Anda di halaman 1dari 15

OSEANOGRAFI DAN LINGKUNGAN

PASANG SURUT AIR LAUT

Dosen Pengampu:

Akhmad Munaya Rahman, M.Pd

Disusun oleh:

Nur Hadhirah Nafisah

2110115120017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan limpahan-Nya lah Saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang ‘PASANG SURUT AIR LAUT’ dalam memenuhi tugas
Oseanografi dan Lingkungan.

Saya menyadari ssepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan Saya
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari Bapak sangat Saya Harapkan.

Akhir kata Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya
untuk Saya, tetapi juga untuk kita semua.

Banjarmasin, 03 April 2023

Nur Hadhirah Nafisah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................4
C. TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................................5
BAB II................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian Pasang Surut........................................................................6
B. Tipe Pasang Surut..................................................................................8
C. Pasang Surut Purnama Dan Perbani......................................................9
D. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air........................................................10
E. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut.........................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................14
Daftar pustaka....................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam
transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir
pantai, dan lain-lain.Mengingat pentingnya pengetahuan tentang pasang
surut terutama bagi yang yang mempelajari mengenai Perencanaan
Pelabuhan.Maka demi memahami ilmu Perencanaan Pelabuhan, Penulis
menyusunmakalah yang berjudul Pasang Surut Air Laut ini.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda
angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut
terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai
dan topografi dasar perairan.
Data elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut)
sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan.
Sebagai contoh, elevasi puncak bangunan pemecah gelombang,
dermaga, dan sebagainya. Ditentukan oleh elevasi muka air pasang,
sementara kedalaman alur pelayaran/pelabuhan ditentukan oleh muka air
surut.

B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini mencakup pembahasan Definisi Pasang Surut, Proses
Terjadinya Pasang Surut, Jenis dan Tipe Pasang Surut, serta Penerapan
Pengetahuan Pasang Surut Air Laut terhadap Perencanaan Pelabuhan.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Berikut beberapa Tujuan & Manfaat yang diharapkan Penulis dari
disusunya Makalah ini:
1. Memahami Pengertian Dasar Terjadinya Pasang Surut Air Laut
2. Jenis Pasang Surut Berdasarkan Posisi Matahari, Bulan, dan
Bumi (Pasang Purnama & Pasang Perbani)
3. Tipe Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi Terjadinya Pasang&
Surut Dalam Periode Tertentu, yaitu Pasang Surut Harian Tunggal
(diurnal tide), Harian Ganda (semidiurnal tide) dan Dua Jenis
Campuran.
4. Korelasi Pengetahuan Pasang Surut Air Laut dengan
Perencanaan Pelabuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasang Surut

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan


sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik
benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air
di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut
merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya
tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi
dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang
surut atmosfer (atmospheric tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan
pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).Pasang surut laut
merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.  Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat  rotasi.  Gravitasi 
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak.  Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. 

Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. 
Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara
sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Gambar. Pengaruh posisi Bulan dan Matahari terhadap pasang surut di
Bumi.Keterangan Gambar : Posisi Bumi, Bulan dan Matahari yang berbeda
menyebabkan perbedaan ketinggian pasang surut pada saat posisi konfigurasi
tertentu. Sumber: Duxbury et al. (2002).

Gambar. Distribusi gaya penyebab terjadinya fenomena pasang surut.


Keterangan Gambar: Pada separuh bagian Bumi yang menghadap ke arah
Bulan terbentuk gaya yang mengarah ke Bulan karena gaya gravitasi
Bulan.Sebaliknya, pada arah yang berlawanan terbentuk gaya yang berlawanan
arah karena gaya sentrifugal. Sumber: Duxbury et al. (2002).
B. Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Disuatu daerah pada
dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut.Menurut
Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
 Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide).
Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut secara
berurutan. Periode pasang surut rata-rata 12 jam 24 menit.
Pasang surut jenis ini terdapat di selat malaka sampai laut
andaman.
 Pasang surut harian tunggal (diurnal tide).
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut.
Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe
ini terjadi di perairan selat karimata.
 Pasang surut campuran condong keharian ganda.(mixed tide
prevailing semidiurnal).
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut,
tetapi tinggi periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak
terdapat perairan indonesia timur.
 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevailing diurnal).
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu
kali air surut, tetapi kadang –kadang untuk sementara waktu
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis in biasa terdapat
di daerah selat kalimantan dan pantai utara jawa barat.
C. Pasang Surut Purnama Dan Perbani
 Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah
yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
 Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang
tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan ¾
revolusi bulan terhadap bumi.

Gambar. Posisi Bumi, Bulan dan Matahari Saat Terjadi Pasang Purnama (Spring
Tide) dan Pasang Perbani (Neap Tide).
D. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air
 Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang
dicapai pada saat pasang dalam satu siklus pasang surut.
 Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang
dicapai pada saat surut dalam satu siklus pasangan waktu.
 Muka air tinggi merata (mean high water level, MHWL), adalah
rerata dari muk air tinggi selama periode 19 tahun.
 Muka air rerata rendah (mean low water level, MLWL) adalah
rerata muka air rendah selama 19 tahun.
 Muka air laut rerata (mean sea level,MSL) adalah muka air
rerata antara muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan
muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi
untuk elevasi dataran.
 Muka air tinggi (highest high water level, HHWL) adalah air
tertinggi pada saat pasang surut bulan purnama atau bulan mati.
 Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL) adalah air
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
 Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi
dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.
 Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah
dalam satu hari.
Beberapa definisi muka air tersebut banyak digunakan dalam
perencanaan bangunan–bangunan pelabuhan, misal MHWL
digunakan untuk menetukan elevasi puncak pemecahan
gelombang (break water),dermaga,panjang pantai pelampung
penambat,dan sebagainya.Sedangkan LLWL diperlukan untuk
menentukan kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.

E. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut

Berikut adalah beberapa alat pengukuran pasang surut :

 Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau
centi meter.  Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut
di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur
pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk
mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut. 
Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium
atau bahan lain yang di cat anti karat.
Syarat pemasangan papan pasut adalah:
 Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut
terendah masih tergenang oleh air.
 Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias
atau pada daerah aliran sungai (aliran debit air).
 Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau
aktivitas yang menyebabkan air bergerak secara tidak
teratur.
 Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat
yang mudah untuk diamati dan dipasang tegak lurus.
 Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya 
dermaga sehingga papan mudah dikaitkan
 Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada
sehingga data pasang surut mudah untuk diikatkan
terhadap titik referensi.
 Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya
papan harus stabil.
 Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari
arus dan sampah

 Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut
secara mekanik dan otomatis.  Alat ini memiliki sensor yang dapat
mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam
ke dalam komputer.  Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu: 
 Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan
air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang
dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). 
Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan,
namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara
rambu pasut.
 Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan
floating tide gauge, namun perubahan naik-turunnya air
laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut
yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). 
Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada
di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang
sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.

 Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat
diluncurkannya sistem satelit Geos-3.  Pada saat ini secara umum
sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka
panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau
volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan
muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri
adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar
(transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta
jam berakurasi tinggi.  Pada sistem ini, altimeter radar yang
dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang
elektromagnetik (radar) kepermukaan laut.  Pulsa-pulsa tersebut
dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh
satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik
altimetri yaitu pada dasarnya satelit altimetri bertugas mengukur
jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena tinggi satelit di
atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut
(Sea Surface Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan
sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal.  Variasi
muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena
kenaikan muka laut dapat terlihat melalui analisis deret waktu
(time series analysis).  Analisis deret waktu dilakukan karena kita
akan melihat variasi temporal periode panjang dan fenomena
sekularnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi
permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh
pengaruh gaya gravitasibulan dan matahari. Pasang laut menyebabkan
perubahan kedalaman perairan.

Menurut Wyrtki (1961) di Indonesia terdapat 4 tipe pasang


berdasarkan banyaknya terjadi pasang dan surut dalam suatu periode
tertentu (semi diurnal tide, diurnal tide ,mixed tide prevailing semidiurnal,
dan mixed tide prevailing diurnal).

Pasang dan Surut air laut ekstrim terjadi pada saat bulan baru dan
bulan purnama (Pasang Purnama), sebaliknya Pasang terendah dan
Surut tertinggi terjadi pada saat saat bulan 1/4 dan ¾ revolusi bualan
terhadap bumi (Pasang Perbani).

Pengetahuan mengenai Pasang Surut Air Laut (mengenai


pengertian, fungsi, proses, serta perhitungan elevasi muka air
pasang/surut) berguna dalam perencanaan fasilitas pelabuhan seperti :

 Dermaga

 Alur pelayaran

 Kolam pelabuhan

 Pemecah gelombang/Break Water


Daftar pustaka

Bambang triatmodjo, 2003 ,pelabuhan,beta offset,yogyakarta.

www.geocities.com/agus_adut/pasut.htm

id.wikipedia.org/wiki/Pasang_laut

surbakti77.files.wordpress.com/2007/09/pasang-surut.pdf

majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut

Anda mungkin juga menyukai