Nomor Percobaan : I
I. Tujuan praktikum:
Untuk menentukan berat molekul zat yang tidak mudah menguap atau non volatile dengan
method kenaikan titik didih
Anion adalah ion negative yang berbentuk ketika atom non logam memperoleh satu atau
lebih electron, anion dinamakan demikian karena mereka tertarik keanoda (bidang positif)
dalam bidang listrik. Atom biasanya mendapatkan electron sehingga mereka akan memiliki
konfigurasi electron seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh
Electron valensi karena konfigurasielektron seperti gas mulia. Semua unsure dalam
kelompok 17 memiliki tujuh electron valensi karena konfigurasi NS2 NP5 dibagian
terlarutnya. Oleh karena itu setiap unsure atom mendapatkan suatu electron dan menjadi
Anion dengan muatan -1. Demikian juga, kelompok 16 unsur membentuk ion dengan
muatan-3.Penamaan anion sedikit berbeda dari penemuan katin akhir dari nama unsure
tersebut dihilangkan dan diganti dengan akhiran misalnya, f- adalah ion fluoride, sedangkan
O2-adalah ion oksida seperti halnya dengan katian Muatan anion ditandai dengan superscript
mengikuti symbol. Anion yang umumnya tercantum dalam, table dibawah ini.Penggunaan
anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu mencegah kerusakan gigi,
klorida merupakan komponen penting dalam keseimbangan ion dalam darah.Ion ionida yang
dibutuhkan oleh kelenjer tiroid untuk membuat hormon tiroksin. Anion secara biologis sangat
penting karena sebagai berikut : Anion lolida terbentuk dari unsure yodium.lolida digunakan
untuk produksi tiroksin dan triodotironin, yang adalah hormone yang diproduksi dikelenjar
tiroid.Anion klorida terbentuk dari klorin. Ion klorida penting untuk keseimbangan garam
dalam darah dan berkontribusi terhadap berfungsinya sel-sel saraf.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Penggunaan anion secara luas di gunakan dalam pasokan air untuk membantu mencegah
kerusakan gigi, klorida merupakan komponen penting dalam keseimbangan ion dalam
darah.Ion ionida yang dibutuhkan oleh kelenjer tiroid untuk membuat hormon tiroksin.
Anion Fosfat poliatronik, yang berarti mengandung lebih dari satu atom. Ion ini penting
dalam pembentukan admosin trifosfat (ATP)yang dugunakan untuk energi ini juga
merupakan bagian dari DNA dan bertanggung jawab untuk DNA yang memiliki muatan
negative secara keseluruhan. Anion yang sering dikombinasikan dengan kation untuk
membuat yang penting dalam tubh manusia.
Berikut ini beberapa rumus kimia yang terbentukdari anion yaitu:
Sifat anion dalam anion poliatonik muatan negative dibagi ssekitar seluruh ion bukannya
didominasi oleh inti tunggal. Anion menunjukan fungsi fisik yang pasti seperti polarisasi
awan electron dan molekul dan kepemilikan kerapatan electron terikat lemah. Sifat tertentu
ini membuat mereka lebih mampu polarisasi dan dengan demikian membuat mereka
berinteraksi kuat dengan kation dan molekul lain didekatnya.Anion tidak biasanya terjadi
dalam keadaan interaksitasi, juga dalam anion, electron terluar terikat lebih kuat dari pada
kation dan atom netral dan dengan demikian tidak dibuat dalam jumlah besar. Stabilitas ada
tergantung pada kemampuan mereka untuk tetap utuh dan dengan demikian mereka
cenderung mengikuti electron ekstra dalam orbital mereka.
Dengan metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan
pereaksi sfesifik kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan.
Kalium Iodida(KI)
Merupakan nama lain dari garam, kalium merupakan salah satu unsure kimia dalam
sebuah table periodik, dan memiliki lambang K serta nomor atom 19. Kalium termasuk
dalam golongan alkali tanah, dan terbentuk mempunyai logam yang lunakdan berwarna
putih perak-perakan. Jika dilihat dari senyawanya, kalium secara alami berada atau lebih
cepatnya bercampur dengan senyawa lainnya didalam air laut, itu sebebnya kalium iodide
termasuk dalam kategori garam dengan naria atau rumus kimia KI.Kalium jika terkena udara
sangat cepat teroksidasi begitu pula, jika dimasukkan dengan air. Kalium akan sangat relative
dan kalium memiliki sifat kimiawi senyawa engan natrium.
• Alat :
1. Kortel
2. Beacker glass
3. Pipet tetes
4. Thermometer
5. Batu didih
6. Pinometer
7. Spatula
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Bahan :
1. Nafthalen ( C10H8 )
2. Methanol ( CH3OH )
3. Zat x
4. Aquadest
V. Data pengamatan
No Zat T awal o ( c) T akhir o (c)
1 Methanol 30oc 71
VII. Tugas :
• perhitungan
1. Carilah gradient dan grafik?
2. Hitung kb kalau berat molekul zat sudah diketahui atau hitunglah BMB dari zat x
kalau kb diketahui ?
Jawaban:
1.
2. Dik :
Wb (y) 0 0,24 0,46
Td (x) 30 74 76
100
Kb = berat jenis methanol x 1000
100
= 32,04 x 1000
= 3,204
𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎 𝑥 𝑡
Kd nafthalen = 1,000 𝑤𝑏
128,18 𝑥 3,204 𝑥 ( 76−74)
= 1.000−0,46
= 0,822
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑘𝑑 𝑥 1.000
Gradient = 𝑏𝑚 𝑥 𝑤𝑎
0,822 𝑥 1.000
= 128,18 𝑥 3,204
= 2,0015
VIII. Pertanyaan
1. Apakah sifat - sifat khas dari peristiwa berikut! Penurunan tekanan uap kenaikan titik
didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis ?
2. Berikan definisi kenaikan titik didih?
Jawaban :
1. Sifat-sifat penurunan tekanan uap
• jika zat terlarut bersifat volatil,maka uap dipermukaan larutan terdiri atas uap pelarut
dan uap zat terlarut
• tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksimol komponen itu dalam larutam
• tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi ( fraksi mol )
2. Kenaikan titik didih adalah suatu larutan mendidih pada temperature lebih tinggi dari
pelarutnya selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan.
IX. Kesimpulan
Dengan penambahan 0,25 gr nafthalen kedalam methanol maka kenaikan titik didihnya
menjadi 74 derajat celcius dan dengan penambahan 0,46 gr nafthalen kedalam methanol
maka kenaikan titik didihnya menjadi 76 derajat celcius.
X. Daftar Pustaka
XI. Lampiran
A. Lampiran Gambar
No Gambar Keterangan
1
Beacker Glass
Pipet Tetes
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Labu Erlenmayer
Piknometer
Spatula
Thermometer
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
BERAT MOLEKUL
Nomor percobaan : 2
Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2018
I. Tujuan Percobaan :
Dapat menghitung berat molekul senyawa yang mudah menguap dengan
pengukuran massa jenis gas.
Dapat menggunakan alat dengn terampil dan teliti.
P V = ( m/ BM) RT
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
P.BM = ( m / V ) RT ……. d = m / v
BM = ( d/ p ) RT
Dimana :
BM = berat molekul
T = temperature absolute ( K)
Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100oc ditempatkan
dalam labu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya ,
kemudian labu Erlenmeyer tersebut dipanaskan sampai 100oc , cairan yang ada dalam
Erlenmeyer akan menguap dan uapnya akan mendorong udara yang terdapat pada
labu Erlenmeyer keluar melalui lubang dan uapnya akan mendorong udara yang
terdapat pada labu erlenmyer keluar melalui lubang kecil tadi . setelah semua udara
keluar , uap cairan sendiri yang akan keluar , sampai akhirnya uap ini akan berhenti
keluar bila keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan uap cairan dalkam labu
erlemnmeyer sama dengan tekanan udara luar . pada kondisi kesetimbangan ini , labu
erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan titik didih air dalam
penangas air ( sekitar 100oc) labu Erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas air
dingin dan ditimbang sehingga massa gas yang terdapat didalamnya dapat diketahui ,
kemudian dengan menggunakan persamaan :
suhu yang berupa cairan , kloroform mudah menguap . kloroform mempunyai titik
didih 61 , 2 oc , nama IUPAC nya adalah kloroform juga memiliki titik lebur -63,5oc.
Kloroform disebut juga holoform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi
dengan metal keton yang menghasilkan masing – masing bromoform dan kloroform . hal
ini disebut haloform . kloroform merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk
senyawa polihalogen yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu
atom halogen .
Dalam industry kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan
kloro metana atau metana . beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan
senyawa halofom adalah etanol , 2 – proponol , 2-butanol propanon , 2-butanon .
· Oksidasi
· Subsitusi
a. Beracun
b. Berbau khas
c. Berbentuk cairan
Penggunaan kloroform :
a. Pemadam kebakaran
b. Pembersih noda
c. Untuk pengasapan
Bahaya kloroform :
a. Pembesaran hati
Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar , ia
merupakan keton yang paling sederhana , aseton larut kedalam air , etanol ,. Aseton
digunakan untuk membuat plastic , serat , obat – obatan .
Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasr isopropyl alcohol
dengan cara oksidasi .
a. Bersifat polar
b. Tidak berwarna
c. Baunya sengit
d. Tidak berwarna
Kegunaan aseton :
V. Data Pengamatan
No Nama Alat dan Bahan Kloroform
1. Labu erlenmeyer 100 gr
3. Karet 7,14 gr
Jawab:
Massa air = (massa labu erlenmeyer + air ) – (massa labu erlenmeyer +
alumunium foil + karet + cairan/kondensat)
= 209.33 gr - 123,37
= 85,96 gr
2. Menghitung massa jenis gas x dengan menggunakan massa cairan gas dan
volume erlenmeyer !
jawab :
𝑚
V = 𝜌
85,96 𝑔𝑟
= 0,9951 𝑔𝑟
Teori−praktek x 100%
Persentase kesalahan =
Teori
119,5 x 100%
=
119,5
= 74,51%
Pertanyaan
Jika berat molekul gas x = 120 g/mol dan analisa menunjukkan bahwa:
karbon =10%
klor = 89,0%
Hidrogen =1,0%
Bagaimana rumus molekul senyawa tersebut ?
jawab :
10
C = 10% = 100 x 120 = 12 gr/mol
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penentuan berat
molekul senyawa volatile dapat dilakukan dengan mengukur massa jenis senyawa
dan menggunakan persamaan gas ideal.
Nilai BM ( berat molekul ) yang diperoleh dari percobaan untuk kloroform
adalah 30,45 gr/mol sedangkan nilan bm teoritisnya sebesar 119,38 gr/mol.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Lampiran
Gambar Alat
NO Nama Alat Gambar Alat
1 Labu Erlenmeyer
2. Gelas Piala
3. Hotplate
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
4. Neraca Analitik
5. Pipet Ukur
6. Termometer
7. Bola Karet
8. Karet,tali dan
jarum
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Nomor Percobaan : 3
Tanggal Percobaan : 19 oktober 2018
I. Tujuan Pratikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1. Dapat Menentukan Harga Kb suatu pelarut.
2. Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak menguap dengan metode titik
beku.
berubah tidak lagi pada 00C namun akan lebih rendah. Karena adanya campuran dengan zat
terlarut yang membentuk sebuah larutan itulah yang menyebabkan terjadinya titik beku. Dan
penurunan titik beku dapat kita ketahui dengan menghitung selisih antara titik beku zat
pelarut murninya dengan titik beku larutan yang terbentuk dimana titik beku larutan lebih
rendah daripada titik beku zat pelarut murni.
Atau penurunan titik beku juga dapat diartikan sebagai perbedaan titik beku yang
diakibatkan karena adanya partikel-partikel zat terlarut. Penurunan titik beku larutan
sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (
Kf ).
Penurunan titik beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Untuk menentukan
besarnya titik beku larutan tersebut membutuhkan dua hal berikut:
1. Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas
2. Konstanta penurunan titik beku pelarut atau tetapan penurunan titik beku molal ( Kf )
Rumus untuk menentukan penurunan titik didih ( ∆Tf ) adalah:
Keterangan:
∆Tf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat terlarut
p = Massa pelarut
i = Faktor Van’t Hoff
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Dimana n adalah jumlah ion yang terbentuk dalam larutan dikalikan derajat ionisasi
zat terlarut.
Dari persamaan ∆Tf = Kf . m . i kita dapat menentukan besarnya nilai dari faktor Van’t
Hoff dari sebuah zat terlarut dalam sebuah zat pelarut dengan menggambarkan grafik antara
∆Tf dengan m sehingga kita akan mendapatkan slope ( gradien garis ) yang i.Kf. Jika harga
Kf pelarut telah diketahui maka kita juga dapat mencari nilai i nya.
Pada penurunan titik beku, apabila kebanyakan larutan encer didinginkan, zat pelarut
murninya akan terkristalisasi lebih dahulu sebelum adanya zat terlarut yang mengkristalisasi
suhu dimana kristal-kristal pertama dalam keseimbangan dengan larutan tersebut inilah yang
dinamakan titik beku larutan. Titik beku larutan selalu lebih rendah daripada titik beku yang
berbanding lurus dengan molekul-molekul zat terlarut ( molnya ) di dalam massa tertentu
pelarut. Sehingga penurunan titik beku yang diperoleh adalah Kf . m, dimana m adalah
molalitas larutan.
Jika persamaan tersebut berlaku hingga konsentrasi satu molal, maka penurunan titik
beku 1 m untuk setiap non-elektrolit yang ada di dalam zat pelarut = Kf , sehingga hal ini
dinamakan tetapan titik beku molal ( molal freesinapoint constant ) zat pelarut tersebut. Nilai
Kf merupakan khas dari masing-masing zat pelarut.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
dalam sebuah larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik
beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik beku sebuah larutan.
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin
besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin
rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik bekunya pun
akan semakin kecil.
Contoh Penerapan Penurunan Titik Beku :
1. Pembuatan es krim yang lembut
Dalam kehidupan sehari-hari jika kita perhatikan perbedaan antara es batu dan es krim
adalah es batu sangat padat dan saat dicoba tidak akan ada rasa apa-apa karena es batu hanya
dibuat dengan air yang kemudian dibekukan tanpa adanya tambahan apa-apa. Sedangkan es
krim saat dicoba akan berasa lembut dan lezat karena adanya bahan-bahan tambahan pada es
krim, diantaranya adalah gula, susu, cokelat, mentega dan garam.
Bahan-bahan tersebutlah yang membuat es krim tidak benar-benar padat ketika dibekukan,
terutama karena adanya garam yang merupakan salah satu zat terlarut yang mampu
menghasilkan elektrolit kuat ketika dicampurkan dengan zat pelarut. Dengan adanya bahan-
bahan tambahan tersebutlah es krim menjadi lembut, bukannya padat ketika dibekukan.
2. Anti beku pada radiator mobil
Pada daerah-daerah yang beriklim dingin khususnya, akan membuat air radiator
menjadi sangat mudah untuk membeku. Jika hal ini dibiarkan saja terus menerus, mesin
kendaraan akan lebih cepat rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu ditambahkan
etilen glikol yang diharapkan mampu membuat penurunan titik beku pada radiator tersebut.
Sehingga dalam cuaca yang sangat dingin sekalipun air radiator tidak akan dengan mudahnya
membeku.
3. Anti beku dalam tubuh hewan
Banyak hewan-hewan khusunya yang berada di daerah dingin seperti kutub utara juga
memanfaatkan prinsip koligatif penurunan titik beku untuk bertahan hidup.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
V. Data Pengamatan
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Asam cuka 26 26 24 23 21 19 17 17 17
Garam dapur 14 11 9 6 5 5 5 5 5
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VII. Tugas :
Perhitungan :
Percobaan standart :
1000 . 𝑘𝑏 . 𝐺𝑟
MR = 𝑇𝑏 .𝐺1
Dari M2 yang diketahui dapat diperoleh harga kb. Dengan menggunakan rumus
yang sama dapat dihitung berat molekul zat yang belum diketahui sebagai garis lurus,
maka ini suhu pada saat membeku.
Penyelesaian :
Diketahui :
Gram NaCl ( nafthalen ) saat penimbangan = 2000 gram
Gram asam cuka saat penimbangan = 2,0449 gram
Berat molekul nafthalen pada total = 128 gr/mol
ΔTb = T1 – T2
= 17 oC - 5 oC
= 12 oC
ΔTf = m x Kf
𝐺𝑙 𝑥 1000
ΔTf = 𝐵𝑚 𝑥 𝐺1 𝑋 𝑑 x kf
ΔTf x Bm NaCl x G1 x du
Kf = 𝐺2 𝑥 1000
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
gr
12℃ x 128 𝑥 50 𝑚𝑙 𝑥 1,05 𝑔𝑟/𝑚𝑙
mol
Kf = 2000 𝑔𝑟 𝑥 1000
80,640 o
Kf = C/mol
2
Kf = 40,320 oC/mol
Pertanyaan :
1.Apa yang dimaksud dengan titik beku suatu larutan ?
2.Apa yang disebut penurunan titik beku molal ?
3.Apa yang menyebabkan turunanya tekanan uap pada pemberian zat terlarut ?
Jawaban :
1. Jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari zat cair kepadat dan zat pelarut
mengalami proses pengaturan molekul dalam pembentukan susunan kristal padat
sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan titik beku (
kristal padat ) dari fase cairnya.
2. Penurunan titik beku molal merupakan proses penurunanya titik beku untuk
menghambat proses pencairan pada es. Misalkan garam dapur ditaburkan di batu es(
semakin besar molalitasnya maka titik beku semakin rendah dan sebaliknya ).
3. Tekanan uap ini semakin tinggi tekanan maka temperature semakin cepat larutan
untuk bereaksi pada percobaan ini, dimisalkan asam cuka dan NaCl sebagai zat
terlarut dan diberi tekanan naik yaitu suhu batu es dengan penurunan molalnya, akan
menyebakan turunnya tekanan naik yang begitu cepat .
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan penyimpulan bahwa :
Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku yaitu :
Konsentrasi larutan keelektrolitan larutan dan jumlaj partikel.
- Suatu pelarut jika ditambahkan zat terlarut maka titik bekunya akan turun.
- ΔTf ( penurunan titik beku ) =
Titik beku pelarut murni – titik beku larutan
- Sementara konsentrasi sisa zat terlarut maka semakin rendah titik beku larutan
tersebut. Kf = 40,320oC
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Lampiran
- Lampiran gambar
No. Nama Alat Gambar
Refregator circulating
1. batch
2. Gelas kimia
3. Pengaduk
4. Thermometer
5. Piknometer
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
6. Botol aquadest
7. Kaca arloji
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
No.Percobaan : IV
I. Tujuan Percobaan :
lebihtinggi harus terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan
akanmeningkat. Berdasarkan hal tersebutlah sehingga percobaan ini dilakukan.
Menurut Achmad (1996), kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang melarutdalam
satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat dinyatakan dalammol
atau gram. Kelarutan suatu zat biasanya juga dinyatakan sebagai massa dalamgram
yang dapat melarut dalam 100 gram pelarut membentuk larutan jenuh padasuhu
tertentu. Kelarutan molar suatu zat adalah jumlah mol zat yang melarut dalamsatu
liter larutan jenuh pada suhu tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah hasil
kali konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan masing-
masing ion diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus tersebut.
AgCl Ksp = [Ag+] [Cl-]AgCrO4Ksp = [Ag ]Ksp suatu garam adalah ukuran
kelarutan garam tersebut. Jika diketahuikelarutan molar, maka Ksp dapat dihitung.
Sebaliknya jika diketahui Ksp maka dapatdihitung kelarutan molar.
Selain daripada Secara umumdapat dikatakan bahwa semakin kecil Ksp maka
semakin besar pKsp. Harga pKspyang besar (positif) menunjukkan kelarutan yang
kecil, pKsp yang kecil (negatif)menunjukkan kelarutan besar (Achmad,
1996).Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam
jumlahtertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu
zat
Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air murni daripada dalamsuatu
larutan yang mengandung salah satu ion endapan. Pentingnya efek ion sekutudalam
mengendapkan secara lengkap dalam analisis kuantitatif akan tampak
denganmudah. Dalam melaksanakan pengendapan, analis menambahakan zat
pengendapsecara berlebih untuk memastikan bahwa pegendapan itu lengkap. Dalam
kehadiranion sekutu yang sangat berlebih, kelarutan suatu endapan dapat cukup
lebih besardaripada nilai yang diramalkan oleh tetapan hasil kali kelarutan. Secara
umum zat pengendap ditambahkan sekitar 10 % berlebih (Day dan Underwood,
1996).Menurut Suyanti, dkk, 2008, proses pengendapan merupakan
proses pemisahan yang mudah, cepat dan murah. Pada prinsipnya pemisahan unsur-
unsurdengan cara pengendapan karena perbedaan besarnya harga hasil kali
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Berdasarkan hasil yang diperoleh,pada tabel 2.1 pada tabung yang terbentuk
endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan .Ulangi langkah diatas untuk
menentukan banyaknya volume kcl 1 M Yang dapat menyebabkan terbentuknya
endapan sampai ketelitian 0,1 m dan dicatat pula hasilnya .Catat hasil
pengamatan pada tabel 2.1 .Catat pada volume kcl 1 M yang dapat menyebabkan
terjadinya pengendapan dan suhu.
Pada tabung reaksi yang lain,siapkan larutan berikut sesuaikan dengan tabel 2.2
berikut ini.
Nomor Volume Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran Pb(No3)2 1 M (Ml) endapan
0,075 M (ml ) (sudah / belum)
7 10 2,5 Sudah 620c
8 10 3,0 Sudah 640c
9 10 3,5 Sudah 660c
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
V. Data Pengamatan
Nomor Volume Volume Kcl Pembentukan Suhu 0c
Campuran Pb(No3)2 1 M (Ml) endapan
0,075 M (ml ) (sudah / belum)
1 10 0,5 Belum 450c
2 10 1,0 Belum 470c
3 10 1,2 Sudah 550c
4 10 1,4 Sudah 570c
5 10 1,6 Sudah 590c
6 10 1,8 Sudah 600c
7 10 2,5 Sudah 620c
8 10 3,0 Sudah 640c
9 10 3,5 Sudah 660c
2. Dari campuran yang tepat menghasilkan endapan pbcl2 .Hitung konsentrasi pb2+
–
konsentrasi cl dan hasil kali kelarutan pbcl2 pada suhu tercatat (gunakan
konsentrasi dalam molar sebagai pengganti aktivitas ).
Jawab :
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,0
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0657 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0652)3
= 9,8510 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,0
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0675 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Ksp = s (2s)2
= 4s2
= 4 (0,0625)3
= 9,7656 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 2,5
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,06 M
12,5 𝑚𝑙
s s 2s
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,06)3
= 8,6400 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 3,0
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0575 M
13 𝑚𝑙
s s 2s
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Ksp = s (2s)2
= 4s2
= 4 (0,0575)3
= 7,6800 x 10-4 M
= 10 ml x 0,075 M
= 0,75 mmol
m : 0,75 3,5
s :0 2 0,75 1,5
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[ PbCl2 ] = 𝑣 = = 0,0556 M
12 𝑚𝑙
s s 2s
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Ksp = s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,05556)3
= 6,8752 x 10-4 M
4. Buatlah kurva ksp sebagai fungsi suhu (0c) buat yang rapi melalui titik-titik dan
tentukan ksp pada suhu 250c besarnya kesalahan yang terdapat pada perkiraan
ksp ini !
3.2
3.15
3.1
Log ksp 3.05 Series 1
3 Series 2
2.95
2.9 Series 3
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219
1⁄𝑇
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
12
10
8
Series 1
6
Column2
Ksp
4 Column1
0
5.6215 5.6217 5.6218 5.6219 5.6219
1⁄𝑇
5. Buatlah kurva kelarutan Pbcl2 dalam air (satuan gram liter) sebagai fungsi
suhu 0c .
12
10
8
Ksp Column1
6
4 Column2
2 Series 1
0
59 60 62 64 66
Suhu
6. Dengan menggunakan persamaan log ksp = - ∆H0 / 2,303 sehingga besarnya
∆H 0 Dapat dihitung :
Penyelesaian :
y = log ksp
a= slop
b = intersept
x = variabel
y = log ksp
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
∆𝑦 −5,6219−(−5,62188)
a = slope – tan α = ∆𝑥 = = 0,4347
0,0027−0,002816
b = y-ax
= -5,6219 – (0,4347) (0,00277)
= - 5,623
y = log ksp = ax +b
= 0,4347 (0,003322) + (-5,623)
= -5,6215
−∆𝐻 1
Log ksp = 2,303𝑝 - 𝑇
∆𝐻 = 32398,33𝑗/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻 = 32,398333 𝑘𝑗 /𝑚𝑜𝑙
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jika nilai kelarutan Pbcl2
pada penambahan 2,0 ml kcl 1 M didapat ksp 9,765x 10 -4.Penambahan 2,5 kcl 1M
-4 -
didapat ksp 8,64x 10 m .Penambahan 3,0 kcl 1M didapat ksp 7,68001x 10
4 -4
m.Penambahan 3,5 kcl 1M didapat ksp 6,8604x 10 M .Adapun nilai panas
pelarutan Pbcl2 32,398333 kj/mol.Reaksinya berlangsung secara endoterm.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
X. Lampiran
Perhitungan
- Pb(NO3)2
Bm = 331,2
= 2,5 gr / mol
- Kcl
Bm = 74,5
50 𝑥 74,5𝑥1
Kcl = 1000
= 3,7 gr / mol
Gambar Alat
2 Buret
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
4 Pipet tetes
5 Termometer
6 Spatula
7 Erlenmeyer
8 Corong
9 Pengaduk
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
10 Kaca Arloji
11 Gelas kimia
12 Labu ukur
( NIM : 122017046 )
( Basuki )
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
No. Percobaan :V
I. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuS04 5H2O dan CuSO4
2. Dapat menghilangkan menghitung panas reaksi dengan menggunakan hukum hess.
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun
atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q menyatakan bahwa kalor diserap
oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai negatif dari q berarti bahwa sistem
memberikan kalor kepada sekelilingnya. Perubahan energi dalam, U yang dihasilkan
oleh perpindahan kalor q ke sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan
sebagai:
∆U = q (tidak ada kerja yang dilakukan)
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah
tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam
entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi
pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n
mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya
dituliskan sebagai berikut:
X + n H2 O X. nH2O ΔHr = ........kJ
Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai
contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:
CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O ΔHr = ........kJ
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah
satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Hal tersebut
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
disebabkan kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah
antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika
yang dimiliki air. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan
semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan
anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya
rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4
anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan
menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 OC sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 OC (Anonim, 2008).
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada proses-proses fisik.
Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam pelarutnya, atau penambahan zat
terlarut ke dalam zat pelarut (Tim Dosen Kimia Fisik, 2010; 1).
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam prakteknya,
pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul
perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan deferensial. Panas
pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika suatu mol zat dilakukan dalam
n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu
mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak
berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan sebagaimn d
m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas pelarutan
diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi
larutan (Dogra, 1984; 336-337
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas
pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia, energi
ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya,
temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat
terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25o C dan tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua
senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan
menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4.5H2O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada
jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s) + aq → CuSO4 (aq) = a kj
CuSO4.5H2O (s) + aq → CuSO4 (aq) + 5H2O (aq) = b kj
Sehingga : CuSO4 (s) + 5H2O (aq) → CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kj
Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara keseluruhan adalah
jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang merupakan bagian dari suatu
reaksi.”
Bahan :
1. CuSO4 5H2O
2. Air aquadest
Catatan :
Serbuk CuSO4 penta hidrat dihaluskan pada mortar serbuk CuSO4 anhidrat
diperoleh dengan jalan memanaskan CuSO4 pentahidrat sampai warnanya berubah
dari biru menjadi putih sampai dalam eksikator sampai dingin dan selanjutnya
ditimbang.
V. Data Pengamatan
1. Menentukan harga kalorimeter
Suhu air mula-mula (t1)=.............°C
Suhu air mula-mula (t2)=.............°C
Suhu air mula-mula (t3)=.............°C
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Pengamatan yang kedua yaitu pada serbuk CuSO4 anhidrat. Pertama timbang
CuSO4 5H2O kemudian dipanaskan atau dikeringkan dalam hotplate. Tujuan dari
pemanasan ini adalah agar H2O hidrat yang terdapat dalam CuSO4 5H2O ini
hilang dan menghasilkan CuSO4 anhidrat. Setelah itu CuSO4 ini didinginkan dan
juga untuk menghindarkannya agar tidak terkontaminan serta bereaksi dengan
udara luar. Setelah suhu air dalam kalorimeter yang sebelumnya telah diaduk dan
suhunya konstan, maka serbuk CuSO4 anhidrat dimasukan kedalam kalorimeter
kemudian diaduk dan pada saat dimasukan itu juga suhunya diukur pada setiap 30
detik, ternyata suhunya mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat
dimasukan.
VII. Perhitungan
1. Menentukan tetapan harga kalorimeter panas yang diterima oleh 50 ml (50
gram) air untuk menaikan suhu t1 menjadi t3 x = m.cp.dt dimana : m = massa
eiy cp = panas jenis larutan : 4,2 g/gram °C panas yang dilepaskan oleh 50 ml
air yang mempunyai suhu t2 menjadi t3 y= m.cp.dt panas yang diserap oleh
kalorimeter dan termometer = y – x harga kalorimeter = y – x / t3 - t1
2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi. Panas pelarutan = m.cp.dt+ k.
Dt
Dimana : m = massa air , cp = panas jenis larutan dan k = tetapan (harga )
kalorimeter panas reaksi dicari dengan menggunakan hukum hass. Untuk
membantu mencari panas pelarutan. Hitung perubahan panas 1 mol CuSO4
hidrat (panas pelarutan CuSO4) dengan menggunakan hukum hess. Tentukan
panas reaksi dari :
𝐶𝑢𝑆𝑂4(𝑆) + 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢𝑆𝑂4. 5𝐻2 𝑂(𝑆)
Jawaban :
= 50 ml . 1 gr/ml
= 50 gr
Cp = 4,2 J/gr °C
X = m. Cp (t3 - t1)
= 1,050 gr
Y = m. Cp (t2 – t3)
= 1,470 J
𝑦−𝑥
Harga kalorimeter = 𝑡
3 −𝑡1
1,470 −1,050
= (35−30) °C
420 𝐽
= 5°C
= 84 𝐽/°C
b) Penambahan CuSO4
Waktu (menit) Suhu air (t4) °C Penambahan CuSO4
(t5)
0,5 29 29°C
1,0 29 29°C
1,5 29 29°C
2,0 29 29°C
2,5 29 29°C
3,0 29 30°C
3,5 29 30°C
4,0 29 30°C
4,5 29 30°C
5,0 29 30°C
5,5 29 30°C
Rata-rata t5 = 29,54
CuSO4 . 5H2O
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,22-29,5) °C + 84 J/ °C (29,22-29,5) °C
= -5,88 + (-23,52)
= -29,4 J
Mencari tetapan/harga kalorimeter (k) :
Dik : V air panas = 50 ml
T air panas (T2) = 42 °C
V air dingin = 50 ml
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
Tc (suhu campuran) = 35 °C
Suhu air dingin (T1) = 30 °C
ρ (massa jenis air) = 1 gr/ml
C (kalor jenis air) = 4,2 J/gr °K
Jawaban :
= 1 gr/ml . 50 ml
= 50 gr
= 1 gr/ml . 50 ml
= 50 gr
= 1,050 J
= 1,470 J
Q3 = Q2 – Q1
= 1,470 J - 1,050 J
= 420 J
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
𝑄3 420 420 𝐽
𝐾= = (35−30)°C
= = 84 𝐽/°C
𝑇𝑐 −𝑇1 5°C
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 249,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,02
𝑏𝑚
−𝑄 −(−29,4 𝐽) 𝐽 𝐾𝐽
∆H = = = 1.470 𝑚𝑜𝑙 = 1,47 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,02 𝑚𝑜𝑙
CuSO4 anhidrat
Q = m. Cp (t5 – t4)
= 5 gram . 4,2 J/gr °C (29,54 - 29) °C + 84 J/ °C (29,54-29) °C
= 11,34 J + 45,36 J
= 56,7 J
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 5 𝑔𝑟
N= = 159,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,03 𝑚𝑜𝑙
𝑏𝑚
−𝑄 −56,7 𝐽 𝐽 𝐾𝐽
∆H = = = −1.890 𝑚𝑜𝑙 = −1,89 𝑚𝑜𝑙
𝑛 0,03 𝑚𝑜𝑙
Maka :
= 3,36 kj/mol
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Hukum hes juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor sehingga hukum
hes dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilakukan dalam sejumlah pelarut
Kaloran pelarutan adalah entalphi dari suatu larutan yang mengandung 1
mol zat terlarut. Relatif terhadap zat terlarut atau pelarutan murni pada suhu
dan tekanan sama
Harga ketetapan kalorimeter = 84 J/°C
Panas reaksi yang didapat ∆H °C = 3,36 kj/mol
X. Lampiran
Gambar Alat
No Nama Alat Gambar Alat
1 Termometer
2 Batang pengaduk
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
3 Spatula
4 Mortar
5 Stopwatch
6 Pipet tetes
7 Bola karet
8 Gelas ukur
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jln. Jend Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Tlp 0711513022. Fax 0711513078
9 Kalorimeter
10 Kaca arlogi
( NIM : 122017046 )
( Basuki )