Disusun Oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Bulanan On The Job Training yang
merupakan salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian dalam pembekalan
Calon Karyawan Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Laporan Kegiatan
Bulanan ini disusun berdasarkan diskusi/sharing, observasi, praktek dan penugasan
yang diberi oleh mentor kepada Calon Karyawan Pimpinan selaku peserta OJT.
Selama mengikuti kegiatan training, OJT dan penyusunan laporan ini, penulis
mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Hiras Gumanti, Manajer Kebun Sei Kebara
2. Bapak Ramadhani, SP, Asisten Kepala Rayon Timur Kebun Sei Kebara
sekaligus sebagai Pembimbing Lapangan dalam Pelaksanaan On The Job
Training
3. Bapak Abdul Halim, SP, Asisten Kepala Rayon Barat Kebun Sei Kebara
4. Bapak Abdullah Andri, Asisten Personalia Kebun Sei Kebara
5. Bapak Gita Pradana Utama SE, QIA, Asisten Tata Usaha Kebun Sei Kebara
6. Bapak Asisten Afdeling I (Satu) – VIII (Delapan) Kebun Sei Kebara
7. Seluruh personil dan karyawan Afdeling VIII (Delapan) yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
8. Calon Karyawan Pimpinan (CKP) Angkatan 2018 PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero)
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada
umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Tempat 2
1.4. Metode 2
BAB II 3
KEADAAN UMUM KEBUN/UNIT 3
2.1. Sejarah dan Perkembangan Kebun/Unit 3
2.2. Lokasi dan Letak Geografis 4
2.3. Tujuan Perusahaan 4
2.4. Struktur Organisasi Kebun/Unit 5
2.5. Ketenagakerjaan 5
BAB III 6
HASIL KEGIATAN 6
3.1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 6
3.1.1. Aplikasi Janjang Kosong untuk TBM 6
3.1.2. Buka Piringan Pohon Manual 7
3.1.3. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 8
3.1.4. Penyisipan 9
3.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 10
3.2.1. Penunasan 10
3.2.2. Pengendalian Gulma 11
3.2.3. Global Telling 12
3.3. Pemanenan 14
3.4. Administrasi Afdeling 18
BAB IV 23
KESIMPULAN DAN SARAN 23
4.1. Kesimpulan 23
4.2. Saran 24
LAMPIRAN 25
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
kepada karyawan pimpinan PTPN III secara langsung ditempat kerja. Kegiatan
mentoring ini berupa diskusi dengan mentor, observasi cara mentor menjalankan tugas,
dan praktek penjalanan tugas sebagai karyawan pimpinan dan berbagai penugasan
kepada CKP dari mentor. OJT yang dilaksanakan langsung ditempat kerja dengan
bimbingan mentor ini bertujuan untuk menghasilkan calon karyawan pimpinan yang
paham dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan serta mampu menjalankan tugas
dengan baik.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan On The Job Training lapangan dengan komoditi kelapa sawit
adalah untuk meningkatkan pemahaman calon karyawan pimpinan dari sisi hard
competency dan soft competency dalam hal aspek teknis budidaya kelapa sawit maupun
aspek manajerial sumber daya manusia (SDM), administrasi afdeling, serta budaya kerja
perusahaan khususnya dibidang perkebunan kelapa sawit.
1.3. Tempat
Kegiatan On The Job Training dilaksanakan di Kebun Sei Kebara, Distrik
Labuhan Batu 2, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Kab. Labuhan Batu-Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan selama satu bulan yang dimulai pada 3
Mei sampai 31 Mei 2018.
1.4. Metode
Pelaksanaan On The Job Training yang dilakukan penulis adalah melaksanakan
seluruh kegiatan yang sudah berjalan di perusahaan, baik menggunakan metode
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data sekunder
yang dapat meningkatkan hard competency dan soft competency penulis. Metode
langsung adalah praktik kerja langsung ke lapang untuk mendapatkan data, wawancara
dan diskusi. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan,
laporan tahunan dan arsip kebun.
3
BAB II
KEADAAN UMUM KEBUN/UNIT
2.5. Ketenagakerjaan
Komposisi ketenagakerjaan Kebun Sei Kebara terdiri atas karyawan pimpinan dan
karyawan pelaksana. Karyawan pimpinan terdiri atas Manajer kebun, Asisten Kepala,
Asisten Tata Usaha (ATU), Asisten Afdeling, Asisten Personalia Kebun (APK) dan
Perwira Pengaman. Karyawan pelaksana terdiri atas karyawan administrasi kantor
kebun dan afdeling, mandor afdeling, pemanen, tenaga pemeliharaan kelapa sawit, guru
TK / madrasah, bilal, karyawan teknik dan petugas keamanan. Berikut adalah rincian
tenaga kerja yang ada di Kebun Sei Kebara :
- Karyawan Pimpinan : 13 orang
- Administrasi Kebun / Afdeling : 72 orang
- Mandor Afdeling : 35 orang
- Pemanen Kelapa Sawit : 271 orang
- Pemeliharaan Tanaman : 40 orang
- Guru TK / Madrasah / Bilal : 12 orang
- Teknik / Transport : 26 orang
- Keamanan ( Satpam ) : 53 orang
TOTAL : 522 orang
6
BAB III
HASIL KEGIATAN
Aplikasi janjang kosong sebagai substitusi pupuk pada lahan perkebunan kelapa
sawit memiliki beberapa keuntungan yaitu : menghemat penggunaan pupuk,
melembabkan kondisi tanah, mencegah terjadinya erosi dan run off unsur hara di
permukaan tanah dan penghematan biaya produksi.
Gambar 4. Sistem penaburan pupuk pada fase TBM – 2 tahun dan TM s/d 8 tahun
9
3.1.4. Penyisipan
Penyisipan merupakan kegiatan mengganti tanaman yang sudah mati atau tumbuh
abnormal pada fase TBM kelapa sawit. Penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada saat
musim penghujan dengan tujuan untuk menghindari stres yang berlebihan pada tanaman
yang disebabkan oleh proses evapotranspirasi.
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua proses yang terjadi pada tanaman
yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah merupakan peristiwa berubahnya air
menjadi uap dan bergerak di permukaan tanah dan permukaan air ke udara, sedangkan
transpirasi adalah merupakan peristiwa penguapan dari tanaman, sehingga
evapotranspirasi adalah air dalam tanah dapat naik ke udara melalui tumbuhan (Jurnal
Rekayasa Pangan dan Pertanian, Volume 3, Nomor 3, 2015). Penyisipan hanya
dilakukan pada TBM 1 sebesar 2% dan pada situasi tertentu penyisipan dapat
dilaksanakan pada TBM 2 sesuai dengan IK-3.09-03/02.
Penyisipan dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu kedalaman lobang
yang telah dibuat agar sesuai dengan tinggi polybag. Alas polybag disayat tanpa
mengganggu tanah polybag sehingga alas polybag terlepas. Bibit didalam polybag
dimasukkan ke dalam lobang tanam, plastik dinding polybag disayat dari bagian bawah
sampe tengah polybag. Lubang tanam ditimbun menggunakan tanah top soil sampai 1/3
bagian kemudian dipadatkan, lalu tarik secara perlahan plastik polybag sampai tanah
yang telah ditimbun, setelah selesai buat piringan pohon dengan diameter ±1 m. Plastik
polybag bekas tanaman sisipan di sangkutkan di anak pancang untuk menandakan
penanaman telah selesai dilakukan.
atur secara bergilir tiap bulan dari Pp, Ps-1 sampai Ps-18. Cara menghitung ulat pada
pelepah tanaman yang tidak bisa dijangkau dengan tangan adalah dengan memotong
pelepah yang ditaksir mempunyai paling banyak ulatnya, apabila serangan rendah maka
diambil pelepah ke-25. Pengendalian UPDKS dilakukan apabila tingkat serangan
mencapai kategori sedang.
Tabel 3. Kriteria tingkat serangan ulat api dan ulat kantung
Tingkat Serangan (Rata-Rata Ulat Per Pelepah)
Jenis Ulat
Ringan Sedang Berat
Ulat Api 2–5 > 5 - 10 > 10
Ulat Kantung 2–3 >3-8 >8
Tikus merupakan hama pada tanaman kelapa sawit yang menyerang pada fase
TBM dan TM. Kerusakan pada tanaman yang baru ditanam pada beberapa kebun dapat
mencapai 20 – 30% jika tidak dilakukan pencegahan. Gejala serangan pada tanaman
menghasilkan tikus memakan buah – buah yang masih muda dan membawa buah yang
membrondol ke dalam sarangnya.
Untuk mengetahui tingkat serangan tikus, dilakukan perhitungan pada Pp dan
seluruh Ps (19 pohon). Tingkat serangan tikus dihitung berdasarkan gejala serangan
baru, yaitu serangan yang pada saat global telling sebelumnya belum ada. Perhitungan
tingkat serangan tikus dilakukan per blok. Pengendalian secara chemist dilakukan
apabila persentase tingkat serangan masuk pada kategori serangan ringan. Kategori
serangan berdasarkan persentase dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Kategori serangan tikus berdasarkan persentase tingkat serangan
Persentase Tingkat Serangan (%) Kategori Serangan
<5 Bebas
5 – 15 Ringan
> 5 – 15 Sedang
> 25 Berat
14
minyak yang diolah. Kriteria matang panen yang diterapkan di Kebun Sei Kebara dapat
dilihat dari jumlah brondolan yang sampai ke pabrik kelapa sawit (PKS) (Gambar 8).
Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu yang diperlukan antara panen
terakhir sampai dengan panen berikutnya pada areal panen yang sama. Kebun Sei
Kebara memiliki sistem rotasi 5/7 pada semester I dan 6/7 pada semester II, 5/7 artinya
rotasi yang memiliki waktu panen 5 hari dalam satu minggu sedangkan 6/7 artinya
rotasi yang memiliki waktu panen 6 hari dalam satu minggu. Penggunaan rotasi 6/7
pada semester II dimaksudkan untuk memaksimalkan produksi yang dihasilkan karena
pada semester II potensi produksi dilapangan cukup tinggi. Afdeling VIII Kebun Sei
Kebara memiliki 38 blok yang dibagi menjadi 5 seksi panen pada semester I dan 6 seksi
panen pada semester II atau disebut juga kaveld. Kaveld panen adalah luasan areal yang
terdiri atas beberapa blok dan terbagi menjadi beberapa ancak dan harus dipanen dalam
jangka waktu satu hari.
Pelaksanaan Panen. Kegiatan panen yang dilakukan di Kebun Sei Kebara yaitu
pemanen diwajibkan memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen yang
ditetapkan oleh perusahaan, selanjutnya pelepah penyangga tandan buah dipotong
dengan tetap memperhatikan standar songgo buah agar tidak terjadi over prunning,
kemudian pelepah dipotong menjadi 3 (tiga) bagian dan disusun tegak lurus pasar pikul
di gawangan mati antar pokok. Buah yang telah diturunkan dipotong tangkainya hingga
panjang tangkai sekitar ±2 cm dari pangkal buah dan membentuk huruf “V” (cangkem
kodok). Setelah proses potong buah selesai, buah ditulis kode kebun, kode mandor,
nomor pemanen, jumlah keseluruhan tandan di permukaan gagang buah. Brondolan
disekitar buah dikutip dan dimasukkan kedalam karung kemudian diangkut ke TPH
bersamaan dengan buah yang telah selesai dipotong. Buah di TPH harus disusun rapi
dengan kelipatan lima agar memudahkan penghitungan jumlah buah oleh krani cek
sawit.
17
Kap Inspeksi. Kap Inspeksi adalah pemeriksaan seluruh kegiatan panen mulai
dari kegiatan panen di ancak sampai dengan buah telah dikeluarkan di tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan memberikan denda sesuai dengan jenis kesalahan yang
dilakukan pemanen tersebut. Ada 12 poin penting yang diperiksa dalam setiap kegiatan
kap inspeksi yang terbagi menjadi 6 poin untuk pemeriksaan diancak dan 6 poin untuk
pemeriksaan di TPH. Pemeriksaan dilakukan terhadap 10 pokok yang telah dipanen.
Berikut kategori pemriksaan yang dilakukan pada saat Kap Inspeksi :
Pemeriksaan di ancak beserta denda yang diberikan :
- Brondolan tidak dikutip (Rp.50/butir)
- Buah matang tidak dipanen (Rp.3.000/tros)
- Buah dipanen tdk diangkat (Rp.15.000/tros)
- Pelepah tidak disusun (Rp.240/pelepah)
- Buah lewat matang tidak dipanen \(Rp.3.000/tdn)
- Pelepah tidak diturunkan (Rp.1.000/pelepah)
Pemeriksaan di TPH beserta denda yang diberikan
- Tangkai panjang tidak dipotong min 2 cm (Rp.2.000/tdn)
- Tangkai TBS tidak berbentuk huruf “V” (Rp.500/tdn)
- TBS tidak diberi nomor (Rp.500/tph)
- TBS F5 atau busuk tdk dibrondolkan (Rp.2.000/tdn)
- TBS tidak disusun di TPH (Rp.500/tandan)
- Panen buah sangat mentah F00 (Rp.10.000/tdn)
Pengangkutan Hasil Panen. Tandan buah segar yang telah dipanen harus
secepatnya segera diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) dan diolah agar kualitas
minyak yang didapatkan baik. Tujuan pengelolaan transportasi TBS yaitu meningkatkan
kualitas TBS dengan tidak adanya buah restan lebih dari 24 jam. Buah yang telah
dipanen segera disusun rapi di TPH dan diangkut menggunakan truk. Kebutuhan alat
transportasi dapat ditentukan dengan mengetahui kerapatan panen dan taksasi terlebih
dahulu.
Kebutuhan truk pengangkutan TBS setiap hari dihitung oleh kebun berdasarkan
rencana produksi harian dan disampaikan kepada rekanan pengangkut TBS.
Pengangkutan TBS dilaksanakan mulai pagi hari sampai TBS habis terangkut pada hari
itu juga. Setiap truk yang masuk ke Afdeling, harus melapor ke Kantor Afdeling dan
19
sewaktu mengangkut TBS dari TPH harus diikuti oleh Krani Transport (KCS) yang
tugasnya mencatat jumlah TBS dalam daftar pengumpulan buah (PB. 24). Kebutuhan
dan kapasitas truk yang dibenarkan masuk ke Afdeling harus sesuai dengan Surat
Perjanjian Pengangkutan TBS. Pengiriman TBS ke pabrik harus dilengkapi dengan
Surat Pengantar TBS (PB-25) yang ditanda tangani oleh Krani Transport dan Asisten
Afdeling.
Jumlah tross seorang pemanen, berat dan jumlah seluruh yang diisi pada PB-24
sering terjadi selisih dengan yang dicatat pada PB-24.A. Hal ini disebabkan kesalahan
sortasi di TPH dan terhadap selisihnya mandor panen menjelaskan apa penyebabnya.
Setelah mendapat kejelasan baru dicatat ke dalam PB-25. PB-24.A diperiksa serta
ditandatangani oleh Mandor I, disetujui dan ditandatangani oleh Asisten Afdeling.
Ikhtisar Pengumpulan TBS (PB-26). PB-26 yaitu ikhtisar pengumpulan
tandan/tros yang dibuat dan ditandatangani oleh Krani Produksi, diperiksa dan
ditandatangani oleh Mandor I, disetujui dan ditandatangani oleh Asisten Afdeling. PB-
26 berisi nomor pemanen, tahun tanam, nama mandor, jumlah TBS (kg), RBT.
Daftar Pengantar TBS (PB-25). PB-25 yaitu daftar pengantar TBS dibuat dan
ditandatangani oleh krani transport dan diperiksa/dikirim dan ditandatangani oleh
Asisten Afdeling, ditimbang dan ditandatangani oleh krani timbang PKS. PB-25 yang
kembali dari Pabrik telah diketahui berat bersihnya dan diketahui rata-rata berat tandan
(RBT). PB-25 berisikan :
- Nomor Polisi kendaraan yang mengangkut
- Jam berangkat dari Afdeling ke PKS
- Jumlah TBS yang diangkut
- Jumlah brondolan yang diangkut
- Jam tiba di PKS
- Nomor TPH
- Jumlah Tross
- Jumlah timbangan Kotor
- Jumlah timbangan Tara
- Jumlah timbangan Bersih
- Rata-rata Kg/Tross
- Nomor Blok
- Tahun Tanaman
- Tanggal Panen
- Tanggal Penimbangan
22
PB-27 per Blok. PB-27 per blok yaitu mengetahui produksi TBS per blok per
tahun tanam dibuat oleh krani produksi yang berisi RKAP, realisasi, selisih RKAP dan
realisasi dan jumlah TBS per Hektar.
Pencatatan Pengelolaan Lapangan. Afdeling secara rutin mengerjakan
pencatatan pengolahan lapangan berdasarkan buku-buku khusus (log book). LM
(Laporan Manajemen) adalah laporan seluruh aktivitas bisnis dalam sebulan termasuk
penggunaan finansial.
Untuk kegiatan-kegiatan pemeliharaan produksi dan pembibitan sebagai berikut :
- LM-81 : Daftar Pemeliharaan Jalan, Teras dan Saluran Air
- LM-82 : Daftar Penyisipan, Penyiangan Lalang dan Pemupukan
- LM-83 : Laporan Keadaan Lalang
- LM-85 : Daftar Kegiatan Hama dan Penyakit
- LM-86 : Laporan Hama dan Penyakit.
- LM-87 : Laporan Serangan Tikus
- LM-88 : Laporan Peracunan Tikus
- LM-89 : Laporan Pemupukan
- LM-90 : Laporan kegiatan bulanan pemeliharaan TBM
Jika pada afdeling tersebut terdapat kegiatan pembibitan, maka afdeling membuat
juga LM mengenai pembibitan sebagai berikut :
- LM-92 : Laporan Pembibitan
- LM-93 : Pembibitan di Poly Bag
- LM-94 : Pembibitan Kayu Okulasi
- LM-95 : Laporan Pemakaian Bibit
Laporan mengenai produksi dicatat setelah semua pengantar hasil ke afdeling
setelah dibubuhi estimasi hasil olah, yaitu dengan menggunakan LM sebagai berikut :
- LM-76 : Statistik Produksi
- LM-78 : Daftar Biaya Panen
- LM-80 : Daftar Pengangkutan ke Pabrik
Pada akhir bulan buku semua hal-hal yang dibuat afdeling dikirimkan ke Kantor
Kebun untuk disusun menjadi Laporan Akhir Bulanan Kebun.
23
Daftar Cuti U-217. Daftar Cuti U-217 merupakan formulir berkaitan dengan
ketersediaan HK dalam satu hari, dalam pelaksanaan pengambilan cuti, yang ingin
mengambil cuti menandatangani U-217 dan juga ditandatangani oleh Mandor I dan
Asisten Afdeling, dan yang bersangkutan memegang copy dari U-217, diperiksa
kebenarannya dan diparaf oleh Asisten Afdeling. Daftar Cuti U-217 berisikan :
- Nama karyawan
- Mandoran
- Jumlah & tanggal menjalani cuti
- Sisa cuti
- Tanda tangan persetujuan Asisten Afdeling
Daftar Perubahan Penduduk U-215. Daftar Perubahan Penduduk U-215
merupakan formulir berkaitan dengan keberadaan jumlah penduduk di suatu afdeling,
diperlukan untuk mengetahui jumlah HK yang tersedia, jumlah tanggungan dan jabatan
karyawan pelaksana. Buku ini dikerjakan di kantor afdeling, diperiksa kebenarannya
dan diparaf oleh Asisten.
Daftar perubahan penduduk U-215 :
- Nama karyawan (NRK)
- Nama tanggungan/ batih
- Pekerjaan/ asal afdeling (bagian) lama & baru
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pelaksanaan On The Job Training yang dilakukan di Kebun Sei Kebara sangat
bermanfaat bagi penulis khususnya dalam meningkatkan kemampuan penulis secara
hard competency maupun soft competency dalam hal aspek teknis budidaya kelapa
sawit, maupun aspek manajerial pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan
hasil kegiatan yang dilakukan penulis selama menjalani kegiatan OJT di Kebun Sei
Kebara maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit yang diikuti
penulis selama menjalani kegiatan OJT di Kebun Sei Kebara yaitu aplikasi janjang
kosong, buka piringan pohon manual, pemupukan dan penyisipan. Pemeliharaan
pada TBM kelapa sawit perlu dilakukan karena kedepannya akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan pada fase tanaman menghasilkan
(TM) secara jangka panjang.
2. Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit mempengaruhi secara
langsung kuantitas dan kualitas produksi yang dihasilkan, pemeliharaan yang
diikuti penulis selama menjalani masa OJT adalah penunasan, pengendalian gulma
dan Global Telling. Penunasan terlambat akan mempengaruhi proses kegiatan
pemotongan buah, dan meningkatkan losses hasil produksi, sementara penunasan
berlebihan akan mempengaruhi proses pembentukan bunga betina sehingga dapat
mengurangi kuantitas produksi. Pengendalian gulma di piringan dan pasar pikul
sangat penting dikarenakan piringan dan pasar pikul merupakan sarana utama
dalam proses ekstraksi TBS ke TPH. Global telling merupakan salah satu kegiatan
preventif dalam pengendalian hama secara terpadu, sehingga dengan dilakukannya
global telling dapat ditentukan waktu serta cara yang tepat untuk dilakukan
pengendalian hama secara berkelanjutan.
3. Pemanenan kelapa sawit merupakan inti dari seluruh kegiatan yang dilakukan di
perkebunan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan pemanenan berkaitan langsung
dengan hasil produksi yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan. Oleh
25
karena itu kegiatan pemanenan perlu diawasi dan dikontrol dengan baik agar
perusahaan dapat mencapai target produksi yang telah dibuat.
4.2. Saran
1. Aplikasi janjang kosong pada TBM Afdeling VIII Kebun Sei Kebara perlu
dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan janjang kosong yang merupakan
substitusi pupuk anorganik serta memiliki banyak manfaat bagi tanaman. Hasil
kalibrasi penulis selama dilapangan 2 orang tenaga kerja hanya mampu
mengaplikasikan janjang kosong dengan rata – rata sebanyak 22 pokok selama 5
jam.
2. Pengawasan pada kegiatan pemupukan harus dilakukan secara terus menerus baik
oleh mandor pemeliharaan, mandor I dan Asisten untuk menghindari tindakan
dalam proses aplikasi pupuk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
3. Pemahaman terhadap pentingnya pemakaian APD sesuai dengan standar PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) perlu disampaikan kepada pemanen, selain itu
perusahaan juga perlu melakukan pengecekan rutin terhadap ketersediaan dan
kondisi APD. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar resiko kecelakaan saat kerja
dapat dihindari sehingga tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan.
4. Sosialisasi serta pelatihan kepada pemanen terkait kebijakan memanen 10 brondol
secara alami wajib dilakukan secara berkelanjutan. Pendekatan – pendekatan secara
persuasif kepada pemanen seperti memberikan hadiah kepada pemanen yang telah
melaksanakan prosedur sesuai dengan standar, pemanen dengan jumlah brondolan
terbanyak di TPH yang telah dikarungi, dan lain sebagainya, tidak kalah penting
guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen di Kebun Sei Kebara.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Kebun Sei Kebara 2018