Anda di halaman 1dari 17

Nama : I Putu Adi Payana Putra

NIM : 1913071015
Kelas : 2 A
LEMBAR KERJA MAHASISWA (P-5)

Pokok Bahasan : Kimia Larutan


Sub-Pokok Bahasan : Komponen dan Konsentrasi Larutan, Konsep Asam-Basa,
serta Derajat Keasaman (pH)
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep larutan
2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen penyusun larutan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis konsentrasi larutan.
4. Mahasiswa mampu membedakan teori asam-basa Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep pH.
6. Mahasiswa dapat menghitung pH larutan asam-basa.

Komponen dan Konsentrasi Larutan, Konsep Asam-Basa,


serta Derajat Keasaman (pH)

Banyak materi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk larutan, seperti


air laut, air teh, alkohol 70%, dan udara. Larutan terdiri atas komponen pelarut
(solvent) dan komponen terlarut (solute). Jumlah komponen terlarut terhadap
komponen pelarut disebut konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan dapat
dinyatakan secara kualitatuf dan kuantitatif. Berdasarkan sifatnya asam-basanya,
larutan dapat dibedakan menjadi larutan asam, basa, dan netral. Ada tiga teori
asam-basa, yaitu teori asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Untuk
menyatakan derajat keasaman/kebasaan dinyatakan dengan pH.

Bacalah teks di atas dan tuliskan konsep/informasi penting yang anda diperoleh!
Informasi penting yang diperoleh dari teks tersebut, yaitu:
1. Larutan terdiri atas komponen pelarut (solvent) dan komponen terlarut
(solute).
2. Pada larutan, jumlah komponen terlarut terhadap komponen pelarut
disebut konsentrasi larutan dimana konsentrasi larutan dapat dinyatakan
secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Berdasarkan sifat asam-basanya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan
asam, basa, dan netral.
4. Ada tiga teori asam-basa, yaitu teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa
Bronsted-Lowry, dan teori asam-basa Lewis.
5. Derajat keasaman/kebasaan dalam suatu larutan dinyatakan dengan pH.

Tulislah Pertanyaan/Rumusan Masalah berdasarkan bacaan di atas yang mengacu


pada pencapaian tujuan pembelajaran!
Rumusan masalah berdasarkan bacaan diatas yang mengacu pada pencapaian
tujuan pembelajaran, yaitu:
1. Bagaimana konsep larutan?
2. Bagaimana cara menganalisis komponen-komponen penyusun larutan?
3. Apa saja jenis-jenis konsentrasi larutan?
4. Apa perbedaan dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted
Lowry, dan teori asam-basa Lewis?
5. Bagaimana konsep pH?
6. Bagaimana cara menghitung pH larutan asam-basa?

Mengumpulkan Informasi
Untuk menjawab permasalahan yang anda temui, bacalah buku teks kimia dasar
dan diskusikan dengan teman-temanmu dalam kelompok belajar masing-masing.

Menganalisis/Mengolah Informasi
1. Berdasarkan ukuran partikelnya, campuran dapat dibedakan menjadi
larutan, koloid, dan suspensi. Jelaskan ketiga konsep campuran tersebut!
Pembahasan:
Berdasarkan ukuran partikelnya, campuran dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
a. Larutan
Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil,
sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan
pendispersi. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem satu fase
(homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm = 10−9
m). larutan bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring.
Contohnya, larutan gula, larutan garam, larutan cuka, alkohol 70%,
spirtus, udara yang bersih, air laut, dan bensin.
b. Koloid
Koloid adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih dimana
partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata
dalam zat lain (medium pendispersi). Koloid ini merupakan sistem
dispersi yang terletak diantara suspensi dan larutan. Ukuran
partikelnya berkisar antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran
homogen dan merupakan sistem dua fase. Contohnya, susu, santan,
jeli, selai, dan minyak.
c. Suspensi
Suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel relatif besar
tersebar merata dalam medium pendispersinya. Suspensi bersifat
heterogen dan tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase.
Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya, air sungai yang keruh,
campuran pasir dengan air, campuran terigu dengan air, campuran kopi
dengan air, dan campuran minyak dengan air.

Tabel sifat dan sistem dispersi campuran


Sifat Sistem Dispersi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Homogen, tidak Homogen secara Heterogen
campuran dapat dibedakan makroskopis, tapi
heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra
Ukuran 1 nm 1-100 nm 100 nm
Fase Terdiri dari satu Terdiri dari dua Terdiri dari
fase fase dua fase
Kestabilan stabil Umumnya stabil Tidak stabil
Penyaringan Tidak dapat Tidak dapat Dapat disaring
disaring disaring, kecuali
dengan penyaring
ultra
Didiamkan Tidak memisah Tidak memisah Memisah dan
dan tidak (tahan lama) dan mengendap
mengendap sukar mengendap

2. Perhatikan larutan 70% gula, larutan 70% alkohol, udara, dan kuningan.
Analisis komponen pelarut dan terlarutnya serta jelaskan cara menentukan
komponen pelarut dan terlarut tersebut!
Pembahasan:
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari
dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang
umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti
garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan
dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu,
cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas
lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan
mineral tertentu.
Larutan padat (solid solution) terbentuk ketika dua atau lebih unsur
logam larut seutuhnya dalam keadaan cair dan juga larut seutuhnya dalam
keadaan padat. Dengan kata lain, bila campuran homogen dari dua atau
lebih jenis atom logam terjadi dalam keadaan padat, keadaan ini disebut
sebagai larutan padat. Dalam suatu larutan padat, komponen atom yang
lebih melimpah disebut pelarut dan komponen atom yang kurang
melimpah disebut zat terlarut. Kuningan merupakan larutan padat dengan
komposisi Cu (64 %) dan Zn (36 %), dengan atom tembaga adalah atom
pelarut sedangkan atom seng adalah atom terlarut. Larutan 70% gula yang
termasuk padatan yang dilarutan dalam cairan pelarut adalah air,
sedangkan yang terlarut merupakan zat padat berupa gula. Selain itu
larutan 70% alkohol yang termasuk dalam cairan yang larut dalam cairan,
pelarut adalah air dan yang terlarut adalah alkohol. Udara merupakan gas
terlarut dengan gas lain, zat terlarut adalah oksigen dan pelarutnya adalah
zat-zat lain dalam nitrogen.
a. 70% gula
Untuk massa zat terlarut (gula)
70 % × 100 gram=70 gram
massa
mol=
Mr C12 H 22 O11
70 gram
mol gula=
gram
342
mol
mol gula=0,20 mol
Untuk massa pelarut (air)
30 % × 100 gram=30 gram
massa
mol air=
Mr H 2 O
30 gram
mol air=
gram
18
mol
mol air=1,66 mol
x air+ x gula=1
mol air
x air=
mol air+mol gula
1,66
x air=
1,66+ 0,20
1,66
x air=
1,86
x air=0,89
Sehingga, gula = 0,11 (zat terlarut)
air = 0,89 (zat pelarut)

b. 70% alkohol
Untuk massa zat terlarut (alkohol)
70 % × 100 gram=70 gram
massa
mol alkohol=
Mr C2 H 5 OH
70 gram
mol alkohol=
gram
46
mol
mol alkohol=1,52 mol
Untuk massa zat pelarut (air)
30 % × 100 gram=30 gram
massa
mol air=
Mr H 2 O
30 gram
mol air=
gram
18
mol
mol air=1,66 mol
x air+ x alkohol=1
mol air
x air=
mol air+mol alkohol
1,66
x air=
1,66+1,52
1,66
x air=
2,18
x air=0,76
Sehingga, alkohol = 0,24 (zat terlarut)
air = 0,76 (zat pelarut)

3. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif.


Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis konsentrasi larutan tersebut!
Pembahasan:
Konsentrasi larutan adalah istilah umum untuk menyatakan
banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam suatu
larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan
dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan larutan encer (dilute).
Kedua istilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam
larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan
larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya,
istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua
atau lebih larutan.
Sedangkan, dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan
dinyatakan dalam g/ml (sama seperti satuan densitas). Selain itu, ada
banyak satuan dari konsentrasi larutan, diantaranya yaitu:
a. Persen massa
Persen massa menunjukkan massa suatu zat dalam 100 gram
larutannya. Secara matematis, persen massa dirumuskan sebagai
berikut.
massa zat terlarut
% zat terlarut= ×100 %
massa larutan

massa zat pelarut


% zat pelarut = ×100 %
massa larutan

b. Persen volume
Persen volume adalah satuan yang menunjukkan volume suatu zat
dalam 100 ml larutannya. Secara matematis, persen volume
dirumuskan sebagai berikut.
volume zat terlarut
% volume zat terlarut= 100 %
volume larutan

c. Persen massa per volume


Persen massa per volume merupakan salah satu konsentrasi larutan
yang menunjukkan massa zat dalam 100 ml larutannya. Secara
matematis, persen massa per volume disrumuskan sebagai berikut.
massa zat terl arut
% massa per volume ( zat terlarut )= 100 %
volume larutan

d. Molaritas (M)
Molaritas merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan
banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Secara matematis,
molaritas dirumuskan sebagai berikut.
mol zat terlarut mmol zat terlarut
Molaritas ( M )= =
volume larutan( L) volume larutan( ml)

massa zat terlarut 1000


Molaritas ( M )= ×
Mr zat terlarut volume larutan(ml)

e. Molalitas (m)
Molalitas merupakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu kilogram
pelarut. Secara matematis, molalitas dirumuskan sebagai berikut.
mol zat terlarut
Molalitas ( m )=
massa pelarut (kg)
Selain dengan menggunakan rumus diatas, dapat juga menggunakan
rumus seperti berikut.
massa zat terlarut ( gr ) 1000
Molalitas ( m )= ×
Mr zat terlarut massa pelarut ( gr)
f. Fraksi mol
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan
perbandingan antara konsentrasi mol zat terlarut atau pelarut terhadap
larutannya. Adapun persamaan fraksi mol, yaitu:
n n
X t = t dan X p= p , dengan X t + X p=1
nt + n p n p +nt
Keterangan:
X t = fraksi mol zat terlarut
X p = fraksi mol zat pelarut
nt = mol zat terlarut
n p = mol zat pelarut

g. Pengenceran
Larutan yang diencerkan jelas mengalami perubahan konsentrasi dan
volume. Namun, jumlah mol larutan tidak berubah. Pengenceran
dirumuskan sebagai berikut.
mol awal=mol akhir
M 1 . V 1=M 2 .V 2

h. Molaritas campuran
Jika dua jenis larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka
akan terbentuk larutan baru dengan konsentrasi tertentu. Konsentrasi
larutan setelah dicampur dirumuskan sebagai berikut.
mol total
Molaritas campuran=
volume total

4. Berdasarkan sifatnya asam-basanya, larutan dapat dibedakan menjadi


larutan asam, basa, dan netral. Ada tiga teori asam-basa, yaitu teori asam-
basa Arrheninius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
a) Jelaskan ketiga teori asam-basa di atas disertai masing-masing sebuah
contoh!
Pembahasan:
Teori asam-basa Arrhenius
Teori asam-basa Arrhenius merupakan teori asam-basa yang dikenal
paling tua diantara yang lainnya. Asam Arrhenius adalah zat yang
melepaskan ion hidronium ( H +¿¿ ) pada larutan, sedangkan basa adalah
zat yang melepaskan ion hidroksida (OH −¿¿) pada larutan. Salah satu
contoh asam Arrhenius adalah asam nitrat ( HNO 3). Asam nitrat akan
melepaskan ion hidronium dalam larutan berair (aquades solution/aq).
+ ¿¿
Ion hidronium lebih tepat dituliskan sebagai H 3 O ketimbang H +¿¿ ,
+¿¿
karena faktanya ion H tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus
berikatan dengan molekul air.
HNO3(aq) + H 2 O (l)  H 3 O+ ¿¿ (aq) + NO 3- (aq)
Sedangkan, salah satu contoh basa Arrhenius adalah litium hidroksida
(LiOH). Litium hidroksida akan melepaskan ion hidroksida dalam
larutan.
LiOH (s) + H 2 O (l)  Li +¿¿ (aq) + OH −¿¿ (aq)

Teori asam-basa Bronsted Lowry


Pada tahun 1923, seorang ahli dari Denmark bernama Johanes N.
Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekerja sendiri-
sendiri, tetapi dalam waktu yang bersamaan mengembangkan konsep
asam-basa berdasarkan serah terima proton ( H +¿¿ ). Konsep asam-basa
berdasarkan serah terima proton ini dikenal dengan konsep asam-basa
Bronsted-Lowry. Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi
yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima
proton pada suatu reaksi pemindahan proton.
+¿¿
 Asam Bronsted-Lowry = donor proton ( H )
+¿¿
 Basa Bronsted-Lowry = akseptor proton ( H )

Adapun contohnya, yaitu:

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam
(donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu
bersifat amfiprotik (amfoter).

Teori asam-basa Lewis

Teori asam-basa Lewis menyatakan bahwa asam adalah senyawa yang


bisa menerima pasangan electron dari senyawa yang lainnya atau bisa
dikatakan sebagai akseptor pasangan electron, sedangkan basa adalah
senyawa yang bisa memberikan pasangan electron kepada senyawa
yang lain atau bisa dikatakan sebagai donor pasangan electron.
Adapun contohnya, yaitu:
Contoh diatas telah menunjukkan bahwa ion H +¿¿ (proton) ialah asam
Lewis karena mampu menerima pasangan electron, sedangkan NH 3
merupakan basa Lewis. Kemudian, pada reaksi antara BF 3 dengan
NH 3 yang merupakan asam Lewis ialah BF 3 karena bisa menerima
sepasang electron dan teruntuk NH 3 ialah basa Lewis.

b) Jelaskan perbedaan ketiga teori asam-basa di atas


Pembahasan:

Tabel perbedaan tiga teori asam-basa


Teori Asam Basa
Arrhenius Zat yang jika dilarutkan Zat yang jika dilarutkan
dalam air akan melepas dalam air akan ion OH-
ion H+
Bronsted-Lowry Spesi yang memberikan Spesi yang menerima
proton (H+) kepada proton (H+) dari spesi
spesi lain atau dapat lain atau dapat dikatakan
dikatakan sebagai donor sebagai akseptor proton
proton
Lewis Spesi yang menerima Spesi yang memberikan
pasangan electron dari pasangan electron
spesi yang lain kepada spesi yang lain

c) Jelaskan kelebihan dan kekurangan ketiga teori asam-basa di atas!


Pembahasan:
Teori asam-basa Arrhenius
Kelebihan:
1. Mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh
Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam
memiliki hydrogen (asam berbasis hydrogen). Pernyataan tersebut
tidak tepat, sebab basa juga memiliki hydrogen.
Kekurangan:
1. Teori asam-basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak
dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
2. Teori asam-basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion
seperti kation dan anion.
3. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa yang mengandung
hydrogen dengan biloks +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk
membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH 4 tidak.
4. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki
OH −¿¿ (seperti Na2 CO 3) memiliki karakteristik seperti basa.

Teori asam-basa Bronsted Lowry


Kelebihan:
1. Konsep asam-basa Bronsted Lowry tidak terbatas dalam pelarut
air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain
atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2. Teori asam-basa Bronsted Lowry tidak hanya berupa molekul,
tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa
Bronsted Lowry dapat menjelaskan sifat asam NH 4 Cl, yang
bersifat asam adalah ion NH 4+ karena dalam air dapat melepas
proton.
Kekurangan:
1. Masih terdapat beberapa reaksi yang tidak dapat dijelaskan oleh
Bronsted Lowry, misalnya dalam suatu reaksi yang tidak
melibatkan proton.
2. Teori ini memang dapat bekerja untuk semua pelarut protik atau
pelarut yang dapat melepaskan proton (seperti asam asetat, air,
ammonia cair). Tetapi, teori ini tidak dapat menjelaskan perilaku
asam-basa dalam pelarut aprotik atau pelarut yang tidak dapat
+¿¿
mendonorkan atau melepaskan ion H (seperti benzene dan
dioksan).
3. Gagal menjelaskan reaksi antara oksida asam seperti
CO 2 , SO 2 , dan SO 3 dengan oksida basa seperti CaO, BaO, dan
MgO yang kemudian dapat menghasilkan suatu garam.
4. Teori ini gagal menerangkan mengapa senyawa yang tidak
mengandung ion H +¿¿ tetapi memiliki sifat asam, seperti AlCl3 dan
BF3.

Teori asam-basa Lewis


Kelebihan:
1. Teori asam-basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam, basa dalam
pelarut lain ataupun tidak mempunyai pelarut.
2. Teori asam-basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam basa molekul
atau ion yang mempunyai pasangan electron bebas atau yang dapat
menerima pasangan electron bebas. Contohnya, pada pembentukan
senyawa kompleks.
3. Teori asam-basa Lewis dapat menjelaskan sifat basa untuk zat-zat
organic seperti DNA dan RNA yang mengandung atom nitrogen
yang memiliki pasangan electron bebas.
Kekurangan:
1. Tidak dapat menerangkan sifat asam yang memang tidak menerima
pasangan electron, seperti HCl, HNO 3 , dan H 2 SO 4.
2. Tidak dapat memprediksi kekuatan relatif asam atau basa secara
kuantitatif dan menyeluruh.
3. Teori asam-basa Lewis menggunakan pendekatan sangat umum
yang melibatkan semua reaksi senyawa koordinasi.
4. Secara normal reaksi pembentukan senyawa koordinasi
berlangsung lambat, oleh karena itu mestinya reaksi ini juga
berlangsung lambat. Nyatanya reaksi ini berlangsung sangat cepat,
jadi tidak sinkron dengan kenyataan.
5. Aktivitas katalitik asam disebabkan oleh ion H +¿¿ . Karena asam
Lewis tidak perlu mengandung hydrogen, maka asam Lewis tidak
akan memiliki sifat katalitik.

5. Jelaskan konsep pH! Apakah makin tinggi pH larutan, kekuatan asamnya


juga semakin tinggi? Jelaskan!
Pembahasan:
Kekuatan asam atau basa suatu larutan dapat ditentukan dari harga pH,
pOH, dan pKw larutannya. Istilah pH digunakan untuk menyatakan
keasaman atau kebasaan suatu larutan. Istilah pH berasal dari “potential of
Hydrogen” yang berarti pangkat atau eksponen dimana dikemukakan pada
1909 oleh Soren Peter Lauritz Sorensen seorang kimiawan dari Denmark.
Dengan demikian pH dapat dibaca pangkat hydrogen atau eksponen
hydrogen. Besarnya nilai pH adalah negative logaritma konsentrasi ion
H +¿¿ . Secara matematis, pH dapat dirumuskan sebagai berikut:

+¿
pH =−log [H ]¿
Misalkan,
Jika [H+] ¿ x × 10− p , pH =p−log x
Jika [H+] ¿ 1× 10−q , pH=q
Jika pH =m , ¿
Konsentrasi ion H+ dan ph dirumuskan dengan tanda negative. Dengan
demikian, keduanya berbanding terbalik. Semakin kecil konsentrasi ion
H+, nilai pH semakin besar. Oleh karena bilangan dasar logaritma adalah
10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda x akan mempunyai perbedaan
konsentrasi ion H+ sebesar 10 x . Misalkan,

Jika [H+] ¿ 0,01 M , nilai pH=−log 1× 10−2


Jika [H+] ¿ 0,001 M , nilai pH =−log 1× 10−3

Dengan demikian, semakin besar [H+] maka nilai pH semakin kecil.


Larutan dengan pH = 2 keasamannya 10 kali lebih asam daripada larutan
dengan nilai pH = 3.
Penentuan pH tersebut juga berlaku untuk penentuan pOH. Konsentrasi
ion OH– dinyatakan dengan pOH sehingga pOH = – log [OH –]. Misal
sebagai berikut.

Jika [OH–] ¿ 0,1 M , nilai pOH =−log1 ×10−1=1


Jika [OH–] ¿ 0,01 M , nilai pOH =−log 1 ×10−2=2
Jika pOH ¿ 3 , ¿

Nilai pH air murni = 7 dan disebut netral. Nilai tersebut diperoleh dari
ionisasi sebagian dalam air murni. H 2O(ℓ)↔ H+(aq) + OH– (aq).
Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam ke dalam air akan
mendesak kesetimbangan ionisasi air ke arah kiri (ion OH- akan diikat oleh
H+ membentuk air). Akibatnya, terjadi kelebihan ion hidrogen sehingga
konsentrasi ion H+ meningkat. Oleh sebab itu, nilai pH air < 7 atau air
berubah sifat menjadi asam. Dengan cara yang sama, penambahan
senyawa ion OH- terlarut dari basa ke dalam air akan mendesak
kesetimbangan air ke arah kiri. Akibatnya, ion hidroksida berlebih
sehingga konsentrasi ion OH- juga meningkat. Dengan demikian, nilai pH
air > 7 atau air berubah sifat menjadi basa. Kesimpulannya, semakin besar
pH suatu larutan (> 7), maka tingkat kebasaan larutan tersebut semakin
tinggi. Semakin kecil pH suatu larutan ( 7), maka tingkat keasaman
larutan akan semakin tinggi.

6. Bagaimana menghitung pH larutan asam-basa kuat, asam-basa lemah?


Berikan masing-masing sebuah contoh perhitungannya!
Pembahasan:
a. pH asam-basa kuat
1. Asam kuat
Adapun karakteristik asam kuat, yaitu:
- Mengion sempurna (derajat ionisasi atau α bernilai 1)
- Memerahkan lakmus
- pH-nya ditentukan dari konsentrasi larutan dan valensi asam
- Dapat merusak kulit
- Bersifat korosif
- Semakin mendekati pH bernilai 1, maka dikatakan asam kuat
- Terkecuali asam sulfat ( H 2 SO 4 ) dapat mengion sempurna pada
konsentrasi yang sangat encer

Rumus perhitungan pH asam kuat, yaitu:


[H+] ¿ a × Ma
+¿
pH=−log [H ]¿
pOH =14−pH
Keterangan:
a = banyak ion H+ yang diikat
Ma = molaritas asam

Contoh soal:
Tentukan pH dari larutan H 2 SO 4 0,005 M !
Jawab: H 2 SO 4 termasuk asam kuat dan diasumsikan mengion
dengan sempurna sebagai berikut.
2−¿ ¿
H 2 SO 4 → 2 H +¿+SO ¿
4

0,005 M 0,01 M 0,005 M


¿
Sehingga, pH =−log¿ ¿ ¿
pH =−log (10¿¿−2¿)¿ ¿
pH=2

2. Basa kuat
Adapun karakteristik basa kuat, yaitu:
- Perhitungannya ditentukan dari konsentrasi basa dan valensi
basa
- Membirukan lakmus
- Semakin mendekati pH 14, maka basa tersebut bersifat basa
kuat

Rumus perhitungan pH basa kuat, yaitu:


[OH-] ¿ b × Mb
−¿
pOH =−log [OH ]¿
pH =14− pOH
Keterangan:
b = banyak ion OH- yang diikat
Mb = molaritas basa

Contoh soal:
Hitunglah pH larutan Ba¿ !
Jawab: ¿
¿
¿
pOH =−log ¿
pOH =−log (10¿ ¿−3)¿
pOH =3
Sehingga, pH=14− pOH
pH =14−3
pH =11

b. pH asam-basa lemah
1. Asam lemah
Adapun karakteristik asam lemah, yaitu:
- Memerahkan lakmus
- Dalam wujud larutan terurai sebagian menjadi ion-ion (0< α <1
)
- Terionisasi dalam kondisi kesetimbangan
- Memiliki ketetapan kesetimbangan Ka
- Nilai pH lebih besar dari 1, namun kurang dari 7
- Kurang reaktif

Rumus perhitungan pH asam lemah, yaitu:


[H+] ¿ √ K a × M a

a= (
√ Ka
Ma
pH =−log ¿
¿ )¿

pOH =14−pH
Keterangan:
K a =tetapanionisasi asam
M a=molaritas asam
a=derajat ionisasi

Contoh soal:
Tentukan ph asam format bila harga Ka asam format tersebut
¿ 1,8 ×10−4!
−¿¿ +¿ ¿
Jawab: HCOOH (aq) ↔ HCOO (aq) + H (aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
¿
¿
¿
¿
Sehingga, pH =−log¿ ¿ ¿
pH =−log 1,34 × 10−3
pH =3−log 1,34
2. Basa lemah
Adapun karakteristik basa lemah, yaitu:
- Membirukan lakmus
- Dalam wujud larutan terurai sebagian menjadi ion-ion (0< α <1
)
- Terionisasi dalam kondisi kesetimbangan
- Memiliki tetapan kesetimbangan Kb
- Nilai ph lebih besar dari 7, namun kurang dari 14
- Kurang reaktif

Rumus perhitungan pH basa lemah, yaitu:


[OH-] ¿ √ K b × M b


a= (
Kb
Mb
¿ )¿
pOH =−log ¿ ¿ ¿
pH =14− pOH
Keterangan:
K b =tetapanionisasi basa
M b=molaritas basa
a=dera jat ionisasi

Contoh soal:
Tentukan pH larutan 0,1 M ammonia ( NH 3) dalam air bila derajat
ionisasinya sebesar 0,014!
Jawab: NH 3 (aq) + H 2 O (l) ↔ NH +¿¿ (aq) +OH −¿¿ (aq)
¿
¿
¿
¿
pOH =−log ¿ ¿ ¿
pOH =−log 1,4 ×10−3
pOH =3−log 1,4
pOH =2,85
Sehingga, pH=14− pOH
pH =14−2,85
pH =11,15

Menyimpulkan
Tuliskan kesimpulan yang anda peroleh dari kegiatan ini!
Berdasarkan ukuran partikelnya, campuran dapat dibedakan menjadi
larutan, koloid, dan suspensi. Cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara
gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi dan mineral
tertentu. Dengan kata lain, bila campuran homogen dari dua atau lebih jenis atom
logam terjadi dalam keadaan padat, keadaan ini disebut sebagai larutan
padat.Kuningan merupakan larutan padat dengan komposisi Cu dan Zn , dengan
atom tembaga adalah atom pelarut sedangkan atom seng adalah atom terlarut.
Udara merupakan gas terlarut dengan gas lain, zat terlarut adalah oksigen dan
pelarutnya adalah zat-zat lain dalam nitrogen. Konsentrasi larutan dapat
dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk ukuran secara kualitatif,
konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat dan larutan encer .
Kedua istilah ini menyatakan bagian relative zat terlarut dan pelarut dalam
larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relative besar, sedangkan larutan
encer berarti jumlah zat terlarut relative lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan
encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Sedangkan, dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/ml.
Persen massa menunjukkan massa suatu zat dalam 100 gram larutannya. Persen
volume adalah satuan yang menunjukkan volume suatu zat dalam 100 ml
larutannya. Molaritas merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan
banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Fraksi mol merupakan satuan
konsentrasi yang menunjukkan perbandingan antara konsentrasi mol zat terlarut
atau pelarut terhadap larutannya. Larutan yang diencerkan jelas mengalami
perubahan konsentrasi dan volume. Namun, jumlah mol larutan tidak berubah.
Jika dua jenis larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka akan
terbentuk larutan baru dengan konsentrasi tertentu.
Ada tiga teori asam-basa, yaitu teori asam-basa Arrheninius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis. Berdasarkan teori asam-basa Arrhenius, asam adalah spesi
atau zat akseptor pasangan elektron. Basa adalah spesi atau zat donor pasangan
elektron. Teori Arrhenius ini mampu menyempurnakan teori sebelumnya yang
dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam
memiliki hydrogen. Hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa apabila suatu zat
dilarutkan dalam air. Tidak dapat menjelaskan sifat basa amonia dan natrium
karbonat yang tidak mengandung ion OH- namun menghasilkan ion OH- ketika
dalam air. Teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori ini tidak hanya berupa molekul
tetapi juga dapat berupa kation dan anion. Tidak dapat menjelaskan sifat asam-
basa yang tidak melibatkan transfer proton. Teori asam-basa Lewis dapat
menjelaskan sifat asam-basa yang tidak terlibat transfer proton. Dapat
menjelaskan sifat asam-basa oksida asam dan oksida basa. Dapat menjelaskan
sifat asam-basa molekul senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas.dapat
menjelaskan sifat asam-basa zat organik seperti protein dan DNA.
Istilah pH digunakan untuk menyatakan keasaman atau kebasaan suatu
larutan. Istilah pH berasal dari «potential of Hydrogen» yang berarti pangkat atau
eksponen dimana dikemukakan pada 1909 oleh Soren Peter Lauritz Sorensen
seorang kimiawan dari Denmark. Dengan demikian pH dapat dibaca pangkat
hydrogen atau eksponen hydrogen. Oleh karena bilangan dasar logaritma adalah
10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda x akan mempunyai perbedaan
konsentrasi ion H+ sebesar [10]x. Nilai tersebut diperoleh dari ionisasi sebagian
dalam air murni. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam ke dalam
air akan mendesak kesetimbangan ionisasi air ke arah kiri. Oleh sebab itu, nilai
pH air < 7 atau air berubah sifat menjadi asam. Dengan cara yang sama,
penambahan senyawa ion OH- terlarut dari basa ke dalam air akan mendesak
kesetimbangan air ke arah kiri. Dengan demikian, nilai pH air > 7 atau air berubah
sifat menjadi basa. Kesimpulannya, semakin besar pH suatu larutan, maka tingkat
kebasaan larutan tersebut semakin tinggi. Semakin kecil pH suatu larutan, maka
tingkat keasaman larutan akan semakin tinggi.

Merefleksikan
Tuliskan hasil refleksi dari kegiatan pembelajaran yang anda lakukan!
Melalui penugasan dalam bentuk LKM ini, saya selaku mahasiswa sedikit
tidaknya menjadi cukup paham terhadap materi “Kimia Larutan dengan Sub
Komponen dan Konsentrasi Larutan, Konsep Asam-Basa, serta Derajat Keasaman
(pH)”. Namun, kendala dalam penyelesaian LKM ini adalah minimnya sumber
atau referensi yang relevan sehingga mengakibatkan kebingungan tersendiri bagi
saya sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai