Anda di halaman 1dari 26

Batuan

kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral


yang sudah dalam kedaan membeku atau keras.
Dalam

Beku Tengah

Luar

Klastik

Batuan Sedimen Kimiawi

Organis

Termik

Metamorf Dinamik

Pneuomatolika
Porositas

Permeabilitas

Saturasi
Sifat Fisik
Batuan
Wettability

Kompresibilitas

Tekanan
Kapiler
Mekanika Batuan
Merupakan sifat atau perilaku batuan bila
dikenakan gaya atau tekanan.
Kecenderungan batuan dalam menerima
gaya berbeda-beda.
Mekanika batuan terdiri dari compressive
strength (CS), rock drill ability (d),
hardness, abrassiveness, elasticity, Bailing
Tendency.
1. Compressive Strength
Merupakan pencerminan kekuatan atau kemampuan
batuan untuk menerima beban kompresif maksimum
sebelum dia pecah.
Compressive strength (CS) batuan besar = Rate of
Penetration (ROP) kecil.
PH mud besar = CS besar, karna adanya Bouyance
Factor.
mud
BF 1
65.4
Pada Soft Formation = RPM tinggi & WOB rendah.
Pada Hard Formation = RPM rendah & WOB tinggi.
Jika pada soft formation digunakan WOB yg tinggi,
maka ROP-nya akan meningkat, hal ini dapat
menyebabkan kick atau bahkan blowout karna
ROP yang terlalu besar tidak diimbangi dengan
kecepatan pompa mensirkulasikan mud.
Jika pada hard formation digunakan WOB yg kecil,
maka drillstring akan bengkok (buckling).
Weight on Bit (WOB)
Soft Formation : 30,000 60,000 lbs
Medium Formation : 40,000 80,000 lbs
Hard Formation : 50,000 100,000 lbs
Untuk menentukan nilai yg optimum, kita dapat
mengontrol RPM (Rotate per Minute) melalui Top
Drive.
2. Rock Drill Ability (d)
Merupakan tingkat kemudahan batuan
untuk dibor. ROP
Log10
Rumus SI: d RPM
12 WOB

Log10
10 dbit
6

(r 2 ) ROP
Rumus Lawas: d
WOB 2r RPM
Dc-exponent : Ekstrapolasi untuk mengestimasi
gradien pressure.
Dc-exponent : Normal Gradien Pressure x d
ECD
ECD (Equivalent Circulating Density) : penambahan
pressure di bottom hole yang terjadi ketika mud
disirkulasikan. Hal ini terjadi karena adanya friksi di
annulus ketika mud dipompakan, pressure di
bottom hole meningkat, namun secara signifikan,
lebih tinggi dibandingkan ketika mud tidak
disirkulasikan.
ECD = MW + Annular pressure loss
0,052 x TVD
Annular Pressure Loss: Hilangnya pressure dari
annulus akibat adanya friksi antara fluid & solid.
Tempat terjadinya pressure Loss
3. Hardness
Merupakan ketahanan batuan terhadap gaya
gores. Menggunakan Skala Mohs.
Soft formation: Hardness < 4. Contoh: Shale,
clay, salt, unconsolidated limestone.
Medium formation: Hardness 4-7. Contoh:
Medium limestone, unconsolidated
sandstone, shally sand, salt anhydrite (salt
yang kompak).
Hard formation: Hardness > 7. Contoh:
Dolomite, consolidate limestone, chert (batu
rijang).
4. Abrassiveness
Merupakan sifat mengikis pada batuan.
Hal ini diperhitungkan karna berpengaruh pada umur
bit.
Tingkat abrasif: Limestone > Sandstone > Shale.
Rumus:

Dimana:
CT : Cost/ft
B : Harga bit ($)
CR : Cost Rig
I : Rotating Time
T :Tripping Time (Seluruh waktu tripping)
F : Foot age bit (Umur bit)
5. Elasticity
Merupakan tingkat keelastisan batuan.
Hal ini sangat diperhitungkan pada lapisan shale.
Elasticity terdiri dari:
Modulus Young: perbandingan antara tegangan aksial (Psi) dengan
regangan aksial (%). Makin besar Modulus Young, maka akan makin sulit
untuk di fract.

E

Poison Ratio: perbandingan antara regangan lateral (%) dan regangan


aksial (%). Posion Ratio menunjukkan adanya pemanjangan ke arah
lateral (lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam arah aksial.
lateral

axial
Modulus Young pada Shale = 58,000 10,000,000 psi
Poison Ratio = 0 0.3
Tekanan Perforasi = 3,000,000 psi
6. Bailing Tendency
Merupakan kecenderungan cutting
menempel pada bit.
Jika terlalu besar bailing tendency-nya, maka
akan mengurangi ROP & RPM pada saat
pemboran.
Mengantisipasinya dengan cara pemilihan bit.
Jenis Bit:
Drag Bit
Tricone Bit
Diamond Bit
PDC (Poly Crystaline Diamond Core) Bit
Penghancuran Batuan
Strength dan Kriteria
Sifat Kekuatan Batuan
(Rock Strength
Properties)

Kriteria Keruntuhan
Batuan

Klasifikasi Gerakan
Massa Batuan dan
Tanah
Basic Material
Properties

MTS Rock System

Uji Uniaxial Compressive


Strength (UCS)

Metode Pengujian
Uji Geser Langsung

Batuan
(Direct Shear)

Uji Triaxial

Uji Brazilian & Uji


Point Load

Needle Penetration
Test

Soil Test
Conclution
Batuan diklasifikasi menjadi 3 bagian yaitu
Batuan Beku, Batuan Sedimen, Batuan
Metamorph
Batuan memiliki sifat-sifat fisik yang berupa
antara lain Porositas, Permeabilitan, Saturasi,
Wettability, Tekanan Kapiler, dan
Kompressibilitas
Mekanika Batuan merupakan sifat atau
perilaku batuan bila dikenakan gaya atau
tekanan yang terdiri dari compressive
strength (CS), rock drill ability (d), hardness,
abrassiveness, elasticity, Bailing Tendency.
Untuk mengetahui Strenght pada batuan kita harus
mengetahui tentang sifat kekuatan batuan yang
meliputi efek skala dan kekuata batuan, Kekuatan
geser dari Diskontinuitas, dan Kelas kekuatan batuan
Klasifikasi jenis gerakan massa tanah/batuan menurut
Cruden dan Varnes (1992) dan Hardiyatmo (2012)
dapat dibagi menjadi sebagai berikut yaitu Longsor
(Slide), Jatuhan (Fall), Sebaran Lateral (Lateral Space),
dan Robohan (Toppling).
Metode pengujian batuan dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut antara lain : Basic Material
Properties, MTS Rock System, Uji Uniaxial
Compressive Strength (UCS), Uji geser langsung
(Direct Shear), Uji Triaxial, Uji Brazillian & Uji Point
Load, Needle Penetration Test, dan Soil Test.

Anda mungkin juga menyukai