DESKRIPSI PROSES
Minyak
KOH
Reaktor
Saponifikasi
Dekanter
gliserol
Sabun
18
19
Air
Minyak ZnO
Reaktor
hidroslis
Asam lemak
NaOH
Reaktor
Saponifikasi
Sabun + air
Hidrolisis lemak dan minyak dengan air keduanya merupakan fasa yang
tidak saling larut sehingga membutuhkan pencampuran yang baik. Reaksi
dilakukan di bawah kondisi dimana air memiliki kelarutan yang cukup tinggi yaitu
sekitar 10 ‒ 25 % dalam lemak dan minyak. Proses ini dicapai di bawah tekanan
tinggi yaitu sekitar 4 - 5,5 MPa (580 - 800 psi) dan dengan suhu tinggi (240oC -
270oC) dalam reaktor. Untuk mempercepat reaksi kadang ZnO ditambahkan ke
dalam reaksi netralisasi.
Proses pembentukan sabun dari asam lemak dicapai melalui reaksi asam
lemak dengan kaustik yang sesuai. Reaksi dapat dilihat sebagai berikut:
O
R – COO – H + KOH RC + H2O
OK
Asam Lemak Alkali Sabun Air
Campuran dari M-01 kemudian dialirkan menuju M-02 agar campuran yang
dihasilkan tercampur dengan sempurna. Pada tahap pencampuran kedua di mixer II
ditambahkan pewangi dan zat antioksidan. Campuran tersebut merupakan produk
utama dari proses ini yaitu sabun cair transparan yang kemudian disimpan dalam
tangki penampungan (T-11).
CH2COOC17H35 CH2 - OH
CH2COOR3 CH2 - OH
Langkah 2 :
CH2COOR1 CH2 - OH
CH2COOR3 CH2 - OH
Langkah 3 :
CH2COOR1 CH2 - OH
CH2COOR3 CH2 - OH
minyak kelapa sawit dan di bawah titik didih air dengan tekanan operasi 1 atm,
hal ini bertujuan :
• Memudahkan pencampuran antar reaktan.
• Transportasi cairan melalui pompa-pompa dan pipa-pipa lebih mudah
karena viskositasnya berkurang.
• Jika suhu berada di atas titik didih air maka tekanan dalam reaktor dalam
lebih besar dari 1 atm untuk menghindari penguapan air.
Berdasarkan rule of thumb, laju reaksi saponifikasi akan meningkat sebesar dua
kali lipat setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Suhu operasi reaksi saponifikasi
dapat berlangsung pada kisaran suhu 80-120oC. Sedangkan suhu operasi yang
dipilih adalah 120oC dan pada tekanan atmosfer untuk menjaga fase campuran
tetap cair (Spitz, 2009).
2. Pengadukan
Trigliserida sukar larut dalam air, sedangkan basa seperti KOH mudah larut
dalam air. Sehingga jika didiamkan akan berbentuk dua lapisan yang terpisah
dan reaksi hanya berlangsung pada daerah batas dua permukaan tersebut,
akibatnya reaksi menjadi lambat. Untuk menghindari hal ini maka diperlukan
pengadukan agar seluruh partikel reaktan dapat terdispersi satu sama lain,
dengan demikian laju reaksi dapat meningkat.
3. Rasio reaktan
Perbandingan reaktan pada proses saponifikasi merupakan perbandingan mol
reaktan KOH terhadap minyak kelapa sebesar 3:1. Perbandingan reaktan
tersebut diambil berdasarkan persamaan stoikiometri reaksi saponifikasi
trigliserida. (Spitz, 2009).
= 3.787,8688 kg/jam
(Keteran, 1986)
3. Air (H2O)
Air digunakan untuk melarutkan KOH dan mengurangi viskositas
sabun cair yang terbentuk sehingga memudahkan sirkulasi hasil. Sifat-sifat
fisika dan kimia air adalah sebagai berikut:
Sifat fisika
• Berat molekul : 18,016 g/mol
• Indeks bias : 1,33
• Titik didih : 100oC
• Titik beku : 0oC
• Densitas : 1 g/ cm3
• Viskositas : 0,01002 poise
Sifat Kimia
• Bentuk molekulnya padatan hexagonal.
• Bersifat polar.
• Tidak beracun dan berwarna.
• Tidak berbau dan berasa.
• Pelarut yang baik bagi senyawa organik.
30
(Perry, 1997)
(Perry, 1997)
(Perry, 1997)
8. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah berfungsi sebagai
antioksidan, pengelat (pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga
mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat pemanasan) dan
mencegah sabun menjadi tengik. Asam sitrat diperoleh melalui proses
hidrolisis pati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Asam sitrat juga dapat
dimanfaatkan sebagai pengawet dan pengatur pH.
Sifat fisika
• Rumus Molekul : C6H8O7
• Berat Molekul : 39,9972 g/mol
• Densitas : 1,542 g/ml
• Titik Lebur : 153oC
Sifat Kimia:
• Bersifat asam dan tidak berwarna
(Perry, 1997)
9. Pewangi (Jasmine)
Jasmine atau melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu
berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak
dan tanaman merambat dala keluarga zaitun (Oleaceae). Terdiri dari sekitar
200 spesies tumbuhan asli daerah briklim tropis dan hangat dari Eurasia,
Australia dan Oseania. Melati secara luas dibudidayakan karena aroma khas
bunganya yang harum. Adapun sifat fisika melati adalah:
Sifat fisika
• Rumus molekul : C11H16O
• Massa molar : 164,246 g/mol
33