Anda di halaman 1dari 32

i

LAPORAN KEGIATAN BULANAN ON THE JOB TRAINING


CALON KARYAWAN PIMPINAN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

ZUL ADHRI HARAHAP


BIDANG TANAMAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)


KEBUN SEI KEBARA
DISTRIK LABUHAN BATU II
2018
ii

LAPORAN KEGIATAN BULANAN ON THE JOB TRAINING


CALON KARYAWAN PIMPINAN
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Disusun Oleh

ZUL ADHRI HARAHAP


BIDANG TANAMAN

Laporan Kegiatan Bulanan


Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melengkapi Komponen Penilaian
dalam Pembekalan Calon Karyawan Pimpinan
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Disetujui Oleh, Diketahui Oleh,


Narasumber Pembimbing Lapangan

Ir. Hiras Gumanti Ramadhani, SP


Manajer KSKAR Asisten Kepala Rayon Timur
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Bulanan On The Job Training yang
merupakan salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian dalam pembekalan
Calon Karyawan Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Laporan Kegiatan
Bulanan ini disusun berdasarkan diskusi/sharing, observasi, praktek dan penugasan
yang diberi oleh mentor kepada Calon Karyawan Pimpinan selaku peserta OJT.
Selama mengikuti kegiatan training, OJT dan penyusunan laporan ini, penulis
mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Hiras Gumanti, Manajer Kebun Sei Kebara
2. Bapak Ramadhani, SP, Asisten Kepala Rayon Timur Kebun Sei Kebara
sekaligus sebagai Pembimbing Lapangan dalam Pelaksanaan On The Job
Training
3. Bapak Abdul Halim, SP, Asisten Kepala Rayon Barat Kebun Sei Kebara
4. Bapak Abdullah Andri, Asisten Personalia Kebun Sei Kebara
5. Bapak Gita Pradana Utama SE, QIA, Asisten Tata Usaha Kebun Sei Kebara
6. Bapak Asisten Afdeling I (Satu) – VIII (Delapan) Kebun Sei Kebara
7. Seluruh personil dan karyawan Afdeling VIII (Delapan) yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
8. Calon Karyawan Pimpinan (CKP) Angkatan 2018 PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero)
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada
umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Sei Kebara, Mei 2018

Zul Adhri Harahap


CKP Bidang Tanaman
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Tempat 2
1.4. Metode 2
BAB II 3
KEADAAN UMUM KEBUN/UNIT 3
2.1. Sejarah dan Perkembangan Kebun/Unit 3
2.2. Lokasi dan Letak Geografis 4
2.3. Tujuan Perusahaan 4
2.4. Struktur Organisasi Kebun/Unit 5
2.5. Ketenagakerjaan 5
BAB III 6
HASIL KEGIATAN 6
3.1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 6
3.1.1. Aplikasi Janjang Kosong untuk TBM 6
3.1.2. Buka Piringan Pohon Manual 7
3.1.3. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 8
3.1.4. Penyisipan 9
3.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 10
3.2.1. Penunasan 10
3.2.2. Pengendalian Gulma 11
3.2.3. Global Telling 12
3.3. Pemanenan 14
3.4. Administrasi Afdeling 18
BAB IV 23
KESIMPULAN DAN SARAN 23
4.1. Kesimpulan 23
4.2. Saran 24
LAMPIRAN 25
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam 5


Tabel 2. Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman 13
Tabel 3. Kriteria tingkat serangan ulat api dan ulat kantung 15
Tabel 4. Kategori serangan tikus berdasarkan persentase tingkat serangan 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aplikasi janjang kosong pada areal TBM 8


Gambar 2. Buka piringan pohon pada fase TBM 1 9
Gambar 3. Rekomendasi pemupukan TU/TB/TK dan TBM 10
Gambar 4. Sistem penaburan pupuk pada fase TBM – 2 tahun dan TM s/d 8 tahun 10
Gambar 5. Kegiatan penyisipan di areal TBM 11
Gambar 6. Pelaksanaan kegiatan penunasan periodik di Kebun Sei Kebara 13
Gambar 7. Serangan hama tikus pada buah mentah 15
Gambar 8. Kriteria kematangan TBS 16
Gambar 9. Pelaksanaan panen dan susunan buah di TPH 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Kebun Sei Kebara 2018 27


Lampiran 2. Peta Afdeling VIII Kebun Sei Kebara 27
Lampiran 3. Struktur Organisasi Kebun Sei Kebara 28
Lampiran 4. Struktur Organisasi Afdeling VIII 28
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari famili
Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan. Saat ini kelapa sawit
sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik penanaman kelapa sawit masih
merupakan andalan sumber minyak nabati dan bahan agroindustri. Komoditas kelapa
sawit memegang peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia karena
komoditas ini mempunyai prospek yang cerah dan sebagai sumber devisa. Minyak
kelapa sawit juga merupakan bahan baku minyak goreng yang banyak digunakan di
seluruh dunia, sehingga secara terus menerus dapat menjaga stabilitas harga minyak
kelapa sawit. Komoditas ini mampu menciptakan kesempatan tenaga kerja yang luas
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarakan buku statistik, komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan
pada tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta ha dengan produksi 29,3
juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat seluas 4,55 juta
ha atau 41,5% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta ha atau 6,8%
dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta ha atau 51,6%, swasta terbagi menjadi
2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta ha atau 1,5% dan sisanya lokal.
Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun,
terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014
sebesar 7,6%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat ratarata 11,9%/tahun.
Peningkatan luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO yang relatif stabil di pasar
internasional dan memberikan pendapatan produsen, khususnya petani yang cukup
menguntungkan. Produksi kelapa sawit pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai
29,34 juta ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 3.568 kg/ha/thn. Berdasarkan data
Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2014, perkebunan kelapa sawit milik rakyat
menghasilkan CPO sebesar 10,68 juta ton, milik negara menghasilkan CPO sebesar
2,16 juta ton, dan swasta menyumbang produksi CPO sebesar 16,5 juta ton (Ditjenbun,
2014).
On the Job Training (OJT) Calon Karyawan Pimpinan (CKP) PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) merupakan kegiatan mentoring dan personal training CKP
2

kepada karyawan pimpinan PTPN III secara langsung ditempat kerja. Kegiatan
mentoring ini berupa diskusi dengan mentor, observasi cara mentor menjalankan tugas,
dan praktek penjalanan tugas sebagai karyawan pimpinan dan berbagai penugasan
kepada CKP dari mentor. OJT yang dilaksanakan langsung ditempat kerja dengan
bimbingan mentor ini bertujuan untuk menghasilkan calon karyawan pimpinan yang
paham dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan serta mampu menjalankan tugas
dengan baik.

1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan On The Job Training lapangan dengan komoditi kelapa sawit
adalah untuk meningkatkan pemahaman calon karyawan pimpinan dari sisi hard
competency dan soft competency dalam hal aspek teknis budidaya kelapa sawit maupun
aspek manajerial sumber daya manusia (SDM), administrasi afdeling, serta budaya kerja
perusahaan khususnya dibidang perkebunan kelapa sawit.

1.3. Tempat
Kegiatan On The Job Training dilaksanakan di Kebun Sei Kebara, Distrik
Labuhan Batu 2, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Kab. Labuhan Batu-Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan selama satu bulan yang dimulai pada 3
Mei sampai 31 Mei 2018.

1.4. Metode
Pelaksanaan On The Job Training yang dilakukan penulis adalah melaksanakan
seluruh kegiatan yang sudah berjalan di perusahaan, baik menggunakan metode
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data sekunder
yang dapat meningkatkan hard competency dan soft competency penulis. Metode
langsung adalah praktik kerja langsung ke lapang untuk mendapatkan data, wawancara
dan diskusi. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan,
laporan tahunan dan arsip kebun.
3

BAB II
KEADAAN UMUM KEBUN/UNIT

2.1. Sejarah dan Perkembangan Kebun/Unit


Kebun Sei Kebara merupakan salah satu kebun milik PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) yang pada awalnya adalah merupakan pengembangan dari Kebun
Torgamba dibawah naungan PTP IV Gunung Pamela, Tebing Tinggi . Melalui SK
Direksi PTP IV Tahun 1977 dan Akte Notaris G.H.S. Lumban Tobing No : 14 Tahun
1977, pada tanggal 10 Maret 1977 PTP IV mengadakan survey untuk membuka areal
perkebunan di daerah Labuhan Batu dan pada Tahun 1978 dimulai proyek
pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan nama TORGAMBA.
Pada tahun 1981 Kebun Torgamba dibagi menjadi 7 bagian yaitu : Kebun
Torgamba, Kebun Sei Kebara, Kebun Sei Baruhur, Kebun Sei Daun, Kebun Sei
Meranti, Kebun Bagan Batu dan Kebun Bagan Sinembah.
Berdasarkan PP (Peraturan Pemerintah) No. 8 Tahun 1996 Tanggal 14 Pebruari
1996, pada Tahun 1996 tiga BUMN Perkebunan yaitu PTP III, PTP IV dan PTP V
dilebur menjadi satu dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang
ditetapkan dengan Akte Perusahaan Perseroan No : 36 tanggal 11 Maret 1996 dengan
Notaris Harun Kamil, SH. Saat ini Kebun Sei Kebara menguasai HGU seluas 6.139,87
Ha yang terdiri dari 8 (delapan) Afdeling dengan komoditi kelapa sawit.
Tabel 1. Komposisi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam
URAIAN LUAS ( HA )
Tanaman Menghasilkan ( TM ) 5.791.19
Terdiri dari : - TM 1993 21,00
- TM 1996 813,59
- TM 1997 1.267,04
- TM 2000 10,00
- TM 2004 659,07
- TM 2005 977,39
- TM 2006 361,50
- TM 2007 520,60
- TM 2010 491,90
- TM 2011 669,10
- TBM 2017 18.85
Bibitan 5.47
Lain – lain 324.36
TOTAL 6.139,87
4

2.2. Lokasi dan Letak Geografis


Kebun Sei Kebara merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero). Perusahaan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang berada di
dalam naungan PTPN Group. Kebun Sei Kebara terletak di Kecamatan Torgamba,
Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kebun Sei Kebara berada
pada 01º 44´ 28´´ LU dan 100º 15´ 10´´ BT. Lokasi perusahaan ini dapat dicapai dalam
waktu 8 jam dari Kota Medan dengan jarak ± 387 km.
Secara geogafis batas - batas lokasi Kebun Sei Kebara, PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kebun Sei Baruhur, sebelah Timur
berbatasan dengan Kebun Torgamba, sebelah Barat berbatasan dengan Kebun Aek
Raso, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kebun Sei Daun. Peta areal kerja Kebun
Sei Kebara dapat dilihat pada Lampiran 1 .

2.3. Tujuan Perusahaan


Menjadi perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan Tata Kelola Bisnis Terbaik (World Class Company) yang dicapai melalui
program Transformasi Bisnis yang memiliki ciri-ciri perubahan mendasar/ fundamental,
strategis, pendekatan yang menyeluruh. Hal ini didukung oleh Strategic Target, dalam
mencapai strategic target perusahaan juga menerapkan kepada seluruh karyawan untuk
menanamkan nilai Proactivity, Exellence, Team-Work, Innovation dan Responsibility.
Tujuan dari Kebun Sei Kebara yang merupakan bagian dari PTPN III maka memiliki
visi perusahaan yang sama yaitu menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan
kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Dengan misi dari perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan
b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan
c. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategi dan mengembangkannya secara
optimal
d. Berupaya menjadi perusahaan yan terpilih yang memberikan imbal hasil yang terbaik
bagi investor
e. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis
5

f. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas


g. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan

2.4. Struktur Organisasi Kebun/Unit


Kebun Sei Kebara dipimpin oleh seorang Manajer dan dibantu oleh 2 (dua) orang
Asisten Kepala, 1 (satu) orang Asisten Tata Usaha (ATU), 1 (satu) orang Asisten
Personalia Kebun (APK), 8 (delapan) orang Asisten Afdeling (Tanaman) serta 1 (satu)
orang Perwira Pengamanan (Papam) yaitu sebagai berikut :
- Manajer : Ir. Hiras Gumanti
- Askep Rayon Timur : Ramadhani, SP
- Askep Rayon Barat : Abdul Halim, SP
- Assiten Afdeling I : P. Pulungan, SP
- Assiten Afdeling II : Ranto Siregar, SP
- Asisten Afdeling III : Sawino
- Asisten Afdeling IV : JSD. Malau, SP
- Asisten Afdeling V : Zubriadi Lubis
- Asisten Afdeling VI : Rudi Sujarwanto (CKP)
- Asisten Afdeling VII : Ponirin (CKP)
- Asisten Afdeling VIII : Mulyono
- Assisten Tata Usaha : Gita Pradana Utama, SE,QIA
- Assiten Personalia Kebun : Abdullah Andri
- Perwira Pengaman : Peltu (TNI) Abdul Haris

2.5. Ketenagakerjaan
Komposisi ketenagakerjaan Kebun Sei Kebara terdiri atas karyawan pimpinan dan
karyawan pelaksana. Karyawan pimpinan terdiri atas Manajer kebun, Asisten Kepala,
Asisten Tata Usaha (ATU), Asisten Afdeling, Asisten Personalia Kebun (APK) dan
Perwira Pengaman. Karyawan pelaksana terdiri atas karyawan administrasi kantor
kebun dan afdeling, mandor afdeling, pemanen, tenaga pemeliharaan kelapa sawit, guru
TK / madrasah, bilal, karyawan teknik dan petugas keamanan. Berikut adalah rincian
tenaga kerja yang ada di Kebun Sei Kebara :
- Karyawan Pimpinan : 13 orang
- Administrasi Kebun / Afdeling : 72 orang
- Mandor Afdeling : 35 orang
- Pemanen Kelapa Sawit : 271 orang
- Pemeliharaan Tanaman : 40 orang
- Guru TK / Madrasah / Bilal : 12 orang
- Teknik / Transport : 26 orang
- Keamanan ( Satpam ) : 53 orang
TOTAL : 522 orang
6

BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)


3.1.1. Aplikasi Janjang Kosong untuk TBM
Janjang kosong merupakan hasil dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
pada pabrik kelapa sawit, mencapai 21% dari total tonase TBS yang diolah. Janjang
kosong tersebut akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan kapasitas produksi
TBS yang diolah (Jurnal Aplika Volume 8, Nomor 1, Februari 2008). .
Janjang kosong bersifat organik yang mempunyai kandungan unsur Nitrogen
1.5%, Fosfat 0.5%, Kalium 7.3% dan Magnesium 0.9% yang dapat digunakan sebagai
substitusi pupuk pada tanaman kelapa sawit. Janjang kosong yang merupakan hasil dari
pengolahan TBS di PKS dapat menjadi sumber utama bahan organik bagi tanaman yang
dapat mengalami proses dekomposisi menjadi humus oleh proses humifikasi (Jurnal
Aplika Volume 8, Nomor 1, Februari 2008).
Janjang kosong diaplikasi dengan dosis 200 – 400 kg. Hasil kalibrasi didapatkan
bobot jangkos rata-rata sebesar 8 kg/janjang. Mengacu pada IK 3.09-03/19 aplikasi
janjang kosong di areal TBM dilakukan dengan dosis 200 – 400 kg/pkk janjang kosong
sehingga pertanaman di aplikasikan 25 – 50 jjg/pkk. Aplikasi janjang kosong dilakukan
di piringan berbentuk lingkaran ±2 lingkaran (Gambar 1) dengan jari-jari 150 cm pada
lingkaran pertama dari pangkal pokok.

Gambar 1. Aplikasi janjang kosong pada areal TBM


7

Aplikasi janjang kosong sebagai substitusi pupuk pada lahan perkebunan kelapa
sawit memiliki beberapa keuntungan yaitu : menghemat penggunaan pupuk,
melembabkan kondisi tanah, mencegah terjadinya erosi dan run off unsur hara di
permukaan tanah dan penghematan biaya produksi.

3.1.2. Buka Piringan Pohon Manual


Piringan merupakan sarana penting dalam kegiatan pemeliharaan pada areal
tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit. Piringan pada areal TBM memiliki
fungsi utama sebagai tempat untuk aplikasi pemupukan sedangkan pada areal TM selain
sebagai tempat untuk aplikasi pemupukan piringan berfungsi sebagi sarana untuk
mempermudah kegiatan pemanenan seperti mempermudah pemanen dalam melihat
brondolan yang jatuh, sehingga diketahui apakah buah tersebut sudah layak panen, dan
sebagai tempat jatuhnya tandan.
Ukuran piringan pokok pada TBM kelapa sawit bervariasi seiring dengan
bertambahnya umur tanaman. Mengacu pada IK-3.09-03/02 ukuran piringan pohon
TBM kelapa sawit pada fase TBM 1 (satu) radius 100 cm, TBM 2 (dua) radius 125 cm,
dan TBM 3 (tiga) radius 175 cm dari pangkal batang. Pada 6 bulan pertama TBM 1
dilakukan buka piringan pohon dengan memakai garuk rotasi 1 x 1 bulan, kemudian
pada semester-II TBM 1 dilakukan buka piringan pohon dan pasar pikul menggunakan
bahan kimia.

Gambar 2. Buka piringan pohon pada fase TBM 1


8

3.1.3. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)


Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan pada tanaman agar
tanaman tumbuh optimal. Pemupukan bertujuan memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang normal dapat berproduksi
secara maksimal, serta kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Pemupukan yang dilakukan di TBM kelapa sawit Kebun Sei Kebara adalah
pemupukan anorganik. Jenis pupuk anorganik yang diamati oleh penulis pada saat
melaksanakan kegiatan On The Job Training adalah Urea dan Muriate of Potash
(MOP). Kegiatan pemupukan di Kebun Sei Kebara dilakukan berdasarkan rekomendasi
dosis pupuk (Gambar 2) yang dibuat oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

Gambar 3. Rekomendasi pemupukan TU/TB/TK dan TBM

Gambar 4. Sistem penaburan pupuk pada fase TBM – 2 tahun dan TM s/d 8 tahun
9

3.1.4. Penyisipan
Penyisipan merupakan kegiatan mengganti tanaman yang sudah mati atau tumbuh
abnormal pada fase TBM kelapa sawit. Penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada saat
musim penghujan dengan tujuan untuk menghindari stres yang berlebihan pada tanaman
yang disebabkan oleh proses evapotranspirasi.
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua proses yang terjadi pada tanaman
yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah merupakan peristiwa berubahnya air
menjadi uap dan bergerak di permukaan tanah dan permukaan air ke udara, sedangkan
transpirasi adalah merupakan peristiwa penguapan dari tanaman, sehingga
evapotranspirasi adalah air dalam tanah dapat naik ke udara melalui tumbuhan (Jurnal
Rekayasa Pangan dan Pertanian, Volume 3, Nomor 3, 2015). Penyisipan hanya
dilakukan pada TBM 1 sebesar 2% dan pada situasi tertentu penyisipan dapat
dilaksanakan pada TBM 2 sesuai dengan IK-3.09-03/02.
Penyisipan dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu kedalaman lobang
yang telah dibuat agar sesuai dengan tinggi polybag. Alas polybag disayat tanpa
mengganggu tanah polybag sehingga alas polybag terlepas. Bibit didalam polybag
dimasukkan ke dalam lobang tanam, plastik dinding polybag disayat dari bagian bawah
sampe tengah polybag. Lubang tanam ditimbun menggunakan tanah top soil sampai 1/3
bagian kemudian dipadatkan, lalu tarik secara perlahan plastik polybag sampai tanah
yang telah ditimbun, setelah selesai buat piringan pohon dengan diameter ±1 m. Plastik
polybag bekas tanaman sisipan di sangkutkan di anak pancang untuk menandakan
penanaman telah selesai dilakukan.

Gambar 5. Kegiatan penyisipan di areal TBM


10

3.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan


3.2.1. Penunasan
Penunasan merupakan kegiatan pemeliharaan dengan mengelola bagian tajuk
kelapa sawit. Pengelolaan tajuk bertujuan untuk mempermudah pemanen dalam
melakukan kegiatan pemanenan dan menjaga pelepah daun agar tetap produktif. Teknik
penunasan di lapangan perlu dipahami oleh setiap pemanen sehingga tidak terjadi
penunasan terlambat (under pruning) atau penunasan berlebihan (over pruning). Efek
yang disebabkan oleh penunasan terlambat (under pruning) adalah meningkatnya
jumlah pelepah sengkleh, serangan hama dan penyakit meningkat, serta dapat
mengakibatkan terganggunya kegiatan pemanenan sehingga output panen tidak
maksimal dan losses produksi meningkat. Efek yang disebabkan oleh penunasan
berlebihan (over pruning) adalah penurunan pencapaian produksi, jumlah bunga jantan
meningkat, jumlah bunga betina yang gugur meningkat serta penurunan berat rata-rata
tandan yang dihasilkan. Alat yang digunakan dalam kegiatan penunasan adalah egrek
atau dodos.
Penunasan yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dibedakan
menjadi dua macam yaitu tunas selektif dan tunas periodik. Tunas selektif adalah
penunasan yang dilakukan pada TM-1 s/d TM-4. Penunasan dilakukan dengan cara
nenbuang pelepah yang tidak berfungsi yaitu pelepah yang terletak rata dengan tanah
dan telah menguning/mengering. Jumlah pelepah yang dipertahankan adalah 56 - 64
pelepah. Pemotongan pelepah dilakukan rapat ke pangkal pelepah dan bidang potong
membentuk tapak kuda yang miring keluar membentuk sudut 15º – 30º terhadap bidang
datar untuk menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah. Pada areal datar
sampai dengan bergelombang, pelepah yang telah ditunas dipotong 3 bagian
dikumpulkan dan dirumpuk diantara tanaman dalam barisan sedang pada areal
perengan, pelepah tidak dipotong dan dirumpuk diantara barisan tanaman dengan posisi
melintang terhadap kemiringan yang bertujuan mengurangi erosi. Tunas selektif
dilaksanakan dengan rotasi 2 x setahun.
Penunasan secara periodik dilaksanakan secara rutin untuk TM > 4. Tanaman
yang belum mencapai ketinggian tandan matang panen 90 cm dari permukaan tanah
tidak dibenarkan ditunas rutin. Jumlah pelepah yang dipertahankan untuk umur tanaman
<8 tahun adalah 56 – 64 pelepah atau songgo 3 yaitu sistem pengelolaan pelepah
11

dengan mempertahankan/tidak memotong minimal 3 pelepah di bawah tandan tertua,


sedangkan untuk umur tanaman >8 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 48 – 56
pelepah atau songgo 2 yaitu system pengelolaan pelepah dengan mempertahankan/tidak
memotong minimal 2 pelepah di bawah tandan tertua. Rotasi pekerjaan tunas rutin
dilaksanakan setiap 9 bulan sekali.
Tabel 2. Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman
Umur tanaman (tahun) Jumlah pelepah yang dipertahankan Songgo
(pelepah)
<8 56 – 64 3
>8 48 – 56 2

Gambar 6. Pelaksanaan kegiatan penunasan periodik di Kebun Sei Kebara

3.2.2. Pengendalian Gulma


Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang
tidak diinginkan oleh manusia. Pertumbuhan gulma pada perkebunan kelapa sawit harus
dikendalikan karena gulma menyebabkan adanya persaingan sarana tumbuh dengan
tanaman kelapa sawit. Sarana tumbuh yang diperebutkan meliputi cahaya matahari,
unsur hara, air dan ruang.
Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi persaingan sarana tumbuh yang
ada. Pengendalian gulma harus memperhatikan konsep ambang ekonomi dimana
kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma tersebut harus lebih besar daripada
12

biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendaliannya. Kegiatan pengendalian gulma


yang dilakukan di Kebun Sei Kebara Afdeling VIII yaitu chemist piringan, pasar pikul.
Alat semprot yang digunakan pada kegiatan ini adalah Knapsack Sprayer dengan
kapasitas 15 liter. Dosis gliphosat 400 cc/ha dan methyl metsulfuron 2,5 gr/ha.
Chemist pada piringan pokok/pasar pikul dilaksanakan melingkar dengan hingga
jarak 2,5 meter dari pokok dan sepanjang pasar pikul dengan 4 rotasi setahun (1 x 3
bulan), 1 rotasi secara manual dan 3 rotasi secara chemist menggunakan gliphosat 480
SL dan dapat ditambahkan methyl metsulfuron 20 %, khusus untuk TM 1 dilaksanakan
6 rotasi setahun (1 x 2 bulan). Gulma yang umum ditemukan di piringan/pasar pikul
Kebun Sei Kebara adalah Asistasia intrusa dan Boreria alata.

3.2.3. Global Telling


Global telling adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai kondisi serangan hama pada tanaman kelapa sawit. Global telling yang
dilakukan oleh penulis adalah serangan ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) dan
hama tikus. Dalam global telling yang perlu diperhatikan adalah unit sampel (Us), pusat
perhitungan (Pp) dan pokok sampel (Ps).
Unit Sampel (Us) adalah pohon - pohon yang digunakan sebagai sampel untuk
mengetahui tingkat serangan hama pada satuan luas tertentu (luas 1 US biasanya
mewakili areal kurang lebih satu hektar). Pusat perhitungan (Pp) adalah pohon yang
digunakan sebagai pusat perhitungan sampling dari 1 (satu) hektar luasan tanaman
kelapa sawit, dan Pohon Sampel (Ps) adalah pohon yang mengelilingi Pp sebanyak 2
(dua) lingkaran. Apabila dalam 1 blok luasnya 25 hektar, maka jumlah Pp pada blok
tersebut adalah 25 Pp.
Dalam satu blok, nomor Pp setara dengan luas blok tersebut. Pp pertama adalah
pohon pada baris ke-6 pohon ke-3, Pp kedua adalah baris ke-6 pohon ke 14 (interval 11
pohon) demikian seterusnya sampai blok dalam baris tersebut berakhir. Untuk
menentukan Pp selanjutnya adalah dengan membuat interval baris sebanyak 13 pohon
untuk pola tanam 143 (baris ke-6, 19, 32, 145, 58) dan 12 pohon untuk pola tanam 132
(baris ke-6, 18, 30, 42, 54).
Untuk mengetahui tingkat serangan UPDKS, diambil satu pohon Pp atau Ps
dengan tingkat serangan paling tinggi, apabila serangan rendah maka penentuannya di
13

atur secara bergilir tiap bulan dari Pp, Ps-1 sampai Ps-18. Cara menghitung ulat pada
pelepah tanaman yang tidak bisa dijangkau dengan tangan adalah dengan memotong
pelepah yang ditaksir mempunyai paling banyak ulatnya, apabila serangan rendah maka
diambil pelepah ke-25. Pengendalian UPDKS dilakukan apabila tingkat serangan
mencapai kategori sedang.
Tabel 3. Kriteria tingkat serangan ulat api dan ulat kantung
Tingkat Serangan (Rata-Rata Ulat Per Pelepah)
Jenis Ulat
Ringan Sedang Berat
Ulat Api 2–5 > 5 - 10 > 10
Ulat Kantung 2–3 >3-8 >8
Tikus merupakan hama pada tanaman kelapa sawit yang menyerang pada fase
TBM dan TM. Kerusakan pada tanaman yang baru ditanam pada beberapa kebun dapat
mencapai 20 – 30% jika tidak dilakukan pencegahan. Gejala serangan pada tanaman
menghasilkan tikus memakan buah – buah yang masih muda dan membawa buah yang
membrondol ke dalam sarangnya.
Untuk mengetahui tingkat serangan tikus, dilakukan perhitungan pada Pp dan
seluruh Ps (19 pohon). Tingkat serangan tikus dihitung berdasarkan gejala serangan
baru, yaitu serangan yang pada saat global telling sebelumnya belum ada. Perhitungan
tingkat serangan tikus dilakukan per blok. Pengendalian secara chemist dilakukan
apabila persentase tingkat serangan masuk pada kategori serangan ringan. Kategori
serangan berdasarkan persentase dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Kategori serangan tikus berdasarkan persentase tingkat serangan
Persentase Tingkat Serangan (%) Kategori Serangan
<5 Bebas
5 – 15 Ringan
> 5 – 15 Sedang
> 25 Berat
14

Gambar 7. Serangan hama tikus pada buah mentah


3.3. Pemanenan
Panen adalah kegiatan penting di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan ini menjadi
sumber pemasukan bagi perusahaan. Fokus utama kegiatan panen adalah memotong
semua buah masak panen sesuai dengan rotasi panen yang ditetapkan dan mutu panen
sesuai standar, mengutip brondolan, serta mengirimkan tandan buah segar (TBS) yang
dipanen ke pabrik kelapa sawit (PKS) dalam waktu kurang dari 24 jam. Hasil yang
didapat dari pengolahan TBS dapat berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel Palm Oil
(KPO) yang merupakan bahan baku industri dan kegunaannya yang luas. Keberhasilan
panen tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan sarana untuk kegiatan
transportasi, pengolahan, organisasi, ketenagakerjaan dan faktor penunjang lainnya.
Oleh sebab itu, proses pemanenan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar hasil
yang didapat sesuai dengan target yang ditetapkan. Cara yang tepat akan mempengaruhi
kuantitas produksi (ekstraksi), sedangkan waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas
produksi.
Sistem panen. Sistem panen di Kebun Sei Kebara adalah ancak giring tetap per
mandoran. Ancak giring tetap per mandoran adalah setiap pemanen mempunyai ancak
panen yang tetap, apabila ancak panen dalam satu blok telah selesai dikerjakan maka
pemanen pindah ke ancak panen pada blok berikutnya sesuai dengan nomor ancak yang
telah ditentukan. Keuntungan sistem ancak ini adalah pengeluaran buah terkonsentrasi
sehingga memudahkan transportasi TBS ke pabrik, pelaksanaan panen berdasarkan
presentase kerapatan panen, dan jumlah tenaga kerja dapat diatur sesuai kondisi
kematangan buah.
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan parameter yang
digunakan oleh perusahaan dalam menentukan buah yang sudah dapat dipanen, selain
itu kriteria matang panen juga berpengaruh terhadap kadar ekstrasi minyak dan kualitas
15

minyak yang diolah. Kriteria matang panen yang diterapkan di Kebun Sei Kebara dapat
dilihat dari jumlah brondolan yang sampai ke pabrik kelapa sawit (PKS) (Gambar 8).

Gambar 8. Kriteria kematangan TBS


Kebijakan pimpinan Kebun Sei Kebara dalam hal meningkatkan kualitas panen
agar sesuai dengan komposisi panen ideal yang telah ditetapkan oleh manajemen PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah mewajibkan kepada seluruh pemanen agar
memanen buah masak dengan kriteria telah membrondol secara alami sebanyak 10 butir
brondolan di piringan. Tujuan dari kebijakan terebut adalah untuk meningkatkan
persentase matang 2, 3, dan 4 dan mengurangi persentase matang 1 sehingga komposisi
ideal sesuai standar perusahaan dapat tercapai. Pembinaan terhadap pemanen setiap
harinya perlu dilakukan, serta pro-aktif mandor panen, mandor I dan Asisten Afdeling
dalam hal melakukan pengawasan terhadap pemanen lebih ditingkatkan agar kebijakan
ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
Angka kerapatan panen (AKP). Angka kerapatan panen adalah persentase
jumlah tandan matang terhadap jumlah tanamaan yang diamati pada areal yang akan
dipanen besok. Perkiraan produksi dari perhitungan taksasi harian digunakan untuk
mengetahui kebutuhan tenaga kerja, unit transportasi pengangkut TBS dan
mempermudah pengaturan pelaksanaan panen. Taksasi produksi yang akurat juga
penting dilakukan, karena akan mempengaruhi kegiatan operasional dan penjadwalan
produksi perusahaan.
Langkah awal dalam melakukan perhitungan AKP adalah dengan menetapkan
kaveld panen yang gunanya untuk menentukan luasan areal yang dipanen. Penetapan
kaveld panen menggunakan formulir peta kaveld yang berisi kapveld, tahun tanam,
blok, luas dan jumlah pokok.
Tata cara perhitungan Angka Kerapatan Panen (AKP) sebagai berikut :
- Tetapkan blok sampel untuk setiap Kapveld
- Satu blok sampel untuk setiap tahun tanam dalam satu kapveld maksimum 50 Ha
- Pohon yang diamati 3 – 5 % dari jumlah pohon dalam satu blok sampel
16

- Tetapkan baris/rij sampel dalam setiap Blok sampel (bersifat permanen)


- Seluruh pohon dalam baris sampel diperiksa & dicatat jumlah tandan matang
panen
Berikut rumus menghitung nilai AKP :
Jumlah Pokok Sampel
Angka Kerapatan Panen = :1
Jumlah Tandan Matang

Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu yang diperlukan antara panen
terakhir sampai dengan panen berikutnya pada areal panen yang sama. Kebun Sei
Kebara memiliki sistem rotasi 5/7 pada semester I dan 6/7 pada semester II, 5/7 artinya
rotasi yang memiliki waktu panen 5 hari dalam satu minggu sedangkan 6/7 artinya
rotasi yang memiliki waktu panen 6 hari dalam satu minggu. Penggunaan rotasi 6/7
pada semester II dimaksudkan untuk memaksimalkan produksi yang dihasilkan karena
pada semester II potensi produksi dilapangan cukup tinggi. Afdeling VIII Kebun Sei
Kebara memiliki 38 blok yang dibagi menjadi 5 seksi panen pada semester I dan 6 seksi
panen pada semester II atau disebut juga kaveld. Kaveld panen adalah luasan areal yang
terdiri atas beberapa blok dan terbagi menjadi beberapa ancak dan harus dipanen dalam
jangka waktu satu hari.
Pelaksanaan Panen. Kegiatan panen yang dilakukan di Kebun Sei Kebara yaitu
pemanen diwajibkan memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen yang
ditetapkan oleh perusahaan, selanjutnya pelepah penyangga tandan buah dipotong
dengan tetap memperhatikan standar songgo buah agar tidak terjadi over prunning,
kemudian pelepah dipotong menjadi 3 (tiga) bagian dan disusun tegak lurus pasar pikul
di gawangan mati antar pokok. Buah yang telah diturunkan dipotong tangkainya hingga
panjang tangkai sekitar ±2 cm dari pangkal buah dan membentuk huruf “V” (cangkem
kodok). Setelah proses potong buah selesai, buah ditulis kode kebun, kode mandor,
nomor pemanen, jumlah keseluruhan tandan di permukaan gagang buah. Brondolan
disekitar buah dikutip dan dimasukkan kedalam karung kemudian diangkut ke TPH
bersamaan dengan buah yang telah selesai dipotong. Buah di TPH harus disusun rapi
dengan kelipatan lima agar memudahkan penghitungan jumlah buah oleh krani cek
sawit.
17

Gambar 9. Pelaksanaan panen dan susunan buah di TPH


18

Kap Inspeksi. Kap Inspeksi adalah pemeriksaan seluruh kegiatan panen mulai
dari kegiatan panen di ancak sampai dengan buah telah dikeluarkan di tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan memberikan denda sesuai dengan jenis kesalahan yang
dilakukan pemanen tersebut. Ada 12 poin penting yang diperiksa dalam setiap kegiatan
kap inspeksi yang terbagi menjadi 6 poin untuk pemeriksaan diancak dan 6 poin untuk
pemeriksaan di TPH. Pemeriksaan dilakukan terhadap 10 pokok yang telah dipanen.
Berikut kategori pemriksaan yang dilakukan pada saat Kap Inspeksi :
 Pemeriksaan di ancak beserta denda yang diberikan :
- Brondolan tidak dikutip (Rp.50/butir)
- Buah matang tidak dipanen (Rp.3.000/tros)
- Buah dipanen tdk diangkat (Rp.15.000/tros)
- Pelepah tidak disusun (Rp.240/pelepah)
- Buah lewat matang tidak dipanen \(Rp.3.000/tdn)
- Pelepah tidak diturunkan (Rp.1.000/pelepah)
 Pemeriksaan di TPH beserta denda yang diberikan
- Tangkai panjang tidak dipotong min 2 cm (Rp.2.000/tdn)
- Tangkai TBS tidak berbentuk huruf “V” (Rp.500/tdn)
- TBS tidak diberi nomor (Rp.500/tph)
- TBS F5 atau busuk tdk dibrondolkan (Rp.2.000/tdn)
- TBS tidak disusun di TPH (Rp.500/tandan)
- Panen buah sangat mentah F00 (Rp.10.000/tdn)

Pengangkutan Hasil Panen. Tandan buah segar yang telah dipanen harus
secepatnya segera diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) dan diolah agar kualitas
minyak yang didapatkan baik. Tujuan pengelolaan transportasi TBS yaitu meningkatkan
kualitas TBS dengan tidak adanya buah restan lebih dari 24 jam. Buah yang telah
dipanen segera disusun rapi di TPH dan diangkut menggunakan truk. Kebutuhan alat
transportasi dapat ditentukan dengan mengetahui kerapatan panen dan taksasi terlebih
dahulu.
Kebutuhan truk pengangkutan TBS setiap hari dihitung oleh kebun berdasarkan
rencana produksi harian dan disampaikan kepada rekanan pengangkut TBS.
Pengangkutan TBS dilaksanakan mulai pagi hari sampai TBS habis terangkut pada hari
itu juga. Setiap truk yang masuk ke Afdeling, harus melapor ke Kantor Afdeling dan
19

sewaktu mengangkut TBS dari TPH harus diikuti oleh Krani Transport (KCS) yang
tugasnya mencatat jumlah TBS dalam daftar pengumpulan buah (PB. 24). Kebutuhan
dan kapasitas truk yang dibenarkan masuk ke Afdeling harus sesuai dengan Surat
Perjanjian Pengangkutan TBS. Pengiriman TBS ke pabrik harus dilengkapi dengan
Surat Pengantar TBS (PB-25) yang ditanda tangani oleh Krani Transport dan Asisten
Afdeling.

3.4. Administrasi Afdeling


Buku Kerja Mandor (PB-73). Buku Kerja Mandor (PB-73) terdiri dari 2 (dua)
buku yaitu Buku Mandor Ganjil dan Buku Mandor Genap. Buku Mandor Ganjil
maupun Buku Mandor Genap masing-masing berisikan daftar hadir karyawan. Buku
Mandor setiap tanggal ganjil atau tanggal genap salah satunya ditinggal di Kantor
Afdeling guna untuk pencatatan di Buku Assisten (AU-29).
Buku ganjil digunakan pada tanggal kerja ganjil (cth: tanggal 3,5,7 dst) dan buku
genap digunakan untuk pekerjaan tanggal genap (cth: 2,4,6 dst). Jumlah karyawan yang
hadir bekerja harus cocok dengan rekapitulasi tersebut. Data Buku Mandor merupakan
dasar pengisian Buku Asisten (AU-29) dan Ikhtisar Laporan Pekerjaan Harian (PB-10).
Buku mandor setiap harinya diserahkan ke Asisten untuk persetujuan dan
ditandatangani Mandor. PB-73 meliputi :
- Nama-nama karyawan
- Tanggal ganjil dan genap
- Kehadiran karyawan & ketidahadiran karyawan
- Prestasi kerja (Jumlah Fisik dikerjakan dibagi jumlah HK)
- Objek Pekerjaan
- Jumlah HK yang bekerja pada objek
Buku Asisten (AU-29). Buku Asisten (AU-29) merupakan formulir yang
mencatat kehadiran para karyawan per mandoran dan rekapitulasi hasil kerja anggota
per mandoran. Buku ini dikerjakan setiap hari kerja di kantor afdeling, diperiksa
kebenarannya dan diparaf oleh Asisten. Sumber data untuk pengisian Buku Asisten
adalah PB-73. Buku Asisten AU-29 yang terdiri atas :
- Daftar hadir
- Nama Karyawan (NRK)
- Daftar hadir/ ketidakhadiran permandoran
20

Bon Permintaan Barang dan Pengeluaran Barang (AU-58). Bon Permintaan


Barang dan Pengeluaran Barang yaitu surat permintaan dan pengeluaran barang dan
bahan yang dibuat oleh asisten afdeling yang berisi uraian barang yang diminta, satuan,
banyaknya barang, nomor rekening dan nomor blok.
Ikhtisar Laporan Pekerjaan Harian (PB-10). Ikhtisar Laporan Pekerjaan
Harian (PB-10) adalah merupakan laporan pekerjaan harian di Afdeling yang harus
dibuat setiap hari. Pelaporan PB-10 adalah jenis pekerjaan yang dikerjakan setiap hari
kerja dan jumlah HK yang digunakan masing-masing Mandor. Ikhtisar Laporan
Pekerjaan Harian (PB-10) juga dicatat prestasi kerja yang datanya diambil dari Buku
Mandor (PB-73). PB-10 juga berisi informasi mengenai tahun tanam, nomor blok, luas
areal, dan uraian pekerjaan. PB-10 terbagi atas 2 yaitu PB-10 TP dan PB-10 TS.
Ikhtisar Laporan Pekerjaan Harian (PB-10) setiap akhir bulan buku dikirim ke
Kantor Tata Usaha, sebagai sumber data untuk pengalokasian HK dan biaya pada objek
pekerjaannya. Pada Ikhtisar Laporan Pekerjaan Harian (PB-10) harus terlihat hari kerja
efektif (sakit, cuti, mangkir, dan sebagainya) serta pengisian kode rekening dimulai dari
rekening yang terendah secara berurutan sampai pada rekening yang tertinggi sesuai
Buku Kode Rekening, khusus pekerjaan yang diborongkan cukup hanya diisi
pekerjaannya saja, hasil yang dicapai harian dan sampai dengan, serta lokasi pekerjaan.
Daftar Pengumpulan Buah (PB-24). PB-24 yaitu daftar pengumpulan buah yang
dikerjakan oleh mandor panen di TPH pada waktu pemeriksaan hasil produksi setiap
pemanen yang berisi nomor pemanen, tahun tanam, tanggal panen, nomor blok dan
jumlah tros. Daftar ini diperiksa dan ditandatangani oleh Mandor I,
disetujui/ditandatangani oleh Asisten Afdeling.
Daftar Pengangkutan Buah (PB-24.A). PB-24.A yaitu daftar pengangkutan
buah di kerjakan oleh Krani Transport (KCS) diisikan jumlah tross TBS bersih yang
diangkut ke Pabrik, PB-24.A berisikan :
- Tanggal
- Tahun Tanam
- Nomor Blok
- Nomor Pemanen
- Jumlah Tross
21

Jumlah tross seorang pemanen, berat dan jumlah seluruh yang diisi pada PB-24
sering terjadi selisih dengan yang dicatat pada PB-24.A. Hal ini disebabkan kesalahan
sortasi di TPH dan terhadap selisihnya mandor panen menjelaskan apa penyebabnya.
Setelah mendapat kejelasan baru dicatat ke dalam PB-25. PB-24.A diperiksa serta
ditandatangani oleh Mandor I, disetujui dan ditandatangani oleh Asisten Afdeling.
Ikhtisar Pengumpulan TBS (PB-26). PB-26 yaitu ikhtisar pengumpulan
tandan/tros yang dibuat dan ditandatangani oleh Krani Produksi, diperiksa dan
ditandatangani oleh Mandor I, disetujui dan ditandatangani oleh Asisten Afdeling. PB-
26 berisi nomor pemanen, tahun tanam, nama mandor, jumlah TBS (kg), RBT.
Daftar Pengantar TBS (PB-25). PB-25 yaitu daftar pengantar TBS dibuat dan
ditandatangani oleh krani transport dan diperiksa/dikirim dan ditandatangani oleh
Asisten Afdeling, ditimbang dan ditandatangani oleh krani timbang PKS. PB-25 yang
kembali dari Pabrik telah diketahui berat bersihnya dan diketahui rata-rata berat tandan
(RBT). PB-25 berisikan :
- Nomor Polisi kendaraan yang mengangkut
- Jam berangkat dari Afdeling ke PKS
- Jumlah TBS yang diangkut
- Jumlah brondolan yang diangkut
- Jam tiba di PKS
- Nomor TPH
- Jumlah Tross
- Jumlah timbangan Kotor
- Jumlah timbangan Tara
- Jumlah timbangan Bersih
- Rata-rata Kg/Tross
- Nomor Blok
- Tahun Tanaman
- Tanggal Panen
- Tanggal Penimbangan
22

PB-27 per Blok. PB-27 per blok yaitu mengetahui produksi TBS per blok per
tahun tanam dibuat oleh krani produksi yang berisi RKAP, realisasi, selisih RKAP dan
realisasi dan jumlah TBS per Hektar.
Pencatatan Pengelolaan Lapangan. Afdeling secara rutin mengerjakan
pencatatan pengolahan lapangan berdasarkan buku-buku khusus (log book). LM
(Laporan Manajemen) adalah laporan seluruh aktivitas bisnis dalam sebulan termasuk
penggunaan finansial.
Untuk kegiatan-kegiatan pemeliharaan produksi dan pembibitan sebagai berikut :
- LM-81 : Daftar Pemeliharaan Jalan, Teras dan Saluran Air
- LM-82 : Daftar Penyisipan, Penyiangan Lalang dan Pemupukan
- LM-83 : Laporan Keadaan Lalang
- LM-85 : Daftar Kegiatan Hama dan Penyakit
- LM-86 : Laporan Hama dan Penyakit.
- LM-87 : Laporan Serangan Tikus
- LM-88 : Laporan Peracunan Tikus
- LM-89 : Laporan Pemupukan
- LM-90 : Laporan kegiatan bulanan pemeliharaan TBM
Jika pada afdeling tersebut terdapat kegiatan pembibitan, maka afdeling membuat
juga LM mengenai pembibitan sebagai berikut :
- LM-92 : Laporan Pembibitan
- LM-93 : Pembibitan di Poly Bag
- LM-94 : Pembibitan Kayu Okulasi
- LM-95 : Laporan Pemakaian Bibit
Laporan mengenai produksi dicatat setelah semua pengantar hasil ke afdeling
setelah dibubuhi estimasi hasil olah, yaitu dengan menggunakan LM sebagai berikut :
- LM-76 : Statistik Produksi
- LM-78 : Daftar Biaya Panen
- LM-80 : Daftar Pengangkutan ke Pabrik
Pada akhir bulan buku semua hal-hal yang dibuat afdeling dikirimkan ke Kantor
Kebun untuk disusun menjadi Laporan Akhir Bulanan Kebun.
23

Daftar Cuti U-217. Daftar Cuti U-217 merupakan formulir berkaitan dengan
ketersediaan HK dalam satu hari, dalam pelaksanaan pengambilan cuti, yang ingin
mengambil cuti menandatangani U-217 dan juga ditandatangani oleh Mandor I dan
Asisten Afdeling, dan yang bersangkutan memegang copy dari U-217, diperiksa
kebenarannya dan diparaf oleh Asisten Afdeling. Daftar Cuti U-217 berisikan :
- Nama karyawan
- Mandoran
- Jumlah & tanggal menjalani cuti
- Sisa cuti
- Tanda tangan persetujuan Asisten Afdeling
Daftar Perubahan Penduduk U-215. Daftar Perubahan Penduduk U-215
merupakan formulir berkaitan dengan keberadaan jumlah penduduk di suatu afdeling,
diperlukan untuk mengetahui jumlah HK yang tersedia, jumlah tanggungan dan jabatan
karyawan pelaksana. Buku ini dikerjakan di kantor afdeling, diperiksa kebenarannya
dan diparaf oleh Asisten.
Daftar perubahan penduduk U-215 :
- Nama karyawan (NRK)
- Nama tanggungan/ batih
- Pekerjaan/ asal afdeling (bagian) lama & baru
24

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Pelaksanaan On The Job Training yang dilakukan di Kebun Sei Kebara sangat
bermanfaat bagi penulis khususnya dalam meningkatkan kemampuan penulis secara
hard competency maupun soft competency dalam hal aspek teknis budidaya kelapa
sawit, maupun aspek manajerial pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan
hasil kegiatan yang dilakukan penulis selama menjalani kegiatan OJT di Kebun Sei
Kebara maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit yang diikuti
penulis selama menjalani kegiatan OJT di Kebun Sei Kebara yaitu aplikasi janjang
kosong, buka piringan pohon manual, pemupukan dan penyisipan. Pemeliharaan
pada TBM kelapa sawit perlu dilakukan karena kedepannya akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan pada fase tanaman menghasilkan
(TM) secara jangka panjang.
2. Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit mempengaruhi secara
langsung kuantitas dan kualitas produksi yang dihasilkan, pemeliharaan yang
diikuti penulis selama menjalani masa OJT adalah penunasan, pengendalian gulma
dan Global Telling. Penunasan terlambat akan mempengaruhi proses kegiatan
pemotongan buah, dan meningkatkan losses hasil produksi, sementara penunasan
berlebihan akan mempengaruhi proses pembentukan bunga betina sehingga dapat
mengurangi kuantitas produksi. Pengendalian gulma di piringan dan pasar pikul
sangat penting dikarenakan piringan dan pasar pikul merupakan sarana utama
dalam proses ekstraksi TBS ke TPH. Global telling merupakan salah satu kegiatan
preventif dalam pengendalian hama secara terpadu, sehingga dengan dilakukannya
global telling dapat ditentukan waktu serta cara yang tepat untuk dilakukan
pengendalian hama secara berkelanjutan.
3. Pemanenan kelapa sawit merupakan inti dari seluruh kegiatan yang dilakukan di
perkebunan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan pemanenan berkaitan langsung
dengan hasil produksi yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan. Oleh
25

karena itu kegiatan pemanenan perlu diawasi dan dikontrol dengan baik agar
perusahaan dapat mencapai target produksi yang telah dibuat.
4.2. Saran
1. Aplikasi janjang kosong pada TBM Afdeling VIII Kebun Sei Kebara perlu
dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan janjang kosong yang merupakan
substitusi pupuk anorganik serta memiliki banyak manfaat bagi tanaman. Hasil
kalibrasi penulis selama dilapangan 2 orang tenaga kerja hanya mampu
mengaplikasikan janjang kosong dengan rata – rata sebanyak 22 pokok selama 5
jam.
2. Pengawasan pada kegiatan pemupukan harus dilakukan secara terus menerus baik
oleh mandor pemeliharaan, mandor I dan Asisten untuk menghindari tindakan
dalam proses aplikasi pupuk yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
3. Pemahaman terhadap pentingnya pemakaian APD sesuai dengan standar PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) perlu disampaikan kepada pemanen, selain itu
perusahaan juga perlu melakukan pengecekan rutin terhadap ketersediaan dan
kondisi APD. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar resiko kecelakaan saat kerja
dapat dihindari sehingga tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan.
4. Sosialisasi serta pelatihan kepada pemanen terkait kebijakan memanen 10 brondol
secara alami wajib dilakukan secara berkelanjutan. Pendekatan – pendekatan secara
persuasif kepada pemanen seperti memberikan hadiah kepada pemanen yang telah
melaksanakan prosedur sesuai dengan standar, pemanen dengan jumlah brondolan
terbanyak di TPH yang telah dikarungi, dan lain sebagainya, tidak kalah penting
guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen di Kebun Sei Kebara.
26

LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Kebun Sei Kebara 2018

Lampiran 2. Peta Afdeling VIII Kebun Sei Kebara


27

Lampiran 3. Struktur Organisasi Kebun Sei Kebara

Lampiran 4. Struktur Organisasi Afdeling VIII

Anda mungkin juga menyukai