Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 9

3.1. Profil Perusahaan dan Manajemen Persediaan


Nama :Khansa Food
Pemilik :Nurul Indah Khasanah
Tahun Berdiri :2007
Lama berdiri :14 tahun

3.1.1. Gambaran Umum UKM


UKM Khansa food adalah usaha yang sudah berdiri sejak 2007. UKM ini
didirikan oleh Ibu Indah, sejarah berdirinya UKM berawal dari ide usaha Ibu
Indah karena ingin memiliki usaha di luar bidangnya dan untuk membantu
mencukupi kebutuhan sehari-hari. UKM ini merupakan usaha dibidang perikanan
dimana memproduksi abon ikan Tuna, ikan lele, ikan salmon, abon ayam, abon
sapi, dan beberapa frozen food lainnya. Nama dari UKM ini sendiri berasal dari
nama anak kedua dari pemilik UKM ini, yaitu khansa yang berarti pejuang
perekonomian keluarga dan diambil juga dari nama pemiliknya yaitu bapak
Priyadi Samburianto dan ibu Nurul Indah Khasanah. UKM ini berlokasi di Jl.
Raya Beran Balong, Mancasan, Kleben, RT. 03/ RW. 25 no. 44 C Pandowoharjo,
Sleman 55512, Yogyakarta. Produk dari UKM Khansa food mendapat label halal
pada tahun 2007 dengan setelah melakukan uji kandungan, dengan waktu 1 bulan
yang kemudian mendapat izin dan memiliki masa berlaku selama 3 tahun. Visi
dan Misi dari UKM Khansa food ini adalah dari Yogyakarta kami bangkitkan
gerakan makan ikan. Untuk sehat, kuat dan cerdas. Mari kita makan ikan. Bahan
utama yang digunakan dalam produksi ini yaitu ikan Tuna, ikan Lele, daging
ayam, dan daging sapi, bahan-bahan tersebut disimpan pada freezer agar tidak
mengalami mundur mutu. Menurut Prasetyo et al. (2016) Freezer adalah alat
pembeku ikan. freezer merupakan alat yang bekerja dengan membutuhkan tenaga
mesin yang besar, dan dalam pembuatannya membutuhkan biaya mahal karena
menggunakan tenaga mesin. Dengan sistem pembekuan modern, penanganan
dengan freezer lebih lama dan melalui tahap-tahap yang lebih rumit jika
dibandingkan dengan es
3.1.2. Lokasi UMKM
Gambar 1. Lokasi UMKN Khansa food

UMKM ini berlokasi pada Mancasan Kleben no 44C RT.3/RW.25 Kleben

Mancasan, Kleben Moncosan, Pandowoharjo, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55512. Batas dari sekitar Khansa food ini adalah

sebagai berikut:

1. Sebelah barat :Beddai hairhouse

2. Sebelah utara :Fillart screen painting

3. Sebelah selatan :pemukiman warga

4. Sebalah timur :pemukiman warga

Lokasi dari UMKM khansa food ini tidak memiliki saingan perindustrian

yang memiliki jenis produk yang sama. Sekitar dari lokasi ini juga tidak begitu

jauh dari jalan utama sehingga membuat lokasi ini sedikit strategis untuk

melakukan perindustrian. Akses yang mudah untuk dilalui juga menjadi

keuntungan sendiri untuk UMKM khansa food ini karena penerimaan order dan

pendistribusian produksi tidak mengalami kendala. Menurut Fu’ad (2015) Hampir


keseluruhan jenis usaha membutuhkan tenaga listrik dimana hal ini akan

berpengaruh pula pada proses pemilihan lokasi usaha. Ketersediaan sumber

tenaga listrik, saluran air bersih, kondisi jalan serta sarana transportasi yang ada

menjadi faktor penting dalam pemilihan lokasi usaha.

3.1.3. Daftar Persediaan

Daftar persediaan adalah daftar alat ataupun bahan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Persediaan dari UMKM khansa food yaitu bahan baku utama,
bahan baku cadangan, peralatan produksi dan produk akhir. Semua persediaan ini
terdaftar dalam daftar persediaa UMKM Khansa food. Bahan baku merupakan
salah satu dari daftar persediaan dari Khansa food ini, yang meliputi 300 kg ikan
lele segar dan 200 kg fillet ikan. Bahan tambahan yang dimiliki oleh khansa food
yaitu bawang merah, putih, gula, daun salam, kunyit, dan garam. Persediaa
tersebut sangat dibutuhkan karena dapat mempengaruhi proses produksi Menurut
Tuerah (2014), Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki
peranan penting dalam operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu melakukan
manajemen proaktif. Perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun
tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran akhir,
yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk penanganan persediaan.
Jenis dari daftar persediaan lainnya dari khansa food ini antara lain yaitu
peralatan yag digunakan dalam proses produk. Alat yang digunakan meliputi
kompor, pengaduk, blender, pemipih daging ikan, freezer, dan mesin packaging.
Persediaan produk akhir tidak lain merupakan hasil produksi dari khansa food ini
sendiri, produk dari khansa food yaitu abon ikan Tuna, ikan lele, ikan salmon,
abon ayam, abon sapi, dan beberapa frozen food. Menurut Daud (2017),
Pemenuhan kebutuhan konsumen ditunjang oleh faktor ketersediaan produk di
gudang. Sedangkan ketersediaan produk dipengaruhi oleh ketersediaan bahan
baku, sehingga dalam hal ini persediaan memiliki peranan penting untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
3.1.4. Persediaan Bahan Baku Utama
Persediaan Bahan Baku merupakan hal yang paling penting dalam proses
produksi dari setiap UKM ataupun usaha lainnya. Persediaan dari UKM Khansa
food yaitu ikan Tuna, ikan Lele, daging ayam, dan daging sapi. Pembelian bahan
baku utama dari Khansa food yaitu 300 kg daging fillet dan 200 kg ikan lele segar
yang kemudian diolah sehingga mendapatkan daging ikan lele sebanyak 70 kg.
Penyimpanan dari bahan baku utama ini disimpan pada freezer sehingga bahan
baku ini tidak mengalami mundur mutu dan tetap segar sehingga tidak
mempengaruhi hasil produksi. Menurut Widodo et al. (2013), Setiap barang yang
masih diperlukan dalam pekerjaan, harus memiliki suatu tempat penyimpanan
yang tetap dan jelas status keberadaannya. Setiap item dan lokasi penyimpanan
hendaknya mempunyai nama, alamat lokasi penyimpanan atau kode identifikasi
(label) yang standar dan jelas.
Bahan baku utama dari produksi untuk disimpan sebagai cadanga yaitu
sebanyak 5 kg untuk disetiap harinya, adanya cadangan yaitu untuk memastikan
dan mengantisipasi bila jumlah produksi mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Pengecekan bahan baku utama dari Khnsa food dilakukan setiap 2 hari sekali.
Menurut Nadia et al. (2012) Melakukan pengecekan jumlah bahan baku setiap
awal periode. Hal ini berpengaruh terhadap waktu pemesanan bahan baku
berikutnya karena pada setiap awal periode proses produksi, bahan baku
dibutuhkan terus menerus.
3.1.5. Persediaan Bahan Tambahan
Persediaan bahan tambahan dari UKM Khansa food yaitu gula, minyak
goreng, bawang putih, ketumbar, jahe, laos, daun salam, daun jeruk, bawang
merah, dan bawang putih. Bahan yang digunakan dalam setiap produksi debanyak
50 kg, dan yang disimpan sebagai bahan cadangan yaitu sebanyak 5 kg disetiap
hari. Penggunaan dari bahan tambahan tersebut dibeli untuk dalam 1 kali
produksi. Pembeliaan bahan dilakukan ketika bahan sudah tersisa sebanyak 20%,
dan dipesan melalui pemesanan lewat telepon. Bahan baku yang digunakan sudah
dipastikan halal. Menurut Ginantaka dan zain (2017), Makanan halal adalah
sesuatu yang tidak mengandung bahan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh orang
muslim baik pada bahan baku maupun bahan tambahan. Bahan baku maupun
bahan tambahan harus merupakan bahan yang dapat dikonsumsi oleh semua pihak
dan dipastikan halal
Bahan tambahan dipastikan habis setelah proses produksi agar tidak
melakukan penyimpanan pada bahan tambahan tersebut. Jumlah yang sesuai
dengan banyaknya kebutuhan yang digunakan dalam proses produksi, seperti
pembeliaan 4 kg bawang merah dan putih untuk proses produk dimana daging
ikan yang dibutuhkan sebanyak 50 kg dalam setiap produksi. Penyimpanan pada
bahan tambahan hanya disimpan pada tempat penyimpanan yang sederhana dan
tidak memerlukan suasana ataupun kondisi yang khusus. Menurut Sari dan
Hadiyanto (2013), Penyimpanan bahan makanan dilakukan agar memiliki shelf&
life yang cukup lama dengan mencegah pembusukan makanan
tersebut.Pembusukan makanan dipengaruhi berbagai faktor yaitu suhu,
kelembaban dan kekeringan, udara dan oksigen, cahaya, dan waktu.
3.1.6. Persediaan Peralatan
Persediaan peralatan pada UKM Khansa food terdapat pada dapur
produksi. Peralatan yang digunakan yaitu kompor, mixer, blender, freezer,
pemarut otomatis, pemipih daging otomatis. Peralatan untuk pengemasa terdapat
pada ruan packaging. Peralatan dari Khansa food tidak memiliki cadagan karena
Khansa food mengandalkan perawatan rutin dengan adanya pembersihan alat
setiap kali pakai dan untuk pembersihan secara keseluruhan dilakukan 2 bula
sekali. Menurut Gea (2018), Persediaan bahan baku dan pemeliharaan peralatan
secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Proses produksi.
Kualitas produk sebagai variabel moderating tidak mempunyai pengaruh
persediaan bahan baku terhadap proses produksi dan kualitas produk sebagai
variabel moderating tidak mampu memperkuat (memperlemah) pemeliharaan
peralatan terhadap proses produksi.
Fungsi dari alat yang digunakan oleh Khansa food ini antara lain yaitu
blender. Blender ini berfungsi untuk menghaluskan bumbu atau bahan tambahan
yang nanti akan dicampurkan pada saat pemasakan. Pemarut daging, alat ini
berfungsi untuk memarut daging yang selanjutnya di proses untuk dipipihkan.
Mesin pengemasan berfungsi untuk mengemas hasil produksi agar dapat bertahan
lama. Menurut Gao dan Rao (2013), mesin pengemasan sangat dibutuhkan dalam
proses lanjut dari setiap industri yang memproduksi. Penggunaan dari mesin
pengemasan sudah hampir diberlakukan di setiap perindustrian agar produk
mereka dapat terjaga.
3.1.7. Persediaan Produk Akhir
UKM Khansa memiliki persdiaan produk akhir dan selalu siap stock,
tetapi selama di masa pandemi ini, Khansa food tidak memiliki persediaan produk
akhir. Khansa food memproduksi sesuai dengan permintaan pasar dan konsumen
sehingga tidak terdapat persediaan produk akhir. Penyimpanan persediaan produk
akhir terdapat pada gudang peyimpanan agar produk tetap terjaga. Menurut
Karlida dan Musfiroh (2017) Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kondisi
penyimpanan diantaranya yaitu suhu, kelembaban, kebersihan, pencahayaan,
ventilasi atau kualitas udara serta adanya segregasi atau pemisah. Dari beberapa
faktor tersebut yang paling dominan mempengaruhi kualitas material dan produk
saat penyimpanan yaitu suhu.
3.1.8. Jumlah Masing-masing Persediaan
Jumlah persediaan dari UKM khansa food dari bahan baku hingga bahan
tambahan sangat diperhtikan. Bahan baku yang digunakaan yaitu sebanyak 300 kg
daging fillet dan 200 kg ikan Lele segar. Bahan tambahan yang digunakan yaitu
sebanyak 50 kg. Jumlah ini sangat mempengaruhi produksi yang dilakukan karena
mempengaruhi jumlah produksi itu sendiri. Menurut Naibaho (2013), Adanya
pengendalian internal yang baik dan teratur dalam mengelola persediaan bahan
baku, maka pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan-laporan yang
bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas perusahaan,
3.1.9. Sistem Order
Sistem order yang dilakuakn Khansa food terdpat banyak cara, salah
satunya yaitu dengan melakukan penjualan pada toko oleh, indomaret, Sushi Tei,
alfamart, dan beberapa toko lain. Pembeliaan dengan mendatangi UKM ini secara
langusngpun juga dapat dilakukan, atau dengan pembeliaan secara daring.
Menurut Wibowo et al. (2015), Saluran distribusi terkait dengan berbagai
aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk dapat disalurkan ke
konsumen. Penjualan dari suatu perusahaan dapt dilkukan dengan banyak cara
seperti penjualan dengan daring, telepon, dan mendatangi secara langsung ke
tempat perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Gea, C. N., & MM, A. S. Y. S. (2018). Pengaruh Persediaan Bahan Baku, Dan
Pemeliharaan Peralatan, Terhadap Proses Produksi Dengan Kualitas
Bahan Baku Sebagai Variabel Moderating. Media Studi Ekonomi, 21(1).
Ginantaka, A., & Zain, E. R. (2017). Perancangan Sistem Informasi Traceability
Produk Pangan Halal UKM Unggulan Berbasis Digital Business
Ecosystem. Jurnal Agroindustri Halal, 3(2), 170-182.
Karlida, I., & Musfiroh, I. (2017). SUHU PENYIMPANAN MATERIAL DAN
PRODUK FARMASETIKAL DI GUDANG INDUSTRI
FARMASI. Farmaka, 15(4), 58-67.
Nadia, V., Dewi, D. R. S., & Sianto, M. E. (2017). Penjadwalan Produksi dan
Perancangan Persediaan Bahan Baku di PT. Wahana Lentera Raya. Widya
Teknik, 9(2), 179-192.
Naibaho, A. T. (2013). Analisis Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku
Terhadap Efektifitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).
Prasetyo, A. B., Setiyanto, I., & Hapsari, T. D. (2016). Analisis usaha perikanan
tangkap kapal purse seine berpendingin freezer dibandingkan dengan es di
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo, Juwana, Kabupaten
Pati. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology, 5(1), 67-77.
Wibowo, D. H., & Arifin, Z. (2015). Analisis strategi pemasaran untuk
meningkatkan daya saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis, 29(1), 59-66.
Widodo, L., Erni, N., & Nuranisa, R. S. (2013). Usulan perbaikan rancangan tata letak
penyimpanan bahan baku berdasarkan kriteria pemakaian bahan. Jurnal Al-
Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 2(2), 69-80.
Fu’Ad, E. N. (2016). Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Berskala
Mikro/Kecil Di Komplek Shopping Centre Jepara. Media Ekonomi Dan
Manajemen, 30(1).
Sari, D. A., & Hadiyanto, H. (2013). Teknologi dan Metode Penyimpanan Makanan
sebagai Upaya Memperpanjang Shelf Life. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai