Nomor Percobaan : I
I. Tujuan praktikum:
Untuk menentukan berat molekul zat yang tidak mudah menguap atau non
volatile dengan method kenaikan titik didih
Anion adalah ion negative yang berbentuk ketika atom non logam
memperoleh satu atau lebih electron, anion dinamakan demikian karena mereka
tertarik keanoda (bidang positif) dalam bidang listrik. Atom biasanya
mendapatkan electron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi electron seperti
gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh
Electron valensi karena konfigurasielektron seperti gas mulia. Semua unsure
dalam kelompok 17 memiliki tujuh electron valensi karena konfigurasi NS2 NP5
dibagian terlarutnya. Oleh karena itu setiap unsure atom mendapatkan suatu
electron dan menjadi Anion dengan muatan -1. Demikian juga, kelompok 16
unsur membentuk ion dengan muatan-3.Penamaan anion sedikit berbeda dari
penemuan katin akhir dari nama unsure tersebut dihilangkan dan diganti dengan
akhiran misalnya, f- adalah ion fluoride, sedangkan O2-adalah ion oksida seperti
halnya dengan katian Muatan anion ditandai dengan superscript mengikuti
symbol. Anion yang umumnya tercantum dalam, table dibawah ini.Penggunaan
anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu mencegah
kerusakan gigi, klorida merupakan komponen penting dalam keseimbangan ion
dalam darah.Ion ionida yang dibutuhkan oleh kelenjer tiroid untuk membuat
hormon tiroksin. Anion secara biologis sangat penting karena sebagai berikut :
Anion lolida terbentuk dari unsure yodium.lolida digunakan untuk produksi
tiroksin dan triodotironin, yang adalah hormone yang diproduksi dikelenjar
1
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Penggunaan anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu
mencegah kerusakan gigi, klorida merupakan komponen penting dalam
keseimbangan ion dalam darah.Ion ionida yang dibutuhkan oleh kelenjer tiroid
untuk membuat hormon tiroksin.
Anion Fosfat poliatronik, yang berarti mengandung lebih dari satu atom. Ion
ini penting dalam pembentukan admosin trifosfat (ATP)yang dugunakan untuk
energi ini juga merupakan bagian dari DNA dan bertanggung jawab untuk DNA
yang memiliki muatan negative secara keseluruhan. Anion yang sering
dikombinasikan dengan kation untuk membuat yang penting dalam tubh manusia.
Berikut ini beberapa rumus kimia yang terbentukdari anion yaitu:
2
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Sifat anion dalam anion poliatonik muatan negative dibagi ssekitar seluruh
ion bukannya didominasi oleh inti tunggal. Anion menunjukan fungsi fisik yang
pasti seperti polarisasi awan electron dan molekul dan kepemilikan kerapatan
electron terikat lemah. Sifat tertentu ini membuat mereka lebih mampu polarisasi
dan dengan demikian membuat mereka berinteraksi kuat dengan kation dan
molekul lain didekatnya.Anion tidak biasanya terjadi dalam keadaan interaksitasi,
juga dalam anion, electron terluar terikat lebih kuat dari pada kation dan atom
netral dan dengan demikian tidak dibuat dalam jumlah besar. Stabilitas ada
tergantung pada kemampuan mereka untuk tetap utuh dan dengan demikian
mereka cenderung mengikuti electron ekstra dalam orbital mereka.
Kalium Iodida(KI)
Merupakan nama lain dari garam, kalium merupakan salah satu unsure kimia
dalam sebuah table periodik, dan memiliki lambang K serta nomor atom 19.
Kalium termasuk dalam golongan alkali tanah, dan terbentuk mempunyai logam
yang lunakdan berwarna putih perak-perakan. Jika dilihat dari senyawanya,
kalium secara alami berada atau lebih cepatnya bercampur dengan senyawa
lainnya didalam air laut, itu sebebnya kalium iodide termasuk dalam kategori
garam dengan naria atau rumus kimia KI.Kalium jika terkena udara sangat cepat
teroksidasi begitu pula, jika dimasukkan dengan air. Kalium akan sangat relative
dan kalium memiliki sifat kimiawi senyawa engan natrium.
3
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
• Alat :
1. Kortel
2. Beacker glass
3. Pipet tetes
4. Thermometer
5. Batu didih
6. Pinometer
7. Spatula
Bahan :
1. Nafthalen ( C10H8 )
2. Methanol ( CH3OH )
3. Zat x
4. Aquadest
4
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
V. Data pengamatan
No Zat T awal o ( c) T akhir
o
(c)
1 Methanol 30oc 71
VII. Tugas :
• perhitungan
1. Carilah gradient dan grafik?
2. Hitung kb kalau berat molekul zat sudah diketahui atau hitunglah BMB
dari zat x kalau kb diketahui ?
Jawaban:
1.
5
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
2. Dik :
Wb (y) 0 0,24 0,46
Td (x) 30 74 76
100
Kb = berat jenis methanol x 1000
100
= 32,04 x 1000
= 3,204
𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎 𝑥 𝑡
Kd nafthalen = 1,000 𝑤𝑏
128,18 𝑥 3,204 𝑥 ( 76−74)
= 1.000−0,46
= 0,822
𝑘𝑑 𝑥 1.000
Gradient = 𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎
0,822 𝑥 1.000
= 128,18 𝑥 3,204
= 2,0015
VIII. Pertanyaan
1. Apakah sifat - sifat khas dari peristiwa berikut! Penurunan tekanan uap
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis ?
2. Berikan definisi kenaikan titik didih?
Jawaban :
1. Sifat-sifat penurunan tekanan uap
• jika zat terlarut bersifat volatil,maka uap dipermukaan larutan terdiri atas
uap pelarut dan uap zat terlarut
• tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksimol komponen itu
dalam larutam
• tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi (
fraksi mol )
6
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
2. Kenaikan titik didih adalah suatu larutan mendidih pada temperature lebih
tinggi dari pelarutnya selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.
IX. Kesimpulan
Dengan penambahan 0,25 gr nafthalen kedalam methanol maka kenaikan
titik didihnya menjadi 74 derajat celcius dan dengan penambahan 0,46 gr
nafthalen kedalam methanol maka kenaikan titik didihnya menjadi 76 derajat
celcius.
7
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Daftar Pustaka
XI. Lampiran
A. Lampiran Gambar
No Gambar Keterangan
1
Beacker Glass
Pipet Tetes
Labu Erlenmayer
Piknometer
8
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Spatula
Thermometer
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
9
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
BERAT MOLEKUL
Nomor percobaan : 2
I. Tujuan Percobaan :
Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah menguap
dengan pengukuran massa jenis gas.
Dapat menggunakan alat dengn terampil dan teliti.
10
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
P V = n R T , dimana n = m / BM
P V = ( m/ BM) RT
P.BM = ( m / V ) RT ……. d = m / v
BM = ( d/ p ) RT
Dimana :
BM = berat molekul
T = temperature absolute ( K)
Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100oc
ditempatkan dalam labu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil
pada bagian tutupnya , kemudian labu Erlenmeyer tersebut dipanaskan
sampai 100oc , cairan yang ada dalam Erlenmeyer akan menguap dan uapnya
akan mendorong udara yang terdapat pada labu Erlenmeyer keluar melalui
lubang dan uapnya akan mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmyer
keluar melalui lubang kecil tadi . setelah semua udara keluar , uap cairan
sendiri yang akan keluar , sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila
keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan uap cairan dalkam labu
erlemnmeyer sama dengan tekanan udara luar . pada kondisi kesetimbangan
ini , labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan
titik didih air dalam penangas air ( sekitar 100oc) labu Erlenmeyer ini
kemudian diambil dari penangas air dingin dan ditimbang sehingga massa
gas yang terdapat didalamnya dapat diketahui , kemudian dengan
menggunakan persamaan :
11
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
· Oksidasi
· Subsitusi
a. Beracun
b. Berbau khas
c. Berbentuk cairan
12
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Penggunaan kloroform :
a. Pemadam kebakaran
b. Pembersih noda
c. Untuk pengasapan
Bahaya kloroform :
a. Pembesaran hati
Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar , ia merupakan keton yang paling sederhana , aseton larut kedalam
air , etanol , Aseton digunakan untuk membuat plastic , serat , obat – obatan .
Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasr isopropyl
alcohol dengan cara oksidasi .
a. Bersifat polar
b. Tidak berwarna
c. Baunya sengit
d. Tidak berwarna
13
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Kegunaan aseton :
14
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
foil dan dikencangkan kembali dengan karet sehingga tutup ini bersifat kedap
gas. dan gunakanlahjarum untuk membuat sebuah lubang kecil pada
aluminium foil agar uap dapat keluar.
e. Letakkanlah labu erlenmeyer yang telah diisi aquadest 100 ml diatas
penangas.tunggalah hingga air mendidih sampai air kira-kira 1 cm dibawah
alumunium foil.biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam pengas air sampai
semua cairan volatil / kloroform menguap catatlah suhu pengas air tersebut.
f. Setelah cairan volatil/kloroform dalam erlenmeyer menguap angkatlah
labu erlenmeyer dari penangas dan keringkan air yang terdapat pada bagian
luar labu erlenmeyer dalam desikator untuk mendinginkannyan.lalu udara
akan masuk kembali kedalam labu erlenmeyer melali lubang kecil tadidan
uap cairan volatil/kloroform yang terdapat dalam labu erlenmeyer akan
kembali mengembun menjadi cairan.
g. Kemudian timbanglah labu erlenmeyer yang telah dingin tadi dengan
menggunakan neraca analitis.
h. Tentukanlah volume labu erlenmeyer dengan mengisi labu erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan ukurlah massa air yang terdapat dalam labu
erlenmeyer tersebut.mengukur sushu air sehingga massa air pada sushu
tersebut = m/v
V. Data Pengamatan
No Nama Alat dan Bahan Kloroform
3. Karet 7,14 gr
4. Erlenmeyer + alumunium foil + karet 122,47 gr
15
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
16
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VII. Pertanyaan
Perhitungan
1. Hitung volume labu erlenmeyer dengan menggunakan massa jeni
dalam tabel berikut ini :
Suhu 0°C 2°C 4°C 6°C 8°C
10°C 0.9997 0.9995 0.9993 0.9990 0.9986
20°C 0.9982 0.9981 0.9973 0.9968 0.9968
30°C 0.9957 0.9951 0.9944 0.9937 0.9930
Jawab:
Massa air = (massa labu erlenmeyer + air ) – (massa labu erlenmeyer
+ alumunium foil + karet + cairan/kondensat)
= 209.33 gr - 123,37
= 85,96 gr
2. Menghitung massa jenis gas x dengan menggunakan massa cairan gas
dan volume erlenmeyer !
jawab :
𝑚
V = 𝜌
85,96 𝑔𝑟
= 0,9951 𝑔𝑟
17
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Jawab:
𝑚𝑅𝑇 𝑚𝑅𝑇
𝑃𝑉 = , 𝐵𝑚𝑃𝑉 = 𝑚𝑅𝑇 , 𝐵𝑚 =
𝐵𝑀 𝑝𝑉
ρRT
BM =
P
𝑔𝑟 𝑎𝑡𝑚
0,9951 𝑥 0,08206 𝑙 𝑘 𝑥 373 𝑘
= 𝑚𝑙 𝑚𝑜𝑙
1 𝑎𝑡𝑚
= 30,45 𝑔𝑟/𝑚𝑙
Teori−praktek x 100%
Persentase kesalahan =
Teori
119,5 x 100%
=
119,5
= 74,51%
Pertanyaan
Jika berat molekul gas x = 120 g/mol dan analisa menunjukkan bahwa:
karbon =10%
klor = 89,0%
Hidrogen =1,0%
Bagaimana rumus molekul senyawa tersebut ?
jawab :
10
C = 10% = 100 x 120 = 12 gr/mol
18
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penentuan
berat molekul senyawa volatile dapat dilakukan dengan mengukur massa
jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal.
Nilai BM ( berat molekul ) yang diperoleh dari percobaan untuk
kloroform adalah 30,45 gr/mol sedangkan nilan bm teoritisnya sebesar
119,38 gr/mol.
X. Lampiran
Gambar Alat
NO Nama Alat Gambar Alat
1 Labu Erlenmeyer
2. Gelas Piala
3. Hotplate
19
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
4. Neraca Analitik
5. Pipet Ukur
6. Termometer
7. Bola Karet
8. Karet,tali dan
jarum
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
20
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Nomor Percobaan : 3
Tanggal Percobaan : 19 oktober 2018
I. Tujuan Pratikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1. Dapat Menentukan Harga Kb suatu pelarut.
2. Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak menguap dengan
metode titik beku.
21
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Namun jika air tersebut ditambahkan dengan gula ( zat terlarut ), maka titik beku
yang dicapai pun akan berubah tidak lagi pada 00C namun akan lebih rendah.
Karena adanya campuran dengan zat terlarut yang membentuk sebuah larutan
itulah yang menyebabkan terjadinya titik beku. Dan penurunan titik beku dapat
kita ketahui dengan menghitung selisih antara titik beku zat pelarut murninya
dengan titik beku larutan yang terbentuk dimana titik beku larutan lebih rendah
daripada titik beku zat pelarut murni.
Atau penurunan titik beku juga dapat diartikan sebagai perbedaan titik
beku yang diakibatkan karena adanya partikel-partikel zat terlarut. Penurunan titik
beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut ( Kf ).
Penurunan titik beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Untuk
menentukan besarnya titik beku larutan tersebut membutuhkan dua hal berikut:
1. Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas
2. Konstanta penurunan titik beku pelarut atau tetapan penurunan titik beku
molal ( Kf )
Rumus untuk menentukan penurunan titik didih ( ∆Tf ) adalah:
Keterangan:
∆Tf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat terlarut
p = Massa pelarut
i = Faktor Van’t Hoff
22
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
23
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
constant ) zat pelarut tersebut. Nilai Kf merupakan khas dari masing-masing zat
pelarut.
Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Titik Beku :
1. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka
akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi
sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan
tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini
berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada
jumlah yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
2. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih
lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini
membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku
larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak
memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih
cepat membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan
lebih tinggi.
3. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin
rendah titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit,
maka titik bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama,
jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel
yang ada pada larutan non elektrolit.
4. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku
nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil,
maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena
hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan
tersebut.
24
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
5. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut
murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat
membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni
selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut
dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang
membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan
selalu lebih tinggi daripada titik beku sebuah larutan.
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan
semakin besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika
kemolalannya semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan
perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.
Contoh Penerapan Penurunan Titik Beku :
1. Pembuatan es krim yang lembut
Dalam kehidupan sehari-hari jika kita perhatikan perbedaan antara es batu
dan es krim adalah es batu sangat padat dan saat dicoba tidak akan ada rasa apa-
apa karena es batu hanya dibuat dengan air yang kemudian dibekukan tanpa
adanya tambahan apa-apa. Sedangkan es krim saat dicoba akan berasa lembut dan
lezat karena adanya bahan-bahan tambahan pada es krim, diantaranya adalah gula,
susu, cokelat, mentega dan garam.
Bahan-bahan tersebutlah yang membuat es krim tidak benar-benar padat ketika
dibekukan, terutama karena adanya garam yang merupakan salah satu zat terlarut
yang mampu menghasilkan elektrolit kuat ketika dicampurkan dengan zat pelarut.
Dengan adanya bahan-bahan tambahan tersebutlah es krim menjadi lembut,
bukannya padat ketika dibekukan.
2. Anti beku pada radiator mobil
Pada daerah-daerah yang beriklim dingin khususnya, akan membuat air
radiator menjadi sangat mudah untuk membeku. Jika hal ini dibiarkan saja terus
menerus, mesin kendaraan akan lebih cepat rusak.
25
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
V. Data Pengamatan
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Asam cuka 26 26 24 23 21 19 17 17 17
Garam dapur 14 11 9 6 5 5 5 5 5
26
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VII. Tugas :
Perhitungan :
Percobaan standart :
1000 . 𝑘𝑏 . 𝐺𝑟
MR = 𝑇𝑏 .𝐺1
27
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Pertanyaan :
1.Apa yang dimaksud dengan titik beku suatu larutan ?
2.Apa yang disebut penurunan titik beku molal ?
3.Apa yang menyebabkan turunanya tekanan uap pada pemberian zat terlarut
?
Jawaban :
1. Jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari zat cair kepadat dan zat
pelarut mengalami proses pengaturan molekul dalam pembentukan
susunan kristal padat sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah
untuk mencapai susunan titik beku ( kristal padat ) dari fase cairnya.
2. Penurunan titik beku molal merupakan proses penurunanya titik beku
untuk menghambat proses pencairan pada es. Misalkan garam dapur
ditaburkan di batu es( semakin besar molalitasnya maka titik beku semakin
rendah dan sebaliknya ).
3. Tekanan uap ini semakin tinggi tekanan maka temperature semakin cepat
larutan untuk bereaksi pada percobaan ini, dimisalkan asam cuka dan
NaCl sebagai zat terlarut dan diberi tekanan naik yaitu suhu batu es
dengan penurunan molalnya, akan menyebakan turunnya tekanan naik
yang begitu cepat .
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan penyimpulan bahwa :
Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku yaitu :
Konsentrasi larutan keelektrolitan larutan dan jumlaj partikel.
- Suatu pelarut jika ditambahkan zat terlarut maka titik bekunya akan turun.
- ΔTf ( penurunan titik beku ) =
Titik beku pelarut murni – titik beku larutan
- Sementara konsentrasi sisa zat terlarut maka semakin rendah titik beku
larutan tersebut. Kf = 40,320oC
-
28
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Lampiran
- Lampiran gambar
No. Nama Alat Gambar
Refregator circulating
1. batch
2. Gelas kimia
3. Pengaduk
4. Thermometer
5. Piknometer
29
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
6. Botol aquadest
7. Kaca arloji
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
30
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
No.Percobaan : IV
I. Tujuan Percobaan :
31
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
konsentrasi ion total dalam larutanmeningkat, gaya tarik ion menjadi lebih
nyata dan aktivitas (konsentrasi efektif)menjadi lebih kecil dibandingkan
konsentrasi stoikhiometri atau terukurnya. Untukion yang terlibat dalam
proses pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebihtinggi harus
terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan
akanmeningkat. Berdasarkan hal tersebutlah sehingga percobaan ini
dilakukan.
Menurut Achmad (1996), kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang
melarutdalam satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat
dinyatakan dalammol atau gram. Kelarutan suatu zat biasanya juga
dinyatakan sebagai massa dalamgram yang dapat melarut dalam 100 gram
pelarut membentuk larutan jenuh padasuhu tertentu. Kelarutan molar suatu
zat adalah jumlah mol zat yang melarut dalamsatu liter larutan jenuh pada
suhu tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah hasil kali
konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan masing-
masing ion diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus tersebut.
AgCl Ksp = [Ag+] [Cl-]AgCrO4Ksp = [Ag ]Ksp suatu garam adalah
ukuran kelarutan garam tersebut. Jika diketahuikelarutan molar, maka Ksp
dapat dihitung. Sebaliknya jika diketahui Ksp maka dapatdihitung
kelarutan molar. Selain daripada Secara umumdapat
dikatakan bahwa semakin kecil Ksp maka semakin besar pKsp. Harga
pKspyang besar (positif) menunjukkan kelarutan yang kecil, pKsp yang
kecil (negatif)menunjukkan kelarutan besar (Achmad, 1996).Banyaknya
zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlahtertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air murni daripada
dalamsuatu larutan yang mengandung salah satu ion endapan. Pentingnya
efek ion sekutudalam mengendapkan secara lengkap dalam analisis
kuantitatif akan tampak denganmudah. Dalam melaksanakan
pengendapan, analis menambahakan zat pengendapsecara berlebih untuk
32
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
33
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
34
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
35
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
V. Data Pengamatan
Nomor Volume Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran Pb(No3)2 1 M (Ml) endapan
0,075 M (ml ) (sudah / belum)
1 10 0,5 Belum 450c
2 10 1,0 Belum 470c
3 10 1,2 Sudah 550c
4 10 1,4 Sudah 570c
5 10 1,6 Sudah 590c
6 10 1,8 Sudah 600c
7 10 2,5 Sudah 620c
8 10 3,0 Sudah 640c
9 10 3,5 Sudah 660c
VII. Tugas
1. Isilah tabel 2.1 dibawah ini
Nomor Volume Pb(No3)2 Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran 0,075 M (ml ) 1 M (ml) endapan
(sudah / belum)
1 10 1,5 Sudah 540c
36
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Jawab :
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,0
37
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0657 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0652)3
= 9,8510 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,0
38
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0675 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
Ksp = s (2s)2
= 4s2
= 4 (0,0625)3
= 9,7656 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,5
39
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,06 M
12,5 𝑚𝑙
s s 2s
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,06)3
= 8,6400 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 3,0
40
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0575 M
13 𝑚𝑙
s s 2s
Ksp = s (2s)2
= 4s2
= 4 (0,0575)3
= 7,6800 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 3,5
s :0 2 0,75 1,5
41
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0556 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,05556)3
= 6,8752 x 10-4 M
42
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
4. Buatlah kurva ksp sebagai fungsi suhu (0c) buat yang rapi melalui titik-
titik dan tentukan ksp pada suhu 250c besarnya kesalahan yang terdapat
pada perkiraan
ksp ini !
3.2
3.15
3.1
Log ksp 3.05 Series 1
3 Series 2
2.95
2.9 Series 3
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219
1⁄𝑇
12
10
8
Series 1
6
Column2
Ksp 4 Column1
0
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219
1⁄𝑇
5. Buatlah kurva kelarutan Pbcl2 dalam air (satuan gram liter) sebagai
fungsi
suhu 0c .
43
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
12
10
8
Ksp Column1
6
4 Column2
2 Series 1
0
59 60 62 64 66
Suhu
6. Dengan menggunakan persamaan log ksp = - ∆H0 / 2,303 sehingga
besarnya
∆H 0 Dapat dihitung :
Penyelesaian :
y = log ksp
a= slop
b = intersept
x = variabel
y = log ksp
∆𝑦 −5,6219−(−5,62188)
a = slope – tan α = ∆𝑥 = = 0,4347
0,0027−0,002816
b = y-ax
= -5,6219 – (0,4347) (0,00277)
= - 5,623
y = log ksp = ax +b
= 0,4347 (0,003322) + (-5,623)
= -5,6215
−∆𝐻 1
Log ksp = 2,303𝑝 - 𝑇
44
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
∆𝐻 = 32398,33𝑗/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻 = 32,398333 𝑘𝑗 /𝑚𝑜𝑙
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jika nilai
kelarutan Pbcl2 pada penambahan 2,0 ml kcl 1 M didapat ksp 9,765x 10 -
4 -4
.Penambahan 2,5 kcl 1M didapat ksp 8,64x 10 m .Penambahan 3,0
kcl 1M didapat ksp 7,68001x 10 -4m.Penambahan 3,5 kcl 1M didapat
-4
ksp 6,8604x 10 M .Adapun nilai panas pelarutan Pbcl2 32,398333
kj/mol.Reaksinya berlangsung secara endoterm.
X. Lampiran
Perhitungan
- Pb(NO3)2
Bm = 331,2
= 2,5 gr / mol
- Kcl
Bm = 74,5
45
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
50 𝑥 74,5𝑥1
Kcl = 1000
= 3,7 gr / mol
Gambar Alat
2 Buret
4 Pipet tetes
5 Termometer
6 Spatula
7 Erlenmeyer
46
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
8 Corong
9 Pengaduk
10 Kaca Arloji
11 Gelas kimia
12 Labu ukur
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
47
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
No. Percobaan :V
I. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuS04 5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghilangkan menghitung panas reaksi dengan menggunakan
hukum hess.
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan
naik/turun
atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q menyatakan bahwa kalor diserap
oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai negatif dari q berarti bahwa sistem
memberikan kalor kepada sekelilingnya. Perubahan energi dalam, U yang
dihasilkan
oleh perpindahan kalor q ke sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan
sebagai:
∆U = q (tidak ada kerja yang dilakukan)
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan
sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap.
Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi
pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu
mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan
adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O X. nH2O ΔHr = ........kJ
48
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol
air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah
CuSO4:
CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O ΔHr = ........kJ
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat
khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai
jenis zat. Hal tersebut disebabkan kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan
hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini
disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Walaupun air
bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi
dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik
yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya
rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O
dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan,
tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara
tidak langsung.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 OC sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 OC (Anonim, 2008).
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada proses-
proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam
pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam
prakteknya,pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi
timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika
49
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial
didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan
dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam
penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan sebagaimn d
m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas
pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan tergantung
pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas
pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai
pencampuran secara kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan
mengalami peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa
tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan
konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1
mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25o C dan
tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari
panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II)
sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4.5H2O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal
dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4 (aq) = a kj
CuSO4.5H2O (s) + aq → CuSO4 (aq) + 5H2O (aq) = b kj
Sehingga : CuSO4 (s) + 5H2O (aq) → CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kj
Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara
keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang
merupakan bagian dari suatu reaksi.”
50
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
51
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Serbuk CuSO4 penta hidrat dihaluskan pada mortar serbuk CuSO4 anhidrat
diperoleh dengan jalan memanaskan CuSO4 pentahidrat sampai warnanya
berubah dari biru menjadi putih sampai dalam eksikator sampai dingin dan
selanjutnya ditimbang.
V. Data Pengamatan
1. Menentukan harga kalorimeter
Suhu air mula-mula (t1)=.............°C
Suhu air mula-mula (t2)=.............°C
Suhu air mula-mula (t3)=.............°C
2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi
Waktu (Menit) Penambahan CuSO4 Penambahan CuSO4
hidrat (°C) anhidrat (°C)
0,5 29°C 29°C
1,0 29°C 29°C
1,5 30°C 29°C
2,0 30°C 29°C
2,5 29°C 29°C
3,0 29°C 30°C
3,5 29°C 30°C
4,0 29°C 30°C
4,5 29°C 30°C
5,0 29°C 30°C
5,5 29°C 30°C
6,0 29°C 30°C
52
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VII. Perhitungan
1. Menentukan tetapan harga kalorimeter panas yang diterima oleh 50
ml (50 gram) air untuk menaikan suhu t1 menjadi t3 x = m.cp.dt dimana :
m = massa eiy cp = panas jenis larutan : 4,2 g/gram °C panas yang
dilepaskan oleh 50 ml air yang mempunyai suhu t2 menjadi t3 y= m.cp.dt
53
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Jawaban :
Cp = 4,2 J/gr °C
X = m. Cp (t3 - t1)
= 1,050 gr
Y = m. Cp (t2 – t3)
= 1,470 J
𝑦−𝑥
Harga kalorimeter = 𝑡
3 −𝑡1
54
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
1,470 −1,050
= (35−30) °C
420 𝐽
= 5°C
= 84 𝐽/°C
55
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
3,0 29 30°C
3,5 29 30°C
4,0 29 30°C
4,5 29 30°C
5,0 29 30°C
5,5 29 30°C
Rata-rata t5 = 29,54
CuSO4 . 5H2O
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,22-29,5) °C + 84 J/ °C (29,22-29,5) °C
= -5,88 + (-23,52)
= -29,4 J
Mencari tetapan/harga kalorimeter (k) :
Dik : V air panas = 50 ml
T air panas (T2) = 42 °C
V air dingin = 50 ml
Tc (suhu campuran) = 35 °C
Suhu air dingin (T1) = 30 °C
ρ (massa jenis air) = 1 gr/ml
C (kalor jenis air) = 4,2 J/gr °K
Jawaban :
= 1 gr/ml . 50 ml
= 50 gr
56
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
= 1 gr/ml . 50 ml
= 50 gr
= 1,050 J
= 1,470 J
Q3 = Q2 – Q1
= 1,470 J - 1,050 J
= 420 J
𝑄3 420 420 𝐽
𝐾= = (35−30)°C
= = 84 𝐽/°C
𝑇𝑐 −𝑇1 5°C
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 249,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,02
𝑏𝑚
−𝑄 −(−29,4 𝐽) 𝐽 𝐾𝐽
∆H = 𝑛
= 0,02 𝑚𝑜𝑙
= 1.470 𝑚𝑜𝑙 = 1,47 𝑚𝑜𝑙
CuSO4 anhidrat
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,54 - 29) °C + 84 J/ °C (29,54-29)
°C
= 11,34 J + 45,36 J
= 56,7 J
57
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 159,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,03 𝑚𝑜𝑙
𝑏𝑚
−𝑄 −56,7 𝐽 𝐽 𝐾𝐽
∆H = = = −1.890 𝑚𝑜𝑙 = −1,89 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,03 𝑚𝑜𝑙
Maka :
= 3,36 kj/mol
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Hukum hes juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor sehingga
hukum hes dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak
langsung
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu
mol senyawa dilakukan dalam sejumlah pelarut
Kaloran pelarutan adalah entalphi dari suatu larutan yang mengandung 1
mol zat terlarut. Relatif terhadap zat terlarut atau pelarutan murni pada
suhu dan tekanan sama
Harga ketetapan kalorimeter = 84 J/°C
Panas reaksi yang didapat ∆H °C = 3,36 kj/mol
58
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Lampiran
Gambar Alat
No Nama Alat Gambar Alat
1 Termometer
2 Batang pengaduk
3 Spatula
4 Mortar
5 Stopwatch
6 Pipet tetes
7 Bola karet
59
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
8 Gelas ukur
9 Kalorimeter
10 Kaca arlogi
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
60