Anda di halaman 1dari 1

Anisotropi pada Batuan

1. Telah diketahui bahwa massa batuan merupakan material yang sangat kompleks di
alam, hal ini disebabkan karena adanya fractures dengan berbagai ukuran, orientasi,
dan sifat mekanis, sehingga perilaku mekanisnya bersifat diskontinu, tidak homogen
(inhomogeneous), anisotropik, dan tidak linier elastis (DIANE).
2. Anisotropi didefinisikan sebagai variasi sifat sehubungan dengan arah yang terkait
dalam desain dan analisis struktur batuan.
3. Batuan anisotropik memiliki properti (sifat) yang berbeda pada arah yang berbeda
pula. Properti dapat berupa: modulus deformabilitas, kekuatan batuan, brittleness,
permeabilitas dan frekuensi diskontinuitas.
4. Massa batuan sering dianggap sebagai material yang anisotropik karena sebagian
besar memiliki fracture yang biasanya tidak terdistribusi secara seragam atau teratur,
dan perilakunya dapat berubah sesuai dengan loading directions.
5. Konsep anisotropi terkenal di bidang mekanika dan teknik batuan.
6. Morland (1976) menyelidiki sifat anisotropi elastis pada massa batuan yang memiliki
kekar yang teratur dalam sebuah studi teoritis, hal ini merupakan upaya awal untuk
mengetahui pengaruh dari kekar terhadap sifat anisotropi elastis.
7. Amadei dan Savage (1989) dan Amadei (1996) menunjukkan pentingnya anisotropi
pada massa batuan dan membahas interaksi yang ada antara anisotropi batuan dan
tegangan (stress), serta hubungan antara deformabilitas dan kekuatan massa batuan
yang memiliki sebuah single joint set biasa.
8. Hasil penelitian eksperimental berdasarkan atas tes laboratorium dengan ukuran
sampel kecil dilaporkan dalam beberapa literatur mengenai anisotropi dari kekuatan
dan deformabilitas dari massa batuan yang berbeda-beda, seperti yang diberikan oleh
Reik dan Zacas (1978), Broch (1983), Chen dkk. (1998, 2011), Yang dkk. (1998),
Ajalloeian dan Lashkaripour (2000), Nasseri dkk. (2003), Gonzaga dkk. (2008), dan
Cho dkk. (2012).
9. Mengingat fakta bahwa sampel batuan kecil tidak dapat mengandung rekahan
(fractures) dengan ukuran, orientasi, dan lokasi yang bervariasi pada skala yang lebih
besar, maka hasil yang diperoleh dari uji laboratorium tersebut tidak dapat mewakili
massa batuan yang memiliki rekahan.
10. Sun dkk. (2012) melakukan penelitian numerik mengenai sifat anisotropi dari
parameter mekanis pada massa batuan yang cukup besar, tetapi pengujian dan
pemodelan hanya mempertimbangkan kondisi uji tekan uniaksial tanpa tekanan
pembatas (confining pressure), sehingga pemahaman mengenai kekuatan dan
deformabilitas dari sampel massa batuan yang bersangkutan tidak bisa diperoleh.
11. Oleh karena itu, salah satu masalah menantang yang tersisa untuk mekanika dan
rekayasa batuan sekarang adalah bagaimana mengevaluasi sifat anisotropik pada
massa batuan yang memiliki rekahan yang se-realistis mungkin (paling mendekati
kondisi sebenarnya).
12. Karena uji laboratorium dan in situ test untuk sampel massa batuan dengan volume
yang besar tidak memungkinkan dan praktis untuk dilakukan, studi numerik prediktif
yang komprehensif diperlukan untuk membangun pemahaman konseptual tentang
anisotropi dari deformation behavior dan kekuatan massa batuan rekah.

Anda mungkin juga menyukai