PENDAHULUAN
PKS Parindu pada awalnya dibangun pada tahun 1991 dengan kapasitas 30
ton TBS/jam dan dapat ditingkatkan menjadi kapasitas 60 ton TBS/jam. Untuk
mengolah Tandan Buah Segar Kebun Inti, Plasma dan Pihak III, menjadi minyak
sawit dan Inti Sawit oleh PTP VII (Bah Jambi). Sejak tanggal 11 Maret 1996
menjadi milik Badan Usaha Milik Negara PTP Nusantara XIII (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 Tahun 1996 dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman RI melalui keputusan No. C2-8341.IIT.01.01.TII.96 tahun 1996.
Dalam perjalanannya telah menunjukkan keberadaannya mampu menampung
dan mengolah produksi TBS baik kebun sendiri, plasma, Pihak III maupun petani
kecil yang tiap tahun terus meningkat dan pada tahun 1997 kembali melakukan
pengembangan peningkatan kapasitas olah menjadi 60 ton TBS/jam.
Dari sisi manajemen, dalam upaya mewujudkan visinya, PTP Nusantara XIII
(Persero) melakukan Program Transpormasi Bisnis (PTB) yang dicanangkan sejak
Mei 2001. Salah satu produk dari PTP adalah Manajemen telah menetapkan
Strategic Initiatives (SI) yang merupakan terobosan fundamental dalam upaya
meninggalkan pola kerja konvensional (Business as usual) menjadi perusahaan
berbasis ilmu pengetahuan dengan standar kelas dunia. Dalam proses Transpormasi
Bisnis, Strategic Initiatives menjadi penting karena menjadi plafform untuk
melakukan lompatan bisnis dalam keseluruhan kinerja perusahaan.
Sampai bulan Desember tahun 2012, PKS Parindu telah mempekerjakan
karyawan tetap sebanyak 232 orang. (Selayang pandang UNIT PKS PARINDU PTP
NUSANTARA XIII (PERSERO).
Secara umum proses pengolahan kelapa sawit mulai dari TBS hingga produk
berupa minyak sawit (CPO) dan inti yang dilaksanakan PMS Uadalah sebagai
berikut :
Pemisahan
Pemurnian
(serabut & biji)
Pemecahan biji
Pemisahan
(biji & cangkang)
Penimbunan
Pengiriman
Produk dari PMS Parindu terdiri dari dua produk, yaitu minyak CPO dan inti
sawit. Tercatat, produk minyak CPO ini dijual dan didistribusikan kepada pabrik
maupun perusahaan lain didaerah sekitar kabupaten Sanggau. Mengingat kondisi
produk, jika tidak segera diolah maka nilai asam lemak bebas (ALB) yang
terkandung akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya nilai ALB ini dapat
menurunkan kualitas produk olahan. Selain produk berupa minyak CPO, inti sawit
juga diproduksi dan selanjutnya dibawa ke Pontianak untuk diolah menjadi minyak
goreng.
Minyak CPO dapat di gunakan menjadi bahan baku produk olahan untuk
kebutuhan sehari-hari. Salah satu keunggulan produk yang dihasilkan dari turunan
minyak sawit adalah kadar lemak yang rendah dan relative aman untuk konsumsi
jangka panjang. Selain itu produk yang berasal dari minyak sawit lebih ramah
lingkungan karena mudah terurai dan juga tidak menyebabkan iritasi.
Adapun produk olahan minyak CPO yang dikembangkan antara lain sebagai
bahan Baku Makanan seperti mentega, lemak untuk masakan (shortening), bahan
tambahan coklat, bahan baku es krim, pembuat asam lemak, vanaspati, bahan baku
berbagai industry, dan bahan makanan ternak. Sebagai bahan Baku kosmetik dan
obat-obatan seperti krim, shampoo, lotion dan vitamin A, minyak sawit lebih mudah
diserap kulit dibandingkan dengan jenis minyak lain. Sebagai bahan baku industry
digunakan sebagai pelembut dan pelunak, pada industry tekstil karena mudah
dibersihkan, sebagai pelumas cukup baik digunakan karena tahan terhadap tekanan
dan suhu tinggi, sebagai "cold rolling" dan "fluxing agent" pada industry kawat dan
perak, sebagai bahan flotasi pada pemisah biji tembaga dan kobalt, pada industry
ringan dijadikan salah satu bahan baku pembuatan sabun, semir sepatu, lilin,
deterjen, dan tinta cetak.
Loading Ramp
Sterilizer
Threshing
Digester
Pressing
CBC
[Cake Breaker Conveyor] Sand Trap
Tangki Pembagi
Ripple mill
CST
LTDS Sludge Tank
[Continue Settling Tank]
Storage Tank
Fat Pit
Alur Kernel
Aliran minyak
Aliran sludge
Gambar 1.3. Alur proses produksi minyak CPO dan kernel di PMS Parindu
1.4.Lokasi Pabrik dan Tata Letak Pabrik
1.4.1. Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam
mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap
kelangsungan hidup pabrik yang ikut menentukan keberhasilan dan kelancaran
produksi. Pabriki Minyak Sawit (PMS) Parindu dengan kapasitas 60 ton / jam telah
berdiri dikawasan kebun kelapa sawit kecamatan Parindu. Pemilihan lokasi pabrik
secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi adalah :
1. Sumber bahan baku
PMS Parindu berada disekitar perkebunan kelapa sawit, baik milik sendiri
maupun milik petani local.
2. Transportasi
Akses jalan mudah ditempuh oleh kendaraan beroda dua maupun roda
empat. Jarak antara PMS Parindu dengan jalan raya terhitung dekat yakni
selama 10 menit dengan kecepatan kendaraan 40 km/jam. Kondisi jalan
yang relative baik sehingga dapat memperlancar mobilisasi baik
transportasi pemasok bahan baku maupun pengiriman produk.
3. Jauh dari pemukiman warga
Salah satu pertimbangaan dalam pendirian pabrik adalah lokasi pabrik
yang jauh dari pemukiman warga, sehingga tidak secara langsung
menimbulkan polusi, kebisingan dan menghambat akses jalan transportasi
warga.
4. Sumber air
Sungai Sengoret merupakan sumber air yang digunakan baik untuk
kebutuhan pengolahan, perkebunan maupun fasilitas kesejahteraan.
Mengingat sungai ini mengalir melewati kawasan PMS Parindu.
5. Letak pasar
Letak PMS Parindu yang strategis, mengingat jarak menuju wilayah kota
yang dekat. Terutama daerah Tayan Hilir yang merupakan pusat
pengiriman minyak CPO dari PMS Distrik Kalimantan Barat II.
6. Listrik dan media komunikasi
Listrik penting sebagai penerangan dan sumber daya alat elektronik,
sedangkan media komunikasi sebagai alat komunikasi antar PMS Parindu
dengan PMS lain maupun ke PTPN XIII pusat di Pontianak terkait
dengan perkembangan PMS maupun kendala.
Dusun Pasok
Gambar 1.4. Peta lokasi PTP Nusantara XIII Unit PKS Parindu
1.4.2. Tata Letak
Berikut tata letak stasiun yang berperan dalam pengolahan, penimbunan dan
pengiriman produk PMS Parindu. Mulai dari stasiun timbangan hingga stasiun
pengiriman:
Stasiun Pengolahan
Limbah