Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN


(MUTU PENDUDUK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN EKONOMI
PENDUDUK)

OLEH :
KELOMPOK 5
SISKA JUNITA (2030111134)
SITI NURLATIFAH (2030111136)
SYUKRAWATI OVERA (2030111141)
WIDIA YONA MUFLIHA (2030111153)
VIOLA KAMARA (2030111150)
YUNI KARLI SAPUTRI (2030111161)

DOSEN PENGAMPU :
MEGA ADYNA MOVITARIA, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN BATUSANGKAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur tiada henti-hentinya kami ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah Geografi dan Kependudukan yang berjudul "Mutu Penduduk Dalam
Hubungannya Dengan Ekonomi Penduduk" ini dengan lancar, serta kami dapat
memaksimalkan kemampuan kami dalam penyusunan makalah ini dengan baik.
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu mata
kuliah ini yaitu ibu Mega Adyna Movitaria, M.Pd yang telah memberikan amanah
kepada kelompok kami untuk menyusun makalah ini dengan baik. Sehingga kami
dapat belajar dan menambah pengetahuan dengan materi yang kami susun ini.

Kami sebagai penyusun makalah menyadari adanya banyak kekurangan


yang masih perlu kami pelajari untuk pembuatan suatu makalah yang baik dan
benar. Untuk itu kami meminta dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dan memotivasi kami dalam pembuatan makalah yang baik dan
benar untuk tugas selanjutnya. Semoga materi dan penyusunan makalah kami ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Batusangkar, 16 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi................................... 3
B. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendapatan ............................................ 6
C. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............................................. 7
D. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan .............................................. 8
E. Mutu Penduduk Menurut Mata Pencarian ................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan karena pertumbuhana ekonomi adalah hasil dari aktivitas
penduduk dan juga merupakan alat ukur kesejahteraan penduduk. Penduduk
adalah subjek dan objek ekonomi. Malthus benar pada masanya ketika
penduduk bekerja pada satu sektor (pertanian) tetapi kondisi modern dapat
menolak ketakutan Malthus. Populasi manusia bertumbuh dalam sebuah mata
rantai reaksi dimana kepadatan yang lebih besar dari pekerjaaan atau teritori
cenderung memproduksi kesempatan baru untuk spesialisasi dan oleh karena itu
mendorong pada sebuah peningkatan produktivitas individu dan kemudian
kembali pada sebuah peningkatan jumlah. Sekali seseorang belajar mengambil
keuntungan dari kesempatan baru yang ditawarkan oleh peningkatan kepadatan
penduduk, hal ini akan menjadi dasar dari peningkatan lanjutan.

Jadi, pertumbuhan penduduk tidak saja hanya dihasilkan oleh spesialisasi


yang mengakibatkan pendivisian tenaga kerja, pengetahuan, hak milik,
bentuk-bentuk baru dari akumulasi kapital individu, tetapi juga oleh kesempatan
baru yang diciptakan oleh kepadatan itu sendiri. Akibat multiplikasi,
diferensiasi, komunikasi dan interaksi serta transmisi antar waktu, umat
manusia telah memproduksi pengaruh yang menguntungkan pada sebuah
peningkatan jumlah penduduk.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam
hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan.
1. Bagaimana Hubungan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi?
2. Bagaimana Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendapatan?

1
3. Bagaimana Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan?
4. Bagaimana Mutu Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan?
5. Bagaimana Mutu Penduduk Menurut Mata Pencarian?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan
makalah dalam beberapa manfaat.
1. Untuk Mengetahui Hubungan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi.
2. Untuk Mengetahui Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendapatan.
3. Untuk Mengetahui Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Mutu Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan.
5. Untuk Mengetahui Mutu Penduduk Menurut Mata Pencarian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi


Pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang mengalami
ledakan penduduk, termasuk Indonesia, akan selalu mengkaitkan antara
kependudukan dan pembangunan ekonomi. Akan tetapi hubungan antara masalah
kependudukan dan pembangunan ekonomi tergantung dari slfet dan masalah
kependudukan yang dihadapi tiap negara (country specific). Dengan demikian.
tiap negara mempunyal masalah kependudukan yang khas dan mempunyai potensi
dan tantangan pembangunan ekonomi yang khas pula. (Wilson, 2010)

Perekonomian dan penduduk adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
karena pertumbuhan ekonomi adalah hasil dari aktivitas penduduk dan juga
merupakan instrumen untuk mengukur kesejahteraan penduduk. Penduduk adalah
pelaku pertumbuhan ekonomi. Penduduk menjadi subjek dan objek dari ekonomi.
Portner (1998) beragumen bahwa penduduk dan ekonomi telah menjadi
kontroversi dengan tiga alasan.
1. Terjadi kekurang jelasan tentang pengaruh pertumbuhan penduduk pada
pertumbuhan ekonomi.
2. Studi-studi empiris tidak dengan jelas menunjukkan bahwa angka
pertumbuhan penduduk mempunyai efek negatif pada pembangunan.
3. Terjadi kesulitan dari cara pandang etika dan kebijakan pada budaya
tertentu karena menyangkut seksualitas, reproduksi, hubungan laki-laki
perempuan dan pertanyaan yang berhubungan dengan program keluarga
berencana.

3
Birdsall dkk. (2001) mengajukan dua teori utama yang membahas hubungan
penduduk dengan segala aspeknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
1. Teori ada hubungan
a. Teori hubungan negative
Penduduk (pertumbuhan penduduk) berdampak negatif terhadap
pertumbuhan perekonomian. Teori hubungan negative Malthus (Malthusian
dan Neomalthusian) berteori bahwa pertumbuhan penduduk akan mengikuti
fungsi eksponensial. sementara pertumbuhan (pasokan) makanan bersifat
linier. Dampaknya, jika jumlah penduduk tidak dikendalikan akan berakibat
pada kemiskinan dan masalah perkonomian, seperti supply tenaga kerja
akan meningkat yang mengakibatkan upah akan menurun.
Malthus berpendapat terdapat dua hal untuk mengoreksi pertumbuhan
penduduk:
1) Koreksi positif (positive checks), seperti penyakit, kelaparan, dan hal-
hal lain yang membuat jumlah penduduk menurun.
2) Koreksi preventif (preventive checks), seperti menunda memiliki
anak.
Malthus berpendapat bahwa pada penduduk miskin, sejalan dengan
reformasi sosial, pertumbuhan penduduk semestinya dikontrol. Teori
Malthus menjadi sangat berpengaruh, khususnya pada para ekonom dan
pemikir evolusioner dan kemudian membuahkan pandangan pesimis
terhadap pertumbuhan yang cepat di Inggris pada abad ke-19. Sebuah
pandangan standar dari Malthus berkata bahwa pertumbuhan penduduk
mempunyai efek negatif pada kesejahteraan perkapita. Menurutnya,
ketika upah meningkat di atas subsistence, upah tersebut digunakan
untuk prokreasi.
b. Teori hubungan positif
Penduduk (pertumbuhan penduduk) berdampak positif terhadap
pertumbuhan perekonomian (George Bush, 1991). Jones (2001)
menyatakan bahwa angka pertumbuhan ekonomi adalah proporsional
pada ukuran penduduk. Dalam modelnya ditunjukkan bahwa angka

4
pertumbuhan ekonomi tergantung pada angka pertumbuhan penduduk.
Rajagukguk (2010) menunjukkan dalam modelnya bahwa dalam jangka
panjang angka pertumbuhan ekonomi proporsional terhadap angka
pertumbuhan penduduk.
Jones (2001) berargumen bahwa angka pertumbuhan penduduk
dan perubahan kebijakan politik, permintaan terhadap anak, serta persepsi
terhadap kepuasan sebagai determinan angka pertumbuhan ekonomi
jangka panjang melalui pengaruhnya pada fertilitas. Romer (2006)
menemukan bahwa adalah sementara penduduk suatu Negara
bertumbuh, angka pertumbuhan per kapita juga meningkat. Semakin
banyak orang, penemuan akan semakin banyak pula dan akan tercipta
pasar yang semakin besar untuk penemuan itu, serta semakin besar
pula angka pada penemuan tersebut.

2. Teori tidak ada hubungan (Teori Revisionis)


Ketakutan yang paling menipu tentang kekayaan dari sebuah Negara
adalah peningkatan jumlah penduduknya. (Adam Smith dalam Hayek 1988).
Von Hayek (1988) menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi datang
dari kekuatan yang mengubah dan yang memberikan kesempatan pada
pembagian tenaga kerja (division of labor). Setelah penduduk asli Amerika
digeser oleh kolonis Eropa, dari area tanah yang sama mereka dapat
menjadi kaya pada hal mereka hanyalah mengolah sebuah area yang
dahulu menjadi tempat perburuan. Hal ini menunjukkan pertumbuhan
penduduk tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Ketakutan yang paling luas yang mengatakan bahwa pertumbuhan
penduduk telah menjadi dan mendorong semua keruntuhan dan malapetaka,
hanyalah merupakan kesalah mengertian dari sebuah perhitungan statistik.
Hal ini memang tidak mengabaikan bahwa sebuah peningkatan penduduk
dapat membuat sebuah penurunan dari penghasilan rata-rata. Akan tetapi,
kemungkinan hal ini juga merupakan kesalahan interpretasi yang terjadi

5
karena kalkulasi. Penurunan dalam pendapatan rata-rata terjadi karena
pertumbuhan yang besar umumnya melibatkan sebuah peningkatan orang
miskin, bukan peningkatan orang kaya. Kapitalisme menciptakan kesempatan
kerja. Kapitalisme menciptakan keuntungan bagi orang yang tidak
mendapat warisan untuk memelihara diri mereka sendiri.
Tidak pernah ditunjukkan oleh data empiris bahwa pertumbuhan
penduduk, atau ukuran penduduk dan kepadatan penduduk mempunyai
sebuah efek negatif pada standar kehidupan (Hayek, 1988, hal. 126).
Lebih jauh lagi, Hayek berkata bahwa struktur organisme biologis yang
sangat kompleks menciptakan kapasitas untuk belajar dan berasimilasi,
yang merupakan bagian dari tradisi supernatural yang memungkinkan
manusia dapat berinteraksi dari waktu ke waktu ke dalam sebuah proses
yang berubah terus menerus dan mencapai sebuah tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi.
Penduduk adalah demanded produk perekonomian (barang dan jasa).
Semakin besar ukuran dan komposisi penduduk semakin besar barang dan
jasa yang diminta. Semakin besar barang dan jasa yang diminta, semakin
kuat perekonomian. Semakin besar barang dan jasa yang diminta
semakin besar pertumbuhan perekonomian yang dihasilkan. Malthus Baye
(2009) mengungkapkan bahwa pada akhir abad kedua puluh, kurva
permintaan akan produk makanan bergeser terus ke kanan dengan sangat
cepat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.

B. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendapatan


Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi
masih tergolong rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Dengan
pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan.

6
Rendahnya pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan
oleh:
1. Pendapatan nasional yang masih rendah disebabkan oleh sumber daya alam
yang dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat.
2. Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap
tahunnya.
3. Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita,
pemerintah melakukan usaha, antara lain:
1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri
sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan
program KB dan peningkatan pendidikan.
4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu
berkurang.

C. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu
pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan,
seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), program
wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan
yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih
tergolong rendah.

7
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Indonesia sebagai berikut :
1. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
2. Layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas.
3. Mahalnya biaya pendidikan.
4. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
5. Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan
6. Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah
pendidikan. Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia yaitu:
1. Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
2. Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
3. Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
4. Pemberian beasiswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi
berprestasi di sekolahnya.
5. Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
6. Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
7. Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan
pelatihan.
8. Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan.
9. Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan dan ketrampilan.

D. Mutu Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan


Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang
keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari
besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini
terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih

8
rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Faktor-faktor yang dapat
menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
1. Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
2. Penyakit menular sering terjadi.
3. Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
4. Angka kematian bayi dari tahun ke tahun makin meningkat.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
Indonesia yaitu:
1. Melaksanakan program perbaikan gizi.
2. Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk,
serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
3. Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
5. Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
6. Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
7. Penyediaan air bersih.

E. Mutu Penduduk Menurut Mata Pencarian


Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak
seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka
angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut
bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional
karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban. Masalah
tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani
secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional. Sesuai dengan asas
pemerataan yang ditetapkan sebagai kebijakasanaan umum pembangunan
nasional, maka pemerintah mempunyai emppat kebijaksaan umum di bidang
perluasan kesempatan kerja, seperti berikut:
1. Kebijaksanaan di bidang ekonomi dan sosial
2. Kebijaksanaan di sektor produksi

9
3. Kebijaksanaan regional (daerah)
4. Kebijaksanaan khusus
Disamping kebijasanaan umum yang telah disebutkan di atas, pemerintahan
menjalankan kebijaksanaan khusus dilakukan dengan beberapa langkah antara
lain sebagai berikut.
1. Mengurangi pengangguran di daerah berpenduduk padat, miskin dan rawan
terhadap bencana alam melalui berbagai program, misalnya pembangunan
desa.
2. Meningkatkan penyaluran, penyebaran, dan pemanfaatan tenaga kerja melalui
Program Penggunaan dan Penyebaran Tenaga AKerja (PPTK), Bursa Tenaga
Kerja, dan cara-cara efektif lainnya
3. Meningkatkan keterampilan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas, terutama tenaga kerja usia muda dan wanita pedesaan melalui
program latihan dan keterampilan tenaga kerja.
4. Meningkatan hubungan perburuhan yang mantap dan dinamis, serta membina
kesejahteraan dan ketenangan buruh dalam kegiatan pembangunan melalui
program hubungan dan perlindungan tenaga kerja.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang
mengalami ledakan penduduk, termasuk Indonesia, akan selalu mengkaitkan
antara kependudukan dan pembangunan ekonomi. Perekonomian dan
penduduk adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pertumbuhan
ekonomi adalah hasil dari aktivitas penduduk dan juga merupakan instrumen
untuk mengukur kesejahteraan penduduk. Penduduk adalah pelaku
pertumbuhan ekonomi. Penduduk menjadi subjek dan objek dari ekonomi.

Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi


masih tergolong rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Dengan
pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan.

Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu


pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang
pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah
(BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena
banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan
bangsa Indonesia masih tergolong rendah.

Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang


keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari
besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini
terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang
lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.

Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja


tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja,
maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun

11
ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara
nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban.
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus
ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.

B. Saran
Dari makalah yang telah kami susun di atas, kami menyadari sangat banyak
kekurangan yang terapat dalam makalah ini. Maka dari itu untuk memperbaiki
dan menyempurnakan sebuah makalah untuk selanjutnya, kami sangat
berharap adanya kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat menyusun
makalah lebih bak lagi kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Wilson. 2010. “Pertumbuhan Penduduk sebagai Faktor Endogen dalam
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Universitas Indonesia. Disertasi, tidak
diterbitkan.

Porter, Michael E. 1998. “Competitive Advantage: Creating and Sustaining


Superior Performance.” New York: The Free Press.

Birdsall, Nancy, Allen C. Kelley, & Seven W. Sinding. 2001. “Population


Matters. Demographic Change, Economic Growth and Poverty in the
Developing World. New York: Oxford University Press.”

Http://www.ehow.com/facts_6966996_malthus-theory-population-
growth.html#ixzz30wqyIfoI. Diakses: 16 Oktober 2021

Bush, George. 1991. “World population Awareness Week.”

Jones, Charles I. 2001. “Population and Ideas: A Theory of Endogenous


Growth.” Department of Economics,. U.C. Berkeley and NBER.

Rajagukguk, Wilson. 2010. “Pertumbuhan Penduduk sebagai Faktor Endogen


dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Universitas Indonesia. Disertasi,
tidak diterbitkan.

Romer. 2006. “Advanced Macroeconomics.” McGraw-Hill.

Hayek, F.A. edited by. W. W. Bartley III. 1988. “The Fatal Conceit, The Errofs of
Socialism.” The University of Chicago Press.

13

Anda mungkin juga menyukai