Anda di halaman 1dari 10

5.

KEADAAN UMUM TEMPAT USAHA

5.1

Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Usaha UD. Mina Lestari Food yang merupakan tempat usaha pembuatan atau

proses pengolahan sosis ikan tenggiri ini dulunya merupakan industri kecil dengan modal sendiri dan termasuk usaha perorangan. Perusahaan perorangan menurut Sudarsono (2002) adalah suatu bentuk badan usaha yang pemiliknya terdiri dari satu orang. Sumber modalnya bisa dari pemilik atau dapat juga menggunakan modal pinjaman. Pada perusahaan perorangan tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, pemilik perusahaan perorangan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Pada awalnya pemiliki UD. Mina Lestari Food adalah ibu Churun Iliyyin setelah mengikuti pelatihan pembuatan produk pada tahun 2006, pada akhir Desember di Universitas Hang Tuah, pelatihan tersebut berlangsung selama 25 hari. Hasil dari pelatihan tersebut, ibu Churun mencoba menerapkan ilmu yang telah didapatkannya dengan mendirikan usaha perorangan dengan bantuan pinjaman modal sebesar Rp 2.000.000,- dari Universitas Hang Tuah. Produk yang dibuat oleh Ibu Churun berupa sosis ikan, bakso ikan, nugget ikan, otak-otak ikan, spring roll, ekado, dll. Karena mengalami perkembangan yang pesat, usaha tersebut mendapat bantuan alat dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) pada akhir tahun 2007 sebesar Rp 50.000.000,-. Bantuan alat yang diberikan DKP berupa : freezer, genzet, food processor dengan kapasitas 50 kg/10 menit, alat pencetak bakso, filling sosis dan sealer vacuum. Dengan bantuan peralatan tersebut, kapasitas awal produksi bertambah dari 1-2 kg/item menjadi 10-20 kg/item.

44

Tujuan didirikannya usaha ini adalah untuk memperluas lapangan pekerjaan, membantu perekonomian masyarakat setempat dan untuk mengurangi angka pengangguran.

5.2

Lokasi dan Tata Letak Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan efisiensi usaha adalah

lokasi usaha. Pemilihan lokasi usaha memerlukan banyak informasi, mulai dari bahan baku hingga pemasaran dan lingkungan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan. Informasi pertama yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi adalah sifat bahan baku dan produk yang dihasilkan. Jika bahan baku bersifat mudah rusak, sebaiknya dipilih lokasi usaha yang mendekati sumber bahan baku. Sebaliknya jika produk akhir yang mudah rusak maka diperlukan lokasi usaha mendekati pasar atau mendekati sarana tercepat mencapai pasar (Wibowo, 2005). Pemilihan lokasi harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat. Tanpa perencanaan yang tepat, suatu usaha akan tergelincir, akibatnya usaha tersebut akan beroperasi dengan tidak efisien dan efektif. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya, baik investasi maupun operasional jangka pendek maupun jangka panjang (Purwanti dan Qoid, 2005). Menurut Machfoedz dan Machfoedz (2004), tata letak fasilitas merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi, idealnya tempat proses, perlengkapan dan wilayah kerja diatur menurut pola yang paling efisien. Lokasi UD. Mina Lestari Food milik Ibu Churun berada di Kota Surabaya, tepatnya di Jl. Wonokusumo Jaya I / 7 Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir dengan jarak dari jalan raya sejauh 50 meter dengan luas area tanah usaha dan kontruksi bangunan seluas 5 x 13 meter. Peta lokasi UD. Mina Lestari dapat dilihat

45

pada lampiran 2. Letak geografisnya bersinggungan langsung dengan denyut nadi aktifitas perekonomian, khususnya areal pelabuhan Tanjung Perak serta kawasan industri perdagangan ikan di Pabean. Menurut Manullang (1975) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan letak unit usaha yaitu dekat dengan sumber bahan baku dan daerah pemasaran, memiliki ketersediaan tenaga kerja, sumber air, iklim dan besarnya modal yang ditanam. Lokasi yang digunakan untuk tempat pengolahan sosis udang terdiri dari empat ruangan dimana ruangan pertama yaitu tempat pencucian bahan baku sebagai tempat untuk membersihkan bahan baku yaitu udang yang baru datang atau baru dibeli dengan cara dicuci dan kulit dan kepalanya serta untuk memilih udang mana yang masih segar dan baik untuk diolah. Ruangan yang kedua adalah ruang penggilingan daging, yaitu untuk menghaluskan daging udang beserta adonannya. Ruangan yang ketiga adalah ruangan proses, yaitu ruang untuk mengolah daging udang menjadi produk olahan pasca panen yaitu sosis udang. Ruangan yang keempat adalah ruangan tempat alat yang berisi peralatan-peralatan untuk mencetak sosis dan untuk pengemasannya. Layout ruang produksi dapat dilihat di lampiran 3.

5.3

Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Tenaga kerja di UD. Mina Lestari Food berasal dari lingkungan sekitar

tempat usaha yang merupakan ibu-ibu RT (Rumah Tangga). Tenaga kerja berjumlah 4 orang terdiri dari 3 orang tenaga kerja tetap dan 1 orang tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja pada bagian produksi sebanyak 1 orang, bagian administrasi sebanyak 1 orang, bagian pemasaran 1 orang dan tenaga bantuan sebanyak 1 orang. Tenaga kerja tidak tetap diupah dengan sistem harian sebesar Rp 10.000,-

46

per hari dan tenaga kerja tetap diupah dengan sistem bulanan sebesar Rp 300.000,per bulan. Waktu bekerja mulai pukul 07.30 - 15.00 WIB dengan istirahat 12.00 13.00 WIB. Fasilitas yang didapat para pekerja berupa sarung tangan, masker, makan dan minum dan mendapatkan THR pada saat Hari Raya.

5.4

Struktur Organisasi Usaha Struktur organisasi dari suatu perusahaan sangat berguna sekali dalam

kelancaran suatu proses produksi. Struktur organisasi adalah pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab didalam perusahaan secara vertikal dan pencerminan hubungan (relationship) antar bagian secara horisontal

(Manullang, 1980). Usaha pengolahan sosis ikan di UD. Mina Lestari ini dibina oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan dikelola langsung oleh pemiliknya yaitu Ibu Churun Iliyyin. Ditinjau dari tipe organisasinya, usaha ini memakai suatu usaha dengan tipe organisasi garis yaitu tipe organisasi yang dalam menjalankan usahanya sangat sederhana. Dalam organisasi ini wewenang langsung dari atasan ke bawahan dan tanggung jawab langsung kepada atasan. Struktur organisasi usaha kecil menengah (UKM) memiliki tipikal konfigurasi sederhana (simple structure) yang dalam perkembangannya kemudian bisa berubah menjadi struktur fungsional (functional structure). Rekruitmen karyawan biasanya berasal dari sumber-sumber yang berada di lingkungan sekitar, sanak keluarga, handai tolan maupun sebatas tetangga terdekat. Kondisi seperti ini akan lebihncenderung mengarah pada kultur kerja yang lebih berorientasi pada orang (mancentered atau people oriented), tidak atau sedikit sekali menjalankan formalitas-formalitas organisasi, serta seleksi pekerja lebih didasarkan pada aspek

47

sosial-ekonomi-budaya yang melatar-belakangi bukannya kemampuan ataupun keahlian professional yang diperlukan (job centered atau task oriented)

(Soebroto, 2003). UD. Mina Lestari Food memiliki anggota sebanyak 4 orang meliputi 3 orang tenaga kerja tetap dan 1 orang tenaga kerja tidak tetap. Adapun struktur organisasi UD. Mina Lestari Food dapat dilihat pada diagram di bawah ini : PEMILIK Churun Lliyyin

BAGIAN PRODUKSI Sukarti

BAGIAN ADMINISTRASI Aminah Yayuk

BAGIAN PEMASARAN Mario

TENAGA BANTU Saadah

Gambar 3. Struktur Organisasi UD. Mina Lestari Food

48

5.5 5.5.1

Sarana Produksi Peralatan Produksi Dalam proses pembuatan sosis udang, peralatan yang dipakai merupakan

gabungan dari peralatan rumah tangga dan peralatan modern. Adapun peralatan yang digunakan selama pengolahan sosis adalah : 1. Pisau Pisau yang digunakan sebagai alat dalam prose pengupasan kulit dari bumbu-bumbu dapur seperti; jahe, bawang merah dan bawang putih. Pisau yang digunakan berjumlah 3 buah tergantung banyak sedikitnya bahan baku yang tersedia. 2. Panci Besar Panci besar digunakan pada proses perebusan sosis udang. Panci besar yang digunakan yaitu 1 buah. 3. Timbangan Duduk Timbangan duduk digunakan untuk menimbang bahan-bahan dalam pembuatan sosis udang seperti , tepung tapioka, gula halus, tepung kedelai dan sebagainya. Timbangan duduk yang dimiliki oleh UD. Mina Lestari Food yaitu 1 buah. 4. Food processor Food Processor digunakan untuk menggiling daging bersama adonannya hingga semuanya tercampur merata. Food proessor yang digunakan UD. Mina Lestari Food yaitu 1 buah.

49

5. Baskom Baskom digunakan sebagai wadah adonan yang sudah jadi. Baskom yang digunakan berjumlah 3 buah sesuai ukuran dan banyaknya bahan baku yang digunakan. 6. Ember Ember digunakan sebagai wadah air PDAM saat pencucian udang setelah dikupas kulit dan kepalanya. Ember yang digunakan sebanyak 3 buah. 7. Filiing Sosis Filling Sosis digunakan untuk mencetak sosis kedalam casing, agar sosis terisi lebih padat. Filling sosis yang digunakan UD. Mina Lestari Food yaitu 1 buah. 8. Kompor Kompor yang digunakan dalam proses pembuatan sosis udang adalah kompor gas yang yaitu 1 buah. Kompor ini sebagai sumber panas yang digunakan untuk merebus sosis udang setelah dicetak. 9. Tabung Gas Untuk tempat bahan bakar kompor yaitu gas LPG. Tabung gas yang dimiliki UD. Mina Lestari Food yaitu 1 buah dengan ukuran 3 kg. 10. Freezer Box Freezer box digunakan untuk membekukan sosis setelah dikemas. Sosis dibekukkan dengan suhu -4oC selama 24 jam, freezer box yang digunakan UD.Mina Lerstari Food berjumlah 2 buah. 11. Sendok Sendok digunakan untuk membantu dalam mengambil bahan-bahan seperti ; garam, MSG, lada, dan gula pasir. Sendok yang digunakan sebanyak lusin

50

yaitu 6 buah. 12. Talenan Talenan digunakan sebagai alas pada proses pengirisan bawang putih, bawang merah dan jahe. Talenan yang dimiliki UD. Mina Lestari Food sebanyak 2 buah. 13. Tempat Sampah Tempat sampah digunakan sebagai tempat sisa-sisa bahan yang tidak terpakai. Tempat sampah yang digunakan sebanyak 2 buah. 14. Serbet Serbet digunakan untuk membersihkan peralatan seperti ; meja, piring, sendok dan pisau. Serbet yang digunakan berjumlah 5 buah. 15. Celemek Celemek digunakan sebagai alat untuk melapisi baju agar terlindungi dari kotoran-kotoran selama proses pembuatan sosis udang. Celemek yang dimiliki UD. Mina Lestari Food sebanyak 3 buah. 16. Piring Piring digunakan sebagai wadah bumbu-bumbu adonan yang akan digunakan dalam proses pembuatan sosis udang. Piring yang digunakan sebanyak 6 buah. 17. Meja Meja digunakan sebagai tempat meletakkan alat dan bahan dalam proses pembuatan sosis udang. Meja yang digunakan yaitu 1 buah. 18. Toples Besar Toples besar digunakan sebagai wadah penyimpanan bahan-bahan pembuatan sosis udang seperti ; tepung tapioka, tepung kedelai, tepung

51

karagenan dan gula pasir. Toples besar yang digunakan sebanyak 1 buah. 19. Toples Kecil Toples kecil digunakan sebagai wadah penyimpanan bumbu-bumbu seperti ; lada, garam, MSG dan Jahe. Toples kecil yang digunakan berjumlah 1 set, terdiri dari 6 toples ukuran kecil. 20. Cobek Cobek digunakan untuk menghaluskan bumbu seperti ; bawang putih, bawang merah, jahe dan lada. Cobek yang digunakan yaitu 1 buah. 21. Rak Piring Rak piring digunakan sebagai tempat meletakkan peralatan seperti ; piring, gelas, baskom, sendok, talenan, saringan, solet, pisau dan panci. Rak piring yang dimiliki UD. Mina Lestari Food yaitu 1 buah. 22. Tampah Tampah digunakan pada proses penirisan sosis udang setelah direbus. Tampah yang digunakan yaitu 1 buah. 23. Saringan Saringan digunakan pada proses pemberian jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis pada udang. Saringan yang digunakan sebanyak 2 buah. 24. Solet Solet digunakan sebagai alat untuk membantu mengambil adonan yang telah halus kemudian dimasukkan dalam filling sosis.

52

5.6.

Transportasi Pemasaran produk dilakukan oleh Bapak Mario yang bertanggung jawab

pada bagian pemasaran. Dalam memasarkan produknya ibu churun sebagai pemilik memasarkan sebagian produknya di kios miliknya yang berlokasi dirumah ibu churun dan sekaligus tempat produksi. Namun sejalan dengan perkembangan usahanya sekarang produknya sudah mulai banyak dikenal, dan pembelian produk juga melalui pemesanan dan kemudian diantarkan dengan menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi produk akan di antar langsung ke tempat pemesanan yang berada diseputaran kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai