Anda di halaman 1dari 30

HASIL LAPORAN MINI RISET

“ PENGANALISISAN PENILAIAN AUTENTIK DISEKOLAH SDN 054945


DOGANG”

DOSEN PENGAMPU : NURUL HASANAH, S. Pd,I, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

KHAIRATUN HASANAH (2104010005)

MAYSARAH (2104010082)

PUTRI ALDINA BR BANGUN (2104010147)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP AL-MAKSUM LANGKAT

STABAT

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
PENGANALISISAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH SDN 054945
DOGANG” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu NURUL HASANAH, S.Pd, I, M.Pd
pada studi penilaian autentik disekolah dasar. Selain itu , makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembelajaran bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,baik


dalam segi isi maupun tulisan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangatlah di perlukan.Dan harapan kami, semoga, makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadia lebih baik
lagi. Akhir kata kami berharap semoga makalah belajar dan pembelajaran ini
dapat menambah inspirasi terhadap para pembaca.

Dogang, 14 Maret 2023

Kelompok 9

i
ABSTRAK

Penilaian merupakan salah satu bagian yang sangat penting dan utama dari
proses pembelajaran dijenjang pendidikan. Penilaian dipandang sebagai salah satu
faktor penting dalam keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar, dengan
adanya penilaian ini guru mampu melihat sejauh mana proses pembelajaran dan
pemahaman siswa apakah berhasil atau tidak berhasil. Perubahan kurikulum yang
terjadi mengakibatkan terjadinya juga perubahan penilaian, dalam kurikulum
2013 penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik didalamnya sudah
menilai tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga penilaian
tersebut sudah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Guru telah menerapkan
penilaian pada ranah sikap, guru melakukan bimbingan apabila terdapat siswa
yang perlu bimbingan, pada saat proses pembelajaran pada ranah pengetahuan
dengan bentuk tes lisan dan tes tertulis. Pada ranah keterampilan dengan bentuk
penilaian praktik, penilaian proyek dan penilaian fortopolio.

ABSTRAC
Assessment is a very important and main part of the learning process at the
educational level. Assessment is seen as one of the important factors in the
success of the learning process and learning outcomes, with this assessment the
teacher is able to see the extent to which the learning process and students’
understanding is successful or not successful. Curriculum changes that have
occurred have resulted in changes in assessment, in the 2013 curriculum the
assessment used is authentic assessment in which it has assessed three domains,
namely knowledge, attitudes, and skills. The three assessments have been applied
by the teacher in learning. The teacher has implemented an assessment in the
realm of attitude, the teacher provides guidance when there are students who need
guidance, during the learning process in the realm of knowledge in the form of
oral tests and written tests. In the realm of skills with the form of practical
assessment, project assessment and fortopolio assessment.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN PEMBUATAN..........................................................................3

1.4 MANFAAT PENELITIAN............................................................................3

BAB II KERANGKA UMUM..............................................................................4

2.1 LANDASAN TEORITIS...............................................................................4

2.1.1 pengertian penilaian autentik...................................................................4

2.1.2 karakteristik penilaian autentik................................................................6

2.1.3 langkah-langkah penilaian autentik.........................................................7

2.1.4 tujuan penilaian autentik..........................................................................7

2.1.5 jenis-jenis penilaian autentik...................................................................9

2.1.6 prinsip, pendekatan dan teknik penilaian autentik.................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................14

3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.....................................................14

3.2 SUBJEK PENELITIAN...............................................................................14

3.3 JENIS PENELITIAN...................................................................................14

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA............................................................15

3.4.1 Observasi...............................................................................................15

3.4.2 Wawancara............................................................................................15

iii
3.4.3 Dokumentasi..........................................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................17

4.1 HASIL PENELITIAN.................................................................................17

4.2 PEMBAHASAN..........................................................................................18

BAB V PENUTUP................................................................................................22

5.1 KESIMPULAN............................................................................................22

5.2 SARAN........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

LAMPIRAN..........................................................................................................24

DOKUMENTASI DENGAN NARSUMBER...................................................24

BIODATA NARASUMBER.............................................................................24

PEDOMAN WAWANCARA............................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari proses pembelajaran


dan dapat menentukan kualitas dari sebuah kegiatan pembelajaran. Terkait dengan
implementasi kurikulum, penilaian merupakan bagian penting dari perangkat
kurikulum yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian
kompetensi. Penilaian juga seharusnya digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran, serta untuk melakukan diagnosis dan
perbaikan proses pembelajaran. Sebuah proses pembelajaran yang bermakna
memerlukan sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya perbaikan penilaian proses dan


hasil belajar adalah dari kesulitan mengubah pemikiran guru tentang penilaian
yang seharusnya dilakukan. Pada umumnya guru di Indonesia hanya mengenal
penilaian berupa tes dan menganggap bahwa penilaian hanya perlu dilakukan
setelah peserta didik menyelesaikan proses belajar. Tidak mudah bagi guru untuk
memberi kesempatan pada peserta didik untuk terlibat dalam proses penilaian,
karena hubungan guru merasa paling tahu. Guru telah terbiasa menggunakan
penilaian hanya dengan menggunakan angka saja, sehingga penilaian secara
kualitatif yang mencakup informasi tentang kelemahan dan kelebihan peserta
didik sangat sulit untuk dilakukan.

Kesulitan lain yang dihadapi guru dalam melakukan penilaian adalah


kurangnya improvisasi dalam menggunakan instrumen penilaian. Misalnya, guru
terpaku menggunakan lembar observasi dalam melakukan penilaian sikap semua
peserta didik, padahal masih dapat memilih untuk menggunakan jenis instrumen
yang lain. Penilaian sikap menggunakan lembar observasi memang sangat
dibutuhkan untuk menilai peserta didik di sekolah dasar pada kelas rendah karena
mereka belum sepenuhnya kompeten dalam melakukan penilaian diri dan
penilaian teman sejawat. Lembar observasi dapat digunakan untuk kasus tertentu

1
saja, misalnya untuk menilai peserta didik yang sangat rajin atau sangat nakal.
Namun, jika guru memiliki cukup waktu untuk melakukan observasi, misalnya
ketika peserta didik melakukan praktikum, maka lembar obervasi dapat digunakan
secara efektif bersamaan dengan penilaian kinerja peserta didik.

Laporan penilaian hasil belajar atau rapor yang disampaikan kepada orang
tua peserta didik seharusnya memuat informasi kuantitatif tentang kompetensi
serta informasi kualitatif tentang kekuatan dan kelemahan anaknya dalam
penguasaan kompetensi tersebut. Informasi tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik secara kualitatif juga memudahkan guru pada kelas lanjutan dalam
mengetahui karakteristik peserta didik.

Kompetensi peserta didik mencakup aspek afektif, kognitif, dan


psikomotor sehingga guru seharusnya menerapkan penilaian autentik (authentic
assessment) untuk menilai penguasaan peserta didik akan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi
dasar dari masing-masing mata pelajaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah kami susun, terdapat beberapa


rumusan masalah yang kami dapati yakni:

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan penilaian autentik?

1.2 2 Bagaimana karakteristik penilaian autentik?

1.2.3 Bagaimana langkah-langkah penilaian autentik?

1.2.4 Apa tujuan penilaian autentik?

1.2.5 Apa saja jenis-jenis penilaian autentik?

1.2.6 Bagaimana prinsip, pendekatan dan teknik penilaian autentik?

2
1.3 TUJUAN PEMBUATAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:

1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian autentik

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana karakteristik penilaian autentik

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penilaian autentik

1.3.4 Untuk mengetahui apa tujuan penilaian autentik

1.3.5 Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian autentik

1.3.6 Untuk mengetahui Prinsip, pendekatan dan teknik penilaian autentik

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi


peneliti dan pembaca untuk dapat memahami tentang bagaimana penilaian
autentik di SD. Dan di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan bagi
pembaca dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian berikutnya.

3
BAB II

KERANGKA UMUM

2.1 LANDASAN TEORITIS

2.1.1 PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK

Istilah penilaian autentik tersusun dari dua kata yaitu penilaian dan
autentik. Penilaian (assessment) adalah suatu kegiatan untuk melakukan prosedur
pengukuran (kuantitatif) melalui pengujian, pengamatan, pencatatan dan
pendokumentasian informasi secara langsung atau tidak langsung tentang peserta
didik atau program. Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik dalam
pengumpulan data untuk perumusan keputusan terhadap efektifitas dan
keberhasilan suatu program berdasarkan prosedur operasi standar dan prinsip-
prinsip ilmiah secara tepat. Mengacu pada Permendikbud Nomor 23 tahun 2013,
standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Menurut Trianto beliau menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu usaha


untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh siswa.

Penilaian merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan


keberhasilan proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan
informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan
membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Guru
harus menyadari bahwa kemajuan peserta didik merupakan salah satu indikator
keberhasilannya.

Dalam Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian,


dinyatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari input (masukan), proses, dan output
(keluaran).

4
Menurut Nurhadi (2004: 172) penilaian otentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa
tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian


otentik adalah penilaian yang mencakup sikap, keterampilan dan kemampuan
yang dimiliki peserta didik dan mereka mampu mengamalkan dalam kehidupan
riil. Dalam penilaian autentik, selain memperhatikan aspek kompetensi sikap
(afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan kompetensi keterampilan
(psikomotorik) serta variasi instrument atau alat tes yang digunakan harus
memperhatikan input, proses dan output peserta didik.

Grant (1990) dalam Widodo (2009:68) mengemukakan bahwa suatu


penilaian dikatakan autentik jika penilain itu memeriksa/menguji secara langsung
perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan tugas intelektual yang layak. Jadi,
penilaian autentik (authentic assessment) sebenarnya adalah suatu istilah yang
diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian.

Dengan demikiaan, suatu asesmen dikatakan “autentik” apabila:

1. Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai.


2. Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan
yang bermanfaat, penting, dan bermakna.
3. Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan
informasi/keterampilan akademik pada situasi nyata dan untuk maksud
yang jelas.
4. Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat.
5. Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif peserta didik
dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya.

5
6. Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/
perstasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak.
7. Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemostrasikan apa yang
mereka katahui dalam suatu konteks kehidupan nyata

2.1.2 KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK

Penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik akan memberikan


informasi yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses belajar mengajar yang
telah dilakukan.

Adapun karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut: Nurhadi


mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).


2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi yang diukur
keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.
4. Berkesinambungan.
5. Terintegrasi.
6. Dapat digunakan sebagai umpan balik.
7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.

Sedangkan menurut Kunandar (2013: 38-39) ciri-ciri penilaian autentik


yaitu:

1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasilatau


produk.
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.
5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan bagian-
bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat
menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.

6
6. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitas).

2.1.3 LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN AUTENTIK

Langkah- langkah Penilaian Autentik Dalam menerapkan asesmen kinerja


perlu memperhatikan beberapa tahapan. Berikut langkah-langkah yang perlu
diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain:

a. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang


akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.
b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang
terbaik.
c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi
selama siswa melaksanakan tugas.
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati atau
karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
dapat diamati .

2.1.4 TUJUAN PENILAIAN AUTENTIK

Implementasi penilaian autentik merupakan sesuatu yang tepat


dilakukan oleh pemerintah kepada guru di sekolah. Tujuan dari penilaian
autentik menurut Kunandar diantaranya sebagai berikut:

a. Melacak kemajuan siswa


Guru dapat melacak kemajuan siswa dengan melakukan penilaian. Untuk
melihat hasil belajar siswa meningkat ataukah menurun. Selain itu guru jga dapat
menyusun profil siswa terkait hasil yang dicapai secara periodik.

7
b. Mengecek ketercapaian kompetensi siswa
Guru dapat melakukannya dengan menggunakan penilaian bagi siswanya
apakah sudah mencapai kompetensi sesuai yang diharapkan atau belum. Sehingga
dengan mengetahui itu nanti guru mampu mengambil tindakan bagi siswa yang
tertinggal yang belum mampu mencapai kompetensi siswa sesuai taget.

c. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai siswa


Guru dapat mendeteksi apa yang belum dikuasai siswa sehingga guru
dapat mengambil tindakan tertentu yang sesuai dengan kondisi untuk mencapai
kompetensi yang bisa dicapai siswa, baik memperbaiki teknik, taktik, gaya,
metode maupun strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar yang menarik dan mudah dipahami siswa.

d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi siswa


Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar bagi guru dalam
memberikan umpan balik kepada siswa untuk perbaikan siswa yaitu sebagai
bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang masih rendah.
Menurut Daryanto dan Herry Sudjendro menyatakan bahwa penilaian
autentik memiliki beberapa tujuan diantaranya:
a. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.
b. Menentukan kebutuhan pembelajaran.
c. Membantu dan mendorong siswa.
d. Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan siswa lebih baik.
Menentukan strategi pembelajaran Akuntabilitas lembaga.
e. Meningkatkan kualitas pendidikan.
Terkait pendapat dari beberapa ahli diatas, maka tujuan dari penilaian
autentik dapat dinyatakan bahwa tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah
untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru
dalam pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam
pembelajaran tematik.

8
2.1.5 JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK

Penilaian autentik menurut jenisnya ada empat (4) yaitu:


a. penilaian kinerja
b. penilaian proyek
c. penilaian portofolio dan
d. penilaian tertulis.

a. Penilaian kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya.
Kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Fokus utama dari kinerja yang akan
dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati, urutan dari kemampuan
atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.

b. Penilaian Proyek
Project assessment merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Selama
mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuannya. Ada tiga hal
yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.

9
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
proyek. Dalam kaitan ini kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar
cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam
bentuk poster atau tertulis.

c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain
yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh
topik atau mata pelajaran tertentu.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio .

1
d. Penilaian Tertulis
Tes tertulis terdiri atas memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban terdiri atas pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian sedapat mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada
tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh
nilai yang sama.
Tes tertulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban,
yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-
response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru.
Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil
belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

2.1.6PRINSIP, PENDEKATAN DAN TEKNIK PENILAIAN


AUTENTIK

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada Kurikulum 2013


penilaian peserta didik di dasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,


menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pelaporannya.

1
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak


internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.


PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK).
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan
belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya
dukung, dan karakteristik peserta didik.
Di atas telah disebutkan standar penilaian kurikulum 2013 mengedepankan
prinsip-prinsip kejujuran dan aspek-aspek berupa knowledge, skill, dan attitude.
Adapun teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Penilaian Kompetensi Sikap


Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikapmelalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer review) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sejawat adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan
penugasan.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

1
tertentu dengan menggunakan tes praktik, tes projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen harus
memenuhi syarat mempresentasikan kompetensi yang dinilai, susunan penilaian
sudah sesuai dengan syarat yang berlaku serta bahasa harus komunikatif dan
mudah dimengerti oleh peserta didik.

1
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian di laksanakan di SD Negeri 054945 Dogang. Yang


beralamatkan di Jln Merdeka, Dusun III Tengah, Desa Dogang, Kec. Gebang,
Kab. Langkat, Prov. Sumatera Utara.

Tanggal pelaksanaan penelitian 14 Maret 2023, pukul 08.00, bel masuk.


Pemilihan lokasi dilakukan secara terencana dan dengan penuh pertimbangan
secara matang.

3.2 SUBJEK PENELITIAN

Penelitian di tujukan pada guru kelas I dan siswa/siswi kelas I SD Negeri


054945 Dogang.

Nama guru kelas I : RUSMIKE SITUMORANG, S.Pd

Nip 19630520 198604 2 001

Jenis kelamin : PEREMPUAN

Tangal lahir : 20 MEI 1963

Agama : ISLAM

3.3 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan


pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang
menekankan pemahaman mendalam yang berusaha untuk mendapatkan arti yang
lebih dalam dari pengalaman manusia, mengembangkan teori yang ada dan
pengamatan atau observasi yang tidak ditampilkan dalam bentuk angka-angka
(Rubin, 2014).

1
Penelitian ini berusaha menggambarkan secara jelas dan sistematis tentang
autentik di sekolah dasar. Penelitian kualititif deskriptif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya.
Pengumumpulan datanya di peroleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mengumpulkan data. Tanpa
mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam menemukan kebenaran
terhadap masalah yang dikemukakan, secara umum data diperoleh melalui:

3.4.1 Observasi

Observasi didefenisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan


mencermati serta “merekam” perilaku Secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Data yang diperoleh dari metode observasi dari penelitian bagaimana
penilaian autentik di SDN 054945 DOGANG. Observasi ialah suatu kegiatan
mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau
diagnosis.

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang dimana salah satunya


bertujuan unntuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan
tertentu. Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan
oleh setidaknya dua orang atas dasar ketersediaan, dimana arah pembicaraan
mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan
kepercayaan sebagai landasan utama dalam proses memahami. Wawancara yang
dilakukan penulis yaitu wawancara tertulis dengan cara berhadapan secara
langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan
dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat re-

1
ceking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan
yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk
surat, catatan harian, cendra mata, laporan, artefak, dan foto.pada penelitian ini
bentuk dokumentasi yang tersimpan adalah foto, record suara sebagai bukti
kevalidan penelitian.

1
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Nama sekolah : SD Negeri 054945 Dogang

Alamat sekolah : Jl. Merdeka, Dusun III Tengah, Desa Dogang,


Kecamatan Gebang, Kab Langkat, Provinsi
Sumatera Utara

Email : sdn054945@gmail.com

Nama kepala sekolah : Herliyani, S.Pd

Npsn 10200912

Status : Negeri

Bentuk pendidikan : SD

Jumlah guru : 16 tenaga pendidik

Guru laki-laki : 1 guru laki-laki

Guru perempuan : 15 guru perempuan

Kurikulum : k13 dan kurikulum merdeka

Nama wali kelas : RUSMIKE SITUMORANG, S.Pd

Jumlah siswa 31

Siswa laki-laki : 12 siswa

Siswi perempuan : 19 siswi

Mata kuliah : Penilaian Autentik Di SD

Waktu pelaksanaan : Pada tanggal 14 Maret 2023, 08.00/selesai

1
Penilaian di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan, dimana penilaian dilakukan untuk mengukur hasil keberhasilan siswa
dalam proses pemahamannya akan pelajaran yang telah disampaikan. Penilaian
dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek seperti, keterampilan siswa,
kerajinan siswa, dan kepintaran siswa. Sekolah SDN 054945 DOGANG
merupakan sekolah yang telah menerapkan penilaian autentik di sekolah.

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari mini riset yang kami lakukan di SDN 054945
DOGANG tentang penilaian autentik di sekolah dasar dengan narasumber
penelitiannya yaitu ibu Rusmike Situmorang , S.Pd

Penilaian merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai acuan perbandingan


dalam mengukur hasil belajar siswa. Sekolah Dasar Negeri 054945 Dogang
merupakan sekolah yang dimana didalamnya telah menerapkan kurikulum
merdeka sebagian. Di sekolah tersebut penerapan kurikulum merdeka belun
diterapkan secara menyeluruh. Pada kelas I dan kelas IV telah menggunakan
kurikulum merdeka, sedangkan pada kelas II, III, V dan VI masih menggunakan
kurikulum 2013. Pada sistem kurikulum merdeka, guru SDN 054945 DOGANG
mengambil sampel penilaian dari semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Penilaian diambil dari tugas pr,tugas disekolah, uts, uas begitu juga dengan
kerajinan dan keterampilan serta adab dan kebiasaan sehari-hari siswa. Dengan
adanya penilaian ini akan menjadi acan dalam menentukan nilai akhir siswa.
Dengan adanya perbedaan kurikulum ini, tidak menjadikan penerapan penilaian
setiap kelas berbeda-beda.

Faktor faktor yang dijadikan guru sebagai acuan dalam menentukan nilai
pada siswa yakni:

1. Ditinjau dari bagaimana tingkat belajar dan kerajinan di dalam kelas


2. Mampu melaksanakan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru serta
mendengarkan arahan-arahan guru.

1
3. Dilihat dari bagaimana sikap mereka didalam kelas, adab ketika berbicara
pada guru dan pada teman, serta adab bergaul dan adab ketika bertemu
guru.
4. Memperhatikan respon siswa dalam pembelajaran, tertarik atau tidaknya
mereka dalam pembelajaran,serta bentuk kesiapan mereka ketika akan
memulai pembelajaran.

Belajar merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang yang


menyebabkan adanya perubahan tingkah laku pada bidang pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap. Peserta didik merupakan subyek
pembelajaran,dimana peserta didik harus diberikan kesempatan yang seluas-
luasnya untuk menemukakan ide, gagasan, kreatifitas, interaksi dan lain
sebagainya, dan tugas untuk merubah, membangkitkan semangat serta motivasi
belajar pada siswa adalah tugas seorang guru. Disamping hal tersebut terdapat
beberapa hal yang menjadi sebuah problematika serius bagi seorang guru dalam
menghadapi siswa, yakni:

1. Tingkat kemauan belajar anak yang rendah


2. Anak sering absen atau tidak masuk sekolah.

Pada situasi seperti ini, guru akan melibatkan orang tua dalam
menyelesaikan permasalah ini. Seperti yang kita ketahui, siswa membutuhkan
perhatian dan kasih sayang lebih baik dari guru maupun orang tua. Jadi
bagaimana sikap dan kebiasaan anak di sekolah, itu tergantung bagaimana sikap
dan kebiasaannya di rumah. Dan faktor dan problematika terbesar bagi guru
dalam mengajar adalah penggunaan handphone secara berlebihan bagi siswa.
Hal ini, juga dapat menjadi tantangan terbesar bagi seorang guru. Dimana seorang
guru harus mampu mengontrol anak yang cepat bosan dalam belajar, tidak mampu
mengontrol emosi dan lain sebagainya.

Aspek-aspek yang menjadi perhatikan guru dalam pengambilan nilai pada


siswa, selain di tinjau dari kepintarannya, juga dilihat dari kerapian tulisannya,
keaktifannya, kreatifitasnya, seni kerajian yang di hasilkannya, dan kebersihan

1
yang diterapkannya. Semua kegiatan yang dilakukan anak dicantumkan dalam
lembar penilaiannya. Dengan adanya komunikasi yang sehat antar guru san siswa,
akan lebih mempermudah guru dalam proses pemberian nilai pada siswa.

Dalam sistem penilaian yang dilakukan oleh buk morang di sdn 054945
dogang, dalam penilaian, yang paling berpengaruh besar pada penentuan nilai
adalah kemampuan kognitif anak. Lalu, bagaimana jika ada seorang sisiwa yang
pintar tetapi tata adabnya kurang? Begini tangapan buk morang, penilaian akan
capaian kognitif anak, tidak dapat diganggu gugat. Kognitif tetap menjadi satu
acuan tertinggi dalam proses pemberian penilaian. Dalam perbaikan adab dan
sikap anak, seiring berjalannya waktu dengan disertai dan diiringi dengan
pendekatan, penguatan, pengertian, motivasi yang diberikan secara
berkesinambungan, secara perlahan akan mampu merubah sikap anak.

Untuk memajukan tingkat kognitif anak, selaku guru kita sesekali perlu
menyiapkan reward untuk membangkitkan semangat serta motivasi siswa agar
tingkat belajar anak jauh lebih meningkat. Dan pada akhir pembelajaran, buk
morang akan mengadakan kuis tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman
peserta didik pada pembelajaran yang telah dijalani. Dan hasil kuis tersebut
dimasukkan kedalam catatan penilaian buk morang.

Menurut buk morang, ketika disekolah guru memiliki tugas mendidik dan
mengajar. Ketika mengajar, guru memiliki sekitar 40% tugas untuk mendidik,
dalam konteks penanaman karakter pada siswa seperti bagaimana cara guru
mengajarkan dan memberikan pengertian adab dan bagaimana guru mendidik
siswa agar mampu bertata krama, bertata bahasa dan bicara yang baik dan sopan
pada guru, teman, dan orang lain. Dan pada 60% nya, guru bertugas untuk
mengajar, yakni memberikan ilmu pada siswa lewat pembelajaran yang di
lakukan guru di dalam kelas.

Penilaian disekolah SDN 054945 DOGANG, telah memenuhi standart


penilaian autentik. Penilaian yang sudah bersifat sistematis dan terarah, penilaian
yang dilakukan telah memenuhi dan mencakup ke 3 ranah yang dituju, yakni :

2
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Penilaian yang dilakukan pada
peserta didik tidak hanya terbatas pada kemampuan kognitif anak saja melainkan
juga pada kerajinan, adab dan sopan santun, pengerjaan tugas rumah dan sekolah,
dan keterampilan anak di dalam kelas.

Satu pesan yang disampaikan oleh buk morang pada kami adalah :

“ Jadilah seorang pendidik dan seorang ibu yang mendidik dengan teliti, bukan
seorang pendidik dan seorang ibu yang mendidik dengan asal-asalan dan
berpegang pada konsep yang penting jadi” (buk morang, 2023).

2
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penilaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap guru untuk
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan anak dalam pembelajaran. Penilaian
adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kemampuan yang
dimiliki peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Penilaian autentik adalah
suatu alat ukur untuk mengukur hasil belajar siswa secara konferehensif
(menyeluruh). Untuk mendapatkan nilai hasil belajar yang konferehensif dimulai
dari input (kegiatan awal masuk keals), middle (proses pembelajaran), dan
output(hasil belajar).

Penilaian autentik dilakukan dengan memerhatikan ranah ranah yang akan


dinilai seperti:

1. Kognitif (pengetahuan)
2. Afektif (sikap)
3. Psikomotorik (keterampilan).

Jadi untuk memajukan tingkat belajar siswa agar mencapai tingkat


penilaian yang layak guru harus mampu menjalankan tugasnya sebagai pendidik
dan pengajar. Pemberian motivasi, penguatan, dan pengertian yang harus
dilakukan secara berkesinambungan agar mampu memajukan tingkat belajar anak.

5.2 SARAN

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan wawasan bagi kita
sebagai calon guru agar dapat memahami apa sebenarnya penilaian atutentik dan
bagaimana penerapan penilaian atutentik disekolah dasar. Juga diharapkan agar
seluruh sekolah di indonesia mampu menerapkan penilain autentik disekolahnya
masing-masing, agar terwujudnya kehidupan pendidikan yang lebih baik.

2
DAFTAR PUSTAKA

Diani Aulia A, S. (2022). Peran guru dalam penilaian autentik pada pembelajaran
tematik di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6, 4354-4354.

Habibah, N. (2022, Januari). Pelaksanaaan penilaian autentik pada pembelajaran


tematik di sekolah dasar. Magester pendidikan dasar, Mahesa, 1, 37-38.

Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan
Pengembangan keilmuan penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014.hal.120.

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013),hal.35

Mukhtarilyas. (2018). Dipetik April 4, 2023, dari Steemit:


https://steemit.com/indonesia/@mukhtarilyas/siswa-sebagai-subyek-dalam
-proses-belajar-mengajar.

Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini


TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. (Jakarta: Kencana,2011),hal.253.

2
LAMPIRAN

DOKUMENTASI DENGAN NARASUMBER

BIODATA NARASUMBER

Nama : RUSMIKE SITUMORANG, S.Pd

Nip 19630520 198604 2 001

Alamat : Dusun III Dogang

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 20 Mei 1963

Agama : Islam

Pendidikan : S1 (2005)

Pekerjaan : Tenaga pendidik di SDN 054945 DOGANG

2
PEDOMAN WAWANCARA

Tanggal wawancara : 14 Maret 2023

Waktu : 08.00/selesai

Tempat wawancara : SDN 054945 DOGANG

Pertanyaan :

1. Bagaimana cara seorang guru dalam pemberian nilai pada siswa?


2. Faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam pemberian nilai pada
siswa?
3. Masalah apap yang sering di temui guru dalam pemberian nilai siswa?
4. Jika terdapat siswa yang pintar tetapi kurang dalam tata krama dan bicara
bagaimana proses penilaiannya?
5. Apakah sekolah SDN 054945 DOGANG telah melaksanakan sistem
penilaian autentik yang benar dan terarah?

Jawaban :

Telah diuraikan didalam pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai