Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KESETIMBANGAN LARUTAN”

Oleh :
1. Astrina Marliance - 1816150013
2. Astrina Heni - 1816150014
3. Arnol Saogo - 1816150015
4. Darniwati - 1816150016
5. Deni Elfita - 1816150017
6. Isyanti - 1816150018
7. Herkulana Yosi - 1816150019
8. Sali Afridika - 1816150020
9. Nadia Relawati - 1816150021
10. Mona Kristina - 1816150022
11. Viskia Makrist - 1816150023
12. Bilhan Rudi Siagian - 1816150024
13. Silvester Ester Cici - 1816150026

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Kesetimbangan Larutan”. Pada makalah ini kami banyak mengambil
dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak yaitu
teman-teman satu kelompok. Oleh sebab itu, kami sangat bersyukur dalam hal ini
dan kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Jakarta, 12 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Definisi Kesetimbangan Larutan ....................................................... 2
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan ...................................... 2
C. Keadaan Kesetimbangan................................................................... 3
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8
A. Kesimpulan......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................. 8
Daftar Pustakan ...................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang


kita sebut “Kesetimbangan Kimia” akan tetapi, kesetimbangan ini
merupakan kesetimbangan Mekanik. Dalam kesetimbangan mekanik, jika
resultan gaya (net force) pada suatu benda sama dengan nol, sehingga
sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik jika benda tersebut tidak
sedang mengalami perubahan dalam gerakkannya (percepatan sama dengan
nol).

Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang


mencegah masuk atau keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Maka besaran-besaran (kuantitas-kuantitas) dari komponen-komponen
reaksi tersebut berubah ketika beberapa komponen tersebut digunakan dan
komponen lainnya terbentuk.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan larutan?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan larutan?
3. Bagaimana keadaan, pergeseran, dan ketetapan kesetimbangan
larutan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesetimbangan


larutan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan larutan.
3. Untuk mengetahui keadaan, pergeseran, dan ketetapan
kesetimbangan larutan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesetimbangan larutan

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia


tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam
suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-
zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible.

Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat


murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain,
atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air,
hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah “tak larut”
(insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada
bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh
(supersaturated) yang metastabil.

B. Faktor yang Mempengaruhi Larutan

Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan tergantung pada sebagai berikut :

 Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute
mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari
molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan,
misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya
tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak
ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam
solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih
polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.

2
 Suhu

Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan


dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan
adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada
suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum
untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.

 Tekanan

Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang
terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan
dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap
perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi
dari gas dalam larutan adalah tetap.

 Satuan Kelarutan
Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam
mol L. Jadi kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.

S = n/v dimana n adalah jumlah mol dan v = volume (liter)

C. Keadaan Kesetimbangan

Berbagai reaksi dapat balik tidak semuanya dapat mencapai


kesetimbangan. Untuk mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat
khusus, yaitu reaksinya dapat balik, sistemnya tertutup, dan bersifat
dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik zat-zat yang
bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup
tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas.
Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi
tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur. Cepat lambatnya suatu
reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju reaksi, semakin besar
laju reaksi maka semakin cepat. Kesetimbangan kimia hanya dapat
berlangsung dalam sistem tertutup. Sementara itu, pada umumnya proses
alami berlangsung dalam sistem terbuka. Berbagai proses alami seperti
perkaratan logam, pembusukan dan lain sebagainya.

1. Jenis Kesetimbangan Berdasarkan wujudnya

3
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang. Sistem
kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kesetimbangan
homogenya dan heterogen. Kesetimbangan homogenya merupakan
kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai fase yang sama,
sehingga sistem yang terbentuk hanya satu fase saja. Kesetimbangan
heterogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai
lebih dari satu fase, sehingga system yang terbentuk pun mempunyai dari
satu fase. Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku
karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion dan
molekul) kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan
pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kuantitas terlarut
yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini
adalah satu kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut
dalam pelarut tertentu. Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :

a. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang anggota


sistemnya mempunyai fase yang yang sama, sehingga system yang
terbentuk hanya satu fase saja.

Kesetimbangan antara Gas dengan Gas

Contoh:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

2NO2(g) ⇌ N2O4(g)

H2(g) + Br2(g) ⇌ 2HBr(g)

- Kesetimbangan antara Larutan dengan Larutan

Contoh:

C2H5OH(aq)+CH3COOH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq)+ H2O(aq)

b. Kesetimbangan Heterogen

4
Kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan yang anggota
sistemnya memounyai lebih dari satu fase. Jika sejumlah zat terlarut
dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut, pelarutan
terjadi secara terus menurus. Hal ini berlaku karena adanya proses
pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion, dan molekul)
kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan
terjadi dengan laju atau kecepatan sama, kualitas terlarut yang larut
dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini
adalah suatu kesetimbangan dinamis dan larutan dinamakan larutan
jenuh. Kosentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut
dalam pelarut tertentu.

Kesetimbangan antara Zat Padat dengan Gas

Contoh:

CaCO3(g) ⇌ CaO(s) + CO2(g)

- Kesetimbangan antara Gas dengan Zat Cair

Contoh :

H2O(g) ⇌ H2O(l)

- Kesetimbangan antara Zat Padat dengan Larutan

Contoh :

CuSO4. 5H2O(s) ⇌ CuSO4(s) + H2O(l)

- Kesetimbangan antara gas, Zat Cair, dan Zat Padat

Contoh :

H2CO3(aq) ⇌ H2O(s) + CO2(g)

2. Besarnya Kelarutan Suatu Zat dipengaruhi Beberapa Faktor

a. Jenis Pelarut

Senyawa polar mempunyai kutub muatan akan mudah larut dalam


senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, Alkohol, dan semua asam
merupakan polar.

5
Sedangak senywa non polar akan mudah larut dalam senyawa non
polar, misalnya lemah mudah larut dalam minyak. Senyawa non
polar umumnya tidak larut dalam senyawa polar, misalnya NaCl
tidak larut dalam minyak tanah.

b. Suhu

kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikan.
Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak
antara molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara
molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut
menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya Tarik molekul-
molekul air.

3. Sifat Kesetimbangan

Sifat kesetimbangan di antara padatan ion yang sedikit larutan ion-


ionnya dalam larutan berair, dikenal dengan kesetimbangan
kelarutan. Kelarutan zat terlarut diketahui dari kosentrasi dalam
larutan jenuhnya, biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat
terlarut per liter larutan jenuh. Seperti halnya kesetimbangan asam-
basa, akan diketahui bahwa kesetimbangan kelarutan sangat
dipengaruhi oleh kehadiran ion yang senama. Kesetimbangan
kelarutan dari zat-zat terlarut tertentu juga dipengaruhi secara
serentak oleh reaksi asam-basa. Inilah sebabnya, mengapa beberapa
zat terlarut yang tidak larut dalam air mudah larut dalam larutan
asam. Masih ada pula faktor yang dapat meningkatkan kelarutan zat
terlarut, ialah pembentuk ion kompleks.

4. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion


(satuan Molar) dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing
konsentrasi berpangkatkan bilangan koefisiennya masing-masing.
Nilai Ksp berguna untuk menentukan kaadaan senyawa ion dalam
larutan, apakah belum jenuh, tetap jenuh, atau lewat jenuh, yaitu
dengan perbandingan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan,
kriteriannya adalah sebagai berikut :

6
- Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan
koefisennya masing-masing kurang dari nilai Ksp maka larutan
belum jenuh dan tidak terjadi endapan.
- Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisennya
masing-masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tetap
jenuh namun tidak terjadi endapan.
- Apabila hasil kali ion-ion yang didapatkan koefisennya lebih
dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk
endapan.

Contoh : (1) AgI Ag+ + I- ………. Ksp Agr = [Ag+ ] [I-]

(2) PbCl2 Pb2+ + 2 Cl- …. Ksp PbCl2 = [Pb2+ ] [Cl-]2

Secara umum :

AxBy(s) ↔ xAy+ (aq) + yBx-(aq)

Ksp. AxBy = [ A+y]x [ B-x]y

Catatan :[ J = Molar (M)

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada


perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu zat
kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan
produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam
sistem.

Untuk mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu


reaksinya dapat balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem
tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik zat-zat yang bereaksi
maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup tidak
selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas.
Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi
tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan


saran demi kesempurnaan makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Sekian materi dari pemakalah, apabila terdapat kesalahan
pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai