Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ENGLISH INSTRUCTIONAL

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampuh : Rahmanita Zakaria M.Ed

Disusun Oleh:

Dina Anggraini
18010410454

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS INSTITUT


AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON 2021/2022
FOREWORD

Praise the Almighty God for giving the author the opportunity to complete a
paper entitled PLANNING And PREPARING a LESSON or SEQUENCE of
LESSONS. It is with His grace and guidance that the author can complete this paper.
The author would like to express his deep gratitude to Ms.Rahmanita Zakaria M.Ed as
a lecturer in the English Instructional course that has been given to increase knowledge
and insight related to the author's field.

The author also thanks all those who have helped the process of preparing this
paper. The author realizes that this paper is far from perfect. Therefore, the authors will
accept constructive criticism and suggestions for the perfection of this paper.

Author

(Dina Anggraini)
TABLE OF CONTENTS

FOREWORD ................................................ .........................................................

TABLE OF CONTENTS ................................................ .......................................

CHAPTER I INTRODUCTION………………………………………………….

CHAPTER II DISCUSSION………………………………………………………

PLANNING AND PREPARING A LESSON OR SEQUENCE OF LESSONS

A. Identifying and Selecting Aims………………………………………………


B. Identifying the Different Component of Lesson……………………………..
C. Planning an Individual Lesson or Sequence of Lesson………………………
D. Choosing Assesment Activities………………………………………………

CHAPTER III CONCLUSION………………………………………………………


DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………….
CHAPTER I
INTRODUCTION

Rencana pelajaran adalah peta jalan instruktur tentang apa yang perlu dipelajari siswa
dan bagaimana hal itu akan dilakukan secara efektif selama waktu kelas. Kemudian, Anda
dapat merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dan mengembangkan strategi untuk
mendapatkan umpan balik tentang pembelajaran siswa. Memiliki rencana pelajaran yang
disusun dengan cermat untuk setiap pelajaran 3 jam memungkinkan Anda memasuki kelas
dengan lebih percaya diri dan memaksimalkan kesempatan Anda untuk memiliki pengalaman
belajar yang bermakna dengan siswa Anda.

Rencana pelajaran yang berhasil membahas dan mengintegrasikan tiga komponen utama:

• Tujuan Pembelajaran

• Kegiatan Pembelajaran

• Penilaian untuk memeriksa pemahaman siswa


Sebuah rencana pelajaran memberi Anda garis besar umum dari tujuan pengajaran
Anda, tujuan pembelajaran, dan sarana untuk mencapainya, dan sama sekali tidak lengkap.
Pelajaran yang produktif bukanlah pelajaran di mana semuanya berjalan persis seperti yang
direncanakan, tetapi pelajaran di mana siswa dan instruktur saling belajar.
CHAPTER II
DISCUSSION

A. Identifying and Selecting Aims

Apa yang kita ingin siswa pelajari atau dapat lakukan di akhir pelajaran, serangkaian
pelajaran, atau seluruh kursus? Bertujuan untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang berbeda.
Misalnya, mereka dapat fokus pada suatu fungsi atau struktur tata bahasa, pada kosakata
topik tertentu atau bahkan pada pengembangan keterampilan bahasa. Terkadang tujuan tidak
selalu berfokus pada area bahasa tertentu terutama dalam kasus pelajar muda. Misalnya,
tujuan pelajaran bisa mendengarkan cerita untuk bersenang-senang atau mendorong perilaku
yang lebih positif terhadap bahasa asing.
Lihat tujuan di bawah ini. Dapatkah Anda mengetahui perbedaan antara ketiga jenis
tujuan berikut?

MAIN AIM, SUBSIDIARY AIMS AND PERSONAL AIMS


Langkah pertama ketika merencanakan pelajaran adalah mengidentifikasi tujuan dan
memilihnya. Setelah ini selesai dan guru telah memutuskan tujuan pelajaran, dia dapat
memilih kegiatan yang paling sesuai untuk pelajaran dan menyusunnya dalam urutan yang
terbaik untuk pembelajaran siswa. SheShe juga dapat memilih alat peraga yang paling tepat
untuk melaksanakan pembelajaran (alat peraga adalah bahan dan benda yang kita gunakan
untuk menunjang pengajaran kita). Setelah pelajaran selesai, guru dapat melihat ke belakang
untuk memeriksa apakah tujuan telah tercapai atau tidak dan apakah pelajaran itu berhasil
atau tidak. Ini membantu guru dalam memilih tujuan yang paling sesuai untuk pelajaran yang
akan dia ajarkan di masa depan juga.

a. Main Aims
Tujuan Utama (seperti yang diberikan pada tabel di atas) digunakan untuk
mendeskripsikan hal terpenting yang ingin kita capai dalam suatu pelajaran atau rangkaian
pelajaran (urutan) mis. terkadang, kami mungkin ingin siswa mendapatkan pemahaman
penuh tentang bahasa baru dan berlatih menggunakannya. Kami mungkin juga ingin mereka
memperkuat atau mengkonsolidasikan. Ini berarti memperkuat penggunaan bahasa yang
sudah mereka ketahui dan melakukannya dengan berlatih lebih jauh atau merevisi apa yang
telah mereka pelajari. Saat menyusun rencana pelajaran, tujuan utamanya harus menyertakan
contoh bahasa yang kita targetkan dan rencanakan untuk diajarkan.

b. Subsidiary Aims
Pelajaran terkadang memiliki tujuan utama dan tujuan tambahan. Hal tersebut bertujuan
untuk menyampaikan bahasa atau keterampilan yang harus dapat digunakan siswa dengan
baik untuk mencapai tujuan utama pelajaran. Memiliki tujuan tambahan dan utama dalam
pelajaran adalah metode yang baik untuk memastikan bahwa rencana pelajaran yang telah
kita buat berkonsentrasi pada apa yang kita butuhkan untuk mengajar siswa kita; apa yang
kita ingin mereka pelajari atau apa yang kita ingin mereka lakukan.
Ini membantu kita untuk melihat bagaimana pelajaran seharusnya berjalan, bagaimana itu
harus berkembang dari satu bagian ke bagian berikutnya, membangun keterampilan atau
pengetahuan siswa dalam urutan yang paling tepat.

c. Personal Aims
Sebagai guru, kita juga akan merasa berguna untuk memikirkan tujuan pribadi kita sendiri.
Tujuan pribadi menyampaikan apa yang ingin kita bangun atau konsentrasikan dalam
pengajaran kita sendiri. Berikut beberapa contoh tujuan pribadi:
1. Untuk mendorong dan membuat siswa yang lebih tenang menjawab pertanyaan dan lebih
maju di kelas.
2. Untuk membuat siswa bekerja dengan mitra yang berbeda.
3. Menulis lebih jelas di papan tulis / hitam.
4. Untuk mengingat untuk memeriksa dan memeriksa ulang instruksi.
5. Untuk lebih menggunakan bagan fonemik (bagan fonemik adalah poster dengan simbol
fonemik di atasnya)

Secara mendasar kegiatan perencanaan mempunyai 4 tahapan seperti ulasan berikut:


1. Menetapkan target atau tujuan, perencanaan dimulai dengan keputusan-
keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.
Tanpa rumusan target atau tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya secara tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi atau keadaan organisasi
sekarang ini dari pada tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya
yang tersedia untuk pencapaian tujuan merupakan hal sangat penting, karena
tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan
organisasi saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi-terutama
keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam organisasi.
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan dan
kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau
pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman
yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses
perencanaan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan,
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut
dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif
yang ada.

B. Identifying the Different Component of Lesson

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi
pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu
sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber
pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak
boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.

Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.

1. Tujuan

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau
dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan
yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung pada sistem
tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif.
Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada
anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat
dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah
deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah
mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan
suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari
pengajaran itu sendiri.

2. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks
tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi
proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan
pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasaan bahan pelajaran pokok adalah
bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan
profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan
pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran pelengkap ini harus
disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi
kepada sebagian besar atau semua anak didik.

Menurut (Kemp, 1977), bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis
materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat,
ide, saran, atau tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran
sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis bahan
pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.

3. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan
menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi
dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih
aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada
aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar
guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual.
Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak
didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.

4. Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang
juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa
dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut
tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu
memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan
metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan
kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam
pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed,
mengemukakan lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai
berikut ;

a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya


b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

5. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran,
alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud
dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dll. Sedangkan alat bantu pengajaran
adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan
sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga dikatakan sebagai media. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.


b) Dukungan terhadap isi pelajaran.
c) Kemudahan memperoleh media.
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e) Ketersediaan waktu menggunakannya.
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

Alat bantu pengajaran terutama media yang menggunakan audiovisual mempunyai sifat
sebagai berikut :

a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi


b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c. Kemampuan untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar
d. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang
dicapai
e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)

6. Sumber pelajaran

Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi


berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak
didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber
guna dipakai dalam proses belajar mengajar.

Jadi menurut (Drs. Udin Sari Winataputra, M.A dan Drs Rustana Adiwinata, 1991 :
165) yang dimaksud dengan sumber bahan belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan / materi untuk menambah
ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. Sebab pada hakikatnya
belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
Dalam mengemukakan sumber –sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segal
sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam Sumber-sumber belajar sebagai
berikut :

a. Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)


b. Buku / perpustakaan/ bahan materi
c. Media Massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dll)
d. Alam Lingkungan
e. Alat Pengajaran atau perlengkapan ( buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis,
kapur , spidol, dll)
f. Museum (Tempat penyimpanan benda-benda kuno)
g. Aktivitas yang meliputi : pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem pengajaran
modul.

7. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi


bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi
juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai
komponen sistem pembelajaran.

Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-


dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan
hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dari
pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:

a) Tujuan Umum
1. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan
yang diharapkan
2. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
3. Menilai metode mengajar yang dipergunakan

b) Tujuan Khusus

1. Merangsang kegiatan siswa


2. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa
yang bersangkutan
4. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan
lembaga pendidikan
5. Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar

Evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai
fungsi sebagai berikut :

1. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid
3. Unutk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
4. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang
nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang
timbul.

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat


dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu :

a) Tes
• Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran
• Tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
• Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
b) Non Tes
• Adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk
sikap, minat dan motivasi.
• Jenis-jenis non tes : Observasi, Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap

C. Planning an Individual Lesson or Sequense of Lesson

Ketika kita merencanakan pelajaran individu, kita memikirkan tentang tujuannya,


bagaimana mencapainya, 'bentuk' pelajaran dan jenis teknik yang paling sesuai untuk
kelompok pelajar tertentu. Misalnya, jika kita memperkenalkan struktur tata bahasa baru, kita
dapat memilih pendekatan Presentasi, Praktik, dan Produksi (PPP) atau pendekatan Task-
based Learning (TBL). Pelajaran ketrampilan juga memiliki bentuk yang teratur yang dapat
kita gunakan untuk menyusun rencana pelajaran: misalnya, untuk ketrampilan reseptif, kita
biasanya merencanakan tugas atau kegiatan untuk dilakukan peserta didik sebelum, saat dan
setelah membaca atau mendengarkan; Untuk keterampilan produktif, biasanya ada tahap
pengantar untuk mengatur adegan (yaitu untuk menjelaskan konteks), dan mungkin
memasukkan bahasa baru, dan tahap umpan balik setelah kegiatan berbicara atau menulis.

Kami juga memikirkan tentang hubungan antara tujuan pelajaran dan prosedur yang
kami gunakan untuk mencapai tujuan tersebut, serta jawaban untuk komponen latar belakang
lainnya. Materi yang tersedia, lamanya pelajaran dan informasi yang kita miliki tentang
pelajar kita semuanya membantu kita untuk mengidentifikasi kemungkinan prosedur. Tetapi
yang paling penting adalah memastikan bahwa materi, tugas, dan kegiatan yang kita pilih
adalah yang akan membantu kelompok pelajar tertentu untuk mencapai tujuan yang telah kita
identifikasi.

D.Choosing Assesment Activities

Penilaian (Assessment) dalam Pembelajaran

1. Pengertian Penilaian

Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menguasai beberapa pengetahuan terkait
dengan penilaian pendidikan, diantaranya:

(1) Mampu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan
pempembelajara
(2) Mampu mengembangkan prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan
pembelajaran,
(3) Mampu dalam melaksanakan, melakukan penskoran, serta menafsirkan hasil
penilaian yang telah dibuat,
(4) Mampu menggunakan hasil-hasil penilaian untuk membuat keputusan-keputusan di
bidang pendidikan,
(5) Mampu mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan menggunakan informasi
penilaian, dan
(6) Mampu dalam mengkomunikasikan hasil-hasil penilaian.

1. Teknik Penilaian Hasil Belajar

a)      Pengertian penilaian
Sebelum membahas tentang teknik penilaian hasil belajar,alangkah baiknya kita mengetahui arti dari penilaian
itu sendiri.Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses
pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,
pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta
didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih
kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara
tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan
secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
b)     Macam-Macam Teknik Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.

1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan dengan cara melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus
dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam
hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang
disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun
isian

1. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya atau pernyataannya atau
tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan
pedoman pensekoran.

1. Tes Praktik/Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik  penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik mendemontrasikan
kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.

2. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap,
atau kepribadian

Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara
langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.

 Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan
tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk
individual atau kelompok.  Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
 Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir

 Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil
selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan
perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan  karya siswa
lainnya.Adapun bagian-bagian dari portofolio adalah halaman Judul,daftar isi,dokumen,dokumen
portofolio,pengelompokan dokumen,catatan pendidik dan orangtua.

2.  PRINSIP-PRINSIP DASAR PENILAIAN HASIL BELAJAR


 
1. Valid atau sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi
(standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa
yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi dan didasarkan pada
data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas penilai seperti
perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan objektivitas penilaian, pendidik menggunakan rubrik atau
pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau
kinerja.

3. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak
relevan di dalam penilaian, sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.

4. Terpadu
Terpadu berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.

Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal,
sementara instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.

5. Terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan.

Oleh karena itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.Selain itu,
pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan criteria penilaian serta dasar penilaian yang
digunakan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan


Artinya penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup
semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
7. Sistematis
Artinya, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang
ditetapkan. Dalam penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran matematika menyiapkan rencana penilaian
bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.

8. Beracuan criteria
Artinya, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.Oleh karena itu, instrumen
penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD).Selain itu, pengambilan keputusan
didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
9. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat
ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan orangtua serta masyarakat.

1. Akuntabel
berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena
itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil
memiliki dasar yang objektif.

3. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah    ditetapkan itu tercapai
atau tidak.
Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus
senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik,
yaitu:
a)    Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b)    Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c)    Ranah keterampilan (psychomotor domain)
 

Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:


1)    Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan pada
mereka?

2)    Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?

3)    Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam praktek
atau dalam kehidupannya sehari-hari?

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.

1)   Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Aspek kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi,
menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif
adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5),  dan Evaluasi (C6).
 

Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Namun,
untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya diperlukan pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-
bentuk jaring kubus dan cara-cara melukis garis-garis tegak lurus.
 
2)   Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang,
yaitu: (1) receiving (2) responding (3)valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex.
Ciri ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan
sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua,
perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan
target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain,
misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih
kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang
menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang
kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif
berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari
perasaan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang
diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi.

1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,  kesadaran, kerelaan,


mengarahkan perhatian
2. Merespon,  meliputi merespon secara  diam-diam, bersedia merespon, merasa  puas  dalam
merespon, mematuhi peraturan
3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap
nilai
4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak,
mengorganisasi sistem suatu nilai
Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya
dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu
lembar pengamatan.

3)   Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil
belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor
ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah
laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu
dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3)
beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik
yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi
kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang
terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui
gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif

Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance)
yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut   dapat berupa tes paper and  pencil, tes identifikasi, tes
simulasi, dan tes unjuk kerja.
Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya berkaitan dengan
kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku), menggambar bentuk-
bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis, sudut,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina
kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring
kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan
penggaris) saat melukis. Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu
lembar pengamatan) dan tes perbuatan.

4. Langkah-Langkah Pokok Penilaian Hasil Belajar


Pertama: Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu melakukan setidaknya enam hal, yaitu:

(a). Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi, termasuk merumuskan tujuan terpenting dari
diadakannya penilaian. Hal ini perlu dilakukan agar arah proses penilaian jelas.

(b). Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.

(c). Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan.

(d). Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar para peserta didik.
Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan adalah butir-butir soal tes,  daftar cek, panduan wawancara, dan
lain-lain

(e).  Menentukan metode penskoran jawaban siswa.

(f). Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi (kapan, berapa kali, dan berapa lama).

(g) Mereviu tugas-tugas penilaian.

Kedua: Menghimpun Data


Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes atau memilih teknik
non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket. Ketika melakukan penilaian prestasi peserta
didik, para guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus
tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya penilaian dan
membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Ketiga: Melakukan Verifikasi Data


Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang “baik” (yakni data yang akan
memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data
yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).

Keempat: Mengolah dan Menganalisis Data


Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun. Agar data yang
terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik,
berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.

Kelima: Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan


Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang terkandung pada data yang telah
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu
saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal.

Keenam: Menyimpan Instrumen Penilaian dan Hasil Penilaian


Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk mengingatkan para guru, sebab dengan demikian
mereka dapat menghemat sebagian waktunya untuk ha-hal yang lebih baik. Dengan disimpannya instrumen dan
ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai catatan tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu
Anda membutuhkan untuk memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan
waktu yang lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur unit pelajaran yang
dipelajari siswa juga telah berubah.

Ketujuh: Menindaklanjuti Hasil Evaluasi


Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka Anda sebagai guru atau
evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan
penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah dilakukan akan membawa banyak manfaat
karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.
CHAPTER III
CONCLUSION

A. Identifying and Selecting Aims


MAIN AIM, SUBSIDIARY AIMS AND PERSONAL AIMS
Langkah pertama ketika merencanakan pelajaran adalah mengidentifikasi tujuan dan
memilihnya. Setelah ini selesai dan guru telah memutuskan tujuan pelajaran, dia dapat
memilih kegiatan yang paling sesuai untuk pelajaran dan menyusunnya dalam urutan yang
terbaik untuk pembelajaran siswa. SheShe juga dapat memilih alat peraga yang paling tepat
untuk melaksanakan pembelajaran (alat peraga adalah bahan dan benda yang kita gunakan
untuk menunjang pengajaran kita). Setelah pelajaran selesai, guru dapat melihat ke belakang
untuk memeriksa apakah tujuan telah tercapai atau tidak dan apakah pelajaran itu berhasil
atau tidak. Ini membantu guru dalam memilih tujuan yang paling sesuai untuk pelajaran yang
akan dia ajarkan di masa depan juga.

B. Identifying the Different Component of Lesson

Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.

1. Tujuan
2. Bahan Pelajaran
3. Kegiatan Belajar Mengajar
4. Alat
5. Sumber Pelajaran
6. Evaluasi

C. Planning an Individual Lesson or Sequense of Lesson

Ketika kita merencanakan pelajaran individu, kita memikirkan tentang tujuannya,


bagaimana mencapainya, 'bentuk' pelajaran dan jenis teknik yang paling sesuai untuk
kelompok pelajar tertentu. Misalnya, jika kita memperkenalkan struktur tata bahasa baru, kita
dapat memilih pendekatan Presentasi, Praktik, dan Produksi (PPP) atau pendekatan Task-
based Learning (TBL). Pelajaran ketrampilan juga memiliki bentuk yang teratur yang dapat
kita gunakan untuk menyusun rencana pelajaran: misalnya, untuk ketrampilan reseptif, kita
biasanya merencanakan tugas atau kegiatan untuk dilakukan peserta didik sebelum, saat dan
setelah membaca atau mendengarkan; Untuk keterampilan produktif, biasanya ada tahap
pengantar untuk mengatur adegan (yaitu untuk menjelaskan konteks), dan mungkin
memasukkan bahasa baru, dan tahap umpan balik setelah kegiatan berbicara atau menulis.
D. Choosing Assesment Activities

Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menguasai beberapa pengetahuan terkait
dengan penilaian pendidikan, diantaranya:

-Mmpu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan


pempembelajara
-Mampu mengembangkan prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan
pembelajaran,
-Mampu dalam melaksanakan, melakukan penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang
telah dibuat,
-Mampu menggunakan hasil-hasil penilaian untuk membuat keputusan-keputusan di bidang
pendidikan,
-Mampu mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan menggunakan informasi
penilaian, dan
-Mampu dalam mengkomunikasikan hasil-hasil penilaian.
Daftar pusaka

Sudiyono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Brookhart, Susan M. and Anthony, Nitko J.(2007). Educational Assesment of


Student. Fifth edition. New Jersey: Meril Prentice Hall.

Balitbang Depdiknas. (2006). Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:


Depdiknas.

Poerwanti, E. (2001). Evaluasi pembelajaran, Modul Akta mengajar. UMM Press.

Koufman, R. and Thomas S. (1990). Evaluations Without Fear. New York: A.


Division of Franklin Watts.

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Silverius, S. (2001). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Gramedia
Widya Sarana.

Anda mungkin juga menyukai