gr nafthalen diaduk sampai larut,kemudian
dipanaskan lagi dan catat titik didihnya dinginkan lagi kemudian ditambah
nafthalen sebanyak 0,21 gram sehingga jumlahnya menjadi 0,46 gram
7. Catat suhunya saat larutan mengalami kenaikan titik didihnya

4
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

V. Data pengamatan
No Zat T awal o ( c) T akhir
o
(c)
1 Methanol 30oc 71

2 Methanol 0,25 gr 30oc 74

3 Methanol 0,25 gr + nafthalen 0,46 gr ( 0,21 30oc 76


+ 0,25)

VI. Analisa percobaan


Dalam percobaan kenaikan titik didih penambahan nafthalen pada larutan
methanol mengakibatkan kenaikan titik didih semakin banyak menambahkan
nafthalen maka reaksi antar molekul tidak terjadi sempurna, sehingga
membutuhkan panas yang tinggi untuk terjadi penguapan

VII. Tugas :
• perhitungan
1. Carilah gradient dan grafik?
2. Hitung kb kalau berat molekul zat sudah diketahui atau hitunglah BMB
dari zat x kalau kb diketahui ?
Jawaban:
1.

5
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

2. Dik :
Wb (y) 0 0,24 0,46
Td (x) 30 74 76

100
Kb = berat jenis methanol x 1000
100
= 32,04 x 1000

= 3,204

𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎 𝑥 𝑡
Kd nafthalen = 1,000 𝑤𝑏
128,18 𝑥 3,204 𝑥 ( 76−74)
= 1.000−0,46

= 0,822

𝑘𝑑 𝑥 1.000
Gradient = 𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎
0,822 𝑥 1.000
= 128,18 𝑥 3,204

= 2,0015

VIII. Pertanyaan
1. Apakah sifat - sifat khas dari peristiwa berikut! Penurunan tekanan uap
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis ?
2. Berikan definisi kenaikan titik didih?
Jawaban :
1. Sifat-sifat penurunan tekanan uap
• jika zat terlarut bersifat volatil,maka uap dipermukaan larutan terdiri atas
uap pelarut dan uap zat terlarut
• tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksimol komponen itu
dalam larutam
• tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi (
fraksi mol )

6
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Sifat-sifat kenaikan titik didih :


• temperatur pada tekanan uapnya sama dengan tekanan eksternal
• titik didih larutam lebih tinggi dari titik didih pelarut

Sifat - sifat penurunan titik beku


• pada larutan dengan pelarut volatil dan zat non volatil hanya partikel-
partikel pelarut yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan zat
terlarut
• larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan pelarut murni
• makin tinggu konsentrasu zat terlarut maka makin rendah titik beku larutan

Sifat - sifat tekanan osmosis


• hanya bergantung dengan dua larutan yang konsentrasi berbeda dipisahkan
oleh suatu membran sel semi permabel - membran yang hanya dapat
dilewati partikel pelarut namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut.
• konsentrasi zat terlarut lebih rendah dibandingkan konsentrasi zat terlarut

2. Kenaikan titik didih adalah suatu larutan mendidih pada temperature lebih
tinggi dari pelarutnya selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.

IX. Kesimpulan
Dengan penambahan 0,25 gr nafthalen kedalam methanol maka kenaikan
titik didihnya menjadi 74 derajat celcius dan dengan penambahan 0,46 gr
nafthalen kedalam methanol maka kenaikan titik didihnya menjadi 76 derajat
celcius.

7
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

X. Daftar Pustaka

- Husnaini.Adkk,2017.bahan ajar . Kimia palembang: polsri


- Fessenden j.ralp dan joan s.fessenden.1982
- Hidayanti,2013 kenaikan titik didih larutan non elektrolit
Htpp://mafia.mafiqol.com/2013/07/ kenaikan titik didih larutan Html,diakses
tanggal 20 oktober 2018

XI. Lampiran

A. Lampiran Gambar

No Gambar Keterangan
1

Beacker Glass

Pipet Tetes

Labu Erlenmayer

Piknometer

8
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Spatula

Thermometer

Mengetahui, Palembang, 19 Oktober 2018

Asisten Laboratorium Praktikan

( Ir. mujiharti ) Lolita Safitri

( NIM : 122017046 )

( Basuki )

9
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

BERAT MOLEKUL
Nomor percobaan : 2

Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2018

I. Tujuan Percobaan :
 Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah menguap
dengan pengukuran massa jenis gas.
 Dapat menggunakan alat dengn terampil dan teliti.

II. Dasar Teori


Gas mempunyai sifat bahwa molekul – molekulnya sangat berjauhan
satu sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-
menolak diantara molekul – molekulnya sehingga gas akan mengembang
dan mengisi seluruh ruang yang ditempatinya,bagaimanapun besar dan
bentuknya.untuk memudahkan mempelajari sifat-sifat gas ini baiklah
dibayangkan adanya suatu gas ideal yang mempunyai sifat-sifat:
a. Tidak ada gaya tarik-menarik diantara molekul-molekulnya.
b. Volume dari molekul – molekul gas sendiri diabaikan.
c. Tidak ada perubahan energi dalam ( internal energy = E ) pada
pengembangan.
Sifat-sifat ini didekati oleh gas inert (He,Ne,Ar dan lain-lain) dan Hg
dalam keadaan yang sangat encer gas yang umumnya terdapat di alam (gas
sejati) sifat-sifatnya agak menyimpang dari gas ideal.
Densiti dari gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu
gas,ialah dengan cara membendungkan suatu volue gas yang akan dihitung
berat molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya
(sebagai standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan. Menentukan berat
molekul dalam metode penentuan massa jenis gas menggunakan alat victor meyer
. persamaan gas ideal bersama – sama dengan massa jenis gas dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul senyawa volatile .Dari persamaan gas ideal di
dapat :

10
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

P V = n R T , dimana n = m / BM

P V = ( m/ BM) RT

P.BM = ( m / V ) RT ……. d = m / v

BM = ( d/ p ) RT

Dimana :

BM = berat molekul

P= tekanan gas ( Atm )

R = tekanan gas ideal ( atm liter / mol K )

V = volume gas ( liter )

T = temperature absolute ( K)

⍴ = massa jenis ( gram / liter )

Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100oc
ditempatkan dalam labu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil
pada bagian tutupnya , kemudian labu Erlenmeyer tersebut dipanaskan
sampai 100oc , cairan yang ada dalam Erlenmeyer akan menguap dan uapnya
akan mendorong udara yang terdapat pada labu Erlenmeyer keluar melalui
lubang dan uapnya akan mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmyer
keluar melalui lubang kecil tadi . setelah semua udara keluar , uap cairan
sendiri yang akan keluar , sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila
keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan uap cairan dalkam labu
erlemnmeyer sama dengan tekanan udara luar . pada kondisi kesetimbangan
ini , labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan
titik didih air dalam penangas air ( sekitar 100oc) labu Erlenmeyer ini
kemudian diambil dari penangas air dingin dan ditimbang sehingga massa
gas yang terdapat didalamnya dapat diketahui , kemudian dengan
menggunakan persamaan :

11
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

BM = ( ⍴ / p ) RT , berat molekul senyawa dapat ditentukan .

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana ( CHCl3)


kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius .
meskipun banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboraturium atauu
industry . wujudnya pada suhu yang berupa cairan , kloroform mudah
menguap . kloroform mempunyai titik didih 61 , 2 oc , nama IUPAC nya
adalah kloroform juga memiliki titik lebur -63,5oc.

Kloroform disebut juga holoform disebabkan karena brom dan klor


juga bereaksi dengan metal keton yang menghasilkan masing – masing
bromoform dan kloroform . hal ini disebut haloform . kloroform merupakan
senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa polihalogen yaitu senyawa
turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu atom halogen . Dalam
industry kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan
kloro metana atau metana . beberapa senyawa yang dapat membentuk
kloroform dan senyawa halofom adalah etanol , 2 – proponol , 2-butanol
propanon , 2-butanon .

Reaksi kloroform berlangsung dalam tiga tingkat :

· Oksidasi

· Subsitusi

· Penguraian oleh basa

Sifat – sifat fisika kloroform :

a. Beracun

b. Berbau khas

c. Berbentuk cairan

d. Airan yang tak berwarna

12
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Sifat – sifat kimia kloroform :

a. Tidak bercampur dengan air

b. Merupakan asam lemah

c. Tidak mudah terbakar

Penggunaan kloroform :

a. Pemadam kebakaran

b. Pembersih noda

c. Untuk pengasapan

Bahaya kloroform :

a. Pembesaran hati

b. Gangguan pernapasan dan ginjal

c. Tekanan darah rendah

Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar , ia merupakan keton yang paling sederhana , aseton larut kedalam
air , etanol , Aseton digunakan untuk membuat plastic , serat , obat – obatan .

Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasr isopropyl
alcohol dengan cara oksidasi .

Sifat kimia aseton :

a. Bersifat polar

b. Tidak berwarna

c. Baunya sengit

d. Tidak berwarna

13
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Kegunaan aseton :

a. Sebagai bahan pembuat cat

b. Sebagai bahan pembuatan parfum

c. Sebagai pembersih cat kuku

III. Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan
a. Labu erlenmeyer 250 ml atau labu godok 100 ml / 250 ml
b. Gelas piala 600 ml
c. Penangas air (water batch) atau hotplate
d. Termometer 100 °C
e. Pipet ukur 10 ml,25 ml
f. Bola kare
g. Alumunium foil
h. Karet dan tali
i. Jarum
 Bahan yang digunakan
a. Aquadest
b. Kloroform (CHCl3 ) atau Aseton (CH3 COCH3 )

IV. Prosedur Percobaan


a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ambillah labu erlenmeyer yang berukuran 250 ml ( labu godok) yang
bersih dan kering lalu ditutup dengan menggunakan aluminium
foil.kemudian dikencangkan dengan menggunakan alumunium.Kemudian
dikencangkan dengan menggunakan karet atau tali.
c. Timbanglah labu erlenmeyer yang telah ditutup dengan aluminium foil.
d. Lalu,ambillah 5 ml cairan kloroform yang menguap masukkan kedalam
labu erlenmeyer kemudian ditutup kembali dengan menggunakan alimunium

14
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

foil dan dikencangkan kembali dengan karet sehingga tutup ini bersifat kedap
gas. dan gunakanlahjarum untuk membuat sebuah lubang kecil pada
aluminium foil agar uap dapat keluar.
e. Letakkanlah labu erlenmeyer yang telah diisi aquadest 100 ml diatas
penangas.tunggalah hingga air mendidih sampai air kira-kira 1 cm dibawah
alumunium foil.biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam pengas air sampai
semua cairan volatil / kloroform menguap catatlah suhu pengas air tersebut.
f. Setelah cairan volatil/kloroform dalam erlenmeyer menguap angkatlah
labu erlenmeyer dari penangas dan keringkan air yang terdapat pada bagian
luar labu erlenmeyer dalam desikator untuk mendinginkannyan.lalu udara
akan masuk kembali kedalam labu erlenmeyer melali lubang kecil tadidan
uap cairan volatil/kloroform yang terdapat dalam labu erlenmeyer akan
kembali mengembun menjadi cairan.
g. Kemudian timbanglah labu erlenmeyer yang telah dingin tadi dengan
menggunakan neraca analitis.
h. Tentukanlah volume labu erlenmeyer dengan mengisi labu erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan ukurlah massa air yang terdapat dalam labu
erlenmeyer tersebut.mengukur sushu air sehingga massa air pada sushu
tersebut = m/v

V. Data Pengamatan
No Nama Alat dan Bahan Kloroform

1. Labu erlenmeyer 100 gr

2. Alumunium foil 6,0 gr

3. Karet 7,14 gr
4. Erlenmeyer + alumunium foil + karet 122,47 gr

5. Cairan kloroform/kondensasi 0,9 gr

15
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

6. Erlenmeyer + alumunium foil + karet 123,37 gr


+ kloroform
7. Massa erlenmeyer kosong 109,33 gr

8. Massa erlenmeyer + air 209,33 gr

9. Massa air 100 gr

10. Suhu air yang terdapat di erlenmeyer 31°C

11. Suhu penangas air 100°C

12. Tekanan atmosfer 1 atm/760mmHg

VI. Analisa Percobaan


Pada percobaan kali ini dapat dianalisa bahwa untuk mementukan berat
molekul senyawa volatile berdasarkan pengukuran massa jenis gas ideal,pada
percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah kloroform.persamaan gas
ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul senyawa volatile.
Pada prinsipnya saat dilakukan penguapan dianggap tidak ada massa zat
yang hilang dengan mengubah cairan menjadi gas maka sesuai dengan
sifatnya yang mudah menguap.pada kloroform pada temperature 31°C gas
ini akan menempati seluruh ruang labu erlenmeyer dan akan berhenti ketika
tekanan sama antara tekanan di dalam erlenmeyer dan teakanan udara diluar.
Dengan menggunakan gas ideal maka diperoleh Bm dari larutan
volatile tersebut dalam perhitungan di dapatkan nilai BM kloroform ialah
30,45 gr/mol.Sedangkan bm kloroform secara teoritis ialah 119,5
gr/mol.dalam percobaan ini digunakan dua larutan volatile yaitu zat
kloroform yang tampak berbeda dalam lama pengerjaannya.pada larutan
kloroform zat bila dipanaskan lebih lambat menguap hal tersebut disebabkan
karena berat molekul dari kloroform itu sendiri jauh lebih besar.

16
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

VII. Pertanyaan
 Perhitungan
1. Hitung volume labu erlenmeyer dengan menggunakan massa jeni
dalam tabel berikut ini :
Suhu 0°C 2°C 4°C 6°C 8°C
10°C 0.9997 0.9995 0.9993 0.9990 0.9986
20°C 0.9982 0.9981 0.9973 0.9968 0.9968
30°C 0.9957 0.9951 0.9944 0.9937 0.9930
Jawab:
Massa air = (massa labu erlenmeyer + air ) – (massa labu erlenmeyer
+ alumunium foil + karet + cairan/kondensat)
= 209.33 gr - 123,37
= 85,96 gr
2. Menghitung massa jenis gas x dengan menggunakan massa cairan gas
dan volume erlenmeyer !
jawab :
𝑚
V = 𝜌
85,96 𝑔𝑟
= 0,9951 𝑔𝑟

= 86,38 ml atau 0,08 L


massa cairan
𝜌=
V erlenmeyer
85,96 gr
=
0,086 L
= 999,53 gr/L
3. Nyatakan suhu penangas air dalam kelvin !
Jawab:
Suhu penangas air = 100°C + 273°K= 373°K
4. Dengan menggunakan rumus :
PV= mRT/BM
Bm gas x dapat dicari dimana : R= 0,08206 liter atm/mol k

17
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Jawab:
𝑚𝑅𝑇 𝑚𝑅𝑇
𝑃𝑉 = , 𝐵𝑚𝑃𝑉 = 𝑚𝑅𝑇 , 𝐵𝑚 =
𝐵𝑀 𝑝𝑉
ρRT
BM =
P
𝑔𝑟 𝑎𝑡𝑚
0,9951 𝑥 0,08206 𝑙 𝑘 𝑥 373 𝑘
= 𝑚𝑙 𝑚𝑜𝑙
1 𝑎𝑡𝑚
= 30,45 𝑔𝑟/𝑚𝑙

Teori−praktek x 100%
Persentase kesalahan =
Teori
119,5 x 100%
=
119,5

= 74,51%
 Pertanyaan
Jika berat molekul gas x = 120 g/mol dan analisa menunjukkan bahwa:
karbon =10%
klor = 89,0%
Hidrogen =1,0%
Bagaimana rumus molekul senyawa tersebut ?
jawab :
10
C = 10% = 100 x 120 = 12 gr/mol

Cl = 89,0% = 89,0/1000 x 120 =106.8 gr/mol


H = 1,0% = 1,0/100 x 120 =1,2 gr/mol
12
C= =1
12
106,8
Cl = = 3,05
35
1.2
H= = 1.2
1

Jadi rumus molekul = 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (Chloroform)

18
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penentuan
berat molekul senyawa volatile dapat dilakukan dengan mengukur massa
jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal.
Nilai BM ( berat molekul ) yang diperoleh dari percobaan untuk
kloroform adalah 30,45 gr/mol sedangkan nilan bm teoritisnya sebesar
119,38 gr/mol.

IX. Daftar Pustaka


TonyBird,”Penuntun.praktikum.kimia.fisika.untuk
universitas”PT.Gramedia,jakarta.1987.
Husaini,A,dkk.2017.KIMIA FISIKA Palembang: Polsri.
Fessenden J.Ralp dan joan s.Fessenden.1982.Kimia Organik.Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Jobsheet.2014.”Kimia Fisika “ Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang

X. Lampiran
 Gambar Alat
NO Nama Alat Gambar Alat
1 Labu Erlenmeyer

2. Gelas Piala

3. Hotplate

19
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

4. Neraca Analitik

5. Pipet Ukur

6. Termometer

7. Bola Karet

8. Karet,tali dan
jarum

Mengetahui, Palembang,5 Oktober 2018

Asisten Laboratorium Praktikan

( Ir. mujiharti ) Lolita Safitri

( NIM : 122017046 )

( Basuki )

20
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

PENURUNAN TITIK BEKU

Nomor Percobaan : 3
Tanggal Percobaan : 19 oktober 2018

I. Tujuan Pratikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1. Dapat Menentukan Harga Kb suatu pelarut.
2. Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak menguap dengan
metode titik beku.

II. Dasar Teori


Bila suatu zat yang sukar menguap, dilarutkan dalam zat pelarut, akan terjadi
suatu peristiwa penurunan uap. Akhirnya pada suhu tertentu tekanan uap zat
pelarut dalam larutan akan selalu lebih rendah dari keadaan murninya. Besar
tekanan uap ini terkandung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Perubahan
tekanan megakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dan larutan.
Semakin besar penambahan zat mol terlarut makin banyak penurunan tekanan
uap. Untuk larutan yang sangat encer maka tekanan uap zat terlarut dapat
diabaikan menurut hokum Roult.
P = X1 + P0
X1 = P / P0
 Penurunan Titik Beku ( ∆Tf )
Ketika sebuah zat pelarut dicampur dengan zat terlarut yang kemudian
menjadi sebuah larutan akan membuat titik beku zat pelarut mengalami
penurunan. Karena titik beku sebuah larutan lebih rendah daripada titik beku zat
pelarut murni. Hal ini dapat terjadi karena zat pelarut harus mencapai titik beku
terlebih dahulu, kemudian barulah zat terlarut yang mencapai titik beku.
Sebagai pembahasan singkat, dapat kita ambil contoh larutan gula. Ketika
yang dibekukan hanya air saja ( zat pelarut murni ), titik bekunya adalah 0 0C.

21
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Namun jika air tersebut ditambahkan dengan gula ( zat terlarut ), maka titik beku
yang dicapai pun akan berubah tidak lagi pada 00C namun akan lebih rendah.
Karena adanya campuran dengan zat terlarut yang membentuk sebuah larutan
itulah yang menyebabkan terjadinya titik beku. Dan penurunan titik beku dapat
kita ketahui dengan menghitung selisih antara titik beku zat pelarut murninya
dengan titik beku larutan yang terbentuk dimana titik beku larutan lebih rendah
daripada titik beku zat pelarut murni.

Atau penurunan titik beku juga dapat diartikan sebagai perbedaan titik
beku yang diakibatkan karena adanya partikel-partikel zat terlarut. Penurunan titik
beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut ( Kf ).

Penurunan titik beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Untuk
menentukan besarnya titik beku larutan tersebut membutuhkan dua hal berikut:
1. Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas
2. Konstanta penurunan titik beku pelarut atau tetapan penurunan titik beku
molal ( Kf )
Rumus untuk menentukan penurunan titik didih ( ∆Tf ) adalah:

Untuk larutan elektrolit menggunakan rumus:

Keterangan:
∆Tf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat terlarut
p = Massa pelarut
i = Faktor Van’t Hoff

22
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Dalam bidang thermodinamika konstanta titik beku ( Kf ) lebih dikenal


dengan istilah “Konstanta Kriokopik”. Faktor Van’t Hoff ( i ) merupakan sebuah
parameter yang digunakan untuk mengukur seberapa besar zat terlarut
berpengaruh terhadap sifat koligatif. Faktor Van’t Hoff diperoleh dengan
menghitung besarnya konsentrasi sesungguhnya zat terlarut yang ada dalam
larutan kemudina dibandingkan dengan konsentrasi zat terlarut hasil perhitungan
dari massanya. Pada larutan non elektrolit faktor Van’t Hoffnya adalah 1 sehigga
faktor Van’t Hoff ( i ) tidak wajib ditulis dalam perhitungan untuk larutan non
elekrolit. Secara teori, faktor Van’t Hoff dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :

Dimana n adalah jumlah ion yang terbentuk dalam larutan dikalikan


derajat ionisasi zat terlarut.
Dari persamaan ∆Tf = Kf . m . i kita dapat menentukan besarnya nilai dari
faktor Van’t Hoff dari sebuah zat terlarut dalam sebuah zat pelarut dengan
menggambarkan grafik antara ∆Tf dengan m sehingga kita akan mendapatkan
slope ( gradien garis ) yang i.Kf. Jika harga Kf pelarut telah diketahui maka kita
juga dapat mencari nilai i nya.
Pada penurunan titik beku, apabila kebanyakan larutan encer didinginkan,
zat pelarut murninya akan terkristalisasi lebih dahulu sebelum adanya zat terlarut
yang mengkristalisasi suhu dimana kristal-kristal pertama dalam keseimbangan
dengan larutan tersebut inilah yang dinamakan titik beku larutan. Titik beku
larutan selalu lebih rendah daripada titik beku yang berbanding lurus dengan
molekul-molekul zat terlarut ( molnya ) di dalam massa tertentu pelarut. Sehingga
penurunan titik beku yang diperoleh adalah Kf . m, dimana m adalah molalitas
larutan.
Jika persamaan tersebut berlaku hingga konsentrasi satu molal, maka
penurunan titik beku 1 m untuk setiap non-elektrolit yang ada di dalam zat pelarut
= Kf , sehingga hal ini dinamakan tetapan titik beku molal ( molal freesinapoint

23
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

constant ) zat pelarut tersebut. Nilai Kf merupakan khas dari masing-masing zat
pelarut.
Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Titik Beku :
1. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka
akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi
sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan
tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini
berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada
jumlah yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
2. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih
lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini
membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku
larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak
memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih
cepat membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan
lebih tinggi.
3. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin
rendah titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit,
maka titik bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama,
jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel
yang ada pada larutan non elektrolit.
4. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku
nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil,
maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena
hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan
tersebut.

24
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

5. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut
murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat
membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni
selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut
dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang
membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan
selalu lebih tinggi daripada titik beku sebuah larutan.
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan
semakin besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika
kemolalannya semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan
perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.
Contoh Penerapan Penurunan Titik Beku :
1. Pembuatan es krim yang lembut
Dalam kehidupan sehari-hari jika kita perhatikan perbedaan antara es batu
dan es krim adalah es batu sangat padat dan saat dicoba tidak akan ada rasa apa-
apa karena es batu hanya dibuat dengan air yang kemudian dibekukan tanpa
adanya tambahan apa-apa. Sedangkan es krim saat dicoba akan berasa lembut dan
lezat karena adanya bahan-bahan tambahan pada es krim, diantaranya adalah gula,
susu, cokelat, mentega dan garam.
Bahan-bahan tersebutlah yang membuat es krim tidak benar-benar padat ketika
dibekukan, terutama karena adanya garam yang merupakan salah satu zat terlarut
yang mampu menghasilkan elektrolit kuat ketika dicampurkan dengan zat pelarut.
Dengan adanya bahan-bahan tambahan tersebutlah es krim menjadi lembut,
bukannya padat ketika dibekukan.
2. Anti beku pada radiator mobil
Pada daerah-daerah yang beriklim dingin khususnya, akan membuat air
radiator menjadi sangat mudah untuk membeku. Jika hal ini dibiarkan saja terus
menerus, mesin kendaraan akan lebih cepat rusak.

25
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

III. Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan :
1. Refrigator circulating batch ( thermostat, pendingin )
2. Gelas Kimia 250 ml, 600 ml
3. Pengaduk
4. Termometer 0 – 100 O C
5. Piknometer 25 ml atau 50 ml
6. Kaca Arloji
7. Bak / wadah alat ( untuk es batu )
8. Botol Aquadest
 Bahan Yang digunakan :
1. Zat x yang dicari molekulnya
2. Garam dapur
3. Batu es

IV. Prosedur Percobaan


 Siapkan alat dan bahan
 Siapkan asam cuka 50 ml dan naftahlen NaCI 2 gram
 Dinginkan asam cuka dengan batu es. Hitung suhu titik didihnya setiap 30
detik hingga suhunya konstan
 Kembalikan asam cuka ke suhu normal
 lalu reaksikan asam cuka dengan NaCl
 kemudian hitung suhunya setiap 30 detik
 catat selisih antara asam cuka dan asam cuka NaCl

V. Data Pengamatan
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Asam cuka 26 26 24 23 21 19 17 17 17

Garam dapur 14 11 9 6 5 5 5 5 5

26
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

VI. Analisa Percobaan


Suatu suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan titik / tekanan uap
padatannya. Sehingga titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut
murni. Suhu beku paa suatu larutan dan tekanan standart dibawah 0oC.

VII. Tugas :
Perhitungan :
Percobaan standart :
1000 . 𝑘𝑏 . 𝐺𝑟
MR = 𝑇𝑏 .𝐺1

Dari M2 yang diketahui dapat diperoleh harga kb. Dengan


menggunakan rumus yang sama dapat dihitung berat molekul zat yang belum
diketahui sebagai garis lurus, maka ini suhu pada saat membeku.
Penyelesaian :
Diketahui :
Gram NaCl ( nafthalen ) saat penimbangan = 2000 gram
Gram asam cuka saat penimbangan = 2,0449 gram
Berat molekul nafthalen pada total = 128 gr/mol
Asam cuka + NaCl
Tb pelarut ( asam cuka ) = 17oC
Tb terlarut ( asam cuka + NaCl ) = 5 oC
ΔTb = T1 – T2
= 17 oC - 5 oC
= 12 oC
ΔTf = m x Kf
𝐺𝑙 𝑥 1000
ΔTf = 𝐵𝑚 𝑥 𝐺1 𝑋 𝑑 x kf
ΔTf x Bm NaCl x G1 x du
Kf = 𝐺2 𝑥 1000
gr
12℃ x 128 𝑥 50 𝑚𝑙 𝑥 1,05 𝑔𝑟/𝑚𝑙
mol
Kf = 2000 𝑔𝑟 𝑥 1000
80,640 o
Kf = C/mol = 40,320 oC/mol
2

27
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Pertanyaan :
1.Apa yang dimaksud dengan titik beku suatu larutan ?
2.Apa yang disebut penurunan titik beku molal ?
3.Apa yang menyebabkan turunanya tekanan uap pada pemberian zat terlarut
?
Jawaban :
1. Jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari zat cair kepadat dan zat
pelarut mengalami proses pengaturan molekul dalam pembentukan
susunan kristal padat sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah
untuk mencapai susunan titik beku ( kristal padat ) dari fase cairnya.
2. Penurunan titik beku molal merupakan proses penurunanya titik beku
untuk menghambat proses pencairan pada es. Misalkan garam dapur
ditaburkan di batu es( semakin besar molalitasnya maka titik beku semakin
rendah dan sebaliknya ).
3. Tekanan uap ini semakin tinggi tekanan maka temperature semakin cepat
larutan untuk bereaksi pada percobaan ini, dimisalkan asam cuka dan
NaCl sebagai zat terlarut dan diberi tekanan naik yaitu suhu batu es
dengan penurunan molalnya, akan menyebakan turunnya tekanan naik
yang begitu cepat .

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan penyimpulan bahwa :
Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku yaitu :
Konsentrasi larutan keelektrolitan larutan dan jumlaj partikel.
- Suatu pelarut jika ditambahkan zat terlarut maka titik bekunya akan turun.
- ΔTf ( penurunan titik beku ) =
Titik beku pelarut murni – titik beku larutan
- Sementara konsentrasi sisa zat terlarut maka semakin rendah titik beku
larutan tersebut. Kf = 40,320oC
-

28
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

IX. Daftar Pustaka


TonyBird,”Penuntun.praktikum.kimia.fisika.untuk
universitas”PT.Gramedia,jakarta.1987.
Husaini,A,dkk.2017.KIMIA FISIKA Palembang: Polsri.
Fessenden J.Ralp dan joan s.Fessenden.1982.Kimia Organik.Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Jobsheet.2014.”Kimia Fisika “ Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang

X. Lampiran
- Lampiran gambar
No. Nama Alat Gambar
Refregator circulating
1. batch

2. Gelas kimia

3. Pengaduk

4. Thermometer

5. Piknometer

29
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Bak / wadah alat


untuk es batu

6. Botol aquadest

7. Kaca arloji

Mengetahui, Palembang, 19 Oktober 2018

Asisten Laboratorium Praktikan

( Ir. mujiharti ) Lolita Safitri

( NIM : 122017046 )

( Basuki )

30
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

HASIL KALI KELARUTAN (KSP )

No.Percobaan : IV

Tanggal Percobaan : 26 Oktober 2018

I. Tujuan Percobaan :

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :

1. Dapat mengenal prinsip-prinsip hasil kali kelarutan


2. Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut
3. Menghitung panas pelarutan (∆H) Pbcl2,dengan menggunakan sifat
ketergantungan ksp pada suhu

II. Dasar Teori :


Hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa dapat ditentukan dari
percobaanlaboratorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa yang
dapat larut dalam tiap kemampuan
pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. K
elebihanzat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.
Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir
yangdicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara
fase padat darigaram yang hanya sedikit
ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan,
dengan konsentrasi iondipangkatkan bilangan yang sama dengan jumlah
masing-masingion yang bersangkutan.
Kelarutan merupakan jumlah zat yang terlarut yang dapat larut
dalamsejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Sedangkan hasil
kali kelarutanmerupakan hasil akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika
kesetimbangan tercapaiantara fase padat dari garam yang hanya sedikit
larut dalam larutan tersebut.Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol
elektrolit yang sanggupmelarut dalam tiap liter larutannya. Jika

31
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

konsentrasi ion total dalam larutanmeningkat, gaya tarik ion menjadi lebih
nyata dan aktivitas (konsentrasi efektif)menjadi lebih kecil dibandingkan
konsentrasi stoikhiometri atau terukurnya. Untukion yang terlibat dalam
proses pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebihtinggi harus
terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan
akanmeningkat. Berdasarkan hal tersebutlah sehingga percobaan ini
dilakukan.
Menurut Achmad (1996), kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang
melarutdalam satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat
dinyatakan dalammol atau gram. Kelarutan suatu zat biasanya juga
dinyatakan sebagai massa dalamgram yang dapat melarut dalam 100 gram
pelarut membentuk larutan jenuh padasuhu tertentu. Kelarutan molar suatu
zat adalah jumlah mol zat yang melarut dalamsatu liter larutan jenuh pada
suhu tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah hasil kali
konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan masing-
masing ion diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus tersebut.
AgCl Ksp = [Ag+] [Cl-]AgCrO4Ksp = [Ag ]Ksp suatu garam adalah
ukuran kelarutan garam tersebut. Jika diketahuikelarutan molar, maka Ksp
dapat dihitung. Sebaliknya jika diketahui Ksp maka dapatdihitung
kelarutan molar. Selain daripada Secara umumdapat
dikatakan bahwa semakin kecil Ksp maka semakin besar pKsp. Harga
pKspyang besar (positif) menunjukkan kelarutan yang kecil, pKsp yang
kecil (negatif)menunjukkan kelarutan besar (Achmad, 1996).Banyaknya
zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlahtertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air murni daripada
dalamsuatu larutan yang mengandung salah satu ion endapan. Pentingnya
efek ion sekutudalam mengendapkan secara lengkap dalam analisis
kuantitatif akan tampak denganmudah. Dalam melaksanakan
pengendapan, analis menambahakan zat pengendapsecara berlebih untuk

32
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

memastikan bahwa pegendapan itu lengkap. Dalam kehadiranion sekutu


yang sangat berlebih, kelarutan suatu endapan dapat cukup lebih
besardaripada nilai yang diramalkan oleh tetapan hasil kali kelarutan.
Secara umum zat pengendap ditambahkan sekitar 10 % berlebih (Day dan
Underwood, 1996).Menurut Suyanti, dkk, 2008, proses pengendapan
merupakan
proses pemisahan yang mudah, cepat dan murah. Pada prinsipnya pemisah
an unsur-unsurdengan cara pengendapan karena perbedaan besarnya harga
hasil kali kelarutan Ksp(solubility product constant). Proses pengendapan
adalah proses terjadinya padatankarena melewati besarnya Ksp, yang
harganya tertentu dan dalam keadaan jenuh.Untuk memudahkan, Ksp
diganti dengan pKsp yang merupakan
Jika harga Ksp kecil atau pKsp besar maka unsur atau senyawa mudah
mengendap, jikaharga Ksp besar atau pKsp kesil maka unsur atau senyawa
sulit mengendap.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi
ionlogam berat dalam limbah cair diantaranya adalah adsorpsi,
pengendapan, penukarion dengan menggunakan resin, filtrasi, dan dengan
cara penyerapan bahan pencemaroleh adsorben baik berupa resin sintetik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapatkita ketahui pH optimum untuk
logam Pb terjadi pada pH 4. Hal ini yaitu 3,0 x 10 (Darmayanti,
2012).Kata “pelarut” seperti yang kita tahu adalah ambigu. Misalkan
kitamempertimbangkan keseimbangan antara zat terlarut dalam larutan
dan larutan padatmurni. Dalam kondisi ini larutan jenuh berhubungan
dengan zat terlarut.

33
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

III. Alat dan Bahan :


 Alat yang digunakan :
1.Rak tabung reaksi dan tabung reaksi
2. Termometer 1000 C
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Gelas kimia 250 ml,400 ml
5. Corong
6. Spatula
7.Pengaduk
8. Labu ukur 100 ml ,250 ml
9. Kaca Arloji
10. Buret 50 ml
11. Bola Karet
12. Pipet Tetes
 Bahan Kimia yang digunakan :
1. Larutan Pb(No3 )2 0,075 M
2. Larutan KCl 1 M

IV. Prosedur Percobaan :


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbanglah 2,5 gr Pb(No3 )2 kedalam 100 gr aquadest
Larutkan juga 3,7 KCl kedalam 50 gr Kcl
3. Masukkan kcl 50 ml kedalam biuret
4. Masukkan 10 ml Pb(No3 )2 0,075 M kedalam tiap tabung reaksi ,baru
menambahkan kcl sebanyak yang saat pencampuran tabung reaksi harus
dikocok.Biarkan selama 5 menit dan amati apakah sudah terbentuk endapan
atau belum.

34
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Isikan hasil pengamatan pada tabel dibawah ini Tabel 2.1


Nomor Volume Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran Pb(No3)2 1 M (Ml) endapan
0,075 M (ml ) (sudah / belum)
1 10 0,5 Belum 450c
2 10 1,0 Belum 470c
3 10 1,2 Sudah 550c
4 10 1,4 Sudah 570c
5 10 1,6 Sudah 590c
6 10 1,8 Sudah 600c

 Berdasarkan hasil yang diperoleh,pada tabel 2.1 pada tabung yang


terbentuk endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan .Ulangi
langkah diatas untuk menentukan banyaknya volume kcl 1 M Yang
dapat menyebabkan terbentuknya endapan sampai ketelitian 0,1 m
dan dicatat pula hasilnya .Catat hasil pengamatan pada tabel 2.1
.Catat pada volume kcl 1 M yang dapat menyebabkan terjadinya
pengendapan dan suhu.
 Pada tabung reaksi yang lain,siapkan larutan berikut sesuaikan
dengan tabel 2.2 berikut ini.
Nomor Volume Pb(No3)2 Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran 0,075 M (ml ) 1 M (Ml) endapan (sudah /
belum)

7 10 2,5 Sudah 620c

8 10 3,0 Sudah 640c

9 10 3,5 Sudah 660c

35
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

V. Data Pengamatan
Nomor Volume Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran Pb(No3)2 1 M (Ml) endapan
0,075 M (ml ) (sudah / belum)
1 10 0,5 Belum 450c
2 10 1,0 Belum 470c
3 10 1,2 Sudah 550c
4 10 1,4 Sudah 570c
5 10 1,6 Sudah 590c
6 10 1,8 Sudah 600c
7 10 2,5 Sudah 620c
8 10 3,0 Sudah 640c
9 10 3,5 Sudah 660c

VI. Analisa Percobaan


Dari percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa jika Pb(NO3)2
volume kcl 0,5 ml maka belum terbentuk endapan .Hal ini dikarenakan
penambahan volume kcl sedikit sedangkan jika penambahan volume kcl
1,4 sudah mengalami endapan karena penambahan kcl yang sudah
banyak dan suhunya semakin naik akibat pengaruh endapan yang larut.

VII. Tugas
1. Isilah tabel 2.1 dibawah ini
Nomor Volume Pb(No3)2 Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran 0,075 M (ml ) 1 M (ml) endapan
(sudah / belum)
1 10 1,5 Sudah 540c

2 10 2,0 Sudah 600c

36
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

3 10 2,5 Sudah 620c


4 10 3,0 Sudah 640c
5 10 3,5 Sudah 660 c

2. Dari campuran yang tepat menghasilkan endapan pbcl2 .Hitung


konsentrasi pb2+ konsentrasi cl – dan hasil kali kelarutan pbcl2 pada suhu
tercatat (gunakan konsentrasi dalam molar sebagai pengganti aktivitas ).

Jawab :

Perhitungan Pembentukan Endapan PbCl

 Penambahan 1,5 ml KCl 1 M


- mmol KCl = V KCl x M KCl
= 1,5 mL x 1 M
= 1,5 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2

= 10 ml x 0,075 M

= 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KCl


= 10 ml + 1,5ml
= 11,5 ml

Pb(NO3)2 (aq) + 2 KCl(aq) →Pbcl2(g) + KNO3(aq)

m : 0,75 2,0

b : 0,75 1,5 0,75 1,5

s :0 1,5 0,75 1,5

37
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0657 M
12 𝑚𝑙

Pbcl2(g) → Pb2+(aq) + 2 cl-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2

= 4s3

= 4 (0,0652)3

= 9,8510 x 10-4 M

Log ksp = -3,0065

 Penambahan 2,0 mL KCl 1 M –


- mmol KCl = V KCl x M KCl
= 2,0 mL x 1 M
= 2,0 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2

= 10 ml x 0,075 M

= 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KCl


= 10 ml + 2,0 ml
= 12 ml

Pb(NO3)2 (aq) + 2 KCl(aq) →Pbcl2(g) + KNO3(aq)

m : 0,75 2,0

b : 0,75 1,5 0,75 1,5

s:0 1,5 0,75 1,5

38
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0675 M
12 𝑚𝑙

Pbcl2(g) → Pb2+(aq) + 2 cl-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2

= 4s2

= 4 (0,0625)3

= 9,7656 x 10-4 M

Log ksp = -3,0103

 Penambahan 2,5 ml KCl 1 M –


- mmol KCl = V KCl x M KCl
= 2,5ml x 1 M
= 2,5 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2

= 10 ml x 0,075 M

= 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KCl


= 10 ml + 2,5 ml
= 12,5 ml

Pb(NO3)2 (aq) + 2 KCl(aq) →Pbcl2(g) + KNO3(aq)

m : 0,75 2,5

b : 0,75 1,5 0,75 1,5

s :0 1,0 0,75 1,5

39
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,06 M
12,5 𝑚𝑙

Pbcl2(g) → Pb2+(aq) + 2 cl-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2

= 4s3

= 4 (0,06)3

= 8,6400 x 10-4 M

Log ksp = -3,0835

 Penambahan 3,0 ml KCl 1 M


- mmol KCl = V KCl x M KCl
= 3,0 mL x 1 M
= 3,0 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2

= 10 ml x 0,075 M

= 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KCl


= 10 ml + 3,0 ml
= 13 ml

Pb(NO3)2 (aq) + 2 KCl(aq) →Pbcl2(g) + KNO3(aq)

m : 0,75 3,0

b : 0,75 1,5 0,75 1,5

s :0 1,5 0,75 1,5

40
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0575 M
13 𝑚𝑙

Pbcl2(g) → Pb2+(aq) + 2 cl-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2

= 4s2

= 4 (0,0575)3

= 7,6800 x 10-4 M

Log ksp = -3,1146

 Penambahan 3,5 ml KCl 1 M


- mmol KCl = V KCl x M KCl
= 3,5 mL x 1 M
= 3,5 mmol
- mmol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2

= 10 ml x 0,075 M

= 0,75 mmol

- Volume total = V Pb(NO3)2 + V KCl


= 10 ml + 3,5 ml
= 13,5 ml

Pb(NO3)2 (aq) + 2 KCl(aq) →Pbcl2(g) + KNO3(aq)

m : 0,75 3,5

b : 0,75 1,5 0,75 1,5

s :0 2 0,75 1,5

41
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0556 M
12 𝑚𝑙

Pbcl2(g) → Pb2+(aq) + 2 cl-(aq)

s s 2s

Ksp = s (2s)2

= 4s3

= 4 (0,05556)3

= 6,8752 x 10-4 M

Log ksp = -3,1637

3. Isilah tabel 2.2 dibawah ini


0 0
Nomor Volume Volume c k ksp Log 1/T
Campura Pb(NO3)2 Kcl ksp (K-1)
n 0,075 M 1M
(ml ) (Ml)
1 10 1,5 590c 332 9,8510 x 10 -4 -3,0065 -5,6216

2 10 2,0 600c 333 9,7656 x 10 -4 -3,0103 -5,6217

3 10 2,5 620c 335 8,6400x 10 -4 -3,0835 -5,6218

4 10 3,0 640c 337 6,860x 10 -4 -3,1146 -5,6219


5 10 3,5 660c 339 6,860 x10-4 3,1147 -5,6219

42
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

4. Buatlah kurva ksp sebagai fungsi suhu (0c) buat yang rapi melalui titik-
titik dan tentukan ksp pada suhu 250c besarnya kesalahan yang terdapat
pada perkiraan
ksp ini !

3.2
3.15
3.1
Log ksp 3.05 Series 1
3 Series 2
2.95
2.9 Series 3
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219

1⁄𝑇

12

10

8
Series 1
6
Column2
Ksp 4 Column1

0
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219

1⁄𝑇

5. Buatlah kurva kelarutan Pbcl2 dalam air (satuan gram liter) sebagai
fungsi
suhu 0c .

43
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

12
10
8
Ksp Column1
6
4 Column2

2 Series 1
0
59 60 62 64 66

Suhu
6. Dengan menggunakan persamaan log ksp = - ∆H0 / 2,303 sehingga
besarnya
∆H 0 Dapat dihitung :
Penyelesaian :
y = log ksp
a= slop
b = intersept
x = variabel
y = log ksp
∆𝑦 −5,6219−(−5,62188)
a = slope – tan α = ∆𝑥 = = 0,4347
0,0027−0,002816

b = y-ax
= -5,6219 – (0,4347) (0,00277)
= - 5,623

x = untuk y = log ksp = ax +b


1 1
x = 𝑇 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 = 28+273 = 0,003322

y = log ksp = ax +b
= 0,4347 (0,003322) + (-5,623)
= -5,6215
−∆𝐻 1
Log ksp = 2,303𝑝 - 𝑇

44
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

-∆𝐻 = (log 𝑘𝑠𝑝 𝑥 2,303𝑥 𝑅 𝑥𝑇)


𝑗
∆𝐻 = −(−5,6215)2,303 𝑥8,314 𝑚𝑜𝑙 𝑘 𝑥 301 𝑘

∆𝐻 = 32398,33𝑗/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻 = 32,398333 𝑘𝑗 /𝑚𝑜𝑙

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jika nilai
kelarutan Pbcl2 pada penambahan 2,0 ml kcl 1 M didapat ksp 9,765x 10 -
4 -4
.Penambahan 2,5 kcl 1M didapat ksp 8,64x 10 m .Penambahan 3,0
kcl 1M didapat ksp 7,68001x 10 -4m.Penambahan 3,5 kcl 1M didapat
-4
ksp 6,8604x 10 M .Adapun nilai panas pelarutan Pbcl2 32,398333
kj/mol.Reaksinya berlangsung secara endoterm.

IX. Daftar Pustaka


- Buku praktikum kimia fisika ‘’Penuntun praktikum kimia
fisika.2015.Politeknik negeri sriwijaya
- Fassenden J.Ralp dan Joans Fassenden 1987 kimia fisika.Jakarta Penerbit
Erlangga
- Tuny bira,penuntun praktikum kimia fisika untuk universitas
PT.Gramedia.jakarta .1987

X. Lampiran
 Perhitungan
- Pb(NO3)2
Bm = 331,2

100 𝑥 331,2 𝑥 0,075


Pb = 1000

= 2,5 gr / mol
- Kcl
Bm = 74,5

45
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

50 𝑥 74,5𝑥1
Kcl = 1000

= 3,7 gr / mol
 Gambar Alat

No Nama Alat Gambar Alat


1 Bola Karet

2 Buret

3 Rak tabung reaksi dan


tabung reaksi

4 Pipet tetes

5 Termometer

6 Spatula

7 Erlenmeyer

46
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

8 Corong

9 Pengaduk

10 Kaca Arloji

11 Gelas kimia

12 Labu ukur

Mengetahui, Palembang, 26 Oktober 2018

Asisten Laboratorium Praktikan

( Ir. mujiharti ) Lolita Safitri

( NIM : 122017046 )

( Basuki )

47
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

PANAS PELARUTAN (∆H)

No. Percobaan :V

Tanggal Percobaan : 30 November 2018

I. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuS04 5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghilangkan menghitung panas reaksi dengan menggunakan
hukum hess.

II. Dasar Teori

Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan
naik/turun
atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q menyatakan bahwa kalor diserap
oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai negatif dari q berarti bahwa sistem
memberikan kalor kepada sekelilingnya. Perubahan energi dalam, U yang
dihasilkan
oleh perpindahan kalor q ke sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan
sebagai:
∆U = q (tidak ada kerja yang dilakukan)
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan
sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap.
Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi
pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu
mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan
adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O X. nH2O ΔHr = ........kJ

48
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol
air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah
CuSO4:
CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O ΔHr = ........kJ
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat
khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai
jenis zat. Hal tersebut disebabkan kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan
hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini
disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Walaupun air
bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi
dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik
yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya
rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O
dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan,
tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara
tidak langsung.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 OC sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 OC (Anonim, 2008).
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada proses-
proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam
pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam
prakteknya,pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi
timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika

49
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial
didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan
dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam
penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan sebagaimn d
m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas
pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan tergantung
pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas
pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai
pencampuran secara kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan
mengalami peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa
tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan
konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1
mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25o C dan
tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari
panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II)
sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4.5H2O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal
dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4 (aq) = a kj
CuSO4.5H2O (s) + aq → CuSO4 (aq) + 5H2O (aq) = b kj
Sehingga : CuSO4 (s) + 5H2O (aq) → CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kj
Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara
keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang
merupakan bagian dari suatu reaksi.”

50
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

III. Alat Dan Bahan


 Alat :
1. Kalorimeter (labu erlenmeyer)
2. Mortar
3. Termometer 100°C
4. Gelas ukur 100 ml
5. Stopwatch
6. Pipet ukur 10 ml 25 ml
7. Bola karet
8. Kaca arlogi
9. Spatula
10. Batang pengaduk
11. Botol aquadest
 Bahan :
1. CuSO4 5H2O
2. Air aquadest

IV. Prosedur Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menentukan tetapan harga kalorimeter
3. Memasukan air aquadest kedalam kalorimeter sebanyak 50 ml
4. Suhu air didalam kalorimeter diukur dan dicatat (t1)
5. Memanaskan air sebanyak 50 ml kedalam gelas piala sekitar 10°C diatas
temperature kamar (t2)
6. Menuagkan dengan segera air panas kedalam kalorimeter
7. Diaduk dan dicatat seluruh campuran yang merupakan suhu temperature
8. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi
9. Memasukan 10 ml air aquadest kedalam kalorimeter sebanyak 100 ml dan
diaduk
10. Suhu mula-mula dicatat dan setiap detik sampai air suhu tidak berubah

51
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

11. Menambahkan 5 gr CuSO4 5H2O kedalam kalorimeter dan diaduk


12. Mencatat perubahan suhu pada setiap 30 detik selama 5 menit
13. Mengulangi langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan serbuk CuSO4
anhidrat.
Catatan :

Serbuk CuSO4 penta hidrat dihaluskan pada mortar serbuk CuSO4 anhidrat
diperoleh dengan jalan memanaskan CuSO4 pentahidrat sampai warnanya
berubah dari biru menjadi putih sampai dalam eksikator sampai dingin dan
selanjutnya ditimbang.

V. Data Pengamatan
1. Menentukan harga kalorimeter
 Suhu air mula-mula (t1)=.............°C
 Suhu air mula-mula (t2)=.............°C
 Suhu air mula-mula (t3)=.............°C
2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi
Waktu (Menit) Penambahan CuSO4 Penambahan CuSO4
hidrat (°C) anhidrat (°C)
0,5 29°C 29°C
1,0 29°C 29°C
1,5 30°C 29°C
2,0 30°C 29°C
2,5 29°C 29°C
3,0 29°C 30°C
3,5 29°C 30°C
4,0 29°C 30°C
4,5 29°C 30°C
5,0 29°C 30°C
5,5 29°C 30°C
6,0 29°C 30°C

52
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

Serbuk CuSO4 pentahidrat = 5,0612 gram

Serbuk CuSO4 anhidrat = 3,1506 gram

VI. Analisa Percobaan


Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu
mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Kalorimeter merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini dikarenakan
kalor 1 meter dapat menguao panas sehingga tidak semua panas terukur.
Pengamatan yang pertama adalah pada CuSO4 5H2O dimana air 50 ml
dimasukan kedalam kalorimeter dan diukur suhunya , setelah air dalam
kalorimeter suhunya konstan maka serbuk CuSO4 5H2O yang telah
ditimbang dimasukan kedalam kalorimeter kemudian diaduk dan tepat pada
itu juga suhunya diukur pada setiap 30 detik sampai waktu 5 menit.
Pengamatan yang kedua yaitu pada serbuk CuSO4 anhidrat. Pertama
timbang CuSO4 5H2O kemudian dipanaskan atau dikeringkan dalam
hotplate. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar H2O hidrat yang terdapat
dalam CuSO4 5H2O ini hilang dan menghasilkan CuSO4 anhidrat. Setelah
itu CuSO4 ini didinginkan dan juga untuk menghindarkannya agar tidak
terkontaminan serta bereaksi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam
kalorimeter yang sebelumnya telah diaduk dan suhunya konstan, maka
serbuk CuSO4 anhidrat dimasukan kedalam kalorimeter kemudian diaduk
dan pada saat dimasukan itu juga suhunya diukur pada setiap 30 detik,
ternyata suhunya mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat
dimasukan.

VII. Perhitungan
1. Menentukan tetapan harga kalorimeter panas yang diterima oleh 50
ml (50 gram) air untuk menaikan suhu t1 menjadi t3 x = m.cp.dt dimana :
m = massa eiy cp = panas jenis larutan : 4,2 g/gram °C panas yang
dilepaskan oleh 50 ml air yang mempunyai suhu t2 menjadi t3 y= m.cp.dt

53
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

panas yang diserap oleh kalorimeter dan termometer = y – x harga


kalorimeter = y – x / t3 - t1
2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi. Panas pelarutan =
m.cp.dt+ k. Dt
Dimana : m = massa air , cp = panas jenis larutan dan k = tetapan (harga )
kalorimeter panas reaksi dicari dengan menggunakan hukum hass. Untuk
membantu mencari panas pelarutan. Hitung perubahan panas 1 mol CuSO4
hidrat (panas pelarutan CuSO4) dengan menggunakan hukum hess.
Tentukan panas reaksi dari :
𝐶𝑢𝑆𝑂4(𝑆) + 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢𝑆𝑂4. 5𝐻2 𝑂(𝑆)

Jawaban :

1. Menentukan tetapan kalorimeter


V air = 50 ml
ρ air = 1 gr/ml
M air = V air . ρ air
= 50 ml . 1 gr/ml
= 50 gr

Cp = 4,2 J/gr °C

X = m. Cp (t3 - t1)

= 50 gr . 4,2 J/gr °C (35-30) °C

= 1,050 gr

Y = m. Cp (t2 – t3)

= 50 gr . 4,2 J/gr °C (4,2 – 35) °C

= 1,470 J

𝑦−𝑥
Harga kalorimeter = 𝑡
3 −𝑡1

54
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

1,470 −1,050
= (35−30) °C

420 𝐽
= 5°C

= 84 𝐽/°C

2. Menentukan panas pelarutan dan panas pelarutan reaksi


a) Penambahan CuSO4 . 5H2O
Waktu (menit) Suhu air (t4) °C Penambahan
CuSO4 5H2O (t5)
0,5 29,5 29°C
1,0 29,5 29,5°C
1,5 29,5 30°C
2,0 29,5 30°C
2,5 29,5 29°C
3,0 29,5 29°C
3,5 29,5 29°C
4,0 29,5 29°C
4,5 29,5 29°C
5,0 29,5 29°C
5,5 29,5 29°C
Rata-rata (t5) = 29,22
b) Penambahan CuSO4
Waktu (menit) Suhu air (t4) °C Penambahan
CuSO4 (t5)
0,5 29 29°C
1,0 29 29°C
1,5 29 29°C
2,0 29 29°C
2,5 29 29°C

55
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

3,0 29 30°C
3,5 29 30°C
4,0 29 30°C
4,5 29 30°C
5,0 29 30°C
5,5 29 30°C
Rata-rata t5 = 29,54

 CuSO4 . 5H2O
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,22-29,5) °C + 84 J/ °C (29,22-29,5) °C
= -5,88 + (-23,52)
= -29,4 J
Mencari tetapan/harga kalorimeter (k) :
Dik : V air panas = 50 ml
T air panas (T2) = 42 °C
V air dingin = 50 ml
Tc (suhu campuran) = 35 °C
Suhu air dingin (T1) = 30 °C
ρ (massa jenis air) = 1 gr/ml
C (kalor jenis air) = 4,2 J/gr °K

Dit : Tetapan kalorimeter (k) ...?

Jawaban :

M air dingin = ρ . V air dingin

= 1 gr/ml . 50 ml

= 50 gr

56
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

M air panas = ρ . V air panas

= 1 gr/ml . 50 ml

= 50 gr

Q1 (kalor yang diserap air dingin) = m . c . (Tc – T1)

= 50 gr . 4,2 J/gr °C (35-30) °C

= 1,050 J

Q2 (kalor yang diserap air angin) = m . c . (T2 – Tc)

= 50 gr . 4,2 J/gr °C (4,2 – 35) °C

= 1,470 J

Q3 = Q2 – Q1

= 1,470 J - 1,050 J

= 420 J

𝑄3 420 420 𝐽
𝐾= = (35−30)°C
= = 84 𝐽/°C
𝑇𝑐 −𝑇1 5°C

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 249,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,02
𝑏𝑚

−𝑄 −(−29,4 𝐽) 𝐽 𝐾𝐽
∆H = 𝑛
= 0,02 𝑚𝑜𝑙
= 1.470 𝑚𝑜𝑙 = 1,47 𝑚𝑜𝑙

 CuSO4 anhidrat
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,54 - 29) °C + 84 J/ °C (29,54-29)
°C
= 11,34 J + 45,36 J
= 56,7 J

57
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 159,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,03 𝑚𝑜𝑙
𝑏𝑚

−𝑄 −56,7 𝐽 𝐽 𝐾𝐽
∆H = = = −1.890 𝑚𝑜𝑙 = −1,89 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,03 𝑚𝑜𝑙

Maka :

CuSO4 (S) + aq → CuSO4(aq) ∆H = -1,89 kj/mol

CuSO4 . 5H2O→ CuSO4 + 5H2O ∆H = 1,47kj/mol

Menggunakan hukum hess

CuSO4 . 5H2O→ CuSO4 + 5H2O

∆H = ∆H CuSO4. 5H2O - ∆H CuSO4

= 1,47kj/mol – (-1,89 kj/mol)

= 1,47kj/mol +(189 kj/mol)

= 3,36 kj/mol

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan dilakukan dapat disimpulkan bahwa
 Hukum hes juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor sehingga
hukum hes dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak
langsung
 Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu
mol senyawa dilakukan dalam sejumlah pelarut
 Kaloran pelarutan adalah entalphi dari suatu larutan yang mengandung 1
 mol zat terlarut. Relatif terhadap zat terlarut atau pelarutan murni pada
suhu dan tekanan sama
 Harga ketetapan kalorimeter = 84 J/°C
 Panas reaksi yang didapat ∆H °C = 3,36 kj/mol

58
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

IX. Daftar Pustaka


- Jobsheet.2014”Kimia Fisika” politeknik negeri sriwijaya : Palembang
- Husnaini,A,dkk.2017.Kimia Fisika Palembang : Polsri
- Fassenden J.Raip dan Jian S.Fessenden.1982.Kimia
Organik.Jakarta:Penerbit Erlangga

X. Lampiran
 Gambar Alat
No Nama Alat Gambar Alat
1 Termometer

2 Batang pengaduk

3 Spatula

4 Mortar

5 Stopwatch

6 Pipet tetes

7 Bola karet

59
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078

8 Gelas ukur

9 Kalorimeter

10 Kaca arlogi

Mengetahui, Palembang, 30 november 2018

Asisten Laboratorium Praktikan

( Ir. mujiharti ) Lolita Safitri

( NIM : 122017046 )

( Basuki )

60

Anda mungkin juga menyukai