Dalam penyusunan kurikulum tingakat satuan pendidikan (KTSP) sekolah / madrasah perlu mengikuti
langkah-langkah yang logis dan sistematis. Yakni membentuk tim, analisis konteks, penentuan aspek
khusus, pengkajian standar proses / lulusan / penilaian, penyusunan ktsp dokumen 1, penyusunan ktsp
dokumen 2, revisi, dan finalisasi seperti pada gambar diatas.
Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP tersebut dipaparkan berikut.
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim
pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi,
monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite,
beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber.
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan
para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan
pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan.
Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita
hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan
antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan
dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti
komunitas masyarakat, para pemberi kerja, pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik.
Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk
membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik.
Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang
dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu,
analisis konteks juga melakukan penjaringan / analisis terhadap:
Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana
karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun
kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke
dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum
tersebut.
Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru, komite,
stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik, madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan
global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan
memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana
Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam
penyusunan dokumen 2.
Analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite
madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/
masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan peserta didik, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/
unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.
Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum
madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan
dikemas dalam kurikulum di madrasahnya.
Contoh tabel hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus bisa anda unduh pada link berikut:
Tabel analisis konteks dalam penyusunan KTSP
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum
menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun KTSP. Kepala madrasah, guru, komite,
dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat
arah/tujuan, cara mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis
komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan
muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan
belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata pelajaran yang
menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus
dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas,
Kantor Depag/ Dinas mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus
yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan
SK/KD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan
silabus dan RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya.
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dpertimbangkan oleh Komite
Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota (untuk MTs dan MI;), Kanwil Propinsi untuk MA.