Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN PENYUSUNAN KTSP

1. 1. PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP)


2. 2. LANDASAN <ul><li>UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
</li></ul><ul><li>PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
</li></ul><ul><li>Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
</li></ul><ul><li>Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
</li></ul><ul><li>Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan 23/2006 </li></ul>
3. 3. 1. PENGERTIAN <ul><li>Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. </li></ul>
4. 4. 2. Acuan Operasional Penyusunan KTSP <ul><li>Peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia </li></ul><ul><li>Peningkatan potensi , kecerdasan , dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
</li></ul><ul><li>Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
</li></ul><ul><li>Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
</li></ul><ul><li>Tuntutan dunia kerja </li></ul><ul><li>Perkembangan ilmu
pengetahuan , teknologi , dan seni </li></ul>Silakan pilih menu yang tersedia
5. 5. <ul><li>Agama </li></ul><ul><li>Dinamika perkembangan global
</li></ul><ul><li>Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
</li></ul><ul><li>Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
</li></ul><ul><li>Kesetaraan Jender </li></ul><ul><li>Karakteristik satuan pendidikan
</li></ul>Silakan pilih menu yang tersedia PANDUAN RPP PANDUAN SILABUS
PERBANDINGAN MAPEL
6. 6. <ul><li>Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
</li></ul>ACUAN OPERASIONAL KTSP 2.1. Peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN MAPEL
PANDUAN RPP
7. 7. <ul><li>Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi,
minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. </li></ul>2.2 Peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS
PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
8. 8. <ul><li>Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
daerah. </li></ul>2.3 Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS
PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
9. 9. <ul><li>Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional. </li></ul>2.4 Tuntutan pembangunan daerah dan
nasional ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS
PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
10. 10. <ul><li>Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan
dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
</li></ul>2.5 T untutan dunia kerja ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP
PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
11. 11. <ul><li>Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. </li></ul>2.6
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni ACUAN OPERASIONAL KTSP
PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN
RPP
12. 12. <ul><li>Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan
kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan
sekolah </li></ul>ACUAN OPERASIONAL KTSP 2.7 Agama PANDUAN KTSP
PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
13. 13. <ul><li>Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara
global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. </li></ul>2.8 Dinamika
perkembangan global ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN
SILABUS PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
14. 14. <ul><li>Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. </li></ul>2.9 Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan ACUAN
OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN
MAPEL PANDUAN RPP
15. 15. <ul><li>Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
</li></ul>2.10 Kondisi sosial budaya masyarakat setempat ACUAN OPERASIONAL
KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN MAPEL
PANDUAN RPP
16. 16. <ul><li>Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan
mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender. </li></ul>2.11 Kesetaraan Jender
ACUAN OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS
PERBANDINGAN MAPEL PANDUAN RPP
17. 17. <ul><li>Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan. </li></ul>2.12 Karakteristik Satuan Pendidikan ACUAN
OPERASIONAL KTSP PANDUAN KTSP PANDUAN SILABUS PERBANDINGAN
MAPEL PANDUAN RPP
18. 18. 3. Komponen KTSP <ul><li>Tujuan Pendidikan Sekolah </li></ul><ul><li>Struktur
dan Muatan Kurikulum (mata pelajaran. Muatan lokal, Pengembangan Diri, Beban
Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan kelulusan, Penjurusan, Pendidikan
Kecakapan Hidup, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global).
</li></ul><ul><li>Kalender Pendidikan </li></ul><ul><li>Silabus dan RPP </li></ul>
19. 19. <ul><li>ISI / MUATAN </li></ul><ul><li>KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN </li></ul><ul><li>(KTSP) </li></ul>
20. 20. KTSP DOKUMEN 1 <ul><li>BAB I . Pendahuluan </li></ul><ul><li>BAB II .
Tujuan Pendidikan </li></ul><ul><li>BAB III. Struktur dan Muatan
</li></ul><ul><li>Kurikulum </li></ul><ul><li>BAB IV. Kalender Pendidikan
</li></ul>
21. 21. KTSP DOKUMEN II <ul><li>A. Silabus dan RPP Dari SK/KD yang dikembangkan
pusat. </li></ul><ul><li>Silabus dan RPP Dari SK/KD yang dikembangkan Sekolah
(Mulok, Mapel Tambahan) </li></ul>
22. 22. <ul><li>KTSP </li></ul><ul><li>(Dokumen 1) </li></ul>
23. 23. Bab I. PENDAHULUAN <ul><li>Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan
KTSP) </li></ul><ul><li>Tujuan Pengembangan KTSP </li></ul><ul><li>Prinsip
Pengembangan KTSP </li></ul><ul><li>SESUAI KARAKTERISTIK SEKOLAH
</li></ul>
24. 24. Bab II. TUJUAN <ul><li>Tujuan pendidikan (Disesuaikan dengan jenjang satuan
pendidikan) </li></ul><ul><li>Visi Sekolah </li></ul><ul><li>Misi Sekolah
</li></ul><ul><li>Tujuan Sekolah </li></ul>
25. 25. BAGAIMANA MENYUSUN VISI, MISI, TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
<ul><li>TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA </li></ul><ul><li>apa yg hrs dicapai
siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka
menamatkan sekolah. </li></ul><ul><li>TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN
</li></ul><ul><li>suasana pembelajaran seperti apa yg dikehendaki untuk mencapai
hasil belajar itu. </li></ul><ul><li>TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH
</li></ul><ul><li>suasana sekolah – sebagai lembaga/organisasi pembelajaran – seperti
apa yg diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa. </li></ul>
26. 26. BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KTSP <ul><li> Meliputi Sub Komponen:
</li></ul><ul><ul><ul><li>Mata pelajaran
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Muatan lokal
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Kegiatan Pengembangan diri
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Pengaturan beban belajar
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Ketuntasan Belajar
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Kenaikan Kelas, dan kelulusan
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Penjurusan
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Pendidikan kecakapan Hidup
</li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan
Global </li></ul></ul></ul><ul><ul><ul><li>Cat : Untuk PLB/PK ditambah dengan
Program Khusus </li></ul></ul></ul>
27. 27. 1. Mata Pelajaran <ul><li>Berisi “ S truktur Kurikulum Tingkat Sekolah ” yang
disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL.
</li></ul><ul><li>Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara antara lain:
</li></ul><ul><li>mengatur alokasi waktu pembelajaran “tatap muka” seluruh mata
pelajaran wajib dan pilihan Ketrampilan/ </li></ul><ul><li>Bahasa asing lain).
</li></ul><ul><li>Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu atau menambah mata pelajaran baru.
</li></ul><ul><li>Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam
</li></ul><ul><li>struktur kurikulum. </li></ul><ul><li>Tidak boleh mengurangi mata
pelajaran yang tercantum dalam standar isi. </li></ul>
28. 28. 2. Muatan Lokal <ul><li>Berisi tentang: Jenis, Strategi Pemilihan dan pelaksanaan
Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah.Dalam pengembangannya mempertimbangkan
hal-hal sbb: </li></ul><ul><ul><li>Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah. </li></ul></ul>
29. 29. <ul><ul><li>Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
</li></ul></ul><ul><ul><li>Substansi yang akan dikembangkan, materi nya tidak sesuai
menjadi bagian dari mapel lain, atau terlalu luas substansinya sehingga harus
dikembangkan menjadi Mapel tersendiri; </li></ul></ul><ul><ul><li>Merupakan mata
pelajaran wajib yang tercantum dalam Struktur kurikulum; </li></ul></ul>
30. 30. <ul><li>Bentuk penilaiannya kuantitatif (angka). </li></ul><ul><li>Setiap sekolah
dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis dalam setiap semester, mengacu pada:
minat dan atau karakteristik program studi yang diselenggarakan di sekolah
</li></ul><ul><li>Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap tahun
pelajaran, sesuai dengan minat dan program Mulok yang diselenggarakan sekolah.
</li></ul>
31. 31. <ul><li>Substansinya dapat berupa program keterampilan produk dan jasa, Contoh:
</li></ul><ul><ul><li>Bidang Budidaya : Tanaman Hias, Tanaman Obat, Sayur,
pembibitan ikan hias dan konsumsi, dll. </li></ul></ul><ul><ul><li>Bidang Pengolahan
: Pembuatan Abon, Kerupuk, Ikan Asin, Baso dll. </li></ul></ul><ul><ul><li>Bidang
TIK dan lain-lain : Web Desain, Berkomunkasi sebagai Guide, akuntansi komputer,
Kewirausahaan dll. </li></ul></ul>
32. 32. <ul><li>Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus untuk Mata pelajaran Mulok
yang diselenggarakan oleh sekolah. </li></ul><ul><li>Pembelajarannya dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran atau tenaga ahli dari luar sekolah yang relevan dengan substansi
mulok. </li></ul>
33. 33. 3. Kegiatan Pengembangan Diri <ul><li>Bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, bakat, minat peserta didik, dan kondisi sekolah. </li></ul><ul><li>Dapat
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan: </li></ul><ul><li>- Bimbingan konseling ,
(kehidupan pribadi, sosial, </li></ul><ul><li>kesulitan belajar, karir ), dan atau
</li></ul><ul><li>- Ekstra kurikuler , Pengembangan kreativitas, kepribadian siswa,
seperti: Kepramukaan, Kepemimpinan, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) . </li></ul>
34. 34. <ul><li>Bukan Mata Pelajaran dan tidak perlu dibuatkan SK, KD dan silabus.
</li></ul><ul><li>Dilaksanakan secara terprogram, rutin, spontan dan keteladanan.
</li></ul><ul><li>Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi), yang difokuskan
pada “Perubahan sikap dan perkembangan perilaku peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pengembangan diri”. </li></ul>
35. 35. Contoh Penilaian Pengembangan Diri: <ul><li>Keg. KIR, mencakup penilaian: sikap
kompetitif, kerjasama, percaya diri dan mampu memecahkan masalah, dll.
</li></ul><ul><li>Keg. Keolahragaan, mencakup penilaian: Sikap Sportif, Kompetetitif,
Kerjasama, disiplin dan ketaatan mengikuti SPO, dll. </li></ul>
36. 36. <ul><li>Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh guru kelas
atau mata pelajaran, konselor atau Guru BK atau tenaga kependidikan lain.
</li></ul><ul><li>Penjabaran alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per
minggu , diserahkan kepada masing- masing pembimbing dan sekolah.
</li></ul><ul><li>Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai
bagian dari program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS. </li></ul>
37. 37. 4. Pengaturan Beban Belajar <ul><li>Berisi tentang jumlah beban belajar per Mata
Pelajaran, per minggu per semester dan per Tahun Pelajaran yang dilaksanakan di
sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur Kurikulum.
</li></ul><ul><li>Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap Mata Pelajaran
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan Kebutuhan,
tetapi jumlah Beban belajar per tahun secara keseluruhan tetap. </li></ul>
38. 38. <ul><li>Alokasi waktu kegiatan praktik diperhitungkan sbb: </li></ul><ul><li>2
Jam Pelajaran (JPL) praktik di sekolah setara dengan 1 JPL tatap muka, dan 4 JPL praktik
di luar sekolah setara dengan 1 JPL tatap muka (bagi Sekolah Menengah Kejuruan).
</li></ul><ul><li>Sekolah dapat menambah maksimal 4 JPL per minggu
</li></ul><ul><li>Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur, sebanyak 0-50% untuk SMP/MTs/SMPLB waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. </li></ul><ul><li>Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
</li></ul>
39. 39. 5. Ketuntasan Belajar <ul><li>Berisi tentang kriteria ketuntasan minimal (KKM) per
mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan memper-timbangkan hal-hal sbb:
</li></ul><ul><ul><li>Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100 %,
dgn batas kriteria ideal minimum 75 %. </li></ul></ul><ul><ul><li>Sekolah harus
menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per MP dengan mempertimbangkan:
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas dan SDM.
</li></ul></ul><ul><ul><li>Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria
ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal .
</li></ul></ul>
40. 40. 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan <ul><li>Berisi tentang kriteria dan mekanisme
kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan siswa yang tidak naik atau tidak
lulus yang diberlakukan oleh sekolah. Program disusun mengacu pada hal-hal sebagai
berikut: </li></ul><ul><ul><li>Panduan kenaikan kelas yang akan disusun oleh Dit.
Pembinaan terkait </li></ul></ul><ul><ul><li>Sedangkan ketentuan kelulusan akan
diatur secara khusus dalam peraturan tersendiri. </li></ul></ul>
41. 41. 7. Pendidikan Kecakapan Hidup <ul><li>Bukan mata pelajaran tetapi substansinya
merupakan bagian integral dari semua mata pelajaran. </li></ul><ul><li>Tidak masuk
dalam struktur kurikulum secara khusus. </li></ul><ul><li>Dapat disajikan secara
terintegrasi dan atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
</li></ul><ul><li>Substansi kecakapan hidup meliputi:
</li></ul><ul><ul><li>Kecakapan personal, sosial, akademik dan atau vokasional.
</li></ul></ul><ul><ul><li>Untuk kecakapan vokasional, dapat diperoleh dari satuan
pendidikan ybs, antara lain melalui mata pelajaran Keterampilan. </li></ul></ul>
42. 42. <ul><li>Bila SK dan KD pada mata pelajaran keterampilan tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sekolah, maka sekolah dapat mengembangkan SK, KD dan silabus
keterampilan lain sesuai dengan kebutuhan sekolah . </li></ul><ul><li>Pembelajaran
mata pelajaran keterampilan dimaksud dilaksanakan secara komprehensif melalui Intra
kurikuler. </li></ul><ul><li>Pengembangan SK,KD, silabus, RPP dan bahan ajar dan
penyelenggaraan pembelajaran keterampilan vokasional dapat dilakukan melalui
kerjasama dengan satuan pendidikan formal/non formal lain. </li></ul>
43. 43. 8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global <ul><li>Program pendidikan
yang dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global. </li></ul><ul><li>Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya, Bahasa,
TIK, Ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik. </li></ul><ul><li>Dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran
yang terintegrasi, atau menjadi mapel Mulok. </li></ul><ul><li>Dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan formal lain dan atau satuan pendidikan nonformal.
</li></ul>
44. 44. <ul><li>Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, yang
disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi. </li></ul>BAB. IV Kalender Pendidikan
45. 45. <ul><li>KTSP </li></ul><ul><li>DOKUMEN II </li></ul>
46. 46. SD <ul><li>SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK (Kelas I, II dan III)
</li></ul><ul><li>SILABUS MATA PELAJARAN (Kelas IV, V dan VI)
</li></ul><ul><li>SILABUS MUATAN LOKAL dan MAPEL LAIN (jika ada)
</li></ul>
47. 47. Mekanisme PENYUSUNAN KTSP <ul><li>Analisis </li></ul><ul><li>Kekuatan/
kelemahan </li></ul><ul><li>Peluang/ tantangan </li></ul><ul><li>Dokumen Standar
isi, SKL, Panduan KTSP </li></ul><ul><li>Pembentukan Tim
</li></ul><ul><li>Penyusunan Draft </li></ul><ul><li>Revisi dan Finalisasi
</li></ul>Naskah KTSP Diberlaku- kan
48. 48. <ul><li>Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan atau lokakarya
sekolah/madrasah dan atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam
jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. </li></ul><ul><li>Tahap kegiatan
penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draft, review
dan revisi, serta finalisasi. Langkah yg lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim penyusun. </li></ul>
Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan Kurikulum KTSP

Dalam penyusunan kurikulum tingakat satuan pendidikan (KTSP) sekolah / madrasah perlu mengikuti
langkah-langkah yang logis dan sistematis. Yakni membentuk tim, analisis konteks, penentuan aspek
khusus, pengkajian standar proses / lulusan / penilaian, penyusunan ktsp dokumen 1, penyusunan ktsp
dokumen 2, revisi, dan finalisasi seperti pada gambar diatas.

Jabaran tiap-tiap langkah teknis dalam penyusunan KTSP tersebut dipaparkan berikut.

1. Membentuk Tim Pengembang KTSP

Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim
pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi,
monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite,
beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber.

Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam


pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab
kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Dinas/Kemenag, dan narasumber. Tim pengembang
kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan
diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang bisa
ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.

2. Analisis Konteks dan Kebutuhan

Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan
para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan
pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan.
Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita
hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.

Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan
antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan
dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti
komunitas masyarakat, para pemberi kerja, pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik.
Informasi yang dicari berkaitan dengan apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk
membantu peserta didik belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik.

Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang
dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu,
analisis konteks juga melakukan penjaringan / analisis terhadap:

 harapan masyarakat terhadap masa depan anak-anaknya,


 analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah,
 analisis terhadap karakteristik daerah, dan
 analisis terhadap karakteristik satuan pendidikan.

Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana
karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun
kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke
dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum
tersebut.

Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru, komite,
stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik, madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan
global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan
memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana
Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam
penyusunan dokumen 2.

Analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite
madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/
masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan peserta didik, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/
unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum

Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum
madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan
dikemas dalam kurikulum di madrasahnya.

Contoh tabel hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus bisa anda unduh pada link berikut:
Tabel analisis konteks dalam penyusunan KTSP
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP

Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum
menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun KTSP. Kepala madrasah, guru, komite,
dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat
arah/tujuan, cara mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis
komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan
muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan
belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.

5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP

KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata pelajaran yang
menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus
dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas,
Kantor Depag/ Dinas mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus
yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan
SK/KD Muatan Lokal. Kantor Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan
silabus dan RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya.

6. Pengesahan oleh kepala madrasah

Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dpertimbangkan oleh Komite
Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota (untuk MTs dan MI;), Kanwil Propinsi untuk MA.

Anda mungkin juga menyukai