Cara Pemeliharaan atau Perawatan Kelapa Sawit. Kelapa sawit yang sudah di tanam memerlukan perawatan sehingga akan menghasilkan produksi yang maksimal. Perawatan kelapa sawit memerlukan perhatian yang serius karena biasanya sawit jika tidak terawat maka produksi yang di hasilkan juga sedikit sehingga keuntungan akan berkurang ( tidak maksimal). Tetapi biasanya meskipun biaya yang di keluarkan besar tetapi hasil yang di dapat juga akan lebih besar.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebun kelapa sawit adalah : a. Biaya Dalam perawatan sebaiknya di cari cara agar biaya yang dihasilkan kecil tetapi hasil perawatan maksimal. b. Cara perawatan Pada daerah tertentu harus dilakukan perawatan yang berbeda seperti di daerah gambut dibutuhkan unsur hara mikro seperti cu dan fe dan juga harus dibuat drainase yang baik sedangkan di daerah mineral dan rata hal ini mungkin tidak di perlukan. c. Adopsi tehnologi Peralatan pertanian selalau mengalami kemajuan dari manual ke mekanis dan biasanya mekanis akan meningkatkan produktifitas sehingga biaya akan lebih murah. Jadi selalu harus di cari jenis tehnologi terbaru yang sesuai karena beberapa tehnologi pertanian yang terbaru tidak cocok di pakai dalam perkebunan kelapa sawit. Adapun kegiatan pemeliharaan atau perawatan tanaman kelapa sawit adalah : 1. Pengendalian gulma
Gulma yang harus di kendalikan dalam perkebunan kelapa sawit adalah gulma kelas A seperti lalang, bambu, pisang, anak kayu, senduduk dan lain - lain
2. Pemupukan Pupuk yang dibuthkan kelapa sawit adalah Urea/ZA, MOP/KCl, Dolomit/Kieserite, RP/TSP/SP36 dan Borate serta Cuprum dan Ferrit
c. Tanaman kelapa sawit berumur > 15 tahun tunasan songgo 1 4. Hama dan Penyakit Ada banyak hama dan pekait kelapa sawit terutama adalah hama pemakan daun yang sangat memerlukan perhatian yang serius
Gambar ulat api Bagian yang dinilai paling lemah dari siklus hidup hama dan penyakit merupakan titik kritis (crucial point) karena akan menjadi dasar acuan untuk pengambilan keputusan pengendaliannya. Pemilihan jenis, metode (biologi, mekanik, kimia, terpadu) dan waktu pengendalian yang dianggap paling cocok akan dilatarbelakangi oleh pemahaman atas siklus hidup dimaksud. Pengelola kebun dituntut untuk dapat meramalkan berbagai kemungkinan ledakan hama dan penyakit yang potensial. Per- kiraan tersebut dapat bertitik tolak dari kondisi alam, iklim dan jenis hama dan penyakit yang ada di areal, dinilai dari situasi dan kondisi yang paling memungkinkan. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak untuk dilaksanakan. Keuntungan deteksi dini adalah selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendaliannya juga agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali/terduga. Secara
ekonomis biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama/penyakit yang sudah menyebar luas.
JENIS-JENIS HAMA KELAPA SAWIT Secara umum, jenis-jenis hama yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit dikelompokkan ke dalam 6 golongan, yaitu : Ulat Api dan Ulat Kantong Tikus Oryctes (Oryctes rhinoceros) Tirathaba Rayap Adoretus dan Apogonia
HAMA ULAT API DAN ULAT KANTONG Serangan hama ulat api dan ulat kantong (atau disebut ulat pemakan daun kelapa sawit), telah banyak menimbulkan masalah yang berkepanjangan dengan terjadinya eksplosi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) tanaman yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi (Tabel 9.1). Jenis - jenis hama ulat api : 1. Setothosea asigna 2. Setora nitens 3. Darna trima 4. Thosea bisura 5. Ploneta diducta 6. Thosea vetusta 7. Mahasena corbetti 8. Metisa plana 9. Cremastopsyche pendula Siklus hidup hama ulat pemakan daun kelapa sawit melalui empat stadia sebagai berikut : 1. Telur 2. Larva (ulat) 3. Pupa (kepompong) 4. Dewasa Kemudian kawin dan bertelur kembali. Laju perkembangan populasi terutama didukung oleh kemampuan berbiak dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan siklus hidup. Makin tinggi daya berbiak serta makin pendek siklus hidup maka makin cepat pula laju pertambahan populasi. Hal ini berarti bahwa toleransi terhadap tingkat batas kritis populasi menjadi lebih rendah.
5. Cara Panen Panen yang salah menyebabkan tanaman menjadi stress sehingga kegiatan panen saya masukkan kedalam perawatan kelapa sawit