3.1. Pendahuluan
Mekanika Batuan merupakan ilmu pengetahuan yang secara teori maupun
pada prakteknya membahas tentang perilaku mekanis batuan termasuk di
dalamnya membahas tentang berbagai metoda perancangan perilaku batuan yang
sesuai dengan disiplin ilmu teknik yang diperlukan.
Sebagian besar batuan diklasifikasikan sebagai material rapuh (brittle)
yakni material yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang melebihi daya
tahan material tersebut. Penghancuran suatu batuan tidak melalui tahap aliran
plastis (plastic flow) seperti halnya pada material ductile. Dengan kata lain,
dengan pemberian suatu gaya, maka batuan akan berubah bentuk secara elastis
dan kemudian akan hancur tanpa melalui perubahan bentuk secara plastis (plastic
flow).
Sifat batuan yang cukup penting adalah hubungan kerapuhan relatif batuan
terhadap tegangan (tension). Dalam kenyataannya, kuat tekan (compressive
strength) batuan dapat menjadi dua kali lipat dari kuat tarik (tensile strength)
batuan tersebut. Sifat batuan seperti ini akan sangat berguna untuk pelaksanaan
perekahan hidrolik. Pada dasarnya perekahan hidrolik meliputi kekeuatan
penghancuran dinding lubang bor yakni kemampuan menghancurkan dinding
batuan reservoir.
3.2. Asumsi
Penyelesaian
terhadap
masalah
mekanika
batuan
di
sini
akan
3.2.1. Elastisitas
Bila suatu material mengalami perubahan bentuk (deformasi) akibat beban
yang diberikan dari luar dan material tersebut akan berubah kembali ke bentuk
semula setelah beban
bersifat elastis.
Sebuah yang material yang kembali sepenuhnya kepada bentuk semula
dinamakan elastis sempurna, sedangkan apabila tidak sepenuhnya kembali kepada
bentuk semula setelah beban dihilangkan disebut elastis parsial. Di dalam hal
benda elastis sempurna, usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya luar selama
deformasi sepenuhnya ditransformasikan ke dalam tenaga potensial regangan.
Sedangkan di dalam hal benda elastis parsial, sebagian dari usaha yang dilakukan
oleh gaya-gaya luar selama deformasi diubah dalam bentuk panas yang timbul
dalam benda itu selama berlangsungnya deformasi non-elastis.
Di sini batuan dapat dikategorikan elastis namun tidak semua batuan
bersifat elastis. Biasanya terdapat beberapa jenis batuan akan menampakan sifat
elastisnya untuk harga-harga tertentu tergantung dari besarnya tegangan yang
diberikan. Teori tentang elastisitas telah menghasilkan banyak penyelesaian yang
akurat terhadap masalah-masalah yang timbul dalam ilmu mekanika batuan.
Pada kasus di mana batuan menampakan sifat elastisnya bila diberi beban,
solusi untuk asumsi elastisitas akan benar selama beban yang diberikan tersebut
tidak melebihi batas elastis dari batuan tersebut. Elastisitas merupakan teori yang
sebagian besar dapat diaplikasikan di lapangan namun penyimpanganpenyimpangan yang terjadi mengakibatkan masalah tersebut sangat susah untuk
dipecahkan.
3.2.2. Homogenitas.
Suatu material dikatakan homogen bila elemen-elemen terkecil dari
material tersebut memiliki sifat fisik yang sama. Dapat dikatakan bahwa batuan
bukan merupakan material yang homogen karena batuan mengandung mineral dan
kristal dengan jenis yang beraneka ragam, rekahan besar dan kecil, serta
keanekaragaman lainnya. Namun asumsi homogenitas adalah cukup beralasan
untuk dipakai bila dianggap batuan yang direkahkan merupakan suatu bagian
yang amat kecil apabila dibandingkan dengan keseluruhan luas batuan formasi.
3.2.3. Isotropis
Asumsi isotropis diperlukan untuk penyederhanaan masalah-masalah
perekahan secara matematis. Perlu diketahui bahwa perubahan bentuk (deformasi)
dapat terjadi sebagai akibat dari gaya yang diberikan seperti juga pada
pelaksanaan perekahan hidrolik di mana lebar rekahan adalah akibat dari
perubahan bentuk (deformasi) yang diakibatkan oleh kompresi fluida yang
diinjeksikan. Di sini asumsi isotropis menghasilkan hubungan secara matematis
yang lebih sederhana antara gaya-gaya yang diberikan dengan bagaimana
perubahan bentuk (deformasi) itu terjadi.
Sebagai contoh, karakteristik dari gaya-deformasi seperti isotropis,
homogen, dan elastis dapat dicirikan oleh dua konstanta yang dikenal sebagai
Modulus Young dan Perbandingan Poisson. Bila salah satu konstanta tersebut
dalam pemakaiannya tidak menggunakan asumsi isotropis terhadap suatu
material, maka untuk mengidentifikasi material tersebut akan membutuhkan 21
koefisien yang berdiri sendiri dan ini tentunya akan menyulitkan.
Solusi matematis untuk sebagian besar masalah mekanika batuan nantinya
akan menggunakan persamaan-persamaan tegangan (stress) dan regangan (strain).
Definisi teoritis untuk persamaan tersebut akan dibahas pada bagian-bagian
selanjutnya dari bab ini.
3.3. Manfaat
Teori-teori dalam mekanika batuan telah digunakan untuk mengevaluasi
berbagai proses kerja pada pelaksanaan perekahan hidrolik. Manfaat dari
memahami tentang ilmu mekanika batuan pada perekahan hidrolik antara lain :
Gambar 3.1.
Hubungan Stress-Strain untuk Material Elastis4)
Tentu saja ada stress maksimum yang dapat diterima oleh suatu bahan
sebelum patah. Material untuk pemipaan seperti baja, peralon, mempunyai sifat
seperti ini, ketika stress dinaikkan sampai tingkat paling tinggi maka patahan akan
terjadi. Pada material rapuh seperti batuan, patahan bisa terjadi tiba-tiba dengan
sedikit tambahan strain. Stress yang dibutuhkan untuk menyebabkan patahan
disebut dengan uniaxial compressive strength, (Co).
Closure pressure (stress) adalah harga rata-rata minimum dimana rekahan
dapat terjadi. Harga ini dapat meningkat jika tekanan pori-pori naik (poro-elasticeffect). Dibawah ini akan dibicarakan mengenai mekanika batuan untuk
meramalkan dimensi rekahan.
In-situ Stress
Pada proyek perakahan, perlu diketahui besaran-besaran yang berlaku
dibatuan yang bisa didapat dari ilmu mekanika batuan yang berhubungan dengan
sifat batuan yang akan direkahkan.
F
A 0 A
Stress lim
................................................ (3-1)
Gambar 3.2. menunjukkan skematik dari arah stress dan shear pada batuan.
F1
= N o rm a l s tre s s e s
= S h e a r s tre s s e s
F2
F3
Gambar 3.2.
Skematik Shear dan Normal Stress4)
L Lf
.............................................................
L
L0
Strain lim
(3-2)
Lateral Strain
= Axial Strain
in / in
= in / in ...............................................
(3-3)
L a te ra l s t ra in
P o is s o n s ra tio =
L o n g itu d in a l s t ra in
P1
Y
X
L
Y
2
U n d e f o rm e d
X =
D e fo rm e d
Y =
Gambar 3.3.
Perhitungan Poisson Ratio4)
G=
F/A
Shear Stress
lb / in 2
radian
.... (3-4)
Untuk fluida, besar harga G sama dengan nol sedangkan untuk padatan, G
merupakan suatu bilangan terbatas.
Gambar 3.4.
Definisi Shear Modulus4)
3.3.4. Modulus Bulk
Beban compressive yang diberikan terhadap semua bagian suatu balok
material pada kondisi hidrostatis, akan mengakibatkan pengurangan volume bulk
total. Perbandingan antara tegangan yang diberikan (gaya per unit luas permukaan
suatu bidang) terhadap perubahan volume untuk setiap satu unit volume awal
suatu material dinamakan Modulus Bulk (K). Secara matematis :
F/A
in 3 / in 3
.............................................................(3-5)
(E) sama dengan tegangan tarik (unit stress) dibagi dengan regangan tarik (unit
strain). Secara sistematis :
E=
lb / in 2
Stress
=
= in / in = lb / in2 ...........................(3-6)
Strain
Gambar 3.5.
Grafik untuk Menunjukkan Modulus Young4)
E
.................................................................. (3-7)
(1 v 2 )
yang mana untuk sandstone, v = 0,25, E = 1,07 E. Variabel lain seperti fracture
thoughness (kekenyalan rekahan) yaitu Klc yaitu pengukuran terhadap kemampuan
material untuk menahan berkembangnya suatu rekahan.
Gambar 3.6.
menunjukkan
tiga
cara
untuk
pembebanan
yang
mode (menggeser), dan ketiga dengan tearing mode (merobek). Untuk perekahan
hidraulik hanya opening mode yang berlaku, kecuali ada perekahan alamiah.
Gambar 3.6.
Cara-cara Perekahan4)
3.3.6. Tekanan Overburden
Tekanan overburden tidak tergantung pada tektonik, dan harganya sama
dengan berat batuan formasi di atasnya. Dengan integrasi pada density log, bisa
diperkirakan harganya :
H
v g ( z ) dz
........................................................... (3-8)
Dimana rata-rata gradient akan disekitar 0,95 1,1 psi/ft. Harga 1,1 psi/ft didapat
kalau semua formasi rata memiliki densitas sekitar 165 lb/ft3 maka gradien stress
= 165/144 = 1,1 psi/ft.
Karena formasi ada yang tidak rapat atau berpori, maka harganya bisa saja
sampai 0,95. Kalau overburden adalah harga absolut, yang dialami oleh batuan
dan fluida di pori-pori adalah effective stress ( v' ), yang didefinisikan sebagai :
'v v p
dimana
............................................................... (3-9)
bernilai 0,7.
Stress vertikal memberi efektif akan diterjemahkan ke arah horizontal
dengan perbandingan poisson , dimana :
'H
v
v ................................................................. (3-10)
1 v
dimana H' adalah stress horizontal efektif dan v = poisson ratio. Variabel ini
adalah sifat batuan. Untuk sandstone sekitar 0,25, yang mana menunjukkan bahwa
stress horizontal efektif adalah sekitar 1/3 dari vertikal stress efektifnya. Absolute
horizontal stress H akan sama dengan efektif stress plus p seperti pada
Persamaan (3-9).
Harga stress minimum efektif adalah :
H min ' 'H ................................................................... (3-11)
(3-12)
Dimana tect adalah suatu kontribusi dari gaya tektonik bumi. Gambar 3.7.
menunjukkan suatu plot terhadap harga-harga stress diatas.
Dari persamaan-persamaan diatas, maka ketiga stress utama adalah :
v , H min , dan H max . Arah rekahan akan tegak lurus dengan harga stress
terkecil dari ketiganya. Gambar 3.8. menunjukkan suatu skematik dari arah
rekahan terhadap ketiga stress diatas.
Gambar 3.7.
Skematik dari Harga-Harga Stress terhadap Kedalaman4)
Gambar 3.8.
Besar Ketiga Stress Utama dan Arah Rekahan4)
Gambar 3.9. menunjukkan bahwa bila misalnya suatu permukaan
mengalami erosi, sehingga kedalamannya hilang, maka tekanan overburden akan
mengecil, tetapi stress horizontal minimum absolut dan maksimum absolut akan
tetap, sehingga mungkin saja dapat mengakibatkan rekahan yang seharusnya
vertikal menjadi horizontal.
Gambar 3.9.
Perubahan Permukaan Akibat Erosi4)
Gambar 3.10.
Tangensial Stress12)
Di sini akan dicari harga-harga stress untuk setiap titik dalam suatu
material dalam hubungannya dengan radius permukaan bagian dalam maupun
bagian
luar.
Harga
stress
tersebut
bergantung
pada
bagaimana
kita
r 2r 2
p i ri2 p e re2 r e (p i p e )
re2
.................................... (3-15)
ri2
r 2 re2
p e re2 p i ri2 i
( p i p e)
..................................... (3-16)
rr2
re2 ri2
( t ) max
........................................... (3-17)
Andaikan tekanan bagian dalam adalah pi dan tekanan bagian luar adalah
pe sama dengan nol,
t pi
ri2
r2
( e 1) ........................................................(3-19)
re2 ri2 rr2
ri2
r2
rt p i
( i 1) ...................................................... (3-20)
re2 ri2 rr2
S t re s s
D u c tile S t e e l
E la s tic L im it s
R u p tu re P o in t s
S a n d s to n e
S tra in
Gambar 3.11.
Stress vs Strain untuk Baja dan Sandstone12)
S
a2
S
3a 2 4a 2
r 1 2 1 2 2 cos 2 .. (3-21)
2
r
2
r
r
S
a2 S
3a 4
1 2 1 4
2
r
2
r
r max
cos 2
S
3a 4 2a 2
1 4 2 sin 2
2
r
r
...(3-22)
...(3-23)
Gambar 3.12.
Stress pada Plat Berlubang12)
Dari gambar di atas, dianggap bahwa dinding lubang bebas dari pengaruh
gaya luar. Selanjutnya Kirsch menurunkan persamaan-persamaan sehubungan
dengan plat tipis berlubang tersebut. Persamaan-persamaan tersebut untuk
menggambarkan besarnya penyebaran stress di sekitar lubang pada plat tipis
terbatas yang dikenai beban yang seragam pada arah x.
Bila pada plat tersebut juga dikenai beban R untuk arah y seperti yang
terlihat pada Gambar 3.13. maka persamaan menjadi :
S R
a2 S R
3a 4 4a 2
1 2
1 4 2 cos 2 ..(3-24)
2
r
2
r
r
S R
a2 S R
3a 4
1 2
1 4
2
r
2
r
max r
S R
3a 4 2a 2
1 4 2
2
r
r
..(3-25)
sin 2
..(3-26)
Gambar 3.13
Distribusi Stress pada Plat Tipis Terbatas
dengan Lubang di Tengah12)
Solusi ini diperoleh dengan cara menggabungkan dua stress R dan S.
Dalam proses pembuata suatu rekahan, fluida akan diinjeksikan dengan
tekanan P1, mengakibatkan adanya stress di sekitar lubang. Selain itu ada juga
stress tektonik yang melekat dalam batuan. Kedua stress tersebut harus
dipertimbangkan dan solusinya didapat dengan menggabungkan persamaan
tentang stress dalam silinder dan stress pada plat sehingga memungkinkan dapat
ditentukan stress secara keseluruhan yang harus diberikan pada awal mula
pelaksanaan perekahan hidrolik.
Jika persamaan untuk silinder dan plat digabung, maka akan diperoleh :
a2 S R
a2 S R
3a 4 4a 2
r P1 2
1
cos
2
...(3-27)
r 2
r 2
2
r4
r 2
a2 S R
a2 S R
3a 4
1 2
1 4 cos 2 ...(3-28)
P1 2
r
2
r
r 2
S R
3a 4 2a 2
1 4 2 sin 2
2
r
r
....(3-29)
r P1
(tekanan)
....
(3-30)
S R
S R
P1 2
4
cos 2
2
2
r 0
....(3-31)
.(3-32)
Bila kita mengasumsikan penghancuran batuan dalam tegangan, maka yang perlu
diperhatikan adalah cukup pada tangensial stress ( ) saja.
3.2.2. Teori Mohr
Mohr mengasumsikan bahwa bila terjadi penghancuran pada suatu bidang
maka terdapat suatu hubungan fingsional antara stress normal dan stress shear
yang dituliskan :
f () ......................................................................................
(3-33)
yang merupakan sifat dari material. Plot dari hubungan ini dapat dibuat pada
bidang ( , ). Perubahan tanda akan merubah arah penghancuran tapi tidak
akan merubah kondisi batasnya. Kurva yang terjadi akan simetris disekitar sumbu
.
Teori Mohr merupakan suatu metode grafik dalam menentukan batas
kekuatan suatu untuk dihancurkan. Bila stress-stress utama pada sebuah titik
diketahui, maka shear stress dan normal stress pada titik ini dapat ditentukan
dengan menggunakan lingkaran Mohr. Aplikasikan stress-stress utama ( 1 , 2 )
ditunjukan pada Gambar 3.14. Sebuah lingkaran Mohr dibentuk seperti Gambar
3.15. O merupakan titik awal; tensile stress berharga positif dan diplot ke arah
kanan sedangkan compressive stress berharga negatif dan diplot ke arah kiri.
x
2
y
1
y
y = N o rm a l S tre s s
= S h e a r S t re s s
= A n g le o f Th e P la n e o n W h ic h
P rin c ip a l S t re s s
1 A c ts
Gambar 3.14.
Diagram Stress12)
2
AB AC sin 2 1
sin 2 ...........................................
2
(3-34)
2 1 2
y OB OC CB 1
cos 2 .............................
2
2
(3-35)
1+
2
2
2
0
2
G
1
-2
Gambar 3.15.
Lingkaran Mohr12)
Teori ini dapat diaplikasikan untuk situasi yang berlawanan dengan
keadaan di atas di mana normal stress dan shear stress diketahui sedangkan stress
utamalah yang akan dicari. Bila kita mempunyai data yang cukup maka akan bisa
dibuat tiga atau lebih lingkaran Mohr, yang selanjutnya akan bisa digambar suatu
kurva atau selubung (envelope) yang akan bersinggungan dengan lingkaran Mohr
dan simetris dengan -axis (lihat Gambar 2.16. dan Gambar 2.17.).
Stress yang berada di dalam kurva MNN1M1 adalah stress-stress yang
berada di bawah titik penghancuran (point of failure) dan di sini dapat dikatakan
bahwa material tersebut masih dalam keadaan utuh atau belum pecah. Namun
untuk stress-stress yang berada di luar kurva, hal ini menunjukkan bahwa stressstress tersebut berada di atas point of failure sehingga mengakibatkan material
tersebut pecah atau hancur.
Pada lingkaran dengan pusat di C (Gambar 2.6.) yang menyentuh kurva,
menjelaskan beberapa hal. Penghancuran pada kasus ini akan terjadi dengan
syarat bahwa retakan yang terjadi akan menyentuh titik P dan P secara bersamaan
yang mana merupakan sudut antara bidang normal dengan arah stress utama yang
paling besar.
M
P
N1
P = P o in t o f F a ilu re
= A n g le B e tw e e n N o rm a l to
P la n e o f F a ilu re a n d Th e
D ire c tio n o f G re a te s t
P rin c ip a l S tre s s
Gambar 3.16.
Amplop Mohr12)
+
M
,
C
N1
M 1
Gambar 3.17.
Amplop Mohr12)
Kurva MN akan menjadi selubung dari semua lingkaran untuk segala kondisi
pada saat perekahan berlangsung dan dinamakan sebagai selubung Mohr (Mohrs
envelope). Tiga lingkaran yang menyentuh kurva dapat dicari lewat suatu
pengujian yang sederhana. Perhatikan lingkaran-lingkaran dengan pusat C1,O,C2
pada Gambar 3.17. yang diberikan tension, shear, dan compression secara
bersamaan. Bila sulit menentukan performa dari ujui shear dan tensile pada
batuan, maka dapat digunakan uji triaxial (triaxial test). Dengan memberi variasi
pada tekanan hidrostatis maka semua lingkaran menuju ke arah kiri dari -axis
dapat dicari. Bila ketahanan rekahan meningkat sesuai tekanan hidrostatis, maka
selubung Mohr biasanya akan terus membuka ke arah kiri.
Satu
kekurangan
dari
teori
Mohr
adalah
bahwa
Mohr
tidak