Anda di halaman 1dari 63

Bab II

Pembahasan

I.pengertianbuah pisang
Buah pisang adalah buah yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari daun, pelepah
pisang, bunga pisang, umbi batang, dan buahnya dapat di manfaatkan. Namun tak hanya itu
saja, kulit buah pisang pun juga dapat untuk dimanfaatkan. Selama ini ketika kita memakan
buah pisang, kita hanya memakan buah dalamnya dan langsung membuang kulit pisang
begitu saja. Terkadang kita juga membuang kulit pisang disembarang tempat dan hal itu bisa
membahayakan orang lain. Ketika mereka menginjak kulit pisang tersebut bisa saja mereka
terpeleset lalu jatuh. Dan sebenarnya kulit pisang itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar
makanan.

Selain buahnya yang mengandung banyak vitamin, kulit pisang pun juga memiliki kandungan
gizi yang cukup dan juga serotonin yang sanagat vital untuk menyeimbangkan mood. Hasil
penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan
bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga
kesehatan retina mata.

Kulit pisang yang sering dianggap tak berharga itu ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk
menyerap logam berat artinya dapat untuk memurnikan air. Kulit pisang itu tidak perlu
dimodifikasi atau ditambahkan bahan – bahan lain hanya cukup dengan mencincangnya kecil
– kecil lalu dimasukkan ke dalam air yang tercemar.

Dari manfaat – manfaat kulit buah pisang tadi kulit buah pisang akan dimanfaatkan sebagai
bahan dasar makanan. Kita tahu bahwa kerupuk yang sering kita juai terbuat dari bahan yang
enak dan lezat, seperti misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan, dan jenis kerupuk lainnya,
padahal bisa saja kerupuk itu kita buat dari kulit buah pisang.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “ pemanfaatan Kulit Buah Pisang ( musa Sp ) Sebagai Bahan Dasar Kerupuk

“.2.1 Pengertian Limbah Kulit Pisang


2.1.1 Limbah
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia.
(Ign Suharto, 2011 : 226). Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan,
tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil
buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan
kuantitas melebihi ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditibulkan oleh limbah bergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Nusa Idaman Said, 2011 adalah sebagai
berikut.
1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil yang daat kita
lihat.
2. Penyebarannya berdampak banyak maksudnya bukan hanya berdampak pada lingkungan
yang terkena limbah saja melainkan berdampak pada sektor-sektor kehidupan lainnya, seperti
sektor ekonomi, sektor kesehatan, dll.
3. Berdampak jangka panjang (antargenerasi) maksudnya masalah limbah tidak dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada generasi yang akan
datang.

2.1.2 Kulit
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kulit adalah lapisan yang berada paling luar
yang melindungi bagian dalam buah.

2.1.3 Pisang
Pisang adalah tanaman jenis Musa, buahnya berdaging dan bisa dimakan atau tidak
dimakan. Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminate, M. balbisiana,
M. xparadisiaca).Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun
menjari yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika
matang meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu atau bahkan
hampir hitam.

Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Liliopsida
Ordo Zingiberales
Family Musaceae
Genus Musa
Spesies Musa sp.

Sejarah Pisang: Asal dan Kisah


Penyebaran Buah Pisang

Pisang merupakan tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga


anggrek.Pisang merupakan buah yang relatif murah dan lezat serta kaya akan berbagai
nutrisi.Buah ini diperkirakan berasal dari kawasan Asia Tenggara. Pisang mengalami
perjalanan dan sejarah panjang yang dimulai dari hutan di Asia Tenggara hingga menjadi
salah satu buah paling populer di dunia.Para ahli berpendapat bahwa buah ini merupakan
yang pertama dibudidayakan oleh manusia dan mendahului budidaya padi. Budidaya pisang
diyakini pertama kali dilakukan di dataran tinggi Papua Nugini.Bukti tertulis paling awal
tentang keberadaan pisang ditemukan dalam tulisan-tulisan Buddhis Pali dari abad ke-6 SM,
yang menunjukkan bahwa buah tersebut telah mencapai India saat itu.Pisang juga disebutkan
dalam berbagai kitab-kitab kuno Hindu, Cina, Islam, Yunani, dan Romawi.Pada awalnya,
pisang berwarna merah dan hijau. Pisang pada masa kini merupakan hasil mutasi yang
dilakukan oleh Jean Francois Poujot pada tahun 1836 di Jamaika. Pada tahun 327 SM,
Alexander Agung dan pasukannya menemukan pisang selama ekspedisi mereka ke wilayah
Laut Tengah.Kemudian, dengan bantuan penakluk Islam, pisang mencapai Madagaskar dan
Palestina.Pisang kemudian melanjutkan perjalanan melalui pelaut Portugis yang membawa
pisang ke Eropa dari Afrika Barat pada awal abad ke-15.

Pada tahun 1482, pisang dibawa oleh para penjelajah Portugis ke Canary Island dan Hindia
Barat.
Penjelajah Portugis dan Spanyol juga berjasa menyebarkan pisang ke kawasan Karibia dan
Amerika.

China adalah wilayah pertama yang melakukan budidaya pisang secara terorganisir.

Bukti budidaya pisang juga ditemukan di kekaisaran Romawi selama tahun 63-14 SM.
Antonio Musa, dokter Kaisar Romawi Octavius Agustinus adalah orang yang mendorong
budidaya pisang di kekaisaran Romawi.

Orang Amerika Serikat tidak mengenal pisang sampai tahun 1870. Pisang diperkenalkan
kepada masyarakat Amerika hampir pada saat bersamaan oleh dua orang yang berbeda yaitu
Lorenzo Dow Baker dan Minor Keith.

Lorenzo adalah seorang kapten laut yang berkunjung ke Jamaika dan menjadi tertarik dengan
buah kuning yang dijual di pasar.

Karena penasaran, dia membeli beberapa tandan pisang mentah dan menjualnya di pasar
buah New Jersey.

Pada saat yang sama, Minor Keith, yang membangun jalan kereta api di Kosta Rika,
menanam pohon pisang di dekat jalur kereta api.

Ketika pembangunan jalan kereta api selesai, pisang yang sudah matang diangkut ke
pelabuhan dengan kereta api dan kemudian diekspor ke Amerika.

Segera, pisang menjadi makanan populer di Amerika Serikat.

Saat ini, pisang dibudidayakan di lebih dari 170 negara dan memainkan peran penting dalam
perekonomian negara-negara berkembang.

Buah ini memiliki kandungan kalori dan lemak rendah, tinggi vitamin B6, dan mudah
dicerna. Pisang juga mengandung serat, vitamin C, kalium dan magnesium.

Macam-Macam Jenis Buah Pisang


1. Pisang Ambon

Pisang ambon memiliki daging yang tebal, kulitnya hijau agak kuning serta berwarna putih
kekuning-kuningan, serta memiliki rasa yang manis.
Pisang ambon ini buah asli indonesia, buah ini juga dapat diolah menjadi berbagai jenis
camilan atau sebagai pencuci mulut. Terdapat beberapa macam pisang ambon diantaranya:
Pisang ambon lumut, memiliki warna kulit hijau muda walaupun sudah ranum serta warna
dagingnya lebih putih. Kemudian pisang ambon kuning, memiliki warna kulit kuning, daging
buah berwarna putih kemerahan serta ukuran buah yang besar.
Kemudian pisang ambon putih memiliki rasa yang agak asam, bau buah yang khas, daging
buah berwarna putih, serta kulit buah yang berwarna kuning.

Pisang ambon

2. Pisang Cavendish

Pisang cavendish biasanya digunakan sebagai cuci mulut, pisang jenis ini memiliki warna
pohon hijau kehitaman, memiliki ketinggian maksimal 3 m, warna daun hijau tua. Pisang ini
juga dapat menghasilkan tandan yang panjangnya mencapai 60-100 cm, biasanya terdapat 8-
12 sisir dan setiap sisirnya terdapat sekitar 12-13 buah.
Warna daging buah pisang ini yaitu putih agak kekuningan serta memiliki rasa yang berbeda
yaitu rasa asam namun tidak dominan dengan rasa manisnya.
Biasanya pisang ini dikembangkan melalui kultur jaringan karena lebih tahan terhadap
penyakit layu panama atau layu moko.

Pisang cavendish
3. Pisang Mas

Pisang mas juga memiliki kandungan vitamin yang tinggi serta mineral yang baik untuk
kesehatan tubuh, pisang ini juga memiliki rasa yang manis, aroma yang harum serta
bentuknya yang kecil.
Buah pisang ini terjamin dari zat-zat kimia dan zat yang tidak berguna untuk tubuh karena
kulit pisang ini dapat menyerap racun, residu kimia pada buah pisang itu sendiri, akan
seemakin banyak nutrisi jika semakin tua buahnya.

Pisang mas

4. Pisang Susu

Pisang susu memiliki kandungan asam folat yang baik untuk di konsumsi ibu hamil karena
sangat dibutuhkan oleh janin untuk perkembangan dalam rahim. Satu buah pisang memiliki
80-100 kalori untuk itu tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak agar manfaat yang di dapat
maksimal.
Milkshake pisang yang dicampur dengan madu, madu dapat meningkatkan kadar gula
sedangkan pisang dapat mengatasi mual.

Pisang susu

5. Pisang Kepok

Pisang kepok memiliki dua jenis yaitu pisang kepok putih dan pisang kepok kuning, akan
terlihat perbedaannya ketika di kupas pisang kepok puti akan tampak lebih putih pucat jika
pisang kepok kuning akan terlihat berwarna kekuningan.
Buah pisang memiliki bentuk persegi dan agak gepeng, serta ukurannya kecil, kulit buahnya
tebal berwarna kuning kehijauan dan bernoda coklat dengan berat sekitar 80-120 g dan
panjang sekitar 10-12 cm.
Rasa pisangnya juga berbeda pisang putih lebih asam namun pisang kuning lebih manis, buah
pisang ini juga enak dibuat menjadi keripik.

Pisang kepok

6. Pisang Nangka

Buah pisang ini berukuran besar, daging buahnya berwarna kuning kemerahan, aroma yang
harum, rasanya manis namun agak asam. panjang buahnya mencapai 28 cm, dan memiliki
berat sekitar 150-180 g. Buah pisang ini berasal dari daerang Malang, Jawa Timur, bentuk
buah pisang ini melengkung.

Pisang nangka

7. Pisang Tanduk

Mengonsumsi pisang ini mengandung karbohidrat dan serat yang dapat membantu
menyehatkan saluran pencernaan serta membantu mempertahankan gerakan usus tetap
teratur.
Pisang ini juga mengandung pektin yang dapat membantu meningkatkan pencernaan, selain
itu juga memiliki efek antasid untuk mencegah kekambuhan penyakit maag serta mengurangi
resiko kanker lambung.
Pisang ini memiliki bentuk melengkung seperti tanduk, buahnya besar panjang. Panjang
buahnya sekitar 30 cm, buah pisang ini memiliki berat sekitar 300 g, memiliki warna kulit
kuning kemerahan dan kulitnya tebal namun juga berbintik coklat pada kulit buahnya.
Pisang ini memiliki rasa manis namun sedikit asam tetapi memiliki aroma yang khas, serta
daging buahnya berwarna merah kekuningan, namun produksi buahnya sedikit karena dalam
satu pohon hanya menghasilkan 3 sisir dan dalam satu sisir hanya terdapat 10 buah, dan
beratnya sekitar 300 g.

Pisang tanduk

8. Pisang Lemak Manis

Pisang ini memiliki kulit yang tipis, rasanya yang manis dan pisang ini tergolong kecil
bentuknya. Namun pisang ini juga dapat digunakan sebagai pisang hias maupun dimakan
secara langsung, sehingga banyak orang yang menyukai pisang ini karena memiliki rasa yang
manis.

Pisang lemak manis

9. Pisang Barangan

Pisang jenis ini memiliki aroma yang khas, rasanya manis dan warna daging buahnya agak
orange. Pisang ini berukuran 12-18 cm,
pisang ini juga enak di buat baerbagai macam makanan dan banyak disukai oleh masyarakat
karena rasanya yang enak.
Pisang barangan

10. Pisang Ambon Lumut

Rasa buah pisang ini manis, aroma yang khas, jika sudah matang buah ini berwarna hijau
atau hijau kekuningan disertai bintik-bintik coklat kehitaman. Buah ini berukuan 15-20 cm,
berat satu tandan mancapai 15-18 kg, jumlah sisir yaitu 8-12 dan dalam setiap sisir berjumlah
20 buah.
Pisang jenis ini juga dapat di gunakan sebagai pisang hias maupun dimakan secara langsung.

Pisang ambon lumut

11. Pisang Ambon Putih

Pisang ini mempunyai aroma yang khas serta rasanya yang manis namun sedikit asam,
daging buahnya berwarna putih kekuningan, saat matang buah akan berwarna kuning
keputihan.
Buah ini juga dapat digunakan sebagai buah pencuci mulut maupun untuk makanan bayi.
Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir, setiap sisirnya terdapat 14-24 buah.

Pisang ambon puttih


12. Pisang Kapas
Pisang ini memiliki rasa yang manis, daging buah berwarna putih kekuningan, kulit buah
yang tebal, warna kulit buahnya kuning dengan bintik-bintik hitam namun memiliki aroma
yang kurang.
Dalam satu tandan biasanya terdapat 7 sisir dan 15 buah dalm ssatu sisir serta panjang buah
mencapai 6 cm.

Pisang kapas

13. Pisang Kidang

Pisang ini memiliki rasa yang manis, kulit buahnya berwarna merah jingga namun agak ungu,
daging buah berwarna putih, aroma yang harum, serta dapat sebagai pencuci mulut.
Dalam satu tandan terdiri 5-7 sisir dan dalam setiap sisirnya terdapat 12-13 buah, serta
memiliki panjang 13 cm.

Pisang kidang

14. Pisang Lampung

Pisang ini memiliki rasa yang manis, aroma yang harum, daging buah berwarna putih
kemerahan, kulit buah berwarna kuning. Pisang inii juga enak dimakan secara langsung
maupun sebagai pencuci mulut.
Sebenarnya pisang ini hampir sama dengan pisang mas, bedanya hanya pada ujung buahnya,
jika pisang lampung memiliki ujung yang lancip namun pisang mas memiliki ujung yang
tumpul.
Dalam setiap tandan terdiri dari 6-8 sisir dan setiap sisir terdiri dari 18-20 buah, memiliki
panjang 9 cm dan berat 50 grm.
Pisang lampung

15. Pisang Tongkat Langit

Pisang ini memiliki warna kulit merah jingga dan daging buahnya berwarna putih kuning.
Mengapa buah ini disebut pisang togkat langit itu karena pada tandan buahnya yang menuju
ke atas.
Berat satu sisirnya yaitu 1.200 grm, panjangnya mencapai 20 cm, dan berat buahnya 150 grm.
Dulu buah ini juga diyakini mampu menyembuhkan penyakit kuning.

Pisang tongkat langit

16. Pisang Awak

Warna pada daging buah putih kekuningan, berbentuk lurus dengan pagkal yang bulat,
ketebalan kulit buah ini mencapai 0,3 cm, panjang buah sekitar 15 cm.
Dalam satu tandan terdapat 18 sisir dan dalam 1 sisir terdapat 11 buah. Buah ini akan masak
ketika sudah berumur 5 bulan. Pisang ini juga dapat di buat menjadi makanan ringan seperti
kripik dan lain-lain, dapat di gunakan sebagai pencuci mulut maupun dimakan secara
langsung.

Pisang awak
17. Pisang Badak

Pisang ini mempunyai rasa yang manis, warna buah putih kekuningan, tidak memiliki biji.
Dalam satu tandan hanya terdiri 7 sisir, dalam 1 sisir terdiri sampai 27 buah dengan berat
buah 75 grm, dan panjang 16 cm.
Buah ini akn masak ketika sudah berumur 4 bulan. Buah ini juga dapat digunakan sebagai
pencuci mulut karena rasanya yang manis.

Pisang badak

18. Pisang Camar Abang

Pisang jenis ini juga tidak memiliki biji, daging buahnya berwarna kuning, memiliki bentuk
yang melengkung serta pangkal yang bulat. Berat satu buah sekitar 75 grm dan panjang 14,5
sm, dalam satu tundun terdiri dari 5 sisir dan dalam satu sisir terdiri dari 15 buah, untuk masa
masak buah ini adalah 5 bulan. Buah ini juga dapat dibuat menjadi makanan ringan dan lain-
lain.

Pisang camar abang

19. Pisang Camar Putih

Pisang ini memiliki warna daging buah kuning keputihan, tidak memiliki biji, memiliki kulit
yang tebal, berbentuk lurus dengan pangkal bulat, panjang sekitar 15 cm. Dalam satu tundu
terdiri dari 6 sisir, dan dalam satu sisir terdiri dari 15 buah.
Untuk masa masak buah ini adalah 5 bulan, buah ini juga dapat dibuat menjadi beberapa
makanan ringan yang enak.

Pisang camar putih

20. Pisang Barly

Pisang ini memiliki bentuk lurus dengan pangkal bulat, daging buah berwarna kuning, tidak
memiliki biji, serta kulit buah setebal 0,2 cm dan berat buah kurang lebih 39 grm.
Buah ini akan masak setelah berumur 5,5 bulan mulai dari setelah berbunga, dalam satu
tundun terdiri dari 6 sisir dan setiap sisirnya terdiri dari 15 buah.

Pisang barly

21. Pisang Brintu

Pisang ini memiliki daging buah berwarna kuning, memiliki ketebalan kulit sekitar 0,2 cm,
tidak memiliki biji, berat buah sekitar 120 grm, terdiri dari 7 sisir dalam satu tandan dan
dalam satu sisir terdiri 16 buah.
Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 11 bulan dan akan masak setelah berumur 4,5
bulan. Biasanya pisang ini akan di olah menjadi makanan ringan yang enak.

Pisang brintu
22. Pisang Rayap

Pisang jenis ini memiliki bentuk yang lurus, tidak berbiji, panjang buah sekitar 9 cm,
ketebalan kulit sekitar 0,2 cm dan daging buah yang berwarna kuning muda dengan berat
buah sekitar 81 grm.
Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 12 bulan dan akan masak setelah berumur 4
bulan. Dalam satu tandan pisang rayap ini terdiri dari enam sisir disetiap sisirnya terdiri dari
13 buah pisang.

Pisang rayap

23. Pisang Salah Roso

Pisang ini berbentuk yang lurus, tidak memiliki biji, daging buah berwarna putih kekuningan,
panjang buah sekitar 10 cm, dan berat sekitar 90 grm.
Tanaman ini akan berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika sudah berumur 5
bulan, dalm satu tandan terdiri dari 8 sisir dan disetiap sisirnya terdiri dari 10 buah. Biasanya
buah ini juga dibuat menjadi makanan ringan.

Pisang salah roso

24. Pisang Sembat

Pisang ini memiliki bentuk yang lurus, tidak berbiji, daging buah berwarna kuning, panjang
buah sekitar 15 cm dan berat 120 grm.
Dalam satu tandan akan terdiri dari 9 sisir serta 13 buah dalam setiap sisirnya. Tanaman ini
akan berbunga setelah berumur 13 bulan dan akan masak setelah berumur 4 bulan.

Pisang sembat

25. Pisang Kawisto

Pisang ini memiliki bentuk yang lurus dengan pangkal yang bulat, tidak memiliki biji, daging
buah berwarna keputihan, serta kulit setebal 0,3 cm. Pisang ini memilikipanjang sekitar 11
cm, serta berat buah sekitar 100 grm,
dalam satu tandan terdiri dari 8 sisir dan 12 buah dalam setiap sisirnya, biasanya pisang ini
akan berbunga setelah berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 5 bulan. Buah ini
biasanya dibuat menjadi makanan ringan seperti sale pisang maupun keripik pisang dan lain-
lain.

Pisang kawisto

26. Pisang Sawo Awu

Daging buah ini berwarna putih kekuningan, tidak memiliki biji, bentuknya lurus, panjangnya
13,2 cm dan berat 10 grm.
Dalam setiap tandan terdapat 4 sisir dan 8 buah dalam setiap sisirnya, tanaman ini akan
berbunga ketika berumur 16 bulan dan setelah 5,5 bulan buah ini akan masak.
Pisang sawo awu

27. Pisang Cici

Dalam satu tandan terdapat 6 sisir buah pisang dan 12 buah pisang dalam setiap sisir, panjang
buah ini sekitar 12 cm, dan berat sekitar 40 grm.
Daging buah ini berwarna krem serta tidak memiliki biji, berbentuk lurus disertai dengan
pangkal yang bulat, tebal kulit buah sekitar 0,2 cm. Perlu waktu 12 bulan untuk tanaman ini
berbunga dan 3,5 untuk buah ini masak.

Pisang cici

28. Pisang Empat Puluh Hari

Pisang ini memiliki beentuk yang melengkung disertai pangkal bulat, tidak memiliki biji,
warna kuning pada daging buahnya serta ketebalan kulit mencapai 0,2 cm, dengan berat buah
sekitar 35 grm.
Dalam 1 tandan terdiri dari 8 sisir dan 13 buah dalam setiap sisirnya, tanaman ini akan
berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 4,5 bulan. Pisang ini juga
dapat dibuat menjadi makanan ringan.
Pisang empt puluh hari

29. Pisang Graito

Daging buah pisang ini berwarna putih kekuningan, berbentuk lurus dengan pangkal bulat
dilapisi kulit yang mempunyai ketebalan sekitar 0,4 cm, tidak berbiji, serta panjangnya
sekitar 16 cm.
1 tandan pisang jenis ini terdapat 4 buah sisir dan 11 buah pisang dalam 1 sisir, setelah 12
bulan maka pisang ini akan berbunga dan setelah 4,5 bulan pisang akan masak. Pisang ini
juga dapat digunakan sebagai hiasan meja maupun dibuat menjadi berbagai jenis makanan
ringan.

Pisang graito

30. Pisang Masan

Pisang ini tidak memiliki biji, panjangnya sekitar 14-18 cm, daging buahnya berwarna
kuning, serta tebal kulit sekitar 0,35 cm.
Butuh waktu 14 bulan untuk tanaman ini berbunga dan setelah 5 bulan maka buah ini akan
masak, biasanya 1 tandan buah pisang ini terdapat 6 buar sisir dan 15 buah dalam setiap
sisinya.
Pisang masan

31. Pisang Raja

Pisang raja ini memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang merupakan antioksidan
yang baik untuk mencegah kanker serta mengurangi dampak radikal bebas.
Buah pisang ini memiliki rasa yang manis sehingga banyak disukai banyak orang serta dapat
diolah menjadi menjadi berbagai jenis makanan, buah ini banyak tumbuh di wilayah Asia
Tenggara termasuk indonesia dan malaysia.
Dalam 1 tandan terdapat 6 sisir dan 15 buah pisang dalam setiap sisirnya, berat pisang ini
sekitar 92 grm, tidak memiliki biji, warna dagingnya kuning kemerahan, buahnya berbentuk
melengkung serta pangkal yang bulat.
Dalam 14 bulan tanaman ini akan berbunga dan butuh waktu sekitar 5 bulan lebih untuk buah
ini masak.

Pisang raja

32.Pisang Raja Sere

Daging buah pisang ini berwarna putih, memiliki aroma yang yang khas, rasanya manis,
berkulit tipis, pisang ini akan berwarna kuning kecoklatan disertai bintik coklat kehitaman
saat matang.
Biasanya pisang ini lebih di kenal dengan sebutan pisang meja, pisang ini juga cocok di
jadikan hiasan, biasanya dalam 1 tandan terdiri dari 5-9 sisir dan 12-16 buah pisang dalam
setiap sisirnya.
Pisang raja sere

33. Pisang Raja Uli

Daging buah pisang ini berwarna putih, memiliki aroma yang harum serta memiliki rasa yang
manis sehingga banyak orang menyukai buah pisang ini.
Panjang buah pisang ini sekitar 18 cm, berat 120 grm, terdapat 5-8 sisir dalam 1 tandan,
pisang ini juga enak dinikmati secara langsung, di goreng maupun di buat menjadi olahan
lain.

Pisang raja uli

34. Pisang Raja Jambe

Buah ini berbentuk lurus serta memiliki pangkal yang bulat, dengan panjang buah sekitar 7,8
cm, daging buah berwarna putih kekuningan, berat buah sekitar 80 grm, dan tidak terdapat
biji pada buahnya, ketebalan kulitnya sekitar 0,2 cm.
Terdapat 13 sisir dalam 1 tandan, dalam 17 bulan tanaman ini akan berbunga dan setelah 5
bulan buaah ini akan masak. Buah ini juga biasanya di olah menjadi berbagai jenis makanan
ringan.
Pisang raja jambe

35. Pisang Raja Molo

Daging buah pisang ini berwarna kuning kemerahan, berbentuk lurus serta ketebalan kulit
sekitar 0,3 cm, tidak memiliki biji, berat buah sekitar 100 grm, serta panjang buah sekitar 12
cm.
Terdapat 6 sisir dalam 1 tandan dan 10-13 buah dalam 1 sisir, biasanya tanaman ini akan
berbunga jika sudah berumur 17 bulan dan setelah 5 bulan maka buah ini akan masak.
Pisang ini juga dapat di gunakan sebagai hiasan maupun di buat menjadi berbgai jenis
makanan.

Pisang raja molo

36. Pisang Raja Kul

Dalam 1 tandan biasanya terdapat 16 sisir dan 15 buah dalam setiap sisirnya, memiliki berat
sekitar 40 grm, panjang 8 cm, tidak memiliki biji serta daging buah yang berwarna kuning.
Butuh waktu sampai 14 bulan untuk tanaman ini berbunga, serta 5 bulan setelah berbunga
maka pisang baru akan masak. Biasanya pisang inni digunakan sebagai pisang meja atau
hiasan maupun di makan secara langsung.
Pisang raja kul

37. Pisang Raja Tahun

Terdapat 4 buah sisir dalam 1 tandan serta 15 buah dalam 1 sisir, buah ini berbentuk lurus di
sertai dengan pangkal yang bulat, buahnya berwarna kuning keputihan, dengan tebal kulit 0,3
cm, tidak memiliki biji, memiliki berat sekitar 60 grm serta panjang 11 cm.
Tanaman ini akan berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 5
bulan. banyak orang yang menggunakan pisang ini sebagai pisang hias maupun di olah
menjadi berbagai jenis makanan.

Pisang raja tahun

38. Pisang Raja Bulu

Pisang ini memiliki rasa yang manis, daging buahnya tebal dan berwarna putih kemerahan,
aroma yang khas, dan berwarna kuning disertai bintik coklat ketika sudah matang, dengan
panjang buah sekitar 25-35 cm.
Biasanya pisang ini di jadikan sebagai pisang meja atau pisang hias serta berbagai olahan
pisang lain, seperti madu yang di campur dengan pisang yang dikukus diyakini dapat
menguatkan jantung kita, pisang juga dapat di jadikan solusi yang baik untuk diet.
Dalam 1 tandan terdapat 6-7 sisir serta 10-15 buah dalam setiap sisirnya.
Pisang raja bulu

2.1 HAMA TANAMAN PISANG


Tanaman pisang selain buahnya sebagai bahan makanan juga serat dan daunnya pun
sangat berguna. Buah pisang juga banyak digemari karena disamping buah segarnya langsung
dapat dikonsumsi, juga sebagai bahan pangan lainnya setelah diolah atau dimasak terlebih
dahulu. Beberapa hama yang menyerang tanaman pisang yang dapat menurunkan kualitas
dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya ulat penggulung daun (Erionata thrax
L.), penggerek bonggol (Cosmopoliest sordidus germar), penggerek batang (Odoiporus
longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea
octasema) (PPSDM Pertanian, 2014).
2.1.1 Ulat penggulung (Erionata thrax L.)
Di antara jenis hama pada tanaman pisang, ulat penggulung daun, Erionota thrax (L.)
merupakan hama yang serangan dan kepadatannya cukup tinggi (Hasyim et al , 2003:102)
Hama ini juga termasuk hama utama pisang. Ulat yang baru menetas segera
menyobek pinggiran daun, menggulungnya, hidup dalam gulungan, dan makan jaringan daun
dari dalam gulungan. Serangan paling parah terjadi pada musim hujan.(Trubus, 2008:25).
Jika makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus sampai membentuk
pupa dalam satu gulungan daun. Bila populasi hama ini tinggi dapat menyebabkan semua
daun dimakan habis dan yang tertinggal hanya tulang daun. Hama ini dapat menyebabkan
kerusakan secara ekonomi, karena daun tanaman dimakan habis maka fotosintesis akan
berkurang. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama penggulung daun pisang bervariasi
antara 10-30% Emlias et al (dalam Hasyim et al, 2003:102-103)
Berdasarkan penelitian Hasyim et al (2003:108) Hama penggulung daun pisang
mempunyai dua jenis parsitoid telur yaitu P. Erionotae dan O. erionotae dua jenis parasitoid
larva yaitu Casinaria sp. dan C. erionotae yang menyerang larva pada instar 2, dan empat
jenis parasitoid pupa yaitu B. thracis dan B. lasus (parasitoid gregarious), serta X. gampsura
dan T. ze bra-ze bra (parasitoid soliter).
2.1.2 Penggerek bonggol (Cosmopoliest sordidus germar)
Proses yang dilakukan penggerek bonggol untuk menyerang tanaman pisang yaitu,
Larva menggerek bonggol masuk dengan cara membuat terowongan-terowongan pada
bonggol pisang. Terowongan yang dibuat oleh larva merupakan tempat unuk masuknya
patogen lain seperti Fusarium, sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan busuknya
jaringan bonggol pisang. Pada serangan berat, bonggol pisang dipenuhi lubang gerekan yang
kemudian menghitam dan membusuk (Deptan.go.id, 2014). Pengendalian sanitasi rumpun
pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan
(BPP Litbang, 2012)

Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini menyebabkan tanaman muda mati,
lemahnya sistem perakaran, transportasi zat makanan terhambat, daun menguning dan ukuran
tandan berkurang sehingga produksi menurun (Deptan.go.id, 2014).

2.1.3 Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)


Gejala hama ini Mudah dikenal karena moncongnya yang panjang (snot)Bentuk
prothoraxnya agak pipih berukuran 16 mm.Telur diletakkan pada pelepah pisang, kemudian
bila telur telah menetas, larva akan menggerak batang pisang bagian atas pupa akan
membentuk cocon pada batang tanaman. Serangga dewasa dapat terbang secara aktif pada
siang hari dan tertarik pada sisa batang tanaman yang telah dipanen (BP4K Kabupaten
Sukabumi, 2014).
Menurut (Susniahti et al,2005) Gejala serangan, tanaman pisang layu, apabila
batangnya dibelah maka terlihat adanya lubang gerek yang memanjang. Larva dan imagonya
merusak batang pisang. Tanaman inangnya pisang, Manila henep. Pengendalian serangga
hama ini dilakukan dengan : 1.Sanitasi kebun pisang dengan memotong sampai permukaan
tanah, potion pisang yang telah
diambil; 2.buahnya kermudian memotong kecil-kecil batang pisang tersebut dan dimasukkan
kedalam tanah. ; 3.Konservasi musuh alami yaitu predator P1aesius javanicus Er yang dapat
menekan larva maupun Kumbang tersebut.; 4. Penyemprotan insektisida granular diazinon 10
% (Diazenon 10 g) yang dtabur disekitar batang pisang.
2.1.4 Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat bintik-bintik dan
goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus
tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida
berbahan aktif monocrotophos.( BP4K Kabupaten Sukabumi, 2014)

2.1.5 Burik pada buah (Nacolea octasema)


Serangan hama yang menyebabkan burik buah menyebabkan perkembangan buah
menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah.
Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga dan segera setelah bunga muncul dari
tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat
buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus
tandan buah saat bunga akan mekar. (PPSDM Pertanian, 2014).
2.2 PENYAKIT TANAMAN PISANG
Beberapa penyakit yang sering berjangkit pada tanaman pisang yaitu penyakit panama,
penyakit bercak daun yellow sigatoka, penyakit layu bakteri, penyakit darah, serta penyakit
akibat virus.(Trubus, 2008:26)

2.2.1 Penyakit Panama ( Fusarium)

Saat ini, fusarium yang sering disebut penyakit panama disebabkan oleh Fusarium
oxysporum f.sp. cubense (Foc) sudah menjadi masalah yang utama di berbagai pertanaman
pisang dunia. Penyakit tersebut telah meluas baik pada pertanaman pisang perkarangan
maupun perkebunan. Kerugian yang diakibatkan oleh patogen tersebut cukup tinggi
(Susanna, 2006:114) . Hasil pengamatan Sulyo (dalam Susanna, 2006:114 ) di Kabupaten
Lebak beribu-ribu tanaman pisang mati akibat terjangkit layu.
Penyakit ini menyerang hampir semua varietas pisang komersil. Kerusakan
perkebunan pisang dunia mencapai 100.000 ha sedangkan di Indonesia kerusakan akibat
penyakit layu tersebut luar biasa . Perkebunan pisang di Halmahera menderita kerugian
sampai rp 3 milyar setiap musim panen akibat serangan penyakit ini (Nurhayati, 2012:39).
Dilaporkan oleh Sudarma dan Suprapta (dalam Nurhayati, 2012:39) Fusarium oxysporum.
merupakan salah satu patogen tular tanah yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang
sangat significan di Indonesia. Serangan penyakit ini pada pisang menunjukkan gejala
menguningnya daun pisang mulai dari yang tua. Penguningan ini mulai dari pinggir daun,
diikuti oleh pecah batang dan perubahan warna pada saluran pembuluh, ruas daun pendek
serta perubahan warna pada bonggol pisang. Batang yang terserang patogen ini biasanya
mengeluarkan bau busuk. Patogen masuk melalui akar dan masuk ke dalam bonggol dan
merusak pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati. Penyakit dapat menyebar
melalui air ke tanaman yang sehat dengan cepat Ploetz (dalam Nurhayati, 2012:39).
Selama ini pengendalian penyakit menggunakan bahan kimia yang tidak saja
berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan kimia
yang semakin meningkat mengakibatkan beberapa pengaruh negatif seperti: timbulnya
agensia yang reisten Anitha dan Rabeeth (dalam Nurhayati, 2012;39). Akhir-akhir ini telah
banyak dikembangkan pengendalian untuk menekan pertumbuhan patogen dengan
menggunakan beberapa agensi hayati. Pengendalian dengan cara ini mendapat perhatian yang
luas karena selain tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan juga mempunyai
prospek cerah dimasa yang akan datang Ramesh et al (dalam Nurhayati, 2012:39). Penerapan
pola atau landasan pembangunan pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sangat
lah diperlukan, salah satu diantara landasan tersebut adalahmenjaga produksi pertanian dari
gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta memperhatikan faktor-faktor ekologi
yang diemban oleh keanekaragama hayati pertanian, seperti faktor faktor jasa pengendali
hayati Vanitha and Umesha (dalam Nurhayati, 2012:39)

2.2.2 Penyakit bercak daun yellow sigatoka


Gejala pertama penyakit bercak daun Mycosphaerella, yang dikenal sebagai "penyakit
Sigatoka", adalah pada daun ke-3 dan ke-4 dari puncak, yang ditandai dengan bintik
memanjang, berwarna kuning pucat atau hijau kecoklatan, panjangnya 1-2 mm atau lebih,
arahnya sejajar dengan tulang daun, dan berbentuk tidak teratur. sebagian bintik tersebut
berkembang menjadi beccak [sick!] berwarna coklat tua sampai hitam, berbentuk jorong atau
bulat panjang, yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang sepertiga dari panjangnya
Goodwin dan Crous (dalam Soesanto,2012;45)
Penyakit ini tidak mematikan tanaman, tetapi menyebabkan daun lebih cepat kering
yang memungkinkan terganggunya proses fotosintesis, sehingga dapat mengganggu proses
pengisian buah dan pembentukan anakan (Sulyanti et al,2011:52)
2.2.3 Penyakit layu bakteri
Penyakit layu bakteri pisang atau penyakit moko disebabkan oleh bakteri
Pseudamonas solanacearum. Serangan terjadi terutama ketika pisang menjelang berbunga.
Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului mengguningnya daun. Pada bonggol terdapat lendir
(Trubus,2009;26)
Gejala khas penyakit layu bakteri juga banyak ditemukan pada semua stadia tanaman
pisang, Gejala ditandai dengan perubahan warna pada ibutulang daun dimana terlihat garis-
garis coklat kekuning-kuningan ke arah tepi daun dimulai dari pucuk daun sampai ke semua
daun tua. Kondisi ini berlangsung lama hingga buah menjelang masak kemudian mendadak
semua daun menguning dan akhirnya menjadi coklat (Gambar 2.1). Apabila batang yang
terserang dipotong, maka akan terlihat adanya pembusukan (Gambar 2.2), sedangkan
buahyang terserang jika dibelah maka akan tampak (Sulyanti et al,2011:51)

Gambar 2 .(2.1 Gejala serangan tampak luar, 2.2 Gejala serangan Penampang melintang, 2.3 Gejala serangan
Penampang melintang buah yang terserang)

2.2.4 Penyakit Darah


Penyakit darah merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman pisang di
Indonesia. Bakteri endofit berpotensi sebagai kandidat agensia pengendalian hayati penyakit
darah, sebab bakteri endofit melakukan kolonisasi pada relung ekologi yang sama dengan
patogen tanaman (Marwan et al, 2011:113). Penyakit darah ini menjadi kendala utama pada
produksi pisang di beberapa daerah, antara lain Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Lombok,
Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Kerusakan tanaman pisang yang
disebabkan oleh penyakit tersebut berkisar antara 27 – 80% Hermanto et al (dalam Asrul
,2008:98)
Berdasarkan hasil penelitian (Marwan et al, 2011:119), Hasil seleksi bakteri endofit
terhadap penyakit darah diperoleh 4 isolat bakteri endofit potensial untuk mengendalikan
penyakit darah pada tanaman pisang yaitu : EAL15, EKK10, EKK20, dan EKK22 dengan
tingkat penekanan kejadian penyakit sebesar 66,67 - 83,33%.

2.2.5 Penyakit akibat brunchy top virus ( penyakit kerdil)


Pisang yang terserang brunchy top virus (BTV) berkerut-kerut daunnya, pucuk daun
bergulung seperti cambuk dan membentuk setrip-setrip hijau tua pada urat daunnya. Tanaman
tumbuh kerdil. Penularannya lewat kutu daun (Pentalonia nigronervosa) (Trubus, 2009:26)

Panduan teknis budidaya pisang


Budidaya pisang menjanjikan prospek yang cerah. Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman
tropis yang sangat populer. Buahnya digemari dan telah dikirimkan ke berbagai belahan
dunia.

Indonesia memiliki keanekaragaman buah pisang yang tinggi. Setidaknya terdapat 10 varietas
buah pisang unggulan yang membanjiri pasar-pasar lokal maupun ekspor.

Syarat tumbuh tanaman pisang

Pisang merupakan tanaman khas daerah tropis. Tumbuh dengan baik mulai dari dataran
rendah hingga ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Curah hujan yang diinginkan
tanaman ini sektar 1500 sampai 2500 mm per tahun dengan temperatur 15-35°C.

Tanaman pisang bisa tumbuh diatas hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang
paling cocok adalah tanah yang bertekstur liat seperti aluvial, banyak mengandung kalsium
dan bahan organik.

Persiapan bibit

Bibit memiliki peran penting dalam budidaya pisang. Untuk mendapatkan hasil maksimal
selalu gunakan bibit yang bebas dari penyakit. Kalau bisa dapatkan bibit varietas unggul dari
lembaga terpercaya. Terdapat 3 jenis bibit untuk budidaya pisang, yaitu berupa anakan,
bonggol dan hasil kultur jaringan.

 Bibit anakan merupakan bibit yang diambil dari tanaman pisang yang telah memiliki tunas
atau anak. Anak tersebut dipisahkan dari tanaman pisang yang telah dewasa dan sehat.
 Bibit bonggol didapatkan dari bonggol tanaman pisang yang telah dipanen. Kemudian
tanaman tersebut dibongkar dan diambil bonggolnya (bagian pangkal bawah). Bonggol
dibersihkan, karanya dipapas tanpa merusak tunas. Kemudian dibelah-belah lagi seukuran
mata tunas, atau sekitar 10x10x10 cm. Kemudian potingan bonggol ditanam di media
tanam. Bibit dari bonggol siap digunakan untuk budidaya pisang setelah tumbuh 3-4 bulan.
 Kultur jaringan merupakan teknologi untuk memperbanyak tanaman yang dilakukan di
laboratorium. Bibit dari kultur jaringan ini biasanya terbebas dari segala penyakit dan bisa
diadakan dalam jumlah yang banyak. Ukuran bibit juga seragam sehingga pengaturan waktu
panen lebih mudah dilakukan.

Persiapan lahan budidaya pisang

Pastikan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya pisang terbebas dari penyakit Fusarium
dan Pseudomonas. Bila sebelumnya lahan tersebut pernah terjangkit penyakit tersebut,
lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan benar.

Bersihkan lahan dari gulma, cangkul atau bajak tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Buat
bedengan memanjang sesuai dengan kontur lahan. Jarak antar bedengan diatur sesuai dengan
jarak tanam.

Jarak tanam budidaya pisang tergantung pada varietas pisang. Misalnya untuk pisang
barangan sekitar 3×3 meter. Dengan populasi maksimal 1000 rumpun tanaman per hektar.
Setiap jarak 50 meter buat parit untuk saluran drainase sedalam 1 meter.

Lalu biarkan lahan tersebut selama 2-5 minggu.

Penanaman bibit pisang

Setelah lahan selesai disiapkan buat lubang tanam ukuran 50x50x50 cm pada jarak tanam
yang telah ditentukan. Kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 15 kg per lubang tanam.
Kebutuhan pupuk untuk 1 hekter kira-kira sekitar 15 ton.

Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang diperlukan dalam budidaya pisang antara lain pemupukan,
pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembrongsongan tandan pisang dan pengendalian
hama.
Pemupukan

Pemupukan dalam budidaya pisang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Lakukan pemupukan
dengan cara memasukkannya pada lubang tugal dengan jarak sekitar 50 cm dari tanaman.
Berikut tahapan pemupukan yang dianjurkan:

 Pemupukan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman. Pupuk diberikan per rumpun
tanaman pisang dosis pupuknya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.
 Pemupukan ke-2 dilakukan pada bulan ke 3-4. Dosisnya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram,
KCl: 100 gram.
 Pemupukan ke-3 dilakukan pada bulan ke 6-7. Dosisnya Urea:150 gram, KCl: 200 gram.
 Pemupukan ke-4 dilakukan pad abulan ke 9-10. Dosisnya Urea: 150 gram, KCl: 200 gram.

Penyiangan gulma

Di awal pertumbuhan, sekitar 3 bulan pertama, lakukan penyiangan gulma lebih sering.
Karena gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman yang relatif masih lemah.

Setelah tanaman berumur diatas 5 bulan, penyiangan gulma akan lebih jarang karena kanopi
tanaman akan menutup area sekitar tanaman sehingga pertumbuhan gulma terhambat.

Penyiangan gulma bisa dilakukan secara manual, namun apabila lahan budidayanya luas bisa
menggunakan herbisida.

Penjarangan anakan

Terdapat dua fungsi penjarangan anakan, yaitu untuk penyediaan bibit dan untuk merawat
tanaman induk agar berbuah maksimal. Upayakan dalam satu rumpun tanaman pisang
maksimal hanya ada 3 tanaman. Khusus untuk tanaman pisang cavendish sebaiknya dalam
satu rumpun hanya ada 2 pohon, yang terdiri dari satu pohon induk dan satu anakan.

Tidak semua tunas yang tumbuh bisa dijadikan anakan untuk pembibitan. Jumlah anakan
yang bisa diambil dalam satu tergantung dari populasi rumpun. Misalnya, bila dalam satu
rumpun ada 3 pohon yang terdiri dari satu pohon induk dan dua anakan dewasa maka tunas
yang bisa diambil untuk dijadikan bibit hanya satu. Bila dalam satu rumpun ada 2 pohon yang
terdiri dari satu induk dan satu anakan dewasa maka bisa diambil maksimal 2 tunas untuk
pembibitan.
Kriteria anakan yang bisa dipilih untuk pembibitan adalah:

 Tunas berasal dari pohon induk bukan dari anakan dewasa. Tunas yang diambil dari anakan
dewasa pertumbuhannya kurang baik, mudah terserang penyakit dan bahkan bisa mati
bujang.
 Tinggi tunas 20-40 cm.
 Bentuk bonggol besar ke bawah.
 Terlihat sehat, kuncup daun baik.

Pembrongsongan tandan

Pembrongsongan atau pembungkusan tandan dilakukan sebelum pisnag pertama membuka,


jantung sudah mulai merunduk namun beum mekar. Gunakan pembungkus dari plastik
khusus heigrow berwarna biru atau kantong plastik yang mengandung insektisida.

Tujuan pembungkusan untuk mencegah buah pisang terserang hama dan penyakit.

Pohon yang berbuah banyak atau tandannya panjang hendanya ditopang dengan bambu atau
penopang lainnya. Tujuannya agar tanaman tidak roboh sebelum dipanen.

Pengendalian hama

Hama dan penyakit tanaman pisang yang paling ditakuti anatara lain layu fusarium, layu
darah dan serangan pohon kerdil. Lihat cara pengendalian hama dan penyakit tanaman
pisang.

Pemanenan buah pisang

Umur panen buah pisang sebenarnya tergantung pada tujuan pasar atau distribusi. Untuk
tujuan ekspor buah harus dipanen lebih cepat. Namun secara umum buah pisang dipanen
pada tingkat kematangan 3/4 untuk pasar ekspor, dan untuk pasar lokal bisa dipanen pada
tingkat kematangan penuh.

Atau, kalau dilihat dari umur buah pisang bisa dipanen sekitar 3-4 bulan dihitung sejak bunga
mekar. Ciri-ciri buah yang sudah siap dipanen bentuknya membulat, tidak ada lipatan sudut
yang tajam. Bunga yang terdapat pada ujung buah sudah mengering dan mudah dipatahkan.
Warna kulit berubah dari hijau tua menjadi hijau muda dan daun bendera pada tanaman sudah
mengering.

Bila dicek secara laboratorium, buah pisang siap panen memilki kandungan pati 19,5-20%
dan kandungan gula 0,5-1%.

Hal yang perlu diingat, jangan sampai buah pisnag jatuh saat dipanen. Tebang pohon pisang
kira-kira dua pertiga dari atas tanah. Tiriskan getah yang menetes dari tandan.

Budidaya Pisang : PEMELIHARAAN


TANAMAN PISANG

Tanaman pisang sekali kita tanam jauh lebih repot membasmi daripada menanamnya. Begitulah tanaman bandel
ini, dibiarkan pun tetap akan menghasilkan buah, mungkin itulah yang menyebabkan kebanyakan petani agak
enggan merawat tanaman pisangnya. Padahal dengan sejumlah masukan teknologi yang telah dipublikasikan
pisang ambon atau buai yang dipelihara dengan baik mampu menghasilkan buah minimal 30 kg/tandan, kira-kira
satu setengah sampai dua kali lipat dari tanaman yang tidak dirawat. Kalau harga tiap kilo misal Rp. 1000,- maka
dapat menghasilkan Rp. 30.000,- pertandan. Beberapa kegiatan perawatan/pemeliharaan yang perlu mendapat
perhatian adalah :
1). Pemangkasan, pemangkasan daun kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-
daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pembungaan setidaknya ada 6-8
daun sehat, agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan dilakukan
sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi, daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan
kemudian dibakar. Alat pemangkasan sebaiknya disterilkan dengan desinfektan misalnya menggunakan
bayclean atau alkohol.

2). Penyiangan dan Penggemburan Tanah, tanah disekitar pohon pisang harus dibersihkan dari rumput
pengganggu/gulma, sekaligus digemburkan dengan cangkul bkecil (koret). Penggemburan tanah tidak boleh
terlalu dalam karena perakaran pisang itu dangkal dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan kondisi kebun. Bila
gulma tidak banyak maka yang perlu dilakukan adalah penggemburan tanah agar perakaran dan bonggol pisang
bisa berkembang dengan baik. Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 sampai 5 bulan, terutama 3 bulan pertama pengendalian gulma harus dilakukan secara intensif.
Setelah tanaman berumur 5 bulan pengendalian mulai dikurangi karena kanopi tanaman telah saling menutupi
sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan selang waktu 2-3 bulan.
Saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga
daun tanaman tidak terkena herbisida seperti DMA G, Paracol dan Herbisol sesuai dosis anjuran di kemasan.
Penggunaan herbisida umumnya tergantung pada musim, musim kering menggunakan herbisida sistemik dan
musim hujan menggunakan herbisida kontak. Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali, karena
gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat merupakan sarang hama penggerek batang. Hati-hati
dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat
racun terhadap tanaman pisang.

3).Pembumbunan, perlu dilaksanakan bila umb i pisang muncul ke permukaan tanah, demikian juga pada waktu
tanaman pisang menghasilkan rumpun (beranak). Hal ini dimaksudkan agar perakaran bisa berkembang lebih
baik sekaligus memperkuat pertumbuhan tanaman pisang.

4). Pengairan, perakaran tanaman pisang dangkal, dekat dengan permukaan tanah namun tanaman ini tahan
terhadap kekeringan atau kekurangan air karena perakarannya banyak mengandung air. Apabila tandan buah
keluar pada musim kemarau, maka tandannya pendek pendek dan kecil-kecil. Kenyataan ini maka para ahli
melakukan pengairan tanaman pisang pada musim kemarau, ternyata tandan buahnya jadi panjang dan
buahnya juga besar-besar. Oleh karena itu pemberian air pada musim kemarau perlu sekali dilakukan terutama
bila tanaman akan berbunga ataub berbuah. Musim kemarau kebun pisang perlu diairi minimal sebulan sekali
agar kelembaban tanahnya terjaga.

5) Penjarangan Anakan, bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar
produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1
anakan (umur 7 bulan) dan 1 anakan muda (umur 3 bulan) yang dilakukan rutin setiap 6 - 8 minggu. Anakan
yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat terbuka dan yang terletak diseberangnya,
jadi setiap rumpun supaya dijaga tinggal 3 anakan, yang lain dibuang hati-hatibsupaya hasilnya tinggi. Setelah
bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan uler pisang lambat sekali segera sisa
jantung dipotong. Pemotongan jantung pisang dapat meningkatkan produksi buah antara 2 - 5%.

6). Perawatan Tandan, membersihkan daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering dan membuang
buah pisang yang tidak sempurna pada 1-2 sisir terakhir, diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah
pada tandan diatasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna
biru ukuran 1m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah darin kerusakan oleh serangga atau karena
gesekan daun. Setelah dibungkus tandan yang mempunyai masa pembuahan sama dapat diberi tanda (misal
dengan tali rafia yang sama0. Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran
buah seragam. Sebelum buah dipanen agar tanaman tidak roboh dapat ditopang dengan bambu atau dengan
mengikat pangkal tandan dengan kabel atau tali yang dibentang diantara barisan tanaman pisang.

7). Sanitasi Kebun, bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun tetap sehat, sehingga pertumbuhan tanaman
dapat berlangsung dengan baik. Sanitasi dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering,
penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen.
Sumber : 1).Teknologi Budidaya Pisang, B2P2TP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. 2)
Budidaya Pisang, Lembaga Penelitian Hortikultura Pasar Minggui Jakarta Indonesia, 1980. 3). Budidayabpisang,
DEPTAN, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, 2000. (siti hafsah husas, PP Pusbangluh).

Panen dan Pasca Panen


1. Umur dan waktu panen
Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal
atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon.
Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%)), tetapi
sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah
cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.

Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah
hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua
biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik
bunga mudah patah.

2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah
30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong
tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan
menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka
yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.
Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika
tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan
tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.

3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung
pengaturan jumlah tanaman produktif.

Kriteria kematangan pisang :

Tingkat Warna Kulit Pati Gula Keterangan


Kematangan Buah (%) (%)
1 Hijau 20 0,5 Keras
2 Hijau Mulai Kuning 18 2,5 -
3 Hijau lebih banyak dari 16 4,5 -
Kuning
4 Kuning lebih banyak 13 7,5 -
dari Hijau
5 Kuning lebih banyak 7 13,5 -
namun ujung buah
masih hijau
6 Seluruhnya kuning 2,5 18,0 Mudah dikupas
7 Kuning sedikit bintik 1,5 19,0 Masak penuh aroma
coklat
8 Kuning dengan banyak 1,0 19,0 Lewat masak, daging
bintik coklat buah gelap, aroma
tinggi sekali
Sumber: Murtiningsih, dkk. (1990).

4. Penanganan Pasca Panen:


1. Pemotongan sisir pisang dari tandannya
2. Pencucian sisir dari kotoran dan getah serta dilakukan seleksi buah
3. Pencucian sisir pisang yang sudah terseleksi dalam air bersih mengalir
4. Penyusunan sisir pada rak terbuka lalu dikeringanginkan dengan mengalirkan udara kering
pada sisir-sisir pisang tersebut
5. Pengemasan sisir pisang pada kotak karton per 15 kg (3-5 sisir ukuran besar atau 6-9 sisir
ukuran kecil)
6. Penyemprotan fungisida Al2(SO4)3 (120 ml/15 kg pisang)
7. Pengepakan pada container

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi
penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan
terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya
kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan
wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa
lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk
menghindari pembusukan.

Standar Mutu Pisang berdasarkan RSNI-2005


1. Utuh
2. Kenyal
3. Segar, tidak busuk atau rusak
4. Bersih, bebas dari benda-benda asing yang berpengaruh terhadap kaulitas buah 5. Bebas
memar akibat tergores atau terbentur
5. Bebas dari hama dan/atau penyakit yang mempengaruhi penampilan umum buah
6. Bila dalam bentuk sisiran, tidak ada buah dempet dan bebas dari cendawan dan kering
7. Pistil (bekas putik bunga) sudah lepas
8. Bentuk buah sempurna sesuai dengan karakter jenis buah
9. Bebas dari kerusakan akibat temperature rendah
10. Bebas dari kerusakan akibat kelembaban
11. Bebas dari aroma dan rasa asing

Buah pisang selain banyak dikonsumsi sebagai buah meja, juga dapat dibuat berbagai produk
olahan seperti, tepung bayi, sale, keripik, jam, tape, konsentrat dan lain-lain. Jenis pisang
yang banyak digunakan untuk produk olahan adalah pisang janten, kepok, tanduk, nangka,
siem dan lain - lain. Contohnya keripik pisang yang hasil olahan dari lampung.
5. Pengemasan

Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat
dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang
dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran
plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat
saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum
dimasukkan ke dalam kardus karton.

Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan

6. Manfaat Produksi
Usaha pemberdayaan terhadap hasil yang akan di konsumsi sesuai dengan kegunaan dan
manfaat produksi yang di hasilkan antara lain :
Daun
Bahan kertas tissue, Daun pisang abaca di buat pupuk kompos.
Batang (pelepah)
Kertas mata uang (misal Yen, Dollar AS, dll) , Bahan tekstil, Gordyn, kain jok, Tali kapal,
Pembungkus kabel, Popok bayi, Pembalut wanita,Bahan pembungkus (kantung) tea cup,
Disposable napkin(tissue pada toilet)
Pelepah dalam
Pelepah dalam pisang abaca di buat pupuk kompos
3.3 Penyeratan
Teknis penebangan hendaknya dilakukan dengan pisau tajam, untuk menjaga agar tunggul
lekas kering. Setelah di tebang pelepah dilepaskan. Kualitas serat pisang abaca ditentukan
oleh letak pelepah pada batang semu. Pelepah paling luar seratnya kasar, tetapi seratnya kuat.
Makin ke dalam makin serat tersebut makin halus, warnanya makin putih tetapi kekuatan
makin berkurang.
Proses Perkebunan Serat :
a. Pemotongan batang di bagi tiga bagian untuk memudahkan perseratan panjang potongan
batang 1,20 .Masing-masing potongan dibagi 3 tegak untuk mempermudah pengupasan.
Penyeratan dilakukan pada saat pelepah pisang dalam keadaan basah agar lebih mudah di
serat
Lembaran-lembaran pelepah kemudian disisir sampai menjadi serat yang masih basah,
kemudian serat dicuci sebelum di keringkan (di jemur)
Serat siap di pasarkan di bentuk bantalan serat umumnya dengan berat 125 Kg.

Sedang pengambilan serat dapat di lakukan oleh petani plasma atau oleh perusahaan inti.
Pengambilan serat pisang abaca yang dilakukan oleh petani plasma dapat ditempuh dengan
dua cara, yaitu secara manual dan menggunakan dekortikator semi otomatis. Untuk
pengambilan serat oleh perusahaan inti, dilakukan secara lebih modern dalam bentuk suatu
pabrik. Adapun perkerjaan pengambilan serat oleh petani plasma di uraikan sebagai berikut :
Penyeratan dengan tangan
a.1. Penyeratan Dengan Pisau
Prinsip kerja pengambilan serat pisang abaca dengan cara ini adalah menghancurkan daging
pelepah yang terbawa pada tuxies

Tahap pertama adalah menyayat pelepah-pelepah secara membujur selebar 5 x 7,5 cm.
Setelah itu lapisan kulit yang mengandung serat di pisahkan dari bagian dalam (yang tidak
mengandung serat). Sayatan yang mengandung serat ini dinamakan Tuxies.

Pengambilan serat secara manual ini hanya memerlukan peralatan yang sederhana seperti
pisau penyerat dan meja. Pisau penyerat di buat bergigi kecil tetapi tidak tajam, dengan
ukuran gigi sekitar 15 gigi per cm dan lebar ujung pisau 10 cm.
Dengan alat ini tuxies di letakkan di atas meja, dimana sisi luar menghadap atas. Setelah itu
pisau penyerat di tekan oleh satu tangan, sedangkan ujung tuxies di tarik secara konstan,
sehingga seratnya terpisah dari daging pelepah. Semakin keras penekanan pisau penyerat,
maka semakin bersih serat yang dihasilkan. Dengan cara ini setiap orang (petani plasma)
akan mampu menghasilkan sebanyak 10 x 12 kg per hari.
a.2. Penyeratan Dengan Alat Klem

Cara lain yang lebih praktis adalah dengan menggunakan alat sederhana yang bekerja seperti
alat klem. Dengan alat ini kemungkinan serat putus sebagaimana terjadi pada alat pisau dapat
dperkecil. Adapun alat yang diperlukan adalah Klem yang memiliki pisau bergerigi yang
diletakkan di atas meja.

Tuxies di masukkan di bawah pisau penyerat, kemudian pisau di tekan dengan memutar
skrup diatasnya. Setelah tuxies tertekan kemudian bagian ujungnya di tarik oelh tangan
sehingga serat terpisah. Dengan cara ini, berat tekanan pisau dapat diatur, sehingga rendemen
serat dapat di kontrol dan mutu serat dapat lebih seragam.

Penyeratan dengan Dekorikator


Mesin dikorikator terdiri dari 2 buah drum dengan mata pisau penyerat dari besi tahan karat.
Drum tersebut berputar dengan menggunakan tenaga dari motor berkekuatan sekitar 100 PK.
Kapasitas penyeratan dari suatu mesin ini adalah sekitar 180 kg serat per jam atau sekitar 6
ton bahan tanaman segar.
Limbah Kulit Pisang
Menurut Mujadin (1998) kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah kulit pisang)
yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit
pisang adalah bagian dari tanaman pisang yang selama ini keberadaannya terabaikan oleh
beberapa kalangan tanpa diolah kembali. Limbah kulit pisang ini tergolong limbah yang
dapat mengalami perubahan secara alami (degredable waste = mudah terurai), yaitu limbah
yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur. Berdasarkan sumbernya, limbah
kulit pisang ini bisa berasal dari limbah rumah tangga atau industri rumah tangga.

2.2 Kandungan Kulit Pisang


Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
kalsium, fosfor, zat besi, potassium, vitamin B, vitamin C, air, dan serotonin. Unsur-unsur
gizi inilah yang yang sangat baik digunakan untuk kesehatan kulit wajah atau tubuh.
Komposisi zat gizi kulit pisang tersaji dalam tabel berikut.

Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100gr) 715
Fosfor (mg/100gr) 117
Besi (mg/100gr) 166
Vitamin B (mg/100gr) 0,12
Vitamin C (mg/100gr) 17,5
Potassium 358

Berdasarkan tabel di atas maka komposisi kimia terbanyak pada kulit pisang selain air adalah
karbohidrat yaitu sebesar 18,50 %.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi , vitamin C, B, kalsium, protein,
dan karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung San, Taiwan,
memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi
dan menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Kulit pisang juga
mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood, rasa bahagia dan
fresh jika dikonsumsi.

2.3 Penyebab Timbulnya Limbah Kulit Pisang


Limbah merupakan suatu barang (benda) buangan dari sebuah kegiatan produksi baik
industry atau maupun domestik (rumah tangga) yang tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak bermanfaat atau bernilai ekonomi lagi. Dimana manusia bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah dihasilkan. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, jumlah
limbah akan semakin meningkat.
Sementara limbah kulit pisang, jumlahnya semakin lama semakin banyak. Itu terjadi
karena penguraian kulit pisang memakan waktu cukup lama dengan bau yang sangat busuk.
Cara yang paling tepat untuk mengurangi jumlah kulit pisang adalah dengan cara
memanfaatkannya.
Sebelum mengetahui manfaat dari limbah kulit pisang, seseorang dapat meraba-
meraba dari kandungan kulit pisang itu sendiri. Kandungan kulit pisang yang cukup lengkap
sangat bermanfaat untuk kesehatan. Namun, sebuah usaha pastinya akan mempunyai
kendala. Berikut adalah kendala dalam memanfaatkan limbah kulit pisang yang
menyebabkan tertumpuknya kulit pisang di TPA ataupun di tempat-tempat sampah rumah
tangga.

1. Tidak tahu
Penyebab dari timbulnya limbah kulit pisang yang paling umum adalah sedikitnya atau
tidak ada sama sekali informasi yang diketahui oleh pengkonsumsi atau pengolah buah
pisang tentang manfaat dari kulit pisang. Biasanya pengkonsumsi atau pengolah buah pisang
hanya membuangnya karena tidak mengetahui bagaimana cara memanfaatkan kulit pisang.
2. Tidak tertarik dan tidak peduli sama sekali
Sebagian kecil pengkonsumsi atau pengolah buah pisang merasa tidak tertarik dengan
pengolahan kembali limbah kulit pisang dengan berbagai alasan yang beragam.
3. Tidak praktis
Kepraktisan adalah kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian pengkonsumsi
atau pengolah buah pisang merasa terlalu ribet dengan pengolahan kembali limbah kulit
pisang. Mereka lebih memilih produk yang sudah siap pakai karena lebih mudah dan bisa
langsung digunakan.
4. Lebih menyukai dan percaya dengan produk dari industri ternama daripada produk
tradisional
Kepercayaan adalah hal penting dalam pembuktian baik buruknya suatu barang untuk
kepentingannya. Sebagian pengkonsumsi atau pengolah buah pisang lebih percaya dengan
produk buatan industri yang sudah diketahui kemanjurannya. Namun, segala hal yang
dicampur dengan bahan kimia jika terus menerus dipakai dapat membuat perubahan yang
tidak diinginkan oleh pemakainya jika tidak dipahami dengan seksama apa saja bahan kimia
yang terkandung dalam sebuah produk.
5. Malas
Kemalasan adalah sifat manusiawi yang tidak pernah terlepas dari semua orang.
Sebagian pengkonsumsi atau pengolah buah pisang kebanyakan merasa malas untuk
mengolah kembali barang yang sudah menjadi limbah dengan berbagai macam alasan yang
beragam.
6. Bau yang tidak sedap
Bahan yang tersusun atas bahan organik mengalami pembusukan lebih cepat dari bahan
anorganik. Pembusukan akan menimbulkan bau yang menyengat. Limbah bahan organik jika
didiamkan dan disimpan sampai waktu tertentu akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan
akan menjadi sumber penyakit. Itulah mengapa sebagian ibu rumah tangga dan pengolah
buah pisang tidak tertarik mengolah kembali limbah kulit pisang.
7. Tidak ada waktu luang
Sebagian ibu rumah tangga atau pengolah buah pisang sangat tertarik dengan mengolah
kembali limbah kulit pisang. Namun, kesibukan mereka akhirnya menjadi kendala paling
utama. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki waktu luang untuk mengolah kembali limbah
kulit pisang.

2.4 Dampak Limbah Kulit Pisang


Produksi bahan ini sangat mudah untuk didapat dalam jumlah besar di Indonesia
karena Indonesia adalah salah satu negara terbesar dalam memproduksi buah pisang. Di
Indonesia, buah pisang di Indonesia sekitar 6,7 juta matrik ton yang dihasilkan selama
setahun
Ini berlanjut pada perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, dari
industri rumah tangga sampai industri berskala internasional. sebuah aktivitas industri sudah
dipastikan menghasilkan produk dan hasil sampingan yang berupa limbah. Sebagi contoh
industri kripik pisang, tepung pisang, sale pisang atau industri berbahan dasar pisang yang
menghasilkan limbah utama yang berupa kulit pisang. Limbah tersebut akan menjadi sampah
jika dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan yang baik, sehingga dampaknya bagi lingkungan
sangat buruk. Pengolah limbah yang baik akan berdaya guna tinggi baik secara finansial
ataupun manfaat.
Kulit pisang yang selama ini dianggap sebagi sampah dan berbau, mendatangkan lalat
dan akan membuat seseorang terpeleset jika dibuang sembarangan.
Limbah kulit pisang ialah biomassa yang awalnya derivatif dari pisang yang telah
diambil dari kulit pisang. Pisang adalah bahan ketiga terbesar dari hasil produk pertanian
setelah padi dan singkong yang pasti kulitnya akan memberikan dampak terhadap
lingkungan. Berikut adalah dampak limbah kulit pisang terhadap lingkungan atau masyarakat
sekitar.

 Dampak Positif Limbah Kulit Pisang


Sebenarnya, tidak ada sama sekali dampak positif limbah kulit pisang. Kulit pisang
yang menumpuk akan menjadi permasalahan lingkungan. Namun, jika diolah kembali,
limbah kulit pisang akan menjadi sesuatu yang lebih berharga. Misalnya digunakan untuk
pupuk ataupun untuk obat kecantikan kulit wajah seperti meringankan nyeri jerawat, dsb.
Sekarang, limbah kulit pisang memang belum banyak dimanfaatkan karena
masyarakat masih beranggapan bahwa kulit pisang hanyalah limbah yang bisa menyebabkan
pencemaran lingkungan. Namun, sudah ada beberapa kalangan yang telah menggunakannya
sebagai pakan ternak atau makanan ikan hias.

 Dampak Negatif Limbah Kulit Pisang


Limbah kulit pisang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi atau makhluk hidup ke dalam
lingkungan sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkat tertentu
sehingga menimbulkan ketidakseimbangan dalam lingkungan. Berikut adalah pencemaran
lingkungan yang disebabkan limbah kulit pisang.

1. Pencemaran Tanah
Limbah kulit pisang yang bercampur dengan sampah dapat menyebabkan terjadinya
polusi tanah. Sampah yang mengandung zat kimia yang bercampur dengan limbah kulit
pisang akan menumpuk dan terbenam dalam tanah yang akan menguap, tersapu air hujan dan
masuk ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.
2. Pencemaran Udara
Limbah kulit pisang selain dapat menyebabkan pencemaran tanah, dapat juga
mencemari udara. Ketika pembusukan, limbah kulit pisang akan menyebabkan bau yang
tidak sedap. Limbah kulit pisangpun umumnya dibakar begitu saja tanpa diolah kembali oleh
masyarakat. Penyebab negatif yang bisa terjadi jika limbah kulit pisang tidak diproses adalah
bisa mengganggu kesehatan ketika ketika kulit pisang dibakar. Kelembaban dari kulit pisang
akan mempengaruhi partikel-partikel yang tidak terbakar. Partikel-partikel yang tidak
terbakar tersebut akan berterbangan ke udara. Hal tersebut dapat dapat menyebabkan
hidrokarbon yang berbahaya. Pada faktanya, kulit pisang mengandung 50,6% karbon per 100
gram beratnya.
Jadi, kulit pisang bisa digunakan sebagai bahan utama dari karbon aktif. Kebutuhan
dari karbon aktif sebagai benda penyerap sangat meningkat saat ini, khususnya dalam bidang
kedokteran tekstil, makanan, maupun pengolahan limbah.
3. Pencemaran Air
Limbah kulit pisang yang telah bercampur dengan sampah dapat mencemari air tanah
karena telah tercampur dengan zat-zat kimia.
Saat limbah air yang terkontaminasi zat ammonia, ini sangat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Kapasitas racun yang berada dalam limbah air akan bertindak sebagai
penghambat kinerja enzim yang akan mengakibatkan proses metabolisme di dalam tubuh
akan berhenti. Zat ammonia dapat berubah menjadi penyebab dari alergi, mutagen, teratogen
ataupun karkinogen bagi manusia. Hal tersebut akan terjadi pada tubuh manusia seperti kulit,
pernapasan, maupun pencernaan manusia. Proses penjernihan zat pencemar ammonia dalam
limbah air saat terkontaminasi dengan air bersih bisa dilakukan oleh penyerapan dengan
menggunakan penyerapan karbon aktif. Alternatif ini menggunakan limbah kulit pisang
sebagai bahan utama dalam pembuatan karbon aktif.

2.5 Cara Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang


Kulit pisang mengandung nutrisi yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan
kulit. Dengan menggunakan kulit pisang sebagai bahan obat, secara tidak sengaja seseorang
telah mengurangi limbah kulit pisang yang terbuang sia-sia dalam bentuk utuh. Berikut
adalah manfaat dari limbah kulit pisang.

1. Masker wajah alami


Zat pemutih dan antioksidan pada pisang dapat membantu kulit wajah terlihat bersih dan
alami. Cara pengolahan adalah sebagai berikut.
1. Sisihkan beberapa kulit pisang yang sudah dicuci bersih
2. Gosokkan kulit pisang pada wajah
3. Biarkan selama semalaman penuh
4. Bilas dengan air hangat di pagi harinya

2. Meringankan nyeri jerawat


Munculnya jerawat biasanya disertai dengan rasa nyeri. Untuk meredakannya, dapat
digunakan kulit pisang yang mengandung antioksidan, potassium dan gizi lainnya. Cara
pengolahannya adalah sebagai berikut.
1. Kerok bagian dalam yang berwarna putih pada kulit pisang
2. Oleskan pada bagian yang berjerawat secara merata
3. Lakukan semalaman sebelum tidur
4. Pagi harinya, usap dengan washlap yang telah direndam dengan air hangat.

3. Menghambat keriput atau penuaan dini


Kulit pisang mengandung banyak nutrisi seperti vitamin B, C, lemak, protein, potassium,
kalsium, dan karbohidrat, yang sangat baik untuk kulit. Selain itu, kulit pisang juga
mengandung 68,90% air. Semua nutrisi tersebut dapat digunakan untuk menghambat
munculnya keriput pada wajah. Cara pengolahannya sebagai berikut.
1. Sisihkan beberapa kulit pisang
2. Kerok bagian dalamnya yang berwarna putih menggunakan sendok
3. Kumpulkan dalam satu wadah
4. Tambah 1 sdt madu murni
5. Aduk hingga merata
6. Oleskan secara merata pada seluruh wajah hingga leher dengan sedikit pijatan ringan
terutama di area yang rentan muncul kerutan seperti dahi, area bawah mata, dan garis senyum
7. Diamkan selama 15-20 menit
8. Bersihkan dengan washlap yang telah direndam dengan air hangat
9. Lakukan dengan rutin 3 kali seminggu untuk mendapatkan kulit yang halus, kenyal dan
kencang.

4. Meringankan psoriasis
Kulit yang kering, gatal, dan bersisik bisa jadi merupakan gejala penyakit psoriasis.
Bagian dalam kulit pisang telah digunakan untuk mengobati psoriasis selama bertahun-tahun
dan hasilnya akan tampak setelah beberapa minggu . kulit pisang yang mengandung vitamin
C, protein, potassium akan mengurangi gejala psoriasis. Caranya :
1. Kerok bagian dalam berwarna putih pada kulit pisang
2. Oleskan pada area kulit yang mengalami gejala psoriasis secara merata
3. Diamkan selama 15-20 menit, kemudian bersihkan dengan air hangat
4. Lakukan perwatan dua kali sehari hingga gejala psoriasis reda

5. Menghilangkan kutil
Kutil memang tidak membahayakan, namun, keberadaannya tentu sangat mengganggu
estetika. Akan tetapi, kulit pisang dapat mengatasi kutil dengan baik. Berikut cara
pengolahannya.
1. Ambil beberapa kulit pisang
2. Potong sesuai ukuran area yang ditumbuhi kutil
3. Tempelkan potongan kulit pisang tersebut pada bagian yang ditumbuhi kutil
4. Diamkan selama 10 menit, kemudian bersihkan.
Kulit pisang akan membantu mengurangi peradangan. Untuk hasil yang maksimal,
lakukan perawatan kutil menggunakan kulit pisang selama 5-7 hari.

6. Mengatasi bekas gigitan nyamuk


Banyak orang yang memiliki kulit sensitif. Gigitan nyamuk dapat meninggalkan bekas
luka kemerahan atau bahkan iritasi. Untuk mengurangi bekas gigitan nyamuk, dapat
digunakan bagian dalam kulit pisang. Caranya :
1. Potong kulit pisang berukuran kecil
2. Tempelkan pada bekas gigitan
3. Diamkan selama 15 menit.

7. Mengurangi bengkak dan memar


Caranya ;
1. Ambil kulit pisang
2. Potong sesuai ukuran memar atau bengkak
3. Tempelkan semalam 15 menit
4. Angkat dan bersihkan kulit dengan air

8. Menghilangkan nyeri luka bakar atau goresan


Bagi ibu rumah tangga, kena cipratan minyak goreng yang panas ke permukaan wajah
adalah hal yang biasa. Ataupun goresanpun dapat dihilangkan dengan menggunakan kulit
pisang. Caranya cukup tempelkan kulit pisang pada bagian yang bermasalah tadi.
9. Mengatasi iritasi kulit dan rasa gatal
Kulit pisang yang memproduksi zat anti jamur dan antibiotik ini bisa mebantu
mengatasi iritasi dan rasa gatal. Cara pengolahannya sangat mudah. Cukup tempelkan bagian
dalam kulit pisang pada bagian yang terasa gatal atau mengalami iritasi, lalu diamkan selama
semalam.
10. Memutihkan gigi
Gigi yang putih adalah impian semua orang. Gigi yang putih dan bersih akan mempercantik
wajah dan memberikan rasa kepercayaan diri.
o Mengembangkan Semangat Wirausaha
1. Faktor-faktornya
semangat kerja wirausaha sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. peluang usaha atau bisnsinya.
b. minat dalam usaha atau bisnisnya.
c. modalnya, apakah sudah tersedia atau belum.
d. relasinya, apakah dari keluarga, teman yang
e. sudah menekuni usaha yang sama aatau usaha yang akan dikembangkan ada
relevansinya dalam usaha tersebut.
f. Namun ada faktor lain yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha antara lain
faktor dukungan keluarga, famili, teman, pengalaman usaha, keadaan ekonomi,
keadaan lapangan kerja, dan sumber daya yang tersedia. selanjutnya ada faktor
lain yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha, yaitu pertimbangan antara
pengalaman dan spirit, energi, dan rasa optimis dalam keberhasilan usaha atau
bisnisnya.
g. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi
peluang-peluang usaha, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan
bertindak untuk memperoleh keuntungan.semangat wirausaha tergantung pada
faktor-faktor kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya. Wirausaha
yang sukses, salah satu kuncinya adalah harus mempunyai kepribadian yang
menarik dan semangat etos kerja yang tinggi. bakat seorang wirausaha akan
berkembang dan bertambah berkat adanya pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya dari hasil interaksi dengan lingkungan.
Menurut Murfhy and Peck (1980) ada delapan anak tangga untuk mencapai
karir di dalam wirausaha untuk mengembangkan semangat kerjanya dan profesinya
dengan syarat :
a. Mau Bekerja keras. (capacity for hard work).
b. Bekerja sama dengan orang lain. (getting thing done with and thought people).
c. Penampilan yang baik. (good appearance).
d. Mempunyai Keyakinan (Self Confidence).
e. Pandai Membuat Keputusan (Making sound decision).
f. Mau menambah pengetahuan. (college education).
g. Ambisi untuk Maju. (ambition drive).
h. Pandai berkomunikasi (ability communicate).
Tujuan Mengembangkan semangat wirausaha adalah untuk menghadapi
persaingan bisnis global. semakin banyak yang terdidik maka semakin banyak orang
beminat dalam berwirausaha. jika ingin menjadi wirausaha yang sukses dan
mempunyai semangat kerja yang tinggi, maka manfaatnya sebagai berikut:
a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran.
b. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras.
c. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan nasional.
d. Merupakan generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dsb.
e. Menjadi contoh bagi masyarakat karena wirausaha itu orang terpuji, berani, dan
hidupnya tidak merugikan orang lain.
f. Hidupnya efisien, efektif, tidak berfoya, dan tidak boros.

Secara lebih terperinci, mengembangkan semangat kerja wirausaha dapat


diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Mempunyai keyakinan dalam berwirausaha.
b. Mempunyai sikap mental yang positif.
c. Mempunyai keyakinan penuh dan percaya pada dirinya sendiri.
d. Mempunyai keunggulan di dalam berwirausaha.
e. Bekerjanya penuh kreatif, inovatif dan prestatif.
f. Bertingkah laku baik dan bertanggung jawab.
g. Dapat mengelola waktu dan bertanggung jawab.
Adapun teknik keberhasilan di dalam mengembangkan semangat kerja
wirausaha ditentukan oleh :
a. Kemampuan merumuskan tujuan usaha.
b. pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha.
c. Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya.
d. Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif.
e. Kecakapan di dalam mengelola usahanya.
f. Krativitas dan percaya diri.
g. Pengalaman dan pendidikannya.
Jika ingin memulai mengembangkan semangat kerja wirausaha, sebaiknya
dimulai dari usaha kecil-kecilan terlebih dahulu. karena sesuatu yang besar itu
diawali dari hal-hal yang kecil.
2. Gunanya Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha berikut ini, berguna di
dalam mengembangkan usahanya, yaitu :
a) Memilih sasaran-sasaran positif didalam berwirausaha.
b) Bergaul dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha.
c) Percaya pada diri sendiri dan bakat-bakat dalam usaha.
d) Jauhilah pikiran dan ide-ide yang negatif.
e) Menggunakan pikiran secara produktif.
f) Menghilangkan beban mental dengan mengambil tindakan positif.
seperti kita ketahui faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha yaitu
naluri bekerjanya, mengantisifasi unruk masa depan usahanya, menjaga keharmonisan
dan bekerja sama dalam kehidupan usaha atau bisnis. disini kepemimpinan wirausaha
merupakan faktor kunci untuk meningkatkan semangat kerja. faktor kepemimpinan
wirausaha yang unggul akan memperhatikan orientasi pada sasaran usaha, hubungan
kerja dan efektivitasnya.

1. Tujuan pembuatan
2. Mengurangi limbah organik dengan memanfaatkan menjadi suatu produk minuman
sehat.
Dampak limbah organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun.
3. Mengurangi Pengangguran
a. Penyebab Pengangguran
Sebelum dicari pemecahannya, sangat penting dianalisis beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya pengangguran itu sendiri. Secara teoritis,
pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya :
1) Perubahan struktural. Seperti
disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis pengangguran ini
terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara kualifikasi
pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang diinginkan.
Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi. Struktur
ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi
nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian
tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985). Katakanlah
dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari
sektor pertanian ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya
kualifikasi tenaga kerja yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini
tidak terpenuhi (mismatch), maka tenaga kerja yang ada menjadi
tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang
dibutuhkan.
2) Pengaruh musim. Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor
pertanian saja, tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan
dan tahun baru, misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata
menjadi sangat sibuk (full employed) dibanding dengan hari-hari biasa.
Demikian pula pada saat menjelang, sedang dan setelah bulan Suci
Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan jasa meningkat (demand
for good) yang selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap
permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang bersangkutan
(Arfida B.R., 2003).
3) Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan
lowongan kerja (pengangguran friksional). Jenis pengangguran ini biasanya
terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi
pencari kerja tidak memiliki informasi yang lengkap tentang lowongan kerja
yang ada. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi
lowongan kerja tersebut. Mungkin juga karena situasi kerja (tempat)
yang ditempati tidak cocok dengan harapan si pencari kerja, sehingga
membuat pudarnya semangat kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak
bekerja, karena lingkungan kerja tidak kondusif lagi. Pengangguran jenis ini
bisa juga terjadi karena perkembangan (dinamika) ekonomi yang terus-
menerus berubah, sehingga membawa dampak terhadap permintaan tenaga
kerja yang dinamis pula. Artinya pada situasi demikian sangat dibutuhkan
tenaga kerja yang mampu mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta
mampu melakukan adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal
yang dinamis tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan
kehilangan kesempatan kerja.
4) Rendahnya aliran investasi. Investasi merupakan komponen aggregate
demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja.
Melalui mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak
terhadap kenaikan output (pendapatan). Terdapat beberapa besaran
(pengeluran otonom, seperti halnya investasi) yang mempunyai dampak
terhadap meningkatnya output yaitu pengeluaran konsumsi otonom,
investasi otonom, pengeluaran pemerintah dan ekspor (Gordon, 1993).
Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk
proses produksi (modal, tenaga kerja dan input lainnya). Dengan demikian
permintaan tenaga kerja akan meningkat ketika terjadi peningkatan dalam
pengeluaran otonom tadi.
5) Rendahnya tingkat keakhliam. Keahlian dan produktifitas sangat
berkaitan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas
tinggi, karena ia mampu memanfaatkan potensi dirinya pada kegiatan
ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan berbagai
cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan, magang, pendidikan
formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi
kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan) (Reynolds,
Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002).
6) Diskriminasi. Diskriminasi tidak hanya terjadi pada warna kulit saja
(race discrimination), tetapi bisa terjadi pula pada aspek lain, misalnya pada
sektor pendidikan, ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika
perlakukan diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan
dampak yang akan dirasakan adalah hilangnya kesempatan berusaha dan
kesulitan akses pada sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (modal, alam
dan informasi, dll). Situasi inilah yang pada gilirannya akan menghambat
pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi beban ketenagakerjaan akan
berat sekali ketika perlakukan disriminatif di bidang ekonomi masih ada.
Demikian juga bila akses pendidikan dan pengembangan SDM tidak
diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah
terpuruknya kualitas SDM, dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit
diraih oleh tenaga kerja.
7) Laju pertumbuhan penduduk. Hal-hal yang tidak diinginkan dari
persoalan kependudukan diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk
bersamaan dengan munculnya karakteristik sebagai berikut :
a) Tidak diimbangi dengan sarana dan prasaranan pendidikan yang
memadai,
b) Rendahnya anggaran pendidikan,
c) Rendahnya tingkat kesehatan,
d) Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja,
e) Rendahnya pembentukan modal,
f) Rendahnya kualitas tenaga kependidikan,
g) Rendahnya balas jasa di sektor pendidikan (gaji, honor, jasa riset dsb),
h) Rendahnya daya beli masyarakat,
i) Minimnya sumberdaya ekonomi yang bisa dieksploitasi,
j) Masih rendahnya pemahaman tentang arti penting pendidikan, dan
k) Rendahnya fasilitas dan kualitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Bila kendala-kendala di atas bisa dieliminir atau bahkan dapat ditemukan
pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan
terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi pedorong
pembangunan (Aris Ananta, 1990). Tapi kenyataannya, hampir setiap
negara berkembang selalu dihadapkan kepada persoalan kependudukan
yang serius yang pemecahannya sangat kompleks sekali (Kindleberger-
Herrick, 1977). Bisa dibayangkan berapa anggaran yang harus tersedia
untuk menghidmat pendidikan bila persoalan ketenagakerjaan yang
terjadi seperti di atas. Arinya anggaran 20 % yang dicanangkan dari
APBN harus betul-betul direalisasikan tanpa ditunda-tunda lebih lama
lagi. Tapi lagi-lagi persoalannya, pemerintahpun tidak selalu siap dengan
anggaran sejumlah itu. Ia pun harus menghadapi berbagai persoalan
lainnya yang sama-sama membutuhkan anggaran dan penyelesaian
secara cepat, misalnya : pengembalian utang negara yang semakin
menumpuk, menyelesaikan berbagai penyimpangan anggaran negara,
pencurian hutan, korupsi dan segudang persoalan lainnya yang sudah
lama menanti penyelesaian.
8) Aggregate demand unemployment. Pengangguran ini muncul karena
rendahnya permintaan output ekonomi, sehingga selanjutnya berdampak
pada rendahnya permintaan tenaga kerja (low derived demand). Sebaliknya,
bila permintaan output tinggi (high aggregate demand), bukan hanya akan
menghilangkan pengangguran jenis ini, tetapi malah akan tercipta lebih
banyak lagi kesempatan kerja, bahkan situasi ini dapat mengurangi
pengangguran struktural dan friksional yang terjadi sebelumnya.
b. Dampak Pengangguran
Bisa dipastikan bahwa pengangguran yang terjadi akan membawa dampak
pada aspek (sektor) lainnya. Aspek-aspek yang akan terkena langsung adalah
kesehatan dan pendidikan. Karenanya sebagian beban biaya pendidikan dan
kesehatan harus ditanggung (bahkan merupakan kewajiban) pemerintah. Bila
pengangguran tersebut berlangsung cukup lama, maka kemiskinan absolut
bahkan kelaparan bisa terjadi. Dampak lain dari pengangguran di antaranya
adalah :
1) Ketimpangan sosial. Ini terjadi karena tidak seluruh komponen masyarakat
menganggur, selalu ada sekelomok masyarakat yang nasibnya masih
beruntung, ia dapat bekerja dengan normal bahkan memperoleh penghasilan
yang berlebih,
2) Kecemburuan sosial. Hal ini terjadi karena terpicu oleh disparitas sosial
yang ada, misalnya ketimpangan pendapatan, status sosial dan kekuasaan,
3) Meningkatnya budget pemerintah untuk sektor pendidikan dan kesehatan,
4) Meningkatnya kriminalitas dan kekerasan sosial lainnya,
5) Munculnya sikap permisif (serba boleh) sebagai jalan pintas untuk
mempertahankan hidup,
6) Tidak lancarnya sistem demokrasi, karena money politic lebih dominan
7) Disharmonisnya sistem rumah tangga, karena penopang kelangsungan rumah
tangga (penghasilan) tidak memadai lagi,
8) Meningkatnya sexkomersial (pelacuran), sebagai representasi sulitnya
mencari lapangan kerja,
9) Melemahnya daya beli, sebagai konsekuensi langsung dari ketidakberdayaan
ekonomi (rendahnya pendapatan rumah tangga), dan
10) Kekuasaan dan harga diri diukur oleh tingkat kekayaan dan penghasilan yang
dpat diperoleh (seba uang). Sebetulnya ini suatu kekeliruan yang paling
patal, namun masyarakat cenderung berperilaku seperti itu. Dirasakan sekali
dengan uang segalanya jadi lancar, menyenangkan, status sosial terangkat
dan dihargai orang lain.
c. Cara Mengatasi Pengangguran
Terdapat beberapa alternatif (cara) yang bisa dilakukan dalam rangka
mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat
jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran
lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja
baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-
aspek sebagai berikut :
1) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan). Hal ini
bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap
penguasaan (paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ,
pemerintah pun harus memberikan fasilitasi yang kondusif agar masyarakat
mampu mengelola lahan dengan optimal dan aman karena kepastian
hukumnya jelas,
2) Akses pada sumber-sumber modal. Akses pada sumber modal sangat
menentukan bagi pengembangan usaha sekaligus kesempatan kerja (sama
seperti sumberdaya tanah/lahan). Ketika kemudhan-kemudahan diciptakan
untuk masyarakat lapisan bawah, dan pembinaan pun dilakukan, maka
dampaknya secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat,
3) Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation). Investasi
bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal bisa
didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari
eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak
luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka
dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan
tenaga kerja (kesempatan kerja),
4) Kerjasama. Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas
pemerintah, situasi objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah,
keamanan, politik dan kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan).
Bila hal ini telah dipastikan kondusif, maka investor cenderung siap
melakukan kerjasama (pengembangan wilayah), sehingga pada gilirannya
berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesempatan kerja,
5) Perluasan pasar. Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus
investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi
dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat
ditingkatkan dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas
(TQM), penguatan akses informasi, memahami prilaku pesaing, memahami
kehendak buyer dan lancarnya delivery order system,
6) Pembinaan usaha. Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam
rangka pembinaan usaha (paket-paket pembinaan usaha sudah banyak
tersedia). Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah jiwa wirausaha
yang dilandasi dengan nilai-nilai transendental yang nampaknya masih perlu
ditingkatkan. Artinya harus dipahami oleh semua, bahwa segala usaha dan
upaya yang dilakukan, harus ditujukan hanya semata untuk mengabdi kepada
Tuhan dan bermaksud ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi yang lain (manusia dan alam/lingkungan sekitar),
7) Pengembangan usaha padat karya (labor intensive). Usaha padat karya
adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk negara berkembang
yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti halnya negara
Indonesia. Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang terjadi
saat ini. Teknologi tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan mempersulit
(mempersempit) lapangan kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau biayanya
dan adaptasinya dapat dengan mudah diserap dan diimplementasi oleh tenaga
kerja domestik,
8) Kebijakan pemerintah. Suasana kondusif dapat tercipta karena
pemerintah dan pemerintah daerah melakukan fasilitasi dan memberikan
berbagai kemudahan (insentif ekonomi) bagi pengembangan usaha. Berbagai
peraturan yang diciptakan bertujuan untuk memberikan motivasi dan
semangat usaha, tidak sebaliknya (menjadikan pengusaha atau kegiatan
usaha menjadi objek penghasilan semata). Budaya pendekatan proyek
(project oriented) harus diubah menjadi budaya social benefit. Artinya semua
usaha yang dilakukan pemerintah tidak melulu profit seeking (memburu laba)
dalam rangka mendongkrak economic growth semata, tetapi lebih jauh dari
itu bagaimana “kue pertumbuhan” itu mengalir dan bermanfaat bagi
masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam bahaya
kelaparan. Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia (human capital formation).
Implementasi praktis lewat jalur ini, seperti disarankan beberapa
ahli (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Ehrenberg-
Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan model-
model kegiatan sebagai berikut : (a) Primary and high school
education (peningkatan dan penguatan pendidikan dasar dan menengah).
Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ?
Biasanya (seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah
dengan penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari
pemerintah, program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model
pendidikan ini bersifat massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang
telah masuk pada usia sekolah, (b) College and postgraduate
education (kursus-kursus dan pendidikan lanjutan, misalnya Perguruan
Tinggi). Pendanaan program ini tidak menjadi kewajiban negara sepenuhnya,
tetapi tetap subsidi anggaran di sektor ini harus diberikan (c) Training
provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan langsung oleh
perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan). Program ini merupakan
kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman wilayah garapan (jobs) yang
akan langsung ditangani di perusahaan yang bersangkutan. Hal ini bisa tidak
terkait dengan program subsidi pemerintah. Kegiatan ini akan beragam sekali
tergantung spesifikasi bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan,
(d) Accumulated of skill through continued work experience(peningkatan
keahlian melalui pengalaman kerja). Keahlian ini tentunya tidak didapat dari
bangku sekolah, atau pendidikan formal lainnya, tetapi diperoleh melalui
pengalaman kerja secara langsung (learning by doing). Akumulasi
pengetahuan sedemikian biasanya memiliki kedalaman yang mantap pada
bidangnya dan berkonsekuensi pada harga yang mahal. Sekarang upaya
kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan kombinasi antara pendidikan
formal dengan terjun langsung (harus menempuh waktu tertentu) pada
bidang usaha yang relevan, (e) Government training programs for displaced
or disadvantaged workers (pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka mengganti tenaga kerja yang akan pensiun). Program ini bisa
sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempersiapakan
tenaga kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja yang akan
pensiun. Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih produktif
dan semangat baru, (f) Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan.
Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena
akan terkait
d. Daya Beli
Daya beli merupakan komponen ketiga dari Indeks Pembangungan Manusia
(IPM), yang pengukurannya dilakukan dengan menghitung besarnya pengeluaran
(konsumsi) perkapita masyarakat (Meier-Stiglitz, 2001). Peningkatan daya beli
relatif lebih sulit dibanding dengan peningkatan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Maksudnya, akar persoalan (penyebab) utama lemahnya pendidikan
dan kesehatan adalah karena alasan ekonomi yakni ketidakberdayaan (rendahnya
pendapatan). Sedemikian, sehingga konsep empowering merupakan jawaban
tepat untuk mendongkrak ketidakberdayaan masyarakat tersebut. Tapi bagaimana
caranya itu bisa dilakukan dengan tepat sehingga mampu memberikan dampak
yang cukup luas dan berarti. Penyelesainnya adalah pengembangan (perluasan)
kesempatan kerja melalui jalur permintaan dan penawaran kerja, seperti telah
diuraikan di atas. Persoalannya sisi (jalur) mana yang paling
efektif. Mungkinkah dilakukan kombinasi keduanya untuk suatu wilayah.
Nampaknya kebijakan kombinasi akan lebih efektif untuk dilakukan, karena dua
sistem akan berjalan secara bersamaan, sehingga bisa saling melengkapi dan akan
menjadi kekuatan besar dalam memberikan solusi perluasan kesempatan kerja. Di
bawah ini terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, karena
pengaruhnya kuat terhadap daya beli, yaitu :
1) Tingkat inflasi. Tingkat inflasi dengan daya beli memiliki keterkaitan
yang sangat erat sekali, karena kenaikan daya beli mesti dikomparasi dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Bila kondisi inflasi stabil (tetap), sementara daya
beli meningkat, berarti kenaikan daya beli tersebut mencerminkan kenaikan
yang sesungguhnya (riil). Artinya kenaikan yang terjadi bukan semata karena
faktor kenaikan harga, tetapi diduga itu karena kenaikan produktifititas atau
kenaikan upah.
2) Nilai tambah. Nilai tambah (added value) nasional atau regional adalah
sama dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Kenaikan PDRB mencerminkan : naiknya laju pertumbuhan
ekonomi, tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal (modal, tenaga kerja dan
alam), bergairahnya aktifitas sektor-sektor ekonomi lokal, dan naiknya daya
beli masyarakat (bila distrubusi pendapatan relatif merata).
3) Tabungan dan investasi. Tabungan dan investasi adalah dua besaran
makro strategis yang memiliki peran sangat penting dalam pembangunan
(pertumbuhan ekonomi). Pembentukan modal fisik (physical capital
formation) bermula dari aliran tabungan yang dilakukan oleh masyarakat
pada lembaga keuangan. Lembaga keuangan sesuai fungsinya (intermediasi)
menyalurkan dana tersebut karena adanya permintaan investasi dari para
pelaku usaha (businessman). Semakin banyak dana pihak ketiga (dana
masyarakat) yang tersalur menjadi investasi, semakin bergairah dunia usaha,
dengan catatan biaya modal (cost of borrowing capital) yang harus dibayar
lebih rendah daripada penerimaan yang diperoleh dunia usaha. Bergairahnya
dunia usaha adalah gambaran nyata dari semakin meluasnya kesempatan
kerja yang mungkin tercipta, sehingga pada gilirannya akan mendorong daya
beli masyarakat.
4) Pengeluaran konsumsi. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan
komponen permintaan agregat. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat,
semakin besar output ekonomi yang harus diciptakan; semakin besar pula
sumberdaya ekonomi (faktor produksi) yang harus digunakan. Artinya,
tenaga kerja yang dibutuhkan akan banyak (derived demand) sebagai
konsekuensi dari meningkatnya permintaan output. Dampak akhirnya adalah
terdorongnya daya beli masyarakat, karena sumberdaya manusia banyak
dimanfaatkan dalam proses produksi (dalam penciptaan output nasional).
5) Pembentukan modal manusia (human capital formation). Pembentukan
modal manusia, seperti dijelaskan sebelumnya, akan berpengaruh terhadap
proses penciptaan lapangan kerja. Artinya keahlian yang dimiliki seseorang
paling tidak akan menolong dirinya sendiri dalam penciptaan lapangan kerja.
Hal ini dengan sendirinya akan terjadi sebagai akibat dari proses akumulasi
ilmu pengetahuan dan keahlian tenaga kerja yang menuntut implementasi
konkrit di lapangan. Bila ini terjadi, maka secara otomatis akan berpengaruh
terhadap perbaikan daya beli tenaga kerja.
6) Pertumbuhan sektoral. Nilai tambah total (PDB) dipengaruhi oleh
dinamika yang terjadi secara sektoral (pertumbuhan sektor-sektor dalam
perekonomian). Secara total nilai tambah mungkin saja meningkat, namun
secara sektoral sering didapat adanya pertumbuhan sektor yang melambat,
tetap, atau mungkin saja menurun. Sehingga, dalam hubungan ini, secara
rinci perlu analisis pertumbuhan ekonomi yang menyentuh jauh kedalam
sampai pada pertumbuhan sektor-sektor, sedemikian sehingga bisa dilakukan
identifikasi lebih jauh untuk kepentingan pengembangan pembangunan
kedepan : sektor-sektor mana yang perlu dipacu, diwaspadai, dipertahankan
dan dikembangkan. Seimbangnya pertumbuhan ekonomi sektoral, dengan
sendirinya akan membawa dampak semakin meratanya daya beli masing-
masing sektor.

4. Membantu pemerintah untuk membuka lapangan kerja (sesuai dalam Undang-


Undang Republik Indonesia nomor 13 Tahun 2003).
Menurut data dari tahun 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di
Indonesia terus menaik dari 4,18 juta menjdi 11,35 juta. Didominasi oleh
pengangguran usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakupp
berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan.
Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan
peganggur terdidik. Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan
permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada tititk itu saja, tapi harus
ditangani dari hulu. Sektor dihulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan
setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendididkan dan ekonomi
5. Memanfaatkan hasil pertanian lokal yang berlimpah menjadi sesuatu produk yang
bernilai ekonomi tinggi.
6. Menghasilkan minimum yang kaya akan manfaat.
Sumber daya alam memiliki sifat langka. Oleh karena itu, sudah selayaknya
pemanfaatan sumber daya alam diatur dengan baik dengan mempertimbnagkan
berbagai aspek. Di Indonesia pemanfaatan sumber daya alam diatur dalam TAP MPR
No. IV/MPR/1999 sebagai berikit:
a. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan , dan investasi dalam rangka
meningkatkan daya saing global dengan membuka aksessibilitas yang sama
terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah
melalui keunggulan kompetitif terutama yang berbasisi keunggulan sumberdaya
alam dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.
b. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman
sumber daya bahan pangan,kelembagaan serta budaya lokal dalam rangka
menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang
dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau, dengan memerhatikan
peningkatan pendapatan petani dan nelayan serta peningkatan produksi yang
diatur oleh undang-undang.
c. Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan
penggunaan tanah secra adil, transparan , dan produktif dengan menyamakan
hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulang (wilayah)yang sesuai dengan
seimbang.
d. Meningkatkan persediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang
relatif murah serta ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang
pengelolaannya diatur dengan undang-undang.
e. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik,
termasuk transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih guna
mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan
harga terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
f. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan
pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan
pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja, dan kebebasan
berserikat.
g. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri
dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
7. Memanfaatkan produk lokal.
Dalam siaran pers Humas Kemendag yang diterima ANTARA, Mendag
meminta masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa mengonsumsi produk lokal
adalah salah satu kunci pertumbuhan ekonomi yang akan membawa kesejahteraan
rakyat Indonesia. Mendag membantah pandangan sinis yang menganggap produk
dalam negeri kalah berkualitas dibandingkan produk luar negri. Itu persepsi yang
keliru karena belum mengenal dengan baik produk-produk buatan Indonesia
8. Walaupun bisnis yang kami jalankan dalam skala kecil kami berharap dapat
berkembang dan bisa memperkerjakan para ibu rumah tangga,atau para pencari kerja
agar lebih produktif dan dapat mensejahterakan perekonomian keluaraga.
9. Terciptanya produk baru berbahan baku kulit naga.
10. Memberikan inovasi baru untuk para pemuda agar dapat berpenghasilan dan mandiri.
Jumlah pemuda Indonesia yang mencapai sekitar 27 persen dari jumlah
penduduk Indonesia merupakan pelaku penting bagi tumbuh dan berkembangnya
budaya inovasi dan kreatif. Selain itu, pemuda juga merupakan pasar yang potensial
bagi berbagai produk inovatif. Besarnya jumlah pemuda tersebut merupakan isu yang
strategis apabila dapat dikelola dengan baik, sehingga mampu memberikan kontribusi
yang signifikan bagi pembangunan dan daya saing nasional. Sebagian besar pemuda
saat ini, baik di perkotaan (59.81%) maupun di pedesaan (21.21%) bekerja sebagai
buruh atau karyawan (tabel 1). Data ini menunjukkan bahwa masih banyak pemuda
yang menggantungkan harapan masa depannya sebagai buruh atau karyawan (bekerja
kepada orang lain/perusahaan/industri). Sedikitnya pemuda yang berusaha sendiri
(wirausaha) disebabkan kurangnya sense untuk berinovasi dan berkreasi serta
ketidakberanian untuk mengambil risiko. Keadaan ini juga disebabkan oleh belum
kondusifnya iklim untuk berinovasi dan berkreasi yang diciptakan oleh pemerintah.
Tabel 1. Persentase pemuda yang berkerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Pekerjaan Perkotaan (%) Pedesaan (%) Perkotaan &
Utama pedesaan
Berusaha 18,88 18,97 18,83
Sendiri
Berusaha 4,67 15,23 10,98
dengan buruh
tidak tetap
Berusaha 2,65 2,17 2,36
dengan buruh
tetap
Buruh 59,81 21,21 36,74
/karyawan
Pekerja Bebas 5,74 9,81 8,17
Pekerja 8,25 32,78 22,91
Keluarga
Jumlah 100,0 100,0 100,0
Sumber : Direktorat Kepemudaan (2003)
Tabel. 2 Persentase distribusi Pemuda Menurut Kelompok Umur
Usia Perkotaan (%) Pedesaan (%)
15-17 9,21 10,60
17-29 63,64 61,37
30-35 27,15 28,03
Sumber : Kemenegpora, SUSENAS 2004

Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa komposisi pemuda di perkotaan dan pedesaan
hampir sama. Data tersebut meunjukan bahwa sebagian besar pemuda adalah usia
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT). Kelompok usia ini
merupakan usia kerja yang produktif dan merupakan sumber tenaga kerja yang harus
diberdayakan dan ditingkatkan kemampuan inovasi dan kreativitasnya. Berkembangnya
ekonomi kreatif di berbagai kota besar akhir-akhir ini tidak dapat dipisahkan oleh
tumbuh dan berkembangnya produk-produk inovatif dan kreatif dari generasi muda,
karena pemuda mudah menyerap informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru. Produk
inovatif dan kreatif tersebut pada gilirannya mampu berkontribusi kepada perekonomian
nasional dan menyerap tenaga kerja

A. Startegi Pemasaran Poduk Olahan


Peluang agrobisnis buah naga tidak hanya terbatas pada bibit dan buah segar masih
banyak peluang usaha yang ditawarkan oleh komoditi ini. Diantaranya yang masih jarang
dilirik adalah usaha produk olahan dengan bahan dasar buah naga segar. Produk olahan
tersebut misalnya sirup, jus buah naga, dan produk lain yang mungkin bisa diciptakan
dari buah naga segar.
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam siklus produksi. Dalam seriap
pemasaran tida lepas dari saluran maupun lembaga pemasaran karena keduanya saling
berkaitan satu sama lian. Dengan adanya saluran dan lembaga pemasaran maka produksi
buah naga yang dihasilkan dapat didistribusikan kepada para konsumen. Melaui lembaga
pemasaran produsen dapat menjual buah naga merah dan konsumen akan dapat
memenuhi kebutuhan akan buah :
Pemasaran memiliki tujuan yaitu:
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan
dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk pengiklanan produk,
komunikasi kepada konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumensedemkian rupa sehingga produk coock
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Pada umumnya kegiatan pemasaran
berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut;
a. Faktor mikro yaitu perantara pemasaran , pemasok pesaing dan masyarakat
b. Faktor makro yaitu demografi/ekonomi , politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Berikut ini beberapa hal-hal yang perlu diperhatika untuk pemasaran : dari sudut
pandang penjual:
1) Tempat yang strategis(place)
2) Produk yang bermutu (product)
3) Harga yang kompetitif (price)
4) Promosi yang gencar (promotion)
Dari sudut keinginan konsumen (customer needs and wants)
a) Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants)
b) Biaya konsumen (cost to the customer)
c) Kenyamanan (convenience)
d) Komunikasi (comunication)

Anda mungkin juga menyukai