Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Berdirinya PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik


Awal berdirinya PT. Wilmar Nabati Indonesia dimulai dengan didirikannya pabrik

es yang bernama PT. Karya Prajona Nelayan oleh Martua Sitorus pada tanggal 1

Agustus 1979 di Paya Pasir-Belawan. PT. Karya Prajona Nelayan ini memproduksi

es untuk didistribusikan kepada para nelayan yang digunakan untuk mengawetkan

ikan hasil tangkapan. Pada tanggal 1 Juli 1981, PT. Karya Prajona Nelayan

berkembang dengan memproduksi es batangan.


PT. Karya Prajona Nelayan mulai memasuki bisnis kelapa sawit pada tahun

1983 yang memproduksi Palm Kernel Oil (PKO) tetapi hanya dijual untuk area

domestik saja. Setelah lima tahun beroperasi, pada tahun 1987-1988 perusahaan ini

mulai memperluas usahanya dengan melakukan eksport minyak sawit melalui

Polonia Trading House Hongkong.


Perusahaan ini semakin berkembang yang ditandai dengan mulai memasuki

bisnis perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 1989-1990 melakukan pembangunan

pabrik PKO (Palm Kernel Oil) dan refinery yang bernama PT. Bukit Kapur Reksa-

Dumai di Desa Bukit Kapur. Di tahun yang sama juga didirikan pabrik Refinery yang

berlokasi di Palembang dengan nama PT. Sinar Alam Permai. Tahun 1991 Wilmar

mendirikan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Barat dengan nama PT. AMP dan

PT. GMP. Kemudian pada tahun 1993-1994, pabrik refinery yang bernama PT. Bukit

Kapur Reksa dan PT. Sinar Alam Permai mulai beroperasi. Perusahaan ini mulai

melakukan marger dengan China Cereal Oil and Grain Company. Dua tahun

kemudian, pada tahun 1996 dibangun unit baru di Koala Tanjung dengan nama PT

Multi Nabati Asahan yang juga merupakan pabrik refinery.

1
2

Ekspansi pabrik kelapa sawit mulai dilakukan pada tahun 1998-2005 menjadi

pabrik kelapa sawit penghasil CPO (Crude Palm Oil) dan kernel. Pada tahun yang

sama, perusahaan ini mulai memasuki bisnis pupuk dengan merk dagang

“Mahkota”.
Tahun 2006, perusahaan ini terdaftar dan resmi bergabung di bursa efek

Singapura dengan nama Wilmar International Limited. Nama Wilmar sendiri berasal

dari nama “Martua Sitorus” sebagai pemilik dan pendiri PT. Wilmar Nabati Indonesia

dan “William (Kuok Khoon Hong)” yang merupakan pengusaha minyak di Singapura.

Bergabungnya Wilmar dengan bursa efek Singapura merupakan suatu langkah

besar bagi Wilmar.


Pada tahun 2008 Wilmar melakukan downstream bussines and others

(mendirikan turunannya). Sebelumnya, Wilmar hanya bisa menghasilkan CPO dan

CPKO saja, kemudian pada tahun 2008 Wilmar membangun pabrik refinery

oleochemical dan biodiesel bernama PT. Wilmar Nabati Indonesia yang terletak di

Jl.Kapten Darmo Sugondo No.56 Kelurahan Indro, Gresik, Jawa Timur untuk

mengolah CPO dan CPKO yang dihasilkan tersebut.


Kemudian di tahun 2010-2011, PT. Wilmar Nabati Indonesia memasuki bisnis

gula dengan membangun perkebunan di Merauke dan membeli pabrik gula

Sucrogen di Australia, dan membangun PT. Jawamanis rafinasi serta PT. Duta

Sugar International di Banten. Pada tahun 2015 Wilmar mengembangkan kembali

usahanya pada bisnis tepung (flourmill) dengan merk dagang “Milla” dan bisnis

sabun dengan merk dagang “Illies”.

Selama perjalanannya PT. Wilmar Group memiliki business record yang

cukup membanggakan, diantaranya:


3

 Pengolah dan penghasil terbesar minyak kelapa sawit dan turunannya di Asia

Pasifik
 Salah satu perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia
 Memiliki pabrik biodiesel terbesar di dunia
 Salah satu yang terbesar dalam pengolahan minyak goreng dan turunannya

serta pabrik oleochemicals di China dan Ukraina


 Salah satu yang terbesar dalam pengolahan minyak goreng dan pemimpin pasar

minyak goreng di India


 Pengekspor terbesar minyak goreng ke Afrika Timur dan Afrika Selatan
1.2 Gambaran Umum Pabrik
1.2.1 Bahan Baku
PT Wilmar Nabati Indonesia menggunakan bahan baku kelapa sawit yang

diambil dari perkebunan kelapa sawit milik PT. Wilmar Nabati Indonesia maupun

membeli dari pihak lain. Selain bahan baku utama, ada pula bahan baku penunjang

yang digunakan pada proses produksi di PT. Wilmar Nabati Indonesia Unit Gresik.

Berikut adalah bahan baku utama serta bahan baku penunjang yang digunakan.
1.2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama dalam pengolahan minyak kelapa sawit yang digunakan

oleh PT. Wilmar Nabati Indonesia unit Gresik adalah:


1. CPO (Crude Palm Oil)
2. CPKO (Crude Palm Kernel Oil)

CPO dan CPKO diperoleh dari perkebunan milik Wilmar di Sumatera Utara

maupun dari luar Sumatera Utara. Pengiriman dilakukan melalui jalur darat maupun

air. Bahan baku masuk dan ditimbang kemudian dilakukan pengambilan sampel

mutu agar memenuhi spesifikasi oleh QA (Quality Assurance) kemudian bahan baku

dipompakan ke tangki penyimpanan. Sebelum dilakukan pengolahan, CPO dan

CPKO tersebut harus disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang

terdapat didalamnya. Komposisi CPO dan CPKO akan dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi CPO dan CPKO


4

Parameter Komposisi (%)


FFA(%) 5 max
IV (Cg I2/g) minimal 50.5
PV (meq/g) 4.5 max
LC 51/4” -
M&I (%) 0.5 max
Caroten 450-479 ppm
(PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 2016)

1.2.1.2 Bahan Baku Penunjang


Bahan baku penunjang merupakan bahan baku yang ditambahkan dalam

proses produksi agar tercapainya spesifikasi produk yang diharapkan. Berikut bahan

baku penunjang yang digunakan PT. Wilmar Nabati Indonesia dalam prosesnya.
1. Bleaching Earth
Bleaching earth merupakan bahan pemucat yang berfungsi sebagai adsorben

yang bertugas untuk menyerap unsur-unsur pembawa warna yang terdapat pada

CPO pada proses bleaching. Jumlah adsorben yang dibutuhkan untuk

menghilangkan warna minyak tergantung dari macam dan tipe warna dari minyak.
Pemakaian bleaching earth disesuaikan dengan jenis minyak yang diolah,

namun dosing penambahan pada umumnya yaitu 0,6-1,0% dari jumlah minyak.

Berikut Komposisi Kandungan pada Bleaching Earth akan dijelaskan pada Tabel 2.
2. Phosporic Acid (H3PO4)
Phosporic Acid/Asam Phospat digunakan pada proses pemurnian minyak yang

berfungsi sebagai pengikat getah atau gum yang terdapat pada CPO. Pengikatan

gum dalam CPO yaitu dengan cara flokulasi. Pemakaian asam phospat antara 0,03-

0,05 % dari jumlah minyak. Komposisi Kandungan pada Asam Phospat dapat dilihat

pada Table 3.
Phosporic Acid/Asam Phospat memiliki karakteristik, untuk karakteristik dari

Phosporic Acid (H3PO4) dapat dilihat pada Tabel 4.


3. Citric Acid (C6H8O7)
Citric Acid/Asam sitrat digunkan pada proses pemurnian minyak yang berfungsi

untuk mengikat kandungan logam pada minyak. Dosing pemakaian asam sitrat pada
5

pemurnian yaitu 50 ppm dari jumlah minyak yang diolah. Karakteristik dari Citric Acid

(C6H8O7) akan dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 2. Komposisi bleaching earth

Kandungan Komposisi (%)


SiO2 74,4
Fe2O3 3,5 (MSDS dirangkum oleh EHS Wilmar 01
Al2O3 11,7
MgO 0,7 July 2013)
CaO 1,1 Tabel 3. Kandungan asam phospat
K2O 1,6
Na2O 0,4 (phosporic acid)
Lol 8,6
Kandungan Jumlah
H3PO4 85,5 %
P2O5 62 ppm
As 0,5 ppm
Pb 1 ppm
SO4 20 ppm
Cl 10 ppm
Fe 30 ppm
NO3 10 ppm
(MSDS dirangkum oleh EHS Wilmar 01 July 2013)

Tabel 4. Karakteristik dari phosporic acid (H3PO4)

Karakteristik Keterangan
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
Bau Tidak berbau
Titik didih 158 oC (316,4oF)
Titik Leleh 21 oC (69,8oF)
Spesific Gravity 1,685 pada 25oC
(MSDS dirangkum oleh EHS Wilmar 01 July 2013)

Tabel 5. Karakteristik dari phosporic acid (H3PO4)

Karakteristik Keterangan
Bentuk powder / Kristal
Warna Putih
Bau Tidak berbau
PH 1,85 (5%)
Suhu autoignition 3450C
Suhu dekomposisi >1700C
6

Titik Lebur 135 – 1520C


Kelarutan 67,6 % dalam air 250C
Density bulk 850 – 950 Kg / m3
(MSDS dirangkum oleh EHS Wilmar 01 July 2013)

1.2.2 Depertemen dalam Pabrik

Wilmar Indonesia merupakan anggota dari Wilmar Internasional, yang

merupakan gabungan dari Wilmar China, Wilmar India, WIlmar Malaysia, Wilmar

Belanda dan Wilmar Indonesia. Unit atau divisi Wilmar Gresik merupakan bagian

dari Wilmar Indonesia. Didalam Wilmar Gresik terdapat beberapa sub divisi dan dari

masing-masing sub divisi terdiri dari beberapa departemen. Sub divisi yang ada

pada wilmar gresik antara lain sub divisi project, edible oil, utility&electrical, non

edible, administration, supporting dan other business, purchasing, fin Acc&eksport,

PPIC.

 Departemen yang ada pada sub divisi project antara lain Engineering, Civil,

Project, Workshop.
 Departemen yang ada pada sub divisi pada edible oil antara lain PKC (Palm

Kernel Crushing) & solvent, Refinery Fraksinasi, CPC, Texturing dan Main

Edible.
 Departemen yang ada pada sub divisi utility & electrical adalah departemen

utility dan departemen electrical.


 Departemen yang ada pada sub divisi administrasi, antara lain: PGA, security,

EHS, manajemen dan system.


 Departemen yang ada pada sub divisi supporting, antara lain: operation, logistic

dan oleo.
 Departemen yang ada pada pada sub divisi non edible antara lain: FA/FAL/ME,

Fuel, soap, ETP, mainly non edible.


7

 Sedangkan other production, Wilmar nabati Gresik memiliki beberapa

departemen seperti flourmill (tepung) dan fertilizer (pupuk) dan maintenance.

1.2.3 Organisasi Perusahaan


Berdirinya suatu perusahaan akan menjadi baik bila mempunyai struktur

organisasi yang baik dan jelas. PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik juga memiliki

struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi yang terdapat di PT. Wilmar

Nabati Indonesia Gresik akan ditampilkan pada Gambar 1, sedangkan untuk struktur

organisasi pada plant Refinery&Fractionation akan ditampilkan pada Gambar 2.


1.2.3.1 Struktur dan Job Deskripsi
Job deskripsi merupakan tugas yang telah diamanahkan oleh perusahaan

kepada karyawan demi menjaga keberlangsungan berdirinya sebuah pabrik. Job

deskripsi diberikan kepada karyawan sesuai dengan jabatan yang telah

diamanahkan. Berikut ini merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing

jabatan dalam struktur organisasi di PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik:

1. Nama Jabatan: Manager Produksi

Ruang lingkup kerja untuk manajer produksi antara lain: membuat

rencana/planning proses produksi; membuat sistem yang baik sehingga seluruh

kegiatan efektif dan efisien; membuat metoda yang tepat untuk melaksanakan

saving cost programe; pelaksana kepersonaliaan di departemen produksi; pembuat

keputusan dan penanggungjawab untuk seluruh kegiatan; membuat budget tahunan

untuk produksi (Refineri dan Fraksinasi); memutuskan memanggil tenaga alhi atau

teknisi dari luar (external) untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang

mengganggu realisasi produk


8

2. Nama Jabatan: Superintendent (Assitent Manager Production)

Ruang lingkup kerja untuk asisten manajer produksi antara lain: membuat

rencana kerja dan control kegiatan; membuat rencana mutu, prosedur mutu dan

prosedur kerja; membuat pembagian tugas seluruh bawahan; menyelesaikan

masalah-masalah yang terjadi yang berhubungan dengan personal produksi;

pengambil keputusan dan solusi bagi permasalahan yang tidak bisa diselesaikan

bawahan; membuat rencana Shutdown plant dan mengontrol pelaksanaan

Shutdown plant; membuat evaluasi/penilaian karya terhadap seluruh bawahan;

mempresentasikan perfomansi produksi kepada manajemen dan membantu

manager dalam management review.

3. Nama Jabatan: Supervisior

Ruang lingkup kerja untuk supervisor antara lain: mengawasi kegiatan proses

produksi sesuai dengan rencana dan prosedur kerja; memeriksa seluruh laporan

dan catatan yang dibuat Foreman/Operator apakah sudah sesuai dengan typical

(kualitas dan kapasitas); melakukan koordinasi dengan pihak Engineering, QA/QC,

PPIC, dan Operation untuk mendukung kegiatan proses sehingga sasaran mutu

dapat dicapai; kontrol pemakaian seluruh barang konsumable dan membuat data

pemakaiannya; mencari jalan keluar terhadap suatu masalah yang menghambat

proses dan membuat rencana perbaikan dan modifikasi; mengambil keputusan

untuk transfer produk tidak sesuai guna mengurangi down time; membuat jadwal
9

atau planning perawatan/pembersihan, penggantian dan modifikas peralatan proses;

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan personalian di produksi.

4. Nama Jabatan: Assistant Supervisior

Ruang lingkup kerja asisten supervisior antara lain: mengawasi operasioanal

plant, Foreman dan Operator; pemeriksaan catatan mutu; melakukan penyesuaian

setting parameter proses untuk mendapatkan kualiti/kuantiti termasuk perubahan

setting bila diperlukan, memastikan pengambilan sample sesuai prosedur dan

memeriksa hasil inspeksi apakah sudah sesuai spesifikasi yang ditentukan;

bersama-sama dengan orang engineering menyelesaikan perbaikan peralatan yang

rusak untuk menghindari banyaknya down time; membantu kerja supervisior

5. Nama Jabatan: Foreman

Ruang lingkup kerja doreman antara lain: mengawasi operasional plant dan

operator melalui form/log sheet yang ada dan pengawasan langsung ke lapangan;

memimpin dan mengarahkan seluruh operator untuk menjalankan aktifitas produksi

sesuai rencana termasuk dalam hal pembersihana peralatan proses dan area plant;

melakukan penyesuaian setting parameter proses untuk mendapatkan kualiti/kuantiti

termasuk perubahan setting bila diperlukan; memeriksa mesin-mesin proses dari

suatu kerusakan atau beroperasi tidak normal, membuat laporan kerja dan data-data

kualiti/kuantiti setiap shit-nya dan melakukan serah terima pekerjaan, peralatan

kerja, outstanding pekerjaan, informasi operasional ataupun permasalahan yang

dihadapi.

6. Nama Jabatan: Operator


10

Ruang lingkup kerja operator antara lain: mengoperasikan mesin-mesin proses

melalui komputer kontrol panel dan lapangan; mencatat parameter kontrol proses

dari komputer dan lapangan; melaporkan ke atasan (Foreman/Supervisior) bila ada

peralatan yang tidak berjalan dengan normal; memeriksa kecukupan supplai air,

steam, angin bahan bakar, bahan kimia pendukung (Phospor, Citric, Bleaching) dan

bahan pendukung lainnya; mengambil dan mengatar sampel minyak sesuai

prosedur dan mencatat hasilnya; membersihkan area plant, control room dan mesin-

mesin proses.

7. Nama Jabatan: Mechanical Process

Ruang lingkup kerja mechanical process antara lain: memastikan record

maintenance dan WO (by engineering service) serta membuat evaluasi setiap

bulannya; mengotrol performance kinerja equipment/special equipment; memastikan

ketersedian spare pare plant (minimum stock); memastikan dan mengontrol kondisi

plant dalam keadaan bersih; mendapatkan cost operasional yang efisien dengan

memaksimalkan control penggunaan dan pemakaian spare part; memastikan

kegiatan corective dan preventive manitenance serta spare part plant terdata dan

lengkap.

8. Nama Jabatan: Process Engineer

Ruang lingkup kerja process engineer antara lain: melakukan improvement

operational plant dari kondisi yang sudah ada perlu ditingkatkan atau perlu

modifikasi bahkan perlu penambahan equipment baru; pengarsipan catatan mutu,

termasuk pengendaliannya; koordinasi dengan project department/engineering

service dan operational plant untuk penerapan improvement yang ada; mengadopsi,
11

mengupdate informasi teknologi baru yang bermanfaat untuk peningkatan

performance plant.

9. Nama Jabatan: Document control

Ruang lingkup kerja document control antara lain: mengendalikan dokumen

sistem managemen mutu dan makan dengan lancar efektif, efisien bagi departemen;

melaksnakan perkerjaan pekerjaan lain yang di intruksikan atasan, selama tidak

menyimpang dari tujuan jabatan di atas.


12

Bussiness
Unit Head

Cost Technical
Control Advisor

Project Edible Oil Utility & Electrical Non edible supporting Administration Prod dev purchasing Fin, ACC & eksport PPIC

Operation PGA Prod Dev Purchasing Fin&ACC Ppic oleo


Engineering FA/FAL/ME
Refinery& Fractinaty: refinery&fractinati Utility koordinating purchasing Ppic edible
Civil Power & steam, Eng. Fuel & administrasi, FA/FAL/ME
Water Jetty HR Soap&homecare, EdibleA,product
Koordinating purchasing Eksport
B, koordinating Logistic
refinery&hydrogenasi Packing product
Project Electrical Fatty Acid Tank farm Personnel&GA Store
CPKO fractinati
Workshop cm&Pm Fuel Logistic, CSR&Lisence
CPC
Produk, ware house energy & ProjectBiorefinery, Biodiesel&glycerinwbtmcLogDepo MIS
tank form Biodiesel QC EHS
texturing: produksi,warehouse
soap Oleo Clinic
PKC & Solvent
mes Shipmen&edible Fire&Safety
PK Crushing,
finish plant Security
PK Solvent
ETP Management System
maint edible
mainly non edible

Gambar 1 Struktur organisasi PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik


13

Manajer

Asisten Manajer Asisten Manajer Asisten Manajer

Supervisor

Mechanical process
Document control

Leader Refinery Leader Refinery


Leader Refinery Leader SF Hydro Leader SF Hydro
Leader SF Hydro Leader CPKO
Leader Refinery Leader Refract Leader Refract
Leader Refract Leader Refract Leader SF Hydro

PLC Engineer
PLC Engineer
PLC Engineer
PLC Engineer PLC Engineer
PLC Engineer PLC Engineer PLC Engineer
PLC Engineer PLC Engineer
PLC Engineer
PLC EngineerPLC EngineerPLC EngineerPLC EngineerPLC Engineer

Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman
Foreman Foreman

Gambar 2 Struktur organisasi PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik plant refinery dan fraksinasi
14

1.2.3.1 Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang yang dimiliki oleh PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik

untuk mendukung proses produksi adalah:

- Power plant

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam menunjang kegiatan produksi

maupun aktivitas lainnya di lingkungan kawasan PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik

terdapat power plant yang menghasilkan energi listrik.

- Tank farm
Merupakan tempat yang digunakan untuk penyimpanan raw materiai atau

bahan baku yang akan digunakan pada produksi dan merupakan tempat untuk

menyimpan hasil produksi.


- Boiler house
Boiler house memerlukan bahan baku berupa fiber dan shel sehingga

diperlukan material handling berupa conveyor untuk melengkapinya. Air yang

disuplai dari Water Treatment Plant untuk dimasak pada boiler sebelumnya harus

melalui proses demineralisasi untuk menetralkan mineral yang ada.


- Gas turbin dan genset
Merupakan alat yang menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik

perusahaan.
- Warehouse
Tempat untuk menyimpan material dan produk yang akan disalurkan kepada

distributor ataupun konsumen-konsumen.


- Wilmar Jetty
Merupakan pelabuhan milik PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik yang digunakan

untuk bongkar muat bahan baku dan batu bara juga digunakan untuk jalur

distribusi hasil produksi.


- Water Treatment Plant
Untuk mengolah air sehingga dapat memenuhi kebutuhan pabrik dan dapat

digunakan untuk proses produksi


15

- Effluent Treatment Plant


Unit yang digunakan untuk pengolahan limbah agar limbah yang dibuang aman

dan tidak mencemari lingkungan sekitar pabrik


- Central Laboratory
Laboratorium yang bertanggungjawab terhadap kontrol kualitas dan jaminan

mutu produk.
1.2.3.2 Jumlah dan Pendidikan Karyawan
Adanya suatu perusahaan tidak dapat terlepas dari faktor tenaga kerja,

demikian pula dengan PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik. Berdirinya industri ini

telah membuka lapangan kerja baru bagi sebagian masyarakat Indonesia.


Sampai saat ini, jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Wilmar Nabati

Indonesia Gresik per Januari 2016 sebanyak 1917 karyawan. PT. Wilmar Nabati

Indonesia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Swasta yang saat ini dikelola oleh

PT. Wilmar International. Pabrik ini dipimpin oleh seorang Bussiness Unit Head.

Tenaga kerja di PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu:

1. Tenaga kerja shift


Tenaga kerja yang termasuk golongan ini yaitu tenaga kerja yang berhubungan

dengan bagian proses produksi serta bagian lain seperti tank farm, quality control,

filling plant, packaging, security. Mesin-mesin pada bagian produksi beroperasi

secara terus-menerus atau 24 jam non-stop. Oleh karena itu, diperlukan jam kerja

karyawan dengan sistem shift yang meliputi:

a. Shift I (pertama) : pukul 08.00-16.00 WIB

b. Shift II (kedua) : pukul 16.00-00.00 WIB

c. Shift III (ketiga) : pukul 00.00-08.00 WIB

2. Tenaga kerja non-shift atau regular


16

Tenaga kerja yang termasuk dalam kelompok ini yaitu mencakup staff dan

karyawan bagian kantor dan administrasi. Tenaga kerja non-shift memiliki enam hari

kerja dengan jam kerja untuk enam hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 WIB untuk

hari Senin hingga Jumat, dan hari Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB. Berikut jam kerja

non-shift atau regular yang akan disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jam kerja non-shift

Hari Jam Kerja Istirahat


Senin-Kamis 08.00-16.15 12.00-13.00
Jumat 08.00-16.15 11.30-13.00
Sabtu 08.00-12.00 -
Minggu Libur (off day)
(PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 2016)

Standar pendidikan karyawan PT Wilmar Nabati untuk operator atau pelaksana

minimal adalah SMA/SMK sederajat. Sedangkan untuk foreman dan tingkat

diatasnya minimal berpendidikan D3 untuk karyawan baru.Yang membedakan untuk

mendapatkan jabatan atau pangkat di PT Wilmar Nabati Indonesia adalah

pengalaman kerja yang sudah pernah dijalankan.

1.2.3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang pengolahan minyak kelapa sawit dan turunannya. Dalam rangka

membangun System Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(SMK3&L), maka prinsip SMK3&L harus ditegakkan. Prinsip SMK3&L antara lain:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja serta pencegahan pencemaran lingkungan

adalah tanggung jawab bersama.


2. Semua kecelakaan kerja, kebakaran dan pencemaran bisa dicegah.
3. Diperlukan komitmen dan keterlibatan semua pihak untuk menciptakan K3&L.
4. Dikembangkan EHS (Emergency Hazzard Security) manajemen sistem untuk

menjamin konsekuensinya.
5. EHS observasi/inspeksi/audit perlu dilakukan untuk memastikan K3&L.
17

Hirarki pengendalian yang diterapkan dalam PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik ada

3, yaitu:

1. Engineering (rekayasa teknik)


- Pelindung atau penutup, seperti penutup pada kabel-kabel yang ada didalam

proses tidak boleh terkelupas. Biasanya jika terdapat kabel yang tidak aman

atau terkelupas maka akan ada pendeteksi atau alarm yang menandakan

bahwa keadaan tidak aman.


- Shutdown otomatis pada mesin yang tujuannya untuk menghindari terjadinya

overflow.
- Hand rail yang digunakan untuk pencegahan jika terjatuh dari lantai yang

tinggi tidak langsung jatuh kebawah.


- Pagar pengaman, scaffolding, life line, guard rail, platform.
- Pendeteksi O2 atau gas-gas lain yang digunakan pada ruang terbatas,

misalnya pada saat melakukan perbaikan tangki maka O 2 harus di cek terlebih

dahulu, apakah O2 yang tersedia sudah cukup atau tidak. Nilai normal O 2

untuk orang bekerja adalah 20,9%.


- Lock out system
- Maintenance
- Motivasi dan modifikasi
2. Administration (administrasi)
Administration merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mempermudah saat

dilakukan identifikasi kepada karyawan atau orang yang berada di lingkungan PT

Wilmar Nabati Indonesia Gresik. Oleh karena itu seluruh orang yang berada di

lingkungan industry harus memperhatikan dan mematuhi persyaratan sebagai

berikut:
-WI (Work Instruction)/SOP untuk bekerja
-Mengenakan ID card, lebelling, tag out, dan memperhatikan signboard yang ada

dilingkungan industri
-Mengikuti training/briefing/meeting
-Memperhatikan MSDS (Material Safety Data Sheet)
18

3. Memakai APD (Alat pelindung Diri) seperti helm, sarung tangan, safety glass,

welding cup, goggles, sepatu safety dll.


Untuk memenuhi SMK3&L maka tiap-tiap plant memiliki aturan yang berbeda-

beda, sesuai dengan kondisi plant. Di plant oleochemical, seperti plant fatty acide

glycerine dan plant hydrogenation tidak diperbolehkan membawa Handphone,

camera, atau alat elektronik lainnya. Karena rediasi yang ditimbulkan dapat

mengakibatkan bahaya. Begitu juga dengan plant biodiesel, selain dilarang

membawa alat electronic, kendaraan yang melewati area plant juga diperiksa fame

arrester (saringan gas buang) harus terjaga.


PT. Wilmar Nabati Gresik telah mendapatkan sertifikat yang mendukung tentang

pelaksanaan SMK3, anatara lain:


- OHSAS 18001:2007, merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).


- ISO 14001:2004 merupakan sebuah spesifikasi internasional untuk Sistem

Manajemen Lingkungan (SMK3).


1.2.3.4 Jaminan Sosial
PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik telah memberikan jaminan sosial yang

cukup baik bagi tenaga kerja maupun bagi keluarganya. Jaminan sosial tersebut

berupa:

1.2.3.5.1 Penghasilan

Penghasilan karyawan PT Wilmar Nabati Indonesia dapat berupa

1. Gaji pokok

2. Tunjangan Jabatan

3. Tunjangan Absensi/kehadiran

1.2.3.5.2 Kesejahteraan

Kesejahteraan karyawan PT. Wilmar Nabati Indonesia dapat berupa:


A. Uang :
19

1. Tunjangan Hari Raya


2. Tunjangan suka cita (perkawinan)
3. Tunjangan kesehatan
4. Tunjangan kecelakaan kerja
5. Tunjangan duka cita (kematian)
6. Bonus tahunan
B. Non uang:
1. Cuti
2. BPJS
3. Poliklinik perusahaan
4. Seragam kerja
5. Perlengkapan keselamatan kerja APD
6. Mes karyawan teruntuk karyawan yang di mutasi
7. Kopersi karyawan
8. Pemberian makan waktu istirahat
9. Kerohanian dan bimbingan
10. Ruang istirahat
11. Kantin
12. Parkir
1.2.4 Sistem Pemasaran hasil
System pemasaran PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik diserahkan kepada

anak perusahaan Wilmar Group yaitu PT SATP (Sari Agro Tama Persada). Seluruh

produk yang dihasilkan dipasarkan keseluruh penjuru Indonesia melalui distributor-

distributor.

1.3 Lay Out Pabrik


Lokasi merupakan syarat yang sangat penting untuk menentukan kelancaran

dari sebuah perusahaan, PT. Wilmar Nabati Indonesia terletak di wilayah Gresik,

tepatnya Jalan Kapten Darmo Sugondo No. 56 Kelurahan Indro, Gresik, Jawa

Timur. Luas keseluruhan area pabrik yaitu 3,75 ha.

Adapun batas-batas lingkungan pabrik adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : PT. Marina Shipyard Indonesia


b. Sebelah selatan : Perumahan Perhutani
c. Sebelah timur : Selat Madura
d. Sebelah barat : Jalan Raya Kapten Darmo Sugondo
20

Proses penerimaan bahan mentah berupa Crude Palm Oil (CPO) dari

Kalimantan ditempuh melalui jalur laut yang kemudian diterima oleh pihak PT Wilmar

Nabati Gresik di Pelabuhan dengan Jetty di wilayah pelabuhan milik PT Wilmar

Nabati Gresik sendiri.


Jarak pelabuhan Tanjung Perak dengan pabrik PT Wilmar Nabati Gresik ± 16

Km. Proses bongkar muat peti kemas belum bisa dilakukan di Jetty, tetapi bisa

dilakukan di pelabuhan Tanjung Perak, oleh karena itu bongkar muat dilakukan di

pelabuhan Tanjung Perakdan untuk pengangkutan barang yang berasal dari

pelabuhan Tanjung Perak tidak memerlukan jarak yang jauh dan dapat

menguntungkan pabrik Wilmar.


Jarak dengan kota Surabaya + 30 Km. Alasan pemilihan letak pabrik yang

berada di Gresik dan dekat dengan kota Surabaya karena Surabaya merupakan

kota terbesar kedua setelah Jakarta. Jadi untuk pembelian bahan-bahan yang

dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah dan tersedia di kota Surabaya. Selain itu,

letak kota Surabaya yang strategis karena dekat dengan pelabuhan dan juga

berseberangan dengan pulau Kalimantan dan Sulawesi akan mempermudah

pemasaran produk, khususnya wilayah Indonesia bagian timur.


Jarak dengan bandara juanda + 45 Km. Seperti pada gambar 1.2.1, Jarak

tersebut dapat dikatakan cukup dekat, sehingga dapat meminimalkan biaya material

handling. Selain itu, bandara Juanda merupakan bandara Internasional sehingga

dapat mempermudah karyawan serta material yang dibutuhkan Wilmar yang melalui

jalur udara.
21

Gambar 1. Lokasi PT Wilmar Nabati Indonesia unit Gresik

Gambar 2. Layout PT WilmarNabati Indonesia unit Gresik

Keterangan:

1. Kantin 18. Plant Biodiesel 4


2. Pemasaran 19. Plant Biodiesel 5
3. Bengkel 20. Plant ME Fract 1
4. EHS 21. Plant ME Fract 2
5. Dept Refinery 22. Dept Fatty Alchohol
6. Penyimpanan 23. MCC Biodiesel 4 & 5
7. E & I 24. Rumah Pompa
8. CPKO Fraksinasi 25. Penyimpanan Biodiesel
9. Kantor Pusat 26. PME Filter
10. Dept Oleochemical 27. Plant Trans Biodiesel
22

11. Tangki Penyimpanan Oleo 28. PT CAN Gas


12. Kantor Tangki Penyimpanan Oleo 29. MCC Biodiesel 2 & 3
13. Pos Keamanan Biodiesel 30. Plant Biodiesel 3
14. CTR Biorefinery 31. Plant Biodiesel 2
15. Dept Biorefinery 32. Plant PFAD
16. Tangki Penyimpanan Ref
17. Kantor Tangki penyimpanan Bioref

Anda mungkin juga menyukai