Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH DASAR – DASAR MANAJEMEN

MANAJEMEN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PTPN6) UNIT


USAHA KAYU ARO

Dosen Pengampu :
Ir. Siti Kurniasih, S.P., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Imanuel Dps (D1B023091)
2. Fathir Ilham (D1B023094)
3. Khofifah Al Rizla S. Wahono (D1B023099)
4. Marsela (D1B023106)
5. Robiatul Awaliah (D1B023115)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kepada panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber telah dipakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Dasar – Dasar Manajemen,
dengan fokus pada topik yang sangat menarik, yaitu “MANAJEMEN PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA VI (PTPN6) UNIT USAHA KAYU ARO”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan referensi dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada ibuk Ir. Siti Kurniasih, S.P., M.Si. selaku
dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penyususn makalah tekuni.

Dengan menyelesaikan makalah ini diharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil dari makalah ini. Maka dari itu, penyusun bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca. Penyusun makalah akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan untuk memperbaiki makalah dimasa mendatang.

Jambi, 11 Maret 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang termasuk dalam kategori Negara Agraria, dimana
Negara ini kaya akan lahan pertaniannya hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduknya yang
kebanyakan bekerja pada sektor pertanian hal ini juga dapat dilihat ketika zaman
pemerintahan Presiden Seoharto dimana bangsa indonesia perna menjadi Negara
Swasembada Pangan.
PTPN VI memiliki 14 (empat belas) Unit Usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik karet remah (CRF)
dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2 (dua) pabrik teh dengan kapasitas
pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2 (dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1
(satu) mesin teh celup 150 kotak per jam atau 2,5 kotak per menit. Bahan baku pengolahan
pabrik, selain diperoleh dari hasil panen perkebunan sendiri, perusahaan juga membeli
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari
petani pekebun di sekitar lokasi keberadaan perusahaan.
Kayu Aro adalah hamparan tanaman teh berpagar Gunung Kerinci di sekelilingnya.
Keindahan alam sejauh mata memandang dan kesejukan hawa pegunungan membuat
perjalanan ke perkebunan teh Kayu Aro dari Padang, Sumatra Barat, selama sekitar enam jam
tak membuat hati gentar.
Selain hamparan tanaman teh, di perkebunan teh Kayu Aro kita masih bisa melihat
bangunan pabrik, rumah administratur (kini manajer)dan staf, bangunan klub (gedung
serbaguna), sampai rumah sakit (kini poliklinik) peninggalan masa penjajahan belanda.
Catatan PTPN VI Unit Usaha Kayu Aro menyebut tahun 1920 sebagai awal beroprasinya
perkebunan teh yang dikelola NV Namlodse Handle Veriniging Amsterdam (HVA).
Penanaman dimulai tahun 1923 dan pabrik berdiri pada tahun 1925.
PT. Perkebunan Nusantara
PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi berkantor pusat di Jln. lingkar barat km. 10,
Kota Baru Jambi, Indonesia 36128. Perusahaan ini memperdagangkan hutan tanaman dan
memiliki luas perkebunan utama 34.186,98 ha. Dengan luas total 30.906,4 ha. (90,41%)
ditanami yaitu kelapa sawit seluas 27.730,4 ha, teh seluas 3.176,57 ha dan sisanya 3.280,01
ha (9,60%), termasuk lahan cadangan, Tapak, pabrik, pembibitan. dan sejenisnya. -lainnya.
PTPN VI juga mengelola kebun plasma seluas 63.021,64 ha meliputi plasma kelapa sawit
26.800 ha di plasma teh bahar dan ophir, 343,64 ha di Gunung Talang, Sumatera Barat
serta 35.8778 ha karet dan PLK. PTPN VI mengelola produksi perkebunan sendiri (nuklir)
dan plasma.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6) Unit Usaha Kayu Aro saat
ini?
2. Apa saja asset-saset yang ada di PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6) Kayu Aro?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahu sejarah yang ada di PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6) Unit
Usaha Kayu Aro.
2. Untuk mengetahui beberapa asset yang ada di PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6)
Kayu Aro.
BAB II
2.1 Pembahasan
PT. Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 11 Tanggal 14 Februari 1996, dan disahkan melalui Akta Notaris Harun Kamil, S.H. No.
39 Tanggal 11 Maret 1996 dengan kedudukan Kantor Direksi di Padang, yang telah diubah
dengan Akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, S.H. di Jakarta Nomor 19 Tahun 2020
Tanggal 30 September 2020 dengan Kantor Direksi berkedudukan di Jambi.
PT. Perkebunan Nusantara VI sebagai Perusahaan yang bergerak dalam Bidang
Perkebunan, yang memiliki inherent risk yang cukup besar. Perusahaan berkomitmen
mengelola semua resiko secara efektif dan efisien serta memastikan kesinambungan dari
pertumbuhan dan bisnis inti yang berkelanjutan melalui pengelolaan secara proaktif, berfokus
pada risiko terpenting, dan memberikan perhatian terhadap alokasi modal dalam pelaksanaan
proses pengendalian. Pengelolaan resiko Perusahaan dilakukan secara terkoordinasi dan
terintegrasi.
Kebun/Unit Usaha Kayu Aro dibuka pada tahun 1920 oleh Perusahaan Belanda yaitu
NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Menangani Veriniging Amsterdam). Penanaman pertama
dimulai pada tahun 1923 dan Pabrik Teh didirikan tahun 1925. Sejak mulai beroperasi, Teh
yang dihasilkan adalah jenis Teh Hitam ( Ortodoks ). Pada tahun 1959, melalui PP No. 19
Tahun 1959 tentang "Penentuan Perusahaan Pertanian/Perkebunan milik Belanda yang
dikenakan Nasionalisasi", diambil alih Pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu berturut-
turut Kebun/Unit Usaha Kayu Aro mengalami perubahan Status/Organisasi dan manajemen
sesuai dengan keadaan yang berlaku, yaitu :
Tahun 1959 s/d. 1962 Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI.
Tahun 1963 s/d. 1973 bagian dari PNP Wilayah I Sumatera Utara.
Mulai taggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu Kebun dari PT.Perkebunan VIII yang
berkedudukan di JL. Kartini No.23 Medan.
Asset PTPN VI merupakan peleburan dari kekayaan proyek-proyek pengembangan PT.
Perkebunan (PTPN) III, PTP IV, PTP VI, dan PTP VII yang berada di wilayah Sumatera
Barat dan Jambi. Kantor Pusat perusahaan terletak di Jalan Lingkar Barat, Rt. 20 Paal X,
Kenali Asam, Kota Baru, Jambi. Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2016, PTPN VI
menguasai areal perkebunan yang telah mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) dan
Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 35.576 Ha, yang terdiri atas areal yang
digunakan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit, teh dan kopi dengan rincian
31.892 Ha (kelapa sawit), 3.184 Ha (teh), dan 500 Ha (kopi).
PTPN VI memiliki 14 (empat belas) Unit Usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik karet remah (CRF)
dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2 (dua) pabrik teh dengan kapasitas
pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2 (dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1
(satu) mesin teh celup 150 kotak per jam atau 2,5 kotak per menit.
Bahan baku pengolahan pabrik, selain diperoleh dari hasil panen perkebunan sendiri,
perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, Bahan Olah Karet
(Bokar), dan pucuk daun teh dari petani pekebun di sekitar lokasi keberadaan perusahaan.
Sebagai realisasi dari upaya perluasan areal, PTPN VI saat ini memiliki anak perusahaan,
yaitu :
 PT. Alam Lestari Nusantara

Kebijakan Manajemen Risiko PT. Perkebunan Nusantara VI telah tertuang dalam Surat
Edaran Direksi PT. Perkebunan Nusantara VI Nomor : SE-14/DIR/2014 Tanggal 22
September 2014 Tentang Fungsi, Proses, dan Mekanisme Manajemen Risiko pada PT.
Perkebunan Nusantara VI (Persero) yang secara garis besar mengatur mengenai Prinsip
Manajemen Resiko, Struktur Organisasi di Lingkup PTPN VI, Ruang Lingkup, Kerangka
Kerja Manajemen Risiko, dan Prinsip Manajemen Risiko.
Pengelolaan risiko yang dilakukan dengan tepat dan optimal akan meningkatkan
kepastian perusahaan dalam mencapai sasaran, serta memberikan keyakinan bahwa
perusahaan dapat merealisasikan peluang bisnis yang ada dengan meminimalisir potensi
resiko dan kerugian yang mungkin terjadi. Manajemen memiliki komitmen untuk
membangun lingkungan internal yang dapat mendukung terciptanya budaya risiko (Risk
Culture) guna tercapainya tujuan Perusahaan serta peningkatan nilai tambah bagi pemangku
kepentingan, dengan menetapkan Kebijakan Sistem Manajemen Risiko dan melakukan
monitoring dengan menggunakan aplikasi SIMAKO (Sistem Manajemen Risiko) berbasis
online.
PT Perkebunan Nusantara VI percaya, fondasi berkelanjutan akan terbangun dengan
menciptakan nilai jangka panjang (longterm value creation), sehingga keunggulan bersaing
secara berkelanjutan (sustainable competitive advantage) dapat terwujud, dan dapat
memperkuat daya tahan (strengthen resilience) yang lebih luas kepada masyarakat dan
lingkungan. Program TJSL PT Perkebunan Nusantara VI dijalankan dengan berpedoman
pada konsep CSV (Creating Share Value) yang memiliki karakteristik berbagi manfaat
dan nilai.

Anda mungkin juga menyukai