Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak
atau peliharaan. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa (Sastra, 2008). Pakan
merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk
hidup (Halver dan Hardy, 2002). Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan
formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan
buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi
hewan ternak atau peliharaan yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku,
dan nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan pakan
buatan yang dihasilkan, dalam hal ini adalah pakan ikan, dapat memiliki standar
mutu tinggi dengan biaya yang murah (Mudjiman, 2004).
Fungsi utama pakan pada ikan adalah untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pakan tersebut
bisa diperoleh dari pakan alami maupun pakan buatan. Tujuan pemberian pakan
pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan hasil panen yang optimum, produksi limbah yang minimum
dengan biaya yang relatif lebih murah demi keuntungan yang maksimum (Tamsil
et al. 2012). Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk
mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan.
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan
gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam
lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan
tergantung pada tingkatan gizi dari bahan yang dibutuhkan oleh ikan. Pakan
bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu
yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah
tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung
pada kandungan bahan gizinya, kecernaannya (digestibility) dan daya serap
(bioavailability) ikan, tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun, tersedia dalam
jumlah banyak dan harga relatif murah.

1
1.2. Tujuan

Tujuan magang kerja pada pengolahan pakan ikan adalah :

1. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan ikan.


2. Mengetahui formulasi pakan untuk pembuatan pakan ikan.
3. Mengetahui proses pembuatan dan pengolahan pakan buatan (pellet),
sebagai bahan makanan bagi ikan yang dibudidayakan.

1.3. Manfaat

Manfaat dari kegiatan magang kerja ini adalah menambah pengetahuan


dan wawasan serta keterampilan bagi mahasiswa tentang cara pembuatan dan
pengolahan pakan buatan (pellet) bagi ikan.

1.4. Waktu dan Tempat.

Kegiatan magang kerja dilaksanakan selama 2 bulan, mulai tanggal 23


Maret 2016 - 18 Mei 2016, bertempat di PT. Banu Nolan Teknologi, Kampung
Pondoksok, Jalan Mesjid Baitul Hikmah, Sektor XIV-5, Nusa Loka BSD,
Kelurahan Rawamekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.

2
II. TINJAUAN UMUM LOKASI MAGANG KERJA

2.1. Sejarah Singkat

Memiliki kemampuan dibidang engineering dan perikanan, dan


dikarenakan pangsa pasar yang menjanjikan dibidang engineering dan perikanan
maka kami bersepakat untuk membentuk perusahan sendiri bernama PT. Banu
Nolan Teknologi yang didirikan pada tanggal 9 Desember 2013. Perusahan ini
memiliki kemampuan dalam usahanya yang meliputi beberapa devisi yaitu,
Engineering, Manufacture dan General Trading. PT. Banu Nolan Teknologi
adalah perusahan swasta yang memiliki komitmen untuk tumbuh dan berkembang
melalui inovasi-inovasi dan tidak mengimport mesin jadi dari luar Negeri, tetapi
memproduksi sendiri dan merupakan hasil karya anak bangsa. Dalam bidang
Engineering kami menerapkan sistem Turn Key /Custom, yaitu pembuatan mesin
akan diusahakan mengikuti kemauan pembeli. Dalam bidang perikanan kami
berusaha memperbaiki dan meng-up grade mesin dan cara pengolahan produk
perikanan (dalam hal ini pakan) dengan cara yang lebih baik dan sesuai dengan
ilmu nutrisi perikanan. PT. Banu Nolan Teknologi sudah menjadi vendor dari
beberapa perusahan ternama seperti PT. Selamat Sempurna, PT. Ichikoh, PT.
Unilever TBK, PT. Astra Honda Motor, PT. Stanley Electric, PT. Yutaka, PT.
Nirmala Tipar Sesama, dan PT. Indofood Sukses Makmur.
PT. Banu Nolan Teknologi diarahkan untuk menjadi perusahaan yang
mampu mengatasi persaingan yang semakin tajam, sehingga selalu tumbuh
menjadi perusahaan yang “Respectable” (terhormat) karena didukung oleh tenaga
yang handal. Kami selalu berusaha untuk membuat inovasi-inovasi sehingga
produk-produknya semakin berkembang, efisien dan berdaya guna. PT. Banu
Nolan Teknologi memiliki prioritas utama dalam melakukan pekerjaan/usahanya
dalam menjamin kelangsungan pertumbuhannya. Hasil yang optimal hanya akan
diperoleh dalam kecermatan menentukan skala prioritas dan karakteristik
bisnis/usahanya, yang diklasifikasikan menjadi, jangka pendek sampai dengan 6
bulan, jangka menengah sampai dengan 2 tahun dan jangka panjang di atas 2
tahun. Bagian Engineering, bertugas membuat mesin-mesin atau spare part suatu
perusahan atau instansi sehingga membantu kelancaran produksi bahkan sampai

3
pengolahan air dan limbah mereka. Bagian Manufacture, memproduksi dan
menjual beberapa barang seperti, pellet ikan dan tepung ikan. Bagian General
Traiding, mensupport perusahaan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mereka
perlukan.

2.2. Struktur organisasi

1. Dewan Komisaris :
Komisaris : Bambang Prasetyo
Konsultan Utama : Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M,Si.
2. Dewan Direksi :
Direktur Utama : Lunar Nurmanto, S,Si.
Direktur : Ir. Bambang Wicaksono.
Operasional : Rudi Kartomi.
Tenaga Ahli : Riky Suhendra.
Agung Yustinusa.
Handono Bayuaji.
Enes Lenterantio.

4
Struktur Organisasi PT. Banu Nolan Teknologi

Direktur Utama

Konsultan

Operasional
Direktur Dan
Administrasi

Devisi Devisi Devisi


Engineering Manufacture General Trading

Gambar 1. Struktur organisasi PT. Banu Nolan Teknologi.

5
III. PELAKSANAAN MAGANG KERJA

3.1. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan pakan ikan yaitu alat
tulis digunakan untuk mencatat kebutuhan data yang akan dipakai, kamera
digunakan mengambil gambar pada saat kerja, karung digunakan untuk
menampung bahan sebelum pencetakan dan pellet sesudah pencetakan, terpal
ukuran 4 x 3 m digunakan untuk mengalas lantai untuk mengaduk bahan dan
pendinginan pellet setelah pencetakan, mesin penepung digunakan untuk
memproduksi tepung dari bahan baku yang masih kasar, kwas digunakan untuk
membersihkan saringan pada mesin penepung, baskom digunakan untuk
menimbah bahan baku ke dalam mesin penepung untuk ditepungkan, mesin oven
digunakan memanaskan dan mengeringkan bahan baku, timbangnan tora precise
digital scale digunakan untuk menimbang bahan baku, mesin pellet ikan
digunakan untuk mencetak pellet, kunci L 6 mm digunakan untuk membuka alat
pembuangan pada bagian ujung ekstruder dan kunci 10 digunakan untuk
membuka dinamo pada pisau pemotong pellet.
Bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan pellet ikan yaitu
bahan untuk penyusun pakan pellet sesuai formulasi yakni. Tepung ikan, tepung
tapioka, tepung kedelai, bungkil kelapa, dedak, polar, vitamin, mineral mix,
minyak ikan dan air.

3.2. Prosedur Kerja

Proses pembuatan atau pengolahan pakan ikan (pellet) melalui beberapa


tahapan yakni :

1. Pembersihan gudang dan pengelompokan bahan sesuai jenis

Pembersihan dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa bahan baku yang


tidak terpakai lagi dan kotoran-kotoran lainnya yang menempel pada mesin.
Kotoran-kotoran tersebut tidak langsung dibuang ke tempat sampah karena
menimbulkan bau jika terkena air hujan sehingga penanganan perlu dilakukan
untuk menghindari bau busuk. Bentuk penanganan yang dilakukan adalah

6
memasukan kotoran-kotoran tersebut ke dalam lubang yang sudah digali dengan
kedalaman 100 cm dan dikuburkan.
Setelah pembersihan, dilakukan pengelompokan pada bahan-bahan baku
yang telah dibersihkan dan dirapikan sesuai jenis kemudian diberi label agar
mempermudah proses pengambilan jika dibutuhkan (Gambar 2).

Gambar 2. Pembersihan tempat kerja dan penguburan bahan kotoran

2. Pemilihan bahan baku untuk pembuatan pakan

Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari
penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan
sebagai bahan baku pakan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit
dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang
tidak terlalu besar. Tepung ikan dapat dibuat dengan cara basah, kering dan
penyulingan. Bahan tepung ikan berasal dari berbagai jenis ikan laut, akan tetapi
yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk
dikonsumsi dan harganya relatif murah (Tarwiyah dkk, 2001).
Kacang kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki banyak
manfaat. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan
lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan
lesitin (Anonim, 2010). Bungkil kedelai merupakan surnber protein yang baik
bagi ternak. Kandungan protein bungkil kedelai sekitar 44 - 51% dan merupakan
sumber protein yang amat bagus sebab keseimbangan asam amino yang
terkandung didalamnya cukup lengkap dan tinggi. Keuntungan, dari tepung

7
kedelai adalah mengandung lisin asam amino essensial yang paling tinggi dan
membuat aroma makanan menjadi lebih sedap, penggunaannya ± 10%.
Kekurangan, mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat
dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi, Protein 39,6%, lemak
14,3%, karbohidrat 29,5%, kadar abu 5,4%, kadar serat 2,8%, kadar air 8,4%.
(Sutardi, 1999).
Tepung tapioka sebagai perekat (gelatinisasi agar) terjadi perekatan antar
partikel bahan penyusun sehingga mempermudah pencetakan, penampakan pelet
menjadi kompak, tekstur dan kekerasannya bagus, pakan menjadi lebih lunak
mudah dicerna, menciptakan aroma pakan, penggunaannya cukup 10% (Anonim,
2000).
Pollar merupakan produk samping penggilingan gandum yang diambil dan
dijadikan bahan baku pembuatan pakan ikan. Pollar biasanya digunakan sebagai
bahan tambahan atau sebagai sumber karbohidrat.
Dedak merupakan produk samping penggilingan gabah (rice mill). Bahan
ini di pedesaan dapat diperoleh setiap kali menumbuk padi. Kulit gabah yang
mengelupas dan hancur beserta selaput beras disaring dengan ayakan lembut
untuk dipisahkan dari ampasnya. Dedak halus ini dalam pembuatan pakan ikan
digunakan sebagai sumber karbohidrat.
Minyak ikan sebagai sumber lemak dan sekaligus sebagai atraktan (bahan
penyedap aroma pakan ikan). Bahan ini lebih mudah diperoleh di kios-kios sekitar
pantai. Minyak ikan, disamping sebagai sumber lemak hewani, merupakan
sumber vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh ikan. Beberapa jenis vitamin dan
mineral dapat dibeli dari toko pakan ternak.
Beberapa sumber mineral dan vitamin buatan industry (pabrik) biasanya
telah diberi pengawet atau pelindung dari kerusakan alamiah. Bahan pakan ikan
dapat juga ditambah antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet.
Bungkil kelapa dapat dibeli langsung dari industri kelapa atau membeli
dikios pengecer dan distributor pakan ternak atau pakan ikan. Nama lain bungkil
kelapa adalah ampas kelapa. Bahan ini merupakan sumber protein nabati.

8
3. Pengeringan bahan baku

Pengeringan bahan dilakukan untuk dapat mengurangi kadar air yang


terkandung didalam bahan tersebut agar mempermudah dalam proses penepungan.
Sebelum proses pengerinngan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
pada mesin oven. Tujuannya adalah untuk memastikan alat-alat mesin yang
digunakan tidak dalam kondisi rusak. Setelah itu, dilakukan pembersihan pada
bagian dalam oven dari kotoran dan debu yang menempel, dengan cara
dilap/digosok menggunakan kain pada loyang/rak-rak yang terdapat didalam
oven. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pulsa pada meteran pulsa, bertujuan
untuk mengetahui pulsa lampu tersebut masih bisa digunakan atau tidak. Karena
mesin oven bersumber dari energy listrik. Bahan-bahan yang akan dikeringkan
diatur pada loyang/rak-rak yang telah dibersihkan dan dimasukan ke dalam oven
dan tutup (Gambar 3).

Gambar 3. Pembersihan mesin oven dan penyusunan bahan pada loyang oven.

Setetelah bahan dimasukan ke dalam oven, hidupkan mesin dengan cara


menaikan kontak pada MCB pada panel besar dan tekan tombol On untuk
menghidupkan mesin. Suhu diatur sesuai kebutuhan bahan yang akan
dikeringkan. Untuk bahan yang masih basah, suhu yang digunakan berkisar 100
0
C, dan waktu yang dibutuhkan selama 96 jam, sedangkan bahan yang setengah
kering membutuhkan suhu pengering berkisar 700C dengan lama waktu
pengeringan selama 60 jam untuk mendapatkan bahan yang benar-benar kering.
Setelah dipastikan bahwa semua bahan sudah benar-benar kering, maka mesin
dipadamkan dengan cara menekan tombol Of dan turunkan kontak pada MCB

9
pada panel besar. Bahan yang telah kering dikeluarkan dan didinginkan dan siap
diproses menjadi tepung. Oven dibiarkan hingga suhunya normal ± 1 – 2 jam, dan
dilanjutkan dengan pembersihan. Pada proses pengeringan tedapat beberapa
kendala yang mengakibatkan proses pengeringan berhenti yaitu adanya gangguan
terkait dengan pemadaman listrik sehingga mesin oven mati dengan sendirinya,
tegangan listrik yang terlalu tinggi sehingga mengakibatkan koslet dan mesin
oven dengan sendirinya mati, kabel untuk menghantarkan listrik pada MCB pada
panel kecil yang ditempel pada oven dipasang kurang kencang, sehingga tegangan
listrik yang cukup tinggi mengakibatkan kabel tersebut terlepas dan hal ini
mengakibatkan mesin oven mati dengan sendirinya.

4. Penepungan Bahan Baku

Bahan-bahan yang telah dikeringkan selanjutnya dilakukan penepungan.


Sebelum proses penepungan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan mesin yang
bertujuan untuk memastikan peralatan mesin dalam kondisi baik dan siap
dioperasikan. Setelah proses pemeriksaan, dilakukan pembersihan pada bagian
dalam mesin penepung yaitu pada pisau penghancur dan saringan untuk
menyaring tepung (Gambar 4).

Gambar 4. Pembersihan pisau penghancur dan saringan pada mesin penepung

Sebelum melanjutkan kegiatan ke tahapan berikutnya, terlebih dahulu


dilakukan pengecekan terhadap penggunaan listrik. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pemadaman lampu tidak terjadi. Tahapan selanjutnya adalah
menyiapkan bahan-bahan baku yang akan dijadikan tepung, kemudian mengikat
mulut karung pada alat pembuangan yang terdapat pada mesin penepung untuk
menampung tepung yang telah berhasil digiling. Selanjutnya menjalankan mesin

10
penepung dengan cara menaikan kontak pada MCB pada panel besar dan tekan
tombol On. Masukan bahan baku untuk proses penepungan secara perlahan-lahan
agar tidak tercampur bahan keras seperti serpihan kayu dan besi (Gambar 5).

Gambar 5. Proses penepungan bahan baku yang masih kasar.

Setelah bahan baku selesai ditepungkan, matikan mesin dengan cara tekan
tombol Of dan turunkan kontak pada MCB pada panel besar. Buka ikatan mulut
karung dari alat pembuangan pada mesin penepung dan bahan tepung dimasukan
ke dalam karung yang bersih. Mesin penepung dibiarkan selama 1 – 2 jam untuk
dibersihkan kembali dari sisa-sisa bahan baku yang tidak berhasil digiling dan
sisa-sisa tepung yang masih menempel pada saringan untuk penyaringan tepung.
Pada proses penepungan terdapat beberapa kendala yang menghambat kegiatan
tersebut yaitu mesin (dinamo) mengalami kebakaran pada bagian dalam mesin
disebabkan karena terlalu lama dipakai sehingga mengakibatkan koslet
mengakibatkan mesin padam dengan sendirinya. Saringan yang digunakan untuk
penyaringan tepung mengalami kerusakan, karena terdapat serpihan kayu yang
tidak dapat dihancurkan oleh pisau penghancur sehingga serpihan kayu dapat
merusak saringan tersebut.

5. Penimbangan Bahan Baku

Bahan baku yang telah dijadikan tepung selanjutnya dilakukan


penimbangan untuk mengetahui bobot dari masing-masing bahan baku
(Gambar 6).

11
Gambar 6. Penimbangan bahan-bahan yang telah ditepungkan.

Hasil penimbangan masing-masing karung memiliki berat yang berbeda-


beda dan akan dijumlahkan. Tabel 1 menyajikan hasil penimbangan bahan baku
yang telah dijadikan tepung.

Tabel 1. Hasil penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan.

No Bahan Volume Berat


1 Tepung tapioca 5 Karung 178,95 kg
2 Tepung ikan 5 Karung 153,65 kg
3 Tepung kedelai 4 Karung 140,85 kg
4 Dedak 6 Karung 216,35 kg
5 Polar 3 Karung 74,25 kg
6 Bungkil kelapa 8 Karung 199,2 kg
7 Vitamin 1 Karung 14,85 kg
8 Mineral 1 Karung 25,00 kg
9 Minyak ikan 1 gen 30 liter

6. Pembuatan Pelet Ikan.

Kegiatan pengolahan dan pembuatan pakan ikan terdiri dari beberapa


tahapan yaitu :

A. Penimbangan bahan sesuai formulasi.

Bahan-bahan yang sudah disiapkan, selanjutnya dilakukan penimbangan


untuk pembuatan pellet ikan. Jumlah total bahan yang akan digunakan sebanyak
16 kg. Formulasi bahan pakan disajikan pada Tabel 2.

12
Tabel 2. Formulasi bahan pembuatan pellet ikan.

No Bahan Komposisi
1 Tepung tapioca 1,5 kg
2 Tepung kedelai 1 kg
3 Tepung ikan 5 kg
4 Bungkil kelapa 2 kg
5 Dedak 4 kg
6 Polar 2 kg
7 Vitamin 15 gr
8 Mineral 30 gr
9 Minyak ikan 45 gr
10 Air 1.500 ml

B. Pencampuran bahan.

Bahan yang telah ditimbang selanjutnya dilakukan pencampuran secara


manual. Dengan cara bahan dituangkan ke atas tarpal untuk dilakukan
pencampuran. Pencampuran dimulai dari bahan yang takarannya sedikit sampai
bahan yang takarannya banyak, bahan dicampur sampai merata (homogen) untuk
menghasilkan pellet ikan yang baik. Waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran
bahan secara manual berkisar 30 menit (Gambar 7).

Gambar 7. Pencampuran bahan pembuatan pellet ikan

13
C. Pencetakan pellet dan pendinginan.

Kegiatan pencetakan dilakukan menggunakan mesin pellet ikan, namun


sebelum melakukan pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pada
mesin. Tujuannya agar memastikan alat-alat mesin dalam kondisi baik atau rusak.
Setelah itu, dilakukan pembersihan pada alat-alat mesin dari sisa pakan dan
kotoran yang menempel, (Gambar 8). Sebelum kegiatan lain dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan pengecekan terhadap penggunaan listrik. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pemadaman lampu tidak terjadi. Karena mesin pellet ikan
bersumber dari energi listrik. Setelah itu, menjalankan mesin dengan cara
menaikan kontak pada MCB pada panel besar dan putar tombol induk yang
menempel pada panel mesin pellet ke arah kanan untuk mengaktifkan tombol-
tombol yang berada di panel mesin pellet ikan. Selanjutnya, nyalakan stimer
dengan cara menekan tombol on pada panel mesin pellet dan putar tombol yang
menempel pada tabung stimer untuk mengatur temperature suhu yakni sebesar
100 0C agar dapat memberi uap panas ke stimixer untuk memanaskan dan
pengukusan bahan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses penguapan dari stimer
ke stimixer berkisar 60 menit (1 jam) (Gambar 8).

Gambar 8. Pembersihan mesin pellet ikan

Bahan-bahan yang telah dicampur selanjutnya dimasukan ke dalam hopper


(penampung) untuk siap dicetak, dan nyalakan stimixer, ekstruder dan pisau
pemotong dengan cara menekan tombol on pada panel mesin pellet (Gambar 9).

14
Gambar 9. Bahan yang telah dicampur dimasukan ke dalam Hopper.

Setelah semua bahan sudah dimasukan ke dalam hopper, buka penutup


hopper dan dengan sendirinya bahan tersebut akan jatuh dan masuk ke dalam
stimixer untuk proses pengukusan dan selanjutnya akan masuk ke dalam
ekstruder. Bahan yang masuk ke dalam ekstruder akan dicetak oleh alat tersebut
dan akan keluar lewat lubang pada ujung ekstruder kemudian langsung dipotong
oleh pisau pemotong. Pellet hasil cetakan kemudian selanjutnya ditampung pada
wadah yang telah disiapkan (Gambar 10).

Gambar 10. Pellet hasil cetakan langsung dipotong oleh pisau pemotong

Pakan hasil cetakan selanjutnya dilakukan pendinginan dengan suhu


ruangan yaitu dengan cara diberi alas pada lantai dengan menggunakan terpal,
pakan pellet yang telah berhasil dicetak dan ditampung pada loyang selanjutnya
diangkat dan ditebar pada tarpal yang telah disiapkan. Waktu yang dibutuhkan
untuk pendinginan pakan pellet berkisar 1 – 2 jam untuk menghasilkan kualitas
pakan yang baik. Setelah pakan tersebut dingin selanjutnya dimasukan ke dalam
karung kemudian diberi label dan siap untuk digunakan (Gambar 11).

15
Gambar 11. Pendinginan dan pengemasan pakan pellet

Kegiatan pembersisahn dilakukan Setelah pencetakan pakan pellet.


Pembersihan mesin dilakukan pada bagian ekstruder dan pisau pemotong, caranya
nyalakan bagian ekstruder dan tuangkan air pada hopper ekstruder untuk
membersihkan sisa-sisa bahan yang menempel pada bagian dalam dan bagian
depan ekstruder. Setelah bersih matikan kembali ekstruder. Selanjutnya bagian
depan ekstruder dan pisau pemotong dibongkar, bertujuan untuk membersihkan
sisa-sisa bahan yang menempel pada lubang yang berada diujung ekstruder.
Pastikan semuanya telah bersih selanjutnya dipasang kembali. Pembersihan
dilakukan agar tidak terjadi pembekuan bahan yang tidak dapat dicetak pada
bagian ekstruder, karena dapat menghambat proses pencetakan pakan pada tahap
berikutnya (Gambar 12).

Gambar 12 : Pembersihan alat ekstruder pada mesin cetak pakan pellet

16
IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan magang kerja tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Proses pengolahan dan pembuatan pakan ikan terdiri dari beberapa tahapan
yakni, pembersihan gudang dan pengelompokan bahan sesuai jenis,
pengeringan bahan baku, penepungan bahan baku, penimbangan bahan baku,
penimbangan bahan sesuai formulasi, pencampuran bahan, pencetakan pellet,
pendinginan dan penyimpanan.
2. Formulasi pakan yang digunakan adalah, Tepung tapioca 1,5 kg, tepung
kedelai 1 kg, tepung ikan 5 kg, bungkil kelapa 2 kg, dedak 4 kg, polar 2 kg,
vitamin 15 gr, mineral 30 gr, minyak ikan 45 gr dan air 1.500 ml.

4.2. Saran

Pembersihan mesin pencetak pakan sebaiknya dilakukan secara rutin


setelah melakukan pencetakan pakan atau melakukan produksi pakan, sehingga
tidak terjadi pembekuan bahan pada mesin pencetak pakan yang dapat
menghambat proses pencetakan pakan atau proses produksi pakan berikutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Tepung Tapioka Sebagai Bahan Perekat. http:// lemlit. unila.
ac.id./Tapioka Sebagai Bahan Perekat.html. [Jum’at, 16 Desember
2011].

Anonim. 2010. Modul Program Keahlian Budidaya Ikan Membuat Pakan Ikan
Buatan. http:// pijvedca.depdiknas.go.id/perikanan bdat.pdf. [Jum’at,
16 Desember 2011].

Anonim. 2010. Membuat Pakan Ikan Air Tawar. http:// lemlit. unila.
ac.id./membuat pakan ikan air tawar.html. [Jum’at, 16 Desember
2011].

Halver JE dan Hardy RW. 2002. Fish Nutrition Third Edition. California (US):
Elsevier Science.

Mudjiman A. 2004. Makanan Ikan. Depok (ID): Penebar swadaya.

Sastra W. 2008. Fermentasi Rusip (Skripsi). Bogor (ID): IPB.

Tamsil, Rosni, Teken Y. 2012. Pemanfaatan Jerami Sebagai Bahan Baku Ikan.
Buletin Litkayasa Akuakultur. 10(1): 37-41.

Tarwiyah. 2001. Bahan Baku Pakan Tepung Ikan. Universitas Airlangga.


Surabaya.

18
LAMPIRAN

1. Pembersihan gudang dan pengelompokan bahan sesuai jenis

2. Pembersihan mesin penepung, mesin oven dan mesin cetak pellet ikan

3. Proses penepungan, pengeringan bahan dan cetak pakan pellet

4. Proses pendinginan pellet, pengemasan dan labelling

19

Anda mungkin juga menyukai