“KESETIMBANGAN LARUTAN”
Oleh :
1. Astrina Marliance - 1816150013
2. Astrina Heni - 1816150014
3. Arnol Saogo - 1816150015
4. Darniwati - 1816150016
5. Deni Elfita - 1816150017
6. Isyanti - 1816150018
7. Herkulana Yosi - 1816150019
8. Sali Afridika - 1816150020
9. Nadia Relawati - 1816150021
10. Mona Kristina - 1816150022
11. Viskia Makrist - 1816150023
12. Bilhan Rudi Siagian - 1816150024
13. Silvester Ester Cici - 1816150026
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Kesetimbangan Larutan”. Pada makalah ini kami banyak mengambil
dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak yaitu
teman-teman satu kelompok. Oleh sebab itu, kami sangat bersyukur dalam hal ini
dan kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute
mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari
molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan,
misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya
tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak
ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam
solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih
polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
2
Suhu
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang
terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan
dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap
perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi
dari gas dalam larutan adalah tetap.
Satuan Kelarutan
Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam
mol L. Jadi kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.
C. Keadaan Kesetimbangan
3
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang. Sistem
kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kesetimbangan
homogenya dan heterogen. Kesetimbangan homogenya merupakan
kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai fase yang sama,
sehingga sistem yang terbentuk hanya satu fase saja. Kesetimbangan
heterogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai
lebih dari satu fase, sehingga system yang terbentuk pun mempunyai dari
satu fase. Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku
karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion dan
molekul) kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan
pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kuantitas terlarut
yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini
adalah satu kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut
dalam pelarut tertentu. Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :
a. Kesetimbangan Homogen
Contoh:
2NO2(g) ⇌ N2O4(g)
Contoh:
b. Kesetimbangan Heterogen
4
Kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan yang anggota
sistemnya memounyai lebih dari satu fase. Jika sejumlah zat terlarut
dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut, pelarutan
terjadi secara terus menurus. Hal ini berlaku karena adanya proses
pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion, dan molekul)
kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan
terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kualitas terlarut yang larut
dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini
adalah suatu kesetimbangan dinamis dan larutan dinamakan larutan
jenuh. Kosentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut
dalam pelarut tertentu.
Contoh:
Contoh :
H2O(g) ⇌ H2O(l)
Contoh :
Contoh :
a. Jenis Pelarut
5
Sedangak senywa non polar akan mudah larut dalam senyawa non
polar, misalnya lemah mudah larut dalam minyak. Senyawa non
polar umumnya tidak larut dalam senyawa polar, misalnya NaCl
tidak larut dalam minyak tanah.
b. Suhu
kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikan.
Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak
antara molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara
molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut
menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya Tarik molekul-
molekul air.
3. Sifat Kesetimbangan
6
- Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan
koefisennya masing-masing kurang dari nilai Ksp maka larutan
belum jenuh dan tidak terjadi endapan.
- Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisennya
masing-masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tetap
jenuh namun tidak terjadi endapan.
- Apabila hasil kali ion-ion yang didapatkan koefisennya lebih
dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk
endapan.
Secara umum :
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Sekian materi dari pemakalah, apabila terdapat kesalahan
pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya.
8
DAFTAR PUSTAKA