Pembahasan
I.pengertianbuah pisang
Buah pisang adalah buah yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari daun, pelepah
pisang, bunga pisang, umbi batang, dan buahnya dapat di manfaatkan. Namun tak hanya itu
saja, kulit buah pisang pun juga dapat untuk dimanfaatkan. Selama ini ketika kita memakan
buah pisang, kita hanya memakan buah dalamnya dan langsung membuang kulit pisang
begitu saja. Terkadang kita juga membuang kulit pisang disembarang tempat dan hal itu bisa
membahayakan orang lain. Ketika mereka menginjak kulit pisang tersebut bisa saja mereka
terpeleset lalu jatuh. Dan sebenarnya kulit pisang itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar
makanan.
Selain buahnya yang mengandung banyak vitamin, kulit pisang pun juga memiliki kandungan
gizi yang cukup dan juga serotonin yang sanagat vital untuk menyeimbangkan mood. Hasil
penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan
bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga
kesehatan retina mata.
Kulit pisang yang sering dianggap tak berharga itu ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk
menyerap logam berat artinya dapat untuk memurnikan air. Kulit pisang itu tidak perlu
dimodifikasi atau ditambahkan bahan – bahan lain hanya cukup dengan mencincangnya kecil
– kecil lalu dimasukkan ke dalam air yang tercemar.
Dari manfaat – manfaat kulit buah pisang tadi kulit buah pisang akan dimanfaatkan sebagai
bahan dasar makanan. Kita tahu bahwa kerupuk yang sering kita juai terbuat dari bahan yang
enak dan lezat, seperti misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan, dan jenis kerupuk lainnya,
padahal bisa saja kerupuk itu kita buat dari kulit buah pisang.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “ pemanfaatan Kulit Buah Pisang ( musa Sp ) Sebagai Bahan Dasar Kerupuk
2.1.2 Kulit
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kulit adalah lapisan yang berada paling luar
yang melindungi bagian dalam buah.
2.1.3 Pisang
Pisang adalah tanaman jenis Musa, buahnya berdaging dan bisa dimakan atau tidak
dimakan. Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminate, M. balbisiana,
M. xparadisiaca).Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun
menjari yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika
matang meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu atau bahkan
hampir hitam.
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Liliopsida
Ordo Zingiberales
Family Musaceae
Genus Musa
Spesies Musa sp.
Pada tahun 1482, pisang dibawa oleh para penjelajah Portugis ke Canary Island dan Hindia
Barat.
Penjelajah Portugis dan Spanyol juga berjasa menyebarkan pisang ke kawasan Karibia dan
Amerika.
China adalah wilayah pertama yang melakukan budidaya pisang secara terorganisir.
Bukti budidaya pisang juga ditemukan di kekaisaran Romawi selama tahun 63-14 SM.
Antonio Musa, dokter Kaisar Romawi Octavius Agustinus adalah orang yang mendorong
budidaya pisang di kekaisaran Romawi.
Orang Amerika Serikat tidak mengenal pisang sampai tahun 1870. Pisang diperkenalkan
kepada masyarakat Amerika hampir pada saat bersamaan oleh dua orang yang berbeda yaitu
Lorenzo Dow Baker dan Minor Keith.
Lorenzo adalah seorang kapten laut yang berkunjung ke Jamaika dan menjadi tertarik dengan
buah kuning yang dijual di pasar.
Karena penasaran, dia membeli beberapa tandan pisang mentah dan menjualnya di pasar
buah New Jersey.
Pada saat yang sama, Minor Keith, yang membangun jalan kereta api di Kosta Rika,
menanam pohon pisang di dekat jalur kereta api.
Ketika pembangunan jalan kereta api selesai, pisang yang sudah matang diangkut ke
pelabuhan dengan kereta api dan kemudian diekspor ke Amerika.
Saat ini, pisang dibudidayakan di lebih dari 170 negara dan memainkan peran penting dalam
perekonomian negara-negara berkembang.
Buah ini memiliki kandungan kalori dan lemak rendah, tinggi vitamin B6, dan mudah
dicerna. Pisang juga mengandung serat, vitamin C, kalium dan magnesium.
Pisang ambon memiliki daging yang tebal, kulitnya hijau agak kuning serta berwarna putih
kekuning-kuningan, serta memiliki rasa yang manis.
Pisang ambon ini buah asli indonesia, buah ini juga dapat diolah menjadi berbagai jenis
camilan atau sebagai pencuci mulut. Terdapat beberapa macam pisang ambon diantaranya:
Pisang ambon lumut, memiliki warna kulit hijau muda walaupun sudah ranum serta warna
dagingnya lebih putih. Kemudian pisang ambon kuning, memiliki warna kulit kuning, daging
buah berwarna putih kemerahan serta ukuran buah yang besar.
Kemudian pisang ambon putih memiliki rasa yang agak asam, bau buah yang khas, daging
buah berwarna putih, serta kulit buah yang berwarna kuning.
Pisang ambon
2. Pisang Cavendish
Pisang cavendish biasanya digunakan sebagai cuci mulut, pisang jenis ini memiliki warna
pohon hijau kehitaman, memiliki ketinggian maksimal 3 m, warna daun hijau tua. Pisang ini
juga dapat menghasilkan tandan yang panjangnya mencapai 60-100 cm, biasanya terdapat 8-
12 sisir dan setiap sisirnya terdapat sekitar 12-13 buah.
Warna daging buah pisang ini yaitu putih agak kekuningan serta memiliki rasa yang berbeda
yaitu rasa asam namun tidak dominan dengan rasa manisnya.
Biasanya pisang ini dikembangkan melalui kultur jaringan karena lebih tahan terhadap
penyakit layu panama atau layu moko.
Pisang cavendish
3. Pisang Mas
Pisang mas juga memiliki kandungan vitamin yang tinggi serta mineral yang baik untuk
kesehatan tubuh, pisang ini juga memiliki rasa yang manis, aroma yang harum serta
bentuknya yang kecil.
Buah pisang ini terjamin dari zat-zat kimia dan zat yang tidak berguna untuk tubuh karena
kulit pisang ini dapat menyerap racun, residu kimia pada buah pisang itu sendiri, akan
seemakin banyak nutrisi jika semakin tua buahnya.
Pisang mas
4. Pisang Susu
Pisang susu memiliki kandungan asam folat yang baik untuk di konsumsi ibu hamil karena
sangat dibutuhkan oleh janin untuk perkembangan dalam rahim. Satu buah pisang memiliki
80-100 kalori untuk itu tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak agar manfaat yang di dapat
maksimal.
Milkshake pisang yang dicampur dengan madu, madu dapat meningkatkan kadar gula
sedangkan pisang dapat mengatasi mual.
Pisang susu
5. Pisang Kepok
Pisang kepok memiliki dua jenis yaitu pisang kepok putih dan pisang kepok kuning, akan
terlihat perbedaannya ketika di kupas pisang kepok puti akan tampak lebih putih pucat jika
pisang kepok kuning akan terlihat berwarna kekuningan.
Buah pisang memiliki bentuk persegi dan agak gepeng, serta ukurannya kecil, kulit buahnya
tebal berwarna kuning kehijauan dan bernoda coklat dengan berat sekitar 80-120 g dan
panjang sekitar 10-12 cm.
Rasa pisangnya juga berbeda pisang putih lebih asam namun pisang kuning lebih manis, buah
pisang ini juga enak dibuat menjadi keripik.
Pisang kepok
6. Pisang Nangka
Buah pisang ini berukuran besar, daging buahnya berwarna kuning kemerahan, aroma yang
harum, rasanya manis namun agak asam. panjang buahnya mencapai 28 cm, dan memiliki
berat sekitar 150-180 g. Buah pisang ini berasal dari daerang Malang, Jawa Timur, bentuk
buah pisang ini melengkung.
Pisang nangka
7. Pisang Tanduk
Mengonsumsi pisang ini mengandung karbohidrat dan serat yang dapat membantu
menyehatkan saluran pencernaan serta membantu mempertahankan gerakan usus tetap
teratur.
Pisang ini juga mengandung pektin yang dapat membantu meningkatkan pencernaan, selain
itu juga memiliki efek antasid untuk mencegah kekambuhan penyakit maag serta mengurangi
resiko kanker lambung.
Pisang ini memiliki bentuk melengkung seperti tanduk, buahnya besar panjang. Panjang
buahnya sekitar 30 cm, buah pisang ini memiliki berat sekitar 300 g, memiliki warna kulit
kuning kemerahan dan kulitnya tebal namun juga berbintik coklat pada kulit buahnya.
Pisang ini memiliki rasa manis namun sedikit asam tetapi memiliki aroma yang khas, serta
daging buahnya berwarna merah kekuningan, namun produksi buahnya sedikit karena dalam
satu pohon hanya menghasilkan 3 sisir dan dalam satu sisir hanya terdapat 10 buah, dan
beratnya sekitar 300 g.
Pisang tanduk
Pisang ini memiliki kulit yang tipis, rasanya yang manis dan pisang ini tergolong kecil
bentuknya. Namun pisang ini juga dapat digunakan sebagai pisang hias maupun dimakan
secara langsung, sehingga banyak orang yang menyukai pisang ini karena memiliki rasa yang
manis.
9. Pisang Barangan
Pisang jenis ini memiliki aroma yang khas, rasanya manis dan warna daging buahnya agak
orange. Pisang ini berukuran 12-18 cm,
pisang ini juga enak di buat baerbagai macam makanan dan banyak disukai oleh masyarakat
karena rasanya yang enak.
Pisang barangan
Rasa buah pisang ini manis, aroma yang khas, jika sudah matang buah ini berwarna hijau
atau hijau kekuningan disertai bintik-bintik coklat kehitaman. Buah ini berukuan 15-20 cm,
berat satu tandan mancapai 15-18 kg, jumlah sisir yaitu 8-12 dan dalam setiap sisir berjumlah
20 buah.
Pisang jenis ini juga dapat di gunakan sebagai pisang hias maupun dimakan secara langsung.
Pisang ini mempunyai aroma yang khas serta rasanya yang manis namun sedikit asam,
daging buahnya berwarna putih kekuningan, saat matang buah akan berwarna kuning
keputihan.
Buah ini juga dapat digunakan sebagai buah pencuci mulut maupun untuk makanan bayi.
Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir, setiap sisirnya terdapat 14-24 buah.
Pisang kapas
Pisang ini memiliki rasa yang manis, kulit buahnya berwarna merah jingga namun agak ungu,
daging buah berwarna putih, aroma yang harum, serta dapat sebagai pencuci mulut.
Dalam satu tandan terdiri 5-7 sisir dan dalam setiap sisirnya terdapat 12-13 buah, serta
memiliki panjang 13 cm.
Pisang kidang
Pisang ini memiliki rasa yang manis, aroma yang harum, daging buah berwarna putih
kemerahan, kulit buah berwarna kuning. Pisang inii juga enak dimakan secara langsung
maupun sebagai pencuci mulut.
Sebenarnya pisang ini hampir sama dengan pisang mas, bedanya hanya pada ujung buahnya,
jika pisang lampung memiliki ujung yang lancip namun pisang mas memiliki ujung yang
tumpul.
Dalam setiap tandan terdiri dari 6-8 sisir dan setiap sisir terdiri dari 18-20 buah, memiliki
panjang 9 cm dan berat 50 grm.
Pisang lampung
Pisang ini memiliki warna kulit merah jingga dan daging buahnya berwarna putih kuning.
Mengapa buah ini disebut pisang togkat langit itu karena pada tandan buahnya yang menuju
ke atas.
Berat satu sisirnya yaitu 1.200 grm, panjangnya mencapai 20 cm, dan berat buahnya 150 grm.
Dulu buah ini juga diyakini mampu menyembuhkan penyakit kuning.
Warna pada daging buah putih kekuningan, berbentuk lurus dengan pagkal yang bulat,
ketebalan kulit buah ini mencapai 0,3 cm, panjang buah sekitar 15 cm.
Dalam satu tandan terdapat 18 sisir dan dalam 1 sisir terdapat 11 buah. Buah ini akan masak
ketika sudah berumur 5 bulan. Pisang ini juga dapat di buat menjadi makanan ringan seperti
kripik dan lain-lain, dapat di gunakan sebagai pencuci mulut maupun dimakan secara
langsung.
Pisang awak
17. Pisang Badak
Pisang ini mempunyai rasa yang manis, warna buah putih kekuningan, tidak memiliki biji.
Dalam satu tandan hanya terdiri 7 sisir, dalam 1 sisir terdiri sampai 27 buah dengan berat
buah 75 grm, dan panjang 16 cm.
Buah ini akn masak ketika sudah berumur 4 bulan. Buah ini juga dapat digunakan sebagai
pencuci mulut karena rasanya yang manis.
Pisang badak
Pisang jenis ini juga tidak memiliki biji, daging buahnya berwarna kuning, memiliki bentuk
yang melengkung serta pangkal yang bulat. Berat satu buah sekitar 75 grm dan panjang 14,5
sm, dalam satu tundun terdiri dari 5 sisir dan dalam satu sisir terdiri dari 15 buah, untuk masa
masak buah ini adalah 5 bulan. Buah ini juga dapat dibuat menjadi makanan ringan dan lain-
lain.
Pisang ini memiliki warna daging buah kuning keputihan, tidak memiliki biji, memiliki kulit
yang tebal, berbentuk lurus dengan pangkal bulat, panjang sekitar 15 cm. Dalam satu tundu
terdiri dari 6 sisir, dan dalam satu sisir terdiri dari 15 buah.
Untuk masa masak buah ini adalah 5 bulan, buah ini juga dapat dibuat menjadi beberapa
makanan ringan yang enak.
Pisang ini memiliki bentuk lurus dengan pangkal bulat, daging buah berwarna kuning, tidak
memiliki biji, serta kulit buah setebal 0,2 cm dan berat buah kurang lebih 39 grm.
Buah ini akan masak setelah berumur 5,5 bulan mulai dari setelah berbunga, dalam satu
tundun terdiri dari 6 sisir dan setiap sisirnya terdiri dari 15 buah.
Pisang barly
Pisang ini memiliki daging buah berwarna kuning, memiliki ketebalan kulit sekitar 0,2 cm,
tidak memiliki biji, berat buah sekitar 120 grm, terdiri dari 7 sisir dalam satu tandan dan
dalam satu sisir terdiri 16 buah.
Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 11 bulan dan akan masak setelah berumur 4,5
bulan. Biasanya pisang ini akan di olah menjadi makanan ringan yang enak.
Pisang brintu
22. Pisang Rayap
Pisang jenis ini memiliki bentuk yang lurus, tidak berbiji, panjang buah sekitar 9 cm,
ketebalan kulit sekitar 0,2 cm dan daging buah yang berwarna kuning muda dengan berat
buah sekitar 81 grm.
Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 12 bulan dan akan masak setelah berumur 4
bulan. Dalam satu tandan pisang rayap ini terdiri dari enam sisir disetiap sisirnya terdiri dari
13 buah pisang.
Pisang rayap
Pisang ini berbentuk yang lurus, tidak memiliki biji, daging buah berwarna putih kekuningan,
panjang buah sekitar 10 cm, dan berat sekitar 90 grm.
Tanaman ini akan berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika sudah berumur 5
bulan, dalm satu tandan terdiri dari 8 sisir dan disetiap sisirnya terdiri dari 10 buah. Biasanya
buah ini juga dibuat menjadi makanan ringan.
Pisang ini memiliki bentuk yang lurus, tidak berbiji, daging buah berwarna kuning, panjang
buah sekitar 15 cm dan berat 120 grm.
Dalam satu tandan akan terdiri dari 9 sisir serta 13 buah dalam setiap sisirnya. Tanaman ini
akan berbunga setelah berumur 13 bulan dan akan masak setelah berumur 4 bulan.
Pisang sembat
Pisang ini memiliki bentuk yang lurus dengan pangkal yang bulat, tidak memiliki biji, daging
buah berwarna keputihan, serta kulit setebal 0,3 cm. Pisang ini memilikipanjang sekitar 11
cm, serta berat buah sekitar 100 grm,
dalam satu tandan terdiri dari 8 sisir dan 12 buah dalam setiap sisirnya, biasanya pisang ini
akan berbunga setelah berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 5 bulan. Buah ini
biasanya dibuat menjadi makanan ringan seperti sale pisang maupun keripik pisang dan lain-
lain.
Pisang kawisto
Daging buah ini berwarna putih kekuningan, tidak memiliki biji, bentuknya lurus, panjangnya
13,2 cm dan berat 10 grm.
Dalam setiap tandan terdapat 4 sisir dan 8 buah dalam setiap sisirnya, tanaman ini akan
berbunga ketika berumur 16 bulan dan setelah 5,5 bulan buah ini akan masak.
Pisang sawo awu
Dalam satu tandan terdapat 6 sisir buah pisang dan 12 buah pisang dalam setiap sisir, panjang
buah ini sekitar 12 cm, dan berat sekitar 40 grm.
Daging buah ini berwarna krem serta tidak memiliki biji, berbentuk lurus disertai dengan
pangkal yang bulat, tebal kulit buah sekitar 0,2 cm. Perlu waktu 12 bulan untuk tanaman ini
berbunga dan 3,5 untuk buah ini masak.
Pisang cici
Pisang ini memiliki beentuk yang melengkung disertai pangkal bulat, tidak memiliki biji,
warna kuning pada daging buahnya serta ketebalan kulit mencapai 0,2 cm, dengan berat buah
sekitar 35 grm.
Dalam 1 tandan terdiri dari 8 sisir dan 13 buah dalam setiap sisirnya, tanaman ini akan
berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 4,5 bulan. Pisang ini juga
dapat dibuat menjadi makanan ringan.
Pisang empt puluh hari
Daging buah pisang ini berwarna putih kekuningan, berbentuk lurus dengan pangkal bulat
dilapisi kulit yang mempunyai ketebalan sekitar 0,4 cm, tidak berbiji, serta panjangnya
sekitar 16 cm.
1 tandan pisang jenis ini terdapat 4 buah sisir dan 11 buah pisang dalam 1 sisir, setelah 12
bulan maka pisang ini akan berbunga dan setelah 4,5 bulan pisang akan masak. Pisang ini
juga dapat digunakan sebagai hiasan meja maupun dibuat menjadi berbagai jenis makanan
ringan.
Pisang graito
Pisang ini tidak memiliki biji, panjangnya sekitar 14-18 cm, daging buahnya berwarna
kuning, serta tebal kulit sekitar 0,35 cm.
Butuh waktu 14 bulan untuk tanaman ini berbunga dan setelah 5 bulan maka buah ini akan
masak, biasanya 1 tandan buah pisang ini terdapat 6 buar sisir dan 15 buah dalam setiap
sisinya.
Pisang masan
Pisang raja ini memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang merupakan antioksidan
yang baik untuk mencegah kanker serta mengurangi dampak radikal bebas.
Buah pisang ini memiliki rasa yang manis sehingga banyak disukai banyak orang serta dapat
diolah menjadi menjadi berbagai jenis makanan, buah ini banyak tumbuh di wilayah Asia
Tenggara termasuk indonesia dan malaysia.
Dalam 1 tandan terdapat 6 sisir dan 15 buah pisang dalam setiap sisirnya, berat pisang ini
sekitar 92 grm, tidak memiliki biji, warna dagingnya kuning kemerahan, buahnya berbentuk
melengkung serta pangkal yang bulat.
Dalam 14 bulan tanaman ini akan berbunga dan butuh waktu sekitar 5 bulan lebih untuk buah
ini masak.
Pisang raja
Daging buah pisang ini berwarna putih, memiliki aroma yang yang khas, rasanya manis,
berkulit tipis, pisang ini akan berwarna kuning kecoklatan disertai bintik coklat kehitaman
saat matang.
Biasanya pisang ini lebih di kenal dengan sebutan pisang meja, pisang ini juga cocok di
jadikan hiasan, biasanya dalam 1 tandan terdiri dari 5-9 sisir dan 12-16 buah pisang dalam
setiap sisirnya.
Pisang raja sere
Daging buah pisang ini berwarna putih, memiliki aroma yang harum serta memiliki rasa yang
manis sehingga banyak orang menyukai buah pisang ini.
Panjang buah pisang ini sekitar 18 cm, berat 120 grm, terdapat 5-8 sisir dalam 1 tandan,
pisang ini juga enak dinikmati secara langsung, di goreng maupun di buat menjadi olahan
lain.
Buah ini berbentuk lurus serta memiliki pangkal yang bulat, dengan panjang buah sekitar 7,8
cm, daging buah berwarna putih kekuningan, berat buah sekitar 80 grm, dan tidak terdapat
biji pada buahnya, ketebalan kulitnya sekitar 0,2 cm.
Terdapat 13 sisir dalam 1 tandan, dalam 17 bulan tanaman ini akan berbunga dan setelah 5
bulan buaah ini akan masak. Buah ini juga biasanya di olah menjadi berbagai jenis makanan
ringan.
Pisang raja jambe
Daging buah pisang ini berwarna kuning kemerahan, berbentuk lurus serta ketebalan kulit
sekitar 0,3 cm, tidak memiliki biji, berat buah sekitar 100 grm, serta panjang buah sekitar 12
cm.
Terdapat 6 sisir dalam 1 tandan dan 10-13 buah dalam 1 sisir, biasanya tanaman ini akan
berbunga jika sudah berumur 17 bulan dan setelah 5 bulan maka buah ini akan masak.
Pisang ini juga dapat di gunakan sebagai hiasan maupun di buat menjadi berbgai jenis
makanan.
Dalam 1 tandan biasanya terdapat 16 sisir dan 15 buah dalam setiap sisirnya, memiliki berat
sekitar 40 grm, panjang 8 cm, tidak memiliki biji serta daging buah yang berwarna kuning.
Butuh waktu sampai 14 bulan untuk tanaman ini berbunga, serta 5 bulan setelah berbunga
maka pisang baru akan masak. Biasanya pisang inni digunakan sebagai pisang meja atau
hiasan maupun di makan secara langsung.
Pisang raja kul
Terdapat 4 buah sisir dalam 1 tandan serta 15 buah dalam 1 sisir, buah ini berbentuk lurus di
sertai dengan pangkal yang bulat, buahnya berwarna kuning keputihan, dengan tebal kulit 0,3
cm, tidak memiliki biji, memiliki berat sekitar 60 grm serta panjang 11 cm.
Tanaman ini akan berbunga ketika berumur 14 bulan dan akan masak ketika berumur 5
bulan. banyak orang yang menggunakan pisang ini sebagai pisang hias maupun di olah
menjadi berbagai jenis makanan.
Pisang ini memiliki rasa yang manis, daging buahnya tebal dan berwarna putih kemerahan,
aroma yang khas, dan berwarna kuning disertai bintik coklat ketika sudah matang, dengan
panjang buah sekitar 25-35 cm.
Biasanya pisang ini di jadikan sebagai pisang meja atau pisang hias serta berbagai olahan
pisang lain, seperti madu yang di campur dengan pisang yang dikukus diyakini dapat
menguatkan jantung kita, pisang juga dapat di jadikan solusi yang baik untuk diet.
Dalam 1 tandan terdapat 6-7 sisir serta 10-15 buah dalam setiap sisirnya.
Pisang raja bulu
Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini menyebabkan tanaman muda mati,
lemahnya sistem perakaran, transportasi zat makanan terhambat, daun menguning dan ukuran
tandan berkurang sehingga produksi menurun (Deptan.go.id, 2014).
Saat ini, fusarium yang sering disebut penyakit panama disebabkan oleh Fusarium
oxysporum f.sp. cubense (Foc) sudah menjadi masalah yang utama di berbagai pertanaman
pisang dunia. Penyakit tersebut telah meluas baik pada pertanaman pisang perkarangan
maupun perkebunan. Kerugian yang diakibatkan oleh patogen tersebut cukup tinggi
(Susanna, 2006:114) . Hasil pengamatan Sulyo (dalam Susanna, 2006:114 ) di Kabupaten
Lebak beribu-ribu tanaman pisang mati akibat terjangkit layu.
Penyakit ini menyerang hampir semua varietas pisang komersil. Kerusakan
perkebunan pisang dunia mencapai 100.000 ha sedangkan di Indonesia kerusakan akibat
penyakit layu tersebut luar biasa . Perkebunan pisang di Halmahera menderita kerugian
sampai rp 3 milyar setiap musim panen akibat serangan penyakit ini (Nurhayati, 2012:39).
Dilaporkan oleh Sudarma dan Suprapta (dalam Nurhayati, 2012:39) Fusarium oxysporum.
merupakan salah satu patogen tular tanah yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang
sangat significan di Indonesia. Serangan penyakit ini pada pisang menunjukkan gejala
menguningnya daun pisang mulai dari yang tua. Penguningan ini mulai dari pinggir daun,
diikuti oleh pecah batang dan perubahan warna pada saluran pembuluh, ruas daun pendek
serta perubahan warna pada bonggol pisang. Batang yang terserang patogen ini biasanya
mengeluarkan bau busuk. Patogen masuk melalui akar dan masuk ke dalam bonggol dan
merusak pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati. Penyakit dapat menyebar
melalui air ke tanaman yang sehat dengan cepat Ploetz (dalam Nurhayati, 2012:39).
Selama ini pengendalian penyakit menggunakan bahan kimia yang tidak saja
berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan kimia
yang semakin meningkat mengakibatkan beberapa pengaruh negatif seperti: timbulnya
agensia yang reisten Anitha dan Rabeeth (dalam Nurhayati, 2012;39). Akhir-akhir ini telah
banyak dikembangkan pengendalian untuk menekan pertumbuhan patogen dengan
menggunakan beberapa agensi hayati. Pengendalian dengan cara ini mendapat perhatian yang
luas karena selain tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan juga mempunyai
prospek cerah dimasa yang akan datang Ramesh et al (dalam Nurhayati, 2012:39). Penerapan
pola atau landasan pembangunan pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sangat
lah diperlukan, salah satu diantara landasan tersebut adalahmenjaga produksi pertanian dari
gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta memperhatikan faktor-faktor ekologi
yang diemban oleh keanekaragama hayati pertanian, seperti faktor faktor jasa pengendali
hayati Vanitha and Umesha (dalam Nurhayati, 2012:39)
Gambar 2 .(2.1 Gejala serangan tampak luar, 2.2 Gejala serangan Penampang melintang, 2.3 Gejala serangan
Penampang melintang buah yang terserang)
Indonesia memiliki keanekaragaman buah pisang yang tinggi. Setidaknya terdapat 10 varietas
buah pisang unggulan yang membanjiri pasar-pasar lokal maupun ekspor.
Pisang merupakan tanaman khas daerah tropis. Tumbuh dengan baik mulai dari dataran
rendah hingga ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Curah hujan yang diinginkan
tanaman ini sektar 1500 sampai 2500 mm per tahun dengan temperatur 15-35°C.
Tanaman pisang bisa tumbuh diatas hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang
paling cocok adalah tanah yang bertekstur liat seperti aluvial, banyak mengandung kalsium
dan bahan organik.
Persiapan bibit
Bibit memiliki peran penting dalam budidaya pisang. Untuk mendapatkan hasil maksimal
selalu gunakan bibit yang bebas dari penyakit. Kalau bisa dapatkan bibit varietas unggul dari
lembaga terpercaya. Terdapat 3 jenis bibit untuk budidaya pisang, yaitu berupa anakan,
bonggol dan hasil kultur jaringan.
Bibit anakan merupakan bibit yang diambil dari tanaman pisang yang telah memiliki tunas
atau anak. Anak tersebut dipisahkan dari tanaman pisang yang telah dewasa dan sehat.
Bibit bonggol didapatkan dari bonggol tanaman pisang yang telah dipanen. Kemudian
tanaman tersebut dibongkar dan diambil bonggolnya (bagian pangkal bawah). Bonggol
dibersihkan, karanya dipapas tanpa merusak tunas. Kemudian dibelah-belah lagi seukuran
mata tunas, atau sekitar 10x10x10 cm. Kemudian potingan bonggol ditanam di media
tanam. Bibit dari bonggol siap digunakan untuk budidaya pisang setelah tumbuh 3-4 bulan.
Kultur jaringan merupakan teknologi untuk memperbanyak tanaman yang dilakukan di
laboratorium. Bibit dari kultur jaringan ini biasanya terbebas dari segala penyakit dan bisa
diadakan dalam jumlah yang banyak. Ukuran bibit juga seragam sehingga pengaturan waktu
panen lebih mudah dilakukan.
Pastikan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya pisang terbebas dari penyakit Fusarium
dan Pseudomonas. Bila sebelumnya lahan tersebut pernah terjangkit penyakit tersebut,
lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan benar.
Bersihkan lahan dari gulma, cangkul atau bajak tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Buat
bedengan memanjang sesuai dengan kontur lahan. Jarak antar bedengan diatur sesuai dengan
jarak tanam.
Jarak tanam budidaya pisang tergantung pada varietas pisang. Misalnya untuk pisang
barangan sekitar 3×3 meter. Dengan populasi maksimal 1000 rumpun tanaman per hektar.
Setiap jarak 50 meter buat parit untuk saluran drainase sedalam 1 meter.
Setelah lahan selesai disiapkan buat lubang tanam ukuran 50x50x50 cm pada jarak tanam
yang telah ditentukan. Kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 15 kg per lubang tanam.
Kebutuhan pupuk untuk 1 hekter kira-kira sekitar 15 ton.
Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang diperlukan dalam budidaya pisang antara lain pemupukan,
pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembrongsongan tandan pisang dan pengendalian
hama.
Pemupukan
Pemupukan dalam budidaya pisang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Lakukan pemupukan
dengan cara memasukkannya pada lubang tugal dengan jarak sekitar 50 cm dari tanaman.
Berikut tahapan pemupukan yang dianjurkan:
Pemupukan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman. Pupuk diberikan per rumpun
tanaman pisang dosis pupuknya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.
Pemupukan ke-2 dilakukan pada bulan ke 3-4. Dosisnya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram,
KCl: 100 gram.
Pemupukan ke-3 dilakukan pada bulan ke 6-7. Dosisnya Urea:150 gram, KCl: 200 gram.
Pemupukan ke-4 dilakukan pad abulan ke 9-10. Dosisnya Urea: 150 gram, KCl: 200 gram.
Penyiangan gulma
Di awal pertumbuhan, sekitar 3 bulan pertama, lakukan penyiangan gulma lebih sering.
Karena gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman yang relatif masih lemah.
Setelah tanaman berumur diatas 5 bulan, penyiangan gulma akan lebih jarang karena kanopi
tanaman akan menutup area sekitar tanaman sehingga pertumbuhan gulma terhambat.
Penyiangan gulma bisa dilakukan secara manual, namun apabila lahan budidayanya luas bisa
menggunakan herbisida.
Penjarangan anakan
Terdapat dua fungsi penjarangan anakan, yaitu untuk penyediaan bibit dan untuk merawat
tanaman induk agar berbuah maksimal. Upayakan dalam satu rumpun tanaman pisang
maksimal hanya ada 3 tanaman. Khusus untuk tanaman pisang cavendish sebaiknya dalam
satu rumpun hanya ada 2 pohon, yang terdiri dari satu pohon induk dan satu anakan.
Tidak semua tunas yang tumbuh bisa dijadikan anakan untuk pembibitan. Jumlah anakan
yang bisa diambil dalam satu tergantung dari populasi rumpun. Misalnya, bila dalam satu
rumpun ada 3 pohon yang terdiri dari satu pohon induk dan dua anakan dewasa maka tunas
yang bisa diambil untuk dijadikan bibit hanya satu. Bila dalam satu rumpun ada 2 pohon yang
terdiri dari satu induk dan satu anakan dewasa maka bisa diambil maksimal 2 tunas untuk
pembibitan.
Kriteria anakan yang bisa dipilih untuk pembibitan adalah:
Tunas berasal dari pohon induk bukan dari anakan dewasa. Tunas yang diambil dari anakan
dewasa pertumbuhannya kurang baik, mudah terserang penyakit dan bahkan bisa mati
bujang.
Tinggi tunas 20-40 cm.
Bentuk bonggol besar ke bawah.
Terlihat sehat, kuncup daun baik.
Pembrongsongan tandan
Tujuan pembungkusan untuk mencegah buah pisang terserang hama dan penyakit.
Pohon yang berbuah banyak atau tandannya panjang hendanya ditopang dengan bambu atau
penopang lainnya. Tujuannya agar tanaman tidak roboh sebelum dipanen.
Pengendalian hama
Hama dan penyakit tanaman pisang yang paling ditakuti anatara lain layu fusarium, layu
darah dan serangan pohon kerdil. Lihat cara pengendalian hama dan penyakit tanaman
pisang.
Umur panen buah pisang sebenarnya tergantung pada tujuan pasar atau distribusi. Untuk
tujuan ekspor buah harus dipanen lebih cepat. Namun secara umum buah pisang dipanen
pada tingkat kematangan 3/4 untuk pasar ekspor, dan untuk pasar lokal bisa dipanen pada
tingkat kematangan penuh.
Atau, kalau dilihat dari umur buah pisang bisa dipanen sekitar 3-4 bulan dihitung sejak bunga
mekar. Ciri-ciri buah yang sudah siap dipanen bentuknya membulat, tidak ada lipatan sudut
yang tajam. Bunga yang terdapat pada ujung buah sudah mengering dan mudah dipatahkan.
Warna kulit berubah dari hijau tua menjadi hijau muda dan daun bendera pada tanaman sudah
mengering.
Bila dicek secara laboratorium, buah pisang siap panen memilki kandungan pati 19,5-20%
dan kandungan gula 0,5-1%.
Hal yang perlu diingat, jangan sampai buah pisnag jatuh saat dipanen. Tebang pohon pisang
kira-kira dua pertiga dari atas tanah. Tiriskan getah yang menetes dari tandan.
Tanaman pisang sekali kita tanam jauh lebih repot membasmi daripada menanamnya. Begitulah tanaman bandel
ini, dibiarkan pun tetap akan menghasilkan buah, mungkin itulah yang menyebabkan kebanyakan petani agak
enggan merawat tanaman pisangnya. Padahal dengan sejumlah masukan teknologi yang telah dipublikasikan
pisang ambon atau buai yang dipelihara dengan baik mampu menghasilkan buah minimal 30 kg/tandan, kira-kira
satu setengah sampai dua kali lipat dari tanaman yang tidak dirawat. Kalau harga tiap kilo misal Rp. 1000,- maka
dapat menghasilkan Rp. 30.000,- pertandan. Beberapa kegiatan perawatan/pemeliharaan yang perlu mendapat
perhatian adalah :
1). Pemangkasan, pemangkasan daun kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-
daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pembungaan setidaknya ada 6-8
daun sehat, agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan dilakukan
sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi, daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan
kemudian dibakar. Alat pemangkasan sebaiknya disterilkan dengan desinfektan misalnya menggunakan
bayclean atau alkohol.
2). Penyiangan dan Penggemburan Tanah, tanah disekitar pohon pisang harus dibersihkan dari rumput
pengganggu/gulma, sekaligus digemburkan dengan cangkul bkecil (koret). Penggemburan tanah tidak boleh
terlalu dalam karena perakaran pisang itu dangkal dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan kondisi kebun. Bila
gulma tidak banyak maka yang perlu dilakukan adalah penggemburan tanah agar perakaran dan bonggol pisang
bisa berkembang dengan baik. Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 sampai 5 bulan, terutama 3 bulan pertama pengendalian gulma harus dilakukan secara intensif.
Setelah tanaman berumur 5 bulan pengendalian mulai dikurangi karena kanopi tanaman telah saling menutupi
sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan selang waktu 2-3 bulan.
Saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga
daun tanaman tidak terkena herbisida seperti DMA G, Paracol dan Herbisol sesuai dosis anjuran di kemasan.
Penggunaan herbisida umumnya tergantung pada musim, musim kering menggunakan herbisida sistemik dan
musim hujan menggunakan herbisida kontak. Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali, karena
gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat merupakan sarang hama penggerek batang. Hati-hati
dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat
racun terhadap tanaman pisang.
3).Pembumbunan, perlu dilaksanakan bila umb i pisang muncul ke permukaan tanah, demikian juga pada waktu
tanaman pisang menghasilkan rumpun (beranak). Hal ini dimaksudkan agar perakaran bisa berkembang lebih
baik sekaligus memperkuat pertumbuhan tanaman pisang.
4). Pengairan, perakaran tanaman pisang dangkal, dekat dengan permukaan tanah namun tanaman ini tahan
terhadap kekeringan atau kekurangan air karena perakarannya banyak mengandung air. Apabila tandan buah
keluar pada musim kemarau, maka tandannya pendek pendek dan kecil-kecil. Kenyataan ini maka para ahli
melakukan pengairan tanaman pisang pada musim kemarau, ternyata tandan buahnya jadi panjang dan
buahnya juga besar-besar. Oleh karena itu pemberian air pada musim kemarau perlu sekali dilakukan terutama
bila tanaman akan berbunga ataub berbuah. Musim kemarau kebun pisang perlu diairi minimal sebulan sekali
agar kelembaban tanahnya terjaga.
5) Penjarangan Anakan, bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar
produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1
anakan (umur 7 bulan) dan 1 anakan muda (umur 3 bulan) yang dilakukan rutin setiap 6 - 8 minggu. Anakan
yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat terbuka dan yang terletak diseberangnya,
jadi setiap rumpun supaya dijaga tinggal 3 anakan, yang lain dibuang hati-hatibsupaya hasilnya tinggi. Setelah
bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan uler pisang lambat sekali segera sisa
jantung dipotong. Pemotongan jantung pisang dapat meningkatkan produksi buah antara 2 - 5%.
6). Perawatan Tandan, membersihkan daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering dan membuang
buah pisang yang tidak sempurna pada 1-2 sisir terakhir, diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah
pada tandan diatasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna
biru ukuran 1m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah darin kerusakan oleh serangga atau karena
gesekan daun. Setelah dibungkus tandan yang mempunyai masa pembuahan sama dapat diberi tanda (misal
dengan tali rafia yang sama0. Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran
buah seragam. Sebelum buah dipanen agar tanaman tidak roboh dapat ditopang dengan bambu atau dengan
mengikat pangkal tandan dengan kabel atau tali yang dibentang diantara barisan tanaman pisang.
7). Sanitasi Kebun, bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun tetap sehat, sehingga pertumbuhan tanaman
dapat berlangsung dengan baik. Sanitasi dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering,
penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen.
Sumber : 1).Teknologi Budidaya Pisang, B2P2TP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. 2)
Budidaya Pisang, Lembaga Penelitian Hortikultura Pasar Minggui Jakarta Indonesia, 1980. 3). Budidayabpisang,
DEPTAN, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, 2000. (siti hafsah husas, PP Pusbangluh).
Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah
hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua
biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik
bunga mudah patah.
2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah
30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong
tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan
menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka
yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.
Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika
tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan
tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung
pengaturan jumlah tanaman produktif.
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi
penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan
terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya
kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan
wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa
lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk
menghindari pembusukan.
Buah pisang selain banyak dikonsumsi sebagai buah meja, juga dapat dibuat berbagai produk
olahan seperti, tepung bayi, sale, keripik, jam, tape, konsentrat dan lain-lain. Jenis pisang
yang banyak digunakan untuk produk olahan adalah pisang janten, kepok, tanduk, nangka,
siem dan lain - lain. Contohnya keripik pisang yang hasil olahan dari lampung.
5. Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat
dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang
dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran
plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat
saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum
dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
6. Manfaat Produksi
Usaha pemberdayaan terhadap hasil yang akan di konsumsi sesuai dengan kegunaan dan
manfaat produksi yang di hasilkan antara lain :
Daun
Bahan kertas tissue, Daun pisang abaca di buat pupuk kompos.
Batang (pelepah)
Kertas mata uang (misal Yen, Dollar AS, dll) , Bahan tekstil, Gordyn, kain jok, Tali kapal,
Pembungkus kabel, Popok bayi, Pembalut wanita,Bahan pembungkus (kantung) tea cup,
Disposable napkin(tissue pada toilet)
Pelepah dalam
Pelepah dalam pisang abaca di buat pupuk kompos
3.3 Penyeratan
Teknis penebangan hendaknya dilakukan dengan pisau tajam, untuk menjaga agar tunggul
lekas kering. Setelah di tebang pelepah dilepaskan. Kualitas serat pisang abaca ditentukan
oleh letak pelepah pada batang semu. Pelepah paling luar seratnya kasar, tetapi seratnya kuat.
Makin ke dalam makin serat tersebut makin halus, warnanya makin putih tetapi kekuatan
makin berkurang.
Proses Perkebunan Serat :
a. Pemotongan batang di bagi tiga bagian untuk memudahkan perseratan panjang potongan
batang 1,20 .Masing-masing potongan dibagi 3 tegak untuk mempermudah pengupasan.
Penyeratan dilakukan pada saat pelepah pisang dalam keadaan basah agar lebih mudah di
serat
Lembaran-lembaran pelepah kemudian disisir sampai menjadi serat yang masih basah,
kemudian serat dicuci sebelum di keringkan (di jemur)
Serat siap di pasarkan di bentuk bantalan serat umumnya dengan berat 125 Kg.
Sedang pengambilan serat dapat di lakukan oleh petani plasma atau oleh perusahaan inti.
Pengambilan serat pisang abaca yang dilakukan oleh petani plasma dapat ditempuh dengan
dua cara, yaitu secara manual dan menggunakan dekortikator semi otomatis. Untuk
pengambilan serat oleh perusahaan inti, dilakukan secara lebih modern dalam bentuk suatu
pabrik. Adapun perkerjaan pengambilan serat oleh petani plasma di uraikan sebagai berikut :
Penyeratan dengan tangan
a.1. Penyeratan Dengan Pisau
Prinsip kerja pengambilan serat pisang abaca dengan cara ini adalah menghancurkan daging
pelepah yang terbawa pada tuxies
Tahap pertama adalah menyayat pelepah-pelepah secara membujur selebar 5 x 7,5 cm.
Setelah itu lapisan kulit yang mengandung serat di pisahkan dari bagian dalam (yang tidak
mengandung serat). Sayatan yang mengandung serat ini dinamakan Tuxies.
Pengambilan serat secara manual ini hanya memerlukan peralatan yang sederhana seperti
pisau penyerat dan meja. Pisau penyerat di buat bergigi kecil tetapi tidak tajam, dengan
ukuran gigi sekitar 15 gigi per cm dan lebar ujung pisau 10 cm.
Dengan alat ini tuxies di letakkan di atas meja, dimana sisi luar menghadap atas. Setelah itu
pisau penyerat di tekan oleh satu tangan, sedangkan ujung tuxies di tarik secara konstan,
sehingga seratnya terpisah dari daging pelepah. Semakin keras penekanan pisau penyerat,
maka semakin bersih serat yang dihasilkan. Dengan cara ini setiap orang (petani plasma)
akan mampu menghasilkan sebanyak 10 x 12 kg per hari.
a.2. Penyeratan Dengan Alat Klem
Cara lain yang lebih praktis adalah dengan menggunakan alat sederhana yang bekerja seperti
alat klem. Dengan alat ini kemungkinan serat putus sebagaimana terjadi pada alat pisau dapat
dperkecil. Adapun alat yang diperlukan adalah Klem yang memiliki pisau bergerigi yang
diletakkan di atas meja.
Tuxies di masukkan di bawah pisau penyerat, kemudian pisau di tekan dengan memutar
skrup diatasnya. Setelah tuxies tertekan kemudian bagian ujungnya di tarik oelh tangan
sehingga serat terpisah. Dengan cara ini, berat tekanan pisau dapat diatur, sehingga rendemen
serat dapat di kontrol dan mutu serat dapat lebih seragam.
Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100gr) 715
Fosfor (mg/100gr) 117
Besi (mg/100gr) 166
Vitamin B (mg/100gr) 0,12
Vitamin C (mg/100gr) 17,5
Potassium 358
Berdasarkan tabel di atas maka komposisi kimia terbanyak pada kulit pisang selain air adalah
karbohidrat yaitu sebesar 18,50 %.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi , vitamin C, B, kalsium, protein,
dan karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung San, Taiwan,
memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi
dan menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Kulit pisang juga
mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood, rasa bahagia dan
fresh jika dikonsumsi.
1. Tidak tahu
Penyebab dari timbulnya limbah kulit pisang yang paling umum adalah sedikitnya atau
tidak ada sama sekali informasi yang diketahui oleh pengkonsumsi atau pengolah buah
pisang tentang manfaat dari kulit pisang. Biasanya pengkonsumsi atau pengolah buah pisang
hanya membuangnya karena tidak mengetahui bagaimana cara memanfaatkan kulit pisang.
2. Tidak tertarik dan tidak peduli sama sekali
Sebagian kecil pengkonsumsi atau pengolah buah pisang merasa tidak tertarik dengan
pengolahan kembali limbah kulit pisang dengan berbagai alasan yang beragam.
3. Tidak praktis
Kepraktisan adalah kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian pengkonsumsi
atau pengolah buah pisang merasa terlalu ribet dengan pengolahan kembali limbah kulit
pisang. Mereka lebih memilih produk yang sudah siap pakai karena lebih mudah dan bisa
langsung digunakan.
4. Lebih menyukai dan percaya dengan produk dari industri ternama daripada produk
tradisional
Kepercayaan adalah hal penting dalam pembuktian baik buruknya suatu barang untuk
kepentingannya. Sebagian pengkonsumsi atau pengolah buah pisang lebih percaya dengan
produk buatan industri yang sudah diketahui kemanjurannya. Namun, segala hal yang
dicampur dengan bahan kimia jika terus menerus dipakai dapat membuat perubahan yang
tidak diinginkan oleh pemakainya jika tidak dipahami dengan seksama apa saja bahan kimia
yang terkandung dalam sebuah produk.
5. Malas
Kemalasan adalah sifat manusiawi yang tidak pernah terlepas dari semua orang.
Sebagian pengkonsumsi atau pengolah buah pisang kebanyakan merasa malas untuk
mengolah kembali barang yang sudah menjadi limbah dengan berbagai macam alasan yang
beragam.
6. Bau yang tidak sedap
Bahan yang tersusun atas bahan organik mengalami pembusukan lebih cepat dari bahan
anorganik. Pembusukan akan menimbulkan bau yang menyengat. Limbah bahan organik jika
didiamkan dan disimpan sampai waktu tertentu akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan
akan menjadi sumber penyakit. Itulah mengapa sebagian ibu rumah tangga dan pengolah
buah pisang tidak tertarik mengolah kembali limbah kulit pisang.
7. Tidak ada waktu luang
Sebagian ibu rumah tangga atau pengolah buah pisang sangat tertarik dengan mengolah
kembali limbah kulit pisang. Namun, kesibukan mereka akhirnya menjadi kendala paling
utama. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki waktu luang untuk mengolah kembali limbah
kulit pisang.
1. Pencemaran Tanah
Limbah kulit pisang yang bercampur dengan sampah dapat menyebabkan terjadinya
polusi tanah. Sampah yang mengandung zat kimia yang bercampur dengan limbah kulit
pisang akan menumpuk dan terbenam dalam tanah yang akan menguap, tersapu air hujan dan
masuk ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.
2. Pencemaran Udara
Limbah kulit pisang selain dapat menyebabkan pencemaran tanah, dapat juga
mencemari udara. Ketika pembusukan, limbah kulit pisang akan menyebabkan bau yang
tidak sedap. Limbah kulit pisangpun umumnya dibakar begitu saja tanpa diolah kembali oleh
masyarakat. Penyebab negatif yang bisa terjadi jika limbah kulit pisang tidak diproses adalah
bisa mengganggu kesehatan ketika ketika kulit pisang dibakar. Kelembaban dari kulit pisang
akan mempengaruhi partikel-partikel yang tidak terbakar. Partikel-partikel yang tidak
terbakar tersebut akan berterbangan ke udara. Hal tersebut dapat dapat menyebabkan
hidrokarbon yang berbahaya. Pada faktanya, kulit pisang mengandung 50,6% karbon per 100
gram beratnya.
Jadi, kulit pisang bisa digunakan sebagai bahan utama dari karbon aktif. Kebutuhan
dari karbon aktif sebagai benda penyerap sangat meningkat saat ini, khususnya dalam bidang
kedokteran tekstil, makanan, maupun pengolahan limbah.
3. Pencemaran Air
Limbah kulit pisang yang telah bercampur dengan sampah dapat mencemari air tanah
karena telah tercampur dengan zat-zat kimia.
Saat limbah air yang terkontaminasi zat ammonia, ini sangat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Kapasitas racun yang berada dalam limbah air akan bertindak sebagai
penghambat kinerja enzim yang akan mengakibatkan proses metabolisme di dalam tubuh
akan berhenti. Zat ammonia dapat berubah menjadi penyebab dari alergi, mutagen, teratogen
ataupun karkinogen bagi manusia. Hal tersebut akan terjadi pada tubuh manusia seperti kulit,
pernapasan, maupun pencernaan manusia. Proses penjernihan zat pencemar ammonia dalam
limbah air saat terkontaminasi dengan air bersih bisa dilakukan oleh penyerapan dengan
menggunakan penyerapan karbon aktif. Alternatif ini menggunakan limbah kulit pisang
sebagai bahan utama dalam pembuatan karbon aktif.
4. Meringankan psoriasis
Kulit yang kering, gatal, dan bersisik bisa jadi merupakan gejala penyakit psoriasis.
Bagian dalam kulit pisang telah digunakan untuk mengobati psoriasis selama bertahun-tahun
dan hasilnya akan tampak setelah beberapa minggu . kulit pisang yang mengandung vitamin
C, protein, potassium akan mengurangi gejala psoriasis. Caranya :
1. Kerok bagian dalam berwarna putih pada kulit pisang
2. Oleskan pada area kulit yang mengalami gejala psoriasis secara merata
3. Diamkan selama 15-20 menit, kemudian bersihkan dengan air hangat
4. Lakukan perwatan dua kali sehari hingga gejala psoriasis reda
5. Menghilangkan kutil
Kutil memang tidak membahayakan, namun, keberadaannya tentu sangat mengganggu
estetika. Akan tetapi, kulit pisang dapat mengatasi kutil dengan baik. Berikut cara
pengolahannya.
1. Ambil beberapa kulit pisang
2. Potong sesuai ukuran area yang ditumbuhi kutil
3. Tempelkan potongan kulit pisang tersebut pada bagian yang ditumbuhi kutil
4. Diamkan selama 10 menit, kemudian bersihkan.
Kulit pisang akan membantu mengurangi peradangan. Untuk hasil yang maksimal,
lakukan perawatan kutil menggunakan kulit pisang selama 5-7 hari.
1. Tujuan pembuatan
2. Mengurangi limbah organik dengan memanfaatkan menjadi suatu produk minuman
sehat.
Dampak limbah organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun.
3. Mengurangi Pengangguran
a. Penyebab Pengangguran
Sebelum dicari pemecahannya, sangat penting dianalisis beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya pengangguran itu sendiri. Secara teoritis,
pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya :
1) Perubahan struktural. Seperti
disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis pengangguran ini
terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara kualifikasi
pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang diinginkan.
Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi. Struktur
ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi
nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian
tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985). Katakanlah
dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari
sektor pertanian ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya
kualifikasi tenaga kerja yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini
tidak terpenuhi (mismatch), maka tenaga kerja yang ada menjadi
tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian kualifikasi seperti yang
dibutuhkan.
2) Pengaruh musim. Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor
pertanian saja, tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan
dan tahun baru, misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata
menjadi sangat sibuk (full employed) dibanding dengan hari-hari biasa.
Demikian pula pada saat menjelang, sedang dan setelah bulan Suci
Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan jasa meningkat (demand
for good) yang selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap
permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang bersangkutan
(Arfida B.R., 2003).
3) Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan
lowongan kerja (pengangguran friksional). Jenis pengangguran ini biasanya
terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi
pencari kerja tidak memiliki informasi yang lengkap tentang lowongan kerja
yang ada. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi
lowongan kerja tersebut. Mungkin juga karena situasi kerja (tempat)
yang ditempati tidak cocok dengan harapan si pencari kerja, sehingga
membuat pudarnya semangat kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak
bekerja, karena lingkungan kerja tidak kondusif lagi. Pengangguran jenis ini
bisa juga terjadi karena perkembangan (dinamika) ekonomi yang terus-
menerus berubah, sehingga membawa dampak terhadap permintaan tenaga
kerja yang dinamis pula. Artinya pada situasi demikian sangat dibutuhkan
tenaga kerja yang mampu mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta
mampu melakukan adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal
yang dinamis tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan
kehilangan kesempatan kerja.
4) Rendahnya aliran investasi. Investasi merupakan komponen aggregate
demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja.
Melalui mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak
terhadap kenaikan output (pendapatan). Terdapat beberapa besaran
(pengeluran otonom, seperti halnya investasi) yang mempunyai dampak
terhadap meningkatnya output yaitu pengeluaran konsumsi otonom,
investasi otonom, pengeluaran pemerintah dan ekspor (Gordon, 1993).
Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya untuk
proses produksi (modal, tenaga kerja dan input lainnya). Dengan demikian
permintaan tenaga kerja akan meningkat ketika terjadi peningkatan dalam
pengeluaran otonom tadi.
5) Rendahnya tingkat keakhliam. Keahlian dan produktifitas sangat
berkaitan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas
tinggi, karena ia mampu memanfaatkan potensi dirinya pada kegiatan
ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan berbagai
cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan, magang, pendidikan
formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi
kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan) (Reynolds,
Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002).
6) Diskriminasi. Diskriminasi tidak hanya terjadi pada warna kulit saja
(race discrimination), tetapi bisa terjadi pula pada aspek lain, misalnya pada
sektor pendidikan, ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika
perlakukan diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan
dampak yang akan dirasakan adalah hilangnya kesempatan berusaha dan
kesulitan akses pada sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (modal, alam
dan informasi, dll). Situasi inilah yang pada gilirannya akan menghambat
pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi beban ketenagakerjaan akan
berat sekali ketika perlakukan disriminatif di bidang ekonomi masih ada.
Demikian juga bila akses pendidikan dan pengembangan SDM tidak
diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah
terpuruknya kualitas SDM, dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit
diraih oleh tenaga kerja.
7) Laju pertumbuhan penduduk. Hal-hal yang tidak diinginkan dari
persoalan kependudukan diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk
bersamaan dengan munculnya karakteristik sebagai berikut :
a) Tidak diimbangi dengan sarana dan prasaranan pendidikan yang
memadai,
b) Rendahnya anggaran pendidikan,
c) Rendahnya tingkat kesehatan,
d) Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja,
e) Rendahnya pembentukan modal,
f) Rendahnya kualitas tenaga kependidikan,
g) Rendahnya balas jasa di sektor pendidikan (gaji, honor, jasa riset dsb),
h) Rendahnya daya beli masyarakat,
i) Minimnya sumberdaya ekonomi yang bisa dieksploitasi,
j) Masih rendahnya pemahaman tentang arti penting pendidikan, dan
k) Rendahnya fasilitas dan kualitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Bila kendala-kendala di atas bisa dieliminir atau bahkan dapat ditemukan
pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan
terlalu jadi masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi pedorong
pembangunan (Aris Ananta, 1990). Tapi kenyataannya, hampir setiap
negara berkembang selalu dihadapkan kepada persoalan kependudukan
yang serius yang pemecahannya sangat kompleks sekali (Kindleberger-
Herrick, 1977). Bisa dibayangkan berapa anggaran yang harus tersedia
untuk menghidmat pendidikan bila persoalan ketenagakerjaan yang
terjadi seperti di atas. Arinya anggaran 20 % yang dicanangkan dari
APBN harus betul-betul direalisasikan tanpa ditunda-tunda lebih lama
lagi. Tapi lagi-lagi persoalannya, pemerintahpun tidak selalu siap dengan
anggaran sejumlah itu. Ia pun harus menghadapi berbagai persoalan
lainnya yang sama-sama membutuhkan anggaran dan penyelesaian
secara cepat, misalnya : pengembalian utang negara yang semakin
menumpuk, menyelesaikan berbagai penyimpangan anggaran negara,
pencurian hutan, korupsi dan segudang persoalan lainnya yang sudah
lama menanti penyelesaian.
8) Aggregate demand unemployment. Pengangguran ini muncul karena
rendahnya permintaan output ekonomi, sehingga selanjutnya berdampak
pada rendahnya permintaan tenaga kerja (low derived demand). Sebaliknya,
bila permintaan output tinggi (high aggregate demand), bukan hanya akan
menghilangkan pengangguran jenis ini, tetapi malah akan tercipta lebih
banyak lagi kesempatan kerja, bahkan situasi ini dapat mengurangi
pengangguran struktural dan friksional yang terjadi sebelumnya.
b. Dampak Pengangguran
Bisa dipastikan bahwa pengangguran yang terjadi akan membawa dampak
pada aspek (sektor) lainnya. Aspek-aspek yang akan terkena langsung adalah
kesehatan dan pendidikan. Karenanya sebagian beban biaya pendidikan dan
kesehatan harus ditanggung (bahkan merupakan kewajiban) pemerintah. Bila
pengangguran tersebut berlangsung cukup lama, maka kemiskinan absolut
bahkan kelaparan bisa terjadi. Dampak lain dari pengangguran di antaranya
adalah :
1) Ketimpangan sosial. Ini terjadi karena tidak seluruh komponen masyarakat
menganggur, selalu ada sekelomok masyarakat yang nasibnya masih
beruntung, ia dapat bekerja dengan normal bahkan memperoleh penghasilan
yang berlebih,
2) Kecemburuan sosial. Hal ini terjadi karena terpicu oleh disparitas sosial
yang ada, misalnya ketimpangan pendapatan, status sosial dan kekuasaan,
3) Meningkatnya budget pemerintah untuk sektor pendidikan dan kesehatan,
4) Meningkatnya kriminalitas dan kekerasan sosial lainnya,
5) Munculnya sikap permisif (serba boleh) sebagai jalan pintas untuk
mempertahankan hidup,
6) Tidak lancarnya sistem demokrasi, karena money politic lebih dominan
7) Disharmonisnya sistem rumah tangga, karena penopang kelangsungan rumah
tangga (penghasilan) tidak memadai lagi,
8) Meningkatnya sexkomersial (pelacuran), sebagai representasi sulitnya
mencari lapangan kerja,
9) Melemahnya daya beli, sebagai konsekuensi langsung dari ketidakberdayaan
ekonomi (rendahnya pendapatan rumah tangga), dan
10) Kekuasaan dan harga diri diukur oleh tingkat kekayaan dan penghasilan yang
dpat diperoleh (seba uang). Sebetulnya ini suatu kekeliruan yang paling
patal, namun masyarakat cenderung berperilaku seperti itu. Dirasakan sekali
dengan uang segalanya jadi lancar, menyenangkan, status sosial terangkat
dan dihargai orang lain.
c. Cara Mengatasi Pengangguran
Terdapat beberapa alternatif (cara) yang bisa dilakukan dalam rangka
mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat
jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran
lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja
baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-
aspek sebagai berikut :
1) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan). Hal ini
bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap
penguasaan (paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ,
pemerintah pun harus memberikan fasilitasi yang kondusif agar masyarakat
mampu mengelola lahan dengan optimal dan aman karena kepastian
hukumnya jelas,
2) Akses pada sumber-sumber modal. Akses pada sumber modal sangat
menentukan bagi pengembangan usaha sekaligus kesempatan kerja (sama
seperti sumberdaya tanah/lahan). Ketika kemudhan-kemudahan diciptakan
untuk masyarakat lapisan bawah, dan pembinaan pun dilakukan, maka
dampaknya secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat,
3) Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation). Investasi
bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal bisa
didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari
eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak
luar. Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka
dampaknya akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan
tenaga kerja (kesempatan kerja),
4) Kerjasama. Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas
pemerintah, situasi objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah,
keamanan, politik dan kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan).
Bila hal ini telah dipastikan kondusif, maka investor cenderung siap
melakukan kerjasama (pengembangan wilayah), sehingga pada gilirannya
berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesempatan kerja,
5) Perluasan pasar. Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus
investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi
dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat
ditingkatkan dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas
(TQM), penguatan akses informasi, memahami prilaku pesaing, memahami
kehendak buyer dan lancarnya delivery order system,
6) Pembinaan usaha. Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam
rangka pembinaan usaha (paket-paket pembinaan usaha sudah banyak
tersedia). Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah jiwa wirausaha
yang dilandasi dengan nilai-nilai transendental yang nampaknya masih perlu
ditingkatkan. Artinya harus dipahami oleh semua, bahwa segala usaha dan
upaya yang dilakukan, harus ditujukan hanya semata untuk mengabdi kepada
Tuhan dan bermaksud ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi yang lain (manusia dan alam/lingkungan sekitar),
7) Pengembangan usaha padat karya (labor intensive). Usaha padat karya
adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk negara berkembang
yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti halnya negara
Indonesia. Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang terjadi
saat ini. Teknologi tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan mempersulit
(mempersempit) lapangan kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau biayanya
dan adaptasinya dapat dengan mudah diserap dan diimplementasi oleh tenaga
kerja domestik,
8) Kebijakan pemerintah. Suasana kondusif dapat tercipta karena
pemerintah dan pemerintah daerah melakukan fasilitasi dan memberikan
berbagai kemudahan (insentif ekonomi) bagi pengembangan usaha. Berbagai
peraturan yang diciptakan bertujuan untuk memberikan motivasi dan
semangat usaha, tidak sebaliknya (menjadikan pengusaha atau kegiatan
usaha menjadi objek penghasilan semata). Budaya pendekatan proyek
(project oriented) harus diubah menjadi budaya social benefit. Artinya semua
usaha yang dilakukan pemerintah tidak melulu profit seeking (memburu laba)
dalam rangka mendongkrak economic growth semata, tetapi lebih jauh dari
itu bagaimana “kue pertumbuhan” itu mengalir dan bermanfaat bagi
masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam bahaya
kelaparan. Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia (human capital formation).
Implementasi praktis lewat jalur ini, seperti disarankan beberapa
ahli (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Ehrenberg-
Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan model-
model kegiatan sebagai berikut : (a) Primary and high school
education (peningkatan dan penguatan pendidikan dasar dan menengah).
Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ?
Biasanya (seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah
dengan penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari
pemerintah, program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model
pendidikan ini bersifat massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang
telah masuk pada usia sekolah, (b) College and postgraduate
education (kursus-kursus dan pendidikan lanjutan, misalnya Perguruan
Tinggi). Pendanaan program ini tidak menjadi kewajiban negara sepenuhnya,
tetapi tetap subsidi anggaran di sektor ini harus diberikan (c) Training
provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan langsung oleh
perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan). Program ini merupakan
kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman wilayah garapan (jobs) yang
akan langsung ditangani di perusahaan yang bersangkutan. Hal ini bisa tidak
terkait dengan program subsidi pemerintah. Kegiatan ini akan beragam sekali
tergantung spesifikasi bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan,
(d) Accumulated of skill through continued work experience(peningkatan
keahlian melalui pengalaman kerja). Keahlian ini tentunya tidak didapat dari
bangku sekolah, atau pendidikan formal lainnya, tetapi diperoleh melalui
pengalaman kerja secara langsung (learning by doing). Akumulasi
pengetahuan sedemikian biasanya memiliki kedalaman yang mantap pada
bidangnya dan berkonsekuensi pada harga yang mahal. Sekarang upaya
kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan kombinasi antara pendidikan
formal dengan terjun langsung (harus menempuh waktu tertentu) pada
bidang usaha yang relevan, (e) Government training programs for displaced
or disadvantaged workers (pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka mengganti tenaga kerja yang akan pensiun). Program ini bisa
sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempersiapakan
tenaga kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja yang akan
pensiun. Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih produktif
dan semangat baru, (f) Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan.
Fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena
akan terkait
d. Daya Beli
Daya beli merupakan komponen ketiga dari Indeks Pembangungan Manusia
(IPM), yang pengukurannya dilakukan dengan menghitung besarnya pengeluaran
(konsumsi) perkapita masyarakat (Meier-Stiglitz, 2001). Peningkatan daya beli
relatif lebih sulit dibanding dengan peningkatan kualitas pendidikan dan
kesehatan. Maksudnya, akar persoalan (penyebab) utama lemahnya pendidikan
dan kesehatan adalah karena alasan ekonomi yakni ketidakberdayaan (rendahnya
pendapatan). Sedemikian, sehingga konsep empowering merupakan jawaban
tepat untuk mendongkrak ketidakberdayaan masyarakat tersebut. Tapi bagaimana
caranya itu bisa dilakukan dengan tepat sehingga mampu memberikan dampak
yang cukup luas dan berarti. Penyelesainnya adalah pengembangan (perluasan)
kesempatan kerja melalui jalur permintaan dan penawaran kerja, seperti telah
diuraikan di atas. Persoalannya sisi (jalur) mana yang paling
efektif. Mungkinkah dilakukan kombinasi keduanya untuk suatu wilayah.
Nampaknya kebijakan kombinasi akan lebih efektif untuk dilakukan, karena dua
sistem akan berjalan secara bersamaan, sehingga bisa saling melengkapi dan akan
menjadi kekuatan besar dalam memberikan solusi perluasan kesempatan kerja. Di
bawah ini terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, karena
pengaruhnya kuat terhadap daya beli, yaitu :
1) Tingkat inflasi. Tingkat inflasi dengan daya beli memiliki keterkaitan
yang sangat erat sekali, karena kenaikan daya beli mesti dikomparasi dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Bila kondisi inflasi stabil (tetap), sementara daya
beli meningkat, berarti kenaikan daya beli tersebut mencerminkan kenaikan
yang sesungguhnya (riil). Artinya kenaikan yang terjadi bukan semata karena
faktor kenaikan harga, tetapi diduga itu karena kenaikan produktifititas atau
kenaikan upah.
2) Nilai tambah. Nilai tambah (added value) nasional atau regional adalah
sama dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Kenaikan PDRB mencerminkan : naiknya laju pertumbuhan
ekonomi, tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal (modal, tenaga kerja dan
alam), bergairahnya aktifitas sektor-sektor ekonomi lokal, dan naiknya daya
beli masyarakat (bila distrubusi pendapatan relatif merata).
3) Tabungan dan investasi. Tabungan dan investasi adalah dua besaran
makro strategis yang memiliki peran sangat penting dalam pembangunan
(pertumbuhan ekonomi). Pembentukan modal fisik (physical capital
formation) bermula dari aliran tabungan yang dilakukan oleh masyarakat
pada lembaga keuangan. Lembaga keuangan sesuai fungsinya (intermediasi)
menyalurkan dana tersebut karena adanya permintaan investasi dari para
pelaku usaha (businessman). Semakin banyak dana pihak ketiga (dana
masyarakat) yang tersalur menjadi investasi, semakin bergairah dunia usaha,
dengan catatan biaya modal (cost of borrowing capital) yang harus dibayar
lebih rendah daripada penerimaan yang diperoleh dunia usaha. Bergairahnya
dunia usaha adalah gambaran nyata dari semakin meluasnya kesempatan
kerja yang mungkin tercipta, sehingga pada gilirannya akan mendorong daya
beli masyarakat.
4) Pengeluaran konsumsi. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan
komponen permintaan agregat. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat,
semakin besar output ekonomi yang harus diciptakan; semakin besar pula
sumberdaya ekonomi (faktor produksi) yang harus digunakan. Artinya,
tenaga kerja yang dibutuhkan akan banyak (derived demand) sebagai
konsekuensi dari meningkatnya permintaan output. Dampak akhirnya adalah
terdorongnya daya beli masyarakat, karena sumberdaya manusia banyak
dimanfaatkan dalam proses produksi (dalam penciptaan output nasional).
5) Pembentukan modal manusia (human capital formation). Pembentukan
modal manusia, seperti dijelaskan sebelumnya, akan berpengaruh terhadap
proses penciptaan lapangan kerja. Artinya keahlian yang dimiliki seseorang
paling tidak akan menolong dirinya sendiri dalam penciptaan lapangan kerja.
Hal ini dengan sendirinya akan terjadi sebagai akibat dari proses akumulasi
ilmu pengetahuan dan keahlian tenaga kerja yang menuntut implementasi
konkrit di lapangan. Bila ini terjadi, maka secara otomatis akan berpengaruh
terhadap perbaikan daya beli tenaga kerja.
6) Pertumbuhan sektoral. Nilai tambah total (PDB) dipengaruhi oleh
dinamika yang terjadi secara sektoral (pertumbuhan sektor-sektor dalam
perekonomian). Secara total nilai tambah mungkin saja meningkat, namun
secara sektoral sering didapat adanya pertumbuhan sektor yang melambat,
tetap, atau mungkin saja menurun. Sehingga, dalam hubungan ini, secara
rinci perlu analisis pertumbuhan ekonomi yang menyentuh jauh kedalam
sampai pada pertumbuhan sektor-sektor, sedemikian sehingga bisa dilakukan
identifikasi lebih jauh untuk kepentingan pengembangan pembangunan
kedepan : sektor-sektor mana yang perlu dipacu, diwaspadai, dipertahankan
dan dikembangkan. Seimbangnya pertumbuhan ekonomi sektoral, dengan
sendirinya akan membawa dampak semakin meratanya daya beli masing-
masing sektor.
Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa komposisi pemuda di perkotaan dan pedesaan
hampir sama. Data tersebut meunjukan bahwa sebagian besar pemuda adalah usia
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT). Kelompok usia ini
merupakan usia kerja yang produktif dan merupakan sumber tenaga kerja yang harus
diberdayakan dan ditingkatkan kemampuan inovasi dan kreativitasnya. Berkembangnya
ekonomi kreatif di berbagai kota besar akhir-akhir ini tidak dapat dipisahkan oleh
tumbuh dan berkembangnya produk-produk inovatif dan kreatif dari generasi muda,
karena pemuda mudah menyerap informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru. Produk
inovatif dan kreatif tersebut pada gilirannya mampu berkontribusi kepada perekonomian
nasional dan menyerap tenaga kerja